BAB III
ANALISA CURAH HUJAN RENCANA
3.1. UMUM
Analisa curah hujan Rencana atau distribusi frekuensi ini dimaksudkan untuk
mendapatkan besaran curah hujan rencana yang ditetapkan berdasarkan patokan
perancangan tertentu. Untuk keperluan analisa ditetapkan curah hujan dengan
periode ulang 5, 10, 20, 25, 50, 100, 200, 500 dan 1000 tahun.
Dalam studi ini analisa curah hujan rencana akan dilakukan dengan menggunakan
metode E.J. Gumbel, Log Pearson Tipe III, Normal dan Log Normal. Untuk
menetapkan metode mana yang dapat diterapkan, maka akan dipilih setelah
dilakukan pengujian tingkat kesesuaiannya.
Maksud dari uji pemilihan distribusi frekuensi curah hujan ini adalah guna
mengetahui jenis sebaran data curah hujan yang ada serta distribusi frekuensi
yang sesuai guna perhitungan hujan rancangannya.
Sehubungan dengan uji sebaran/distribusi frekuensi curah hujan terdapat
beberapa jenis sebaran/distribusi frekuensi yang umum kita ketahui antara lain :
Normal, Log Normal, E.J. Gumbel Tipe I, Log Pearson III. Masing-masing jenis
sebaran tersebut mempunyai sifat khas sebagai berikut :
Distribusi Normal
Cs 0
Ck = 3
Distribusi Gumbel
Cs = 1,1396
Ck = 5,4002
Guna pengujian jenis distribusi atau sebaran data, perlu dihitung harga-harga
koefisien varian (Cv), koefisien skewness (Cs) dan koefisien kurtosis (Ck) dengan
rumus sebagai berikut:
n
X =∑ Xi / n
i=1
S=
Cv=
√ ∑ ( Xi−X )2
i=1
S
n−1
X
n
3
n×∑ ( Xi− X )
i =1
Cs=
( n−1 )×( n−2 )×S3
n
n2 ×∑ ( Xi− X )4
i =1
Ck=
( n−1 ) ×( n−2 ) ×( n−3 )×S 4
Dimana :
X = rata-rata hitung
Xi = data ke i (1,2,3, ……..,n)
n = banyaknya data
S = deviasi standar
Cv = koefisien variasi
Cs = koefisien asimetri atau skewness
Ck = koefisien kurtosis
Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :
Distribusi Normal Distribusi Log Normal Distribusi Gumbel Distribusi Log Pearson
-0.05<Cs<0.05 Cs = 3.Cv CS>1.1395
2.7<Ck<3.3 Cs selalu Positif Ck>5.4
B. Stasiun Tuntungan
Tabel 3. 3. Curah Hujan Maksimum Stasiun Tuntungan Terurut
Distribusi Normal Distribusi Log Normal Distribusi Gumbel Distribusi Log Pearson
-0.05<Cs<0.05 Cs = 3.Cv CS>1.1395
2.7<Ck<3.3 Cs selalu Positif Ck>5.4
Metode yang dianjurkan dalam pemakaian distribusi Log Pearson ialah dengan
mengkonversikan rangkaian datanya menjadi bentuk logaritmis. Bentuk komulatif
dari distribusi Log-Pearson Tipe III dengan nilai variatnya X apabila digambarkan
pada kertas peluang logaritmik (logarithmic probability paper) akan merupakan
model matematik persamaan garis lurus. Tahapan untuk menghitung hujan
rancangan maksimum dengan metode Log-Pearson Tipe III adalah sebagai
berikut (Suwarno, 1995: 142):
Hujan harian maksimum diubah dalam bentuk logaritma.
Menghitung harga logaritma rata-rata dengan rumus :
Logx =
∑ Logxi
n
Menghitung harga simpangan baku dengan rumus :
2
∑ ( Logx i − Logx )
Si=
√ n−1
Menghitung harga koefisien asimetri dengan rumus :
3
n∑ ( Logx i−Logx )
Cs=
( n−1) ( n−2 ) Si3
Menghitung logaritma hujan rancangan dengan kala ulang tertentu dengan
rumus:
LogX = Logx +K . S i
T
Menghitung antilog XT untuk mendapatkan curah hujan rancangan dengan
kala ulang tertentu.
Untuk perhitungan distribusi frekuensi metode Log Pearson III Stasiun Tongkoh
Karo dan Stasiun Tuntungan dapat dilihat pada tabel-tabel sebagai berikut.
A. Stasiun Tongkoh Karo
Tabel 3. 6. Perhitungan Curah Hujan Rencana (Distribusi Log Pearson
Tipe III) Stasiun Tongkoh Karo
Distribusi Log Pearson Tipe III
3
No. Tahun Xi (mm) P (%) Log Xi Log Xi-Log X (Log Xi-Log X)
1 2005 81.000 7.692 1.908 -0.125 -0.001973
2 2008 84.000 15.385 1.924 -0.110 -0.001318
3 2009 94.000 23.077 1.973 -0.061 -0.000225
4 2009 94.000 30.769 1.973 -0.061 -0.000225
5 2015 101.000 38.462 2.004 -0.030 -0.000026
6 2007 112.000 46.154 2.049 0.015 0.000004
7 2014 113.000 53.846 2.053 0.019 0.000007
8 2006 114.000 61.538 2.057 0.023 0.000012
9 2004 122.000 69.231 2.086 0.052 0.000144
10 2004 122.000 76.923 2.086 0.052 0.000144
11 2013 135.000 84.615 2.130 0.096 0.000896
12 2012 145.000 92.308 2.161 0.127 0.002070
Jumlah 1317.000 24.407
Rerata 109.750 2.034
Stand. Dev 19.717 0.079
Sumber : Perhitungan
B. Stasiun Tuntungan
Tabel 3. 8. Perhitungan Curah Hujan Rencana (Distribusi Log Pearson
Tipe III) Stasiun Tuntungan
Distribusi Log Pearson Tipe III
3
No. Tahun Xi (mm) P (%) Log Xi Log Xi-Log X (Log Xi-Log X)
1 1992 71.500 3.846 1.854 -0.217 -0.010215
2 2004 76.000 7.692 1.881 -0.190 -0.006910
3 1991 83.000 11.538 1.919 -0.152 -0.003526
4 2008 83.000 15.385 1.919 -0.152 -0.003526
5 2009 86.000 19.231 1.934 -0.137 -0.002559
6 2000 93.000 23.077 1.968 -0.103 -0.001086
7 1999 94.000 26.923 1.973 -0.098 -0.000946
8 1995 95.000 30.769 1.978 -0.094 -0.000819
9 1993 99.000 34.615 1.996 -0.076 -0.000433
10 2002 99.000 38.462 1.996 -0.076 -0.000433
11 2012 104.300 42.308 2.018 -0.053 -0.000149
12 2014 105.000 46.154 2.021 -0.050 -0.000126
13 2010 106.300 50.000 2.027 -0.045 -0.000090
14 2003 118.000 53.846 2.072 0.001 0.000000
15 1997 126.800 57.692 2.103 0.032 0.000032
16 1998 128.000 61.538 2.107 0.036 0.000046
17 2013 140.000 65.385 2.146 0.075 0.000419
18 1996 141.500 69.231 2.151 0.079 0.000502
19 2001 145.000 73.077 2.161 0.090 0.000731
20 1994 148.500 76.923 2.172 0.100 0.001013
21 2006 159.000 80.769 2.201 0.130 0.002203
22 2011 175.000 84.615 2.243 0.172 0.005067
23 2005 190.000 88.462 2.279 0.207 0.008931
24 2015 209.800 92.308 2.322 0.251 0.015724
25 2007 219.000 96.154 2.340 0.269 0.019501
Jumlah 3095.700 51.782
Rerata 123.828 2.071
Stand. Dev 41.388 0.137
Sumber : Perhitungan
Uji ini digunakan untuk menguji simpangan horisontal yaitu selisih/ simpangan
maksimum antara distribusi teoritis dan empiris (D maks) dimana dihitung dengan
persamaan :
D maks = [ Sn - Px]
dimana :
Dmaks = selisih data probabilitas teoritis dan empiris
Sn = peluang teoritis
Px = peluang empiris
Kemudian dibandingkan antara D maks dan Dcr. Apabila D maks < Dcr, maka
pemilihan metode frekuensi tersebut dapat diterapkan untuk data yang ada.
Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Data hujan diurutkan dari kecil ke besar
2. Menghitung Sn (x) dengan rumus Weibull sebagai berikut:
Sn = m/(n-1)*100%
dimana :
P = probabilitas (%)
m = nomor urut data dari seri yang diurutkan
n = banyaknya data
3. Menghitung probabilitas terjadi (Pr)
Untuk perhitungan uji smirnov – kolmogorov distribusi Log Pearson Tipe III
Stasiun Tongkoh Karo dan Stasiun Tuntungan dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Keterangan :
[1] = Nomor [5] = (LogXi-LogX)/SlogX
[2] = Data [6] = (Interpolasi berdasarkan nilai Cs dan K)/100
[3] = Log Xi [7] = 1-[6]
[4] = [1]/[n+1] dimana, n = jumlah data [8] = [7]-[4]
EF = n/K
Jumlah kelas distribusi dihitung dengan persamaan sbb :
K = 1 + 3,22 log n
dimana :
OF = nilai yang diamati (observed frequency)
EF = nilai yang diharapkan (expected frequency)
K = jumlah kelas distribusi
n = banyaknya data
Agar distribusi frekuensi yang dipilih dapat diterima, maka harga X 2 < X2Cr, harga
X2Cr dapat diperoleh dengan menentukan taraf signifikasi dengan derajat
kebebasannya (level significant).
Untuk perhitungan uji chi square distribusi Log Pearson Tipe III Stasiun Tongkoh
Karo dan Stasiun Tuntungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini sebagai berikut.
Tabel 3. 12. Perhitungan Uji Chi Square Distribusi Log Pearson Tipe III Stasiun
Tongkoh Karo
b. UJI CHI SQUARE
Persamaan Log Person : Log X = Log X + K.SlogX
Dari persamaan Struges G = 1+3,322 Log n, maka
Pembagian Sub Group sebanyak = 5
Interval peluang = 0.200
Uji Chi Square Distribusi Log Pearson Tipe III
No. Pr K Log X X Batas Kelas Oi Ei (Oi-Ei)2/Ei
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 80 -0.841 1.968 92.824 X ≤ 92.824 2 2.40 0.07
2 60 -0.268 2.013 102.991 92.824 < X < 102.991 3 2.40 0.15
3 40 0.294 2.057 114.050 102.991 < X < 114.050 3 2.40 0.15
4 20 0.846 2.101 126.053 114.050 < X < 126.053 2 2.40 0.07
5 X ≥ 126.053 2 2.40 0.07
Keterangan :
[1] = Nomor [6] = batas kelas sesuai dengan nilai X
[2] = Probabilitas yang terjadi [7] = jumlah data sesuai dengan batas kelas
[3] = interpolasi berdasarkan nilai Pr dan Cs [8] =SOi/n, dimana n = jumlah subgrup
[4] = Log X + G.SlogX [9] = ([7]-[8])2/[8]
[5] = antilog [4]
Tabel 3. 13. Perhitungan Uji Chi Square Distribusi Log Pearson Tipe III Stasiun
Tuntungan
b. UJI CHI SQUARE
Persamaan Log Person : Log X = Log X + K.SlogX
Dari persamaan Struges G = 1+3,322 Log n, maka
Pembagian Sub Group sebanyak = 6
Interval peluang = 0.167
Uji Chi Square Distribusi Log Pearson Tipe III
No. Pr K Log X X Batas Kelas Oi Ei (Oi-Ei)2/Ei
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 83 -0.980 1.937 86.419 X ≤ 86.419 4 4.17 0.01
2 67 -0.505 2.002 100.436 86.419 < X < 100.436 6 4.17 0.81
3 50 -0.067 2.062 115.354 100.436 < X < 115.354 3 4.17 0.33
4 33 0.423 2.129 134.717 115.354 < X < 134.717 3 4.17 0.33
5 17 0.983 2.206 160.817 134.717 < X < 160.817 5 4.17 0.17
6 X ≥ 160.817 4 4.17 0.01
Keterangan :
[1] = Nomor [6] = batas kelas sesuai dengan nilai X
[2] = Probabilitas yang terjadi [7] = jumlah data sesuai dengan batas kelas
[3] = interpolasi berdasarkan nilai Pr dan Cs [8] =SOi/n, dimana n = jumlah subgrup
[4] = Log X + G.SlogX [9] = ([7]-[8])2/[8]
[5] = antilog [4]
Hasil analisa hujan rancangan metode Log Pearson Tipe III merupakan hujan
rancangan titik dan untuk menjadikan hujan rancangan daerah maka, harus
dikalikan dengan faktor reduksi luas DAS. Faktor reduksi luas DAS dapat
ditentukan sesuai dengan tabel di bawah ini. Hujan rancangan Stasiun yang telah
dikalikan dengan faktor reduksi luas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Luas DAS Bendungan Lausimeme = 99,823 km2
dengan melihat Tabel 4.18, maka didapatkan faktor reduksi luas DAS Bendungan
Lausimeme adalah sebesar 0,935.
Tabel 3. 15. Analisa Faktor Reduksi Luas DAS Curah Hujan Rencana
Distribusi Log Pearson Tipe III Stasiun Tongkoh Karo
Tabel 3. 16. Analisa Faktor Reduksi Luas DAS Curah Hujan Rencana
Distribusi Log Pearson Tipe III Stasiun Tuntungan
3.6.1. Analisa Curah Hujan Maksimum (PMP) dengan Metode Hersfield (WMO, VS)
X PMP X K .S
dimana:
XPMP = hujan banjir maximum boleh jadi
Gambar 3. 6. Grafik Hubungan Faktor Reduksi Luasan dengan Durasi Hujan dan
Luas Daerah Pengaliran
Sumber : Mc Kay, G.A., 1965 : Statistical estimates of precipitation extreme for the prairie
provinces
Untuk perhitungan curah hujan maksimum (PMP) Stasiun Tongkoh Karo dan
Stasiun Tuntungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini sebagai berikut.
Tabel 3. 17. Perhitungan Curah Hujan Maksimum (PMP) Stasiun Tongkoh
Karo
No. Tahun Ri
1 2005 81.00
2 2008 84.00
3 2009 94.00
4 2009 94.00
5 2015 101.00
6 2007 112.00
7 2014 113.00
8 2006 114.00
9 2004 122.00
10 2004 122.00
11 2013 135.00
12 2012 145.00
Jumlah 1317
Sumber: Hasil Perhitungan
2. Justifikasi Xp
2.1 Rata-rata data hujan maksimum tahunan = 109.75
2.2 Faktor Justifikasi Data Terukur (f1)-Grafik 3 = 1.038
2.3 Faktor Justifikasi Panjang data (f.2)-Grafik 5 = 1.06
2.4 Pendekatan Xp = 2.1 x 2.2 x 2.3 = 120.761
3. Perhitungan Nilai Km
3.1 Rata-rata data hujan maksimum tahunan = 109.750
3.2 Durasi Nilai Hujan Maksimum boleh Jadi = 24.000
3.3 Nilai Km didapat dari Grafik 2 = 14.77
4. Perhitungan Nilai Sp
4.1 Data n = 12-------> Sn = 19.717
4.2 Data n-1 = 11
-------> Sn-m = 17.090
4.3 Sn-m/Sn = 0.867
4.4 Faktor Justifikasi Data Terukur (f3) - Grafik 4 = 1.034
4.5 Faktor Justifikasi Panjang data (f4) - Grafik 5 = 1.193
4.6 Pendekatan Sp = 4.1 x 4.4 x 4.5 = 24.321
5. Perhitungan Nilai Xm
Xm = Xp + Km . Sp = 480.014
No. Tahun Ri
1 1992 71.50
2 2004 76.00
3 1991 83.00
4 2008 83.00
5 2009 86.00
6 2000 93.00
7 1999 94.00
8 1995 95.00
9 1993 99.00
10 2002 99.00
11 2012 104.30
12 2014 105.00
13 2010 106.30
14 2003 118.00
15 1997 126.80
16 1998 128.00
17 2013 140.00
18 1996 141.50
19 2001 145.00
20 1994 148.50
21 2006 159.00
22 2011 175.00
23 2005 190.00
24 2015 209.80
25 2007 219.00
Jumlah 3096
Sumber: Hasil Perhitungan
2. Justifikasi Xp
2.1 Rata-rata data hujan maksimum tahunan = 123.83
2.2 Faktor Justifikasi Data Terukur (f1)- Grafik 3 = 1.006
2.3 Faktor Justifikasi Panjang data (f.2)- Grafik 5 = 1.005
2.4 Pendekatan Xp = 2.1 x 2.2 x 2.3 = 125.191
3. P erhitungan Nilai Km
3.1 Rata-rata data hujan maksimum tahunan = 123.828
3.2 Durasi Nilai Hujan Maksimum boleh Jadi = 24.000
3.3 Nilai Km didapat dari Grafik 2 = 14.15
4. P erhitungan Nilai Sp
4.1 Data n = 25-------> Sn = 41.388
4.2 Data n-1 = 24
-------> Sn-m = 37.111
4.3 Sn-m/Sn = 0.897
4.4 Faktor Justifikasi Data Terukur (f3) - Grafik 4 = 0.917
4.5 Faktor Justifikasi Panjang data (f4) - G rafik 5 = 1.026
4.6 Pendekatan Sp = 4.1 x 4.4 x 4.5 = 38.934
5. P erhitungan Nilai Xm
Xm = Xp + Km . Sp = 676.172
2. Justifikasi Xp
2.1 Rata-rata data hujan maksimum tahunan = 123.83
2.2 Faktor Justifikasi Data Terukur (f1)-Grafik 3 = 1.006
2.3 Faktor Justifikasi Panjang data (f.2)-Grafik 5 = 1.005
2.4 Pendekatan Xp = 2.1 x 2.2 x 2.3 = 125.191
3. Perhitungan Nilai Km
3.1 Rata-rata data hujan maksimum tahunan = 123.828
3.2 Durasi Nilai Hujan Maksimum boleh Jadi = 24.000
3.3 Nilai Km didapat dari Grafik 2 = 14.15
4. Perhitungan Nilai Sp
4.1 Data n = 25-------> Sn = 41.388
4.2 Data n-1 = 24
-------> Sn-m = 37.111
4.3 Sn-m/Sn = 0.897
4.4 Faktor Justifikasi Data Terukur (f3) - Grafik 4 = 0.917
4.5 Faktor Justifikasi Panjang data (f4) - Grafik 5 = 1.026
4.6 Pendekatan Sp = 4.1 x 4.4 x 4.5 = 38.934
5. Perhitungan Nilai Xm
Xm = Xp + Km . Sp = 676.172
3.6.2. Kontrol Analisa Curah Hujan Maksimum (PMP) dengan Peta Isohiet PMP
Berdasarkan peta isohiet PMP Suamtera lembar 1 yang dikeluarkan oleh Balai
Bendungan Kementerian Pekejaan Umum diperoleh hasil perhitungan PMP Isohiet
DAS Lau Simeme yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sedangkan peta
isohiet PMP Sumatera lembar 1 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Tabel 3. 19. Perhitungan Curah Hujan Maksimum (PMP) dengan Peta
Isohiet PMP DAS Lau Simeme
Nilai Kontur
Luas Pengaruh Nilai PMP
PMP Prosentase Luas
2
mm Km mm
550 13.91 0.139 76.64
600 14.49 0.145 87.10
650 35.56 0.356 231.56
700 35.86 0.359 251.47
99.82 Total PMP 646.769
Faktor Reduksi luas 0.935
PMP Isohiet 604.803
Sumber: Perhitungan
DAS LAUSIMEME
A. Curah Hujan Maksimum (PMP) dengan Peta Isohiet PMP DAS Lau Simeme
Dari analisa curah hujan maksimum (PMP) dengan Peta Isohiet PMP seperti
pada tabel 3.19. diperoleh nilai sebesar 646.77 mm. Curah hujan tersebut
merupakan curah hujan titik dan untuk menjadikan curah hujan daerah maka
harus dikalikan dengan faktor reduksi luas DAS, sehingga nilai curah hujan
PMP sebesar 604.803 mm.
B. Curah Hujan Maksimum (PMP) metode Hersfield (WMO, VS) Stasiun Hujan
Tongkoh Karo
Analisa curah hujan maksimum (PMP) dengan metode Hersfield (WMO, VS)
Stasiun Tongkoh Karo diperoleh nilai sebesar 480.014 mm. Curah hujan
tersebut merupakan curah hujan titik dan untuk menjadikan curah hujan daerah
maka harus dikalikan dengan faktor reduksi luas DAS, sehingga nilai curah
hujan PMP sebesar 448.867 mm.
C. Curah Hujan Maksimum (PMP) metode Hersfield (WMO, VS) Stasiun Hujan
Tuntungan
Analisa curah hujan maksimum (PMP) dengan metode Hersfield (WMO, VS)
Stasiun Tuntungan diperoleh nilai sebesar 676.172 mm. Curah hujan tersebut
merupakan curah hujan titik dan untuk menjadikan curah hujan daerah maka
harus dikalikan dengan faktor reduksi luas DAS, sehingga nilai curah hujan
PMP sebesar 632.298 mm.
Kesimpulan :
Curah Hujan Maksimum (PMP) yang digunakan untuk perhitungan selanjutnya
adalah curah hujan PMP yang mempunyai nilai terbesar dan yaitu curah hujan
maksimum (PMP) metode hersfield (WMO, VS) Stasiun Tuntungan sebesar
632.298 mm.
Rekapitulasi hujan rancangan yang telah dikalikan dengan faktor reduksi luas
dapat dilihat pada tabel 3.19.
Tabel 3. 20. Curah Hujan Rencana Distribusi Log Pearson Tipe III Beberapa
Stasiun Hujan
Dari hasil perhitungan curah hujan rancangan kedua stasiun yang dipilih untuk
perhitungan selanjutnya adalah metode yang mempunyai nilai curah hujan
rancangan dengan kala ulang PMP yang paling mendekati dengan PMP Isohit
yaitu curah hujan rancangan stasiun Tuntungan.