Anda di halaman 1dari 4

SOAL 2

UJI STATIONER

ROID GHOZI
145060401111029

2.3 UJI STASIONER


Setelah dilakukan pengujian ketidak-adaan trend (lihat 2.2) apabila deret berkala
tersebut tidak menunjukkan adanya trend sebelum data deret berkala digunakan untuk
analisis lanjutan harus dilakukan uji stasioner. Apabila menunjukkan adanya trend
makaderet berkala tersebut dapat dilakukan analisis menurut garis trend yang dihasilkan.
Analisis garis trend dapat menggunakan analisis regresi seperti aUn aiSetaskan pada Bab
III. Model matematik yang digunakan untuk analisis regresi tergantung dari kecenderungan
garis trend yang dihasilkan.

Apabila menunjukkan tidak ada garis trend maka uji stasioner dimaksudkan untuk
menguji kestabilan nilai vnrian dan rata-rata dari deret berkala. Apabila dilihat pada gambar
1.3. Bab I buku jilid I, maku pengujian ini termasuk uji kesamaan jenis tahap ke II, untuk
mengetahui homogen atau.tidaknya nilai varian dan atau rata-ratanya.

Pengujian nilai varian dari deret berkala dapat dilakukan dengan Uji-F,
menggunakan persamaan 1.22 (Bab I). Data deret berkala dibagi menjadi dua kelompok atau
lebih, setiap dua kelompok diuji menggunakan Uji-F. Apabila hasil pengujian ternyata
hipotesis nol ditolak, berarti nilai varian tidak stabil atau tidak homogen. Deret berkala
yang nilai variannya tidak homogen berarti deret berkala tersebut tidak stasioner, dan
tidak perlu melakukan penguj ian lanjutan. Akan tetapi bila hipotesis nol untuk nilai varian
tersebut menunjukkan stasioner, maka pengujian selanjutnya adalah menguji kestabilan nilai
rata-ratanya. Pengujian kcsamaan jenis nilai rata-rata telah dijelaskan pada sub bab 1.3.
Untuk rata-rata deret berkala bila datanya dianggap sebuah populasi maka dapat dilakukan
pengujian dengan menggunakan Uji-t, persamaan 1.6 dan 1.7. Seperti dalam pengujian
kestabilan nilai varian, maka dalam pengujian nilai rata-rata, data deret berkala dibagi
menjadi dua kelompok atau lebih. Setiap pasangan 2 kelompok diuji. Apabila dalam
pengujian temyata hipotesis nol ditolak, berarti nilai rata-rata setiap dua kelompok tidak
homogen dan deret berkala tersebut tidak stasioner pada derajat kepercayaan tertentu.

Analisis hidrologi lanjutan seperti analisis peluang, atau simulasi dapat dilakukan
pada bagian atau pada seluruh rangkaian deret berkala yang tidak mengandung trend dan
stasioner, tahap selanjutnya adalah melaksanakan uji persistensi. Sebelum membahas uji
persistensi disampaikan contoh uji stasioner sebaga berikut :

UJI F
(X-
No Tahun Debit Xrerata)^2 No Tahun Debit (X-Xrerata)^2
1 1980 29.50 1674.856 17 1996 33.40 17938.138
2 1981 24.70 2090.776 18 1997 22.30 21034.668
3 1982 42.30 791.016 19 1998 25.80 20031.684
4 1983 61.50 79.656 20 1999 24.70 20344.268
5 1984 37.00 1117.231 21 2000 71.90 9107.521
6 1985 167.00 9326.731 22 2001 54.60 12708.804
7 1986 145.10 5576.356 23 2002 309.40 20182.938
8 1987 184.40 12990.301 24 2003 45.00 14965.444
9 1988 22.30 2316.016 25 2004 234.10 4457.788
10 1989 49.30 446.266 26 2005 98.00 4807.111
11 1990 69.20 1.501 27 2006 182.60 233.071
12 1991 134.70 4131.276 28 2007 47.50 14360.028
13 1992 40.50 895.506 29 2008 510.50 117763.361
14 1993 47.90 507.376 30 2009 473.20 93554.418
15 1994 39.30 968.766 31 2010 377.00 43960.111
16 1995 32.10 1468.806
Jumlah 1126.80 44382.430 Jumlah 2510.00 415449.353
Rerata 70.425 Rerata 167.333
Ragam 2958.829 Ragama 29674.954
Sd 54.395 Sd 172.264

Uji F

(n1*Sd1(n2-1))/(n2*(Sd22)*(n1-1)) = 0,001825

Dk1 = n1-1 = 15 Dk2 = n2-1 = 14

Dengan derajat kepercayaan 5%, maka

Ftabel = 2,46 Fhitung = 0,001825

Kesimpulan Ftabel > Fhitung maka dengan peluang 95% diterima nilai varian data hujan stabil atau
varian kedua kelompok data tersebut.

Uji T
(X-
No Tahun Debit Xrerata)^2 No Tahun Debit (X-Xrerata)^2
1 1980 29.50 1674.856 17 1996 33.40 17938.138
2 1981 24.70 2090.776 18 1997 22.30 21034.668
3 1982 42.30 791.016 19 1998 25.80 20031.684
4 1983 61.50 79.656 20 1999 24.70 20344.268
5 1984 37.00 1117.231 21 2000 71.90 9107.521
6 1985 167.00 9326.731 22 2001 54.60 12708.804
7 1986 145.10 5576.356 23 2002 309.40 20182.938
8 1987 184.40 12990.301 24 2003 45.00 14965.444
9 1988 22.30 2316.016 25 2004 234.10 4457.788
10 1989 49.30 446.266 26 2005 98.00 4807.111
11 1990 69.20 1.501 27 2006 182.60 233.071
12 1991 134.70 4131.276 28 2007 47.50 14360.028
13 1992 40.50 895.506 29 2008 510.50 117763.361
14 1993 47.90 507.376 30 2009 473.20 93554.418
15 1994 39.30 968.766 31 2010 377.00 43960.111
16 1995 32.10 1468.806
Jumlah 1126.80 44382.430 Jumlah 2510.00 415449.353
Rerata 70.425 Rerata 167.333
Ragam 2958.829 Ragam 29674.954
Sd 54.395 Sd 172.264

Tho = ((n1*Sd12)+n2*(Sd22))/(n1+n2-2))0,5 = 130,3134

T = (Xrerata1-Xrerata2)/(tho*((1/n1)+(1/n2))0,5) = -2,06917

Dk = n1+n2-2 = 29

Derajat kepercayaan 5%, maka

Ttabel = 1,699

Kesimpulan,

Ttabel > Thitung makan hipotesis diterima dan dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata data stabil.

Kesimpulan Akhir

dengan memperhatikan hasil uji F dan uji T maka data hujan adalah stasioner dimana nilai rata-
rata serta nilai varianya stabil.

Anda mungkin juga menyukai