REK♙Y♙S♙ IRIG♙SI
Peta C
76
75
74 72
73
71
70 69
69 68
68
67
67
68
69 67
Peta C
Skala 1:50.000
B. D♙T♙ CUR♙H HUJ♙N
Data Set 1
C. PET♙ D♙S UNIL♙
E. POL♙ T♙N♙M
Padi-Padi-Palawija
F. DES♙IN BENDUNG
C♙T♙T♙N PENTING:
sebanyak 4x.
Semua anggota kelompok W♙JIB hadir saat asistensi. Jika berhalangan harap
Stasiun 1
Tahun : 2010-2019
Name Station :A
KELOMPOK 3
Stasiun Tahun :2
Name Station : 2010-2019
:C
KELOMPOK 3
Stasiun 3
Tahun : 2010-2019
Name Station :D
KELOMPOK 3
CURAH HUJAN RATA-RATA
A. Metode
Metode yang digunakan untuk menghitung curah hujan rata-rata ini adalah
Metode Thiessen.
B. Perhitungan
2) Metode Theissen
An
Koefisien Thiessen (α ) =
n
∑A
Ket:
An = Luas poligon
∑A = Luas poligon total
αn = Koefisien Theissen dan n adalah jumlah titik pengamatan
KELOMPOK 3
Hasil perhitungan Koefisien Thiessen disajikan dalam tabel dibawah
ini.
KELOMPOK 3
DATA CURAH HUJAN RATA-
RATA
KELOMPOK 3
CURAH HUJAN EFEKTIF (Re)
Hujan yang diharapkan terjadi selama satu musim tanam berlangsung disebut
curah hujan efektif. Masa hujan efektif untuk suatu lahan persawahan dimulai dari
pengolahan tanah sampai tanaman dipanen, tidak hanya selama masa
pertumbuhan (Subramanya, 2005).
Curah hujan efektif untuk tanaman lahan tergenang berbeda dengan curah hujan
efektif untuk tanaman pada lahan kering dengan memperhatikan pola periode
musim hujan dan musim kemarau. Perhitungan curah hujan efektif dilakukan atas
dasar prinsip hubungan antara keadaan tanah, cara pemberian air dan jenis
tanaman (Sosrodarsono, 1983).
Besarnya curah hujan efektif diperoleh dari pengolahan data curah hujan harian
hasil pengamatan pada stasiun curah hujan yang ada di daerah irigasi/daerah
sekitarnya dimana sebelum menentukan curah hujan efektif terlebih dahulu
ditentukan nilai curah hujan andalan yakni curah hujan rata-rata setengah bulanan
(mm/15 hari) dengan kemungkinan terpenuhi 80% dan kemungkinan tak
terpenuhi 20% dengan menggunakan rumus analisis (Chow, 1994 dalam
Subramanya, 2005).
Curah hujan efektif (R80) dihitung dari data curah hujan rata-rata setengah
bulanan yang diurutkan dari data terkecil hingga terbesar.
KELOMPOK 3
Contoh Perhitungan :
Hasil perhitungan Curah Hujan Probabilitas 80% disajikan dalam table di bawah.
KELOMPOK 3
CURAH HUJAN PROBABILITAS 80% (R80)
KELOMPOK 3
Perhitungan Curah Hujan Efektif
Merupakan besarnya curah hujan yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk memenuhi kebutuhan
Keterangan :
Re = Curah Hujan Efektif
R80 = Curah hujan dengan probabilitas 80%
Contoh Perhitungan :
* Palawija = Berbagai jenis tanaman yang dapat ditanam di sawah pada musim
kemarau
Hasil perhitungan Curah Hujan Efektif disajikan dalam tabel di bawah ini.
KELOMPOK 3
CURAH HUJAN EFEKTIF (Re)
KELOMPOK 3
EVAPOTRANSPIRASI
Evapotranspirasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap ke udara bergerak dari permukaan tan
Evapotranspirasi Potensial.
Evapotranspirasi sering disebut sebagai kebutuhan konsumtif tanaman yang merupakan jumlah air
air untuk transpirasi dari tubuh tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi adalah suhu air, suhu udara, kelem
menunjukkan evapotranspirasi potensial adalah seperti berikut:
Dengan : ETo=
c=
Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
Faktor penyesuaian kondisi cuaca akibat siang dan malam (lihat tabel lampiran)
= Faktor yang mempengaruhi penyinaran matahari (tabel penman)
= Tekanan uap jenuh (mbar), (lihat tabel lampiran)
= Tempratur berdasarkan data dari stasiun pengamatan
W
= Tekanan uap nyata (mbar), dimana : ed = RH × ea
ea T
= Kelembaban udara relatif berdasarkan data dari stasiun pengamatan
ed
= Fungsi relative angin, dimana : F(U) = 0,27 × (1 + U2/100)
RH F(U)
KELOMPOK 3
U2 1-W = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m selama 24 jam dalam km/hari Faktor berat sebaga
Rn Rns Rs=RaRadiasi
n/N α Rn1
penyinaran
Rn1 matahari (mm/hari), dimana : Rn = Rns – Rnl
F(T) = Harga netto radiasi gelombang pendek, dimana : Rns = (1- α) × Rs Radiasi gelombang
= Koefisien pemantulan/koefisien albedo = 0,25 Harga netto radiasi gelombang panjang (
= lihat tabel lampiran
= 0,5
= Fungsi tekanan uap nyata, dimana : 0,34 – 0,044 ed
=
=
=
=
f(ed) =
f(n/N)
= Fungsi perbandingan penyinaran matahari dalam 1 hari f(n/N) = 0,1
+ 0,9 (n/N)
KELOMPOK 3
TEMPERATUR RATA-RATA (T)
KELOMPOK 3
KELEMBABAN RATA-RATA (RH)
KELOMPOK 3
KECEPATAN ANGIN RATA-RATA (U)
Kecepatan (knot)
Tahun
Januari 3 Februari 8 Maret 2 April 2 Mei 3 Juni 6 Juli 3 Agustus 5 September 5 OktoberNove
2010 3 4 3 4 4 5 9 8 9 5
2011 5 5 6 5 4 7 8 8
2012 5 4 4 5 6 8 9
2013 4 4 4 6 8 9
2014 3 2 2 3 5
2015 3 3 2 3
2016 2 2 3
2017 2 2
2018 3
2019
Rata-rata km
KELOMPOK 3
PENYINARAN MATAHARI RATA-RATA (n/N)
KELOMPOK 3
Contoh Perhitungan:
Bulan Januari
Temperatur (T)
Nilai temperatur berasal dari data klimatologi yaitu nilai rata-rata dari semua
data yang ada.
n =7
Tahun
Januari
2010 26
2011 27,3
2012 26,6
2013 26,5
2014 26,2
2015 26,7
2016 27,1
2017 26,9
2018 26,8
2019 26,5
Rata-rata 26,66
KELOMPOK 3
Tahun
Januari
2010 3
2011 3
2012 5
2013 5
2014 4
2015 3
2016 3
2017 2
2018 2
2019 3
Rata-rata 3,3
km/hari 146,6784
Tahun
Januari
2010 88
2011 84
2012 81
2013 85
2014 87
2015 80
2016 88
2017 83
2018 83
2019 82
Rata-rata 84,1
KELOMPOK 3
22 + 54 + 36 + 52 + 48 + 64 + 44 + 60 + 47 + 42
Rata-rata lama penyinaran
= 10
= 46,9 jam
46,9
n/N = x 100 = 6,3038%
31 × 24
Tahun
Januari
2010 22
2011 54
2012 36
2013 52
2014 48
2015 64
2016 44
2017 60
2018 47
2019 42
Rata-rata 46,9
Hari 31
n/N (%) 6,3038
KELOMPOK 3
Perbedaan tekanan udara
Perbedaan tekanan udara = ea – ed = 34,99 – 29,42 = 5,57 mm hg
Fungsi relatif angin (f(u))
f(u) = 0,27 x [1 + (U/100)] = 0,27 x [1 + (146,48/100)] = 0,67
Faktor temperatur (W)
Nilai W dipengaruhi oleh hasil perhitungan temperatur pada bulan januari.
Nilai seluruh tabel akan dilampirkan.
26,66-28
W= ) x (0,75 – 0,77)) + 0,77 = 0,7566
( 26-28
Faktor pengaruh angin dan kelembaban
Faktor pengaruh angin dan kelembaban = 1 – W = 1 – 0,7566 = 0,2434
Radiasi extra terresial (Ra)
Nilai Ra dipengaruhi oleh letak lintang. Data lintang adalah 05o10’20” LS.
Data lintang tersebut dikonversi menjadi bilangan decimal menjadi 5,17o. Nilai
Ra didapat dari tabel yang tersedia. Nilai seluruh tabel akan dilampirkan.
Lintang Ra
6,0 15,8
5,17 X
4,0 15,5
5,17-4
Ra = ) x (15,8 – 15,5)) + 15,5 = 15,68 mm/hari
( 6-4
Radiasi gelombang pendek (Rs)
Rs = (0,25 + (0,50(n/N))) x Ra = 15,68 x (0,25 + (0,50 x 6,3)) = 4,41 mm/hari
Netto radiasi gelombang pendek (Rns)
α = Koefisien pemantulan/koefisien albedo =
0,25 Rns = Rs x (1-α) = 4,41 x (1 – 0,25) = 3,31
KELOMPOK 3
mm/hari
KELOMPOK 3
Pengaruh temperature (f(T))
Pengaruh temperature dipengaruhi nilai perhitungan temperatur sebelumnya.
Semua nilai pada tabel akan dilampirkan.
Temperature oC f(t)
26,0 15,9
26,66 x
28,0 16,3
26,66 -
f(T) = 28 ) x (15,9 – 16,3)) + 16,3 = 16,03
(
26 - 28
Fungsi tekanan uap nyata (f(ed))
f(ed) = 0,34 – (0,044 x ed0,5) = 0,34 – (0,044 x 29,420,5) = 0,10
Fungsi perbandingan penyinaran 1 hari (f(n/N))
f(n/N) = 0,10 + 0,90(n/N) = 0,10 + (0,90 x (6,30/100)) = 0,16
Netto radiasi gelombang panjang (Rn1)
Rn1 = f(T) x f(ed) x f(n/N) = 16,03 x 0,10 x 0,16 = 0,26 mm/hari
Radiasi penyinaran matahari (Rn)
Rn = Rns – Rn1 = 3,31 – 0,26 = 3,05 mm/hari
Fakor perkiraan dari kondisi musim (c)
Nilai c dipengaruhi oleh nilai Rs, U, dan RH. Seluruh nilai tabel akan
dilampirkan.
RH = 84,1%, maka digunakan RH max = 90%
Ubah nilai U menjadi m/sec = (146,6784 x 1000) / (24 x 60 x 60) = 1,70 m/sec,
maka digunakan nilai U day/U night = 2.0
Rs = 4,41 mm/hari, maka:
Uday/Unight = 2,0
RH max = 90%
U day
Rs (mm/day)
(m/sec) 3,0 4,41 6,0
0,0 1,020 X 1,060
1,70 c
3,0 0,890 Y 0,980
KELOMPOK 3
X = (((4,41 – 6,0) : (3,0 – 6,0)) x (1,02 – 1,06)) + 1,06 = 1,04
Y = (((4,41 – 6,0) : (3,0 – 6,0)) x (0,89 – 0,98)) + 0,98 = 0,93
c = (((1,70 – 3,0) : (0,0 – 3,0)) x (1,02 – 0,89)) + 0,89 = 0,98
KELOMPOK 3
PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI DENGAN METODE PENMANN MODIFIKASI
Uraian Simbol Sumber Satuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Temperatur T data oC 26,66 26,69 26,73 26,89 26,76 25,82 23,63 25,30 25,83 23,97 26,68
Kecepatan Angin U data km/hari 146,68 168,90 137,79 160,01 208,91 262,24 324,47 346,69 337,80 271,13
Kelembaban Udara RH data % 84,10 84,40 84,50 84,80 84,80 85,20 82,50 81,50 82,50
Lama Penyinaran Matahari n/N data % 6,30 7,10 7,33 9,13 8,71 9,25 9,65 9,62 8
Tek. uap jenuh pada temp. rata2 ea Tabel mm hg 34,99 35,05 35,13 35,47 35,20 33,26 29,16 32,2
Tek. uap nyata ed ea x (RH/100) mm hg 29,42 29,58 29,69 30,08 29,85 28,34 24,06
Perbedaan tekanan udara - ea - ed mm hg 5,57 5,47 5,44 5,39 5,35 4,92
Fungsi relative angin f (u) 0,27 [1 + (u/100)] 0,67 0,73 0,64 0,70 0,83
Faktor Temperatur W Tabel 0,76 0,76 0,76 0,76 0,7
Faktor pengaruh angin & kelembaban - 1-W 0,24 0,24 0,24 0,24
Radiasi extra terresial Ra Tabel mm/hari 15,68 15,92 15,60
Radiasi gelombang pendek Rs ((0,25 + 0,50 (n/N)) Ra mm/hari 4,41 4,55
Netto radiasi gel. Pendek Rns (1-a)Rs mm/hari 3,31 3,
Pengaruh Temperatur f (T) Tabel 16,03
Fungsi tekanan uap nyata f(ed) 0,34 - 0,044 . ed0,5
Fungsi perbandingan penyinaran 1 hari f(n/N) 0,10 + 0,90 (n/N)
Netto radiasi gel. Panjang Rn1 f (T) . f (ed) . f (n/N
Radiasi penyinaran matahari Rn Rn
Faktor perkiraan dari kondisi musim c
Evatranspirasi acuan ETo
a. Evapotranspirasi harian
b. Evapotranspirasi bulan
Eo
KELOMPOK 3
KEBUTUHAN AIR
(Berdasarkan KP-01 / 07 Lampiran II Kebutuhan Air)
Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air
yang hilang akibat penguapan. Besarnya kebutuhan air tanaman (consumptive use)
dihitung berdasarkan rumus berikut:
ETc = Kc x Eo
dengan:
ETc = Evapotranspirasi tanaman, mm/hari,
Eo = Evapotranspirasi tanaman acuan, mm/hari,
Kc = Koefisien tanaman.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut:
1) Koefisien tanaman (Kc)
Besarnya koefisien tanaman berbeda–beda, tergantung dari jenis tanaman dan
phase pertumbuhan masing–masing tanaman. Koefisien tanaman (Kc) untuk
masing–masing tanaman dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Padi
Periode Nedeco/Prosida FAO
Tengah Kedelai
Varietas Varietas Varietas Varietas
Bulan
Biasa Unggul Biasa Unggul
0,5 1,20 1,20 1,10 1,10 0,5
1,0 1,20 1,27 1,10 1,10 0,75
1,5 1,32 1,33 1,10 1,05 1,00
2,0 1,40 1,30 1,10 1,05 1,00
2,5 1,35 1,30 1,10 0,95 0,82
3,0 1,24 0 1,05 0 0,45
3,5 1,12 0,95
4,0 0 0
2) Evapotranspirasi
KELOMPOK 3
Evaporasi yang yang digunakan merupakan evaporasi tanaman acuan dihitung
dengan menggunakan Metode Penman yang sudah dimodifikasi, yaitu:
Eo = 1,20 x ETo ( Prosida )
Eo = 1,10 x ETo ( FAO )
Harga ETo yang digunakan dari rumus Penman merupakan Evapotranspirasi
tanaman acuan.
Penyiapan Lahan
Pada umumnya tanah di Lampung merupakan jenis tanah alluvial yang termasuk
dalam tanah basah dengan derajat kejenuhan (Sb) sebesar 0,9.
(𝑺𝒂 − 𝑺𝒃)
𝑷𝑾𝑹 = 𝟏𝟎𝟎𝟎 + 𝑷𝒅 + 𝑭𝒍
KELOMPOK 3
Keterangan:
PWR = Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)
Sa = Derajat kejenuhan tanah setelah penyiapan lahan dimulai
(%) Sb = Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai
(%) Pd = Kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan
(mm) F1 = Kehilangan air di sawah selama 1 hari (mm)
Untuk tanah berstruktur berat tanpa retak-retak kebutuhan air untuk penyiapan
lahan diambil 200 mm. Ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah.
Pada permulaan transplantasi tidak akan ada lapisan air yang tersisa di sawah.
Setelah transplantasi selesai, lapisan air di sawah akan ditambah 50 mm. Secara
keseluruhan, ini berarti bahwa lapisan air yang diperlukan menjadi 250 mm
untuk menyiapkan lahan dan untuk lapisan air awal setelah transpantasi selesai.
Bila lahan telah dibiarkan beda selama jangka waktu yang lama (2,5 bulan atau
lebih), maka lapisan air yang diperlukan untuk penyiapan lahan diambil 300
mm, termasuk yang 50 mm untuk penggenangan setelah transplantasi.
Contoh Perhitungan :
Bulan Januari
Setelah penyiapan lahan tanah dianggap jenuh, maka Sa = 1, Sb = 0,9, Pd = 250
mm, F1 dianggap merupakan kehilangan air akibat evaporasi terbuka (1,1ETo).
Maka :
1-0,9
PWR = x 250 x (1,1 x 3,15) = 253,47 mm
1000
Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut ini:
KELOMPOK 3
Bulan PWR
Januari 253,4651
Februari 253,5861
Maret 253,4431
April 253,3991
Mei 253,2341
Juni 253,3331
Juli 253,9381
Agustus 254,4991
September 254,5761
Oktober 254,3341
November 253,6851
Desember 253,5641
𝐼𝑅 = 𝑀. 𝑒𝑘
𝑒 −1
𝑘
Dimana :
IR = Kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan, mm/ hari
M = Kebutuhan air untuk mengganti/ mengkompensari kehilangan air akibat
Evaporasi dan perkolasi di sawah yang dijenuhkan; Eo + P mm/hari
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 x ETo selama penyiapan lahan,
mm/hari
P = Perkolasi
k = M x (T/S)
T = Jangka waktu penyiapan lahan, hari (dilihat dari Tabel)
S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan di tambah dengan lapisan air 50
mm (dilihat dari Tabel)
KELOMPOK 3
Berikut merupakan tabel kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan (IR)
Contoh Perhitungan:
Nilai IR dihitung pada tahap persiapan lahan atau Land Preparation (LP)
Direncanakan bahwa persiapan lahan pertama dilakukan pada bulan Desember selama 4 minggu/ 1 b
Nilai Eo didapatkan dari data perhitungan evapotranspirasi sebelumnya, nilai P sudah ditentukan ya
Jangka waktu penyiapan lahan (T) ditentukan melalui perencanaan LP
Kebutuhan air untuk penjenuhan lahan menyesuaikan dengan kondisi lahan tanam
Dimana:
NFR = Netto Field Water Requirement, kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari)
= Evaporasi tanaman (mm/hari)
ETC
KELOMPOK 3
P= Perkolasi (mm/hari)
WLR= Penggantian lapisan air (mm/hari) Re= Curah hujan efektif (mm/hari)
Kebutuhan air irigasi netto (NFR) dipengaruhi oleh besarnya evapotranspirasi (ETc) dan perkola
proses pergantian air.
NFR
IR e
Dimana:
IR= Kebutuhan air irigasi (mm/hr)
(mm/hari)
R
e IR = ETc -
e
KELOMPOK 3
Kebutuhan Pengambilan
Kebutuhan pengambilan untuk tanaman adalah jumlah debit air yang dibutuhkan oleh satu hektar
berikut
NFR
DR
Dimana:
DR= Kebutuhan pengambilan air pada sumbernya (lt/dt/ha)
1/ 8,64 = Angka konversi satuan dari mm/hari ke lt/dt/ha
Tahapan perhitungan kebutuhan air di sawah menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01 2013
Dengan rotasi (alamiah) didalam petak tersier, kegiatan-kegiatan penyiapan lahan di seluruh petak
C1, masa penyiapan lahan selesai dalan 2 minggu
C2, masa penyiapan lahan selesai dalam 4 minggu
C3, masa penyiapan lahan selesai dalam 6 minggu
Rotasi alamiah digambarkan dengan pengaturan kegiatan-kegiatan setiap jangka waktu setengah b
mempunyai harga-harga koefisien tanaman yang bertahap-tahapnya.
KELOMPOK 3
Tabel A.2.2. Harga-Harga Koefisien1 Tanaman Padi
Nedeco/Prosida FAO
Bulan Varietas2 Varietas3 Varietas Varietas
Biasa Unggul Biasa Unggul
0,5 1,20 1,20 1,10 1,10
1,0 1,20 1,27 1,10 1,10
1,5 1,32 1,33 1,10 1,05
2,0 1,40 1,30 1,10 1,05
2,5 1,35 1,30 1,10 0,95
3,0 1,24 0 1,05 0
3,5 1,12 0,95
4,0 04 0
Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA, 010,1985
KELOMPOK 3
KEBUTUHAN AIR DI SAWAH
KELOMPOK 3
LAMPIRAN
KELOMPOK 3
LAMPIRAN
KELOMPOK 3
Table 2. Values of Weighting Factor (W) for the Effect of Radiation on ET0
at Different Temperatures and Altitudes
Temperature (oC) W
2.0 0,43
4.0 0,46
6.0 0,49
8.0 0,52
10.0 0,55
12.0 0,58
14.0 0,61
16.0 0,64
18.0 0,66
20.0 0,68
22.0 0,71
24.0 0,73
26.0 0,75
28.0 0,77
30.0 0,78
32.0 0,80
34.0 0,82
36.0 0,83
38.0 0,84
40.0 0,85
KELOMPOK 3
Table 3. Extra Terrestrial Radiation (Ra) expressed in equivalent evaporation in mm/day
KELOMPOK 3
Table 4. Effect of Temperature f(T) on Longwave Radiation (Rn1)
Temperature oC f(T)
0,0 11,0
2,0 11,4
4,0 11,7
6,0 12,0
8,0 12,4
10,0 12,7
12,0 13,1
14,0 13,5
16,0 13,8
18,0 14,2
20,0 14,6
22,0 15,0
24,0 15,4
26,0 15,9
28,0 16,3
30,0 16,7
32,0 17,2
34,0 17,7
36,0 18,1
KELOMPOK 3
Table 5. Correction Factor in c Penman method
KELOMPOK 3
PERENCANAAN DIMENSI JARINGAN IRIGASI
c × NFR × A
Q=
e
Dimana :
Q = Debit rencana, l/dt
c = Koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan (lihat
pasal
2.2.4 KP03)
NFR = Kebutuhan bersih (netto) air di sawah,
l/dt/ha A = Luas daerah yang diairi, ha
e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan.
KELOMPOK 3
lt/dt/ha Qa m3/dt/ha
NAMA SALURAN Luas Lahan DR e c
SP 1 136,8658 1,21 0,65 1 254,1703 0,2542
SP 2 94,8040 1,21 0,65 1 176,0583 0,1761
SP 3 43,5850 1,21 0,65 1 80,9407 0,0809
SS 1 10,6486 1,21 0,65 1 19,7753 0,0198
SS 2 13,0427 1,21 0,65 1 24,2213 0,0242
SS 3 10,5251 1,21 0,65 1 19,5459 0,0195
SS 4 10,5989 1,21 0,65 1 19,6830 0,0197
SS 5 12,7961 1,21 0,65 1 23,7633 0,0238
SS 6 10,8215 1,21 0,65 1 20,0964 0,0201
SS 7 10,2892 1,21 0,65 1 19,1078 0,0191
SS 8 12,4242 1,21 0,65 1 23,0727 0,0231
SS 9 11,5031 1,21 0,65 1 21,3621 0,0214
PS 1 10,5251 1,21 0,65 1 19,5459 0,0195
PS 2 12,9560 1,21 0,65 1 24,0603 0,0241
PS 3 10,7353 1,21 0,65 1 19,9363 0,0199
PS 4 10,6486 1,21 0,65 1 19,7753 0,0198
PS 5 13,0427 1,21 0,65 1 24,2213 0,0242
PS 6 10,5251 1,21 0,65 1 19,5459 0,0195
PS 7 10,5989 1,21 0,65 1 19,6830 0,0197
PS 8 12,7961 1,21 0,65 1 23,7633 0,0238
PS 9 10,8215 1,21 0,65 1 20,0964 0,0201
PS10 10,2892 1,21 0,65 1 19,1078 0,0191
PS 11 12,4242 1,21 0,65 1 23,0727 0,0231
PS 12 11,5031 1,21 0,65 1 21,3621 0,0214
A = (b + m × h) × h
P = (b + 2 × h √1 + m2)
Q =V×A
b =n×h
Dimana:
Q = debit saluran, m3/dt
v = kecepatan aliran, m/dt
A = potongan melintang aliran, m2
KELOMPOK 3
R = jari-jari hidrolis, m
P = keliling basah, m
b = lebar dasar saluran
H = tinggi air, m
I = kemiringan energi (kemiringan
saluran) k = koefisien kekasaran stickler,
m1/3/detik m = kemiringan talud
Debit rencana k
𝟏
M3/dt 𝒎 /dt
𝟑
Q > 10 45
5 < Q <10 42,5
1<Q<5 40
Q < 1 dan saluran tersier 35
Kisaran
Bahan tanah Simbol
kemiringan
Batu < 0,25
Gambut kenyal Pt 1–2
Lempung kenyal, geluh, tanah lus Cl, CH, MH 1–2
Lempung Pasiran, tanah pasiran
SC, SM 1,5 – 2,5
kohesif
Pasir lanauan SM 2–3
Gambar lunak Pt 3–4
KELOMPOK 3
Tabel 3. Kemiringan talut minimum untuk saluran timbunan yang
dipadatkan dengan baik.
dengan jalan
debit rencana tanpa jalan inspeksi
inspeksi
(m3/dt) (m)
(m)
Q≤1 1 3
1<Q<5 1,5 5
5 < Q ≤ 10 2 5
10 < Q ≤ 15 3,5 5
Q > 15 3,5 5
KELOMPOK 3
Tabel 6. Hubungan nilai debit dengan kemiringan talud dan kecepatan.
KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN
KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALUAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN
KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALUAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN
DENGAN SKEMA DIMENSI YANG SAMA
KELOMPOK 3
C. Skema Tinggi Muka Air
Tinggi muka air yang diinginkan dalam jaringan utama didasarkan pada tinggi muka air yang diperl
Dimana :
P= muka air di saluran
A= elevasi tertinggi di sawah
a= lapisan air di sawah ≈ 10 cm
b= kehilangan tinggi energi di saluran kuarter sawah ≈ 5 cm c= kehilangan tinggi energi di boks bag
d= kehilangan tinggi energi selama pengaliran disaluran irigasi, I x L e= kehilangan tinggi energi di
f= kehilangan tinggi enegri di gorong – gorong ≈ 5 cm g= kehilangan tinggi energi di bangunan sad
Z= kehilangan tinggi energi di bangunan-bangunan tersier yang lain
Dengan menggunakan persamaan di atas maka dapat diperhitungkan skema tinggi muka air yang
KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN SKEMA TINGGI MUKA AIR
KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN SKEMA TINGGI MUKA AIR DENGAN DIMENSI SAMA
KELOMPOK 3
DEBIT ANDALAN
KELOMPOK 3
B. Data-Data Perhitungan
KELOMPOK 3
TABEL DATA CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN DAN
JUMLAH HARI HUJAN
Januari 293,4664 14
Februari 235,7813 11
Maret 305,1469 18
April 187,1267 9
Mei 185,0548 8
Juni 143,0468 7
Juli 50,3451 5
Agustus 58,0407 4
September 61,3573 6
Oktober 26,9752 13
November 319,0606 16
Desember 291,5656 15
KELOMPOK 3
C. Contoh Perhitungan Debit Andalan
No. m Daerah
1 0% Hutan primer, sekunder
2 10 - 40 % Daerah tererosi
3 30 - 50 % Daerah ladang pertanian
(Sumber : Sudirman ,2002)
Banyaknya hari hujan yang diamati pada daerah itu sama dengan 14 hari.
Menggunakan rumus sebagai berikut :
PF = (m/20) × (18-h) = (0,5/20) × (18-14) = 0,10
Perbedaan evapotranspirasi potensial (Eto) dan evapotranspirasi terbatas
(ΔE).
E = (Eto’) × PF = 97,65 × 0,10 = 9,77 mm/hari/bulan
Evapotranspirasi terbatas (Et)
Et = Eto’ – E = 97,65 – 9,77 = 87,89 mm/hari.
KELOMPOK 3
Perhitungan keseimbangan air (Water Balance):
Perubahan kandungan air tanah, DS = P – Et
Ds = 293,47 – 87,89 = 205,58 mm/hari (P > Et maka nilai DS positif)
Jika nilai DS > 0, maka kandungan air di dalam tanah sebesar 0,
sebaliknya jika DS<0, maka kandungan air di dalam tanah adalah
nilai itu sendiri. Oleh karena itu nilai kandungan air tanah pada bulan
Januari adalah 0.
Tampungan Kelembapan Tanah Awal,
ISMS ISMS = 200 mm/hari
Tampungan tanah (SMS)
SMS = ISMS + DS = 200 + 205,58 = 405,58 mm/hari/bulan
Kapasitas Kelembaban Tanah, SMC
SMC = 200 mm/hari (untuk tanaman berakar sedang)
KELOMPOK 3
Tabel Nilai SMC Sesuai Tipe Tanaman dan Tanah
Soil
Zona
Tipe Moisture
Tipe Tanah Akar
Tanaman Capacity
(dalam m)
(dalam mm)
Pasir Halus 0,5 50
Tanaman Pasir Halus dan Loam 0,5 75
Berakar Lanau dan Loam 0,62 125
Pendek Lempung dan Loam 0,4 100
Lempung 0,25 75
Pasir Halus 0,75 75
Tanaman Pasir Halus dan Loam 1 150
Berakar Lanau dan Loam 1 200
Sedang Lempung dan Loam 0,8 200
Lempung 0,5 150
Pasir Halus 1 100
Tanaman Pasir Halus dan Loam 1 150
Berakar Lanau dan Loam 1,25 250
Dalam Lempung dan Loam 1 250
Lempung 0,67 200
Pasir Halus 1,5 150
Pasir Halus dan Loam 1,67 250
Tanaman Lanau dan Loam 1,5 300
Palm
Lempung dan Loam 1 250
Lempung 0,67 200
Pasir Halus 2,5 250
Mendekati Pasir Halus dan Loam 2 300
Hutan Lanau dan Loam 2 400
Alam Lempung dan Loam 1,6 400
Lempung 1,17 350
(Sumber : Sudirman, 2002)
KELOMPOK 3
Aliran dan Penyimpanan Air Tanah :
Infiltrasi, In = WS × i
In = 205,58 × 0,5 = 102,79 mm/hari/bulan
No.Jenis Batuan Ci
Vulkanik muda 0,30 - 0,50
Vulkanik tua, muda, dan sedimen 0,15 - 0,25
Batu pasir 0,15
Sedimen lanau, batu cukup kedap 0,15
Batu Gamping 0,30 - 0,50
KELOMPOK 3
Debit Aliran Sungai (m3/dt)
KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN METODE MOCK
Bulan
No Uraian Hitungan Satuan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
I Data Hujan
1 Curah Hujan (P) Data mm/hari 293,47 235,78 305,15 187,13 185,05 143,05 50,35 58,04 61,36 264,98 319,06 291,57
2 Hari Hujan (n) Data hari 14 11 18 9 8 7 5 4 6 13 16 15
II Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi Potensial Eto mm/hari 97,65 91,28 97,03 92,70 91,14 90,90 110,98 126,79 124,80 122,14 100,50 100,44
4 Lahan Pertanian (m) Ditentukan % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
5 PF = (m/20)*(18-n) Hitungan 0,10 0,18 0,00 0,23 0,25 0,28 0,33 0,35 0,30 0,13 0,05 0,08
6 ΔE (3)*(5) mm/hari 9,77 15,97 0,00 20,86 22,79 25,00 36,07 44,38 37,44 15,27 5,03 7,53
7 Et = Eto - ΔE (3)-(6) mm/hari 87,89 75,31 97,03 71,84 68,36 65,90 74,91 82,41 87,36 106,87 95,48 92,91
III Keseimbangan Air
8 Ds = P - Et (1)-(7) mm/hari 205,58 160,48 208,12 115,28 116,70 77,14 -24,57 -24,37 -26,00 158,10 223,59 198,66
9 Kandungan Air Tanah (SS) mm/hari 0 0 0 0 0 0 -24,56637 -24,37276 -26 0 0 0
10 Tampungan Kelembaban Tanah Awal ISMS mm/hari 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
11 Soil Moisture Storage (SMS) (8)+(10) mm/hari 405,58 360,48 408,12 315,28 316,70 277,14 175,43 175,63 174,00 358,10 423,59 398,66
12 Soil Moisture Capacity SMC mm/hari 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
13 Kelebihan Air (WS) (11)-(12) mm/hari 205,58 160,48 208,12 115,28 116,70 77,14 -24,57 -24,37 -26,00 158,10 223,59 198,66
IV Aliran Dan Penyimpanan Air Tanah
14 Infiltrasi (in) (13)*(i) mm/hari 102,79 80,24 104,06 57,64 58,35 38,57 -12,28 -12,19 -13,00 79,05 111,79 99,33
15 0,5*(1+k)*in Hitungan 82,23 64,19 83,25 46,11 46,68 30,86 -9,83 -9,75 -10,40 63,24 89,43 79,46
16 K*(Vn-1) Hitungan 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00
17 Volume Penyimpanan (Vn) (15)+(16) mm/hari 202,23 184,19 203,25 166,11 166,68 150,86 110,17 110,25 109,60 183,24 209,43 199,46
18 Perubahan Volume Air (DVn) Vn - V(n- mm/hari 2,23 -18,04 19,06 -37,13 0,57 -15,82 -40,68 0,08 -0,65 73,64 26,19 -9,97
1)
19 Aliran Dasar (BF) (14)-(18) mm/hari 100,56 98,28 85,00 94,78 57,78 54,39 28,40 -12,26 -12,35 5,41 85,60 109,30
20 Aliran Langsung/Aliran Permukaan (DR) (13)-(14) mm/hari 102,79 80,24 104,06 57,64 58,35 38,57 -12,28 -12,19 -13,00 79,05 111,79 99,33
21 Aliran (R) (19)+(20) mm/hari 203,35 178,52 189,06 152,42 116,13 92,97 16,12 -24,45 -25,35 84,46 197,39 208,63
V Debit Aliran Sungai
22 Debit Aliran Sungai A*(20) m^3/dt 3,28 2,88 3,05 2,46 1,87 1,50 0,26 -0,39 -0,41 1,36 3,19 3,37
23 Debit Aliran Sungai lt/dt 3282,74 2881,88 3052,08 2460,53 1874,79 1500,80 260,20 -394,71 -409,25 1363,48 3186,59 3367,99
24 Jumlah Hari hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
25 Debit Aliran (10^6) m^3/bulan 8,79 6,97 8,17 6,38 5,02 3,89 0,70 -1,06 -1,06 3,65 8,26 9,02
KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN METODE MOCK
KELOMPOK 3
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN PEMBUANG
A. Penjelasan Umum
Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap,dan untuk itu diterapkan
V = K × R2/3 × I1/2
R =A
P
A = (b + m × h) × h
P = (b + 2 × h √1 + m2)
Q =V×A
b =n×h
dimana :
Q = debit saluran, m3/dt
v = kecepatan aliran, m/dt
A = potongan melintang aliran, m2 R = jari-jari hidrolis, m
P = keliling basah, m b = lebar dasar saluran H = tinggi air, m
I= kemiringan energi (kemiringan saluran) k = koefisien kekasaran stickler, m1/3/detik
m = kemiringan talud
KELOMPOK 3
KELOMPOK 3
Tabel 4. Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah.
KELOMPOK 3
Tabel 6. Hubungan nilai debit dengan kemiringan talud dan kecepatan.
KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN PEMBUANG
KELOMPOK 3
PERENCANAAN BENDUNG
= 1,50 m
= 1 : 0,67
=1:1
V= Q
A
A 2/3 1/2
V=K []IP
2/3 1/2
Q = KAI
A P2/3
A5/3 = Q 24,25
P2/3K.I1/2 = 35 x 0,00661/2 = 8,5285
KELOMPOK 3
Dimana:
A = (b + mh) h = (35 + h) h
= 37,3343
B0=35 + (2 x 1 x 0,8253)
= 36,6506 m
B0 = 36,6506 m
6/5 BO = 43,9807 m
2/3 1/2
Q = KAI
A P2/3
5
3
A Q 445
=
2K.I1/2
= 35 x 0,00661/2 = 156,5020
P3
KELOMPOK 3
Dimana:
A = (b + mh) h = (35 + h) h
Jumlah = 76,56 m
KELOMPOK 3
5.5 Menghitung Lebar Efektif Bendung (Be)
Direncanakan menggunakan pilar pembagi dengan tebal 1m Lebar bersih bendung (B) = lebar
Lebar efektif bendung : Bef = B- n (2Kp + Ka)H1, dimana
N = 1 jumlah pilar
Kp = 0,01 untuk pilar berujung bulat
Ka = 0,10 untuk pangkat tembok bulat
Bef = 34 – 0,12 H1
Q= 2 Cd√ 2 gBeHi1,5
3 3
Dimana:
Q =445 m3/det
Cd = 1,27 (asumsi dulu, nanti dikontrol kembali) B = (34 – 0,12 H1)
Q = 2 Cd√ 2 gBeHi1,5
3 3
KELOMPOK 3
445 = 2 Cd√ 2 gBeHi1,5
3 3
Gambar 5.7.1. Harga-harga koefisien C0 untuk bendung ambang bulat sebagai fungsi perbanding
P
Gambar 5.7.2. Koefisien C1 sebagai fungsi perbandingan H1.
KELOMPOK 3
Dengan kemiringan hulu 1 : 0,67 C2 = 1,006
Cd = C0 . C1 . C2 = 1,3012 x 0,98 x 1,006 = 1,2828 = 1,2881 OK!!
(sesuai dengan asumsi).
Jadi tinggi energi total diatas mercu H1 = 3,1483 m
Lebar efektif mercu Be = 34 – 0,12 . 3,1483 = 33,6222 m
1.
Menghitung tinggi kecepatan (h0)
KELOMPOK 3
Tinggi energi akibat kecepatan aliran dihulu bendung
h0 = 0,1983 = 0,19 m
2. Menghitung elevasi:
Tinggi air diatas mercu : H0 = H1 – h0
H0 = 3,1483 – 0,19 = 2,9583
Elevasi mercu bendung = + 76,65 m
Elevasi muka air banjir dihulu bendung : el.mercu + H0
= 76,65 + 2,9583 = 79,6083
Elevasi garis energi : el.muka air banjir + H0
= 67,06 + 0,19 = + 67,25 m
Elevasi tanggul di hulu bendung :
= el.muka air banjir + tinggi jagaan
= 67,06 + 1,50
= + 68,56 m
Elevasi muka air banjir dihilir bendung = +67,06
Elevasi tanggul dihilir bendung :
= el.muka air banjir hilir + tinggi jagaan
= 67,06 + 1,50
= + 68,56 m
Elevasi muka air banjir di hilir bendung = + 67,06 m (elevasi
mercu bendung = + 76,65 m)
Hal ini berarti aliran bersifat sempurna, sehingga rumus debit
aliran bendung yang digunakan memenuhi kriteria.
KELOMPOK 3
5.9 Perencanaan Kolam Olak
𝑉= 𝑄 = 445
= 3,0602 m/dt
𝐴4,325 𝑥 33,6222
3 q2 3 13,23532
hc = √ g = √
9,81 = 2,6138
KELOMPOK 3
Gambar 5.9.1. Jari jari minimum bak
Rmin
= 1,55
hc
Rmin = 1,55 x 2,6138 = 4,0514 m
Tmin = 1,9
hc
Tmin = 1,9 x 2,6138 = 4,9662
KELOMPOK 3
-Elevasi dasar kolam olak = el. Muka air banjir hilir - Tmin
= 67,06 – 4,9662 = 62,0938 m
-Elevasi End sill
Sin45 = 𝑋 = 𝑋
𝑅4,0541
Gaya tetap adalah gaya yang tidak berubah meski terjadi perubahan kondisi, gaya-gaya tetap
Gaya akibat berat sendiri bendung (W)
Gaya akibat tekanan tanah aktif (Pa) dan pasif (Pp)
Gaya gempa (G)
KELOMPOK 3
1. Gaya Akibat Berat Sendiri Bendung
KELOMPOK 3
3. Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif dan Pasif
= 1 - sin 22,453
1+ sin 22,453=
= 0,447
= 1/2 . γd Ka h2
Pa
= 1/2 . 1,788 . 0,447 . 10,502
= 44,0579
4. Gaya Hidrostatis
Gaya merupakan fugsi kedalaman di bawah permukaan air. Berat jenis air (γair) = 1 t/m3
Luas Bidang= 0,5 x a x t
=0,5 x 6,875 x 6,875
= 23,6328 m2
Gaya Berat= luas bidang x γair
= 23,6328 x 1,00
= 23,6328 ton
KELOMPOK 3
Momen = Gaya hidrostatis x Panjang lengan terhadap titik T
= 23,6328 x 7,5
= 177,2461 ton (arah momen searah jarum jam bernilai positif)
Gaya angkat adalah gaya rembesan. Gaya ini di hitung berdasarkan perhitungan aya rem
Luas bidang = (PQ + PR) x LQ-R x 0,50
= (7,14 + 5,54) x 10,00 x 0,50
= 63,42 m2
Gaya berat= luas bidang x γair
= 63,42 x 1,00
= 63,42 ton
Momen= kgaya uplift x Panjang lengan terhadap titik T
= 63,42 x 0,351
KELOMPOK 3
= 22,29 tm (arah momen searah jarum jam bernilai
positif)
RH RV Momen
No. Gaya
(ton) (ton) Guling Tahanan
1 Berat -243,213 -1131,57
Tekanan
2 -44,0579 -96,24
Tanah Aktif
Tekanan
3 -31,9823
Tanah Aktif
4 Gempa 44,508 83,65
5 Hidrostatis 23,6328 177,2461
6 Uplift 25,66 118,93
Total -7,8994 -217,55 379,8261 -1267,91
∑ MT
SF =
∑ MG
1267,91
=
379,8261
∑ RV
SF =
∑ RH
217,55
=
7,8994
KELOMPOK 3
9. Stabilitas Terhadap Geser
Eksentrisitas
σmaks = RV (1+ 6e
L ) <σ
L
σmin = RV (1+ 6e
L) >0
L
KELOMPOK 3
TRASE
SALURAN
IRIGASI
KELOMPOK 3
76
75
74 72
73
71
70 69
69 68
68
67
67
68
69 67
Peta C
Skala 1:50.000
76
75
74 72
73
71
70 69
69 68
68
67
67
68
69 67
Peta C
Skala 1:50.000
SKEMA JARINGAN
IRIGASI, SKEMA
BANGUNAN
IRIGASI, DAN
SKEMA TINGGI
MUKA AIR
KELOMPOK 3
POTONGAN
MELINTAN
G
KELOMPOK 3
POTONGAN
MEMANJAN
G
KELOMPOK 3
GAMBAR
BENDUN
G
KELOMPOK 3
Program Studi S1 Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lampung
Mercu
POTONGAN B - B
POTONGAN B - B
Program Studi S1 Teknik
Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lampung
WATER LEVEL
ELV +71
ELV +69,500
ELV +68,750
1
1
1.75
1
WATER LEVEL
ELV +66,200
ELV +65,000
1
10
ELV +63,248
ELV +62,378
1
3
9
1
POTONGAN MEMANJANG
Program Studi S1 Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lampung