Analisis hidrologi dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk menghitung curah hujan
rencana pada periode ulang kala 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun dan 50 tahun. Data curah
hujan didapat dari stasiun hujan terdekat yaitu stasiun hujan Cimulu pada tahun 2004 – 2019 atau
selama 16 tahun. Curah hujan rencana didapatkan dengan perhitungan curah hujan kawasan,
Curah hujan kawasan yang digunakan pada penelitian ini dihitung dengan metode
Poligon Thiessen. Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui curah hujan rata-rata yang
terjadi pada daerah tangkapan air. Adapun stasiun curah hujan yang digunakan untuk
membentuk polygon thiessen yaitu Stasiun Cimulu, Lanud dan Kawalu. Ketiga stasiun tersebut
masing-masing dihubungkan dengan garis lurus dan daerah pengaruh dibentuk dengan
menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara ketiga stasiun
hujan. Daerah tangkapan air untuk stasiun hujan yang berpengaruh pada lokasi penelitian hanya
stasiun curah hujan Cimulu saja. Curah hujan yang digunakan adalah curah hujan harian
maksimum selama 16 tahun. Luas DTA pada wilayah stasiun Cimulu sebesar … ha.
Hasil perhitungan hujan kawasan selengkapnya disajikan pada tabel dibawah ini.
No Tahun P
1 2004 90
2 2005 98
3 2006 86
4 2007 103
5 2008 138
6 2009 132
7 2010 160
8 2011 108
9 2012 211
10 2013 231
11 2014 213
12 2015 183
13 2016 111
14 2017 134
15 2018 132
16 2019 90
Analisis frekuensi dan probabilitas dihitung menggunakan periode ulang 2, 5, 10, 25 dan
50 tahun. Perhitungan dengan metode Distribusi Normal, Log Normal, Gumbel dan Log Person
III menggunakan Microsoft Excel dengan mengurutkan data dari terkecil ke terbesar.
Hasil perhitungan analisis frekuensi dengan distribusi normal dapat dilihat pada tabel 1.2
Dan tabel 1
n = 16 tahun
¿ 158.750
Standar Deviasi :
√√
n
∑ ( Xi−X )2
i=1
S=
33957n−1
¿
16−1
¿ 47.579
Koefisien Skewness :
n
n ∑ ( Xi− X )
3
Cs = i=1
3
(n−1)(n−2) S
16 x 1124766
¿
(16−1 ) x ( 16−2 ) x 47.5793
¿ 0.796
Koefisien Kurtosis :
n
n
2
∑ ( Xi− X )4
i−1
Ck= 2 4
(n−1)(n−2)(n−3)S
14 x 159023402
¿
(16−1 ) ( 16−2 )( 16−3 ) x 47.579 4
¿ 2.909
Hasil perhitungan curah hujan distribusi Normal pada tabel 1.3 berikut.
No PUH Xi k S Xt
1 2 138.750 0 47.58 139
2 5 138.750 0.84 47.58 179
3 10 138.750 1.28 47.58 200
4 25 138.750 1.69 47.58 219
5 50 138.750 2.05 47.58 236
6 100 138.750 2.33 47.58 250
Hasil perhitungan analisis frekuensi dengan distribusi log normal dapat dilihat pada tabel
1.4
n = 16 tahun
¿ 138.750
log X =2.120
Standar Deviasi :
√√
n
∑ ( LogXi−log X)2
i=1
Slog=
0.303 n−1
¿
16−1
¿ 0.142
Koefisien Skewness :
n
n ∑ (LogXi−log X )
3
Cs = i=1
3
(n−1)(n−2)S
16 x(0.016)
¿
(16−1 ) x ( 16−2 ) x 0.1423
¿ 0.419
Koefisien Kurtosis :
n
n
2
∑ ( LogXi−log X )4
i−1
Ck= 4
(n−1)(n−2)(n−3) SdLog
162 x 0.011
¿
(16−1 ) ( 16−2 )( 16−3 ) x 0.1424
¿ 2.48772
Hasil perhitungan curah hujan rencana dengan distribusi gumbel dapat dilihat pada tabel
1.2
Didapat beberapa parameter dan hasilpengukuran dispersi sebagai berikut :
Nn = 16
Xrata = 138.750
STDev = 47.579
Cs = 0.796
Ck = 2.909
No PUH Xi k S Xt
1 2 138.750 -0.14463 47.58 131.8686
2 5 138.750 0.954052 47.58 184.1432
3 10 138.750 1.681369 47.58 218.7485
4 25 138.750 2.60062 47.58 262.486
5 50 138.750 3.282474 47.58 294.9282
6 100 138.750 3.959287 47.58 327.1305
7 200 138.750 4.63387 47.58 359.2268
8 1000 138.750 6.207154 47.58 434.0827
Hasil perhitungan curah hujan rencana dengan distribusi Log Person III dapat dilihat pada
tabel 1.4
Nn = 16
STDev = 0.142
Cv = 0.067
Cs = 0.419
Ck = 2.487
Tabel 1.7 Perhitungan Periode Ulang Hujan Distribusi Log Person III
Hasil perhitungan nilai curah hujan rencana dari setiap metode memiliki nilai yang
berbeda sehingga harus diuji kesesuaiannya dengan sifat masing-masing jenis distribusi. Hal ini
dilakukan dengan melakukan tinjauan terhadap syarat batas parameter statistik tiap distribusi.
Selanjutnya dipilih ssallah satu distribusi ynag memiliki nilai koefisien skewness dan koefisien
Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan syarat pemilihan distribusi, maka terpilih
Uji Chi-Kuadrat menggunakan X2 yang dihitung dengan persamaan () dan hitungan derajat
- Banyak Data : n = 16
P T Yt StDev Yn Sn K X (mm)
17% 6 1.701983 47.58 0.5157 1.0316 1.149945 193
33% 3.00 0.90272 47.58 0.5157 1.0316 0.375165 157
50% 2.00 0.366513 47.58 0.5157 1.0316 -0.14462 132
67% 1.50 -0.09405 47.58 0.5157 1.0316 -0.59107 111
83% 1.20 -0.5832 47.58 0.5157 1.0316 -1.06524 88
Tabel 1.10 Perhitungan Parameter Chi - Kuadrat
Nilai Batas Jumlah Data
No. (Of-Ef)^2 (Of-Ef)^2/Ef
Sub Kelas Of Ef
1 X < 88.06667 1 2.666667 2.77777778 1.041666667
2 88.06667 < Xi < 110.6272 5 2.666667 5.44444444 2.041666667
3 110.6272 < Xi < 131.8692 1 2.666667 2.77777778 1.041666667
4 131.8692 < Xi < 156.6001 4 2.666667 1.77777778 0.666666667
5 156.6001 < Xi < 193.4637 2 2.666667 0.44444444 0.166666667
6 X > 193.4637 3 2.666667 0.11111111 0.041666667
Jumlah 16 16 5
Nilai Xh² dengan DK = 3 dan α = 5% adalah 5.991. Maka, Xh² ≥ X² (5.991 ≥ 5) dapat
diterima.
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering disebut juga uji kecocokan non parametrik,
karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu (suripin). Uji statistik ini dapat
Dmax = 0.125490 dan n = 16 dapat diketahui derajat signifikasi (α) 5% = 0.328 . Maka
karena curah hujan ynag digunakan adalah curah hujan harian. Lamanya waktu yang dihitung 24
jam pada periode ulang 2, 5, 10, 25 dan 50 tahun. Perhitungan intensitas hujan ditunjukkan pada
tabel.
Diketahui :
R24 = 128.811
t = 1 jam
2
128.811 24 3
I= ( )
24 1
I = 44.656
R24 (mm)
t (jam) R2 R5 R10 R25 R50 R100
128.811 171.996 202.809 244.195 276.961 311.381
1 45 60 70 85 96 108
2 28 38 44 53 60 68
3 21 29 34 41 46 52
4 18 24 28 34 38 43
5 15 20 24 29 33 37
6 14 18 21 26 29 33
7 12 16 19 23 26 30
8 11 15 18 21 24 27
9 10 14 16 20 22 25
10 10 13 15 18 21 23
11 9 12 14 17 19 22
12 9 11 13 16 18 21
13 8 11 13 15 17 20
14 8 10 12 15 17 19
15 7 10 12 14 16 18
16 7 9 11 13 15 17
17 7 9 11 13 15 16
18 7 9 10 12 14 16
19 6 8 10 12 13 15
20 6 8 10 11 13 15
21 6 8 9 11 13 14
22 6 8 9 11 12 14
23 6 7 9 10 12 13
24 5 7 8 10 12 13
Hasil analisis berupa intensitas hujan dengan durasi dan periode ulang tertentu
dihubungkan kedalam sebuah Kurva Intenaitas – Durasi – Frekuensi (IDF). Kurva IDF
menggambarkan hubungan antara dua parameter penting hujan yaitu durasi dan intensitas hujan
yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menghitung debit banjir/rencana dengan metode
rasional.
Dari kurva IDF diatas terlihat bahwa intensitas hujan yang tertinggi berlangsung dengan
durasi pendek. Hal ini menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas tinggi pada umumnya
berlangsung dalam jangka waktu singkat, sedangkan hujan dengan intensitas rendah berlangsung
dalam waktu lama. Data intensitas hujan 6 jam selanjutnya akan di input sebagai data time series