NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
Kautsar Harmoni
E100100063
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
ANALISIS PERSEBARAN IKLIM KLASIFIKASI OLDEMAN DI PROVINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
(Analysis of Oldeman Climate Clasification Spreading in Daerah Istimewa Yogyakarta
Province)
ABSTRAK
Informasi iklim sangat diperlukan, karena dapat ditentukan jenis tanaman dan waktu
tanam yang cocok di suatu daerah. Iklim klasifikasi Oldeman membentuk zona agroklimat untuk
menetahui waktu tanam dan jenis tanaman yang sesuai. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
memiliki potensi pertanian yang sangat besar yang ditunjukan dengan besarnya luas area
pertanian dan tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi DIY. maka perlu
evaluasi kesesuaian antara informasi iklim Oldeman dengan implementasi di lapangan untuk
mengetahui manfaat informasi iklim Oldeman bagi petani. Sehingga penelitian ini berjudul
ANALISIS PERSEBARAN IKLIM KLASIFIKASI OLDEMAN DI PROVINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA. Penelilian ini bertujuan untuk (1) mengetahui persebaran iklim
dan zona agroklimat klasifikasi Oldeman, (2) menganalisis kesesuaian zona agroklimat Oldeman
dan kalender tanam di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan
adalah analisis data sekunder, pengolahan data sekunder meliputi penghitungan tipe iklim
Oldeman, pengolahan data spasial, dan analisis kesesuaian zona agroklimat klasifikasi Oldeman
dan kalender tanam. Hasil dari penelitian adalah peta persebaran iklim Oldeman dan peta
kesesuaian zona agroklimat klasifikasi Oldeman dengan kalender masa tanam. Hasil penelitian
menunjukan bahwa di daerah penelitian, memiliki enam tipe iklim Oldeman yaitu : iklim B2,
C2,C3, D3, D4, dan E4, dan daerah yang memiliki kesesuaian antara zona agroklimat Oldeman
dan kalender tanam di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bagian utara kecamatan
Pakem dan Kasihan, bagian barat kecamatan Turi dan Pakem, bagian selatan Kecamatan
Gamping, bagian tengah Kecamatan Lendah, dan sebagian kecil di timur Kecamatan Semin
iv
ABSTRACT
v
PENDAHULUAN besarnya kontribusi pertanian terhadap
PDRB Provinsi Daerah Istimewa
Iklim adalah kebiasaan alam yang Yogyakarta, pada tahun 2013 sektor
digerakan oleh beberapa unsur, antara lain : pertanian menyumbang 14,65% dari total
radiasi matahari, suhu udara, kelembaban PDRB, bahkan 3 Kabupaten di Provinsi DIY
udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan memiliki sektor pertanian yang menjadi
udara, dan angin (Kartasapoetra, 2004). penyumbang terbesar PDRB di masing-
berdasarkan gambaran iklim, dapat diketahui masing Kabupaten, yaitu Kabupaten Bantul
tipe vegetasi yang tumbuh dan waktu tanam 21,72%, Kulonprogo 26,36%, dan
yang sesuai di suatu tempat. (Irianto, dkk, Gunungkidul 36,49%.
2000) Seiring berkembangnya zaman,
Indonesia sebagai negara agraris pemerintah Indonesia telah membuat
harus menyesuaikan kegiatan pertanianya kalender tanam guna mempermudah petani
dengan unsur iklim, hal ini dikarenakan dalam mengelola pertanian dari segi
produktivitas tanaman dipengaruhi pemilihan jenis tanaman, pupuk, dan waktu
kebutuhan air dan berbagai unsur iklim tanam. Hal ini tentusangat berkaitan dengan
lainya, saat ini iklim masih menjadi faktor zonasi agroklimat klasifikasi Oldeman yang
pembatas pertanian karena kurangnya memiliki tujuan sama yaitu pemilihan jenis
kemampuan petani dalam memahami tanaman dan waktu tanam yang tepat untuk
karakteristik dan menduga iklim, sehingga pertanian. Maka perlu adanya kajian tentang
hasil yang didapat kurang memuaskan. kesesuaian antara teori zona agroklimat
Maka dengan adanya informasi tentang klasifikasi Oldeman dengan implementasi di
iklim, petani dapat menentukan jenis untuk mengetahui prosentase pemanfaatan
tanaman, penggunaan bibit, dan waktu informasi klasifikasi iklim bagi petani.
tanam untuk meminimalisir risiko kegagalan Berdasarkan uraian diatas maka perumusan
dalam pertanian. masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
Sistim klasifikasi iklim yang banyak 1. Bagaimana persebaran iklim dan
digunakan di Indonesia adalah klasifikasi zona agroklimat klasifikasi Oldeman
Oldeman. Klasifikasi ini sesuai untuk di Provinsi Daerah Istimewa
memetakan zona iklim, karena mengaitkan Yogyakarta?
hubungan antara iklim, jenis tanaman, dan 2. Bagaimana kesesuaian zona
waktu tanam yang sesuai di suatu tempat. agroklimat klasifikasi Oldeman
Oldeman membagi dalam lima zona iklim dengan kalender tanam di Provinsi
utama dan empat zona sub iklim. Zona iklim Daerah Istimewa Yogyakarta?
utama adalah zona yang didasarkan pada
bulan bulan basah berturut-turut, yaitu : zona Selaras dengan rumusan masalah diatas,
A, zona B, zona C, zona D, dan zoa E. maka tujuan penelitian adalah :
Sedangkan zona sub iklim adalah zona yang
didasarkan pada bulan kering berturut-turut, 1. Mengetahui persebaran iklim dan
yang terdiri dari : zona 1, zona 2, zona, 3, zona agroklimat klasifikasi Oldeman
dan zona 4. Setiap zona memiliki di Provinsi Daerah Istimewa
karakteristik tanaman, waktu panen, dan Yogyakarta?
tanam yang berbeda atau disebut zona 2. Bagaimana kesesuaian zona
agroklimat (Rafi’i, 1995) agroklimat klasifikasi Oldeman
Provinsi Daerah Istimewa dengan kalender tanam di Provinsi
Yogyakarta, memiliki potensi pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
yang besar, hal ini dibuktikan dengan
1
Metode Penelitian Mencari Data Hilang
2
membagi dalam dua tipe iklim yaitu tipe nilai, sehingga dapat diprediksi nilainya,
utama dan sub iklim. Tipe utama yaitu : sedangkan Zi adalah sekumpulan nilai
a. Tipe iklim A : bulan basah berturut- penduga. Nilai pembobot dalam interpolasi
turut lebih dari 9 bulan IDW dihitung dengan persamaan berikut :
b. Tipe iklim B : bulan basah berturut-
turut antara 7-9 bulan
c. Tipe iklim C : bulan basah berturut –
turut antara 5-6 bulan Keterangan : adalah nilai
d. Tipe iklim D : bulan basah berturut- pembobot dalam interpolasi IDW,sedangkan
turut antara 3-4 bulan adalah jarak antara titik pengamatan i
e. Tipe iklim E : bulan basah berturut- dengan titik yang diduga
turut kurang dari 3 bulan
Adapun ketentuan tipe sub Kesesuaian Zona Agroklimat Oldeman
iklim yaitu: dengan Kalender Tanam:
a. Tipe iklim 1 : bulan kering berturut-
turut kurang dari 1 bulan Analisis ini dengan mengetahui
b. Tipe iklim 2 : bulan kering berturut- kesesuaian zona agroklimat klasifikasi
turut antara 2-3 bulan Oldeman dan kalender tanam Provinsi
c. Tipe iklim 3 : bulan kering berturut- Daerah Istimewa Yogyakarta. Proses analisa
turut antara 4-6 bulan dilakukan dengan menggunakan teknik
d. Tipe iklim 4 : bulan kering berturut- overlay, yaitu tumpang susun peta yaitu peta
turut lebh dari 6 bulan agroklimat klasifikasi Oldeman dengan peta
(Klimatologi Dasar) kalender tanam, Sehingga dapat dikaji
prsentase implementasi zona agroklimat
Persebaran Iklim Oldeman : klasifikasi Oldeman dalam pengelolaan
pertanian di Provinsi Daerah Istimewa
Persebaran Iklim Klasifikasi Yogyakarta.
Oldeman : persebaran iklim klasifikasi
Oldeman menggunakaninterpolasi, metode HASIL PENELITIAN
interpolasi yang digunakan adalahInverse
Distance Weighting (IDW). Interpolasi IDW Persebaran Iklim Oldeman
yaitu metode yang menggunakan jarak dan
bobot pada nilai penduga untuk mengetahui Berdasarkan peta hasil persebaran
nilai pada titik di sekitarnya. Metode ini iklim klasifikasi Oldeman, Provinsi Daerah
mengasumsikan bahwa tiap titik input Istimewa Yogyakarta memiliki enam tipe
mempunyai pengaruh terhadap jarak, iklim Oldeman yaitu tipe B2, C2, C3, D3,
sehingga metode ini memberi bobot lebih D4, dan E4 yang tersebar di seluruh wilayah
tinggi terhadap jarak yang lebih dekat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
daripada jarak yang lebih jauh (NCGIA, Berikut persebaran tipe iklim dan zona
1997). Rumus IDW adalah sebagai berikut : agroklimat klasifikasi Oldeman di Daerah
Istimewa Yogyakarta :
∑ ( ) Tipe iklim B2 dengan zona
agroklimat Dua kali padi varietas umur
∑ ( )
pendek, musim kemarau yang pendek cukup
untuk palawija. tersebar di wilayah :
Keterangan : adalah adalah nilai
Kecamatan Cangkringan, bagian barat
yang didiga atau titik yang tidak memiliki
Kecamatan Turi, bagian utara Kecamatan
3
Pakem, bagian barat Kecamatan temon, dan Curah hujan yang dijadikan objek pada
bagian tengah Kecamatan Lendah, penelitian ini.
Gamping, dan Kasihan. Dengan total Pos Tipe iklim D3 dengan zona
curah hujan tipe iklim B2 sebanyak 5,3% agroklimat Hanya satu kali padi atau satu
dari total Pos Curah Hujan yang dijadikan kali palawija, tersebar di wilayah :
objek pada penelitian ini. Kecamatan Prambanan, sebagian wilayah
Tipe iklim C2 dengan zona kecuali bagian tengah pada kecamatan
agroklimat Tanam padi sekali, palawija Tepus, Panggang, Paliyan, Playen, Nglipar,
kedua jangan jatuh pada musim kemarau. Ngawen, Gedangsari, Banguntapan,
Tersebarh di wilayah : Kecamatan Pajangan, Ngaglik, Girimulyo, bagian barat
Kecamatan Ngampilan, Kecamatan Kecamatan Wonosari dan Tanjungsari,
Wirobrajan, Kecamatan Mantijeron. bagian bagian selatan Kecamatan Karangmojo
selatan Kecamatan Sentolo, bagian timur danPonjong, dan sebagian kecil di pinggiran
Kecamatan Temon, bagian selatan Kecamatan Girimulyo. Dengan total Pos
Kecamatan Pakem, bagian timur kecamatan curah hujan tipe iklim D3 sebanyak 10,8%
Semin, bagian utara dan selatan Kecamatan dari total Pos Curah hujan yang dijadikan
Turi, dan hampir seluruh Kecamatan objek pada penelitian ini.
Lendah, Gamping, dan Kasihan. Dengan Tipe iklim D4 dengan zona
total Pos curah hujan tipe iklim C2 sebanyak agroklimat satu kali padi atau satu kali
5,3% dari total Pos Curah hujan yang palawija, tersebar di wilayah : Kecamatan
dijadikan objek pada penelitian ini. Tepus, bagian tengah Kecamatan Ngawen,
Tipe iklim C3 dengan zona Gedangsari, Nglipar, Banguntapan, Ngaglik,
agroklimat agroklimat Tanam padi sekali, Playen, Paliyan, Bagian tenggara Kecamatan
palawija kedua jangan jatuh pada musim Wonosari, bagian Timur Kecamatan
kemarau. Tersebarh di wilayah : Kecamatan Tanjungsari, Pinggiran Kecamatan
Ngemplak, Sleman, Tempel, Sanden, purwosari, Kalasan, Samigaluh, Rongkop,
Srandakan, Kecamatan Galur, Wates, Semanu, dan seluruh Kecamatan Girisubo
Panjatan, Pengasih, Nanggulan, Moyudan, kecuali bagian Selatan. Dengan total Pos
Godean, Moyudan, Seyegan, Mlati, Imogiri, curah hujan tipe iklim D4 sebanyak 10,8%
Dlingo, Sewon, Bantul, Pandak, dari total Pos Curah hujan yang dijadikan
Bambanglipuro, Pundong, Kalibawang, objek pada penelitian ini.
Pandak, Berbah, bagian tengah Kecamatan Tipe iklim E4 dengan zona
Tepus, Kecamatan Panggang, bagian agroklimat hanya mungkin satu kali
selatan Kecamatan Girimulyo, bagian tengah palawija, tersebar di wilayah : bagian tengah
hingga utara Kecamatan Kokap, bagian Kecamatan Purwosari, Kalasan, Samigaluh,
tengah Kecamatan Sentolo, seluruh wilayah Rongkop, Samigaluh, dan bagian selatan
kecamatan Ponjong dan Karangmojo kecuali Kecamatan Girisubo Dengan total Pos curah
bagian selatan, bagian tengah bagian hujan tipe iklim E4 sebanyak 8,9% dari total
Kecamatan Semin, bagian barat Kecamatan Pos Curah hujan yang dijadikan objek pada
Depok, hampir seluruh wilayah Kota penelitian ini.
yogyakarta yang meliputi Kecamatan
Gondokusuman, jetis, Tegalrejo, Danurejan,
pakualaman, Umbulharjo, Mergangasan, dan
Gondomanan. Dengan total Pos curah hujan
tipe iklim C3 sebanyak 58,9% dari total Pos
4
Kesesuaian Zona Agroklimat Oldeman Kecamatan lendah, dan sebagian kecil
dan Kalender Tanam di timur Kecamatan Semin.
Berdasarkan hasil overlay peta SARAN
agroklimat iklim Oldeman dan peta kalender
tanam Provinsi Daerah Istimewa 1. Diperlukan renovasi terhadap pos
Yogyakarta, diketahui bahwa sebagian besar curah hujan yang rusak dan
zona agroklimat klasifikasi Oldeman tidak penambahan terhadap pos curah
sesuai dengan kalender tanam Provinsi hujan di tiap kecamatan, khususnya
Daerah Istimewa Yogyakarta, dari seluruh kecamatan yang belum memiliki pos
tipe iklim Oldeman, yang sesuai dengan curah hujan, mengingat persebaran
kalender tanam adalah bagian utara tipe iklim Oldeman dipengaruhi oleh
Kecamatan Pakem dan Kasihan, bagian keberadaan pos curah hujan.
barat Kecamatan Turi dan Pakem, bagian Semakin banyak pos curah hujan di
selatan Kecamatan Gamping, bagian tengah setiap daerah maka semakin akurat
Kecamatan lendah, dan sebagian kecil di pula hasil interpolasi
timur Kecamatan Semin. 2. Metode interpolasi memiliki
berbagai macam jenis, dalam
KESIMPULAN penelitian ini menggunakan metode
interpolasi IDW, diharapkan untuk
Dari hasil penelitian yang dilakukan,
menggunakan metode interpolasi lain
maka didapatkan hasil sebagai berikut :
atau menggunakan metode lain
selain interpolasi untuk mengetahui
1. Berdasarkan hasil penelitian, Provinsi
persebaran tipe iklim Oldeman guna
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki
mendapatkan hasil yang lebih akurat
enam tipe zona agroklimat klasifikasi
Oldeman yaitu tipe iklim B2 dengan
zona agroklimat Dua kali padi varietas
umur pendek, dan satu kali palawija,
C2 dengan zona agroklimat Tanam
padi sekali, palawija kedua jangan
jatuh pada musim kemarau, C3 dengan
zona agroklimat Tanam padi sekali,
palawija kedua jangan jatuh pada
musim kemarau, D3 Hanya satu kali
padi atau satu kali palawija, D4 Hanya
satu kali padi atau satu kali palawija,
dan E satu kali palawija.
5
Daftar Pustaka
Irianto, Gatot., Le Istiqlal Amin, Elza
Surmaini. 2000. Keragaman Iklim
Sebagai Peluang Diversifikasi. Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Bogor.
Kartasapoetra, A.G. 2004. Pengaruh Iklim
terhadap Tanah dan Tanaman. PT.
Bumi Aksara. Jakarta
NCGIA. 2007. Interpolation: Inverse
DistanceWeighting.http://www.ncgia
.ucsb.edu/pubs/spherekit/inverse.htm
l (23 Juni 2008).
Rafi’i, Suryatna. 1995. Meteorologi dan
Klimatologi. Angkasa. Bandung.
6
Gambar 1. Peta Zona Agroklimat Klasifikasi Oldeman Provinsi8 Daearah Istimewa
Yogyakarta
Gambar 2. Kesesuaian Zona Agroklimat Oldeman dan Kalender Tanam