Luas
Wilayah 1705
(kotak)
Luas
Wilayah 92.6671268
(km^2)
mm/tahun/
Ujung Cicalengka Cisondari Ciparay Chinchona km^2
Berung (P2) (P3) Cililin (P4) (P5) (P6) Paseh (P7) (P8)
Luas
Ujung Cicalengka Cililin (P4) Cisondari Ciparay Paseh (P7) Chinchona Wilayah
Berung (P2) (P3) (P5) (P6) (P8)
Total
Curah
Tahun Hujan (x-R) (x-R)^2
PUH KT S XT
2 0 361.06
5 0.84 439.44
10 1.28 480.50
93.31 361.06
25 1.71 520.47
50 2.05 552.35
100 2.33 578.48
SOAL ANALISIS
1. Apa yang dimaksud dengan PUH 2, PUH 5, PUH 10, PUH 25, PUH 50 dan PUH 100? Apa
pengaruh PUH terhadap perancangan desain drainase?
2. Manakah kemungkinan drainase yang sering over capacitiy? Drainase dengan dimensi
penampang 1,5*2,0 atau 2,0*3,0? Mengapa demikian?
Jawaban
1. PUH merupakan Periode Ulang Hujan, periode ulang merupakan waktu perkiraan dimana
hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui. PUH 2 berarti Periode Ulang
Hujang 2 tahun, PUH 5 berarti Periode Ulang Hujang 5 tahun, PUH 10 berarti Periode Ulang
Hujang 10 tahun, PUH 25 berarti Periode Ulang Hujang 25 tahun, dan PUH 100 berarti Periode
Ulang Hujang 100 tahun. Besarnya debit hujan untuk fasilitas drainase tergantung pada interval
kejadian atau periode ulang yang dipakai. Dengan memilih debit dengan periode ulang yang
panjang dan berarti debit hujan besar, kemungkinan terjadinya resiko kerusakan menjadi
menurun, namun biaya konstruksi untuk menampung debit yang besar meningkat. Sebaliknya
debit dengan periode ulang yang terlalu kecil dapat menurunkan biaya konstruksi, tetapi
meningkatkan resiko kerusakan akibat banjir (Wesli, 2008). Untuk mengetahui kapasitas tampung
maksimum saluran drainase ketika terjadi debit puncak, diperlukan perbandingan antara debit
saluran drainase dengan debit rencana saluran drainase tersebut dalam berbagai periode ulang.
Dalam perencanaan saluran drainase periode ulang yang dipergunakan tergantung dari fungsi
saluran serta daerah tangkap hujan yang dikeringkan. Menurut Wesli (2008), penggunaan periode
ulang untuk perencanaan saluran adalah sebagai berikut:
- Saluran kwarter : periode ulang 1 tahun
- Saluran tersier : periode ulang 2 tahun
- Saluran sekunder : periode ulang 5 tahun
- Saluran primer : periode ulang 10 tahun
Penentuan periode ulang juga didasarkan pada pertimbangan ekonomis. Berdasarkan prinsip
dalam penyelesaian masalah drainase perkotaan dari aspek hidrologi, sebelum dilakukan analisis
frekuensi untuk mendapatkan besaran hujan dengan periode ulang tertentu harus dipersiapkan
rangkaian data hujan berdasarkan pada durasi harian, jam- jaman atau menitan.
2. Over capacity atau kapasitas berlebih merupakan salah satu masalah dalam perencanaan
drainase sehingga daya tampungnya tidak terpenuhi dan akhirnya berdampak kerugian. Over
capacity disebabkan oleh tidak sebandingnya antara perencanaan dengan kebutuhan yang
sebenarnya. Penampang dimensi drainase terbaik adalah yang mempunyai lebar dan
kedalamannya yang lebih besar. Maka kemungkinan drainase yang sering over capacity adalah
drainse dengan dimensi 1,5*2,0 karena ukurannya lebih kecil sehingga akan menampung air lebih
sedikit.
Sumber:
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Tata Ruang dan Perumahan Kabupaten Sambas. 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Masterplan Drainase Kota Pemangkat.
PUH
2 5 10 25 50 100
Persentase Peluang Terlampaui
50 20 10 4 2 1
-0.017 0.836 1.292 1.785 2.107 2.4
0 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326
K
-0.0136 0.8372 1.29 1.7782 2.0964 2.3852
PUH Peluang KT
20 0.05 1.64
50 0.02 2.05
K
25 0.045 1.70833333
mana
e Ulang
ang
eriode
nterval
ang
i
liknya
tampung
debit
e ulang.
ungsi
n periode
insip
n analisis
siapkan
aan
Over
ng
dalah
g air lebih
3.
R awal Peringkat R log R Uji Kecoc
283.04 1 562.954428 2.750473 No
268.23 2 466.445581 2.668801 1
Uji Kecocokan
No
1
2
3
4
5
i chi kuadrat < dari nilai kritis, maka uji kecocokan dapat diterima (3,67 < 7,815)
i chi kuadrat < dari nilai kritis, maka uji kecocokan dapat diterima (4,64693734 < 7,815)
ilai chi kuadrat < dari nilai kritis, maka uji kecocokan dapat diterima (3,57 < 5,991)
Jumlah Data (Oi) Ei Oi-Ei (Oi-Ei)^2/Ei
4 0.284211909663866 0.02
4 0.284211909663866 0.02
6 3.715788090336 2.28421190966387 1.40
3 -0.71578809033613 0.14
1 -2.71578809033613 1.98
18 Chi kuadrat 3.57
Jumlah Kelas
k = (1+1,33*ln (N))
Dx = (Rmax-Rmin) / (k-1)
Uji Kecocokan
No
1
2
3
4
5
i chi kuadrat < dari nilai kritis, maka uji kecocokan dapat diterima (1,42 < 7,815)
i chi kuadrat < dari nilai kritis, maka uji kecocokan dapat diterima (1,41747438 < 7,815)
ilai chi kuadrat < dari nilai kritis, maka uji kecocokan dapat diterima (1,42 < 5,991)
Jumlah Data (Oi) Ei Oi-Ei (Oi-Ei)^2/Ei
4 0.284211909663866 0.02
4 0.284211909663866 0.02
2 3.715788090336 -1.71578809033613 0.79
3 -0.71578809033613 0.14
5 1.28421190966387 0.44
18 Chi kuadrat 1.42
ANALISIS
2. Mengapa jika semua metode lolos uji kecocokan dipilih metode dengan CHHM
terbesar?
JAWAB
1. Karena seluruh metode uji kecocokan dapat diterima, maka menggunakan metode
dengan nilai CHHM paling besar, yaitu Metode Gumbel.
2. Karena kita akan merancang suatu drainase dari analisa hidrologi ini, maka dipakai
kemungkinan terburuknya, oleh sebab itu kita memakai metode dengan CHHM
terbesar.
3. Uji kecocokan diperlukan untuk mengetes kecocokan distribusi frekuensi sampel
data terhadap fungsi distribusi peluang, yang diperkirakan dapat mewakili distribusi
frekuensi tersebut.
Sumber :
-Penjelasan Asistensi Hidrologi
-PPT Asistensi T06 Uji Kecocokan
nilai kritis / x2
7.815
7.815
5.991