Anda di halaman 1dari 41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Hidrologi

Sebelum data curah hujan 3 stasiun (Pappa, Pamukkulu dan Malolo) dipakai

terlebih dahulu harus melewati pengujian untuk kekonsistenan data tersebut.

Metode yang digunakan adalah metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)

(Buishand,1982). Pengujian konsistensi dengan menggunakan data dari stasiun itu

sendiri yaitu pengujian dengan komulatif penyimpangan terhadap nilai rata-rata

dibagi dengan akar komulatif rerata penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya.

Dengan menggunakan parameter statistik Q dan R;


Q = maks  S k 
0 k  n


R = maks S k - min S
k

0kn

Dengan parameter diatas maka dapat dicari nilai Q/n dan R/n. Hasil yang

di dapat dibandingkan dengan nilai Q/n syarat dan R/n syarat, jika lebih kecil

maka data masih dalam batasan konsisten.

54
Tabel 4.1. Nilai Q/n dan R/n

Q/n R/n
n
90% 95% 99% 90% 95% 99%
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
11 1.055 1.148 1.303 1.223 1.295 1.402
20 1.10 1.22 1.42 1.34 1.43 1.60
30 1.12 1.24 1.48 1.40 1.50 1.70
40 1.14 1.27 1.52 1.44 1.55 1.78
100 1.17 1.29 1.55 1.50 1.62 1.85
(Sumber: Sri Harto, 18; 1983)

adapun untuk perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 4.2. Uji konsistensi curah hujan tahunan

Hujan
Nr. Tahun Harian Sk* Dy2 Sk** I Sk** I
Max(mm)

1 2002 90 -38.85 137.21 -0.72 0.72


2 2003 245 116.15 1226.44 2.14 2.14
3 2004 30 -98.85 888.30 -1.82 1.82
4 2005 127.5 -1.35 0.17 -0.02 0.02
5 2006 140 11.15 11.30 0.21 0.21
6 2007 75 -53.85 263.62 -0.99 0.99
7 2008 123 -5.85 3.11 -0.11 0.11
8 2009 175 46.15 193.62 0.85 0.85
9 2010 109 -19.85 35.82 -0.37 0.37
10 2011 174 45.15 185.32 0.83 0.83
11 2012 238 109.15 1083.07 2.01 2.01

Total 1526.5 109.15 4027.98 2.01135 10.0678


Average 138.773 9.92273 366.18 0.18285 0.91526
(Sumber : Hasil Perhitungan)

55
Perhitungan :

n = 11

Dy = ∑Dy²

= 54.27

Sk**maks = 2.14

Sk**min = -1.82

Q = I Sk**maks I = 2.14

R = Sk**maks - Sk**min = 3.96

Kesimpulan :

Q / √n = 0.65 < 1.06 90% OK

R /√n = 1.19 < 1.22 90% OK

4.1.1 Curah Hujan Rata-Rata dengan Poligon Thiessen

Curah hujan rerata daerah ini digunakan sebagai data peramalan curah

hujan rencana dengan cara analisis frekuensi curah hujan rencana, peramalan data

curah hujan ini bisa berupa data harian, bulanan dan tahunan maksimum.

Perhitungan Curah Hujan Rerata daerah di DAS Pamukkulu dilakukan

dengan metode Thiesen. hal ini diambil dengan mempertimbangkan wilayah

cakupan yang luas dan kondisi geografi. Adapun pembagian daerah aliran pada

tabel berikut :

56
Tabel 4.3. Pembagian Daerah Aliran (Thiessen)

Luas Koefisien
No. Stasiun Hujan
(km2) Thiessen

1 Pappa 47.28 0.527


2 Pamukkulu 34.35 0.383
3 Malolo 8.02 0.089
Total 89.64 1.000

Hasil perhitungan curah hujan rerata daerah untuk DAS Pamukkulu dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Curah hujan harian maximum tahunan rata-rata DPS

Hujan
Stasiun Harian
No Tahun Max
Pappa Pamukkulu Malolo (mm)
1 2011 90.00 98.00 99.00 99
2 2012 245.00 95.00 112.00 245
3 2013 30.00 87.00 135.00 135
4 2014 128.00 121.00 116.00 128
5 2015 140.00 197.00 187.00 197
6 2016 75.00 156.00 131.00 156
7 2017 123.00 125.00 122.00 125
8 2018 175.00 121.00 55.00 175
9 2019 109.00 187.00 132.00 187
10 2020 174.00 200.00 163.00 200
11 2021 238.00 200.00 214.00 238
(Sumber : Hasil Perhitungan)

4.1.2. Perhitungan Curah Hujan Rencana

Untuk menghitung hujan rencana digunakan 2 macam distribusi frekuensi

yaitu Metode Gumbel dan Metode Log Person Type III.

57
a. Metode Gumbel

Perhitungan curah hujan rencana Metode Gumbel dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.5. Perhitungan curah hujan rencana metode Gumbel

No. Xi (Xi - X rerata) (Xi - X rerata)2

1 99.00 -72.36 5236.50


2 125.00 -46.36 2149.59
3 128.00 -43.36 1880.40
4 135.00 -36.36 1322.31
5 156.00 -15.36 236.04
6 175.00 3.64 13.22
7 187.00 15.64 244.50
8 197.00 25.64 657.22
9 200.00 28.64 820.04
10 238.00 66.64 4440.40
11 245.00 73.64 5422.31
Jumlah 1885 22422.55
Rerata 171 3737.09
Standart Deviasi (Std) 47.35
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Contoh perhitungan, untuk periode ulang (Tr) 2 tahun :

∑(𝑥−𝑥′)2
Std =√
𝑛−1

= 47.35

Yt −Yn
K =
Sn
0.3665−0.4996
=
0.9676
= -0.1375

Xt = X + (K*Sx)

58
= 171 + (-0.1375 x 47.352)

= 164.851 mm

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel :

Tabel 4.6. Hasil perhitungan CH maksimum dengan metode Gumbel

No. Tr Yt K Xt

1 2 0.3665 -0.1375 164.8506


2 5 1.4999 1.0338 220.3183
3 10 2.2504 1.8094 257.0428
4 20 2.9702 2.5533 292.2697
5 25 3.1985 2.7893 303.4442
6 50 3.9019 3.5163 337.8674
7 100 4.6001 4.2379 372.0365

(Sumber : Hasil Perhitungan)

Pengujian distribusi analisa frekwensi E.J Gumbel (Curah Hujan Harian) dengan

mengunakan 2 metode :

a. Uji Distribusi Analisa Frekwensi E.J Gumbel (Curah Hujan Harian)

Metode : Smirnov – Kolmogorov test

Lokasi : Sungai Karelloe

59
Tabel 4.7. uji distribusi analisa frekwensi metode smirnov - kolmogarof
D
No. Tahun X m Sn (X) YT Tr Pr Px (X)
[ PX (X) - Sn (X) ]
1 2011 99.0000 1 0.0833 -0.8885 1.0964 0.9121 0.0879 0.0046
2 2017 125.0000 2 0.1667 -0.3898 1.2960 0.7716 0.2284 0.0617
3 2014 128.0000 3 0.2500 -0.3322 1.3299 0.7519 0.2481 0.0019
4 2013 135.0000 4 0.3333 -0.1979 1.4196 0.7044 0.2956 0.0378
5 2016 156.0000 5 0.4167 0.2049 1.7945 0.5572 0.4428 0.0261
6 2018 175.0000 6 0.5000 0.5694 2.3140 0.4321 0.5679 0.0679
7 2019 187.0000 7 0.5833 0.7995 2.7619 0.3621 0.6379 0.0546
8 2015 197.0000 8 0.6667 0.9914 3.2258 0.3100 0.6900 0.0233
9 2020 200.0000 9 0.7500 1.0489 3.3837 0.2955 0.7045 0.0455
10 2021 238.0000 10 0.8333 1.7779 6.4312 0.1555 0.8445 0.0112
11 2012 245.0000 11 0.9167 1.9121 7.2798 0.1374 0.8626 0.0540
D Maks. 0.0679
Rerata X = 171.364
Standar Deviasi (S) = 50.442
D Maks. = 0.0679
N (jumlah data) = 11
a (derajat kepercayaan) = 5%
D Kritis = 0.3910
D Maks. < D Kritis = 0.068 < 0.391 -------> ( OK )
Maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan
persamaan distribusi -------> dapat diterima

b. Uji Distribusi Analisa Frekwensi E.J Gumbel (Curah Hujan Harian)

Metode : Chi – Square Test

Lokasi : Sungai Karelloe

Penentuan jumlah Kelas (K) :

K = 1 + 3.22 Log n ( persamaan Struges) = 4

n (probabilitas) = 95

Penentuan derajat bebas (DK) :

Db =K–P–1

P = 1 (jumlah Populasi)

60
Tabel 4.8. uji distribusi analisa frekwensi metode Chie - Squart
Nilai Batas Jumlah Data 2 2
No. (OF - EF) (OF - EF) / EF
Sub Kelas OF EF
1 X < 120.5107 1 2.75 3.063 1.114
2 120.5107 < X < 149.8764 3 2.75 0.063 0.023
3 149.8764 < X < 180.3368 2 2.75 0.563 0.205
4 180.3368 < X < 223.5122 3 2.75 0.063 0.023
5 X > 223.5122 2 2.75 0.563 0.205
Jumlah 11 14 1.568

c2hitung = 1.568
DK = K - (P + 1)
K (jumlah kelas) = 4
P (parameter yang terikat dalam agihan frekuensi) = 2
2
Untuk: DK = 1 dan a = 5% ----> c cr = 3,841
2 2
Ternyata c hitung < c cr ---> Distribusi Frekuensi Diterima

b. Metode Log Pearson Type III

Data-data yang dibutuhkan dalam menggunakan metode ini adalah nilai

rata-rata, standar deviasi dan koefisien kepencengan.

Tabel 4.9. Perhitungan curah hujan rencana metode Log Pearson Type III

(Log Xi - Log (Log Xi - Log


No. Xi Log Xi
Xrt) Xrt)2

1 99 1.996 -0.222 0.049


2 125 2.097 -0.121 0.015
3 128 2.107 -0.111 0.012
4 135 2.130 -0.088 0.008
5 156 2.193 -0.025 0.001
6 175 2.243 0.025 0.001
7 187 2.272 0.054 0.003
8 197 2.294 0.076 0.006
9 200 2.301 0.083 0.007
10 238 2.377 0.158 0.025
11 245 2.389 0.171 0.029
Jumlah 1885 24.399 0 0.155
Rerata 42 2.218 0 0.014

61
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Setelah dihitung parameter statistik logaritma nilai-nilai tersebut akan

digunakan dalam perhitungan curah hujan rencana Metode Log Person Type III

dalam perhitungan juga membutuhkan nilai K. Hasil perhitungan distribusi

frekuensi metode Log Person Type III periode ulang (Tr) 2 tahun dapat di lihat pada

persamaan berikut :

LogXt =log X + G x Std

= 2.218 + (0.049 x 0.125)

= 1.508

Xt = 101,508

= 32.243 mm

Untuk perhitungan periode ulang selanjunya dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.10. Distribusi frekuensi metode Log Person Type III


P
No. Tr G Log X X (mm)
(%)
1 2 50 0.049 2.224 167.593
2 5 20 0.853 2.324 211.076
3 10 10 1.246 2.373 236.263
4 20 5 1.578 2.415 259.929
5 25 4 1.645 2.423 264.940
6 50 2 1.893 2.454 284.473
7 100 1 2.107 2.481 302.570
(Sumber : Hasil Perhitungan)

62
Tabel 4.11. Rekapitulasi CH Metode Gumbel & Log Person Type III
Kala Ulang Hujan Rancangan (mm)
No Tr Metode Metode
(Tahun) Gumbel Log Pearson Type III
1 2 164.426 167.593
2 5 223.512 211.076
3 10 262.633 236.263
4 20 300.158 259.929
5 25 312.061 264.940
6 50 348.731 284.473
7 100 385.129 302.570
(Sumber : Hasil Perhitungan)

4.1.3. Analisa Intensitas Curah Hujan Rencana

Dari uji kesesuaian distribusi, hasil distribusi yang paling mendekati adalah

distribusi Log Pearson Tipe III, maka hasil hujan rencana Distribusi Log Pearson

Tipe III dihitung dengan persamaan menurut DR. Mononobe untuk mencari

intensitas hujan rencana. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

R24 R24 2/3


I = [ ]
24 t

Pada periode ulang 2 tahunan dengan R24 = 167.593

Untuk jam ke-1 dapat dihitung dengan persamaan DR. Mononobe sebagai berikut

R24 R24 2/3 167.593 24 2/3


I = [ ] = [ ] = 58.101
24 24 24 1

Selanjutnya hasil perhitungan intensitas curah hujan disajikan dalam bentuk

tabel pada pada Tabel 4.12 dan digambarkan pada Gambar 4.1.

63
Tabel 4.12. Intensitas perhitungan curah hujan
Jam Curah Hujan Netto dengan Periode Ulang (mm)
ke 2 5 10 20 25 50 100
167.593 211.076 236.263 259.929 264.940 284.473 302.570
1 58.101 73.176 81.908 90.112 91.849 98.621 104.895
2 36.602 46.098 51.599 56.767 57.862 62.127 66.080
3 27.932 35.179 39.377 43.322 44.157 47.412 50.428
4 23.058 29.040 32.505 35.761 36.450 39.138 41.628
5 19.870 25.026 28.012 30.818 31.412 33.728 35.874
6 17.596 22.162 24.806 27.291 27.817 29.868 31.768
7 15.878 19.997 22.383 24.626 25.100 26.951 28.665
8 14.525 18.294 20.477 22.528 22.962 24.655 26.224
9 13.428 16.912 18.931 20.827 21.228 22.793 24.243
10 12.518 15.765 17.647 19.414 19.788 21.247 22.599
11 11.747 14.795 16.560 18.219 18.570 19.939 21.208
12 11.085 13.961 15.627 17.192 17.524 18.816 20.013
13 10.509 13.235 14.815 16.299 16.613 17.838 18.973
14 10.002 12.597 14.101 15.513 15.812 16.978 18.058
15 9.553 12.031 13.467 14.816 15.101 16.215 17.246
16 9.150 11.524 12.900 14.192 14.465 15.532 16.520
17 8.788 11.068 12.389 13.630 13.892 14.917 15.866
18 8.459 10.654 11.926 13.120 13.373 14.359 15.272
19 8.160 10.277 11.503 12.656 12.900 13.851 14.732
20 7.886 9.931 11.117 12.230 12.466 13.385 14.236
21 7.633 9.614 10.761 11.839 12.067 12.957 13.781
22 7.400 9.320 10.432 11.477 11.698 12.561 13.360
23 7.184 9.048 10.128 11.142 11.357 12.194 12.970
24 6.983 8.795 9.844 10.830 11.039 11.853 12.607
(Sumber : Hasil Perhitungan)

64
120

100 2 Tahun

80 5 Tahun
10 Tahun
60
25 Tahun
40 50 Tahun
100 Tahun
20
1000 Tahun
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1314 15 1617 18 1920 21 2223 24

Gambar 4.1. Kurva intensitas durasi frekuensi dengan Metode Mononobe


(Sumber : Hasil Perhitungan)

4.1.4. Perhitungan Debit Rencana

Untuk memperkirakan besarnya debit banjir dengan kala ulang tertentu,

terlebih dahulu data-data hujan didekatkan dengan suatu sebaran distribusi, agar

dalam memperkiraan besarnya debit banjir tidak sampai jauh melenceng dari

kenyataan banjir yang terjadi. Dalam perhitungan debit rencana ada dua metode

yang digunakan yaitu Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu dan Hidrograf Satuan

Sintetik Gama I.

1. Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu

Data- data yang diketahui debagai berikut :

Luas DAS = 91.67 km2

Panjang Sungai (L) = 31.95 km

Hujan Satuan (Ro) = 1.00 mm

Koefisien Limpasan (C) = 0.75

Konstanta (α) = 1.54

65
a. Waktu antara hujan sampai debit puncak banjir Tg (L > 15 Km)

Tg = 0.4 + (0.058 x L)

Tg = 0.4 + (0.058 × 31.953)

Tg = 2.253 jam

b. Lama Hujan Efektif (Tr)

Tr = 0.75 × Tg

Tr = 0.75 × 2.253

Tr = 1.69 jam

c. Menghitung tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (Tp)

Tp = Tg + (0.8 Tr)

Tp = 2.253 + (0.8 × 1.69)

Tp = 3.61 jam

d. Nilai T0,3

T0,3 = α × Tg

T0,3 = 1.54 × 2.25

T0,3 = 3.46 jam

Tp + T0,3 = 3.61 + 3.46 = 7.06 jam

1.5 x T0,3 = 1.50 × 3.46 = 5.19 jam

Tp + T0,3 + 1.5 T0,3 = 3.61 + 3.46 + 5.19 = 12.25 jam

e. Debit Puncak Banjir (Qp)

C × A × R0
Qp =
3.6 (0.3 Tp + T0,3 )

0.75 × 91.670 × 1
Qp =
3.6 (0.3 × 3.61 + 3.46)

66
Qp = 4.21 m3/det

f. Waktu naik dan waktu turun menggunakan persamaan hidrograf satuan.

Perhitungan ada pada Tabel.

Tabel 4.13. Perhitungan metode HSS Nakayasu dengan koreksi


Qunit
t Qunit Qunit Volume
terkoreksi

jam m3/det m3/det m3 m3/det


0.0 0.000 0.000
0.5 0.037 0.018 33 0.050
1.0 0.194 0.115 207 0.265
1.5 0.513 0.353 636 0.701
2.0 1.023 0.768 1382 1.399
2.5 1.747 1.385 2493 2.390
3.0 2.706 2.227 4008 3.701
3.5 3.918 3.312 5961 5.358
4.0 3.666 3.792 6825 5.014
4.5 3.081 3.373 6072 4.213
5.0 2.588 2.835 5102 3.540
5.5 2.175 2.382 4287 2.975
6.0 1.828 2.001 3602 2.500
6.5 1.536 1.682 3027 2.100
7.0 1.290 1.413 2543 1.765
7.5 1.140 1.215 2188 1.560
8.0 1.016 1.078 1940 1.389
8.5 0.904 0.960 1728 1.237
9.0 0.805 0.855 1539 1.101
9.5 0.717 0.761 1370 0.981
10.0 0.638 0.678 1220 0.873
10.5 0.568 0.603 1086 0.778
11.0 0.506 0.537 967 0.692
11.5 0.451 0.478 861 0.617
12.0 0.401 0.426 767 0.549
12.5 0.363 0.382 688 0.496
13.0 0.332 0.347 625 0.455
13.5 0.305 0.319 573 0.417
14.0 0.279 0.292 526 0.382
14.5 0.256 0.268 482 0.350
15.0 0.235 0.245 442 0.321
15.5 0.215 0.225 405 0.294
16.0 0.197 0.206 371 0.270

67
16.5 0.181 0.189 340 0.247
17.0 0.166 0.173 312 0.227
17.5 0.152 0.159 286 0.208
18.0 0.139 0.146 262 0.190
18.5 0.128 0.133 240 0.175
19.0 0.117 0.122 220 0.160
19.5 0.107 0.112 202 0.147
20.0 0.098 0.103 185 0.134
20.5 0.090 0.094 170 0.123
21.0 0.083 0.086 155 0.113
21.5 0.076 0.079 142 0.104
22.0 0.069 0.073 131 0.095
22.5 0.064 0.067 120 0.087
23.0 0.058 0.061 110 0.080
23.5 0.053 0.056 101 0.073
24.0 0.049 0.051 92 0.067
Jumlah 67023
Seharusnya 91670
Faktor koreksi 1.368
(Sumber: Hasil Perhitungan)

HIDROGRAF SATUAN
6.0

5.0

4.0
m3/det

3.0

2.0

1.0

0.0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0 22.0 24.0
Jam

Gambar 4.2. Grafik Perhitungan HSS Nakayasu

68
Tabel 4.14. Rangkuman debit limpasan

T Q2 Q5 Q10 Q20 Q25 Q50 Q100


(jam) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)
0 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
1 13.406 16.884 18.899 20.792 21.193 22.755 24.203
2 74.241 93.503 104.661 115.145 117.364 126.017 134.034
3 208.071 262.055 293.325 322.707 328.928 353.179 375.647
4 354.543 446.530 499.814 549.880 560.479 601.801 640.086
4 375.350 472.735 529.146 582.150 593.372 637.119 677.651
5 335.348 422.354 472.753 520.108 530.134 569.218 605.431
6 291.981 367.735 411.616 452.848 461.577 495.607 527.136
7 247.302 311.464 348.631 383.553 390.946 419.769 446.474
7 221.820 279.371 312.708 344.032 350.663 376.516 400.469
8 176.681 222.521 249.074 274.024 279.306 299.898 318.977
9 137.500 173.174 193.839 213.256 217.366 233.392 248.240
10 108.590 136.764 153.084 168.418 171.665 184.321 196.047
11 84.646 106.608 119.329 131.282 133.813 143.679 152.819
12 69.915 88.055 98.562 108.435 110.526 118.674 126.224
12 60.000 75.567 84.584 93.057 94.850 101.843 108.322
13 50.884 64.086 71.733 78.919 80.440 86.371 91.865
14 42.753 53.846 60.271 66.308 67.586 72.569 77.186
15 36.079 45.440 50.862 55.957 57.036 61.241 65.136
16 30.849 38.853 43.489 47.845 48.768 52.363 55.694
17 26.383 33.228 37.194 40.919 41.708 44.783 47.632
18 22.272 28.051 31.398 34.543 35.209 37.805 40.210
19 18.713 23.568 26.381 29.023 29.583 31.764 33.785
20 15.723 19.802 22.165 24.386 24.856 26.688 28.386
21 13.211 16.638 18.624 20.489 20.884 22.424 23.850
22 11.100 13.980 15.648 17.215 17.547 18.841 20.039
23 9.326 11.746 13.147 14.464 14.743 15.830 16.837
24 7.836 9.869 11.047 12.153 12.387 13.301 14.147
Max 375.350 472.735 529.146 582.150 593.372 637.119 677.651
(Sumber : Hasil Perhitungan)

69
Hidrograf Banjir
900.00
800.00
700.00 Q2
600.00
Q5
m3/det

500.00
Q10
400.00
Q20
300.00
200.00 Q25

100.00 Q50
0.00 Q100
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0
jam

Gambar 4.3. Grafik HSS Nakayasu

2. Metode Hidrograf Satuan Sintetik Gama I

Diketahui Data-data sebagai berikut :

Luas DAS = 91.67 km2

Panjang Sungai Utama (L) = 31.95 km

Kemiringan Sungai = 0.024

Jumlah Panjang Sungai-sungai Tingkat 1 (ΣL1) = 37.86 km

Jumlah Panjang sungai semua tingkat (ΣLT) = 87.64 km

Jumlah Pangsa Sungai Tingkat 1 (ΣS1) = 19 Buah

Jumlah Pangsa Sungai Semua Tingkat (ΣST) = 38 Buah

Lebar DAS pada titik 0,75L dari outlet(WU) = 6.72 km

Lebar DAS pada titik 0,25L dari outlet (WL) = 4.31 km

Luas DAS yang diukur di hulu (Au) = 41.25 km

Jumlah Pertemuan Sungai (Jn=ΣS1-1) = 18

70
Kerapatan Drainase (D) = 0.96

Faktor Lebar (WF) = 1.56

Rasio Luas DAS Hulu (RUA = Au/A) = 0.45

Faktor Simetri (SIM = RUA X WF) = 0.70

Faktor Sumber (SF) = 0.43

Frakuensi Sumber (SN) = 0.50

Elevasi Hulu (Eu) = 820 m

Elevasi hilir (Ed) = 65 m

Perhitungan :

a. Menghitung Waktu Naik (TR)


3
𝐿
𝑇𝑅 = 0.43 × ( ) + 1.0665 𝑆𝐼𝑀 + 1.2775
100 × 𝑆𝐹
3
31.95
𝑇𝑅 = 0.43 × ( ) + 1.0665 × 0.70 + 1.2775
100 × 0.43

𝑇𝑅 = 2,20 Jam

b. Menghitung Debit Puncak (Qp)

𝑄𝑝 = 0.1836 × 𝐴0.5886 × 𝑇𝑅 −0.4008 × 𝐽𝑁 0.2381

𝑄𝑝 = 0.1836 × 91.670.5886 × 2.20−0.4008 × 180.24

𝑄𝑝 = 3.806 𝑚 3 /det

c. Menghitung Waktu Dasar (TB)

𝑇𝐵 = 27.4132 × 𝑇𝑅 0.1457 × 𝑆 −0.0986 × 𝑆𝑁 0.7344 × 𝑅𝑈𝐴0.2574

𝑇𝐵 = 27.4132 × 2.200.1457 × 0.024−0.0986 × 0.500.7344 × 0.450.2574

𝑇𝐵 = 21.772 Jam

d. Menghitung nilai Koefisien tampungan (K)

71
𝐾 = 0.5617 × 𝐴0.1798 × 𝑆 −0.1446 × 𝑆𝐹1.0879 × 𝐷0.0452

𝐾 = 0.5617 × 91.670.1798 × 0.024−0.1446 × 0.431.0879 × 0.960.0452

𝐾 = 5.418Jam

e. Menghitung dengan Persamaan Lengkung Turun Hidrograf Satuan


−𝑡
𝑄𝑡 = 𝑄𝑝 × 𝑒 𝑘

𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 ∶ 𝑒 = 2.7183 (𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝐿𝑜𝑔𝑎𝑟𝑖𝑡𝑚𝑎 𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟)

f. Aliran Dasar (QB)

𝑄𝐵 = 0.4751 × 𝐴0.6444 × 𝐷0.946

𝑄𝐵 = 0.4751 × 183.750.6444 × 0.400.946

𝑄𝐵 = 5.738 𝑚 3 /det

Perhitungan ada pada Tabel.


Tabel 4.15 : Perhitungan Metode HSS Gama I
U
Jam
(t,i)
0 0.000
1 1.730
2 3.460
3 3.164
4 2.631
5 2.188
6 1.819
7 1.512
8 1.257
9 1.045
10 0.869
11 0.723
12 0.601
13 0.500
14 0.415
15 0.345
16 0.287

72
17 0.239
18 0.199
19 0.165
20 0.137
21 0.114
22 0.095
23 0.079
24 0.066
(Sumber : Hasil Perhitungan)

HSS GAMA I
4

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

Gambar 4.4 : Grafik HSS Gama I

Adapun untuk perhitungan selanjutnya dengan metode HSS Gama I dapat


dilihat pada tabel :

Tabel 4.16 : Perhitungan Metode HSS Gama I


t Q2 Q5 Q10 Q20 Q25 Q50 Q100
jam m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det
0 8 8 8 8 8 8 8
1 125 177 210 242 251 281 309
2 272 390 464 536 556 623 689
3 304 435 519 599 622 697 770
4 301 431 514 593 616 690 763

73
5 289 414 499 570 592 663 733
6 274 392 477 539 560 628 693
7 246 352 428 484 502 563 622
8 208 297 361 408 424 474 524
9 175 248 301 341 354 396 437
10 147 208 252 285 295 330 365
11 123 174 211 238 247 276 305
12 104 146 177 199 207 231 255
13 88 123 148 167 173 193 213
14 74 104 125 140 146 162 179
15 63 88 105 118 122 136 150
16 54 74 89 100 103 115 126
17 46 63 75 84 87 97 106
18 40 54 64 71 74 82 90
19 35 46 55 61 63 70 76
20 30 40 47 52 54 59 65
21 27 35 40 45 46 51 55
22 23 30 35 39 40 44 47
23 21 26 30 33 34 38 41
24 19 23 27 29 30 33 35
Qmaks 304 435 519 599 622 697 770

(Sumber : Hasil Perhitungan)

Tabel 4.17 : Rekapitulasi Perhitungan Metode HSS Gama I


Return
Period 2 5 10 20 25 50 100
(yr)
Curah
Hujan 163.49 236.26 282.64 326.89 339.68 381.11 421.60
(mm)
Debit
Banjir 304 435 519 599 622 697 770
(m3/dt)
(Sumber : Hasil Perhitungan)

74
900
Hidrograf Banjir Rancangan Gamma I

800
Q5
700 Q50

Q100
600
Q2
500
Q10

400 Q20

Q25
300

200

100

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

Gambar 4.5 : Grafik Hidrograf Banjir Rancangan HSS Gama I

4.2. Analisa Perhitungan Laju Sedimentasi

Besarnya laju erosi yang terjadi pada lokasi bangunan yang ditinjau

dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus pendekatan kehilangan

tanah permukaan atau sering disebut dengan Metode “USLE” (Universal

Soil Loss Equation) sebagai berikut :

E = R x K x LS x C x P

dimana :

E = kehilangan tanah rata-rata tahunan (ton/thn)

R = faktor erosi curah hujan (erosivitas hujan)

K = faktor erosi tanah (erodibilitas tanah)

75
LS = indeks topografi yaitu suatu penyesuaian persamaan untuk
menghitung panjang (L) dan kemiringan lereng (S)

C = faktor jenis tanaman penutup tanah

P = faktor tindakan konservasi.

Pada metode “USLE” juga dibahas faktor-faktor yang mempengaruhinya

seperti intensitas hujan, panjang sungai, kemiringan lereng, jenis tanaman,

karakteristik geologi, tataguna lahan, bangunan pemukiman serta

penyebaran penduduk dan kegiatannya.

4.2.1 Faktor Erosi Curah Hujan (Erosivitas, EI)

Faktor erosi curah hujan (erosivitas) didefinisikan sebagai jumlah satuan

indeks erosi hujan dalam setahun. Nilai R yang merupakan daya rusak

hujan, dapat ditentukan dengan persamaan “Weichmeier” sebagai berikut :

12
R =  EI 30
n =1

dimana :

R = faktor erosi curah hujan rata-rata tahunan

EI30 = interaksi energi dengan intensitas maksimum 30 menit

Perhitungan besarnya indeks erosivitas curah hujan dengan menggunakan

curah hujan dapat dihitung dengan rumus “BOLS” sebagai berikut :

EI 30 = 6,119 R 1,211 N −0,474  R 0,526


maks

dimana :

EI30 = indeks erosi hujan bulanan

76
Rrata-rata = curah hujan bulanan (cm)

N = jumlah hari hujan per bulan

Rmaks = hujan maksimum harian (24 jam) dalam bulan yang

bersangkutan

Harga erosivitas curah hujan pada Stasiun Tompe diperoleh hasil

perhitungan seperti ditunjukkan pada Tabel 4.18 sebagai berikut :

Tabel 4.18 : Perhitunga Erosivitas Curah Hujan Bulanan

Bulan Rrata-rata (cm) N (hari) Rmaks (cm) EI30


Januari 10.75 23 24.50 131.08
Pebruari 8.98 19 17.50 98.60
Maret 7.85 18 20.00 90.26
April 6.77 15 15.60 72.25
Mei 4.74 10 10.90 46.56
Juni 3.91 9 8.00 34.08
Juli 4.42 7 21.40 73.15
Agustus 1.73 2 6.30 20.52
Sept 2.71 6 7.50 26.24
Okt 4.15 10 11.20 41.75
Nop 6.04 18 12.00 50.42
Des 11.07 24 23.80 132.13
12
Jumlah R =  EI 30 817.06
n =1

Sumber : Hasil Perhitungan

Dari hasil perhitungan pada Tabel diatas diketahui besarnya nilai EI30

tahunan sebesar 817.06.

77
4.2.2 Faktor Erodibiltas Tanah (K)

Faktor erodibilitas tanah (K) menunjukkan resistensi partikel tanah terhadap

pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah tersebut oleh energi

kinetik air hujan. Besarnya erodibiltas tanah ditentukan oleh karakteristik

tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah, kapasitas infiltrasi dan

kandungan organik dan kimia tanah. Berdasarkan kondisi geologi,

Bendungan Pamukkulu di dominasi oleh batuan beku (Basal dan Andesit)

dan sedimen (Breksi Vulkanik). Maka dari itu dipilih jenis klasifikasi tanah

Lithosol dengan nilai K rata-rata 0,29

Untuk mempermudah mengetahui besarnya faktor erodibilitas tanah (K) di

beberapa tempat di Indonesia, Pusat Penelitian Tanah Bogor telah

menentukan menurut jenis tanah dan bahan induk yang menyusunnya

seperti diperlihatkan pada Tabel 4.19 berikut ini :

Tabel 4.19 : Perkiraan Besarnya Nilai K Menurut Jenis Tanah

Jenis Klasifikasi Tanah Nilai K Rata-Rata

Latosol merah 0,12

Latosol kemerahan kuning 0,26

Latosol coklat 0,23

Latosol 0,31

Regosol 0,12 – 0,31

Gley humic 0,13 – 0,26

Lithosol 0,16 – 0,29

78
Grumosol 0,21

Hydromorf abu-abu 0,20

Sumber : Asdak, 2001

4.2.3 Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)

Perhitungan faktor panjang (L) dan kemiringan lereng (S) dapat dihitungan

dengan persamaan “USLE” sebagai berikut :

LS =
L
100
(
 1,38 + 0,965 S+ 0,138 S 2 )
dimana :

LS = faktor panjang dan kemiringan lereng

L = panjang lereng (m)

S = kemiringan lereng (%)

Untuk menentukan panjang lereng dihitung dengan menggunakan

persamaan dari Eyles sebagai berikut :

L = 0,5D

dimana :

D = kerapatan drainase sebenarnya

= 1,35d + 0,26S + 2,8

d = Ls/A

Ls = panjang seluruh alur sungai (km)

A = luas DAS (km2)

79
Berdasarkan peta rupa bumi skala 1 : 50.000 dilakukan perhitungan panjang

seluruh alur sungai (Lsungai) dan luas daerah tangkapan ( A ) masing –

masing diperoleh :

L sungai = 31.95 km

A = 89.63 km2

Perhitungan faktor panjang dan kemiringan lereng dapat diketahui dengan

perhitungan sebagai berikut :

𝐿𝑠 89.63
𝑑= = = 0.356
𝐴 31.95

Nilai S ditentukan menggunakan peta kemiringan lereng DAS Pamukkulu

seperti pada gambar berikut :

Gambar 4.6 : Peta Kemiringan Lereng


Diperoleh nilai LS untuk DAS Pamukkulu yang di pakai 568.709/91,67 =

6,81 dari perhitungan Tabel 4.20 :

80
Tabel 4.20 : Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng DAS Pamukkulu

Luas
Kelas
Kelas Kemiringan Nilai LS Wilayah Hasil Kali
Lereng km2
A 0-5 0.250 2.363 0.591
B 5 - 15 1.200 9.712 11,654
C 15-35 4.250 35.072 149,056
D 35-50 9.500 24.506 232,807
E >50 12.000 17.991 215,892
Jumlah 89,63 610,00
Diperoleh nilai LS untuk DAS Pamukkulu yang di pakai 568.709/91,67 =

6,81

S = 6.81

D = 1.35 x 0.356 + 0.26 x 6.81 + 2.8 = 5.051

L = 0.5 x 5.051 = 2.526

√5.526
𝐿𝑆 = (1,38 + 0,965 × 6.81 + 0,138 × 6.812 ) = 0,228
100

4.2.4 Faktor Pengolahan Lahan dan Konsevasi (CP)

Faktor pengolahan lahan (C) adalah perbandingan antara kehilangan tanah

dari lahan yang diusahakan untuk penanaman dengan sistem pengolahan,

terhadap kehilangan tanah apabila lahan tersebut diolah secara terus

menerus tetapi tanpa ditanami.

Faktor konservasi (P) adalah perbandingan antara besarnya erosi tanah yang

hilang pada tanah dengan tindakan pengawetan, terhadap besarnya erosi

tanah apabila pada lahan tersebut tanpa tindakan pengawetan tanah. Untuk

mengetahui besarnya CP dapat dilihat pada Tabel 4.21 sebagai berikut :

81
Tabel 4.21 : Perkiraan Besarnya Nilai CP
Nilai Fakor
Jenis Tanaman
CP

Hutan tak terganggu 0,01

tanpa tumbuhan bawah, dgn serasah 0,05

tanpa tumbuhan bawah, tanpa serasah 0,50

Semak tak terganggu 0,01

sebagian rumput 0,10

Kebun kebun-talun 0,02

kebonan 0,07

Perkebunan peliputan tanah sempurna 0,01

peliputan tanah sebagian 0,07

Perumputan peliputan tanah sempurna 0,01

peliputan tanah sebagian, ditumbuhi alang - alang

Alang-alang : pembakaran sekali setahun 0,02

rumput serai

umbi –umbian 0,06

biji – bijian 0,65

Tanaman kacang – kacangan 0,51

Pertanian mulsa jerami 0,60

padi dengan pengairan 0,36

0,43

0,02

Sumber : DPMA,1982, bahan dari Ambar dan Syafruddin

82
Faktor pengolahan lahan (C) dapat ditentukan dengan menggunakan peta tata

guna lahan Waduk Pamukkulu seperti pada gambar berikut :

Gambar 4.7 : Peta Tata Guna Lahan DAS Bendungan Pamukkulu

Faktor konservasi (P) adalah perbandingan antara besarnya erosi tanah yang

hilang pada tanah dengan tindakan pengawetan, terhadap besarnya erosi

tanah apabila pada lahan tersebut tanpa tindakan pengawetan tanah. Untuk

mengetahui besarnya CP dapat dilihat pada Tabel 4 – 21 sebagai berikut :

Tabel 4.22 : Perkiraan Besarnya Nilai CP Menurut Penggunaan lahan


Luas Wilayah
No Penutupan Vegetasi Nilai C Hasil Kali
km2
1 Hutan 0.500 51.871 25.936
2 Kebun 0.200 5.780 1.156
3 Pemukiman 0.600 1.088 0.653
4 Sawah/Ladang 0.600 14.314 8.588
5 Semak Belukar 0.100 16.597 1,660
Jumlah 89.65 41.130

83
Indeks Pengelolahan lahan (C) untuk DAS Pamukkulu sebesar 0,46 yang

diperoleh dari membagi jumlah hasil kali C dan luas area dengan luas DAS

Pamukkulu

4.2.5 Perhitungan Erosi Potensial (Epot) dan Erosi Aktual (Eakt)

Erosi potensial adalah erosi maksimum yang terjadi pada suatu tempat

dengan permukaan tanah dalam keadaan gundul sempurna dan proses

kejadian erosi disebabkan oleh faktor alamiah uang berupa iklim, keadaan

internal tanah dan keadaan topografi. Besarnya erosi potensial dihitung

dengan persamaan sebagai berikut:

Epot = R x K x LS

dimana :

R = faktor erosi curah hujan (erosivitas hujan)

K = faktor erosi tanah (erodibilitas tanah)

LS = indeks topografi yaitu suatu penyesuaian persamaan untuk

menghitung panjang (L) dan kemiringan lereng (S)

Erosi aktual (Eakt) adalah erosi yang terjadi disebabkan pengolahan tanah

untuk berbagai kepentingan dan adanya berbagai jenis tumbuhan yang

menutupi tanah. Erosi aktual dapat juga dikatakan erosi potensial dikalikan

faktor penggunaan lahan. Besarnya erosi aktual dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

Eakt = Epot x CP

84
Dengan mempergunakan nilai – nilai R, K, LS, CP dan A yang sudah

diketahui sebelumnya, maka besarnya erosi potensial dan erosi aktual dapat

dihitung seperti berikut :

Epot = 817.06 x 0.29 x 0.228 = 54.024 ton/ha/tahun

Eakt = 54.024 x 0.46 = 24.851 ton/ha/tahun

= 24.851 x 8963 = 222739.513 ton/tahun

= 222739.513 / 1.3 = 171338.090 m3/tahun

= 171338.090 / (8963 x 100²) = 0.0019116 m/tahun/ha

= 0.0019116 x 1000 = 1.912 mm/thun/ha

Hasil perhitungan laju erosi pada Daerah Aliran Sungai Labuan dan Sungai

Balukang diperlihatkan pada Tebel 4.23.

Tabel 4.23 : Hasil Perhitungan Laju Erosi DAS Pamukkulu


No. Uraian Laju Erosi DAS Pamukkulu

1. EI30 817.06

2. K 0.29

3. LS 0.228

4. CP 0.46

5. Epot, ton/ha/tahun 54.024

6. Eakt, ton/ha/tahun 24.851

Eakt, m3/tahun 171338.090

Sumber : Hasil perhitungan

85
4.2.6 Produksi Sedimen (sediment yield)

Produksi sedimen adalah besarnya sedimen yang berasal dari proses erosi

yang terjadi di daerah aliran sungai (DAS) yang diukur pada periode waktu

dan tempat tertentu. Besarnya produksi sedimen dapat dinyatakan sebagai

volume atau berat sedimen per satuan daerah aliran sungai (DAS) per satuan

waktu atau yang umum digunakan adalah ton/ha/tahun.

Produksi sedimen tergantung besarnya erosi total di DAS dan transpor

partikel-partikel tanah yang tererosi tersebut keluar dari DAS. Produksi

sedimen umumnya mengacu kepada besarnya laju sedimen yang mengalir

melewati suatu titik pengamatan dalam suatu sistem DAS.

Tidak semua tanah yang tererosi akan mencapai muara sungai menjadi

endapan di dalamnya, tetapi sebagian tanah tererosi akan terdeposisi di

cekungan-cekungan permukaan tanah, di kaki-kaki lereng dan bentuk-

bentuk penampungan sedimen lain. Dengan demikian besarnya hasil

sedimen tergantung dari nilai nisbah antara volume sedimen hasil erosi

aktual yang mampu mencapai aliran sungai dengan volume sedimen yang

mengendap pada lahan di atasnya, faktor ini disebut nisbah pelepasan

sedimen (SDR = Sediment Delivery Ratio).

Besarnya SDR yang terjadi di suatu tempat ditentukan oleh luas daerah

aliran sungai (DAS), kemiringan lereng dan tingkat kekerasan permukaan

DAS yang berkaitan dengan pola penggunaan lahan. Untuk menghitung

SDR dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

86
SDR = S
(1 − 0,8683(A −0,2018
)) + 0,8683(A − 0,2018
)
2(S+ 50 n )

dimana :

SDR = nisbah pelepasan sedimen, nilainya 0 < SDR > 1

A = luas DAS (ha)

S = kemiringan lereng rata-rata permukaan DAS (%)

n = koefisien kekasaran Manning

(1−0,8683(8963−0.2018 ))
𝑆𝐷𝑅 = 0.0681 × + 0.8683(8963−0.2018 ) = 0.139
2(0.0681+50×0.50)

atau 13.9 %

Selain persamaan tersebut di atas, SDR juga dapat diketahui pada daerah

aliran yang datanya kurang dengan menggunakan harga SDR dari DPMA

seperti ditunjukkan pada Tabel 4.24 sebagai berikut :

Tabel 4.24 : Harga SDR Berdasarkan DAS


No. Luas DAS Sediment Delivery Ratio

(km2) (%)

1. 0,1 53,0

2. 0,5 39,0

3. 1,0 35,0

4. 5,0 27,0

5. 10,0 24,0

6. 50,0 15,0

7. 100,0 13,0

87
8. 200,0 11,0

9. 500,0 8,5

10. 26.000,0 4,9

Sumber : DPMA, 1982

Berdasarkan Tabel 3 – 34 di atas, besarnya SDR di bangunan sumber air

Labuan dengan luas daerah tangkapan sebesar 89.63 km2 adalah 13.9 %.

Untuk memperkirakan produksi sedimen di Bend. Pamukkulu sehubungan

dengan tingkat erosi yang terjadi pada daerah tangkapan bangunan tersebut,

digunakan persamaan SCS Nasional Engineering Handbook (DPMA, 1984)

sebagai berikut :

Y = Eakt x SDR x A

dimana :

Y = produksi sedimen (ton/tahun)

E = erosi total (ton/ha/tahun)

SDR = nisbah pelepasan sedimen ( % )

A = luas daerah aliran sungai (ha)

Y = 24.851 x 0.139 x 8963 = 31082.763 ton/tahun.

= 23909,82 m3/tahun (B.J sedimen = 1,3 ton/m3)

4.3. Perhitungan Volume Tampungan Sedimen di Waduk

Tampungan waduk selama umur waduk dihitung dengan persamaan berikut:

Vsedt = Vsedt-1 + (TE x SL x A )

88
Dimana :

Vsedt = Volume Tampungan Sedimen pada Tahun Ke t

TEt = Trap Efisiensi di Tahun ke t; Diambil dari Brune Medium Curve

SL = Laju Sedimen (mm)

A = Luas DAS (km2)

Co = Kapasitas Awal Operasi (m3)

Lw =Volume Inflow Rata-Rata Tahunan (m3)

Diketahui :

A = 89.63 km2 Elevasi Maksimum = 130.5

SL = 1.911 mm Kedalaman Penuh = 60.5 m

Co = 82.57 juta m3 Kedalaman Elev. ±91.5 = 21.5 m

Lw = 4793.472 juta m3 Elevasi Dasar Waduk = 70

a. Mencari Persentase Sedimen

27
= x 100
173.53

= 35.5 %

b. Mencari Distribusi Sedimen

= 0.035 x (35.5 %)2 + 0.11 x (35.5%) + 0.1

= 48.2 %

c. Nilai C/Lw

89
Co 82.57
= = = 0.017
Lw 4793.472

d. Log C/Lw

= 0.017

= -1.764

e. Nilai TE

= 0.0177((Log(C/Lw)3)–0.00625((Log(C/Lw)2)+0.0622(Log(C/Lw) + 0.9654

= 0.0177(-1.764)3 – 0.00625(-1.764)2+0.0622(-1.764)+0.9654

= 0.564

90
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.25. Hasil perhitungan volume sedimen di waduk


log Volume Vol. Sed. Vol. Sed. Ruang < elevasi +91.5 m (ambang)
Tahun Co (C/lw) (C/lw) TE Sedimen Kumulatif Kumulatif Distrib. Sed Vol. Sed. Elv. Sed.
3 3 3 3 3
m m m juta m % m m

1 82.57 0.017 -1.764 0.564 96,624 96,624 0.0966 48.2 0.0466 80.76
2 82.47 0.017 -1.764 0.564 96,585 193,209 0.1932 48.2 0.0931 81.52
3 82.38 0.017 -1.765 0.564 96,546 289,755 0.2898 48.2 0.1397 82.28
4 82.28 0.017 -1.765 0.563 96,507 386,262 0.3863 48.2 0.1862 83.04
5 82.18 0.017 -1.766 0.563 96,468 482,730 0.4827 48.2 0.2327 83.79
6 82.09 0.017 -1.766 0.563 96,429 579,158 0.5792 48.2 0.2792 84.55
7 81.99 0.017 -1.767 0.563 96,389 675,547 0.6755 48.2 0.3257 85.08
8 81.89 0.017 -1.767 0.563 96,350 771,897 0.7719 48.2 0.3721 85.27
9 81.80 0.017 -1.768 0.562 96,311 868,208 0.8682 48.2 0.4186 85.47
10 81.70 0.017 -1.768 0.562 96,271 964,479 0.9645 48.2 0.4650 85.66
11 81.61 0.017 -1.769 0.562 96,232 1,060,711 1.0607 48.2 0.5114 85.85
12 81.51 0.017 -1.769 0.562 96,192 1,156,904 1.1569 48.2 0.5577 86.05
13 81.41 0.017 -1.770 0.561 96,153 1,253,056 1.2531 48.2 0.6041 86.24
14 81.32 0.017 -1.770 0.561 96,113 1,349,170 1.3492 48.2 0.6504 86.43
15 81.22 0.017 -1.771 0.561 96,074 1,445,244 1.4452 48.2 0.6968 86.63
16 81.12 0.017 -1.771 0.561 96,034 1,541,278 1.5413 48.2 0.7431 86.82
17 81.03 0.017 -1.772 0.560 95,994 1,637,272 1.6373 48.2 0.7893 87.01
18 80.93 0.017 -1.773 0.560 95,955 1,733,227 1.7332 48.2 0.8356 87.20
19 80.84 0.017 -1.773 0.560 95,915 1,829,142 1.8291 48.2 0.8818 87.40
20 80.74 0.017 -1.774 0.560 95,875 1,925,017 1.9250 48.2 0.9281 87.59
21 80.64 0.017 -1.774 0.560 95,835 2,020,852 2.0209 48.2 0.9743 87.78
22 80.55 0.017 -1.775 0.559 95,795 2,116,648 2.1166 48.2 1.0204 87.97
23 80.45 0.017 -1.775 0.559 95,755 2,212,403 2.2124 48.2 1.0666 88.17
24 80.36 0.017 -1.776 0.559 95,715 2,308,119 2.3081 48.2 1.1128 88.36
25 80.26 0.017 -1.776 0.559 95,675 2,403,794 2.4038 48.2 1.1589 88.55
26 80.17 0.017 -1.777 0.558 95,635 2,499,429 2.4994 48.2 1.2050 88.74
27 80.07 0.017 -1.777 0.558 95,595 2,595,024 2.5950 48.2 1.2511 88.94
28 79.97 0.017 -1.778 0.558 95,555 2,690,579 2.6906 48.2 1.2971 89.13
29 79.88 0.017 -1.778 0.558 95,515 2,786,094 2.7861 48.2 1.3432 89.32
30 79.78 0.017 -1.779 0.557 95,475 2,881,569 2.8816 48.2 1.3892 89.51
31 79.69 0.017 -1.779 0.557 95,434 2,977,003 2.9770 48.2 1.4352 89.70
32 79.59 0.017 -1.780 0.557 95,394 3,072,397 3.0724 48.2 1.4812 89.90
33 79.50 0.017 -1.780 0.557 95,353 3,167,750 3.1678 48.2 1.5272 90.05
34 79.40 0.017 -1.781 0.556 95,313 3,263,063 3.2631 48.2 1.5731 90.16
35 79.31 0.017 -1.781 0.556 95,272 3,358,336 3.3583 48.2 1.6191 90.27
36 79.21 0.017 -1.782 0.556 95,232 3,453,568 3.4536 48.2 1.6650 90.38
37 79.12 0.017 -1.782 0.556 95,191 3,548,759 3.5488 48.2 1.7109 90.49
38 79.02 0.016 -1.783 0.556 95,151 3,643,910 3.6439 48.2 1.7567 90.59
39 78.93 0.016 -1.783 0.555 95,110 3,739,020 3.7390 48.2 1.8026 90.70
40 78.83 0.016 -1.784 0.555 95,069 3,834,089 3.8341 48.2 1.8484 90.81
41 78.74 0.016 -1.784 0.555 95,029 3,929,117 3.9291 48.2 1.8942 90.92
42 78.64 0.016 -1.785 0.555 94,988 4,024,105 4.0241 48.2 1.9400 91.03
43 78.55 0.016 -1.786 0.554 94,947 4,119,052 4.1191 48.2 1.9858 91.14
44 78.45 0.016 -1.786 0.554 94,906 4,213,958 4.2140 48.2 2.0316 91.25
45 78.36 0.016 -1.787 0.554 94,865 4,308,823 4.3088 48.2 2.0773 91.36
46 78.26 0.016 -1.787 0.554 94,824 4,403,647 4.4036 48.2 2.1230 91.46
47 78.17 0.016 -1.788 0.553 94,783 4,498,429 4.4984 48.2 2.1687 91.57
48 78.07 0.016 -1.788 0.553 94,742 4,593,171 4.5932 48.2 2.2144 91.68
49 77.98 0.016 -1.789 0.553 94,701 4,687,872 4.6879 48.2 2.2600 91.79
50 77.88 0.016 -1.789 0.553 94,659 4,782,531 4.7825 48.2 2.3057 91.90

(Sumber : Hasil Perhitungan)

91
Tabel 4.26. Luas dan volume sedimen di waduk
Area-Storage Data Area-Storage Data
El Luas Area Debit Volume El Luas Area Debit Volume
(m) (ha) 10⁶ (m3) (m) (ha) 10⁶ (m3)
170 0.0000 - 217 58.3127 8.0524
171 0.0000 - 218 61.5049 8.6514
172 0.0000 - 219 64.3608 9.2808
173 0.0000 - 220 67.1511 9.9383
174 0.0000 - 221 69.9413 10.6238
175 0.0000 - 222 72.9163 11.3381
176 0.0315 0.0002 223 75.6431 12.0809
177 0.1036 0.0008 224 78.4568 12.8514
178 0.1919 0.0023 225 81.0891 13.6491
179 0.2776 0.0047 226 83.7213 14.4732
180 0.5487 0.0088 227 86.5738 15.3246
181 0.7571 0.0153 228 89.3646 16.2043
182 1.0139 0.0242 229 92.2716 17.1125
183 1.3494 0.0360 230 94.9829 18.0488
184 1.5477 0.0505 231 97.6941 19.0122
185 2.0346 0.0684 232 100.6973 20.0041
186 2.7324 0.0922 233 103.4923 21.0251
187 3.5028 0.1234 234 106.4223 22.0746
188 4.4320 0.1631 235 109.1003 23.1523
189 5.5542 0.2130 236 111.7783 24.2567
190 6.4823 0.2732 237 114.7441 25.3893
191 7.8558 0.3449 238 117.5905 26.5509
192 9.0229 0.4293 239 120.5968 27.7419
193 10.0860 0.5248 240 123.3604 28.9617
194 11.5899 0.6332 241 126.1239 30.2091
195 13.3430 0.7579 242 129.0419 31.4849
196 14.7999 0.8986 243 132.0317 32.7903
197 16.4055 1.0546 244 135.1289 34.1261
198 17.7402 1.2253 245 138.0460 35.4920
199 20.0153 1.4141 246 140.9630 36.8870
200 21.4677 1.6215 247 142.2570 38.3031
201 22.9200 1.8435 248 147.3571 39.7512
202 24.9458 2.0828 249 150.6476 41.2412
203 26.6029 2.3405 250 153.8152 42.7635
204 28.2683 2.6149 251 156.9827 44.3175
205 30.0415 2.9064 252 160.3759 45.9043
206 31.8146 3.2157 253 163.6163 47.5242
207 33.9016 3.5443 254 166.9793 49.1772
208 35.8922 3.8933 255 170.1809 50.8630
209 37.9251 4.2624 256 173.3825 52.5808
210 40.0430 4.6522 257 176.7769 54.3316
211 42.1608 5.0632 258 179.2546 56.1118
212 44.7218 5.4976 259 180.1234 57.9087
213 47.2055 5.9573 260 182.7766 59.7232
214 49.6408 6.4415
215 52.2502 6.9509
216 54.8596 7.4865 92
Gambar 4.8. Kurva lengkung luasan waduk

Gambar 4.9. Kurva lengkung kapasitas waduk

93
Gambar 4.10. Grafik hubungan antara elevasi, luas dan
volume waduk Bendungan Karalloe

94

Anda mungkin juga menyukai