Anda di halaman 1dari 136

SO♙L TUG♙S BES♙R

REK♙Y♙S♙ IRIG♙SI

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Lampung
2023
♙. PET♙ KONTUR

Peta C

76
75

74 72
73

71

70 69

69 68

68
67
67
68
69 67

Peta C
Skala 1:50.000
B. D♙T♙ CUR♙H HUJ♙N

Data Set 1
C. PET♙ D♙S UNIL♙

Terdiri dari 3 stasiun hujan (♙, B, dan C)


D. D♙T♙ KLIM♙TOLOGI

E. POL♙ T♙N♙M

Padi-Padi-Palawija
F. DES♙IN BENDUNG

Rencanakan bangunan bendung tetap tersebut berdasarkan:

 Kriteria perencanaan irigasi KP 02

 Ketentuan USBR untuk bentuk kolam olak bangunan

 Data yang belum tercantum hendaknya direncanakan sendiri dengan wajar

sesuai dengan ketentuan dengan menyebut sumbernya.

C♙T♙T♙N PENTING:

 Untuk melakukan responsi akhir tugas, minimal telah melakukan asistensi

sebanyak 4x.

 Kertas absen dibawa setiap kali asistensi.

 Semua anggota kelompok W♙JIB hadir saat asistensi. Jika berhalangan harap

izin dengan alasan yang jelas.

 Setelah 50% progress, setiap kelompok W♙JIB melakukan presentasi

progress di kelas mata kuliah Rekayasa Irigasi.


DATA CURAH HUJAN

Stasiun 1
Tahun : 2010-2019
Name Station :A

STA UNILA A Curah Hujan (mm)


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jul Agu Sep Okt Nov Des
2010 306 199 249 53 59 21 5 0 17 593 229 483
2011 252 195 255 175 99 0 0 0 0 0 184 310
2012 320 265 403 224 328 361 154 83 59 179 531 242
2013 108 325 109 146 132 8 5 219 123 703 481 236
2014 170 157 395 117 128 0 3 15 229 465 234 351
2015 156 317 443 26 0 0 0 0 0 147 592 108
2016 374 238 260 102 6 125 0 0 0 1 260 104
2017 305 158 274 72 296 585 357 172 92 436 34 446
2018 559 225 281 354 629 467 6 132 100 73 238 388
2019 297 188 179 331 185 28 0 14 0 397 823 476

KELOMPOK 3
Stasiun Tahun :2
Name Station : 2010-2019
:C

KELOMPOK 3
Stasiun 3
Tahun : 2010-2019
Name Station :D

STA UNILA D Curah Hujan (mm)


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2010 347 311 227 30 198 13 24 9 19 725 268 304
2011 253 302 254 153 109 0 0 0 0 0 154 259
2012 391 151 267 284 318 296 135 31 91 332 379 302
2013 180 339 116 56 251 13 52 199 150 547 532 260
2014 273 488 598 268 105 0 0 0 0 0 165 184
2015 205 170 277 377 0 0 0 0 0 107 200 12
2016 249 135 189 97 0 100 0 0 5 7 211 195
2017 257 126 236 78 266 666 409 42 53 220 12 364
2018 488 169 383 233 493 346 9 64 35 116 95 315
2019 103 86 126 276 67 50 0 51 0 0 0 0

KELOMPOK 3
CURAH HUJAN RATA-RATA

A. Metode

Metode yang digunakan untuk menghitung curah hujan rata-rata ini adalah
Metode Thiessen.

B. Perhitungan

1) Luas poligon tiap-tiap stasiun


 STA A = 209,1462 ha
 STA C = 115,3387 ha
 STA D = 108,9001 ha
 Total = 432,3850 ha

2) Metode Theissen
An
 Koefisien Thiessen (α ) =
n
∑A

Ket:
An = Luas poligon
∑A = Luas poligon total
αn = Koefisien Theissen dan n adalah jumlah titik pengamatan

Contoh Perhitungan: STA A


208,1462
Koefisien Thiessen (αn) = = 0,4814
432,3850

KELOMPOK 3
Hasil perhitungan Koefisien Thiessen disajikan dalam tabel dibawah
ini.

Stasiun Luas (m2) Koefisien Thiessen


A 208,1462 0,4814
C 115,3387 0,2668
D 108,9001 0,2519
Total 432,3850 1,0000

 Curah Hujan Rata Rata ( R ) = (R1 × α1) + (R2 × α2) + … + (Rn ×


αn) Ket :
R = Curah hujan rata-rata daerah (mm/hari)
Rn = Curah hujan di tiap titik pengamatan dan tiap titik pengamatan
αn = Koefisien Theissen tiap titik pengamatan.

Contoh Perhitungan: Curah Hujan Rata-Rata Bulan Januari


Data Curah Hujan
 STA A = 306 mm/hari
 STA C = 238 mm/hari
 STA D = 347 mm/hari
R = (306 x 0,4814) + (238 x 0,2668) + (347 x 0,2519)
= 298,1872 mm/hari

Hasil perhitungan Curah Hujan Rata-Rata setiap bulan selama 10


tahun akan disajikan dalam tabel dibawah ini :

KELOMPOK 3
DATA CURAH HUJAN RATA-
RATA

KELOMPOK 3
CURAH HUJAN EFEKTIF (Re)

Hujan yang diharapkan terjadi selama satu musim tanam berlangsung disebut
curah hujan efektif. Masa hujan efektif untuk suatu lahan persawahan dimulai dari
pengolahan tanah sampai tanaman dipanen, tidak hanya selama masa
pertumbuhan (Subramanya, 2005).

Curah hujan efektif untuk tanaman lahan tergenang berbeda dengan curah hujan
efektif untuk tanaman pada lahan kering dengan memperhatikan pola periode
musim hujan dan musim kemarau. Perhitungan curah hujan efektif dilakukan atas
dasar prinsip hubungan antara keadaan tanah, cara pemberian air dan jenis
tanaman (Sosrodarsono, 1983).

Besarnya curah hujan efektif diperoleh dari pengolahan data curah hujan harian
hasil pengamatan pada stasiun curah hujan yang ada di daerah irigasi/daerah
sekitarnya dimana sebelum menentukan curah hujan efektif terlebih dahulu
ditentukan nilai curah hujan andalan yakni curah hujan rata-rata setengah bulanan
(mm/15 hari) dengan kemungkinan terpenuhi 80% dan kemungkinan tak
terpenuhi 20% dengan menggunakan rumus analisis (Chow, 1994 dalam
Subramanya, 2005).

Curah hujan efektif (R80) dihitung dari data curah hujan rata-rata setengah
bulanan yang diurutkan dari data terkecil hingga terbesar.

Tahapan perhitungan curah hujan efektif:


 Urutkan data curah hujan rata-rata dari terkecil sampai terbesar.
 Untuk menentukan curah hujan yang kemungkinan terpenuhi 80% (R80),
n
hitung menggunakan rumus “ + 1” dengan n merupakan banyaknya data
5
yang dihitung.

KELOMPOK 3
Contoh Perhitungan :

Banyak data = 10 tahun


R80 = n + 1 = 10 + 1 = 3
5 5
Curah hujan yang kemungkinan terpenuhi 80% (R80) berada di urutan ke 3 dari
data terbesar.

Hasil perhitungan Curah Hujan Probabilitas 80% disajikan dalam table di bawah.

KELOMPOK 3
CURAH HUJAN PROBABILITAS 80% (R80)

Curah Hujan (mm)


Ranking Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 203,2246 167,2793 132,3698 49,0745 0 0 0 0 0 2,5112 90,0784 125,1678
2 209,4206 207,9246 194,7272 66,5757 4,2221 0 0 0 0 2,9343 177,5112 145,3249
3 235,1537 213,1462 255,2816 97,0062 128,4192 0,2668 0 0 0,8003 95,0334 193,1477 269,2531
4 238,5363 218,3649 263,4580 143,2115 146,2147 12,7270 1 2,2667 1,2593 146,5286 214,2546 292,0558
5 255,1861 235,5325 301,6106 156,1429 155,6688 22,7196 1,9777 7,2209 33,5087 203,3967 266,5982 293,6956
6 267,8363 236,0110 302,8414 177,7283 159 35 8,4516 33 68 257,5329 279,9020 295,2879
7 298,1872 238,4221 351,7704 206,7802 186,2455 122,7048 12 60,0336 76,1290 349,3217 428,6974 306,2720
8 321,1776 241,9659 370,2484 302,0645 235,3610 328,3574 18,4379 98 86,4455 401,2355 448,1905 366,6800
9 388,2977 246,3662 398,8899 330,2185 340,4194 350 117,4714 188 163,6774 592,9017 534,3908 388,0350
10 517,6440 352,8003 480,2714 342,4643 494,9827 557,9191 344 191,8226 184,1283 598,3562 557,8352 433,8836
(n/5)+1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R80 321,1776 241,9659 370,2484 302,0645 235,3610 328,3574 18,4379 97,5348 86,4455 401,2355 448,1905 366,6800
mm/hari 10,3606 8,6416 11,9435 10,0688 7,5923 10,9452 0,5948 3,1463 2,8815 12,9431 14,9397 11,8284

KELOMPOK 3
 Perhitungan Curah Hujan Efektif
Merupakan besarnya curah hujan yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk memenuhi kebutuhan

Untuk Padi : Re = 0,7 x 15 x R80


1
= 0,5 x 15 x R80
Untuk Palawija: Re

Keterangan :
Re = Curah Hujan Efektif
R80 = Curah hujan dengan probabilitas 80%

Contoh Perhitungan :

Ref pada bulan Januari


1
Padi = 0,7 x 31 x 321,1776 = 7,2524 mm/hari
1
Palawija = 0,5 x 31 x 321,1776 = 5,1803 mm/hari

* Palawija = Berbagai jenis tanaman yang dapat ditanam di sawah pada musim
kemarau

Hasil perhitungan Curah Hujan Efektif disajikan dalam tabel di bawah ini.

KELOMPOK 3
CURAH HUJAN EFEKTIF (Re)

KELOMPOK 3
EVAPOTRANSPIRASI

Evapotranspirasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap ke udara bergerak dari permukaan tan
Evapotranspirasi Potensial.

Evapotranspirasi sering disebut sebagai kebutuhan konsumtif tanaman yang merupakan jumlah air
air untuk transpirasi dari tubuh tanaman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi adalah suhu air, suhu udara, kelem
menunjukkan evapotranspirasi potensial adalah seperti berikut:

Eto = c × (W × Rn + (1 – W) × f(U) × (ea-ed)

Dengan : ETo=
c=
Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
Faktor penyesuaian kondisi cuaca akibat siang dan malam (lihat tabel lampiran)
= Faktor yang mempengaruhi penyinaran matahari (tabel penman)
= Tekanan uap jenuh (mbar), (lihat tabel lampiran)
= Tempratur berdasarkan data dari stasiun pengamatan
W
= Tekanan uap nyata (mbar), dimana : ed = RH × ea
ea T
= Kelembaban udara relatif berdasarkan data dari stasiun pengamatan
ed
= Fungsi relative angin, dimana : F(U) = 0,27 × (1 + U2/100)
RH F(U)

KELOMPOK 3
U2 1-W = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m selama 24 jam dalam km/hari Faktor berat sebaga
Rn Rns Rs=RaRadiasi
n/N α Rn1
penyinaran
Rn1 matahari (mm/hari), dimana : Rn = Rns – Rnl
F(T) = Harga netto radiasi gelombang pendek, dimana : Rns = (1- α) × Rs Radiasi gelombang
= Koefisien pemantulan/koefisien albedo = 0,25 Harga netto radiasi gelombang panjang (
= lihat tabel lampiran
= 0,5
= Fungsi tekanan uap nyata, dimana : 0,34 – 0,044 ed
=
=
=
=

f(ed) =
f(n/N)
= Fungsi perbandingan penyinaran matahari dalam 1 hari f(n/N) = 0,1
+ 0,9 (n/N)

Data-data yang dibutuhkan adalah data-data klimatologi, antara lain:


Total curah hujan (mm/hari)
Jumlah hari hujan
Lama penyinaran matahari (jam)
Kelembaban udara (%)
Suhu harian (Celcius)
Kecepatan angin (Knots)
Arah rata-rata angin (Derajat)
Data-data tersebut diambil dari Stasiun Klimatologi Bandar Lampung dan Stasiun UNILA, Bandar L

KELOMPOK 3
TEMPERATUR RATA-RATA (T)

KELOMPOK 3
KELEMBABAN RATA-RATA (RH)

KELOMPOK 3
KECEPATAN ANGIN RATA-RATA (U)

Kecepatan (knot)
Tahun
Januari 3 Februari 8 Maret 2 April 2 Mei 3 Juni 6 Juli 3 Agustus 5 September 5 OktoberNove
2010 3 4 3 4 4 5 9 8 9 5
2011 5 5 6 5 4 7 8 8
2012 5 4 4 5 6 8 9
2013 4 4 4 6 8 9
2014 3 2 2 3 5
2015 3 3 2 3
2016 2 2 3
2017 2 2
2018 3
2019
Rata-rata km

KELOMPOK 3
PENYINARAN MATAHARI RATA-RATA (n/N)

Sinar Matahari (%)


Tahun
2010 Januari 22 Februari 6 Maret 30 April 43 Mei 51 Juni 80 Juli 76 Agustus 74 September 68 OktoberNovem 60
2011 54 50 55 53 54 58 60 66 54
2012 36 40 50 76 72 76 82 77
2013 52 39 47 56 56 51 70
2014 48 47 44 53 55 54 6
2015 64 47 63 86 88 74
2016 44 73 60 82 60
2017 60 52 52 73
2018 47 65 73
2019 42 58
46,9
Rata-rata Hari
n/N

KELOMPOK 3
Contoh Perhitungan:

Bulan Januari
 Temperatur (T)
Nilai temperatur berasal dari data klimatologi yaitu nilai rata-rata dari semua
data yang ada.
n =7

26 + 27,3+ 26,6 + 26,5 + 26,2 + 26,7 + 27,1 + 26,9 + 26,8 + 26,5


T = 10 = 26,66 oC

Tahun
Januari
2010 26
2011 27,3
2012 26,6
2013 26,5
2014 26,2
2015 26,7
2016 27,1
2017 26,9
2018 26,8
2019 26,5
Rata-rata 26,66

 Kecepatan angin (U)


Nilai kecepatan angin merupakan nilai rata-rata semua data yang diubah
satuannya menjadi km/hari. Data kecepatan angin dalam knots.
1 Knots = 1,852 km/jam
n = 10
3+3+5+5+4+3+3+2+2+3
U =
10
= 3,3 knots x 1,852 x 24
= 146,6784 km/hari

KELOMPOK 3
Tahun
Januari
2010 3
2011 3
2012 5
2013 5
2014 4
2015 3
2016 3
2017 2
2018 2
2019 3
Rata-rata 3,3
km/hari 146,6784

 Kelembaban udara (RH)


Nilai kelembaban udara merupakan nilai rata-rata semua data yang ada.
n = 10
88 + 84 + 81 + 85 + 87 + 80 + 88 + 83 + 83 + 82
RH = = 84,1%
10

Tahun
Januari
2010 88
2011 84
2012 81
2013 85
2014 87
2015 80
2016 88
2017 83
2018 83
2019 82
Rata-rata 84,1

 Lama penyinaran matahari (n/N)


Nilai lama penyinaran merupakan nilai rata-rata semua data dibagi dengan
jumlah hari dalam bulan dikalikan 100%
n = 10, jumlah hari pada bulan Januari adalah 31 hari, 1 hari adalah 24 jam

KELOMPOK 3
22 + 54 + 36 + 52 + 48 + 64 + 44 + 60 + 47 + 42
Rata-rata lama penyinaran
= 10

= 46,9 jam
46,9
n/N = x 100 = 6,3038%
31 × 24

Tahun
Januari
2010 22
2011 54
2012 36
2013 52
2014 48
2015 64
2016 44
2017 60
2018 47
2019 42
Rata-rata 46,9
Hari 31
n/N (%) 6,3038

 Tekanan uap jenuh pada temperatur rata-rata (ea)


Nilai ea dihitung berdasarkan nilai perhitungan temperature yang terdapat pada
tabel yang telah disediakan. Semua nilai pada table tersebut akan dilampirkan.
Nilai hasil perhitungan temperatur pada bulan januari adalah 26,66oC

Dilakukan interpolasi, maka :


26,66-27
ea = ( ) x (33,6 – 35,7)) + 35,7 = 34,9860 mm hg
26-27
 Tekanan uap nyata (ed)
ed = ea x (RH/100) = 34,9860 x (84,1/100) = 29,42 mm hg

KELOMPOK 3
 Perbedaan tekanan udara
Perbedaan tekanan udara = ea – ed = 34,99 – 29,42 = 5,57 mm hg
 Fungsi relatif angin (f(u))
f(u) = 0,27 x [1 + (U/100)] = 0,27 x [1 + (146,48/100)] = 0,67
 Faktor temperatur (W)
Nilai W dipengaruhi oleh hasil perhitungan temperatur pada bulan januari.
Nilai seluruh tabel akan dilampirkan.

Temperatur (OC) Ea (mmHg)


26 0,75
26,66 x
28 0,77

26,66-28
W= ) x (0,75 – 0,77)) + 0,77 = 0,7566
( 26-28
 Faktor pengaruh angin dan kelembaban
Faktor pengaruh angin dan kelembaban = 1 – W = 1 – 0,7566 = 0,2434
 Radiasi extra terresial (Ra)
Nilai Ra dipengaruhi oleh letak lintang. Data lintang adalah 05o10’20” LS.
Data lintang tersebut dikonversi menjadi bilangan decimal menjadi 5,17o. Nilai
Ra didapat dari tabel yang tersedia. Nilai seluruh tabel akan dilampirkan.

Lintang Ra
6,0 15,8
5,17 X
4,0 15,5

5,17-4
Ra = ) x (15,8 – 15,5)) + 15,5 = 15,68 mm/hari
( 6-4
 Radiasi gelombang pendek (Rs)
Rs = (0,25 + (0,50(n/N))) x Ra = 15,68 x (0,25 + (0,50 x 6,3)) = 4,41 mm/hari
 Netto radiasi gelombang pendek (Rns)
α = Koefisien pemantulan/koefisien albedo =
0,25 Rns = Rs x (1-α) = 4,41 x (1 – 0,25) = 3,31

KELOMPOK 3
mm/hari

KELOMPOK 3
 Pengaruh temperature (f(T))
Pengaruh temperature dipengaruhi nilai perhitungan temperatur sebelumnya.
Semua nilai pada tabel akan dilampirkan.

Temperature oC f(t)
26,0 15,9
26,66 x
28,0 16,3

26,66 -
f(T) = 28 ) x (15,9 – 16,3)) + 16,3 = 16,03
(
26 - 28
 Fungsi tekanan uap nyata (f(ed))
f(ed) = 0,34 – (0,044 x ed0,5) = 0,34 – (0,044 x 29,420,5) = 0,10
 Fungsi perbandingan penyinaran 1 hari (f(n/N))
f(n/N) = 0,10 + 0,90(n/N) = 0,10 + (0,90 x (6,30/100)) = 0,16
 Netto radiasi gelombang panjang (Rn1)
Rn1 = f(T) x f(ed) x f(n/N) = 16,03 x 0,10 x 0,16 = 0,26 mm/hari
 Radiasi penyinaran matahari (Rn)
Rn = Rns – Rn1 = 3,31 – 0,26 = 3,05 mm/hari
 Fakor perkiraan dari kondisi musim (c)
Nilai c dipengaruhi oleh nilai Rs, U, dan RH. Seluruh nilai tabel akan
dilampirkan.
RH = 84,1%, maka digunakan RH max = 90%
Ubah nilai U menjadi m/sec = (146,6784 x 1000) / (24 x 60 x 60) = 1,70 m/sec,
maka digunakan nilai U day/U night = 2.0
Rs = 4,41 mm/hari, maka:

Uday/Unight = 2,0
RH max = 90%
U day
Rs (mm/day)
(m/sec) 3,0 4,41 6,0
0,0 1,020 X 1,060
1,70 c
3,0 0,890 Y 0,980

KELOMPOK 3
X = (((4,41 – 6,0) : (3,0 – 6,0)) x (1,02 – 1,06)) + 1,06 = 1,04
Y = (((4,41 – 6,0) : (3,0 – 6,0)) x (0,89 – 0,98)) + 0,98 = 0,93
c = (((1,70 – 3,0) : (0,0 – 3,0)) x (1,02 – 0,89)) + 0,89 = 0,98

Evapotranspirasi potensial (ETo)


Evapotranspirasi harian
ETo= c [(W.Rn) + ((1-W).f(u).(ea-ed))]
= 0,98 [(0,76 x 3,05) + (0,24 x 0,67 x 5,57)]
= 3,15 mm/hari
Evapotransporasi bulanan
Jumlah hari bulan januari = 31 hari
ETo= ETo harian x jumlah hari dalam bulan
= 3,15 x 31
= 97,65 mm/bulan
Eo dan Perkolasi
Eo= Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 x ETo selama penyiapan lahan (mm/hari)
Eo= 1,1 x ETo = 1,1 x 3,15 = 3,47 mm/hari
Perkolasi = 2,5
Eo + Perkolasi = 3,47 + 2,5 = 5,97
Hasil perhitungan akan dilampiran pada tabel di bawah.

KELOMPOK 3
PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI DENGAN METODE PENMANN MODIFIKASI

Uraian Simbol Sumber Satuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Temperatur T data oC 26,66 26,69 26,73 26,89 26,76 25,82 23,63 25,30 25,83 23,97 26,68
Kecepatan Angin U data km/hari 146,68 168,90 137,79 160,01 208,91 262,24 324,47 346,69 337,80 271,13
Kelembaban Udara RH data % 84,10 84,40 84,50 84,80 84,80 85,20 82,50 81,50 82,50
Lama Penyinaran Matahari n/N data % 6,30 7,10 7,33 9,13 8,71 9,25 9,65 9,62 8
Tek. uap jenuh pada temp. rata2 ea Tabel mm hg 34,99 35,05 35,13 35,47 35,20 33,26 29,16 32,2
Tek. uap nyata ed ea x (RH/100) mm hg 29,42 29,58 29,69 30,08 29,85 28,34 24,06
Perbedaan tekanan udara - ea - ed mm hg 5,57 5,47 5,44 5,39 5,35 4,92
Fungsi relative angin f (u) 0,27 [1 + (u/100)] 0,67 0,73 0,64 0,70 0,83
Faktor Temperatur W Tabel 0,76 0,76 0,76 0,76 0,7
Faktor pengaruh angin & kelembaban - 1-W 0,24 0,24 0,24 0,24
Radiasi extra terresial Ra Tabel mm/hari 15,68 15,92 15,60
Radiasi gelombang pendek Rs ((0,25 + 0,50 (n/N)) Ra mm/hari 4,41 4,55
Netto radiasi gel. Pendek Rns (1-a)Rs mm/hari 3,31 3,
Pengaruh Temperatur f (T) Tabel 16,03
Fungsi tekanan uap nyata f(ed) 0,34 - 0,044 . ed0,5
Fungsi perbandingan penyinaran 1 hari f(n/N) 0,10 + 0,90 (n/N)
Netto radiasi gel. Panjang Rn1 f (T) . f (ed) . f (n/N
Radiasi penyinaran matahari Rn Rn
Faktor perkiraan dari kondisi musim c
Evatranspirasi acuan ETo
a. Evapotranspirasi harian
b. Evapotranspirasi bulan
Eo

KELOMPOK 3
KEBUTUHAN AIR
(Berdasarkan KP-01 / 07 Lampiran II Kebutuhan Air)

Evapotranspirasi Tanaman (ETc)

Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air
yang hilang akibat penguapan. Besarnya kebutuhan air tanaman (consumptive use)
dihitung berdasarkan rumus berikut:
ETc = Kc x Eo
dengan:
ETc = Evapotranspirasi tanaman, mm/hari,
Eo = Evapotranspirasi tanaman acuan, mm/hari,
Kc = Koefisien tanaman.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut:
1) Koefisien tanaman (Kc)
Besarnya koefisien tanaman berbeda–beda, tergantung dari jenis tanaman dan
phase pertumbuhan masing–masing tanaman. Koefisien tanaman (Kc) untuk
masing–masing tanaman dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Padi
Periode Nedeco/Prosida FAO
Tengah Kedelai
Varietas Varietas Varietas Varietas
Bulan
Biasa Unggul Biasa Unggul
0,5 1,20 1,20 1,10 1,10 0,5
1,0 1,20 1,27 1,10 1,10 0,75
1,5 1,32 1,33 1,10 1,05 1,00
2,0 1,40 1,30 1,10 1,05 1,00
2,5 1,35 1,30 1,10 0,95 0,82
3,0 1,24 0 1,05 0 0,45
3,5 1,12 0,95
4,0 0 0

2) Evapotranspirasi

KELOMPOK 3
Evaporasi yang yang digunakan merupakan evaporasi tanaman acuan dihitung
dengan menggunakan Metode Penman yang sudah dimodifikasi, yaitu:
Eo = 1,20 x ETo ( Prosida )
Eo = 1,10 x ETo ( FAO )
Harga ETo yang digunakan dari rumus Penman merupakan Evapotranspirasi
tanaman acuan.

Pergantian Lapisan Air (WLR)

Penggantian air genangan diperlukan setelah tanaman diberikan pupuk. Dilakukan


sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm selama ½ bulan atau 3,3 mm/hari.

Penyiapan Lahan

1) Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (PWR)


Derajat Kejenuhan Tanah

Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan (s)


Tanah kering 0
Tanah agak > 0 – 0,25
lembab Tanah 0,26 – 0,50
lembab 0,51 – 0,75
Tanah sangat lembab 0,76 – 0,99
Tanah basah 1
Tanah jenuh

Pada umumnya tanah di Lampung merupakan jenis tanah alluvial yang termasuk
dalam tanah basah dengan derajat kejenuhan (Sb) sebesar 0,9.

(𝑺𝒂 − 𝑺𝒃)
𝑷𝑾𝑹 = 𝟏𝟎𝟎𝟎 + 𝑷𝒅 + 𝑭𝒍

KELOMPOK 3
Keterangan:
PWR = Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)
Sa = Derajat kejenuhan tanah setelah penyiapan lahan dimulai
(%) Sb = Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai
(%) Pd = Kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan
(mm) F1 = Kehilangan air di sawah selama 1 hari (mm)

Untuk tanah berstruktur berat tanpa retak-retak kebutuhan air untuk penyiapan
lahan diambil 200 mm. Ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah.
Pada permulaan transplantasi tidak akan ada lapisan air yang tersisa di sawah.
Setelah transplantasi selesai, lapisan air di sawah akan ditambah 50 mm. Secara
keseluruhan, ini berarti bahwa lapisan air yang diperlukan menjadi 250 mm
untuk menyiapkan lahan dan untuk lapisan air awal setelah transpantasi selesai.
Bila lahan telah dibiarkan beda selama jangka waktu yang lama (2,5 bulan atau
lebih), maka lapisan air yang diperlukan untuk penyiapan lahan diambil 300
mm, termasuk yang 50 mm untuk penggenangan setelah transplantasi.

Contoh Perhitungan :

Bulan Januari
Setelah penyiapan lahan tanah dianggap jenuh, maka Sa = 1, Sb = 0,9, Pd = 250
mm, F1 dianggap merupakan kehilangan air akibat evaporasi terbuka (1,1ETo).
Maka :
1-0,9
PWR = x 250 x (1,1 x 3,15) = 253,47 mm
1000
Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut ini:

KELOMPOK 3
Bulan PWR
Januari 253,4651
Februari 253,5861
Maret 253,4431
April 253,3991
Mei 253,2341
Juni 253,3331
Juli 253,9381
Agustus 254,4991
September 254,5761
Oktober 254,3341
November 253,6851
Desember 253,5641

Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan

Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode


yang dikembangkan oleh van de Goor dan Zijlstra (1968). Metode tersebut
didasarkan pada laju air konstan dalam 1/dt selama periode penyiapan lahan dan
menghasilkan rumus berikut :

𝐼𝑅 = 𝑀. 𝑒𝑘
𝑒 −1
𝑘

Dimana :
IR = Kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan, mm/ hari
M = Kebutuhan air untuk mengganti/ mengkompensari kehilangan air akibat
Evaporasi dan perkolasi di sawah yang dijenuhkan; Eo + P mm/hari
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 x ETo selama penyiapan lahan,
mm/hari
P = Perkolasi
k = M x (T/S)
T = Jangka waktu penyiapan lahan, hari (dilihat dari Tabel)
S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan di tambah dengan lapisan air 50
mm (dilihat dari Tabel)

KELOMPOK 3
Berikut merupakan tabel kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan (IR)

Eo + p mm/hari 5 T = 30 hari T = 45 hari


5,5 S 250 mm S 300 mm S 250 mm S 300
6 11,1 12,7 0,4
6,5 11,4 13 8,8
7 11,7 13,3 9
7,5 12 13,6
8 12,3 13,9
8,5 12,6 14
9 l3
9,5 13,3
10 13
10

Contoh Perhitungan:

Nilai IR dihitung pada tahap persiapan lahan atau Land Preparation (LP)
Direncanakan bahwa persiapan lahan pertama dilakukan pada bulan Desember selama 4 minggu/ 1 b
Nilai Eo didapatkan dari data perhitungan evapotranspirasi sebelumnya, nilai P sudah ditentukan ya
Jangka waktu penyiapan lahan (T) ditentukan melalui perencanaan LP
Kebutuhan air untuk penjenuhan lahan menyesuaikan dengan kondisi lahan tanam

1) Kebutuhan Air Irigasi Konsumtif

Kebutuhan Bersih Air Di Sawah Untuk Padi adalah:

NFR  ETC  P WLR  Re

Dimana:
NFR = Netto Field Water Requirement, kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari)
= Evaporasi tanaman (mm/hari)
ETC

KELOMPOK 3
P= Perkolasi (mm/hari)
WLR= Penggantian lapisan air (mm/hari) Re= Curah hujan efektif (mm/hari)

Kebutuhan air irigasi netto (NFR) dipengaruhi oleh besarnya evapotranspirasi (ETc) dan perkola
proses pergantian air.

Kebutuhan Air Irigasi Untuk Padi Adalah:

NFR
IR  e

Dimana:
IR= Kebutuhan air irigasi (mm/hr)

e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan


NFR = Netto Field Water Requirement, kebutuhan bersih air di sawah

(mm/hari)

Kebutuhan Air Irigasi Untuk Palawija adalah:

R
e IR = ETc -
e

KELOMPOK 3
Kebutuhan Pengambilan

Kebutuhan pengambilan untuk tanaman adalah jumlah debit air yang dibutuhkan oleh satu hektar
berikut

NFR
DR 

Dimana:
DR= Kebutuhan pengambilan air pada sumbernya (lt/dt/ha)
1/ 8,64 = Angka konversi satuan dari mm/hari ke lt/dt/ha

Ef = Efisiensi irigasi bisanya diambil 65%

Tahapan perhitungan kebutuhan air di sawah menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01 2013
Dengan rotasi (alamiah) didalam petak tersier, kegiatan-kegiatan penyiapan lahan di seluruh petak
C1, masa penyiapan lahan selesai dalan 2 minggu
C2, masa penyiapan lahan selesai dalam 4 minggu
C3, masa penyiapan lahan selesai dalam 6 minggu
Rotasi alamiah digambarkan dengan pengaturan kegiatan-kegiatan setiap jangka waktu setengah b
mempunyai harga-harga koefisien tanaman yang bertahap-tahapnya.

KELOMPOK 3
Tabel A.2.2. Harga-Harga Koefisien1 Tanaman Padi

Nedeco/Prosida FAO
Bulan Varietas2 Varietas3 Varietas Varietas
Biasa Unggul Biasa Unggul
0,5 1,20 1,20 1,10 1,10
1,0 1,20 1,27 1,10 1,10
1,5 1,32 1,33 1,10 1,05
2,0 1,40 1,30 1,10 1,05
2,5 1,35 1,30 1,10 0,95
3,0 1,24 0 1,05 0
3,5 1,12 0,95
4,0 04 0
Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA, 010,1985

2. Tentukan waktu transplantasi tanaman sesudah selesainya penyiapan lahan dan


masukkan nilai harga koefisien tanaman sesuai waktu tanamnya
3. Penggantian lapisan air (WLR) diasumsikan dilakukan penggantian sebanyak 2
kali, dengan masing-masing 50 mm atau 3,3 mm/hari selama setengah bulan
selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi.
4. Hitunglah nilai nilai seperti Eo, M, k, ek, IR, Etc, NFR, serta DR melihat
kondisi waktu tanam dan lahan.

KELOMPOK 3
KEBUTUHAN AIR DI SAWAH

KELOMPOK 3
LAMPIRAN

KELOMPOK 3
LAMPIRAN

Table 1. Saturation Vapour Pressure (ea) in mbar as Function of Mean Air


Temperature (T) in oC

Temperatur (oC) ea (mmHg)


0 6,1
1 6,6
2 7,1
3 7,6
4 8,1
5 8,7
6 9,3
7 10
8 10,7
9 11,5
10 12,3
11 13,1
12 14
13 15
14 16,1
15 17
16 18,2
17 19,4
18 20,6
19 22
20 23,4
21 24,9
22 26,4
23 28,1
24 29,8
25 31,7
26 33,6
27 35,7
28 37,8
29 40,1
30 42,4
31 44,9
32 47,6
33 50,3
34 53,2
35 56,2
36 59,4
37 62,8
38 66,3
39 69,9

KELOMPOK 3
Table 2. Values of Weighting Factor (W) for the Effect of Radiation on ET0
at Different Temperatures and Altitudes

Temperature (oC) W
2.0 0,43
4.0 0,46
6.0 0,49
8.0 0,52
10.0 0,55
12.0 0,58
14.0 0,61
16.0 0,64
18.0 0,66
20.0 0,68
22.0 0,71
24.0 0,73
26.0 0,75
28.0 0,77
30.0 0,78
32.0 0,80
34.0 0,82
36.0 0,83
38.0 0,84
40.0 0,85

KELOMPOK 3
Table 3. Extra Terrestrial Radiation (Ra) expressed in equivalent evaporation in mm/day

Northern Hemisphere Southern Hemisphere


Lat
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
3,8 6,1 9,4 12,7 15,8 17,1 16,4 14,1 10,9 7,4 4,5 3,2 50,0 17,5 14,7 10,9 7,0 4,2 3,1 3,5 5,5 8,9 12,9 16,5 18,2
4,3 6,6 9,8 13,0 15,9 17,2 16,5 14,3 11,2 7,8 5,0 3,7 48,0 17,6 14,9 11,2 7,5 4,7 3,5 4,0 6,0 8,9 13,2 16,6 18,2
4,9 7,1 10,2 13,3 16,0 17,2 16,6 14,5 11,5 8,3 5,5 4,3 46,0 17,7 15,1 11,5 7,9 5,2 4,0 4,4 6,5 9,7 13,4 16,7 18,3
5,3 7,6 10,6 13,7 16,1 17,2 16,6 14,7 11,9 8,7 6,0 4,7 44,0 17,8 15,3 11,9 8,4 5,7 4,4 4,9 6,9 10,2 13,7 16,7 18,3
5,9 8,1 11,0 14,0 16,2 17,3 16,7 15,0 12,2 9,1 6,5 5,2 42,0 17,8 15,5 12,2 8,8 6,1 4,9 5,4 7,4 10,6 14,0 16,8 18,3
6,4 8,6 11,4 14,3 16,4 17,3 16,7 15,2 12,5 9,6 7,0 5,7 40,0 17,9 15,7 12,5 9,2 6,6 5,3 5,9 7,9 11,0 14,2 16,9 18,3
6,9 9,0 11,8 14,5 16,4 17,2 16,7 15,3 12,8 10,0 7,5 6,1 38,0 17,9 15,8 12,8 9,6 7,1 5,8 6,3 8,3 11,4 14,4 17,0 18,3
7,4 9,4 12,1 14,7 16,4 17,2 16,7 15,4 13,1 10,6 8,0 6,6 36,0 17,9 16,0 13,2 10,1 7,5 6,3 6,8 8,8 11,7 14,6 17,0 18,2
7,9 9,8 12,4 14,8 16,5 17,1 16,8 15,5 13,4 10,8 8,5 7,2 34,0 17,9 16,1 13,5 10,5 8,0 6,8 7,2 9,2 12,0 14,9 17,1 18,2
8,3 10,2 12,8 15,0 16,5 17,0 16,8 15,6 13,6 11,2 9,0 7,8 32,0 17,9 16,2 13,8 10,9 8,5 7,3 7,7 9,6 12,4 15,1 17,2 18,1
8,8 10,7 13,1 15,2 16,5 17,0 16,8 15,7 13,9 11,6 9,5 8,3 30,0 17,8 16,4 14,0 11,3 8,9 7,8 8,1 10,1 12,7 15,3 17,3 18,1
9,3 11,1 13,4 15,3 16,5 16,8 16,7 15,7 14,1 12,0 9,9 8,8 28,0 17,7 16,4 14,3 11,6 9,3 8,2 8,6 10,4 13,0 15,4 17,2 17,9
9,8 11,5 13,7 15,3 16,4 16,7 16,6 15,7 14,3 12,3 10,3 9,3 26,0 17,6 16,4 14,4 12,0 9,7 8,7 9,1 10,9 13,2 15,5 17,2 17,8
10,2 11,9 13,9 15,4 16,4 16,6 16,5 15,8 14,5 12,6 10,7 9,7 24,0 17,5 16,5 14,6 12,3 10,2 9,1 9,5 11,2 13,4 15,6 17,1 17,7
10,7 12,3 14,2 15,5 16,3 16,4 16,4 15,8 14,6 13,0 11,1 10,2 22,0 17,4 16,5 14,8 12,6 10,6 9,6 10,0 11,6 13,7 15,7 17,0 17,5
11,2 12,7 14,4 15,6 16,3 16,3 16,3 15,9 14,8 13,3 11,6 10,7 20,0 17,3 16,5 15,0 13,0 11,0 10,0 10,4 12,0 13,9 15,8 17,0 17,4
11,6 13,0 14,6 15,6 16,1 16,1 16,1 15,8 14,9 13,6 12,0 11,1 18,0 17,1 16,5 15,1 13,2 11,4 10,4 10,8 12,3 14,1 15,8 16,8 17,1
12,0 13,3 14,7 15,6 16,0 15,9 15,9 15,7 15,0 13,9 12,4 11,6 16,0 16,9 16,4 15,2 13,5 11,7 10,8 11,2 12,6 14,3 15,8 16,7 16,8
12,4 13,6 14,9 15,7 15,8 15,7 15,7 15,7 15,1 14,1 12,8 12,0 14,0 16,7 16,4 15,2 13,7 12,1 11,2 11,6 12,9 14,5 15,8 16,5 16,6
12,8 13,9 15,1 15,7 15,7 15,5 15,5 15,6 15,2 14,4 13,3 12,5 12,0 16,6 16,3 15,4 14,0 12,5 11,6 12,0 13,2 14,7 15,8 16,4 16,5
13,2 14,2 15,3 15,7 15,5 15,3 15,3 15,5 15,3 14,7 13,6 12,9 10,0 16,4 16,3 15,5 14,2 12,8 12,0 12,4 13,5 14,8 15,9 16,2 16,2
13,6 14,5 15,3 15,6 15,3 15,0 15,1 15,4 15,3 14,8 13,9 13,3 8,0 16,1 16,1 15,5 14,4 13,1 12,4 12,7 13,7 14,9 15,8 16,0 16,0
13,9 14,8 15,4 15,4 15,1 14,7 14,9 15,2 15,3 15,0 14,2 13,7 6,0 15,8 16,0 15,6 14,7 13,4 12,8 13,1 14,0 15,0 15,7 15,8 15,7
14,3 15,0 15,5 15,5 14,9 14,4 14,6 15,1 15,3 15,1 14,5 14,1 4,0 15,5 15,8 15,6 14,9 13,8 13,2 13,4 14,3 15,1 15,6 15,5 15,4
14,7 15,3 15,6 15,3 14,9 14,2 14,3 14,9 15,3 15,3 14,8 14,4 2,0 15,3 15,7 15,7 15,1 14,1 13,5 13,7 14,5 15,2 15,5 15,3 15,1
15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8 0,0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8

KELOMPOK 3
Table 4. Effect of Temperature f(T) on Longwave Radiation (Rn1)

Temperature oC f(T)
0,0 11,0
2,0 11,4
4,0 11,7
6,0 12,0
8,0 12,4
10,0 12,7
12,0 13,1
14,0 13,5
16,0 13,8
18,0 14,2
20,0 14,6
22,0 15,0
24,0 15,4
26,0 15,9
28,0 16,3
30,0 16,7
32,0 17,2
34,0 17,7
36,0 18,1

KELOMPOK 3
Table 5. Correction Factor in c Penman method

Rs mm/day RH max = 30% RH max = 60% RH max = 90%


3,0 6,0 9,0 12,0 3,0 6,0 9,0 12,0 3,0 6,0 9,0 12,0
U day m/sec U day / U night = 4.0
0,0 0,86 0,90 1,00 1,00 0,96 0,98 1,05 1,05 1,02 1,06 1,10 1,10
3,0 0,79 0,84 0,92 0,97 0,92 1,00 1,11 1,19 0,99 1,10 1,27 1,32
6,0 0,68 0,77 0,87 0,93 0,85 0,96 1,11 1,19 0,94 1,10 1,26 1,33
9,0 0,55 0,65 0,78 0,90 0,76 0,88 1,02 1,14 0,88 1,01 1,16 1,27
U day / U night = 3.0
0,0 0,86 0,90 1,00 1,00 0,96 0,98 1,05 1,05 1,02 1,06 1,10 1,10
3,0 0,76 0,81 0,88 0,94 0,87 0,96 1,06 1,12 0,94 1,04 1,18 1,28
6,0 0,61 0,68 0,81 0,88 0,77 0,88 1,02 1,10 0,86 1,01 1,15 1,22
9,0 0,46 0,56 0,72 0,82 0,67 0,79 0,88 1,05 0,78 0,92 1,06 1,18
U day / U night = 2.0
0,0 0,86 0,90 1,00 1,00 0,96 0,98 1,05 1,05 1,02 1,06 1,10 1,10
3,0 0,69 0,76 0,85 0,92 0,83 0,91 0,99 1,05 0,89 0,98 1,10 1,14
6,0 0,53 0,61 0,74 0,94 0,70 0,80 0,94 1,02 0,79 0,92 1,05 1,12
9,0 0,37 0,48 0,65 0,76 0,59 0,70 0,84 0,95 0,71 0,81 0,96 1,06
U day / U night = 1.0
0,0 0,86 0,90 1,00 1,00 0,96 0,98 1,05 1,05 1,02 1,06 1,10 1,10
3,0 0,64 0,71 0,82 0,89 0,78 0,86 0,94 0,99 0,85 0,92 1,01 1,05
6,0 0,43 0,53 0,68 0,79 0,62 0,70 0,84 0,93 0,72 0,82 0,95 1,00
9,0 0,27 0,41 0,59 0,70 0,50 0,60 0,75 0,87 0,62 0,72 0,87 0,96

KELOMPOK 3
PERENCANAAN DIMENSI JARINGAN IRIGASI

A. Penentuan Debit Rencana

Debit rencana sebuah saluran dihitung dengan rumus umum berikut :

c × NFR × A
Q=
e
Dimana :
Q = Debit rencana, l/dt
c = Koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan (lihat
pasal
2.2.4 KP03)
NFR = Kebutuhan bersih (netto) air di sawah,
l/dt/ha A = Luas daerah yang diairi, ha
e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan.

Pada umumnya kehilangan air di jaringan irigasi dapat dibagi-bagi


sebagai berikut:
- 12,5 - 20 % di petak tersier, antara bangunan sadap tersier dan sawah
- 5 -10 % di saluran sekunder
- 5 -10 % di saluran utama

Efisiensi secara keseluruhan (total) dihitung sebagai berikut : efisiensi


jaringan tersier (et) x efisiensi jaringan sekunder (CS) x efisiensi jaringan
primer (ep), dan antara 0,65-0,79. Diambil nilai efesiensi sebesar 0,65.

Sehingga dengan menggunakan data nilai NFR yang diperoleh pada


perhitungan sebelumnya, maka dapat ditentukan nilai Qrencana untuk
mendesain dimensi saluran irigasi.

KELOMPOK 3
lt/dt/ha Qa m3/dt/ha
NAMA SALURAN Luas Lahan DR e c
SP 1 136,8658 1,21 0,65 1 254,1703 0,2542
SP 2 94,8040 1,21 0,65 1 176,0583 0,1761
SP 3 43,5850 1,21 0,65 1 80,9407 0,0809
SS 1 10,6486 1,21 0,65 1 19,7753 0,0198
SS 2 13,0427 1,21 0,65 1 24,2213 0,0242
SS 3 10,5251 1,21 0,65 1 19,5459 0,0195
SS 4 10,5989 1,21 0,65 1 19,6830 0,0197
SS 5 12,7961 1,21 0,65 1 23,7633 0,0238
SS 6 10,8215 1,21 0,65 1 20,0964 0,0201
SS 7 10,2892 1,21 0,65 1 19,1078 0,0191
SS 8 12,4242 1,21 0,65 1 23,0727 0,0231
SS 9 11,5031 1,21 0,65 1 21,3621 0,0214
PS 1 10,5251 1,21 0,65 1 19,5459 0,0195
PS 2 12,9560 1,21 0,65 1 24,0603 0,0241
PS 3 10,7353 1,21 0,65 1 19,9363 0,0199
PS 4 10,6486 1,21 0,65 1 19,7753 0,0198
PS 5 13,0427 1,21 0,65 1 24,2213 0,0242
PS 6 10,5251 1,21 0,65 1 19,5459 0,0195
PS 7 10,5989 1,21 0,65 1 19,6830 0,0197
PS 8 12,7961 1,21 0,65 1 23,7633 0,0238
PS 9 10,8215 1,21 0,65 1 20,0964 0,0201
PS10 10,2892 1,21 0,65 1 19,1078 0,0191
PS 11 12,4242 1,21 0,65 1 23,0727 0,0231
PS 12 11,5031 1,21 0,65 1 21,3621 0,0214

B. Perhitungan Dimensi Saluran

Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap,dan


untuk itu diterapkan rumus Strickler.
V = K × R2/3 × I1/2
R = AP

A = (b + m × h) × h

P = (b + 2 × h √1 + m2)
Q =V×A
b =n×h

Dimana:
Q = debit saluran, m3/dt
v = kecepatan aliran, m/dt
A = potongan melintang aliran, m2

KELOMPOK 3
R = jari-jari hidrolis, m
P = keliling basah, m
b = lebar dasar saluran
H = tinggi air, m
I = kemiringan energi (kemiringan
saluran) k = koefisien kekasaran stickler,
m1/3/detik m = kemiringan talud

Dengan mengacu pada Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan


03 (KP – 03) diperoleh data data sebagai berikut:

Tabel 1. Harga – harga kekasaran koefisien Strickler (k) untuk saluran –


saluran irigasi tanah.

Debit rencana k
𝟏
M3/dt 𝒎 /dt
𝟑

Q > 10 45
5 < Q <10 42,5
1<Q<5 40
Q < 1 dan saluran tersier 35

Tabel 2. Kemiringan minimum talut untuk berbagai bahan tanah.

Kisaran
Bahan tanah Simbol
kemiringan
Batu < 0,25
Gambut kenyal Pt 1–2
Lempung kenyal, geluh, tanah lus Cl, CH, MH 1–2
Lempung Pasiran, tanah pasiran
SC, SM 1,5 – 2,5
kohesif
Pasir lanauan SM 2–3
Gambar lunak Pt 3–4

KELOMPOK 3
Tabel 3. Kemiringan talut minimum untuk saluran timbunan yang
dipadatkan dengan baik.

Kedalaman air + tinggi jagaan D (m) Kemiringan minimum talut


D ≤ 1,0 1:1
1,0 < D ≤ 2,0 1 : 1,5
D > 2,0 1:2

Tabel 4. Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah.

Q (m3/dt) Tinggi Jagaan (m)


< 0,5 0,40
0,5 – 1,5 0,50
1,5 – 5,0 0,60
5,0 – 10,0 0,75
10,0 – 15,0 0,85
> 15,0 1,00

Tabel 5. Lebar Minimum Tanggul.

dengan jalan
debit rencana tanpa jalan inspeksi
inspeksi
(m3/dt) (m)
(m)
Q≤1 1 3
1<Q<5 1,5 5
5 < Q ≤ 10 2 5
10 < Q ≤ 15 3,5 5
Q > 15 3,5 5

KELOMPOK 3
Tabel 6. Hubungan nilai debit dengan kemiringan talud dan kecepatan.

Q (m³/dt) b/h m v (m/dt)


0,00 -0,15 1 1 0,25-0,30
0,15-0,30 1 1 0,30-0,35
0,30-0,40 1,5 1 0,35-0,40
0,40-0,50 1,5 1 0,40-0,45
0,50-0,75 2 1 0,45-0,50
0,75-1,50 2 1 0,50-0,55
1,50-3,00 2,5 1,5 0,55-0,60
3,00-4,50 3 1,5 0,60-0,65
4,50-6,00 3,5 1,5 0,65-0,70
6,00-7,50 4 1,5 0,7
7,50-9,00 4,5 1,5 0,7
9,00-11,00 5 1,5 0,7
11,00-15,00 6 1,5 0,7
15,00-25,00 8 1,5 0,7

Dengan menggunakan data-data diatas maka dapat direncanakan dimensi


saluran irigasi yang diinginkan.

KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN

Saluran Debit (m3/dt) n m b/h V1 A1 h b A2 V2 P R I Jagaan


SP 1 0,2542 0,022 1 1 0,35 0,7262 0,6026 0,6026 0,7262 0,35 2,3069 0,3148 0,0005 0,4
PS 1 0,0195 0,022 1 1 0,3 0,0652 0,1805 0,1805 0,0652 0,3 0,6910 0,0943 0,0017 0,4
SP 2 0,1761 0,022 1 1 0,35 0,5030 0,5015 0,5015 0,5030 0,35 1,9200 0,2620 0,0006 0,4
PS 2 0,0241 0,022 1 1 0,3 0,0802 0,2003 0,2003 0,0802 0,3 0,7666 0,1046 0,0015 0,4
SP 3 0,0809 0,022 1 1 0,3 0,2698 0,3673 0,3673 0,2698 0,3 1,4061 0,1919 0,0007 0,4
PS 3 0,0199 0,022 1 1 0,3 0,0665 0,1823 0,1823 0,0665 0,3 0,6979 0,0952 0,0017 0,4
SS 1 0,0198 0,022 1 1 0,3 0,0659 0,1815 0,1815 0,0659 0,3 0,6950 0,0948 0,0017 0,4
PS 4 0,0198 0,022 1 1 0,3 0,0659 0,1815 0,1815 0,0659 0,3 0,6950 0,0948 0,0017 0,4
SS 2 0,0242 0,022 1 1 0,3 0,0807 0,2009 0,2009 0,0807 0,3 0,7692 0,1050 0,0015 0,4
PS 5 0,0242 0,022 1 1 0,3 0,0807 0,2009 0,2009 0,0807 0,3 0,7692 0,1050 0,0015 0,4
SS 3 0,0195 0,022 1 1 0,3 0,0652 0,1805 0,1805 0,0652 0,3 0,6910 0,0943 0,0017 0,4
PS 6 0,0195 0,022 1 1 0,3 0,0652 0,1805 0,1805 0,0652 0,3 0,6910 0,0943 0,0017 0,4
SS 4 0,0197 0,022 1 1 0,3 0,0656 0,1811 0,1811 0,0656 0,3 0,6934 0,0946 0,0017 0,4
PS 7 0,0197 0,022 1 1 0,3 0,0656 0,1811 0,1811 0,0656 0,3 0,6934 0,0946 0,0017 0,4
SS 5 0,0238 0,022 1 1 0,3 0,0792 0,1990 0,1990 0,0792 0,3 0,7619 0,1040 0,0015 0,4
PS 8 0,0238 0,022 1 1 0,3 0,0792 0,1990 0,1990 0,0792 0,3 0,7619 0,1040 0,0015 0,4
SS 6 0,0201 0,022 1 1 0,3 0,0670 0,1830 0,1830 0,0670 0,3 0,7007 0,0956 0,0017 0,4
PS9 0,0201 0,022 1 1 0,3 0,0670 0,1830 0,1830 0,0670 0,3 0,7007 0,0956 0,0017 0,4
SS7 0,0191 0,022 1 1 0,3 0,0637 0,1785 0,1785 0,0637 0,3 0,6832 0,0932 0,0017 0,4
PS 10 0,0191 0,022 1 1 0,3 0,0637 0,1785 0,1785 0,0637 0,3 0,6832 0,0932 0,0017 0,4
SS 8 0,0231 0,022 1 1 0,3 0,0769 0,1961 0,1961 0,0769 0,3 0,7507 0,1024 0,0015 0,4
PS 11 0,0231 0,022 1 1 0,3 0,0769 0,1961 0,1961 0,0769 0,3 0,7507 0,1024 0,0015 0,4
SS 9 0,0214 0,022 1 1 0,3 0,0712 0,1887 0,1887 0,0712 0,3 0,7224 0,0986 0,0016 0,4
PS 12 0,0214 0,022 1 1 0,3 0,0712 0,1887 0,1887 0,0712 0,3 0,7224 0,0986 0,0016 0,4

KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALUAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN

Saluran Debit (m3/dt) n m b h A P R V I Q Ket


SP 1 0,2542 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,35 0,000138 1,575 OK
PS 1 0,0195 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SP 2 0,1761 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,35 0,000138 1,575 OK
PS 2 0,0241 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SP 3 0,0809 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 3 0,0199 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 1 0,0198 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 4 0,0198 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 2 0,0242 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 5 0,0242 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 3 0,0195 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 6 0,0195 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 4 0,0197 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 7 0,0197 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 5 0,0238 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 8 0,0238 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 6 0,0201 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS9 0,0201 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS7 0,0191 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 10 0,0191 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 8 0,0231 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 11 0,0231 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 9 0,0214 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 12 0,0214 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK

KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALUAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN
DENGAN SKEMA DIMENSI YANG SAMA

Saluran Debit (m3/dt) n m b h A P R V I Q Ket


SP 1 0,2542 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,35 0,000138 1,575 OK
PS 1 0,0195 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SP 2 0,1761 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,35 0,000138 1,575 OK
PS 2 0,0241 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SP 3 0,0809 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 3 0,0199 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 1 0,0198 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 4 0,0198 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 2 0,0242 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 5 0,0242 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 3 0,0195 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 6 0,0195 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 4 0,0197 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 7 0,0197 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 5 0,0238 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 8 0,0238 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 6 0,0201 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS9 0,0201 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS7 0,0191 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 10 0,0191 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 8 0,0231 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 11 0,0231 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK
SS 9 0,0214 0,022 1 1,5 1,5 4,5 5,7426 0,7836 0,3 0,000102 1,35 OK
PS 12 0,0214 0,022 1 0,5 0,5 0,5 1,9142 0,2612 0,3 0,000440 0,15 OK

KELOMPOK 3
C. Skema Tinggi Muka Air

Tinggi muka air yang diinginkan dalam jaringan utama didasarkan pada tinggi muka air yang diperl

Dimana :
P= muka air di saluran
A= elevasi tertinggi di sawah
a= lapisan air di sawah ≈ 10 cm
b= kehilangan tinggi energi di saluran kuarter sawah ≈ 5 cm c= kehilangan tinggi energi di boks bag
d= kehilangan tinggi energi selama pengaliran disaluran irigasi, I x L e= kehilangan tinggi energi di
f= kehilangan tinggi enegri di gorong – gorong ≈ 5 cm g= kehilangan tinggi energi di bangunan sad
Z= kehilangan tinggi energi di bangunan-bangunan tersier yang lain

Dengan menggunakan persamaan di atas maka dapat diperhitungkan skema tinggi muka air yang

KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN SKEMA TINGGI MUKA AIR

Saluran Bangunan Panjang Saluran I A a b c d e f g j k z Kedalaman Rencana ∆h P Kedalaman Air Ket


SP 1 315,06 0,0005 70,00 0,1 0,05 0,05 0,1471282 0,1 0,05 0,05 0 0,1 0,3 1,5 0,0015 72,449 2,449 OK
PS 1 100 0,0017 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1711947 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 71,972 0,972 OK
Petak Sawah 1 71,00 0,1 71,100
SP 2 314,135 0,0006 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1862292 0,1 0 0,05 0 0,1 0,3 1,5 0,0015 75,438 2,438 OK
PS 2 100 0,0015 72,00 0,1 0,05 0,05 0,1490484 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 72,950 0,950 OK
Petak Sawah 2 72,00 0,1 72,100
SP 3 312,2 0,0007 74,00 0,1 0,05 0,05 0,2085449 0,1 0 0,05 0 0,1 0,3 1,5 0,0015 76,460 2,460 OK
PS 3 100 0,0017 75,00 0,1 0,05 0,05 0,1689527 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 75,969 0,969 OK
Petak Sawah 3 75,00 0,1 75,100
SS 1 309,25 0,0017 70,00 0,1 0,05 0,05 0,5221876 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 72,774 2,774 OK
PS 4 100 0,0017 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1698685 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 71,970 0,970 OK
Petak Sawah 4 71,00 0,1 71,100
SS 2 307,407 0,0015 72,00 0,1 0,05 0,05 0,4588871 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 74,710 2,710 OK
PS 5 100 0,0015 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1483871 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 73,949 0,949 OK
Petak Sawah 5 73,00 0,1 73,100
SS 3 307,251 0,0017 74,00 0,1 0,05 0,05 0,5259975 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 76,777 2,777 OK
PS 6 100 0,0017 75,00 0,1 0,05 0,05 0,1711947 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 75,972 0,972 OK
Petak Sawah 6 75,00 0,1 75,100
SP 4 307,05 0,0017 70,00 0,1 0,05 0,05 0,5232105 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 72,775 2,775 OK
PS 7 100 0,0017 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1703991 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 71,971 0,971 OK
Petak Sawah 7 71,00 0,1 71,100
SS 5 306,21 0,0015 72,00 0,1 0,05 0,05 0,4601952 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 74,712 2,712 OK
PS 8 100 0,0015 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1502875 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 73,951 0,951 OK
Petak Sawah 8 73,00 0,1 73,100
SS 6 306,11 0,0017 73,00 0,1 0,05 0,05 0,5144309 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 75,766 2,766 OK
PS 9 100 0,0017 74,00 0,1 0,05 0,05 0,1680543 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 74,969 0,969 OK
Petak Sawah 9 74,00 0,1 74,100
SS 7 306,02 0,0017 70,00 0,1 0,05 0,05 0,5318672 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 72,783 2,783 OK
PS 10 100 0,0017 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1738015 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 71,974 0,974 OK
Petak Sawah 10 71,00 0,1 71,100
SS 8 305,4 0,0015 71,00 0,1 0,05 0,05 0,468092 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 73,720 2,720 OK
PS 11 100 0,0015 72,00 0,1 0,05 0,05 0,1532718 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 72,954 0,954 OK
Petak Sawah 11 72,00 0,1 72,100
SS 9 305,112 0,0016 72,00 0,1 0,05 0,05 0,4922932 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 74,744 2,744 OK
PS 12 100 0,0016 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1613484 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 73,962 0,962 OK
Petak Sawah 12 73,00 0,1 73,100

KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN SKEMA TINGGI MUKA AIR DENGAN DIMENSI SAMA

Saluran Bangunan Panjang Saluran I A a b c d e f g j k z Kedalaman Rencana ∆h P Kedalaman Air Ket


SP 1 315,06 0,0005 70,00 0,1 0,05 0,05 0,1471282 0,1 0,05 0,05 0 0,1 0,3 1,5 0,0015 72,449 2,449 OK
PS 1 100 0,0017 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1711947 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 71,972 0,972 OK
Petak Sawah 1 71,00 0,1 71,100
SP 2 314,135 0,0006 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1862292 0,1 0 0,05 0 0,1 0,3 1,5 0,0015 75,438 2,438 OK
PS 2 100 0,0015 72,00 0,1 0,05 0,05 0,1490484 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 72,950 0,950 OK
Petak Sawah 2 72,00 0,1 72,100
SP 3 312,2 0,0007 74,00 0,1 0,05 0,05 0,2085449 0,1 0 0,05 0 0,1 0,3 1,5 0,0015 76,460 2,460 OK
PS 3 100 0,0017 75,00 0,1 0,05 0,05 0,1689527 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 75,969 0,969 OK
Petak Sawah 3 75,00 0,1 75,100
SS 1 309,25 0,0017 70,00 0,1 0,05 0,05 0,5221876 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 72,774 2,774 OK
PS 4 100 0,0017 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1698685 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 71,970 0,970 OK
Petak Sawah 4 71,00 0,1 71,100
SS 2 307,407 0,0015 72,00 0,1 0,05 0,05 0,4588871 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 74,710 2,710 OK
PS 5 100 0,0015 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1483871 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 73,949 0,949 OK
Petak Sawah 5 73,00 0,1 73,100
SS 3 307,251 0,0017 74,00 0,1 0,05 0,05 0,5259975 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 76,777 2,777 OK
PS 6 100 0,0017 75,00 0,1 0,05 0,05 0,1711947 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 75,972 0,972 OK
Petak Sawah 6 75,00 0,1 75,100
SP 4 307,05 0,0017 70,00 0,1 0,05 0,05 0,5232105 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 72,775 2,775 OK
PS 7 100 0,0017 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1703991 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 71,971 0,971 OK
Petak Sawah 7 71,00 0,1 71,100
SS 5 306,21 0,0015 72,00 0,1 0,05 0,05 0,4601952 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 74,712 2,712 OK
PS 8 100 0,0015 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1502875 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 73,951 0,951 OK
Petak Sawah 8 73,00 0,1 73,100
SS 6 306,11 0,0017 73,00 0,1 0,05 0,05 0,5144309 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 75,766 2,766 OK
PS 9 100 0,0017 74,00 0,1 0,05 0,05 0,1680543 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 74,969 0,969 OK
Petak Sawah 9 74,00 0,1 74,100
SS 7 306,02 0,0017 70,00 0,1 0,05 0,05 0,5318672 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 72,783 2,783 OK
PS 10 100 0,0017 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1738015 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 71,974 0,974 OK
Petak Sawah 10 71,00 0,1 71,100
SS 8 305,4 0,0015 71,00 0,1 0,05 0,05 0,468092 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 73,720 2,720 OK
PS 11 100 0,0015 72,00 0,1 0,05 0,05 0,1532718 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 72,954 0,954 OK
Petak Sawah 11 72,00 0,1 72,100
SS 9 305,112 0,0016 72,00 0,1 0,05 0,05 0,4922932 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 1,5 0,0015 74,744 2,744 OK
PS 12 100 0,0016 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1613484 0,1 0 0 0 0 0 0,5 0,0005 73,962 0,962 OK
Petak Sawah 12 73,00 0,1 73,100

KELOMPOK 3
DEBIT ANDALAN

A. Perhitungan Debit Andalan Metode F.J. Mock

Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum sungai


berkemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan dapat dipakai untuk irigasi.
Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80% (kemungkinan debit sungai lebih
rendah dari debit andalan adalah 20%). Debit andalan ditentukan untuk
periode tengah–bulanan. Debit minimum sungai dianalisis atas dasar data
debit harian sungai agar analisis cukup tepat dan andal, catatan data yang
diperlukan harus berjangka waktu paling sedikit 10 tahun. Jika persyaratan ini
tidak bisa dipenuhi, maka metode hidrologi analisis dan empiris biasa
dipakai. Dalam menghitung debit andalan harus mempertimbangkan air yang
diperlukan dari hilir.

Dalam praktek, debit andalan dari waktu ke waktu mengalami penurunan


seiring fungsi daerah tangkapan air. Penurunan debit andalan menyebabkan
kinerja irigasi berkurang yang mengakibatkan pengurangan areal persawahan.
Antisipasi keadaan ini perlu dilakukan dengan memasukkan faktor koreksi
sebesar 80% sampai dengan 90% untuk debit andalan. Faktor koreksi tersebut
tergantung pada kondisi perubahan DAS (Direktorat Jenderal Pengairan,
1986).

Dalam studi ini, ketersediaan air dihitung menggunakan metoda poligon


thiessen untuk mencari curah hujan regional dan metoda FJ Mock untuk
menghitung debit air di daerah aliran sungai yang menjadi objek studi.

KELOMPOK 3
B. Data-Data Perhitungan

Untuk melakukan perhitungan debit andalan diperulakan data data


sebagai berikut:
 Besarnya nilai evapotranspirasi diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan metode Penman – Monteith.
 Luas Catchment Area seluas 43,2385 km2.
 Jumlah curah hujan dan hari hujan didapatkan dari rata-rata hujan
pada tahun 2010 hingga tahun 2019.
 Presentase lahan yang TIDAK tertutup vegetasi (mL) = 50% yaitu
untuk lahan yang diolah dan menerus berubah menurut kondisi iklim.
 Kelembaban air tanah permulan (soil moisture capacity), SMC = 200
mm.
 Tampungan air tanah permulaan (initial storage), Is = 200 mm
 Koefisien infiltrasi, i = 0,5
 Faktor resesi aliran air tanah, k = 0,6

KELOMPOK 3
TABEL DATA CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN DAN
JUMLAH HARI HUJAN

Bulan Hujan Rata-Rata Bulanan Jumlah Hari Hujan

Januari 293,4664 14

Februari 235,7813 11

Maret 305,1469 18

April 187,1267 9

Mei 185,0548 8

Juni 143,0468 7

Juli 50,3451 5

Agustus 58,0407 4

September 61,3573 6

Oktober 26,9752 13

November 319,0606 16

Desember 291,5656 15

KELOMPOK 3
C. Contoh Perhitungan Debit Andalan

Berikut adalah contoh perhitungan debit andalan Metode FJ Mock pada


bulan Januari:
Data curah hujan:
 Curah Hujan (P) = 293,47 mm/hari/bulan
 Jumlah hari hujan yang terjadi (n) = 14 hari.
Perhitungan evapotranspirasi terbatas :
 Evapotranspirasi potensial (Eto) = 3,15 mm/hari = 97,65 mm/hari/bulan
 Lahan terbuka (m) = 30% - 50% (sawah, ladang, kebun), ditentukan nilai
50% karena merupakan daerah ladang pertanian

Tabel Faktor Lahan Terbuka (m)

No. m Daerah
1 0% Hutan primer, sekunder
2 10 - 40 % Daerah tererosi
3 30 - 50 % Daerah ladang pertanian
(Sumber : Sudirman ,2002)

 Banyaknya hari hujan yang diamati pada daerah itu sama dengan 14 hari.
Menggunakan rumus sebagai berikut :
PF = (m/20) × (18-h) = (0,5/20) × (18-14) = 0,10
 Perbedaan evapotranspirasi potensial (Eto) dan evapotranspirasi terbatas
(ΔE).
E = (Eto’) × PF = 97,65 × 0,10 = 9,77 mm/hari/bulan
 Evapotranspirasi terbatas (Et)
Et = Eto’ – E = 97,65 – 9,77 = 87,89 mm/hari.

KELOMPOK 3
Perhitungan keseimbangan air (Water Balance):
 Perubahan kandungan air tanah, DS = P – Et
Ds = 293,47 – 87,89 = 205,58 mm/hari (P > Et maka nilai DS positif)
Jika nilai DS > 0, maka kandungan air di dalam tanah sebesar 0,
sebaliknya jika DS<0, maka kandungan air di dalam tanah adalah
nilai itu sendiri. Oleh karena itu nilai kandungan air tanah pada bulan
Januari adalah 0.
 Tampungan Kelembapan Tanah Awal,
ISMS ISMS = 200 mm/hari
 Tampungan tanah (SMS)
SMS = ISMS + DS = 200 + 205,58 = 405,58 mm/hari/bulan
 Kapasitas Kelembaban Tanah, SMC
SMC = 200 mm/hari (untuk tanaman berakar sedang)

KELOMPOK 3
Tabel Nilai SMC Sesuai Tipe Tanaman dan Tanah

Soil
Zona
Tipe Moisture
Tipe Tanah Akar
Tanaman Capacity
(dalam m)
(dalam mm)
Pasir Halus 0,5 50
Tanaman Pasir Halus dan Loam 0,5 75
Berakar Lanau dan Loam 0,62 125
Pendek Lempung dan Loam 0,4 100
Lempung 0,25 75
Pasir Halus 0,75 75
Tanaman Pasir Halus dan Loam 1 150
Berakar Lanau dan Loam 1 200
Sedang Lempung dan Loam 0,8 200
Lempung 0,5 150
Pasir Halus 1 100
Tanaman Pasir Halus dan Loam 1 150
Berakar Lanau dan Loam 1,25 250
Dalam Lempung dan Loam 1 250
Lempung 0,67 200
Pasir Halus 1,5 150
Pasir Halus dan Loam 1,67 250
Tanaman Lanau dan Loam 1,5 300
Palm
Lempung dan Loam 1 250
Lempung 0,67 200
Pasir Halus 2,5 250
Mendekati Pasir Halus dan Loam 2 300
Hutan Lanau dan Loam 2 400
Alam Lempung dan Loam 1,6 400
Lempung 1,17 350
(Sumber : Sudirman, 2002)

 Kelebihan air/Water Surplus (WS) = volume air yang akan masuk ke


permukaan tanah, yaitu :
WS = SMS – SMC = 405,58 – 200 = 205,58 mm/hari/bulan

KELOMPOK 3
Aliran dan Penyimpanan Air Tanah :

Infiltrasi, In = WS × i
In = 205,58 × 0,5 = 102,79 mm/hari/bulan

Tabel Nilai Koefisien Infiltrasi Berdasarkan Jenis

No.Jenis Batuan Ci
Vulkanik muda 0,30 - 0,50
Vulkanik tua, muda, dan sedimen 0,15 - 0,25
Batu pasir 0,15
Sedimen lanau, batu cukup kedap 0,15
Batu Gamping 0,30 - 0,50

(Sumber : Suhardjono, 1989)

0,5 × (1 + k) × In = 0,5 × (1 + 0,6) × 102,79 = 82,23 mm/hari/bulan k = koefisien resesi infilt


i = infiltrasi
k × V(n-1) = 0,6 × 200 = 120 mm/hari
Volume penyimpanan, Vn
Vn = {0,5 × (1 + k) × In} + {k × V (n-1)}
Vn = 82,23 + 120 = 202,23 mm/hari/bulan
Perubahan volume air, DVn DVn = Vn – Vn-1
DVn = 202,23 – 200 = 2,23 mm/hari/bulan
Aliran dasar, BF BF = In – DVn
BF = 102,79 – 2,23= 100,56 mm/hari/bulan
Aliran langsung (DR)
DR = WS – In = 205,58 – 102,79 = 102,79 mm/hari/bulan
Aliran (R)
R = BF + DR = 100,56 + 102,79 = 203,35 mm/hari/bulan

KELOMPOK 3
Debit Aliran Sungai (m3/dt)

 Debit aliran sungai = Luas DAS × Aliran


43,2385 x 203,35
= x 1000 mm/hari/bulan
3600 x 24 x 31
= 3,28 m3/dt/bulan
Debit aliran sungai = 3282,74 lt/dt


Jumlah hari = 31 hari
Aliran sungai x Luas DAS
 Debit aliran sungai =
1 bulan dalam detik
= 8,79 m3/dt/bulan

Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut ini:

KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN METODE MOCK

Bulan
No Uraian Hitungan Satuan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
I Data Hujan
1 Curah Hujan (P) Data mm/hari 293,47 235,78 305,15 187,13 185,05 143,05 50,35 58,04 61,36 264,98 319,06 291,57
2 Hari Hujan (n) Data hari 14 11 18 9 8 7 5 4 6 13 16 15
II Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi Potensial Eto mm/hari 97,65 91,28 97,03 92,70 91,14 90,90 110,98 126,79 124,80 122,14 100,50 100,44
4 Lahan Pertanian (m) Ditentukan % 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
5 PF = (m/20)*(18-n) Hitungan 0,10 0,18 0,00 0,23 0,25 0,28 0,33 0,35 0,30 0,13 0,05 0,08
6 ΔE (3)*(5) mm/hari 9,77 15,97 0,00 20,86 22,79 25,00 36,07 44,38 37,44 15,27 5,03 7,53
7 Et = Eto - ΔE (3)-(6) mm/hari 87,89 75,31 97,03 71,84 68,36 65,90 74,91 82,41 87,36 106,87 95,48 92,91
III Keseimbangan Air
8 Ds = P - Et (1)-(7) mm/hari 205,58 160,48 208,12 115,28 116,70 77,14 -24,57 -24,37 -26,00 158,10 223,59 198,66
9 Kandungan Air Tanah (SS) mm/hari 0 0 0 0 0 0 -24,56637 -24,37276 -26 0 0 0
10 Tampungan Kelembaban Tanah Awal ISMS mm/hari 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
11 Soil Moisture Storage (SMS) (8)+(10) mm/hari 405,58 360,48 408,12 315,28 316,70 277,14 175,43 175,63 174,00 358,10 423,59 398,66
12 Soil Moisture Capacity SMC mm/hari 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
13 Kelebihan Air (WS) (11)-(12) mm/hari 205,58 160,48 208,12 115,28 116,70 77,14 -24,57 -24,37 -26,00 158,10 223,59 198,66
IV Aliran Dan Penyimpanan Air Tanah
14 Infiltrasi (in) (13)*(i) mm/hari 102,79 80,24 104,06 57,64 58,35 38,57 -12,28 -12,19 -13,00 79,05 111,79 99,33
15 0,5*(1+k)*in Hitungan 82,23 64,19 83,25 46,11 46,68 30,86 -9,83 -9,75 -10,40 63,24 89,43 79,46
16 K*(Vn-1) Hitungan 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00 120,00
17 Volume Penyimpanan (Vn) (15)+(16) mm/hari 202,23 184,19 203,25 166,11 166,68 150,86 110,17 110,25 109,60 183,24 209,43 199,46
18 Perubahan Volume Air (DVn) Vn - V(n- mm/hari 2,23 -18,04 19,06 -37,13 0,57 -15,82 -40,68 0,08 -0,65 73,64 26,19 -9,97
1)
19 Aliran Dasar (BF) (14)-(18) mm/hari 100,56 98,28 85,00 94,78 57,78 54,39 28,40 -12,26 -12,35 5,41 85,60 109,30
20 Aliran Langsung/Aliran Permukaan (DR) (13)-(14) mm/hari 102,79 80,24 104,06 57,64 58,35 38,57 -12,28 -12,19 -13,00 79,05 111,79 99,33
21 Aliran (R) (19)+(20) mm/hari 203,35 178,52 189,06 152,42 116,13 92,97 16,12 -24,45 -25,35 84,46 197,39 208,63
V Debit Aliran Sungai
22 Debit Aliran Sungai A*(20) m^3/dt 3,28 2,88 3,05 2,46 1,87 1,50 0,26 -0,39 -0,41 1,36 3,19 3,37
23 Debit Aliran Sungai lt/dt 3282,74 2881,88 3052,08 2460,53 1874,79 1500,80 260,20 -394,71 -409,25 1363,48 3186,59 3367,99
24 Jumlah Hari hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
25 Debit Aliran (10^6) m^3/bulan 8,79 6,97 8,17 6,38 5,02 3,89 0,70 -1,06 -1,06 3,65 8,26 9,02

KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN METODE MOCK

KELOMPOK 3
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN PEMBUANG

A. Penjelasan Umum

Saluran pembuang adalah saluran yang memiliki fungsi utnuk membuang


kelebihan air ke sungai. Dalam perencanaan dimensi saluran pembuang ini tetap menggunak

B.Perhitungan Dimensi Saluran

Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap,dan untuk itu diterapkan
V = K × R2/3 × I1/2

R =A
P
A = (b + m × h) × h
P = (b + 2 × h √1 + m2)
Q =V×A
b =n×h

dimana :
Q = debit saluran, m3/dt
v = kecepatan aliran, m/dt
A = potongan melintang aliran, m2 R = jari-jari hidrolis, m
P = keliling basah, m b = lebar dasar saluran H = tinggi air, m
I= kemiringan energi (kemiringan saluran) k = koefisien kekasaran stickler, m1/3/detik
m = kemiringan talud

KELOMPOK 3
KELOMPOK 3
Tabel 4. Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah.

Tabel 5. Lebar Minimum Tanggul.

KELOMPOK 3
Tabel 6. Hubungan nilai debit dengan kemiringan talud dan kecepatan.

Q (m³/dt) b/h m v (m/dt)


0,00 -0,15 1 1 0,25-0,30
0,15-0,30 1 1 0,30-0,35
0,30-0,40 1,5 1 0,35-0,40
0,40-0,50 1,5 1 0,40-0,45
0,50-0,75 2 1 0,45-0,50
0,75-1,50 2 1 0,50-0,55
1,50-3,00 2,5 1,5 0,55-0,60
3,00-4,50 3 1,5 0,60-0,65
4,50-6,00 3,5 1,5 0,65-0,70
6,00-7,50 4 1,5 0,7
7,50-9,00 4,5 1,5 0,7
9,00-11,00 5 1,5 0,7
11,00-15,00 6 1,5 0,7
15,00-25,00 8 1,5 0,7

Dengan menggunakan data-data diatas maka dapat direncanakan dimensi


saluran irigasi yang diinginkan.

KELOMPOK 3
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN PEMBUANG

KELOMPOK 3
PERENCANAAN BENDUNG

5. Perhitungan Perencanaan Bendung

Data-data yang digunakan:


 Lebar sungai rata-rata Kemiringan dasar sungai rata-rata
= 35 Debit
m banjir tahunan
 Debit banjir rencana untuk kala ulang 100 tahun Elevasi
= 0,0066
dasar bendung rencana
 Elevasi dasar sungai dihilir bendung Elevasi sawah tertinggi
= 24,25 m3/s
yang akan diairi Karakteristik
 Tipe mercu adalah tipe bulat dengan R = 445 m3/s
 Kemiringan dinding bangunan hulu = + 68,87 m
 Kemiringan dinding bangunan hilir = + 67,06 m
 Tipe kolam olak adalah tipe bucket tenggelam = + 75,06 m

= 1,50 m
= 1 : 0,67
=1:1

5.1 Menghitung Lebar Permukaan Sungai (B0):

V= Q
A

A 2/3 1/2
V=K []IP

2/3 1/2
Q = KAI
A P2/3

A5/3 = Q 24,25
P2/3K.I1/2 = 35 x 0,00661/2 = 8,5285

KELOMPOK 3
Dimana:

A = (b + mh) h = (35 + h) h

P = (b + 2h √1+ m2 = (35 + 2,8284h)

A5/3 = {(35+h)h}5/3 (35+2,8284)2/3 = 9,1227


P2/3

Dengan cara coba-coba didapat: h = 0,8253 m A = (35 + 0,8253) x 0,8253


= 29,5666 m2
P = (35 + 2,8284 x 0,8253)

= 37,3343

B0=35 + (2 x 1 x 0,8253)

= 36,6506 m

5.2 Menghitung Lebar Total Bendung (B)

Syarat lebar bendung: B0 < B < 6 B0


5

B0 = 36,6506 m

6/5 BO = 43,9807 m

Diambil lebar bendung B = 40 m

5.3 Menghitung Tinggi Banjir Rencana di Hilir Bendung

2/3 1/2
Q = KAI
A P2/3
5
3
A Q 445
=
2K.I1/2
= 35 x 0,00661/2 = 156,5020
P3

KELOMPOK 3
Dimana:

A = (b + mh) h = (35 + h) h

P = (b + 2h √1+ m2 = (35 + 2,8284h)


5/3
A {(35+h)h}5/3
2/3
= 2/3 = 152,8585
P (35+2,8284h)
Dengan coba-coba didapat: h = 4,7676 m

Jadi tinggi air dihilir bendung h = 4,7676 m

Elevasi dasar sungai dihilir bendung diketahui +68,87 m

Elevasi muka air banjir dihilir bendung diketahui +67,06 m

5.4 Menghitung Elevasi Mercu Bendung

 Elevasi sawah tertinggi = + 75,06 m


 Tinggi genangan air di sawah = 0,10 m
 Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah = 0.10 m
 Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke saluran tersier = 0.10 m
 Kehilangan tekanan dari saluran primer ke saluran sekunder= 0.10 m
 Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 0.20 m
 Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran = 0.15 m
 Kehilangan tekanan di alat ukur = 0.40 m
 Kehilangan tekanan karena eksploitasi = 0.10 m
 Kehilangan lain-lain bangunan = 0.25 m

Jumlah = 76,56 m

Elevasi mercu bendung adalah = + 76,65


m
Diketahui elevasi dasar
= + 68,67
bendung Jadi tinggi bendung m
(p) = 7,89 m

KELOMPOK 3
5.5 Menghitung Lebar Efektif Bendung (Be)

Direncanakan menggunakan pilar pembagi dengan tebal 1m Lebar bersih bendung (B) = lebar
Lebar efektif bendung : Bef = B- n (2Kp + Ka)H1, dimana

N = 1 jumlah pilar
Kp = 0,01 untuk pilar berujung bulat
Ka = 0,10 untuk pangkat tembok bulat

Bef = 34 – 1 (2 x 0,01 + 0,10) H1

Bef = 34 – 0,12 H1

Dimana H1 adalah tinggi energi diatas mercu.

5.6 Menghitung Tinggi Energi (H1)

Bendung direncanakan menggunakan mercu tipe bulat dengan :

Jari-jari (r) = 1,85 m


Tinggi (p) =7,89 m
Kemiringan bidang hulu = 1 : 0,67
Kemiringan bidang hilir =1:1

Tinggi energi (H1) dihitung dengan rumus debit:

Q= 2 Cd√ 2 gBeHi1,5
3 3

Dimana:

Q =445 m3/det
Cd = 1,27 (asumsi dulu, nanti dikontrol kembali) B = (34 – 0,12 H1)

Q = 2 Cd√ 2 gBeHi1,5
3 3

KELOMPOK 3
445 = 2 Cd√ 2 gBeHi1,5
3 3

445 = 2,21652H11,5 (-0,12H1 + 34)


Dengan cara coba-coba didapat : H1 = 3,1483

5.7 Kontrol Koefisien Debit (Cd)

 H1 = 3,1483 =17018  C = 1,3012


0
r 1,85

Gambar 5.7.1. Harga-harga koefisien C0 untuk bendung ambang bulat sebagai fungsi perbanding

 P =3,70 =1,1752  C1 = 0,98


H13,1483

P
Gambar 5.7.2. Koefisien C1 sebagai fungsi perbandingan H1.

KELOMPOK 3

Dengan kemiringan hulu 1 : 0,67  C2 = 1,006

Gambar 5.7.3. Harga-harga koefisien C2 untuk bendung mercu tipe Ogee


dengan muka hulu melengkung (menurut USBR,1960).


Cd = C0 . C1 . C2 = 1,3012 x 0,98 x 1,006 = 1,2828 = 1,2881 OK!!
(sesuai dengan asumsi).

Jadi tinggi energi total diatas mercu H1 = 3,1483 m

Lebar efektif mercu Be = 34 – 0,12 . 3,1483 = 33,6222 m

5.8 Menghitung Elevasi Muka Air banjir di Atas Mercu

1.
Menghitung tinggi kecepatan (h0)

Q (m3/dt) 445 445 445


P (m) 7,89 7,89 7,89
H1 (m) 3,1483 3,1483 3,1483
Be (m) 33,6222 33,6222 33, 6222
h0 (asumsi) (m) 0,100 0135 0,138
H0 = H1 - h0 (m) 3,0483 3,0133 3,0103
H = p + H0 (m) 10,9383 10,9033 10,9003
A = H. Be (m2) 367,7697 366,5929 366,4921
𝑄
Vap = (m/dt) 1,2100 1,2138 1,2142
𝐴
𝑉𝑎𝑝2
h0’ = (m) 0,1210 0,1214 0,1214
2𝑔

KELOMPOK 3
Tinggi energi akibat kecepatan aliran dihulu bendung

h0 = 0,1983 = 0,19 m

2. Menghitung elevasi:


Tinggi air diatas mercu : H0 = H1 – h0
H0 = 3,1483 – 0,19 = 2,9583

Elevasi mercu bendung = + 76,65 m

Elevasi muka air banjir dihulu bendung : el.mercu + H0
= 76,65 + 2,9583 = 79,6083

Elevasi garis energi : el.muka air banjir + H0
= 67,06 + 0,19 = + 67,25 m

Elevasi tanggul di hulu bendung :
= el.muka air banjir + tinggi jagaan
= 67,06 + 1,50
= + 68,56 m

Elevasi muka air banjir dihilir bendung = +67,06

Elevasi tanggul dihilir bendung :
= el.muka air banjir hilir + tinggi jagaan
= 67,06 + 1,50
= + 68,56 m

3. Kontrol sifat aliran:


Elevasi muka air banjir di hilir bendung = + 67,06 m (elevasi
mercu bendung = + 76,65 m)

Hal ini berarti aliran bersifat sempurna, sehingga rumus debit
aliran bendung yang digunakan memenuhi kriteria.

KELOMPOK 3
5.9 Perencanaan Kolam Olak

Menghitung energi yang diredam :


Tipe kolam olak (peredam energi) yang direncanakan adalah tipe bak tenggelam, mengingat pa
Kecepatn aliran dihilir bendung (V) :

𝑉= 𝑄 = 445
= 3,0602 m/dt
𝐴4,325 𝑥 33,6222

Tinggi energi akibat kecepatan :


𝑉2 = 3,06022 = 0,4773 m
2𝑔19,62

Elevasi energi hilir bendung :


= elevasi muka air banjir + tinggi energi
= 67,06 + 0,4773 = 67,5373 m
Elevasi tanggul hilir :
= elevasi muka air banjir + tinggi jagaan
= 67,06 + 1,50 = 68,56 m
Energi yang diredam oleh kolam olak (H) :
= elevasi energi hulu – elevasi energi hilir
= 68,56 - 67,5373 = 1,0227 m

Menghitung jari-jari bucket minimum (Rmin)


Debit per satuan lebar (q):
q = Q/Be = 445/33,6222 = 13,2353 m3/dt
Kedalaman kritis :

3 q2 3 13,23532
hc = √ g = √
9,81 = 2,6138

Jari-jari bak minimum yang dijalankan:


H = 1,02
= 0,3902 m
hc2,6138

KELOMPOK 3
Gambar 5.9.1. Jari jari minimum bak

Rmin
= 1,55
hc
Rmin = 1,55 x 2,6138 = 4,0514 m

3. Menghtung bats tinggi air hilir minimum (Tmin)

-Berdasarkan ΔH/hc = 0,3902

Gambar 5.9.2. Batas minimum tinggi air hilir

Tmin = 1,9
hc
Tmin = 1,9 x 2,6138 = 4,9662

KELOMPOK 3
-Elevasi dasar kolam olak = el. Muka air banjir hilir - Tmin
= 67,06 – 4,9662 = 62,0938 m
-Elevasi End sill

Sin45 = 𝑋 = 𝑋
𝑅4,0541

X = 4,0514 sin 45 = 2,8648 m


R’ = R – X = 4,0514 – 2,8648 = 1,1866 m
Elevasi End sill = elevasi dasar kolam + R’
= 62,0938 + 1,1866 = 63,2804 m
Lebar end sill (a) = 0,1 R = 0,4051 m, diambil 0,5 m.

5.10. Stabilitas Bendung

Gaya tetap adalah gaya yang tidak berubah meski terjadi perubahan kondisi, gaya-gaya tetap
Gaya akibat berat sendiri bendung (W)
Gaya akibat tekanan tanah aktif (Pa) dan pasif (Pp)
Gaya gempa (G)

Seketsa gaya dapat di lihat di gambar dibawah

Gambar Sketsa Gaya Tetap

KELOMPOK 3
1. Gaya Akibat Berat Sendiri Bendung

Struktur tubuh bendun dirancang menggunakan pasangan batu


dengan berat jenis (γ) = 2,2 t/m3
Luas bidang =bxh
= 7,89 x
4,5
= 35,505 m2
Gaya berat = luas bidan x γpasangan batu
= 35,505 x 2,2
= 78,111 ton
Momen = Gaya berat x Panjang lengan terhadap titik T
= 78,111 x 1,85
= - 144,5053 ton (arah momen berlawanan arah
jarum jam bernilai negatif)

2. Gaya akibat Gempa

Gempa yang dirancang hanya pada arah horizontal kea rah


kanak sebagai momen penggulingan bendung.
Gaya berat = luas bidang x γbeton siklop
=35,505
2,2
= 78,111 ton
Gaya gempa = Gaya berat x koefisien gempa
= 78,111 x 0,183
= 14,2943 ton
Momen = Gaya gempa x Panjang lengan terhadap titik T
= 14,2943 x 3,90
= - 55,7478 ton (arah mommen berlawanan
arah jarum jam bernilai negatif)

KELOMPOK 3
3. Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif dan Pasif

Sudut geser (ϕ) = 22,453o


Berat jenis tanah basah = 1,788 t/m3

Tegangan ijin tanah = 37,10 t/m2


Jenis ,tanah= pasir halus

Ada 2 (dua) macam gaya akibat tekanan tanah :


1 - sin θ
1. Ka = 1 + sin θ

= 1 - sin 22,453
1+ sin 22,453=

= 0,447
= 1/2 . γd Ka h2
Pa
= 1/2 . 1,788 . 0,447 . 10,502
= 44,0579

2. Tekanan tanah pasif


1+ sin θ
Kp = 1- sin θ
1+ sin 22,453
= 1- sin 22,453
= 2,2359
= 1/2 . γd Ka h2
= 1/2 . 1,788 . 2,2359 . 4,002
= 31,9823 t/m2
Pp

4. Gaya Hidrostatis
Gaya merupakan fugsi kedalaman di bawah permukaan air. Berat jenis air (γair) = 1 t/m3
Luas Bidang= 0,5 x a x t
=0,5 x 6,875 x 6,875
= 23,6328 m2
Gaya Berat= luas bidang x γair
= 23,6328 x 1,00
= 23,6328 ton

KELOMPOK 3
Momen = Gaya hidrostatis x Panjang lengan terhadap titik T
= 23,6328 x 7,5
= 177,2461 ton (arah momen searah jarum jam bernilai positif)

Gambar Sektsa Letak Gaya Hidrostatis dan Uplift

5. Gaya Uplift Pessure

Gaya angkat adalah gaya rembesan. Gaya ini di hitung berdasarkan perhitungan aya rem
Luas bidang = (PQ + PR) x LQ-R x 0,50
= (7,14 + 5,54) x 10,00 x 0,50
= 63,42 m2
Gaya berat= luas bidang x γair
= 63,42 x 1,00
= 63,42 ton
Momen= kgaya uplift x Panjang lengan terhadap titik T
= 63,42 x 0,351

KELOMPOK 3
= 22,29 tm (arah momen searah jarum jam bernilai
positif)

6. Rekapitulasi Gaya dan Momen Pada Kondisi Normal

RH RV Momen
No. Gaya
(ton) (ton) Guling Tahanan
1 Berat -243,213 -1131,57
Tekanan
2 -44,0579 -96,24
Tanah Aktif
Tekanan
3 -31,9823
Tanah Aktif
4 Gempa 44,508 83,65
5 Hidrostatis 23,6328 177,2461
6 Uplift 25,66 118,93
Total -7,8994 -217,55 379,8261 -1267,91

7. Stabilitas Terhadap Guling

∑ MT
SF =
∑ MG
1267,91
=
379,8261

= 3,34 > 1,50 (Aman)

8. Stabilitas Terhadap Geser

∑ RV
SF =
∑ RH
217,55
=
7,8994

= 27,5401 > 1,50 (Aman)

KELOMPOK 3
9. Stabilitas Terhadap Geser

Eksentrisitas

e = (L) - (∑ MT- ∑ MG) < L


2 ∑ RV 6
8,75 1267,91-379,8261 L
e =- <6
2 217,55
=0,2 < 1,46
e
Tekanan tanah maksimal (σmaks)

σmaks = RV (1+ 6e
L ) <σ
L

σmaks = 217,55 (1+ 6 x 0,08) <37,10


8,75 8,75

σmaks= 26,2268 < 37,10 t/m2 (Aman)


Tekanan tanah minimum (σmaks)

σmin = RV (1+ 6e
L) >0
L

σmin = 217,55 (1+ 6 x 0,08) >0


8,75 8,75

σmin = 26,2268 < 0 (Aman)

KELOMPOK 3
TRASE
SALURAN
IRIGASI

KELOMPOK 3
76
75

74 72
73

71

70 69

69 68

68
67
67
68
69 67

Peta C
Skala 1:50.000
76
75

74 72
73

71

70 69

69 68

68
67
67
68
69 67

Peta C
Skala 1:50.000
SKEMA JARINGAN
IRIGASI, SKEMA
BANGUNAN
IRIGASI, DAN
SKEMA TINGGI
MUKA AIR

KELOMPOK 3
POTONGAN
MELINTAN
G

KELOMPOK 3
POTONGAN
MEMANJAN
G

KELOMPOK 3
GAMBAR
BENDUN
G

KELOMPOK 3
Program Studi S1 Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lampung

Mercu

POTONGAN B - B

POTONGAN B - B
Program Studi S1 Teknik
Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lampung

WATER LEVEL

ELV +71

ELV +69,500

ELV +68,750
1
1
1.75
1
WATER LEVEL

ELV +66,200

ELV +65,000

1
10
ELV +63,248

ELV +62,378

1
3
9
1
POTONGAN MEMANJANG
Program Studi S1 Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Lampung

BENDUNG TAMPAK ATAS

Anda mungkin juga menyukai