Anda di halaman 1dari 80

DATA CURAH HUJAN STA C (mm)

Stasiun :1
Tahun : 2010 – 2019
Nama stasiun : STA C

STA UNILA C Curah Hujan (mm)


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2010 319 212 262 66 72 34 18 0 30 606 242 496
2011 265 208 268 188 112 13 0 0 13 13 197 323
2012 333 278 416 237 341 374 167 55 72 192 544 255
2013 121 338 122 159 145 21 8 232 136 716 494 249
2014 183 170 408 130 141 13 5 9 242 478 247 364
2015 169 330 456 39 13 13 0 0 13 160 605 121
2016 387 251 273 115 19 138 0 0 13 14 273 117
2017 318 171 287 85 309 598 370 156 105 449 47 459
2018 572 238 294 367 642 480 11 132 113 86 251 401
2019 310 201 192 344 198 41 0 6 13 410 836 489

KELOMPOK 5
DATA CURAH HUJAN STA D (mm)

Stasiun :2
Tahun : 2010 – 2019
Nama stasiun : STA D

STA UNILA D Curah Hujan (mm)


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2010 248 242 477 70 198 45 10 10 87 478 393 306
2011 273 172 267 216 312 0 0 0 0 20 198 313
2012 519 283 526 470 394 300 35 46 93 136 301 383
2013 407 426 200 279 233 21 11 136 250 468 643 348
2014 327 173 533 321 228 0 2 0 277 675 156 351
2015 320 201 337 144 0 1 0 0 3 193 433 273
2016 304 336 350 98 15 150 0 0 0 11 341 183
2017 221 233 428 56 107 417 270 365 118 325 275 488
2018 481 263 460 435 265 154 36 77 50 125 294 387
2019 271 369 298 390 209 45 13 62 10 259 616 252

KELOMPOK 5
DATA CURAH HUJAN STA E (mm)

Stasiun :3
Tahun : 2010 – 2019
Nama stasiun : STA E

STA UNILA E Curah Hujan (mm)


Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2010 342 306 222 25 193 8 19 4 14 720 263 299
2011 248 297 249 148 104 0 0 0 0 0 149 254
2012 386 146 262 279 313 291 130 26 86 327 374 297
2013 175 334 111 51 246 8 47 194 145 542 527 255
2014 268 483 593 263 100 0 0 0 0 0 160 179
2015 200 165 272 372 0 0 0 0 0 107 195 7
2016 244 130 184 92 0 100 0 0 5 7 206 190
2017 252 121 231 73 266 666 409 42 53 220 7 359
2018 483 164 378 228 488 341 4 59 30 111 90 310
2019 98 81 121 271 62 45 0 46 0 0 0 0

KELOMPOK 5
CURAH HUJAN RATA-RATA

A. Metode

Metode yang digunakan untuk menghitung curah hujan rata-rata ini adalah menggunakan
metode Thiessen.

B. Perhitungan
1. Luas tiap-tiap stasiun
Mencari luas tiap-tiap stasiun dalam daerah aliran sungai menggunakan aplikasi
AutoCad 2017.
a) STA C = 157,8158 Ha
b) STA D = 151,7700 Ha
c) STA E = 122,7887 Ha
d) Total luas DAS = 432,3745 Ha

2. Metode Thiessen
An
 Koefisien Thiessen (αn) =
∑A
Keterangan:
α = Koefisien Thiessen
A = Luas tiap stasiun (Ha)
∑A = Luas DAS total (Ha)

Contoh Perhitungan: STA C


157,8158
Koefisien Thiessen (αn) = = 0, 3650
432,3745
Hasil perhitungan Koefisien Thiessen disajikan dalam tabel di bawah ini:
Stasiun Luas (HA) Koefisien Thiessen
C 157,8158 0,364997936
D 151,77 0,35101515
E 122,7887 0,283986914
Total 432,3745 1

KELOMPOK 5
 Curah Hujan Rata-Rata
R = ( R 1 × α 1 ) + ( R 2 × α 2 ) + ... + ( R n × α n )
Keterangan:
R = Curah hujan rata-rata daerah (mm)
R n = Curah hujan di tiap titik pengamatan (mm)
α n = Koefisien Thissen di tiap titik pengamatan

Contoh Perhitungan: Curah Hujan Rata-Rata Bulan Januari


Data Curah Hujan Januari
 STA C = 319 mm
 STA D = 248 mm
 STA E = 342 mm

R = (319 x 0,3650) + (248 x 0,3510) + (342 x 0,2840)


= 300,61 mm

Hasil perhitungan lengkap Curah Hujan Rata-Rata setiap bulannya selama


10 tahun (2010 s/d 2019) disajikan pada tabel di bawah ini:

KELOMPOK 5
KELOMPOK 5
DATA CURAH HUJAN RATA-RATA (mm)

Curah Hujan (mm)


Tahun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2010 300,61 249,23 326,11 55,76 150,59 30,48 15,48 4,65 45,46 593,44 300,97 373,36
2011 262,98 220,64 262,25 186,47 179,93 4,74 0,00 0,00 4,74 11,77 183,72 299,89
2012 413,34 242,27 410,88 330,71 351,65 324,45 110,16 43,61 83,35 210,68 410,43 311,86
2013 236,73 367,75 146,26 170,45 204,57 17,31 20,13 187,51 178,57 579,53 555,67 285,45
2014 257,69 259,94 504,41 234,81 159,89 4,74 2,53 3,28 185,56 411,40 190,35 306,90
2015 230,81 237,86 361,98 170,42 4,74 5,10 0,00 0,00 5,80 156,53 428,19 141,98
2016 317,26 246,47 274,75 102,50 12,20 131,42 0,00 0,00 6,16 10,96 277,84 160,90
2017 265,21 178,56 320,59 71,41 225,88 553,78 345,97 196,99 94,80 340,44 115,67 440,78
2018 514,78 225,76 376,12 351,39 465,93 326,09 17,79 91,96 67,32 106,79 220,37 370,24
2019 236,11 225,89 209,04 339,42 163,24 43,54 4,56 37,02 8,26 240,56 521,36 266,94

KELOMPOK 5
CURAH HUJAN EFEKTIF (Re)

Hujan yang diharapkan terjadi selama satu musim tanam berlangsung disebut curah hujan
efektif. Masa hujan efektif untuk suatu lahan persawahan dimulai dari pengolahan tanah
sampai tanaman dipanen, tidak hanya selama masa pertumbuhan (Subramanya, 2005).

Curah hujan efektif untuk tanaman lahan tergenang berbeda dengan curah hujan efektif untuk
tanaman pada lahan kering dengan memperhatikan pola periode musim hujan dan musim
kemarau. Perhitungan curah hujan efektif dilakukan atas dasar prinsip hubungan antara
keadaan tanah, cara pemberian air dan jenis tanaman (Sosrodarsono, 1983).

Besarnya curah hujan efektif diperoleh dari pengolahan data curah hujan harian hasil
pengamatan pada stasiun curah hujan yang ada di daerah irigasi/daerah sekitarnya dimana
sebelum menentukan curah hujan efektif terlebih dahulu ditentukan nilai curah hujan andalan
yakni curah hujan rata-rata bulanan dengan kemungkinan terpenuhi 80% dan kemungkinan
tak terpenuhi 20% dengan menggunakan rumus analisis (Chow, 1994 dalam Subramanya,
2005).

Curah hujan efektif (R80) dihitung dari data curah hujan rata-rata bulanan yang diurutkan dari
data terkecil hingga terbesar.
Tahapan perhitungan curah hujan efektif:
 Urutkan data curah hujan rata-rata dari terkecil sampai terbesar.
 Untuk menentukan curah hujan yang kemungkinan terpenuhi 80% (R80), hitung
n
menggunakan rumus “ + 1” dengan n merupakan banyaknya data yang dihitung.
5

Contoh Perhitungan:
Banyak data = 10 tahun
n 10
R80 = +1= +1=3
5 5
Curah hujan yang kemungkinan terpenuhi 80% (R80) berada di urutan ke 3 dari data terbesar.
Hasil perhitungan Curah Hujan Probabilitas 80% disajikan dalam tabel di bawah:

KELOMPOK 5
CURAH HUJAN PROBABILITAS 80% (R80)

Curah Hujan (mm)


Ranking
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 230,81 178,56 146,26 55,76 5,00 4,74 0,00 0,00 4,74 10,96 115,67 141,98
2 236,11 220,64 209,04 71,41 12,20 5,10 0,00 0,00 5,80 11,77 183,72 160,90
3 236,73 225,76 262,25 102,50 150,59 5,10 0,00 0,00 6,16 106,79 190,35 266,94
4 257,69 225,89 274,75 170,42 159,89 17,31 2,53 3,28 8,26 156,53 220,37 285,45
5 262,98 237,86 320,59 170,45 163,24 30,48 4,56 4,65 45,46 210,68 277,84 299,89
6 265,21 242,27 326,11 186,47 179,93 43,54 15,48 37,02 67,32 240,56 300,97 306,90
7 300,61 246,47 361,98 234,81 204,57 131,42 17,79 43,61 83,35 340,44 410,43 311,86
8 317,26 249,23 376,12 330,71 225,88 324,45 20,13 91,96 94,80 411,40 428,19 370,24
9 413,34 259,94 410,88 339,42 351,65 326,09 110,16 187,51 178,57 579,53 521,36 373,36
10 514,78 367,75 504,41 351,39 465,93 553,78 345,97 196,99 185,56 593,44 555,67 440,78
(n/5)+1 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
R80 317,26 249,23 376,12 330,71 225,88 324,45 20,13 91,96 94,80 411,40 428,19 370,24
mm/hari 10,23 8,90 12,13 11,02 7,29 10,82 0,65 2,97 3,16 13,27 14,27 11,94

KELOMPOK 5
Curah hujan efektif adalah jumlah hujan yang jatuh selama periode pertumbuhan tanaman dan
hujan itu berguna untuk memenuhi kebutuhan air tanaman (KAT). Tinggi hujan yang
dinyatakan dalam mm menentukan saat mulai tanam pertama dan menentukan pula kebutuhan
air irigasi. Perhitungan curah hujan efektif didasarkan pada curah hujan bulanan, berdasarkan
persamaan empiris sebagai berikut:
1
Untuk Padi : Re = 0,7 x R80
31
1
Untuk Palawija : Re = 0,5 x R80
31
Keterangan :
Re = Curah Hujan Efektif
R80 = Curah hujan dengan probabilitas 80%

Contoh Perhitungan : Ref bulan Januari


1
Padi = 0,7 x x 300,61= 7,1638 mm/hari
31
1
Palawija = 0,5 x x 300,61 = 5,1170 mm/hari
31

*Palawija = tanaman kedua, tanaman selain padi; biasa ditanam di sawah atau di ladang
seperti kacang, jagung, ubi.

Hasil perhitungan Curah Hujan Efektif disajikan dalam tabel berikut di bawah.

Hujan Efektif R80 Padi Palawija


Januari 317,2556 7,1638 5,1170
Februari 249,2252 4,4641 3,1886
Maret 376,1234 8,4931 6,0665
April 330,7140 7,7167 5,5119
Mei 225,8835 5,1006 3,6433
Juni 324,4540 7,5706 5,4076
Juli 20,1285 0,4545 0,3247
Agustus 91,9631 2,0766 1,4833
September 94,7959 2,2119 1,5799
Oktober 411,4042 9,2898 6,6356
November 428,1908 9,9911 7,1365
Desember 370,2430 8,3603 5,9717

KELOMPOK 5
CURAH HUJAN EFEKIF (Re)

Hujan Efektif Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
R80 317,2556 249,2252 376,1234 330,7140 225,8835 324,4540 20,1285 91,9631 94,7959 411,4042 428,1908 370,2430
Hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31

Re Padi Bulanan 222,0789 174,4577 263,2864 231,4998 158,1185 227,1178 14 64 66,3571 287,9830 299,7335 259,1701
Re Padi Harian 7,1638 6,2306 8,4931 7,7167 5,1006 7,5706 0 2 2,2119 9,2898 9,9911 8,3603
Re Palawija Bulanan 158,6278 124,6126 188,0617 165,3570 112,9418 162,2270 10 46 47,3979 205,7021 214,0954 185,1215
Re Palawija Harian 5,1170 4,4505 6,0665 5,5119 3,6433 5,4076 0 1 1,5799 6,6356 7,1365 5,9717

KELOMPOK 5
EVAPOTRANSPIRASI

Evapotranspirasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap ke udara bergerak dari
permukaan tanah, permukaan air dan penguapan melalui tanaman. Jika air yang tersedia
dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu disebut Evapotranspirasi Potensial.

Evapotranspirasi sering disebut sebagai kebutuhan konsumtif tanaman yang merupakan


jumlah air untuk evaporasi dari permukaan areal tanaman dengan air untuk transpirasi dari
tubuh tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi adalah suhu
air, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, tekanan udara dan sinar matahari yang
saling berhubungan satu dengan yang lain. Rumus Penman dalam bentuknya yang
dimodifikasi yang menunjukkan evapotranspirasi potensial adalah seperti berikut:
ETo = c × [(W × Rn) + ((1 – W) × f(u) × (ea – ed))]
Keterangan:
ETo = Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
c = Faktor penyesuaian kondisi cuaca akibat siang dan malam (lihat tabel
lampiran)
W = Faktor yang mempengaruhi penyinaran matahari (tabel penman)
ea = Tekanan uap jenuh (mbar), (lihat tabel lampiran)
T = Tempratur berdasarkan data dari stasiun pengamatan
RH = Kelembaban udara relatif berdasarkan data dari stasiun pengamatan
ed = Tekanan uap nyata (mbar), dimana : ed = RH × ea
F(U) = Fungsi relative angin, dimana : F(U) = 0,27 × (1 + U2/100)
U2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m selama 24 jam dalam km/hari
1-W = Faktor berat sebagai pengaruh angin dan kelembaban
Rn = Radiasi penyinaran matahari (mm/hari), dimana : Rn = Rns – Rnl
Rns = Harga netto radiasi gelombang pendek, dimana : Rns = (1- α) × Rs
Rs = Radiasi gelombang pendek, dimana : Rs = (0,25 + 0,5 (n/N)) × Ra
Ra = Radiasi extra teresial (berdasarkan lokasi stasiun pengamatan)
n/N = Lama penyinaran matahari
α = Koefisien pemantulan/koefisien albedo = 0,25
Rn1 = Harga netto radiasi gelombang panjang (mm/hari)

KELOMPOK 5
Rn1 = f(T) × f(ed) × f (n/N)
F(T) = lihat tabel lampiran
f(ed) = Fungsi tekanan uap nyata, dimana : 0,34 – 0,044 ed0,5
f(n/N) = Fungsi perbandingan penyinaran matahari dalam 1 hari f(n/N) = 0,1 + 0,9
(n/N)

Data-data yang dibutuhkan adalah data-data klimatologi, antara lain:


 Temperatur (°C)
 Kelembaban udara (%)
 Kecepatan angin (Knot)
 Lama penyinaran matahari (%)

Data-data tersebut tersedia dalam soal.

KELOMPOK 5
DATA KLIMATOLOGI
TEMPERATUR RATA-RATA (°C)

Temperatur (°C)
Tahun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2010 26 26,6 26,1 26,7 26,9 25,2 27,7 25,7 25,3 26,7 27,4 27,2
2011 27,3 26,5 26,9 27,1 27 26,9 26 26,4 26,2 2 26,6 27,9
2012 26,6 26,2 26,7 26,7 26,6 25 5,6 25,8 26,2 26,3 26,1 26,5
2013 26,5 26,4 26,5 27 26,6 25,4 25,6 25,7 26,1 25,7 26,2 23
2014 26,2 26,4 26,5 26,9 26,1 25,1 24,1 25,7 26 26,1 26,3 26,8
2015 26,7 26,4 26,5 27 26,9 26,1 24,5 21,6 24,8 26,5 27,3 26,7
2016 27,1 27,6 26,5 26,7 27 26 25,35 25,75 25,1 26,3 26,6 26,8
2017 26,9 27,2 27,5 27,1 26,7 25,7 25,3 25,3 26 26,8 27,3 26
2018 26,8 26,8 27 26,7 27,1 26,3 26,1 25 26,4 26,5 26,4 26,5
2019 26,5 26,8 27,1 27 26,7 26,5 26 26 26,2 26,8 26,6 27,1
Rata-rata 26,66 26,69 26,73 26,89 26,76 25,82 23,625 25,295 25,83 23,97 26,68 26,45

KELOMPOK 5
KELEMBABAN RATA-RATA (%)

Kelembaban (%)
Tahun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2010 88 88 89 86 85 86 70 71 67 66 69 74
2011 84 83 86 86 85 86 86 85 85 84 84 82
2012 81 85 83 84 86 86 85 85 85 87 87 84
2013 85 86 84 85 86 85 85 83 86 88 86 84
2014 87 87 86 87 85 86 84 82 85 84 84 81
2015 80 83 84 83 83 85 82 82 84 83 85 88
2016 88 85 88 87 86 87 86 83 87 83 83 86
2017 83 82 83 84 86 84 82 83 85 80 83 84
2018 83 83 80 82 82 82 82 81 78 83 84 82
2019 82 82 82 84 84 85 83 80 83 82 84 83
Rata-rata 84,1 84,4 84,5 84,8 84,8 85,2 82,5 81,5 82,5 82 82,9 82,8

KELOMPOK 5
KECEPATAN ANGIN RATA-RATA (KNOT)

Kecepatan (knot)
Tahun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2010 3 8 2 2 3 6 3 5 5 5 3 3
2011 3 4 3 4 4 5 9 8 9 10 4 4
2012 5 5 6 5 4 7 8 8 9 4 3 3
2013 5 4 4 5 6 8 9 11 7 5 5 6
2014 4 4 4 6 8 9 9 10 10 7 5 3
2015 3 2 2 3 5 5 9 9 7 9 5 3
2016 3 3 2 3 4 4 6 8 8 7 3 2
2017 2 2 3 2 3 6 9 7 8 5 4 2
2018 2 2 2 3 5 5 5 5 7 5 3 4
2019 3 4 3 3 5 4 6 7 6 4 3 3
Rata-rata 3,3 3,8 3,1 3,6 4,7 5,9 7,3 7,8 7,6 6,1 3,8 3,3
km/hari 146,6784 168,9024 137,7888 160,0128 208,9056 262,2432 324,4704 346,6944 337,8048 271,1328 168,9024 146,6784

KELOMPOK 5
PENYINARAN MATAHARI RATA-RATA (%)

Sinar Matahari (%)


Tahun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2010 22 6 30 43 51 80 76 74 68 60 57 70
2011 54 50 55 53 54 58 60 66 54 62 54 65
2012 36 40 50 76 72 76 82 77 70 62 55 62
2013 52 39 47 56 56 51 70 60 44 65 44 42
2014 48 47 44 53 55 54 62 59 55 58 56 58
2015 64 47 63 86 88 74 93 87 85 91 76 59
2016 44 73 60 82 60 53 57 74 56 66 62 40
2017 60 52 52 73 63 75 85 71 74 83 66 47
2018 47 65 73 70 79 80 73 70 70 80 51 55
2019 42 58 71 65 70 65 60 78 65 83 47 61
Rata-rata 46,9 47,7 54,5 65,7 64,8 66,6 71,8 71,6 64,1 71 56,8 55,9
Hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
n/N (%) 6,3038 7,0982 7,3253 9,1250 8,7097 9,2500 9,6505 9,6237 8,9028 9,5430 7,8889 7,5134

KELOMPOK 5
Contoh Perhitungan: Bulan Januari
 Temperatur (T)
Nilai temperatur berasal dari data klimatologi yaitu nilai rata-rata dari semua data yang
ada.
n = 10
26+27,3+26,6+26,5+26,2+26,7+27,1+26,9+26,8+26,5
T = = 26,66 °C
10

 Kecepatan angin (U)


Nilai kecepatan angin merupakan nilai rata-rata semua data yang diubah satuannya
menjadi km/hari. Data kecepatan angin dalam knot.
1 Knots = 1,852 km/jam
n = 10
3+3+5+5+4+3+3+2+2+3
T = = 3,3 knot = 146,6783 km/jam
10

 Kelembaban udara (RH)


Nilai kelembaban udara merupakan nilai rata-rata semua data yang ada.
n = 10
88+84+81+85+87+80+88+83+83+82
T = = 84,10%
10

 Lama penyinaran matahari (n/N)


Nilai lama penyinaran meruakan nilai rata-rata semua data dibagi dengan jumlah hari
dalam bulan dikalikan 100%.
n = 10
22+54+36+52+48+64+44+60+47+42
T = = 46,90%
10
Jumlah hari pada bulan Januari adalah 31 hari, 1 hari adalah 24 jam, maka:
46,90
n/N = × 100 = 6,3038%
31 × 24

 Tekanan uap jenuh pada temperatur rata-rata (ea)


Nilai ea dihitung berdasarkan nilai perhitungan temperatur yang terdapat pada tabel yang
telah disediakan. Semua nilai pada tabel tersebut akan dilampirkan. Nilai hasil
perhitungan temperatur pada bulan januari adalah 26,66°C

KELOMPOK 5
Temperatur (°C) ea (mmHg)
26 33,6
26,66 x
27 35,7
Dilakukan interpolasi, maka:

ea = (26,66 − 27
26 − 27
× ( 33,6−35,7 ) ) + 35,7 = 34,9860 mmHg

 Tekanan uap nyata (ed)


ed = ea x (RH/100) = 34,9860 x (84,10/100) = 29,4232 mmHg

 Perbedaan tekanan udara


Perbedaan tekanan udara = ea −¿ ed = 34,9860 −¿ 29,4232 = 5,5628 mmHg

 Fungsi relatif angin (f(u))


f(u) = 0,27 x [1 + (U/100)] = 0,27 x [1 + (146,6784/100)] = 0,6660

 Faktor temperatur (W)


Nilai W dipengaruhi oleh hasil perhitungan temperatur pada bulan januari. Nilai seluruh
tabel akan dilampirkan.
Temperatur (°C) W
26 0,75
26,66 x
27 0,77
Dilakukan interpolasi, maka:

W= (26,66 − 28
26 − 28
× ( 0,75−0,77 ) ) + 0,77 = 0,7566

 Faktor pengaruh angin dan kelembaban


Faktor pengaruh angin dan kelembaban = 1 – W = 1 – 0,7566 = 0,2434

 Radiasi extra terresial (Ra)


Nilai Ra dipengaruhi oleh letak lintang. Data lintang Universitas Lampung adalah
5,3641152. Nilai Ra didapat dari tabel yang tersedia. Nilai seluruh tabel akan dilampirkan.

KELOMPOK 5
Lintang Ra
6 15,8
5,36 x
4 15,5
Dilakukan interpolasi, maka:

Ra = (5,36
6−4
−4
× ( 15,8−15,5 )) + 15,5 = 15,7046 mm/hari

 Radiasi gelombang pendek (Rs)


Rs = Ra × [0,25 + (0,50 × (n/N))] = 15,7046 × [0,25 + (0,50 × (6,3038/100))] = 4,4211
mm/hari

 Netto radiasi gelombang pendek (Rns)


α = Koefisien pemantulan/koefisien albedo = 0,25
Rns = Rs × (1 – α) = 4,4211 × (1 – 0,25) = 3,3159 mm/hari

 Pengaruh temperatur (f(T))


Pengaruh temperatur dipengaruhi nilai perhitungan temperatur sebelumnya. Semua nilai
pada tabel akan dilampirkan.
Temperatur (°C) f(T)
26 15,9
26,66 x
27 16,3
Dilakukan interpolasi, maka:

W= (26,66 − 28
26 − 28
× ( 15,9−16,3 )) + 16,3 = 16,0320

 Fungsi tekanan uap nyata (f(ed))


f(ed) = 0,34 – (0,044 x ed0,5 ) = 0,34 – (0,044 x 29,42320,5 ) = 0,1013

 Fungsi perbandingan penyinaran 1 hari (f(n/N))


f(n/N) = 0,10 + 0,90(n/N) = 0,10 + (0,90 x (6,3038/100)) = 0,1567

KELOMPOK 5
 Netto radiasi gelombang panjang (Rn1)
Rn1 = f(T) × f(ed) × f(n/N) = 16,0302 × 0,1013 × 0,1567 = 0,2546 mm/hari

 Radiasi penyinaran matahari (Rn)


Rn = Rns – Rn1 = 3,3159 – 0,2546 = 3,0612 mm/hari

 Fakor perkiraan dari kondisi musim (c)


Nilai c dipengaruhi oleh nilai Rs, U, dan RH. Seluruh nilai tabel akan dilampirkan.
RH = 84,10%, maka digunakan RH max = 90%
Ubah nilai U menjadi m/s = (104,6784 x 1000) / (24 x 60 x 60) = 1,6977 m/s, maka
digunakan nilai U day/U night = 2.0
Rs = 4,42115 mm/hari, maka:
U day/U night = 2,0
RH max = 90%
U day
Rs (mm/hari)
(m/sec)
3 4,42115 6
0 1,02 X 1,06
1,69767 c
3 0,89 Y 0,98

1) X = ([ (4,42115 – 6,0)
(3,0 – 6,0) )× (1,02 – 1,06) ] + 1,06 = 1,0389
2) Y = [( (4,42115 – 6,0)
(3,0 – 6,0) ) ]
× (0,85 – 0,92) + 0,92 = 0,9326

3) c =
[( (1,69767 – 3,0)
(0,0 – 3,0) ) ]
× (1,0389 – 0,9326) + 0,9326 = 0,9788

 Evapotranspirasi potensial (ETo)


1. Evapotranspirasi harian
ETo = c × [(W × Rn) + ((1 – W) × f(u) × (ea – ed))]
= 0,9788 × [(0,7566 × 3,0612) + ((1 – 0,7566) × 0,6660 × 5,5628)]
= 3,1497 mm/hari

2. Evapotransporasi bulanan
Jumlah hari dalam bulan Januari adalah 31 hari, maka:
ETo = ETo harian × jumlah hari

KELOMPOK 5
= 3,1497 × 31
= 97,64 mm/bulan
Hasil perhitungan lengkap tiap bulannya disajikan dalam tabel di bawah ini:

KELOMPOK 5
TABEL HASIL PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI

Uraian Simbol Sumber Satuan Jan Fe b Mar Apr Mei Jun Jul Agu Se p Okt Nov Des
Temperatur T data oC 26,66 26,69 26,73 26,89 26,76 25,82 23,63 25,30 25,83 23,97 26,68 26,45
Kecepatan Angin U data km/hari 146,68 168,90 137,79 160,01 208,91 262,24 324,47 346,69 337,80 271,13 168,90 146,68
Kelembaban Udara RH data % 84,10 84,40 84,50 84,80 84,80 85,20 82,50 81,50 82,50 82,00 82,90 82,80
Lama Penyinaran Matahari n/N data % 6,30 7,10 7,33 9,13 8,71 9,25 9,65 9,62 8,90 9,54 7,89 7,51
Tek. uap jenuh pada temp. rata2 ea Tabel mm hg 34,99 35,05 35,13 35,47 35,20 33,26 29,16 32,26 33,28 29,75 35,03 34,55
Tek. uap nyata ed ea x (RH/100) mm hg 29,42 29,58 29,69 30,08 29,85 28,34 24,06 26,29 27,45 24,39 29,04 28,60
Perbedaan tekanan udara - ea - ed mm hg 5,57 5,47 5,44 5,39 5,35 4,92 5,10 5,97 5,83 5,36 5,99 5,95
Fungsi relative angin f (u) 0,27 [1 + (u/100)] 0,67 0,73 0,64 0,70 0,83 0,98 1,15 1,21 1,18 1,00 0,73 0,67
Faktor Temperatur W Tabel 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,75 0,73 0,74 0,75 0,73 0,76 0,75
Faktor pengaruh angin & kelembaban - 1-W 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24 0,25 0,27 0,26 0,25 0,27 0,24 0,25
Radiasi extra terresial Ra Tabel mm/hari 15,68 15,92 15,60 14,78 13,57 12,97 13,22 14,12 15,04 15,66 15,68 15,58
Radiasi gelombang pendek Rs ((0,25 + 0,50 (n/N)) Ra mm/hari 4,41 4,55 4,47 4,37 3,98 3,84 3,94 4,21 4,43 4,66 4,54 4,48
Netto radiasi gel. Pendek Rns (1-a)Rs mm/hari 3,31 3,41 3,35 3,28 2,99 2,88 2,96 3,16 3,32 3,50 3,41 3,36
Pengaruh Temperatur f (T) Tabel 16,03 16,04 16,05 16,08 16,05 15,86 15,43 15,76 15,87 15,49 16,04 15,99
0,5
Fungsi tekanan uap nyata f(ed) 0,34 - 0,044 . ed 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,11 0,12 0,11 0,11 0,12 0,10 0,10
Fungsi perbandingan penyinaran 1 hari f(n/N) 0,10 + 0,90 (n/N) 0,16 0,16 0,17 0,18 0,18 0,18 0,19 0,19 0,18 0,19 0,17 0,17
Netto radiasi gel. Panjang Rn1 f (T) . f (ed) . f (n/N) mm/hari 0,26 0,26 0,27 0,29 0,29 0,31 0,35 0,33 0,31 0,35 0,27 0,27
Radiasi penyinaran matahari Rn Rns - Rn1 mm/hari 3,05 3,15 3,08 2,99 2,70 2,57 2,61 2,83 3,01 3,15 3,14 3,09
Faktor perkiraan dari kondisi musim c Tabel 0,98 0,97 0,98 0,97 0,94 0,97 1,02 1,03 1,04 1,05 0,97 0,98
Evatranspirasi acuan ETo Eto = c.[W.Rn+(1-W).f(u).(ea-ed)]
a. Evapotranspirasi harian mm/hari 3,15 3,26 3,13 3,09 2,94 3,03 3,58 4,09 4,16 3,94 3,35 3,24
b. Evapotranspirasi bulanan mm/bln 97,65 91,28 97,03 92,70 91,14 90,90 110,98 126,79 124,80 122,14 100,50 100,44
Eo 3,47 3,59 3,44 3,40 3,23 3,33 3,94 4,50 4,58 4,33 3,69 3,56
Perkolasi 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Eo + P(Perkolasi) 5,97 6,09 5,94 5,90 5,73 5,83 6,44 7,00 7,08 6,83 6,19 6,06

KELOMPOK 5
KEBUTUHAN AIR
(Berdasarkan KP-01 / 07 Lampiran II Kebutuhan Air)

Evapotranspirasi Tanaman (ETc)


Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang
akibat penguapan. Besarnya kebutuhan air tanaman (consumptive use) dihitung berdasarkan
rumus berikut:
ETc = Kc x Eo

dengan:

ETc = Evapotranspirasi tanaman, mm/hari,

Eo = Evapotranspirasi tanaman acuan, mm/hari,

Kc = Koefisien tanaman.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:

1) Koefisien tanaman (Kc)

Besarnya koefisien tanaman berbeda–beda, tergantung dari jenis tanaman dan phase
pertumbuhan masing–masing tanaman. Koefisien tanaman (Kc) untuk masing–masing
tanaman dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Periode Padi
FAO
Tengah Nedeco / Prosida Kedelai
Bulanan Varietas Biasa Varietas Unggul Varietas Biasa Varietas Unggul
1 1,20 1,20 1,10 1,0 0,50
2 1,20 1,27 1,10 1,0 0,75
3 1,30 1,33 1,10 1,05 1,00
4 1,40 1,30 1,10 1,05 1,00
5 1,35 1,30 1,10 0,95 0,82
6 1,24 0,00 1,10 0 0,45
7 1,12 0,95
8 0,00 0,00

KELOMPOK 5
2) Evapotranspirasi

Evaporasi yang yang digunakan merupakan evaporasi tanaman acuan dihitung dengan
menggunakan Metode Penman yang sudah dimodifikasi, yaitu:

Eo = 1,20 x ETo ( Prosida )

Eo = 1,10 x ETo ( FAO )

Harga ETo yang digunakan dari rumus Penman merupakan Evapotranspirasi tanaman
acuan. Koefisien tanaman yang digunakan untuk perhitungan ETc adalah menurut FAO.

Bulan ETo Kc Eo ETc


Januari 3,15 3,47 3,81
Februari 3,26 3,59 3,94
Maret 3,13 3,44 3,79
April 3,09 3,40 3,74
Mei 2,94 3,23 3,56
Juni 3,03 3,33 3,67
1,1
Juli 3,58 3,94 4,33
Agustus 4,09 4,50 4,95
September 4,16 4,58 5,03
Oktober 3,94 4,33 4,77
November 3,35 3,69 4,05
Desember 3,24 3,56 3,92

Pergantian Lapisan Air (WLR)

Penggantian air genangan diperlukan setelah tanaman diberikan pupuk. Dilakukan sebanyak 2
kali, masing-masing 50 mm selama ½ bulan atau 3,3 mm/hari.

Penyiapan Lahan

1) Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (PWR)

Derajat Kejenuhan Tanah

Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan (s)

Tanah kering 0

Tanah agak lembab > 0 - 0,25

Tanah lembab 0,26 – 0,50

Tanah sangat lembab 0,51 – 0,75

Tanah basah 0,76 – 0,99

Tanah jenuh 1

KELOMPOK 5
Pada umumnya tanah di Lampung merupakan jenis tanah alluvial yang termasuk dalam
tanah basah dengan derajat kejenuhan (Sb) sebesar 0,9.

( Sa−Sb )
PWR= + Pd+ Fl
1000

Keterangan:

PWR = Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)

Sa = Derajat kejenuhan tanah setelah penyiapan lahan dimulai (%)

Sb = Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai (%)

Pd = Kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan (mm)

F1 = Kehilangan air di sawah selama 1 hari (mm)

Untuk tanah berstruktur berat tanpa retak-retak kebutuhan air untuk penyiapan lahan

diambil 200 mm. Ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah. Pada

permulaan transplantasi tidak akan ada lapisan air yang tersisa di sawah. Setelah

transplantasi selesai, lapisan air di sawah akan ditambah 50 mm. Secara keseluruhan, ini

berarti bahwa lapisan air yang diperlukan menjadi 250 mm untuk menyiapkan lahan dan

untuk lapisan air awal setelah transpantasi selesai. Bila lahan telah dibiarkan beda selama

jangka waktu yang lama (2,5 bulan atau lebih), maka lapisan air yang diperlukan untuk

penyiapan lahan diambil 300 mm, termasuk yang 50 mm untuk penggenangan setelah

transplantasi.

Contoh Perhitungan :

Pada bulan Januari, setelah penyiapan lahan tanah dianggap jenuh, maka Sa = 1, Sb = 0,9,

Pd = 250 mm, F1 dainggap merupakan kehilangan air akibat evaporasi terbuka (1,1ETo).

Maka :

1-0,9
PWR = + 250 + (1,1 x 3,15) = 253,47 mm
1000

KELOMPOK 5
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)

Bulan PWR
Januari 253,47
Februari 253,59
Maret 253,44
April 253,40
Mei 253,23
Juni 253,33
Juli 253,94
Agustus 254,50
September 254,58
Oktober 254,33
November 253,69
Desember 253,56

Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan

Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode yang
dikembangkan oleh van de Goor dan Zijlstra (1968). Metode tersebut didasarkan pada laju
air konstan dalam 1/dt selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus berikut :

ek
IR=M .
e k −1

Dimana :

IR = Kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan, mm/ hari

M = Kebutuhan air untuk mengganti/ mengkompensari kehilangan airakibat

evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan; Eo + P, mm/ hari

Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 x ETo selama penyiapan lahan,

mm/hari

P = Perkolasi

k = M x (T/S)

T = Jangka waktu penyiapan lahan, hari (dilihat dari Tabel)

S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan di tambah dengan lapisan air 50 mm

(dilihat dari Tabel)

KELOMPOK 5
Eo + P T = 30 Hari T = 45 Hari
mm/hari S 250 mm S 300 mm S 250 mm S 300 mm
5 11,1 12,7 0,4 9,5
5,5 11,4 13 8,8 9
6 11,7 13,3 9,1 10,1
6,5 12 13,6 9,4 10,4
7 12,3 13,9 9,8 10,8
7,5 12,6 14,2 10,1 11,1
8 13 14,5 10,5 11,4
8,5 13,3 14,8 10,8 11,8
9 13,6 15,2 11,2 12,1
9,5 14 15,5 11,6 12,5
10 14,3 15,8 12 12,9
10,5 14,7 16,2 12,4 13,2
11 15 16,5 12,8 13,6

Contoh Perhitungan :

 Nilai IR dihitung pada tahap persiapan lahan atau Land Preparation (LP).

 Direncanakan bahwa persiapan lahan pertama dilakukan pada bulan Desember selama 4

minggu/ 1 bulan.

 Nilai Eo didapatkan dari data perhitungan evapotranspirasi sebelumnya, nilai P sudah

ditentukan yaitu 2,5.

 Jangka waktu penyiapan lahan (T) ditentukan melalui perencanaan LP

 Kebutuhan air untuk penjenuhan lahan menyesuaikan dengan kondisi lahan tanam.

KELOMPOK 5
1) Kebutuhan Air Irigasi Konsumtif

Kebutuhan Bersih Air Di Sawah Untuk Padi adalah:

NFR=ET C + P+WLR−ℜ

Dimana :
NFR = Netto Field Water Requirement, kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari)
ETC = Evaporasi tanaman (mm/hari)
P = Perkolasi (mm/hari)
WLR = Penggantian lapisan air (mm/hari)
Re = Curah hujan efektif (mm/hari)

Kebutuhan air irigasi netto (NFR) dipengaruhi oleh besarnya evapotranspirasi (ETc) dan
perlokasi (P) pada suatu lahan pertanian. Semakin besar nilai ETc dan P maka kebutuhan
air tinggi. Apabila NFR bernilai negatif (-) artinya curah hujan efektif dapat memenuhi
kebutuhan air tanaman, namun apabila nilai NFR bernilai positif (+) artinya curah hujan
efektif tidak dapat memenuhi kebutuhan air tanaman sehingga diperlukan jumlah air
tambahan yang berasal dari saluran irigasi.

Pada perhitungan kebutuhan air palawija, nilai WLR tidak diperhitungkan karena pada
saat persiapan lahan palawija tidak memerlukan proses pergantian air.

 Kebutuhan Air Irigasi Untuk Padi Adalah:


NFR
IR=
e
Dimana :
IR = Kebutuhan air irigasi (mm/hr)
e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan
NFR = Netto Field Water Requirement, kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari)

KELOMPOK 5
2. Kebutuhan Pengambilan

Kebutuhan pengambilan untuk tanaman adalah jumlah debit air yang dibutuhkan oleh satu
hektar sawah untuk menanam padi atau palawija. Kebutuhan pengambilan ini dipengaruhi
oleh efisiensi irigasi. Efisiensi irigasi adalah perbandingan jumlah air yang benar-benar
sampai ke petak tersier dengan jumlah air yang di sadap (Yulianur, 2005:26).
Besarnya kebutuhan pengambilan di hitung dengan rumus berikut :
NFR
DR=
ef x 8,64

Dimana :
DR = Kebutuhan pengambilan air pada sumbernya (lt/dt/ha)
1 / 8,64 = Angka konversi satuan dari mm/hari ke lt/dt/ha
ef = Efisiensi irigasi, biasanya diambil 65%

Tahapan perhitungan kebutuhan air di sawah menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01
2013
1. Dengan rotasi (alamiah) didalam petak tersier, kegiatan-kegiatan penyiapan lahan di
seluruh petak dapat diselesaikan secara berangsur-angsur. Jangka waktu penyiapan
lahan/Land Preparation (LP) dapat dibagi menjadi 3 kombinasi sesuai masa penyiapan
lahan, yakni :
a. C1, masa penyiapan lahan selesai dalan 2 minggu
b. C2, masa penyiapan lahan selesai dalam 4 minggu
c. C3, masa penyiapan lahan selesai dalam 6 minggu
Rotasi alamiah digambarkan dengan pengaturan kegiatan-kegiatan setiap jangka waktu
setengah bulan secara bertahap. Oleh karena itu, kolom-kolomnya mempunyai harga-
harga koefisien tanaman yang bertahap-tahapnya.

KELOMPOK 5
Tabel Harga-Harga Koefisien Tanaman Padi

Periode Padi
FAO
Tengah Nedeco / Prosida
Kedelai
Bulana Varietas Varietas Varietas Varietas
n Biasa Unggul Biasa Unggul
1 1,20 1,20 1,10 1,0 0,50
2 1,20 1,27 1,10 1,0 0,75
3 1,30 1,33 1,10 1,05 1,00
4 1,40 1,30 1,10 1,05 1,00
5 1,35 1,30 1,10 0,95 0,82
6 1,24 0,00 1,10 0 0,45
7 1,12 0,95
8 0,00 0,00
Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA. 010, 1985

2. Tentukan waktu transplantasi tanaman sesudah selesainya penyiapan lahan dan


masukkan nilai harga koefisien tanaman sesuai waktu tanamnya
3. Penggantian lapisan air (WLR) diasumsikan dilakukan penggantian sebanyak 2 kali,
dengan masing-masing 50 mm atau 3,3 mm/hari selama setengah bulan selama sebulan
dan dua bulan setelah transplantasi.
4. Hitunglah nilai nilai seperti Eo, M, k, ek, IR, Etc, NFR, serta DR melihat kondisi waktu
tanam dan lahan.

KELOMPOK 5
KEBUTUHAN AIR DI SAWAH

No Uraian Satuan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

1 ETo mm/hari 3,35 3,24 3,15 3,26 3,13 3,09 2,94 3,03 3,58 4,09 4,16 3,94
2 Perkolasi (P) mm/hari 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
3 Re Padi mm 9,9911 8,3603 7,1638 6,2306 8,4931 7,7167 5,1006 7,5706 0 2 2,2119 9,2898
4 Re Palawija mm 7,1365 5,9717 5,1170 4,4505 6,0665 5,5119 3,6433 5,4076 0 1 1,5799 6,6356
MT3 MT1 MT2 MT3
PALAWIJA PADI PADI PALAWIJA
Koefisien Tanaman (Kc)
5 Kc-1 0,95 1,1 1,1 1,1 0,95 1,1 1,1 1,1 0,95 0,5 0,66 0,95
6 Kc-2 0,55 1,1 1,1 1,05 0 1,1 1,1 1,05 0 0,51 0,85 0,95
7 Kc rata-rata 0,75 1,1 1,1 1,075 0,475 1,1 1,1 1,075 0,475 0,505 0,755 0,95
Penggantian Lapisan Air
9 WLR mm/hari 2,25 3,3 3,3 3,225 1,425 3,3 3,3 3,225 1,425 1,515 2,265 2,85
11 Eo mm/hari 3,69 3,56 3,47 3,59 3,44 3,40 3,23 3,33 3,94 4,50 4,58 4,33
12 M mm/hari 6,19 6,06 5,97 6,09 5,94 5,90 5,73 5,83 6,44 7,00 7,08 6,83
13 k 0,619 0,606 0,597 0,609 0,594 0,5899 0,573 0,583 0,644 0,700 0,708 0,683
14 e^k 1,8561 1,8338 1,8158 1,8379 1,8118 1,8038 1,7743 1,7919 1,9037 2,0136 2,0291 1,9806
15 IR mm/hari 13,4096 13,3367 13,2768 13,3494 13,2638 13,2379 13,1394 13,1988 13,5620 13,9041 13,9519 13,8032
16 ETc mm/hari 2,7638 3,9204 3,8115 3,8550 1,6354 3,7389 3,5574 3,5830 1,8706 2,2720 3,4549 4,1173
17 NFR mm/hari 0,3773 1,3601 2,4477 3,3494 -2,9327 1,8222 4,2568 1,7374 5,3411 4,8037 6,6400 2,8317
18 DR lt/det/ha 0,0672 0,2422 0,4358 0,5964 -0,5222 0,3245 0,7580 0,3094 0,9511 0,8554 1,1823 0,5042
DR MAKS 1,1823

KELOMPOK 5
LAMPIRAN

KELOMPOK 5
Tabel 1. Saturation Vapour Pressure (ea) in mbar as Function of Mean Ai Temperature (T)
in ° C.

Temperatur (°C) ea (mmHg)


0 6,1
1 6,6
2 7,1
3 7,6
4 8,1
5 8,7
6 9,3
7 10
8 10,7
9 11,5
10 12,3
11 13,1
12 14
13 15
14 16,1
15 17
16 18,2
17 19,4
18 20,6
19 22
20 23,4
21 24,9
22 26,4
23 28,1
24 29,8
25 31,7
26 33,6
27 35,7
28 37,8
29 40,1
30 42,4
31 44,9
32 47,6
33 50,3
34 53,2
35 56,2
36 59,4
37 62,8
38 66,3
39 69,9

KELOMPOK 5
Table 2. Values of Weighting Factor (W) for the Effect of Radiation on ET0 at Different
Temperatures and Altitudes

Temperature (oC) W
2,0 0,43
4,0 0,46
6,0 0,49
8,0 0,52
10,0 0,55
12,0 0,58
14,0 0,61
16,0 0,64
18,0 0,66
20,0 0,68
22,0 0,71
24,0 0,73
26,0 0,75
28,0 0,77
30,0 0,78
32,0 0,80
34,0 0,82
36,0 0,83
38,0 0,84
40,0 0,85

KELOMPOK 5
Table 3. Extra Terrestrial Radiation (Ra) expressed in equivalent evaporation in mm/day

Northern Hemisphere Southern Hemisphere


Lat
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
3,8 6,1 9,4 12,7 15,8 17,1 16,4 14,1 10,9 7,4 4,5 3,2 50,0 17,5 14,7 10,9 7,0 4,2 3,1 3,5 5,5 8,9 12,9 16,5 18,2
4,3 6,6 9,8 13,0 15,9 17,2 16,5 14,3 11,2 7,8 5,0 3,7 48,0 17,6 14,9 11,2 7,5 4,7 3,5 4,0 6,0 8,9 13,2 16,6 18,2
4,9 7,1 10,2 13,3 16,0 17,2 16,6 14,5 11,5 8,3 5,5 4,3 46,0 17,7 15,1 11,5 7,9 5,2 4,0 4,4 6,5 9,7 13,4 16,7 18,3
5,3 7,6 10,6 13,7 16,1 17,2 16,6 14,7 11,9 8,7 6,0 4,7 44,0 17,8 15,3 11,9 8,4 5,7 4,4 4,9 6,9 10,2 13,7 16,7 18,3
5,9 8,1 11,0 14,0 16,2 17,3 16,7 15,0 12,2 9,1 6,5 5,2 42,0 17,8 15,5 12,2 8,8 6,1 4,9 5,4 7,4 10,6 14,0 16,8 18,3
6,4 8,6 11,4 14,3 16,4 17,3 16,7 15,2 12,5 9,6 7,0 5,7 40,0 17,9 15,7 12,5 9,2 6,6 5,3 5,9 7,9 11,0 14,2 16,9 18,3
6,9 9,0 11,8 14,5 16,4 17,2 16,7 15,3 12,8 10,0 7,5 6,1 38,0 17,9 15,8 12,8 9,6 7,1 5,8 6,3 8,3 11,4 14,4 17,0 18,3
7,4 9,4 12,1 14,7 16,4 17,2 16,7 15,4 13,1 10,6 8,0 6,6 36,0 17,9 16,0 13,2 10,1 7,5 6,3 6,8 8,8 11,7 14,6 17,0 18,2
7,9 9,8 12,4 14,8 16,5 17,1 16,8 15,5 13,4 10,8 8,5 7,2 34,0 17,9 16,1 13,5 10,5 8,0 6,8 7,2 9,2 12,0 14,9 17,1 18,2
8,3 10,2 12,8 15,0 16,5 17,0 16,8 15,6 13,6 11,2 9,0 7,8 32,0 17,9 16,2 13,8 10,9 8,5 7,3 7,7 9,6 12,4 15,1 17,2 18,1
8,8 10,7 13,1 15,2 16,5 17,0 16,8 15,7 13,9 11,6 9,5 8,3 30,0 17,8 16,4 14,0 11,3 8,9 7,8 8,1 10,1 12,7 15,3 17,3 18,1
9,3 11,1 13,4 15,3 16,5 16,8 16,7 15,7 14,1 12,0 9,9 8,8 28,0 17,7 16,4 14,3 11,6 9,3 8,2 8,6 10,4 13,0 15,4 17,2 17,9
9,8 11,5 13,7 15,3 16,4 16,7 16,6 15,7 14,3 12,3 10,3 9,3 26,0 17,6 16,4 14,4 12,0 9,7 8,7 9,1 10,9 13,2 15,5 17,2 17,8
10,2 11,9 13,9 15,4 16,4 16,6 16,5 15,8 14,5 12,6 10,7 9,7 24,0 17,5 16,5 14,6 12,3 10,2 9,1 9,5 11,2 13,4 15,6 17,1 17,7
10,7 12,3 14,2 15,5 16,3 16,4 16,4 15,8 14,6 13,0 11,1 10,2 22,0 17,4 16,5 14,8 12,6 10,6 9,6 10,0 11,6 13,7 15,7 17,0 17,5
11,2 12,7 14,4 15,6 16,3 16,3 16,3 15,9 14,8 13,3 11,6 10,7 20,0 17,3 16,5 15,0 13,0 11,0 10,0 10,4 12,0 13,9 15,8 17,0 17,4
11,6 13,0 14,6 15,6 16,1 16,1 16,1 15,8 14,9 13,6 12,0 11,1 18,0 17,1 16,5 15,1 13,2 11,4 10,4 10,8 12,3 14,1 15,8 16,8 17,1
12,0 13,3 14,7 15,6 16,0 15,9 15,9 15,7 15,0 13,9 12,4 11,6 16,0 16,9 16,4 15,2 13,5 11,7 10,8 11,2 12,6 14,3 15,8 16,7 16,8
12,4 13,6 14,9 15,7 15,8 15,7 15,7 15,7 15,1 14,1 12,8 12,0 14,0 16,7 16,4 15,2 13,7 12,1 11,2 11,6 12,9 14,5 15,8 16,5 16,6
12,8 13,9 15,1 15,7 15,7 15,5 15,5 15,6 15,2 14,4 13,3 12,5 12,0 16,6 16,3 15,4 14,0 12,5 11,6 12,0 13,2 14,7 15,8 16,4 16,5
13,2 14,2 15,3 15,7 15,5 15,3 15,3 15,5 15,3 14,7 13,6 12,9 10,0 16,4 16,3 15,5 14,2 12,8 12,0 12,4 13,5 14,8 15,9 16,2 16,2
13,6 14,5 15,3 15,6 15,3 15,0 15,1 15,4 15,3 14,8 13,9 13,3 8,0 16,1 16,1 15,5 14,4 13,1 12,4 12,7 13,7 14,9 15,8 16,0 16,0
13,9 14,8 15,4 15,4 15,1 14,7 14,9 15,2 15,3 15,0 14,2 13,7 6,0 15,8 16,0 15,6 14,7 13,4 12,8 13,1 14,0 15,0 15,7 15,8 15,7
14,3 15,0 15,5 15,5 14,9 14,4 14,6 15,1 15,3 15,1 14,5 14,1 4,0 15,5 15,8 15,6 14,9 13,8 13,2 13,4 14,3 15,1 15,6 15,5 15,4
14,7 15,3 15,6 15,3 14,9 14,2 14,3 14,9 15,3 15,3 14,8 14,4 2,0 15,3 15,7 15,7 15,1 14,1 13,5 13,7 14,5 15,2 15,5 15,3 15,1
15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8 0,0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8

KELOMPOK 5
Table 4. Effect of Temperature f(T) on Longwave Radiation (Rn1)

Temperature oC f(t)
0,0 11,0
2,0 11,4
4,0 11,7
6,0 12,0
8,0 12,4
10,0 12,7
12,0 13,1
14,0 13,5
16,0 13,8
18,0 14,2
20,0 14,6
22,0 15,0
24,0 15,4
26,0 15,9
28,0 16,3
30,0 16,7
32,0 17,2
34,0 17,7
36,0 18,1

KELOMPOK 5
Table 5. Correction Factor in c Penman method

RH max = 30% RH max = 60% RH max = 90%


Rs mm/day
3,0 6,0 9,0 12,0 3,0 6,0 9,0 12,0 3,0 6,0 9,0 12,0
U day m/sec U day / U night = 4.0
0,0 0,86 0,90 1,00 1,00 0,96 0,98 1,05 1,05 1,02 1,06 1,10 1,10
3,0 0,79 0,84 0,92 0,97 0,92 1,00 1,11 1,19 0,99 1,10 1,27 1,32
6,0 0,68 0,77 0,87 0,93 0,85 0,96 1,11 1,19 0,94 1,10 1,26 1,33
9,0 0,55 0,65 0,78 0,90 0,76 0,88 1,02 1,14 0,88 1,01 1,16 1,27
U day / U night = 3.0
0,0 0,86 0,90 1,00 1,00 0,96 0,98 1,05 1,05 1,02 1,06 1,10 1,10
3,0 0,76 0,81 0,88 0,94 0,87 0,96 1,06 1,12 0,94 1,04 1,18 1,28
6,0 0,61 0,68 0,81 0,88 0,77 0,88 1,02 1,10 0,86 1,01 1,15 1,22
9,0 0,46 0,56 0,72 0,82 0,67 0,79 0,88 1,05 0,78 0,92 1,06 1,18
U day / U night = 2.0
0,0 0,86 0,90 1,00 1,00 0,96 0,98 1,05 1,05 1,02 1,06 1,10 1,10
3,0 0,69 0,76 0,85 0,92 0,83 0,91 0,99 1,05 0,89 0,98 1,10 1,14
6,0 0,53 0,61 0,74 0,94 0,70 0,80 0,94 1,02 0,79 0,92 1,05 1,12
9,0 0,37 0,48 0,65 0,76 0,59 0,70 0,84 0,95 0,71 0,81 0,96 1,06
U day / U night = 1.0
0,0 0,86 0,90 1,00 1,00 0,96 0,98 1,05 1,05 1,02 1,06 1,10 1,10
3,0 0,64 0,71 0,82 0,89 0,78 0,86 0,94 0,99 0,85 0,92 1,01 1,05
6,0 0,43 0,53 0,68 0,79 0,62 0,70 0,84 0,93 0,72 0,82 0,95 1,00
9,0 0,27 0,41 0,59 0,70 0,50 0,60 0,75 0,87 0,62 0,72 0,87 0,96

KELOMPOK 5
PERENCANAAN DIMENSI JARINGAN IRIGASI

A. Penentuan Debit Rencana


Debit rencana sebuah saluran dihitung dengan rumus umum berikut :
C × NFR ×A
Q=
e
Dimana :
Q = Debit rencana, l/dt
c = Koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan (lihat pasal 2.2.4 KP
- 03)
NFR = Kebutuhan bersih (netto) air di sawah, l/dt/ha
A = Luas daerah yang diairi, ha
e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan

Pada umumnya kehilangan air di jaringan irigasi dapat dibagi-bagi sebagai berikut :
- 12,5 - 20 % di petak tersier, antara bangunan sadap tersier dan sawah
- 5 -10 % di saluran sekunder
- 5 -10 % di saluran utama

Efisiensi secara keseluruhan (total) dihitung sebagai berikut : efisiensi jaringan tersier
(et) x efisiensi jaringan sekunder (CS) x efisiensi jaringan primer (ep), dan antara
0,65-0,79. Diambil nilai efesiensi sebesar 0,65.

Sehingga dengan menggunakan data nilai NFR yang diperoleh pada perhitungan
sebelumnya, maka dapat ditentukan nilai Qrencana untuk mendesain dimensi saluran
irigasi.

KELOMPOK 5
TABEL PENENTU DEBIT RENCANA

Qa
NAMA SALURAN Luas Lahan DR e c
lt/dt/ha m3/dt/ha
SP 1 126,0000 1,18 0,65 1 229,1843 0,2292
SP 2 84,0000 1,18 0,65 1 152,7895 0,1528
SP 3 42,0000 1,18 0,65 1 76,3948 0,0764
SS 1 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
SS 2 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
SS 3 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
SS 4 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
SS 5 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
SS 6 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 1 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 2 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 3 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 4 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 5 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 6 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 7 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 8 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255
PS 9 14,0000 1,18 0,65 1 25,4649 0,0255

B. Perhitungan Dimensi Saluran


Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap,dan untuk itu
diterapkan rumus Strickler.
V = K × R2/3 × I1/2
R = A/P
A = (b + m × h) × h
P = (b + 2 × h √ 1+m 2)
Q=V×A
b=n×h
dimana :
Q = debit saluran, m3 /dt
v = kecepatan aliran, m/dt
A = potongan melintang aliran, m2
R = jari-jari hidrolis, m
P = keliling basah, m

KELOMPOK 5
b = lebar dasar saluran
H = tinggi air, m
I = kemiringan energi (kemiringan saluran)
k = koefisien kekasaran stickler, m1/3 /detik
m = kemiringan talud

Dengan mengacu pada Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan 03 (KP – 03)
diperoleh data data sebagai berikut :

Tabel 1. Harga – harga kekasaran koefisien Strickler (k) untuk saluran – saluran irigasi
tanah.

KELOMPOK 5
Tabel 2. Kemiringan minimum talut untuk berbagai bahan tanah

Tabel 3. Kemiringan talut minimum untuk saluran timbunan yang dipadatkan dengan baik.

Tabel 4. Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah.

Tabel 5. Lebar Minimum Tanggul.

KELOMPOK 5
Tabel 6. Hubungan nilai debit dengan kemiringan talud dan kecepatan.
Q (m³/dt) b/h m v (m/dt)
0,00 -0,15 1 1 0,25-0,30
0,15-0,30 1 1 0,30-0,35
0,30-0,40 1,5 1 0,35-0,40
0,40-0,50 1,5 1 0,40-0,45
0,50-0,75 2 1 0,45-0,50
0,75-1,50 2 1 0,50-0,55
1,50-3,00 2,5 1,5 0,55-0,60
3,00-4,50 3 1,5 0,60-0,65
4,50-6,00 3,5 1,5 0,65-0,70
6,00-7,50 4 1,5 0,70
7,50-9,00 4,5 1,5 0,70
9,00-11,00 5 1,5 0,70
11,00-15,00 6 1,5 0,70
15,00-25,00 8 1,5 0,70
Dengan menggunakan data-data diatas maka dapat direncanakan dimensi saluran
irigasi yang diinginkan.

KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN

Saluran Debit (m3/dt) n m b/h V1 A1 h b A2 V2 P R I jagaan


SP 1 0,2292 0,022 1 1 0,30 0,7639 0,6180 0,6180 0,7639 0,30 2,3661 0,3229 0,0003 0,4
PS 1 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
SP 2 0,1528 0,022 1 1 0,30 0,5093 0,5046 0,5046 0,5093 0,30 1,9319 0,2636 0,0004 0,4
PS 2 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
SP 3 0,0764 0,022 1 1 0,30 0,2546 0,3568 0,3568 0,2546 0,3 1,3661 0,1864 0,0007 0,4
PS 3 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
SS 1 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
PS 4 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
SS 2 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
PS 5 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
SS 3 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
PS 6 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
SS 4 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
PS 7 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
SS 5 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
PS 8 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
SS 6 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4
PS 9 0,0255 0,022 1 1 0,30 0,0849 0,2060 0,2060 0,0849 0,3 0,7887 0,1076 0,0014 0,4

KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN

Saluran Debit (m3/dt) n m b h A P R V I Q Ket


SP 1 0,2292 0,022 1 0,6 0,6 0,7639 2,3661 0,3229 0,30 0,0005 0,267 OK
PS 1 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
SP 2 0,1528 0,022 1 0,5 0,5 0,5093 1,9319 0,2636 0,30 0,0006 0,178 OK
PS 2 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
SP 3 0,0764 0,022 1 0,4 0,4 0,2546 1,3661 0,1864 0,30 0,0009 0,089 OK
PS 3 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
SS 1 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
PS 4 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
SS 2 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
PS 5 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
SS 3 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
PS 6 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
SS 4 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
PS 7 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
SS 5 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
PS 8 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
SS 6 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0849 0,7887 0,1076 0,30 0,0020 0,030 OK
PS 9 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,0800 0,7657 0,1045 0,30 0,0020 0,028 OK

KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN IRIGASI DAN KEMIRINGAN DASAR DENGAN

SKEMA DIMENSI YANG SAMA

Saluran Debit (m3/dt) n m b h A P R V I Q Ket


SP 1 0,2292 0,022 1 0,6 0,6 0,76 2,3661 0,3229 0,3 0,0005 0,27 OK
PS 1 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
SP 2 0,1528 0,022 1 0,5 0,5 0,51 2,3661 0,3229 0,3 0,0005 0,27 OK
PS 2 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
SP 3 0,0764 0,022 1 0,4 0,4 0,25 2,3661 0,3229 0,3 0,0005 0,27 OK
PS 3 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
SS 1 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
PS 4 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
SS 2 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
PS 5 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
SS 3 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
PS 6 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
SS 4 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
PS 7 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
SS 5 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0014 0,03 OK
PS 8 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
SS 6 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7887 0,1076 0,3 0,0020 0,03 OK
PS 9 0,0255 0,022 1 0,2 0,2 0,08 0,7657 0,1045 0,3 0,0020 0,03 OK

KELOMPOK 5
C. Skema Tinggi Muka Air
Tinggi muka air yang diinginkan dalam jaringan utama didasarkan pada tinggi muka air
yang diperlukan di sawah-sawah yang diairi. Prosedurnya adalah pertama-tama
menghitung tinggi muka air yang diperlukan di bangunan sadap tersier. Lalu seluruh
kehilangan disaluran kuarter dan tersier serta bangunan dijumlahkan menjadi tinggi muka
air di sawah yang diperlukan dalam petak tersier. Ketinggian ini ditambah lagi dengan
kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier dan longgaran (persediaan) untuk
variasi muka air akibat eksploitasi jaringan utama pada tinggi muka air parsial (sebagian).
P=A+b+c+d+e+f+g+∆h+Z
Dimana :
P = muka air di saluran
A = elevasi tertinggi di sawah
a = lapisan air di sawah ≈ 10 cm
b = kehilangan tinggi energi di saluran kuarter sawah ≈ 5 cm
c = kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter ≈ 5cm/boks
d = kehilangan tinggi energi selama pengaliran disaluran irigasi, I x L
e = kehilangan tinggi energi di boks bagi tersier ≈ 10 cm
f = kehilangan tinggi enegri di gorong – gorong ≈ 5 cm
g = kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier
Δh = variasi tinggi muka air 0,10 h100 (kedalaman rencana)
Z = kehilangan tinggi energi di bangunan-bangunan tersier yang lain

Dengan menggunakan persamaan di atas maka dapat diperhitungkan skema tinggi muka
air yang dapat terjadi.

KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN SKEMA TINGGI AIR

Saluran Bangunan Panjang Saluran I A a b c d e f g j k z Kedalaman Rencana ∆h P Kedalaman Air Ket


SP 1 315,06 0,0003 70,00 0,1 0,05 0,05 0,1045036 0,1 0,05 0,05 0 0,1 0,3 0,6180 0,0006 71,523 1,523 OK
PS 1 100 0,0014 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 71,650 0,650 OK
Petak Sawah 1 71,00 0,1 71,100
SP 2 314,135 0,0004 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1356953 0,1 0 0,05 0 0,1 0,3 0,50463 0,0005 74,391 1,391 OK
PS 2 100 0,0014 72,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,20601 0,0002 72,650 0,650 OK
Petak Sawah 2 72,00 0,1 72,100
SP 3 312,2 0,0007 74,00 0,1 0,05 0,05 0,216738 0,1 0 0,05 0 0,1 0,3 0,35683 0,0004 75,324 1,324 OK
PS 3 100 0,0014 75,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,20601 0,0002 75,650 0,650 OK
Petak Sawah 3 75,00 0,1 75,100
SS 1 309,25 0,0014 70,00 0,1 0,05 0,05 0,4411774 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,2060 0,0002 71,397 1,397 OK
PS 4 100 0,0014 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 71,650 0,650 OK
Petak Sawah 4 71,00 0,1 71,100
SS 2 307,407 0,0014 72,00 0,1 0,05 0,05 0,4438224 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,20601 0,0002 73,400 1,400 OK
PS 5 100 0,0014 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,20601 0,0002 73,650 0,650 OK
Petak Sawah 5 73,00 0,1 73,100
SS 3 307,251 0,0014 74,00 0,1 0,05 0,05 0,4409535 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,20601 0,0002 75,397 1,397 OK
PS 6 100 0,0014 75,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,20601 0,0002 75,650 0,650 OK
Petak Sawah 6 75,00 0,1 75,100
SP 4 307,05 0,0014 70,00 0,1 0,05 0,05 0,4406651 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,2060 0,0002 71,397 1,397 OK
PS 7 100 0,0014 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 71,650 0,650 OK
Petak Sawah 7 71,00 0,1 71,100
SS 5 306,21 0,0014 72,00 0,1 0,05 0,05 0,4394595 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,2060 0,0002 73,396 1,396 OK
PS 8 100 0,0014 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 73,650 0,650 OK
Petak Sawah 8 73,00 0,1 73,100
SS 6 306,11 0,0014 73,00 0,1 0,05 0,05 0,439316 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,2060 0,0002 74,396 1,396 OK
PS 9 100 0,0014 74,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2000 0,0002 74,644 0,644 OK
Petak Sawah 9 74,00 0,1 74,100

KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN SKEMA TINGGI MUKA AIR DENGAN DIMENSI SAMA

Saluran Bangunan Panjang Saluran I A a b c d e f g j k z Kedalaman Rencana ∆h P Kedalaman Air Ket


SP 1 315,06 0,0003 70,00 0,1 0,05 0,05 0,1045036 0,1 0,05 0,05 0 0,1 0,3 0,6180 0,0006 71,523 1,523 OK
PS 1 100 0,0014 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 71,650 0,650 OK
Petak Sawah 1 71,00 0,1 71,100
SP 2 314,135 0,0004 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1356953 0,1 0 0,05 0 0,1 0,3 0,5046 0,0005 74,391 1,391 OK
PS 2 100 0,0014 72,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 72,650 0,650 OK
Petak Sawah 2 72,00 0,1 72,100
SP 3 312,2 0,0007 74,00 0,1 0,05 0,05 0,216738 0,1 0 0,05 0 0,1 0,3 0,3568 0,0004 75,324 1,324 OK
PS 3 100 0,0014 75,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 75,650 0,650 OK
Petak Sawah 3 75,00 0,1 75,100
SS 1 309,25 0,0014 70,00 0,1 0,05 0,05 0,4411774 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,2060 0,0002 71,397 1,397 OK
PS 4 100 0,0014 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 71,650 0,650 OK
Petak Sawah 4 71,00 0,1 71,100
SS 2 307,407 0,0014 72,00 0,1 0,05 0,05 0,4438224 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,2060 0,0002 73,400 1,400 OK
PS 5 100 0,0014 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 73,650 0,650 OK
Petak Sawah 5 73,00 0,1 73,100
SS 3 307,251 0,0014 74,00 0,1 0,05 0,05 0,4409535 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,2060 0,0002 75,397 1,397 OK
PS 6 100 0,0014 75,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 75,650 0,650 OK
Petak Sawah 6 75,00 0,1 75,100
SP 4 307,05 0,0014 70,00 0,1 0,05 0,05 0,4406651 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,20601 0,0002 71,397 1,397 OK
PS 7 100 0,0014 71,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,20601 0,0002 71,650 0,650 OK
Petak Sawah 7 71,00 0,1 71,100
SS 5 306,21 0,0014 72,00 0,1 0,05 0,05 0,4394595 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,2060 0,0002 73,396 1,396 OK
PS 8 100 0,0014 73,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2060 0,0002 73,650 0,650 OK
Petak Sawah 8 73,00 0,1 73,100
SS 6 306,11 0,0014 73,00 0,1 0,05 0,05 0,439316 0,1 0 0,05 0,1 0 0,3 0,2060 0,0002 74,396 1,396 OK
PS 9 100 0,0014 74,00 0,1 0,05 0,05 0,1435157 0,1 0 0 0 0 0 0,2000 0,0002 74,644 0,644 OK
Petak Sawah 9 74,00 0,1 74,100

KELOMPOK 5
DEBIT ANDALAN

A. Perhitungan Debit Andalan Metode F.J. Mock

Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum sungai berkemungkinan


terpenuhi yang sudah ditentukan dapat dipakai untuk irigasi. Kemungkinan terpenuhi
ditetapkan 80% (kemungkinan debit sungai lebih rendah dari debit andalan adalah
20%). Debit andalan ditentukan untuk periode tengah–bulanan. Debit minimum sungai
dianalisis atas dasar data debit harian sungai agar analisis cukup tepat dan andal,
catatan data yang diperlukan harus berjangka waktu paling sedikit 10 tahun. Jika
persyaratan ini tidak bisa dipenuhi, maka metode hidrologi analisis dan empiris biasa
dipakai. Dalam menghitung debit andalan harus mempertimbangkan air yang
diperlukan dari hilir.

Dalam praktek, debit andalan dari waktu ke waktu mengalami penurunan seiring
fungsi daerah tangkapan air. Penurunan debit andalan menyebabkan kinerja irigasi
berkurang yang mengakibatkan pengurangan areal persawahan. Antisipasi keadaan ini
perlu dilakukan dengan memasukkan faktor koreksi sebesar 80% sampai dengan 90%
untuk debit andalan. Faktor koreksi tersebut tergantung pada kondisi perubahan DAS
(Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).

Dalam studi ini, ketersediaan air dihitung menggunakan metoda poligon thiessen
untuk mencari curah hujan regional dan metoda FJ Mock untuk menghitung debit air
di daerah aliran sungai yang menjadi objek studi.

KELOMPOK 5
B. Data-Data Perhitungan
Untuk melakukan perhitungan debit andalan diperulakan data data sebagai berikut:
 Besarnya nilai evapotranspirasi diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan metode Penman – Monteith.
 Luas Catchment Area seluas 32058990 m2 .
 Jumlah curah hujan dan hari hujan didapatkan dari rata-rata hujan pada tahun
1990 hingga tahun 1999.
 Presentase lahan yang TIDAK tertutup vegetasi (mL) = 30% yaitu untuk lahan
yang diolah dan menerus berubah menurut kondisi iklim.
 Kelembaban air tanah permulan (soil moisture capacity), SMC = 200 mm.
 Tampungan air tanah permulaan (initial storage), Is = 200 mm ▪ Koefisien
infiltrasi, i = 0,4.
 Faktor resesi aliran air tanah, k = 0,5.

KELOMPOK 5
TABEL DATA CURAH HUJAN RERATA EFEKTIF BULANAN

Bulan Hujan Rata-Rata Bulanan Jumlah Hari Hujan


Januari 303,5500 14
Februari 245,4378 11
Maret 319,2396 19
April 201,3357 9
Mei 191,8641 8
Juni 144,1659 7
Juli 51,6615 5
Agustus 56,5014 4
September 68,0018 6
Oktober 266,2114 13
November 320,4576 16
Desember 295,8309 15

KELOMPOK 5
C. Contoh Perhitungan Debit Andalan

Berikut adalah contoh perhitungan debit andalan pada bulan Januari


Berikut ini contoh perhitungan debit tersedia Metode FJ Mock pada bulan
Januari :
Data curah hujan:
 Curah Hujan (P) = 303,5500 mm/hari/bulan
 Jumlah hari hujan yang terjadi (n) = 14 hari.
Perhitungan evapotranspirasi terbatas :
 Evapotranspirasi potensial (Eto) = 3,15 mm/hari = 97,65 mm/hari/bulan
 Lahan terbuka (m) = 30% - 50% (sawah, ladang, kebun), ditentukan nilai 40%
karena merupakan daerah ladang pertanian

Tabel Faktor Lahan Terbuka (m)


No. m (%) Daerah
1 0 Hutan Primer, Sekunder
2 10 - 40 % Daerah Tererosi
3 30 - 50 % Daerah Ladang Pertanian
(Sumber : Sudirman ,2002)

 Banyaknya hari hujan yang diamati pada daerah itu sama dengan 18 hari.
Menggunakan rumus sebagai berikut :
PF = (m/20) × (18-h) = (0,4/20) × (18-14) = 0,08
 Perbedaan evapotranspirasi potensial (Eto) dan evapotranspirasi terbatas (ΔE).
E = (Eto’) × PF = 97,65 × 0,08 = 7,812 mm/hari/bulan
 Evapotranspirasi terbatas (Et)
Et = Eto’ – E = 97,65 – 7,812 = 89,838 mm/hari.

KELOMPOK 5
Perhitungan keseimbangan air (Water Balance):
 Perubahan kandungan air tanah, DS = P – Et
Ds = 303,5500 – 89,838 = 213,712 mm/hari (P > Et maka nilai DS positif)
Jika nilai DS > 0, maka kandungan air di dalam tanah sebesar 0, sebaliknya jika
DS<0, maka kandungan air di dalam tanah adalah nilai itu sendiri. Oleh karena itu
nilai kandungan air tanah pada bulan Januari adalah 0.
 Kandungan Air Tanah, SS
SS = 0 mm/hari
 Kapasitas Kelembaban Tanah, SM
SM = 200 mm/hari (untuk tanaman berakar sedang)

KELOMPOK 5
Tabel Nilai SMC Sesuai Tipe Tanaman dan Tanah

Soil Moisture
Zone Akar
Tipe Tanaman Tipe Tanah Capacity
(dalam m)
(dalam m)
Pasir Halus 0,50 50
Pasir Halus dan Loam 0,50 75
Tanaman Berakar
Lanau dan Loam 0,62 125
Pendek
Lempung dan Loam 0,40 100
Lempung 0,25 75
Pasir Halus 0,75 75
Pasir Halus dan Loam 1,00 150
Tanaman Berakar
Lanau dan Loam 1,00 200
Sedang
Lempung dan Loam 0,80 200
Lempung 0,50 150
Pasir Halus 1,00 100
Pasir Halus dan Loam 1,00 150
Tanaman Berakar
Lanau dan Loam 1,25 250
Dalam
Lempung dan Loam 1,00 250
Lempung 0,67 200
Pasir Halus 1,50 150
Pasir Halus dan Loam 1,67 250
Tanaman Palm Lanau dan Loam 1,50 300
Lempung dan Loam 1,00 250
Lempung 0,67 200
Pasir Halus 2,50 250
Pasir Halus dan Loam 2,00 300
Mendekati Hutan
Lanau dan Loam 2,00 400
Alam
Lempung dan Loam 1,60 400
Lempung 1,17 350
(Sumber : Sudirman ,2002)
 Kelebihan air/Water Surplus(WS) = volume air yang akan masuk ke permukaan
tanah,yaitu :
WS = DS – SS = 213,712 – 0 = 213,712 mm/hari/bulan

KELOMPOK 5
Aliran dan Penyimpanan Air Tanah :
 Infiltrasi, In = WS × i
In = 213,712 × 0,5 = 106,856 mm/hari/bulan
Tabel Nilai Koefisien Infiltrasi Berdasarkan Jenis

No. Jenis Batuan Ci


1 Vulkanik muda 0,30 – 0,50
2 Vulkanik tua, muda, dan sedimen 0,15 – 0,25
3 Batu pasir 0,15
4 Sedimen lanau, batu cukup kedap 0,15
5 Batu gamping 0,30 – 0,50
(Sumber : Suhardjono ,1989)

 0,5 × (1 + k) × In = 0,5 × (1 + 0,7) × 106,856 = 90,8276 mm/hari/bulan

k = koefisien resesi infiltrasi

i = infiltrasi

 k × V(n-1) = 0,7 × 200 = 140 mm/hari

 Volume penyimpanan, Vn

Vn = {0,5 × (1 + k) × In} + {k × V (n-1)}

Vn = 90,8276 + 140 = 230,8276 mm/hari/bulan

 Perubahan volume air, DVn

DVn = Vn – Vn-1

DVn = 230,8276 – 200 = 30,8276 mm/hari/bulan

 Aliran dasar, BF

BF = In – DVn

BF = 106,856 – 30,8276 = 76,0284 mm/hari/bulan

 Aliran langsung (DR)

DR = WS – In = 213,712 – 106,856 = 106,856 mm/hari/bulan

 Aliran (R)

KELOMPOK 5
R = BF + DR = 76,0284 + 106,856 = 182,8844 mm/hari/bulan

Debit Aliran Sungai (m3/dt)

 Debit aliran sungai = Luas DAS × Aliran

43,23745 x 182,88
= X 1000 mm/hari/bulan
3600 x 24 x 31

= 2,9523 m3/dt/bulan

 Debit aliran sungai = 2952,31 lt/dt

 Jumlah hari = 31 hari

Aliran sungai x Luas DAS


 Debit aliran sungai =
1 bulan dalam detik

= 7,91 m3/dt/bulan

Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut ini:

KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN METODE MOCK

Bulan
No Uraian Hitungan Satuan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
I Data Hujan
1 Curah Hujan (P) Data mm/hari 303,55 245,44 319,24 201,34 191,86 144,17 51,66 56,50 68,00 266,21 320,46 295,83
2 Hari Hujan (n) Data hari 14 11 18 9 8 7 5 7 9 13 16 15
II Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi Potensial Eto mm/hari 97,65 91,28 97,03 92,70 91,14 90,90 110,98 126,79 124,80 122,14 100,50 100,44
4 Lahan Pertanian (m) Ditentukan % 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
5 PF = (m/20)*(18-n) Hitungan 0,08 0,14 0,00 0,18 0,20 0,22 0,26 0,22 0,18 0,10 0,04 0,06
6 ΔE (3)*(5) mm/hari 7,81 12,78 0,00 16,69 18,23 20,00 28,85 27,89 22,46 12,21 4,02 6,03
7 Et = Eto - ΔE (3)-(6) mm/hari 89,84 78,50 97,03 76,01 72,91 70,90 82,13 98,90 102,34 109,93 96,48 94,41
III Ke seimbangan Air
8 Ds = P - Et (1)-(7) mm/hari 213,71 166,94 222,21 125,32 118,95 73,26 -30,46 -42,39 -34,33 156,29 223,98 201,42
9 Kandungan Air Tanah (SS) mm/hari 0 0 0 0 0 0 -30,46375 -42,39475 -34 0 0 0
10 Tampungan Kelembaban Tanah Awal ISMS mm/hari 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
11 Soil Moisture Storage (SMS) (8)+(10) mm/hari 413,71 366,94 422,21 325,32 318,95 273,26 169,54 157,61 165,67 356,29 423,98 401,42
12 Soil Moisture Capacity SMC mm/hari 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
13 Kelebihan Air (WS) (11)-(12) mm/hari 213,71 166,94 222,21 125,32 118,95 73,26 -30,46 -42,39 -34,33 156,29 223,98 201,42
IV Aliran Dan Penyimpanan Air Tanah
14 Infiltrasi (in) (13)*(i) mm/hari 106,86 83,47 111,10 62,66 59,48 36,63 -15,23 -21,20 -17,17 78,14 111,99 100,71
15 0,5*(1+k)*in Hitungan 90,83 70,95 94,44 53,26 50,55 31,14 -12,95 -18,02 -14,59 66,42 95,19 85,60
16 K*(Vn-1) Hitungan 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00
17 Volume Penyimpanan (Vn) (15)+(16) mm/hari 230,83 210,95 234,44 193,26 190,55 171,14 127,05 121,98 125,41 206,42 235,19 225,60
18 Perubahan Volume Air (DVn) Vn - V(n-1) mm/hari 30,83 -19,88 23,49 -41,18 -2,71 -19,42 -44,08 -5,07 3,43 81,01 28,77 -9,59
19 Aliran Dasar (BF) (14)-(18) mm/hari 76,03 103,35 87,61 103,84 62,18 56,05 28,85 -16,13 -20,59 -2,87 83,22 110,30
20 Aliran Langsung/Aliran Permukaan (DR) (13)-(14) mm/hari 106,86 83,47 111,10 62,66 59,48 36,63 -15,23 -21,20 -17,17 78,14 111,99 100,71
21 Aliran (R) (19)+(20) mm/hari 182,88 186,82 198,72 166,50 121,66 92,68 13,62 -37,32 -37,76 75,27 195,21 211,01
V Debit Aliran Sungai
22 Debit Aliran Sungai A*(20) m^3/dt 2,9523 3,02 3,21 2,69 1,96 1,50 0,22 -0,60 -0,61 1,22 3,15 3,41
23 Debit Aliran Sungai lt/dt 2952,31 3015,78 3207,92 2687,80 1963,95 1496,16 219,88 -602,52 -609,56 1215,12 3151,25 3406,26
24 Jumlah Hari hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
25 Debit Aliran (10^6) m^3/bulan 7,91 7,30 8,59 6,97 5,26 3,88 0,59 -1,61 -1,58 3,25 8,17 9,12

KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN METODE MOCK

Debit Andalan DR Luas Lahan Debit Kebutuhan


Bulan Keterangan
m3/dt lt/dt/ha Ha m3/dt
Januari 7,9075 0,42 432,3745 0,1816 Cukup
Februari 7,2958 0,63 432,3745 0,2718 Cukup
Maret 8,5921 -0,50 432,3745 -0,2156 Cukup
April 6,9668 0,44 432,3745 0,1918 Cukup
Mei 5,2602 0,72 432,3745 0,3113 Cukup
Juni 3,8780 0,29 432,3745 0,1267 Cukup
Juli 0,5889 0,96 432,3745 0,4142 Cukup
Agustus -1,6138 0,84 432,3745 0,3629 Kurang
September -1,5800 1,21 432,3745 0,5219 Kurang
Oktober 3,2546 0,53 432,3745 0,2306 Cukup
November 8,1680 0,01 432,3745 0,0034 Cukup
Desember 9,1233 0,26 432,3745 0,1109 Cukup

KELOMPOK 5
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN PEMBUANG

A. Penjelasan Umum

Saluran pembuang adalah saluran yang memiliki fungsi utnuk membuang kelebihan air

ke sungai. Dalam perencanaan dimensi saluran pembuang ini tetap menggunakna debit

rencana yang sebelumnya telah dihitung.

B. Perhitungan Dimensi Saluran

Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap,dan untuk itu

diterapkan rumus Strickler.

V = K × R2/3 × I1/2

A
R =
P

A = (b + m × h) × h

P = (b + 2 × h √1 + m
2
)
Q =V × A

b =n × h

dimana :

Q = debit saluran, m3/dt

v = kecepatan aliran, m/dt

A = potongan melintang aliran, m2

R = jari-jari hidrolis, m

P = keliling basah, m

b = lebar dasar saluran

H = tinggi air, m

I = kemiringan energi (kemiringan saluran)

KELOMPOK 5
k = koefisien kekasaran stickler, m1/3/detik

m = kemiringan talud

Dengan mengacu pada Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan 03 (KP –

03) diperoleh data data sebagai berikut:

Tabel 1. Harga – harga kekasaran koefisien Strickler (k) untuk saluran – saluran
irigasi tanah.

Tabel 6.11 Harga k Untuk Jaringan Pembuang

Jaringan Pembuang Utama K (m1/3/dtk)

H*) > 1,50 m 30

H ≤ 1,50 m 25
KP – 03 Saluran (Standard Perencanaan Irigasi).

Tabel 2. Kemiringan minimum talut untuk berbagai bahan tanah.


Bahan Tanah Simbol Kisaran Kemiringan
Baru < 0,25
Gambut kenyal Pt 1–2
Lempung kenyal, geluh
Tanah lus CL, CH, MH 1–2
Lempung pasiran, tanah
Pasiran kohesif SC, SM 1,5 – 2,5
Pasir lanauan SM 2–3
Gambar lunak Pt 3–4

Tabel 3. Kemiringan talut minimum untuk saluran timbunan yang dipadatkan dengan
baik.

Kedalaman air + tinggi jagaan


Kemiringan minimum talut
D (m)
D ≤ 1,0 1:1
1,0 < D ≤ 2,0 1 : 1,5
D > 2,0 1:2

KELOMPOK 5
Tabel 4. Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah.

Q (m3/dt) Tinggi Jagaan (m)


< 0,5 0,40
0,5 – 1,5 0,50
1,5 – 5,0 0,60
5,0 – 10,0 0,75
10,0 – 15,0 0,85
¿ 15,0 1,00

Tabel 5. Lebar Minimum Tanggul.

Debit Rencana Tanpa Jalan Inspeksi Dengan Jalan Inspeksi


(m3/dt) (m) (m)
Q≤1 1,00 3,00
1<Q<5 1,50 5,00
5 < Q ≤ 10 2,00 5,00
10 < Q ≤ 15 3,50 5,00
Q > 15 3,50 ≈ 5,00

KELOMPOK 5
Tabel 6. Hubungan nilai debit dengan kemiringan talud dan kecepatan.

Q (m³/dt) b/h m v (m/dt)


0,00 -0,15 1 1 0,25-0,30
0,15-0,30 1 1 0,30-0,35
0,30-0,40 1,5 1 0,35-0,40
0,40-0,50 1,5 1 0,40-0,45
0,50-0,75 2 1 0,45-0,50
0,75-1,50 2 1 0,50-0,55
1,50-3,00 2,5 1,5 0,55-0,60
3,00-4,50 3 1,5 0,60-0,65
4,50-6,00 3,5 1,5 0,65-0,70
6,00-7,50 4 1,5 0,70
7,50-9,00 4,5 1,5 0,70
9,00-11,00 5 1,5 0,70
11,00-15,00 6 1,5 0,70
15,00-25,00 8 1,5 0,70

Dengan menggunakan data-data diatas maka dapat direncanakan dimensi saluran irigasi

yang diinginkan.

KELOMPOK 5
TABEL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN PEMBUANG

Lebar
Saluran Q h0 n m n' Ia k V0 A0 hi Hi - H0 Cek Kemiringan Jagaan
Saluran
SP 1 0,2292 1 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,1561744 1,2113999 0,6961034 -0,303897 OK 1,5 1,5 0,4
PS 1 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SP 2 0,1528 1 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,1561744 0,9891039 0,6290004 -0,371 OK 1,5 1,5 0,4
PS 2 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SP 3 0,0764 0,7 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,1093221 0,8359453 0,5782544 -0,121746 OK 1,05 1,5 0,4
PS 3 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 1 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 4 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 2 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 5 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 3 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 6 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 4 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 7 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 5 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 8 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
SS 6 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4
PS 9 0,0255 0,5 0,022 1 1,5 0,0007 25 0,0780872 0,5710594 0,477937 -0,022063 OK 0,75 1,5 0,4

KELOMPOK 5
PERENCANAAN BENDUNG

A. Perhitungan Perencanaan Bendung


Data-data yang digunakan :

 Lebar sungai rata-rata = 35 m


 Kemiringan dasar sungai rata-rata = 0,0066
 Debit banjir tahunan = 24,25 m3/s
 Debit banjir rencana untuk kala ulang 100 tahun = 445 m3/s
 Elevasi dasar bendung rencana = + 68,87 m
 Elevasi dasar sungai dihilir bendung = + 67,06 m
 Elevasi sawah tertinggi yang akan diairi = + 75,06 m
 Karakteristik bendung :
- Tipe mercu adalah tipe bulat dengan R = 1,50 m
- Kemiringan dinding bangunan hulu = 1 : 0,67
- Kemiringan dinding bangunan hilir =1:1
- Tipe kolam olak adalah tipe bucket tenggelam

B. Menghitung Lebar Permukaan Sungai (B0):

Q
V= a
A
V = K [ P ]2/3 I1/2
2/3
Q I1/2
A
=[ K2/3A ]
P

A
5 /3
Q 24,25
2 /3 = = = 8,5285
P K . I 1/2 35 x 0,00661/2

Dimana:

A = (b = mh ) h = (35 + h ) h

P = (b + 2h √(1+ m2) = (35 + 2,8284h)


5 /3 5/ 3
A {(35+ h)h }
2 /3 = 2 /3 = 9,1227
P (35+2,8284)

KELOMPOK 5
Dengan cara coba-coba didapat: h = 0,8253 m

A = ( 35+0,8253) x 0,8253
2
= 29,5666 m

P = (35+2,8284x0,8253)

= 37,3343

B0 = 35+(2x1x0,8253)

= 36,6506

C. Menghitung Lebar Total Bending (B)

Syarat lebar bending: B0 < B < (6/5).B0


B0 = 36,6506 m
6/5 B0 = 43,9807 m
Diambil lebar bending B = 40 m

D. Menghitung Tinggi Banjir Rencana Dihilir Bendung

Q K A2/3 I1/2
A = P2/3

A 5 /3 Q 445
= = = 156,5020
P2 /3 K . I 1/2 35 x 0,00661/2

Dimana :

A = (b + mh)h = (35 + h)h

P = (b + 2h √ 1+m 2 = (35 + 2,8284h)

5 /3
A
5 /3
{ ( 35+h ) h }
= = 152,8585
P
2 /3 ¿¿

Dengan coba-coba didapat: h = 4,7676 m

Jadi tinggi air dihilir bendung h = 4,7676 m

Elevasi dasar sungai dihilir bendung diketahui +68,87 m

Elevasi muka air banjir dihilir bendung diketahui +67,06 m

KELOMPOK 5
E. Menghitung Elevasi Mercu Bendung
 Elevasi sawah tertinggi = + 75,06 m
 Tinggi genangan air di sawah = 0,10 m
 Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah = 0.10 m
 Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke saluran tersier = 0.10 m
 Kehilangan tekanan dari saluran primer ke saluran sekunder = 0.10 m
 Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 0.20 m
 Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran = 0.15 m
 Kehilangan tekanan di alat ukur = 0.40 m
 Kehilangan tekanan karena eksploitasi = 0.10 m
 Kehilangan lain-lain bangunan = 0.25 m

Jumlah = 76,56 m

Elevasi mercu bendung adalah = + 76,65 m

Diketahui elevasi dasar bendung = + 68,67 m

Jadi tinggi bendung (p) = 7,89 m

F. Menghitung Lebar Efektif Bendung (Be)

Direncanakan menggunakan pilar pembagi dengan tebal 1m

Lebar bersih bendung (B) = lebar total – tebal pilar = 34 m

Lebar efektif bendung : Bef = B- n (2Kp + Ka)H1, dimana

- N = 1 jumlah pilar
- Kp = 0,01 untuk pilar berujung bulat
- Ka = 0,10 untuk pangkat tembok bulat

Bef = 34 – 1 (2 x 0,01 + 0,10) H1

Bef = 34 – 0,12 H1

Dimana H1 adalah tinggi energi diatas mercu.

G. Menghitung Tinggi Energi (H1)

Bendung direncanakan menggunakan mercu tipe bulat dengan :

 Jari-jari (r) = 1,85 m


 Tinggi (p) =7,89 m
 Kemiringan bidang hulu = 1 : 0,67
 Kemiringan bidang hilir =1:1

Tinggi energi (H1) dihitung dengan rumus debit :

KELOMPOK 5
2
Q= Cd
3
2
3 √
gBe Hi1,5

Dimana :

Q =445 m3/det

Cd = 1,27 (asumsi dulu, nanti dikontrol kembali)

B = (34 – 0,12 H1)

Q =
2
3
Cd
√2
3
gBe Hi
1,5

Q =
2
3
Cd
√2
3
gBe Hi1,5

445 = 2,21652H11,5 (-0,12H1 + 34)

Dengan cara coba-coba didapat : H1 = 3,1483

H. Kontrol Koefisien Debit (Cd)

H 1 3,1483
 = =17018  C0 = 1,3012
r 1,85

Gambar Harga-harga koefisien C0 untuk bendung ambang bulat sebagai fungsi

Perbandingan.

P 3,70
 = =1,1752  C1 = 0,98
H 1 3,1483

KELOMPOK 5
P
Gambar Koefisien C1 sebagai fungsi perbandingan .
H1

 Dengan kemiringan hulu 1 : 0,67  C2 = 1,006

Gambar harga-harga koefisien C2 untuk bendung mercu tipe Ogee dengan muka hulu

melengkung (menurut USBR,1960).

 Cd = C0 . C1 . C2 = 1,3012 x 0,98 x 1,006 = 1,2828 = 1,2881 OK!!


(sesuai dengan asumsi).
 Jadi tinggi energi total diatas mercu H1 = 3,1483 m
 Lebar efektif mercu Be = 34 – 0,12 . 3,1483 = 33,6222 m

I. Menghitung Elevasi Muka Air banjir di Atas Mercu

1. Menghitung tinggi kecepatan (h0)

Q (m3/dt) 445 445 445


P (m) 7,89 7,89 7,89
H1 (m) 3,1483 3,1483 3,1483
Be (m) 33,6222 33,6222 33, 6222
h0 (asumsi) (m) 0,100 0135 0,138
H0 = H1 - h0 (m) 3,0483 3,0133 3,0103
H = p + H0 (m) 10,9383 10,9033 10,9003
A = H. Be (m2) 367,7697 366,5929 366,4921
Q
Vap = (m/dt) 1,2100 1,2138 1,2142
A

KELOMPOK 5
2
Vap
h0’ = (m) 0,1210 0,1214 0,1214
2g

Tinggi energi akibat kecepatan aliran dihulu bendung

h0 = 0,1983 = 0,19 m

2. Menghitung elevasi :

 Tinggi air diatas mercu : H0 = H1 – h0


H0 = 3,1483 – 0,19 = 2,9583
 Elevasi mercu bendung = + 76,65 m
 Elevasi muka air banjir dihulu bendung : el.mercu + H0
= 76,65 + 2,9583 = 79,6083
 Elevasi garis energi : el.muka air banjir + H0
= 67,06 + 0,19 = + 67,25 m
 Elevasi tanggul di hulu bendung :
= el.muka air banjir + tinggi jagaan
= 67,06 + 1,50
= + 68,56 m
 Elevasi muka air banjir dihilir bendung = +67,06
 Elevasi tanggul dihilir bendung :
= el.muka air banjir hilir + tinggi jagaan
= 67,06 + 1,50
= + 68,56 m
 Elevasi muka air banjir dihilir bendung = +67,06
 Elevasi tanggul dihilir bendung :
= el.muka air banjir hilir + tinggi jagaan
= 67,06 + 1,50
= + 68,56 m

Kontrol sifat aliran :

 Elevasi muka air banjir di hilir bendung = + 67,06 m (elevasi mercu bendung =
+ 76,65 m)
 Hal ini berarti aliran bersifat sempurna, sehingga rumus debit aliran bendung
yang digunakan memenuhi kriteria.

J. Perencanaan Kolam Olak

1. Menghitung energi yang diredam :

Tipe kolam olak (peredam energi) yang direncanakan adalah tipe bak tenggelam,

mengingat pada saat banjir sungai tersebut mengangkut batu-batu bongkah.

 Kecepatn aliran dihilir bendung (V) :

KELOMPOK 5
Q 445
V= = = 3,0602 m/dt
A 4,325 x 33,6222
 Tinggi energi akibat kecepatan :
V 2 3 , 06022
= = 0,4773 m
2g 19,62
 Elevasi energi hilir bendung :
= elevasi muka air banjir + tinggi energi
= 67,06 + 0,4773 = 67,5373 m
 Elevasi tanggul hilir :
= elevasi muka air banjir + tinggi jagaan
= 67,06 + 1,50 = 68,56 m
 Energi yang diredam oleh kolam olak (H) :
= elevasi energi hulu – elevasi energi hilir
= 68,56 - 67,5373 = 1,0227 m

2. Menghitung jari-jari bucket minimum (Rmin)

Debit per satuan lebar (q) :


Q 445
q= = = 13,2353 m3/dt
Be 33,6222
 Kedalaman kritis :

√ √
2 2
3 q 3 13,2353 = 2,6138
hc= =
g 9,81
 Jari-jari bak minimum yang dijalankan :
H 1,02
= = 0,3902 m
hc 2,6138

Gambar Jari jari minimum bak

Rmin
= 1,55
hc

Rmin = 1,55 x 2,6138 = 4,0514 m

KELOMPOK 5
3. Menghtung bats tinggi air hilir minimum (Tmin)

- Berdasarkan ΔH/hc = 0,3902

Gambar batas minimum tinggi air hilir

T min
= 1,9
hc

Tmin = 1,9 x 2,6138 = 4,9662

- Elevasi dasar kolam olak = el. Muka air banjir hilir - Tmin
= 67,06 – 4,9662 = 62,0938 m
- Elevasi End sill
X X
Sin45 = =
R 4,0541
X = 4,0514 sin 45 = 2,8648 m
R’ = R – X = 4,0514 – 2,8648 = 1,1866 m
Elevasi End sill = elevasi dasar kolam + R’
= 62,0938 + 1,1866 = 63,2804 m
Lebar end sill (a) = 0,1 R = 0,4051 m, diambil 0,5 m.

K. Stabilitas Bendung

Gaya tetap adalah gaya yang tidak berubah meski terjadi perubahan kondisi, gaya-
gaya tetap adalah sebagai berikut :
1. Gaya akibat berat sendiri bendung (W)
2. Gaya akibat tekanan tanah aktif (Pa) dan pasif (Pp)
3. Gaya gempa (G)

Seketsa gaya dapat di lihat di gambar dibawah

KELOMPOK 5
Gambar sketsa Gaya tetap

1. Gaya Akibat Berat Sendiri Bendung


Struktur tubuh bendun dirancang menggunakan pasangan batu dengan berat jenis
(γ) = 2,2 t/m3

Luas bidang =bxh


= 7,89 x 4,5
= 35,505 m2
Gaya berat = luas bidan x γpasangan batu
= 35,505 x 2,2
= 78,111 ton
Momen = Gaya berat x Panjang lengan terhadap titik T
= 78,111 x 1,85
= - 144,5053 ton (arah momen berlawanan arah jarum jam
bernilai negatif)
2. Gaya akibat Gempa
Gempa yang dirancang hanya pada arah horizontal kea rah kanak sebagai momen
penggulingan bendung.
Gaya berat = luas bidang x γbeton siklop
=35,505 2,2
= 78,111 ton
Gaya gempa = Gaya berat x koefisien gempa
= 78,111 x 0,183
= 14,2943 ton

KELOMPOK 5
Momen = Gaya gempa x Panjang lengan terhadap titik T
= 14,2943 x 3,90
= - 55,7478 ton (arah mommen berlawanan arah jarum jam
bernilai negatif)
3. Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif dan Pasif
- Sudut geser (ϕ) = 22,453o
- Berat jenis tanah basah = 1,788 t/m3
- Tegangan ijin tanah = 37,10 t/m2
- Jenis ,tanah = pasir halus
Ada 2 (dua) macam gaya akibat tekanan tanah :
1−sin θ
1. Ka =
1+sin θ
1−sin 22,453
=
1+sin 22,453
= 0,447
Pa = 1/2 . γd Ka h2
= 1/2 . 1,788 . 0,447 . 10,502
= 44,0579
2. Tekanan tanah pasif
1+sin θ
Kp =
1−sin θ
1+sin 22,453
=
1−sin 22,453
=2,2359
Pp = 1/2 . γd Ka h2
= 1/2 . 1,788 . 2,2359 . 4,002
= 31,9823 t/m2
4. Gaya Hidrostatis
Gaya merupakan fugsi kedalaman di bawah permukaan air. Berat jenis air (γair) = 1
t/m3
Luas Bidang = 0,5 x a x t
=0,5 x 6,875 x 6,875
= 23,6328 m2
Gaya Berat = luas bidang x γair
= 23,6328 x 1,00
= 23,6328 ton

KELOMPOK 5
Momen = Gaya hidrostatis x Panjang lengan terhadap titik T
=23,6328 x 7,5
= 177,2461 ton (arah momen searah jarum jam bernilai positif)

Gambar Sektsa Letak Gaya Hidrostatis dan Uplift


5. Gaya Uplift Pessure
Gaya angkat adalah gaya rembesan. Gaya ini di hitung berdasarkan perhitungan aya
rembesan dan tekanan air yang telah dihitung sebelumnya. Berat jenis air (γair) = 1
t/m3
Luas bidang = (PQ + PR) x LQ-R x 0,50
= (7,14 + 5,54) x 10,00 x 0,50
= 63,42 m2
Gaya berat = luas bidang x γair
= 63,42 x 1,00
= 63,42 ton
Momen = kgaya uplift x Panjang lengan terhadap titik T
= 63,42 x 0,351
= 22,29 tm (arah momen searah jarum jam bernilai positif)

KELOMPOK 5
6. Rekapitulasi Gaya dan Momen Pada Kondisi Normal

RH RV Momen
No. Gaya
(ton) (ton) Guling Tahanan
1 Berat -243,213 -1131,57
Tekanan Tanah
2 -44,0579 -96,24
Aktif
Tekanan Tanah
3 -31,9823
Aktif
4 Gempa 44,508 83,65
5 Hidrostatis 23,6328 177,2461
6 Uplift 25,66 118,93
Total -7,8994 -217,55 379,8261 -1267,91

7. Stabilitas Terhadap Guling

SF =
∑ MT
∑ MG
1267,91
=
379,8261
= 3,34 > 1,50 (Aman )
8. Stabilitas Terhadap Geser

SF =
∑ RV
∑ RH
217,55
=
7,8994
= 27,5401 > 1,50 (Aman)
9. Stabilitas Terhadap Geser
Eksentrisitas

e = ( L2 )−( ∑ MT∑−RV∑ MG )< L6


8,75 1267,91−379,8261 L
e = − <
2 217,55 6
e =0,2 < 1,46
Tekanan tanah maksimal (σmaks)

σmaks =
RV
L (
1+
6e
L
<σ )

KELOMPOK 5
σmaks =
217,55
8,75 (
1+
8,75 )
6 x 0,08
<37,10

σmaks = 26,2268 < 37,10 t/m2 (Aman)


Tekanan tanah minimum (σmaks)

σmin =
RV
L (
1+
6e
L
>0)
σmin =
217,55
8,75 (
1+
8,75 )
6 x 0,08
>0

σmin = 26,2268 < 0 (Aman)

KELOMPOK 5
SKEMA JARINGAN
IRIGASI, SKEMA
BANGUNAN
IRIGASI, DAN
SKEMA TINGGI
MUKA AIR

KELOMPOK 5
POTONGAN
MELINTANG

KELOMPOK 5
POTONGAN
MEMANJANG

KELOMPOK 5

Anda mungkin juga menyukai