Stasiun :1
Tahun : 2010 – 2019
Nama stasiun : STA C
KELOMPOK 5
DATA CURAH HUJAN STA D (mm)
Stasiun :2
Tahun : 2010 – 2019
Nama stasiun : STA D
KELOMPOK 5
DATA CURAH HUJAN STA E (mm)
Stasiun :3
Tahun : 2010 – 2019
Nama stasiun : STA E
KELOMPOK 5
CURAH HUJAN RATA-RATA
A. Metode
Metode yang digunakan untuk menghitung curah hujan rata-rata ini adalah menggunakan
metode Thiessen.
B. Perhitungan
1. Luas tiap-tiap stasiun
Mencari luas tiap-tiap stasiun dalam daerah aliran sungai menggunakan aplikasi
AutoCad 2017.
a) STA C = 157,8158 Ha
b) STA D = 151,7700 Ha
c) STA E = 122,7887 Ha
d) Total luas DAS = 432,3745 Ha
2. Metode Thiessen
An
Koefisien Thiessen (αn) =
∑A
Keterangan:
α = Koefisien Thiessen
A = Luas tiap stasiun (Ha)
∑A = Luas DAS total (Ha)
KELOMPOK 5
Curah Hujan Rata-Rata
R = ( R 1 × α 1 ) + ( R 2 × α 2 ) + ... + ( R n × α n )
Keterangan:
R = Curah hujan rata-rata daerah (mm)
R n = Curah hujan di tiap titik pengamatan (mm)
α n = Koefisien Thissen di tiap titik pengamatan
KELOMPOK 5
KELOMPOK 5
DATA CURAH HUJAN RATA-RATA (mm)
KELOMPOK 5
CURAH HUJAN EFEKTIF (Re)
Hujan yang diharapkan terjadi selama satu musim tanam berlangsung disebut curah hujan
efektif. Masa hujan efektif untuk suatu lahan persawahan dimulai dari pengolahan tanah
sampai tanaman dipanen, tidak hanya selama masa pertumbuhan (Subramanya, 2005).
Curah hujan efektif untuk tanaman lahan tergenang berbeda dengan curah hujan efektif untuk
tanaman pada lahan kering dengan memperhatikan pola periode musim hujan dan musim
kemarau. Perhitungan curah hujan efektif dilakukan atas dasar prinsip hubungan antara
keadaan tanah, cara pemberian air dan jenis tanaman (Sosrodarsono, 1983).
Besarnya curah hujan efektif diperoleh dari pengolahan data curah hujan harian hasil
pengamatan pada stasiun curah hujan yang ada di daerah irigasi/daerah sekitarnya dimana
sebelum menentukan curah hujan efektif terlebih dahulu ditentukan nilai curah hujan andalan
yakni curah hujan rata-rata bulanan dengan kemungkinan terpenuhi 80% dan kemungkinan
tak terpenuhi 20% dengan menggunakan rumus analisis (Chow, 1994 dalam Subramanya,
2005).
Curah hujan efektif (R80) dihitung dari data curah hujan rata-rata bulanan yang diurutkan dari
data terkecil hingga terbesar.
Tahapan perhitungan curah hujan efektif:
Urutkan data curah hujan rata-rata dari terkecil sampai terbesar.
Untuk menentukan curah hujan yang kemungkinan terpenuhi 80% (R80), hitung
n
menggunakan rumus “ + 1” dengan n merupakan banyaknya data yang dihitung.
5
Contoh Perhitungan:
Banyak data = 10 tahun
n 10
R80 = +1= +1=3
5 5
Curah hujan yang kemungkinan terpenuhi 80% (R80) berada di urutan ke 3 dari data terbesar.
Hasil perhitungan Curah Hujan Probabilitas 80% disajikan dalam tabel di bawah:
KELOMPOK 5
CURAH HUJAN PROBABILITAS 80% (R80)
KELOMPOK 5
Curah hujan efektif adalah jumlah hujan yang jatuh selama periode pertumbuhan tanaman dan
hujan itu berguna untuk memenuhi kebutuhan air tanaman (KAT). Tinggi hujan yang
dinyatakan dalam mm menentukan saat mulai tanam pertama dan menentukan pula kebutuhan
air irigasi. Perhitungan curah hujan efektif didasarkan pada curah hujan bulanan, berdasarkan
persamaan empiris sebagai berikut:
1
Untuk Padi : Re = 0,7 x R80
31
1
Untuk Palawija : Re = 0,5 x R80
31
Keterangan :
Re = Curah Hujan Efektif
R80 = Curah hujan dengan probabilitas 80%
*Palawija = tanaman kedua, tanaman selain padi; biasa ditanam di sawah atau di ladang
seperti kacang, jagung, ubi.
Hasil perhitungan Curah Hujan Efektif disajikan dalam tabel berikut di bawah.
KELOMPOK 5
CURAH HUJAN EFEKIF (Re)
Hujan Efektif Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
R80 317,2556 249,2252 376,1234 330,7140 225,8835 324,4540 20,1285 91,9631 94,7959 411,4042 428,1908 370,2430
Hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
Re Padi Bulanan 222,0789 174,4577 263,2864 231,4998 158,1185 227,1178 14 64 66,3571 287,9830 299,7335 259,1701
Re Padi Harian 7,1638 6,2306 8,4931 7,7167 5,1006 7,5706 0 2 2,2119 9,2898 9,9911 8,3603
Re Palawija Bulanan 158,6278 124,6126 188,0617 165,3570 112,9418 162,2270 10 46 47,3979 205,7021 214,0954 185,1215
Re Palawija Harian 5,1170 4,4505 6,0665 5,5119 3,6433 5,4076 0 1 1,5799 6,6356 7,1365 5,9717
KELOMPOK 5
EVAPOTRANSPIRASI
Evapotranspirasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap ke udara bergerak dari
permukaan tanah, permukaan air dan penguapan melalui tanaman. Jika air yang tersedia
dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu disebut Evapotranspirasi Potensial.
KELOMPOK 5
Rn1 = f(T) × f(ed) × f (n/N)
F(T) = lihat tabel lampiran
f(ed) = Fungsi tekanan uap nyata, dimana : 0,34 – 0,044 ed0,5
f(n/N) = Fungsi perbandingan penyinaran matahari dalam 1 hari f(n/N) = 0,1 + 0,9
(n/N)
KELOMPOK 5
DATA KLIMATOLOGI
TEMPERATUR RATA-RATA (°C)
Temperatur (°C)
Tahun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2010 26 26,6 26,1 26,7 26,9 25,2 27,7 25,7 25,3 26,7 27,4 27,2
2011 27,3 26,5 26,9 27,1 27 26,9 26 26,4 26,2 2 26,6 27,9
2012 26,6 26,2 26,7 26,7 26,6 25 5,6 25,8 26,2 26,3 26,1 26,5
2013 26,5 26,4 26,5 27 26,6 25,4 25,6 25,7 26,1 25,7 26,2 23
2014 26,2 26,4 26,5 26,9 26,1 25,1 24,1 25,7 26 26,1 26,3 26,8
2015 26,7 26,4 26,5 27 26,9 26,1 24,5 21,6 24,8 26,5 27,3 26,7
2016 27,1 27,6 26,5 26,7 27 26 25,35 25,75 25,1 26,3 26,6 26,8
2017 26,9 27,2 27,5 27,1 26,7 25,7 25,3 25,3 26 26,8 27,3 26
2018 26,8 26,8 27 26,7 27,1 26,3 26,1 25 26,4 26,5 26,4 26,5
2019 26,5 26,8 27,1 27 26,7 26,5 26 26 26,2 26,8 26,6 27,1
Rata-rata 26,66 26,69 26,73 26,89 26,76 25,82 23,625 25,295 25,83 23,97 26,68 26,45
KELOMPOK 5
KELEMBABAN RATA-RATA (%)
Kelembaban (%)
Tahun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2010 88 88 89 86 85 86 70 71 67 66 69 74
2011 84 83 86 86 85 86 86 85 85 84 84 82
2012 81 85 83 84 86 86 85 85 85 87 87 84
2013 85 86 84 85 86 85 85 83 86 88 86 84
2014 87 87 86 87 85 86 84 82 85 84 84 81
2015 80 83 84 83 83 85 82 82 84 83 85 88
2016 88 85 88 87 86 87 86 83 87 83 83 86
2017 83 82 83 84 86 84 82 83 85 80 83 84
2018 83 83 80 82 82 82 82 81 78 83 84 82
2019 82 82 82 84 84 85 83 80 83 82 84 83
Rata-rata 84,1 84,4 84,5 84,8 84,8 85,2 82,5 81,5 82,5 82 82,9 82,8
KELOMPOK 5
KECEPATAN ANGIN RATA-RATA (KNOT)
Kecepatan (knot)
Tahun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2010 3 8 2 2 3 6 3 5 5 5 3 3
2011 3 4 3 4 4 5 9 8 9 10 4 4
2012 5 5 6 5 4 7 8 8 9 4 3 3
2013 5 4 4 5 6 8 9 11 7 5 5 6
2014 4 4 4 6 8 9 9 10 10 7 5 3
2015 3 2 2 3 5 5 9 9 7 9 5 3
2016 3 3 2 3 4 4 6 8 8 7 3 2
2017 2 2 3 2 3 6 9 7 8 5 4 2
2018 2 2 2 3 5 5 5 5 7 5 3 4
2019 3 4 3 3 5 4 6 7 6 4 3 3
Rata-rata 3,3 3,8 3,1 3,6 4,7 5,9 7,3 7,8 7,6 6,1 3,8 3,3
km/hari 146,6784 168,9024 137,7888 160,0128 208,9056 262,2432 324,4704 346,6944 337,8048 271,1328 168,9024 146,6784
KELOMPOK 5
PENYINARAN MATAHARI RATA-RATA (%)
KELOMPOK 5
Contoh Perhitungan: Bulan Januari
Temperatur (T)
Nilai temperatur berasal dari data klimatologi yaitu nilai rata-rata dari semua data yang
ada.
n = 10
26+27,3+26,6+26,5+26,2+26,7+27,1+26,9+26,8+26,5
T = = 26,66 °C
10
KELOMPOK 5
Temperatur (°C) ea (mmHg)
26 33,6
26,66 x
27 35,7
Dilakukan interpolasi, maka:
ea = (26,66 − 27
26 − 27
× ( 33,6−35,7 ) ) + 35,7 = 34,9860 mmHg
W= (26,66 − 28
26 − 28
× ( 0,75−0,77 ) ) + 0,77 = 0,7566
KELOMPOK 5
Lintang Ra
6 15,8
5,36 x
4 15,5
Dilakukan interpolasi, maka:
Ra = (5,36
6−4
−4
× ( 15,8−15,5 )) + 15,5 = 15,7046 mm/hari
W= (26,66 − 28
26 − 28
× ( 15,9−16,3 )) + 16,3 = 16,0320
KELOMPOK 5
Netto radiasi gelombang panjang (Rn1)
Rn1 = f(T) × f(ed) × f(n/N) = 16,0302 × 0,1013 × 0,1567 = 0,2546 mm/hari
1) X = ([ (4,42115 – 6,0)
(3,0 – 6,0) )× (1,02 – 1,06) ] + 1,06 = 1,0389
2) Y = [( (4,42115 – 6,0)
(3,0 – 6,0) ) ]
× (0,85 – 0,92) + 0,92 = 0,9326
3) c =
[( (1,69767 – 3,0)
(0,0 – 3,0) ) ]
× (1,0389 – 0,9326) + 0,9326 = 0,9788
2. Evapotransporasi bulanan
Jumlah hari dalam bulan Januari adalah 31 hari, maka:
ETo = ETo harian × jumlah hari
KELOMPOK 5
= 3,1497 × 31
= 97,64 mm/bulan
Hasil perhitungan lengkap tiap bulannya disajikan dalam tabel di bawah ini:
KELOMPOK 5
TABEL HASIL PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI
Uraian Simbol Sumber Satuan Jan Fe b Mar Apr Mei Jun Jul Agu Se p Okt Nov Des
Temperatur T data oC 26,66 26,69 26,73 26,89 26,76 25,82 23,63 25,30 25,83 23,97 26,68 26,45
Kecepatan Angin U data km/hari 146,68 168,90 137,79 160,01 208,91 262,24 324,47 346,69 337,80 271,13 168,90 146,68
Kelembaban Udara RH data % 84,10 84,40 84,50 84,80 84,80 85,20 82,50 81,50 82,50 82,00 82,90 82,80
Lama Penyinaran Matahari n/N data % 6,30 7,10 7,33 9,13 8,71 9,25 9,65 9,62 8,90 9,54 7,89 7,51
Tek. uap jenuh pada temp. rata2 ea Tabel mm hg 34,99 35,05 35,13 35,47 35,20 33,26 29,16 32,26 33,28 29,75 35,03 34,55
Tek. uap nyata ed ea x (RH/100) mm hg 29,42 29,58 29,69 30,08 29,85 28,34 24,06 26,29 27,45 24,39 29,04 28,60
Perbedaan tekanan udara - ea - ed mm hg 5,57 5,47 5,44 5,39 5,35 4,92 5,10 5,97 5,83 5,36 5,99 5,95
Fungsi relative angin f (u) 0,27 [1 + (u/100)] 0,67 0,73 0,64 0,70 0,83 0,98 1,15 1,21 1,18 1,00 0,73 0,67
Faktor Temperatur W Tabel 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,75 0,73 0,74 0,75 0,73 0,76 0,75
Faktor pengaruh angin & kelembaban - 1-W 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24 0,25 0,27 0,26 0,25 0,27 0,24 0,25
Radiasi extra terresial Ra Tabel mm/hari 15,68 15,92 15,60 14,78 13,57 12,97 13,22 14,12 15,04 15,66 15,68 15,58
Radiasi gelombang pendek Rs ((0,25 + 0,50 (n/N)) Ra mm/hari 4,41 4,55 4,47 4,37 3,98 3,84 3,94 4,21 4,43 4,66 4,54 4,48
Netto radiasi gel. Pendek Rns (1-a)Rs mm/hari 3,31 3,41 3,35 3,28 2,99 2,88 2,96 3,16 3,32 3,50 3,41 3,36
Pengaruh Temperatur f (T) Tabel 16,03 16,04 16,05 16,08 16,05 15,86 15,43 15,76 15,87 15,49 16,04 15,99
0,5
Fungsi tekanan uap nyata f(ed) 0,34 - 0,044 . ed 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,11 0,12 0,11 0,11 0,12 0,10 0,10
Fungsi perbandingan penyinaran 1 hari f(n/N) 0,10 + 0,90 (n/N) 0,16 0,16 0,17 0,18 0,18 0,18 0,19 0,19 0,18 0,19 0,17 0,17
Netto radiasi gel. Panjang Rn1 f (T) . f (ed) . f (n/N) mm/hari 0,26 0,26 0,27 0,29 0,29 0,31 0,35 0,33 0,31 0,35 0,27 0,27
Radiasi penyinaran matahari Rn Rns - Rn1 mm/hari 3,05 3,15 3,08 2,99 2,70 2,57 2,61 2,83 3,01 3,15 3,14 3,09
Faktor perkiraan dari kondisi musim c Tabel 0,98 0,97 0,98 0,97 0,94 0,97 1,02 1,03 1,04 1,05 0,97 0,98
Evatranspirasi acuan ETo Eto = c.[W.Rn+(1-W).f(u).(ea-ed)]
a. Evapotranspirasi harian mm/hari 3,15 3,26 3,13 3,09 2,94 3,03 3,58 4,09 4,16 3,94 3,35 3,24
b. Evapotranspirasi bulanan mm/bln 97,65 91,28 97,03 92,70 91,14 90,90 110,98 126,79 124,80 122,14 100,50 100,44
Eo 3,47 3,59 3,44 3,40 3,23 3,33 3,94 4,50 4,58 4,33 3,69 3,56
Perkolasi 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Eo + P(Perkolasi) 5,97 6,09 5,94 5,90 5,73 5,83 6,44 7,00 7,08 6,83 6,19 6,06
KELOMPOK 5
KEBUTUHAN AIR
(Berdasarkan KP-01 / 07 Lampiran II Kebutuhan Air)
dengan:
Kc = Koefisien tanaman.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:
Besarnya koefisien tanaman berbeda–beda, tergantung dari jenis tanaman dan phase
pertumbuhan masing–masing tanaman. Koefisien tanaman (Kc) untuk masing–masing
tanaman dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Periode Padi
FAO
Tengah Nedeco / Prosida Kedelai
Bulanan Varietas Biasa Varietas Unggul Varietas Biasa Varietas Unggul
1 1,20 1,20 1,10 1,0 0,50
2 1,20 1,27 1,10 1,0 0,75
3 1,30 1,33 1,10 1,05 1,00
4 1,40 1,30 1,10 1,05 1,00
5 1,35 1,30 1,10 0,95 0,82
6 1,24 0,00 1,10 0 0,45
7 1,12 0,95
8 0,00 0,00
KELOMPOK 5
2) Evapotranspirasi
Evaporasi yang yang digunakan merupakan evaporasi tanaman acuan dihitung dengan
menggunakan Metode Penman yang sudah dimodifikasi, yaitu:
Harga ETo yang digunakan dari rumus Penman merupakan Evapotranspirasi tanaman
acuan. Koefisien tanaman yang digunakan untuk perhitungan ETc adalah menurut FAO.
Penggantian air genangan diperlukan setelah tanaman diberikan pupuk. Dilakukan sebanyak 2
kali, masing-masing 50 mm selama ½ bulan atau 3,3 mm/hari.
Penyiapan Lahan
Tanah kering 0
Tanah jenuh 1
KELOMPOK 5
Pada umumnya tanah di Lampung merupakan jenis tanah alluvial yang termasuk dalam
tanah basah dengan derajat kejenuhan (Sb) sebesar 0,9.
( Sa−Sb )
PWR= + Pd+ Fl
1000
Keterangan:
Untuk tanah berstruktur berat tanpa retak-retak kebutuhan air untuk penyiapan lahan
diambil 200 mm. Ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah. Pada
permulaan transplantasi tidak akan ada lapisan air yang tersisa di sawah. Setelah
transplantasi selesai, lapisan air di sawah akan ditambah 50 mm. Secara keseluruhan, ini
berarti bahwa lapisan air yang diperlukan menjadi 250 mm untuk menyiapkan lahan dan
untuk lapisan air awal setelah transpantasi selesai. Bila lahan telah dibiarkan beda selama
jangka waktu yang lama (2,5 bulan atau lebih), maka lapisan air yang diperlukan untuk
penyiapan lahan diambil 300 mm, termasuk yang 50 mm untuk penggenangan setelah
transplantasi.
Contoh Perhitungan :
Pada bulan Januari, setelah penyiapan lahan tanah dianggap jenuh, maka Sa = 1, Sb = 0,9,
Pd = 250 mm, F1 dainggap merupakan kehilangan air akibat evaporasi terbuka (1,1ETo).
Maka :
1-0,9
PWR = + 250 + (1,1 x 3,15) = 253,47 mm
1000
KELOMPOK 5
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)
Bulan PWR
Januari 253,47
Februari 253,59
Maret 253,44
April 253,40
Mei 253,23
Juni 253,33
Juli 253,94
Agustus 254,50
September 254,58
Oktober 254,33
November 253,69
Desember 253,56
Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode yang
dikembangkan oleh van de Goor dan Zijlstra (1968). Metode tersebut didasarkan pada laju
air konstan dalam 1/dt selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus berikut :
ek
IR=M .
e k −1
Dimana :
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 x ETo selama penyiapan lahan,
mm/hari
P = Perkolasi
k = M x (T/S)
KELOMPOK 5
Eo + P T = 30 Hari T = 45 Hari
mm/hari S 250 mm S 300 mm S 250 mm S 300 mm
5 11,1 12,7 0,4 9,5
5,5 11,4 13 8,8 9
6 11,7 13,3 9,1 10,1
6,5 12 13,6 9,4 10,4
7 12,3 13,9 9,8 10,8
7,5 12,6 14,2 10,1 11,1
8 13 14,5 10,5 11,4
8,5 13,3 14,8 10,8 11,8
9 13,6 15,2 11,2 12,1
9,5 14 15,5 11,6 12,5
10 14,3 15,8 12 12,9
10,5 14,7 16,2 12,4 13,2
11 15 16,5 12,8 13,6
Contoh Perhitungan :
Nilai IR dihitung pada tahap persiapan lahan atau Land Preparation (LP).
Direncanakan bahwa persiapan lahan pertama dilakukan pada bulan Desember selama 4
minggu/ 1 bulan.
Kebutuhan air untuk penjenuhan lahan menyesuaikan dengan kondisi lahan tanam.
KELOMPOK 5
1) Kebutuhan Air Irigasi Konsumtif
NFR=ET C + P+WLR−ℜ
Dimana :
NFR = Netto Field Water Requirement, kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari)
ETC = Evaporasi tanaman (mm/hari)
P = Perkolasi (mm/hari)
WLR = Penggantian lapisan air (mm/hari)
Re = Curah hujan efektif (mm/hari)
Kebutuhan air irigasi netto (NFR) dipengaruhi oleh besarnya evapotranspirasi (ETc) dan
perlokasi (P) pada suatu lahan pertanian. Semakin besar nilai ETc dan P maka kebutuhan
air tinggi. Apabila NFR bernilai negatif (-) artinya curah hujan efektif dapat memenuhi
kebutuhan air tanaman, namun apabila nilai NFR bernilai positif (+) artinya curah hujan
efektif tidak dapat memenuhi kebutuhan air tanaman sehingga diperlukan jumlah air
tambahan yang berasal dari saluran irigasi.
Pada perhitungan kebutuhan air palawija, nilai WLR tidak diperhitungkan karena pada
saat persiapan lahan palawija tidak memerlukan proses pergantian air.
KELOMPOK 5
2. Kebutuhan Pengambilan
Kebutuhan pengambilan untuk tanaman adalah jumlah debit air yang dibutuhkan oleh satu
hektar sawah untuk menanam padi atau palawija. Kebutuhan pengambilan ini dipengaruhi
oleh efisiensi irigasi. Efisiensi irigasi adalah perbandingan jumlah air yang benar-benar
sampai ke petak tersier dengan jumlah air yang di sadap (Yulianur, 2005:26).
Besarnya kebutuhan pengambilan di hitung dengan rumus berikut :
NFR
DR=
ef x 8,64
Dimana :
DR = Kebutuhan pengambilan air pada sumbernya (lt/dt/ha)
1 / 8,64 = Angka konversi satuan dari mm/hari ke lt/dt/ha
ef = Efisiensi irigasi, biasanya diambil 65%
Tahapan perhitungan kebutuhan air di sawah menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01
2013
1. Dengan rotasi (alamiah) didalam petak tersier, kegiatan-kegiatan penyiapan lahan di
seluruh petak dapat diselesaikan secara berangsur-angsur. Jangka waktu penyiapan
lahan/Land Preparation (LP) dapat dibagi menjadi 3 kombinasi sesuai masa penyiapan
lahan, yakni :
a. C1, masa penyiapan lahan selesai dalan 2 minggu
b. C2, masa penyiapan lahan selesai dalam 4 minggu
c. C3, masa penyiapan lahan selesai dalam 6 minggu
Rotasi alamiah digambarkan dengan pengaturan kegiatan-kegiatan setiap jangka waktu
setengah bulan secara bertahap. Oleh karena itu, kolom-kolomnya mempunyai harga-
harga koefisien tanaman yang bertahap-tahapnya.
KELOMPOK 5
Tabel Harga-Harga Koefisien Tanaman Padi
Periode Padi
FAO
Tengah Nedeco / Prosida
Kedelai
Bulana Varietas Varietas Varietas Varietas
n Biasa Unggul Biasa Unggul
1 1,20 1,20 1,10 1,0 0,50
2 1,20 1,27 1,10 1,0 0,75
3 1,30 1,33 1,10 1,05 1,00
4 1,40 1,30 1,10 1,05 1,00
5 1,35 1,30 1,10 0,95 0,82
6 1,24 0,00 1,10 0 0,45
7 1,12 0,95
8 0,00 0,00
Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA. 010, 1985
KELOMPOK 5
KEBUTUHAN AIR DI SAWAH
No Uraian Satuan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
1 ETo mm/hari 3,35 3,24 3,15 3,26 3,13 3,09 2,94 3,03 3,58 4,09 4,16 3,94
2 Perkolasi (P) mm/hari 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
3 Re Padi mm 9,9911 8,3603 7,1638 6,2306 8,4931 7,7167 5,1006 7,5706 0 2 2,2119 9,2898
4 Re Palawija mm 7,1365 5,9717 5,1170 4,4505 6,0665 5,5119 3,6433 5,4076 0 1 1,5799 6,6356
MT3 MT1 MT2 MT3
PALAWIJA PADI PADI PALAWIJA
Koefisien Tanaman (Kc)
5 Kc-1 0,95 1,1 1,1 1,1 0,95 1,1 1,1 1,1 0,95 0,5 0,66 0,95
6 Kc-2 0,55 1,1 1,1 1,05 0 1,1 1,1 1,05 0 0,51 0,85 0,95
7 Kc rata-rata 0,75 1,1 1,1 1,075 0,475 1,1 1,1 1,075 0,475 0,505 0,755 0,95
Penggantian Lapisan Air
9 WLR mm/hari 2,25 3,3 3,3 3,225 1,425 3,3 3,3 3,225 1,425 1,515 2,265 2,85
11 Eo mm/hari 3,69 3,56 3,47 3,59 3,44 3,40 3,23 3,33 3,94 4,50 4,58 4,33
12 M mm/hari 6,19 6,06 5,97 6,09 5,94 5,90 5,73 5,83 6,44 7,00 7,08 6,83
13 k 0,619 0,606 0,597 0,609 0,594 0,5899 0,573 0,583 0,644 0,700 0,708 0,683
14 e^k 1,8561 1,8338 1,8158 1,8379 1,8118 1,8038 1,7743 1,7919 1,9037 2,0136 2,0291 1,9806
15 IR mm/hari 13,4096 13,3367 13,2768 13,3494 13,2638 13,2379 13,1394 13,1988 13,5620 13,9041 13,9519 13,8032
16 ETc mm/hari 2,7638 3,9204 3,8115 3,8550 1,6354 3,7389 3,5574 3,5830 1,8706 2,2720 3,4549 4,1173
17 NFR mm/hari 0,3773 1,3601 2,4477 3,3494 -2,9327 1,8222 4,2568 1,7374 5,3411 4,8037 6,6400 2,8317
18 DR lt/det/ha 0,0672 0,2422 0,4358 0,5964 -0,5222 0,3245 0,7580 0,3094 0,9511 0,8554 1,1823 0,5042
DR MAKS 1,1823
KELOMPOK 5
LAMPIRAN
KELOMPOK 5
Tabel 1. Saturation Vapour Pressure (ea) in mbar as Function of Mean Ai Temperature (T)
in ° C.
KELOMPOK 5
Table 2. Values of Weighting Factor (W) for the Effect of Radiation on ET0 at Different
Temperatures and Altitudes
Temperature (oC) W
2,0 0,43
4,0 0,46
6,0 0,49
8,0 0,52
10,0 0,55
12,0 0,58
14,0 0,61
16,0 0,64
18,0 0,66
20,0 0,68
22,0 0,71
24,0 0,73
26,0 0,75
28,0 0,77
30,0 0,78
32,0 0,80
34,0 0,82
36,0 0,83
38,0 0,84
40,0 0,85
KELOMPOK 5
Table 3. Extra Terrestrial Radiation (Ra) expressed in equivalent evaporation in mm/day
KELOMPOK 5
Table 4. Effect of Temperature f(T) on Longwave Radiation (Rn1)
Temperature oC f(t)
0,0 11,0
2,0 11,4
4,0 11,7
6,0 12,0
8,0 12,4
10,0 12,7
12,0 13,1
14,0 13,5
16,0 13,8
18,0 14,2
20,0 14,6
22,0 15,0
24,0 15,4
26,0 15,9
28,0 16,3
30,0 16,7
32,0 17,2
34,0 17,7
36,0 18,1
KELOMPOK 5
Table 5. Correction Factor in c Penman method
KELOMPOK 5
PERENCANAAN DIMENSI JARINGAN IRIGASI
Pada umumnya kehilangan air di jaringan irigasi dapat dibagi-bagi sebagai berikut :
- 12,5 - 20 % di petak tersier, antara bangunan sadap tersier dan sawah
- 5 -10 % di saluran sekunder
- 5 -10 % di saluran utama
Efisiensi secara keseluruhan (total) dihitung sebagai berikut : efisiensi jaringan tersier
(et) x efisiensi jaringan sekunder (CS) x efisiensi jaringan primer (ep), dan antara
0,65-0,79. Diambil nilai efesiensi sebesar 0,65.
Sehingga dengan menggunakan data nilai NFR yang diperoleh pada perhitungan
sebelumnya, maka dapat ditentukan nilai Qrencana untuk mendesain dimensi saluran
irigasi.
KELOMPOK 5
TABEL PENENTU DEBIT RENCANA
Qa
NAMA SALURAN Luas Lahan DR e c
lt/dt/ha m3/dt/ha
SP 1 126,0000 1,18 0,65 1 229,1843 0,2292
SP 2 84,0000 1,18 0,65 1 152,7895 0,1528
SP 3 42,0000 1,18 0,65 1 76,3948 0,0764
SS 1 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
SS 2 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
SS 3 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
SS 4 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
SS 5 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
SS 6 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 1 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 2 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 3 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 4 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 5 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 6 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 7 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 8 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 9 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
KELOMPOK 5
b = lebar dasar saluran
H = tinggi air, m
I = kemiringan energi (kemiringan saluran)
k = koefisien kekasaran stickler, m1/3 /detik
m = kemiringan talud
Dengan mengacu pada Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan 03 (KP – 03)
diperoleh data data sebagai berikut :
Tabel 1. Harga – harga kekasaran koefisien Strickler (k) untuk saluran – saluran irigasi
tanah.
KELOMPOK 5
Tabel 2. Kemiringan minimum talut untuk berbagai bahan tanah
Tabel 3. Kemiringan talut minimum untuk saluran timbunan yang dipadatkan dengan baik.
KELOMPOK 5
Tabel 6. Hubungan nilai debit dengan kemiringan talud dan kecepatan.
Q (m³/dt) b/h m v (m/dt)
0,00 -0,15 1 1 0,25-0,30
0,15-0,30 1 1 0,30-0,35
0,30-0,40 1,5 1 0,35-0,40
0,40-0,50 1,5 1 0,40-0,45
0,50-0,75 2 1 0,45-0,50
0,75-1,50 2 1 0,50-0,55
1,50-3,00 2,5 1,5 0,55-0,60
3,00-4,50 3 1,5 0,60-0,65
4,50-6,00 3,5 1,5 0,65-0,70
6,00-7,50 4 1,5 0,70
7,50-9,00 4,5 1,5 0,70
9,00-11,00 5 1,5 0,70
11,00-15,00 6 1,5 0,70
15,00-25,00 8 1,5 0,70
Dengan menggunakan data-data diatas maka dapat direncanakan dimensi saluran
irigasi yang diinginkan.
KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN
KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN
KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR DENGAN
KELOMPOK 5
C. Skema Tinggi Muka Air
Tinggi muka air yang diinginkan dalam jaringan utama didasarkan pada tinggi muka air
yang diperlukan di sawah-sawah yang diairi. Prosedurnya adalah pertama-tama
menghitung tinggi muka air yang diperlukan di bangunan sadap tersier. Lalu seluruh
kehilangan disaluran kuarter dan tersier serta bangunan dijumlahkan menjadi tinggi muka
air di sawah yang diperlukan dalam petak tersier. Ketinggian ini ditambah lagi dengan
kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier dan longgaran (persediaan) untuk
variasi muka air akibat eksploitasi jaringan utama pada tinggi muka air parsial (sebagian).
P=A+b+c+d+e+f+g+∆h+Z
Dimana :
P = muka air di saluran
A = elevasi tertinggi di sawah
a = lapisan air di sawah ≈ 10 cm
b = kehilangan tinggi energi di saluran kuarter sawah ≈ 5 cm
c = kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter ≈ 5cm/boks
d = kehilangan tinggi energi selama pengaliran disaluran irigasi, I x L
e = kehilangan tinggi energi di boks bagi tersier ≈ 10 cm
f = kehilangan tinggi enegri di gorong – gorong ≈ 5 cm
g = kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier
Δh = variasi tinggi muka air 0,10 h100 (kedalaman rencana)
Z = kehilangan tinggi energi di bangunan-bangunan tersier yang lain
Dengan menggunakan persamaan di atas maka dapat diperhitungkan skema tinggi muka
air yang dapat terjadi.
KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN SKEMA TINGGI AIR
KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN SKEMA TINGGI MUKA AIR DENGAN DIMENSI SAMA
KELOMPOK 5
DEBIT ANDALAN
Dalam praktek, debit andalan dari waktu ke waktu mengalami penurunan seiring
fungsi daerah tangkapan air. Penurunan debit andalan menyebabkan kinerja irigasi
berkurang yang mengakibatkan pengurangan areal persawahan. Antisipasi keadaan ini
perlu dilakukan dengan memasukkan faktor koreksi sebesar 80% sampai dengan 90%
untuk debit andalan. Faktor koreksi tersebut tergantung pada kondisi perubahan DAS
(Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
Dalam studi ini, ketersediaan air dihitung menggunakan metoda poligon thiessen
untuk mencari curah hujan regional dan metoda FJ Mock untuk menghitung debit air
di daerah aliran sungai yang menjadi objek studi.
KELOMPOK 5
B. Data-Data Perhitungan
Untuk melakukan perhitungan debit andalan diperulakan data data sebagai berikut:
Besarnya nilai evapotranspirasi diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan metode Penman – Monteith.
Luas Catchment Area seluas 32058990 m2 .
Jumlah curah hujan dan hari hujan didapatkan dari rata-rata hujan pada tahun
1990 hingga tahun 1999.
Presentase lahan yang TIDAK tertutup vegetasi (mL) = 30% yaitu untuk lahan
yang diolah dan menerus berubah menurut kondisi iklim.
Kelembaban air tanah permulan (soil moisture capacity), SMC = 200 mm.
Tampungan air tanah permulaan (initial storage), Is = 200 mm ▪ Koefisien
infiltrasi, i = 0,4.
Faktor resesi aliran air tanah, k = 0,5.
KELOMPOK 5
TABEL DATA CURAH HUJAN RERATA EFEKTIF BULANAN
KELOMPOK 5
C. Contoh Perhitungan Debit Andalan
Banyaknya hari hujan yang diamati pada daerah itu sama dengan 18 hari.
Menggunakan rumus sebagai berikut :
PF = (m/20) × (18-h) = (0,4/20) × (18-14) = 0,08
Perbedaan evapotranspirasi potensial (Eto) dan evapotranspirasi terbatas (ΔE).
E = (Eto’) × PF = 97,65 × 0,08 = 7,812 mm/hari/bulan
Evapotranspirasi terbatas (Et)
Et = Eto’ – E = 97,65 – 7,812 = 89,838 mm/hari.
KELOMPOK 5
Perhitungan keseimbangan air (Water Balance):
Perubahan kandungan air tanah, DS = P – Et
Ds = 303,5500 – 89,838 = 213,712 mm/hari (P > Et maka nilai DS positif)
Jika nilai DS > 0, maka kandungan air di dalam tanah sebesar 0, sebaliknya jika
DS<0, maka kandungan air di dalam tanah adalah nilai itu sendiri. Oleh karena itu
nilai kandungan air tanah pada bulan Januari adalah 0.
Kandungan Air Tanah, SS
SS = 0 mm/hari
Kapasitas Kelembaban Tanah, SM
SM = 200 mm/hari (untuk tanaman berakar sedang)
KELOMPOK 5
Tabel Nilai SMC Sesuai Tipe Tanaman dan Tanah
Soil Moisture
Zone Akar
Tipe Tanaman Tipe Tanah Capacity
(dalam m)
(dalam m)
Pasir Halus 0,50 50
Pasir Halus dan Loam 0,50 75
Tanaman Berakar
Lanau dan Loam 0,62 125
Pendek
Lempung dan Loam 0,40 100
Lempung 0,25 75
Pasir Halus 0,75 75
Pasir Halus dan Loam 1,00 150
Tanaman Berakar
Lanau dan Loam 1,00 200
Sedang
Lempung dan Loam 0,80 200
Lempung 0,50 150
Pasir Halus 1,00 100
Pasir Halus dan Loam 1,00 150
Tanaman Berakar
Lanau dan Loam 1,25 250
Dalam
Lempung dan Loam 1,00 250
Lempung 0,67 200
Pasir Halus 1,50 150
Pasir Halus dan Loam 1,67 250
Tanaman Palm Lanau dan Loam 1,50 300
Lempung dan Loam 1,00 250
Lempung 0,67 200
Pasir Halus 2,50 250
Pasir Halus dan Loam 2,00 300
Mendekati Hutan
Lanau dan Loam 2,00 400
Alam
Lempung dan Loam 1,60 400
Lempung 1,17 350
(Sumber : Sudirman ,2002)
Kelebihan air/Water Surplus(WS) = volume air yang akan masuk ke permukaan
tanah,yaitu :
WS = DS – SS = 213,712 – 0 = 213,712 mm/hari/bulan
KELOMPOK 5
Aliran dan Penyimpanan Air Tanah :
Infiltrasi, In = WS × i
In = 213,712 × 0,5 = 106,856 mm/hari/bulan
Tabel Nilai Koefisien Infiltrasi Berdasarkan Jenis
i = infiltrasi
Volume penyimpanan, Vn
DVn = Vn – Vn-1
Aliran dasar, BF
BF = In – DVn
Aliran (R)
KELOMPOK 5
R = BF + DR = 76,0284 + 106,856 = 182,8844 mm/hari/bulan
43,23745 x 182,88
= X 1000 mm/hari/bulan
3600 x 24 x 31
= 2,9523 m3/dt/bulan
= 7,91 m3/dt/bulan
KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN METODE MOCK
Bulan
No Uraian Hitungan Satuan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
I Data Hujan
1 Curah Hujan (P) Data mm/hari 303,55 245,44 319,24 201,34 191,86 144,17 51,66 56,50 68,00 266,21 320,46 295,83
2 Hari Hujan (n) Data hari 14 11 18 9 8 7 5 7 9 13 16 15
II Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi Potensial Eto mm/hari 97,65 91,28 97,03 92,70 91,14 90,90 110,98 126,79 124,80 122,14 100,50 100,44
4 Lahan Pertanian (m) Ditentukan % 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
5 PF = (m/20)*(18-n) Hitungan 0,08 0,14 0,00 0,18 0,20 0,22 0,26 0,22 0,18 0,10 0,04 0,06
6 ΔE (3)*(5) mm/hari 7,81 12,78 0,00 16,69 18,23 20,00 28,85 27,89 22,46 12,21 4,02 6,03
7 Et = Eto - ΔE (3)-(6) mm/hari 89,84 78,50 97,03 76,01 72,91 70,90 82,13 98,90 102,34 109,93 96,48 94,41
III Ke seimbangan Air
8 Ds = P - Et (1)-(7) mm/hari 213,71 166,94 222,21 125,32 118,95 73,26 -30,46 -42,39 -34,33 156,29 223,98 201,42
9 Kandungan Air Tanah (SS) mm/hari 0 0 0 0 0 0 -30,46375 -42,39475 -34 0 0 0
10 Tampungan Kelembaban Tanah Awal ISMS mm/hari 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
11 Soil Moisture Storage (SMS) (8)+(10) mm/hari 413,71 366,94 422,21 325,32 318,95 273,26 169,54 157,61 165,67 356,29 423,98 401,42
12 Soil Moisture Capacity SMC mm/hari 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
13 Kelebihan Air (WS) (11)-(12) mm/hari 213,71 166,94 222,21 125,32 118,95 73,26 -30,46 -42,39 -34,33 156,29 223,98 201,42
IV Aliran Dan Penyimpanan Air Tanah
14 Infiltrasi (in) (13)*(i) mm/hari 106,86 83,47 111,10 62,66 59,48 36,63 -15,23 -21,20 -17,17 78,14 111,99 100,71
15 0,5*(1+k)*in Hitungan 90,83 70,95 94,44 53,26 50,55 31,14 -12,95 -18,02 -14,59 66,42 95,19 85,60
16 K*(Vn-1) Hitungan 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00
17 Volume Penyimpanan (Vn) (15)+(16) mm/hari 230,83 210,95 234,44 193,26 190,55 171,14 127,05 121,98 125,41 206,42 235,19 225,60
18 Perubahan Volume Air (DVn) Vn - V(n-1) mm/hari 30,83 -19,88 23,49 -41,18 -2,71 -19,42 -44,08 -5,07 3,43 81,01 28,77 -9,59
19 Aliran Dasar (BF) (14)-(18) mm/hari 76,03 103,35 87,61 103,84 62,18 56,05 28,85 -16,13 -20,59 -2,87 83,22 110,30
20 Aliran Langsung/Aliran Permukaan (DR) (13)-(14) mm/hari 106,86 83,47 111,10 62,66 59,48 36,63 -15,23 -21,20 -17,17 78,14 111,99 100,71
21 Aliran (R) (19)+(20) mm/hari 182,88 186,82 198,72 166,50 121,66 92,68 13,62 -37,32 -37,76 75,27 195,21 211,01
V Debit Aliran Sungai
22 Debit Aliran Sungai A*(20) m^3/dt 2,9523 3,02 3,21 2,69 1,96 1,50 0,22 -0,60 -0,61 1,22 3,15 3,41
23 Debit Aliran Sungai lt/dt 2952,31 3015,78 3207,92 2687,80 1963,95 1496,16 219,88 -602,52 -609,56 1215,12 3151,25 3406,26
24 Jumlah Hari hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
25 Debit Aliran (10^6) m^3/bulan 7,91 7,30 8,59 6,97 5,26 3,88 0,59 -1,61 -1,58 3,25 8,17 9,12
KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN METODE MOCK
KELOMPOK 5
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN PEMBUANG
A. Penjelasan Umum
Saluran pembuang adalah saluran yang memiliki fungsi utnuk membuang kelebihan air
ke sungai. Dalam perencanaan dimensi saluran pembuang ini tetap menggunakna debit
Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap,dan untuk itu
V = K × R2/3 × I1/2
A
R =
P
A = (b + m × h) × h
P = (b + 2 × h √1 + m
2
)
Q =V × A
b =n × h
dimana :
R = jari-jari hidrolis, m
P = keliling basah, m
H = tinggi air, m
KELOMPOK 5
k = koefisien kekasaran stickler, m1/3/detik
m = kemiringan talud
Tabel 1. Harga – harga kekasaran koefisien Strickler (k) untuk saluran – saluran
irigasi tanah.
H ≤ 1,50 m 25
KP – 03 Saluran (Standard Perencanaan Irigasi).
Tabel 3. Kemiringan talut minimum untuk saluran timbunan yang dipadatkan dengan
baik.
KELOMPOK 5
Tabel 4. Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah.
KELOMPOK 5
Tabel 6. Hubungan nilai debit dengan kemiringan talud dan kecepatan.
Dengan menggunakan data-data diatas maka dapat direncanakan dimensi saluran irigasi
yang diinginkan.
KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN PEMBUANG
Lebar
Saluran Q h0 n m n' Ia k V0 A0 hi Hi - H0 Cek Kemiringan Jagaan
Saluran
SP 1 0,2292 1 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,1561744 1,2113999 0,6961034 -0,303897 OK 1,5 1,5 0,4
PS 1 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SP 2 0,1528 1 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,1561744 0,9891039 0,6290004 -0,371 OK 1,5 1,5 0,4
PS 2 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SP 3 0,0764 0,7 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,1093221 0,8359453 0,5782544 -0,121746 OK 1,05 1,5 0,4
PS 3 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 1 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 4 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 2 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 5 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 3 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 6 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 4 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 7 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 5 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 8 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 6 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 9 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
KELOMPOK 5
PERENCANAAN BENDUNG
Q
V= a
A
V = K [ P ]2/3 I1/2
2/3
Q I1/2
A
=[ K2/3A ]
P
A
5 /3
Q 24,25
2 /3 = = = 8,5285
P K . I 1/2 35 x 0,00661/2
Dimana:
A = (b = mh ) h = (35 + h ) h
KELOMPOK 5
Dengan cara coba-coba didapat: h = 0,8253 m
A = ( 35+0,8253) x 0,8253
2
= 29,5666 m
P = (35+2,8284x0,8253)
= 37,3343
B0 = 35+(2x1x0,8253)
= 36,6506
Q K A2/3 I1/2
A = P2/3
A 5 /3 Q 445
= = = 156,5020
P2 /3 K . I 1/2 35 x 0,00661/2
Dimana :
5 /3
A
5 /3
{ ( 35+h ) h }
= = 152,8585
P
2 /3 ¿¿
KELOMPOK 5
E. Menghitung Elevasi Mercu Bendung
Elevasi sawah tertinggi = + 75,06 m
Tinggi genangan air di sawah = 0,10 m
Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah = 0.10 m
Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke saluran tersier = 0.10 m
Kehilangan tekanan dari saluran primer ke saluran sekunder = 0.10 m
Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 0.20 m
Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran = 0.15 m
Kehilangan tekanan di alat ukur = 0.40 m
Kehilangan tekanan karena eksploitasi = 0.10 m
Kehilangan lain-lain bangunan = 0.25 m
Jumlah = 76,56 m
- N = 1 jumlah pilar
- Kp = 0,01 untuk pilar berujung bulat
- Ka = 0,10 untuk pangkat tembok bulat
Bef = 34 – 0,12 H1
KELOMPOK 5
2
Q= Cd
3
2
3 √
gBe Hi1,5
Dimana :
Q =445 m3/det
Q =
2
3
Cd
√2
3
gBe Hi
1,5
Q =
2
3
Cd
√2
3
gBe Hi1,5
H 1 3,1483
= =17018 C0 = 1,3012
r 1,85
Perbandingan.
P 3,70
= =1,1752 C1 = 0,98
H 1 3,1483
KELOMPOK 5
P
Gambar Koefisien C1 sebagai fungsi perbandingan .
H1
Gambar harga-harga koefisien C2 untuk bendung mercu tipe Ogee dengan muka hulu
KELOMPOK 5
2
Vap
h0’ = (m) 0,1210 0,1214 0,1214
2g
h0 = 0,1983 = 0,19 m
2. Menghitung elevasi :
Elevasi muka air banjir di hilir bendung = + 67,06 m (elevasi mercu bendung =
+ 76,65 m)
Hal ini berarti aliran bersifat sempurna, sehingga rumus debit aliran bendung
yang digunakan memenuhi kriteria.
Tipe kolam olak (peredam energi) yang direncanakan adalah tipe bak tenggelam,
KELOMPOK 5
Q 445
V= = = 3,0602 m/dt
A 4,325 x 33,6222
Tinggi energi akibat kecepatan :
V 2 3 , 06022
= = 0,4773 m
2g 19,62
Elevasi energi hilir bendung :
= elevasi muka air banjir + tinggi energi
= 67,06 + 0,4773 = 67,5373 m
Elevasi tanggul hilir :
= elevasi muka air banjir + tinggi jagaan
= 67,06 + 1,50 = 68,56 m
Energi yang diredam oleh kolam olak (H) :
= elevasi energi hulu – elevasi energi hilir
= 68,56 - 67,5373 = 1,0227 m
√ √
2 2
3 q 3 13,2353 = 2,6138
hc= =
g 9,81
Jari-jari bak minimum yang dijalankan :
H 1,02
= = 0,3902 m
hc 2,6138
Rmin
= 1,55
hc
KELOMPOK 5
3. Menghtung bats tinggi air hilir minimum (Tmin)
T min
= 1,9
hc
- Elevasi dasar kolam olak = el. Muka air banjir hilir - Tmin
= 67,06 – 4,9662 = 62,0938 m
- Elevasi End sill
X X
Sin45 = =
R 4,0541
X = 4,0514 sin 45 = 2,8648 m
R’ = R – X = 4,0514 – 2,8648 = 1,1866 m
Elevasi End sill = elevasi dasar kolam + R’
= 62,0938 + 1,1866 = 63,2804 m
Lebar end sill (a) = 0,1 R = 0,4051 m, diambil 0,5 m.
K. Stabilitas Bendung
Gaya tetap adalah gaya yang tidak berubah meski terjadi perubahan kondisi, gaya-
gaya tetap adalah sebagai berikut :
1. Gaya akibat berat sendiri bendung (W)
2. Gaya akibat tekanan tanah aktif (Pa) dan pasif (Pp)
3. Gaya gempa (G)
KELOMPOK 5
Gambar sketsa Gaya tetap
KELOMPOK 5
Momen = Gaya gempa x Panjang lengan terhadap titik T
= 14,2943 x 3,90
= - 55,7478 ton (arah mommen berlawanan arah jarum jam
bernilai negatif)
3. Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif dan Pasif
- Sudut geser (ϕ) = 22,453o
- Berat jenis tanah basah = 1,788 t/m3
- Tegangan ijin tanah = 37,10 t/m2
- Jenis ,tanah = pasir halus
Ada 2 (dua) macam gaya akibat tekanan tanah :
1−sin θ
1. Ka =
1+sin θ
1−sin 22,453
=
1+sin 22,453
= 0,447
Pa = 1/2 . γd Ka h2
= 1/2 . 1,788 . 0,447 . 10,502
= 44,0579
2. Tekanan tanah pasif
1+sin θ
Kp =
1−sin θ
1+sin 22,453
=
1−sin 22,453
=2,2359
Pp = 1/2 . γd Ka h2
= 1/2 . 1,788 . 2,2359 . 4,002
= 31,9823 t/m2
4. Gaya Hidrostatis
Gaya merupakan fugsi kedalaman di bawah permukaan air. Berat jenis air (γair) = 1
t/m3
Luas Bidang = 0,5 x a x t
=0,5 x 6,875 x 6,875
= 23,6328 m2
Gaya Berat = luas bidang x γair
= 23,6328 x 1,00
= 23,6328 ton
KELOMPOK 5
Momen = Gaya hidrostatis x Panjang lengan terhadap titik T
=23,6328 x 7,5
= 177,2461 ton (arah momen searah jarum jam bernilai positif)
KELOMPOK 5
6. Rekapitulasi Gaya dan Momen Pada Kondisi Normal
RH RV Momen
No. Gaya
(ton) (ton) Guling Tahanan
1 Berat -243,213 -1131,57
Tekanan Tanah
2 -44,0579 -96,24
Aktif
Tekanan Tanah
3 -31,9823
Aktif
4 Gempa 44,508 83,65
5 Hidrostatis 23,6328 177,2461
6 Uplift 25,66 118,93
Total -7,8994 -217,55 379,8261 -1267,91
SF =
∑ MT
∑ MG
1267,91
=
379,8261
= 3,34 > 1,50 (Aman )
8. Stabilitas Terhadap Geser
SF =
∑ RV
∑ RH
217,55
=
7,8994
= 27,5401 > 1,50 (Aman)
9. Stabilitas Terhadap Geser
Eksentrisitas
σmaks =
RV
L (
1+
6e
L
<σ )
KELOMPOK 5
σmaks =
217,55
8,75 (
1+
8,75 )
6 x 0,08
<37,10
σmin =
RV
L (
1+
6e
L
>0)
σmin =
217,55
8,75 (
1+
8,75 )
6 x 0,08
>0
KELOMPOK 5
SKEMA JARINGAN
IRIGASI, SKEMA
BANGUNAN
IRIGASI, DAN
SKEMA TINGGI
MUKA AIR
KELOMPOK 5
POTONGAN
MELINTANG
KELOMPOK 5
POTONGAN
MEMANJANG
KELOMPOK 5