Anda di halaman 1dari 55

BAB 5

PERHITUNGAN DAN ANALISIS

5.1 ANALISIS HIDROLOGI

Analisis hidrologi merupakan langkah awal dalam perencanaan saluran

drainase. Debit banjir rencana yang akan digunakan sebagai dasar penentuan

dimensi saluran bisa didapatkan dengan melakukan analisis hidrologi,. Data curah

hujan yang digunakan untuk analisis hidrologi diperoleh dari stasiun pengamat

curah hujan yang terdekat dari daerah perencanaan.

5.1.1 Analisis Curah Hujan Kawasan

Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan curah hujan tahunan maksimum,

yang dimana data tersebut akan digunakan pada perhitungan selanjutnya.

Berdasarkan data wilayah dan stasiun hujan yang ada, analisis curah hujan

kawasan pada 3 stasiun akan menggunakan Metode Rata - Rata Aljabar untuk

data hujan harian maksimum tiap bulan selama 10 tahun. Metode ini didasarkan

pada asumsi bahwa semua penakar hujan mempunyai pengaruh yang setara. Cara

ini cocok untuk kawasan dengan topografi rata atau datar, alat penakar hujan

tersebar merata, dan luas DAS < 500 km2. Stasiun hujan yang digunakan yaitu:

a. Pos Stasiun Hujan Teknik UI

b. Pos Stasiun Hujan Sawangan

c. Pos Stasiun Hujan Cibinong

61
Analisis data curah hujan rata – rata pada 3 stasiun hujan menggunakan

metode rata – rata aljabar untuk data hujan maksimum tiap bulan selama 10 tahun.

Adapun contoh perhitungan curah hujan rata – rata aljabar pada bulan januari

2018 adalah sebagai berikut :

1
R= (69 .0+51 . 9+21 .7 )
3

R ¿ 47.53 mm

Tabel 5.1 Rata – Rata Curah Hujan Maksimum Metode Aljabar Berdasarkan
Data Curah Hujan Tabel 4.2, 4.3, dan 4.4

Curah Hujan (mm)


Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
30.5
Januari 30.20 41.57 39.33 31.90 0 27.23 30.10 21.13 27.90 47.53
42.0
Februari 19.27 47.03 61.07 64.57 3 28.67 51.00 32.37 31.17 37.60
45.1
Maret 28.79 45.63 39.83 33.07 3 46.60 32.47 20.20 31.70 30.10
30.5
April 57.10 25.60 71.50 31.97 3 27.70 18.03 40.80 49.80 64.97
30.0
Mei 51.68 32.10 53.17 29.20 0 41.50 18.60 32.97 37.33 51.67
19.2
Juni 22.67 52.23 57.67 25.93 3 40.03 32.83 15.03 39.47 41.37
30.5
Juli 40.42 42.43 37.50 17.70 3 54.23 18.77 17.10 35.03 48.47
32.0
Agustus 14.58 36.27 31.07 38.50 3 23.90 22.47 12.37 4.77 35.80
32.0
September 11.00 16.70 38.00 30.23 3 24.13 34.17 19.90 21.33 51.80
29.0
Oktober 33.87 25.03 51.67 51.97 7 43.37 23.50 35.13 27.03 53.77
51.8
Nopember 52.80 18.47 84.00 62.77 7 52.70 32.83 36.23 35.60 25.80
67.6
Desember 19.17 13.60 72.97 41.77 7 39.20 21.73 40.07 35.17 43.30
Maksimu 67.6
m 57.10 52.23 84.00 64.57 7 54.23 51.00 40.80 49.80 64.97
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2019)

62
5.1.2 Analisis Frekuensi dan Probabilitas

Data yang digunakan untuk analisis frekuensi adalah data hujan

maksimum tahunan, berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa curah hujan tertinggi

terdapat pada tahun 2011 sebesar 84,00 mm dan curah hujan terendah terdapat

pada tahun 2016 sebesar 40,80 mm sehingga dapat di urutkan seperti terlihat pada

tabel 5.2

Tabel 5.2 Curah Hujan Maksimum Tahunan

No.
Urutan Tahun Maks
1 2011 84.00
2 2013 67.67
3 2018 64.97
4 2012 64.57
5 2009 57.10
6 2014 54.23
7 2010 52.23
8 2015 51.00
9 2017 49.80
10 2016 40.80
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2019)

Periode ulang yang digunakan untuk analisis frekuensi adalah periode

ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 25 tahun. Parameter yang diperlukan untuk

analisis frekuensi dan probabilitas seperti nilai rata – rata ( X ), standar deviasi

(S), faktor frekuensi (KT), dan koefisisen kemencengan (Cs). Metode distribusi

frekuensi yang digunakan yaitu metode distribusi normal, metode log normal,

metode log pearson III dan metode gumbel.

5.1.2.1 Distribusi Normal

63
Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss, berikut

adalah perhitungan distribusi frekuensinya:


n
∑ Xi
586 .37
X = i −1 = =58 . 367
n 10 mm


2
∑ ( X i− X )
1318 . 106
S=
i −1
( n−1 )
=
√ 9
=
12.101 mm

Tabel 5.3 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Normal

No. Urutan Tahun X X X (X  X )2 ( X  X )3 ( X  X )4


1 2007 84.00 25.63 657.051 16842.180 431715.608
2 2008 67.67 9.30 86.484
804.271 7479.448
3 2012 64.97 6.60 43.556
287.452 1897.090
4 2004 64.57 6.20 38.436
238.290 1477.316
5 2011 57.10 -1.27 1.605
-2.034 2.577
6 2010 54.23 -4.13 17.087
-70.633 291.972
7 2009 52.23 -6.13 37.622
-230.760 1415.405
8 2006 51.00 -7.37 54.273
-399.827 2945.525
9 2005 49.80 -8.57 73.393
-628.762 5386.604
10 2013 40.80 -17.57 308.599
-5421.167 95233.645
∑ 586.37 2.70 1318.106 11419.010 547845.190
X 58.367
S 12.101
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)

Perkiraan nilai curah hujan maksimum yang diharapkan untuk periode

ulang tertentu pada distribusi normal dapat diketahui dengan persamaan 2.4.

64
X T  X  KT S

Sumber Perhitungan, 2020Variabel reduksi Gauss (KT) berdasarkan pembacaan lihat

tabel 2.1 didapatkan nilai:

KT2 = 0, KT5 = 0.840, KT10 = 1.280, KT25 = 1.708

X T 10 = 58.367+1.280 ¿ 12.101= 73.856 mm

Tabel 5.4 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode
Distribusi Normal

Hujan Rancangan
Periode Ulang X KT S
(XT)
2 58.367 0 12.101 58.367
5 58.367 0.840 12.101 68.532
10 58.367 1.280 12.101 73.856
25 58.367 1.708 12.101 79.036
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)

5.1.2.2 Distribusi Log Normal

Distribusi Log Normal merupakan bentuk logaritmik dari distribusi

normal, berikut adalah perhitungan distribusi frekuensi menggunakan metode Log

Normal :
n
∑ LogX i
17 . 602
Log X= i−1 = =1 .760
n 10 mm


2
∑ ( LogX i−Log X )
0. 002
S LogX =
10−1
( n−1 )
=
√ 9 =0.069 mm

65
Tabel 5.5 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal

Tahu
No. X Log X ( LogX  Log X ) ( LogX  Log X ) 2
n
1 2011 84.00 1.924 0.164 0.027
2 2013 67.67 1.830 0.070 0.005
3 2018 64.97 1.813 0.053 0.003
4 2012 64.57 1.810 0.050 0.003
5 2009 57.10 1.757 -0.003 0.000
6 2014 54.23 1.734 -0.026 0.001
7 2010 52.23 1.718 -0.042 0.002
8 2015 51.00 1.708 -0.052 0.003
9 2017 49.80 1.697 -0.063 0.004
10 2016 40.80 1.611 -0.149 0.022
∑ 586.37 17.602 0.002 0.069
Log X 58.637  1.760    
S LogX 0.069     
(Sumber;Hasil Perhitungan, 2019)

Perkiraan nilai curah hujan maksimum yang diharapkan pada periode

ulang tertentu untuk metode distribusi log normal dapat diketahui dengan

persamaan 2.5.

LogX T  Log X  K T S LogX

Variabel reduksi Gauss (KT) berdasarkan pembacaan tabel 2.1 didapatkan nilai:

KT2 = 0, KT5 = 0.840, KT10 = 1.280, KT25 = 1.708

Log
X T 10 = 1.760+1.280 ¿ 0.069= 1.848mm

66
X T 10 = 70.469 mm

Tabel 5.6 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode
Distribusi Log Normal

Periode Ulang Log X KT S LogX LogX T XT


2 1.760 mm 0 0.069 1.760 mm 57.543 mm
5 1.760 mm 0.840 0.069 1.814 mm 65.514 mm
10 1.760 mm 1.280 0.069 1.848 mm 70.469 mm
25 1.760 mm 1.708 0.069 1.877 mm 75.335 mm
(Sumber; Hasil Perhitungan , 2019)

5.1.2.3 Distribusi Log Pearson III

Distribusi Log Pearson III menambahkan koefisien kemencengan (G)

sebagai parameter perhitungannya, berikut adalah Perhitungan distribusi

frekuensinya:
n
∑ LogX i
17 . 602
Log X= i −1 = =
n 10 1.760 mm

S LogX =
√ ∑ ( LogX i−Log X )2
i−1
( n−1 )
=
√ 0. 069
9
=
0.087 mm

67
Tabel 5.7 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Pearson III

No Tahu
. n
X Log X (LogX  LogX) ( LogX  Log X ) 2 ( LogX  Log X ) 3 ( LogX  Log X ) 4
1 2011 84.00 1.924 0.164 0.027 0.004 0.001
2 2013 67.67 1.830 0.070 0.005 0.000 0.000
3 2018 64.97 1.813 0.053 0.003 0.000 0.000
4 2012 64.57 1.810 0.050 0.003 0.000 0.000
5 2009 57.10 1.757 -0.003 0.000 0.000 0.000
6 2014 54.23 1.734 -0.026 0.001 0.000 0.000
7 2010 52.23 1.718 -0.042 0.002 0.000 0.000
8 2015 51.00 1.708 -0.052 0.003 0.000 0.000
9 2017 49.80 1.697 -0.063 0.004 0.000 0.000
10 2016 40.80 1.611 -0.149 0.022 -0.003 0.000
17.60
∑ 586.37 0.002 0.069 0.0012 0.0013
2
Log X 58.637 1.760
S LogX   0.087
(Sumber; Hasil Perhitungan 2019)

Perkiraan nilai curah hujan maksimum yang diharapkan pada periode ulang

tertentu untuk distribusi Log Pearson III dapat diketahui dengan persamaan 2.6

dan koefisien kemencengannya (G).

LogX T =Log X +K T S log X


n
n ∑ ( LogX i −Log X )3
i−1
G=
(n−1)(n−2) S3

10×0 .0012
G=
(9 )(8 )(0. 0873 )

68
G= 0.025

Nilai KT pada Log Pearson III berdasarkan pembacaan tabel 2.2 dengan

tinjauan koefisien kemencengan / koefisien skewness (G), didapatkan nilai :

KT2 = 0.000, KT5 = 0.842, KT10 = 1.282, KT25 = 1.751

Log
X T 10 = 1.760+1.282 ¿ 0.069= 1.848mm

X T 10 = 70.469 mm

Tabel 5.8 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode
Distribusi Log Pearson III

Periode Ulang Log X KT S LogX LogX T XT


2 1.760 mm 0.000 0.069 1.760 mm 57.543 mm
5 1.760 mm 0.842 0.069 1.818 mm 65.765 mm
10 1.760 mm 1.282 0.069 1.848 mm 70.469 mm
25 1.760 mm 1.751 0.069 1.880 mm 75.857 mm
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)

5.1.2.4 Distribusi Gumbel

Distribusi Gumbel menggunakan harga ekstrim sebagai parameter

perhitungannya, harga ekstrim tersebut yaitu reduksi variasi (YT), reduksi rata –

rata (Yn), dan reduksi standar deviasi (Sn). Adapun Berikut adalah Perhitungan

distribusi frekuensinya:

69
n
∑ Xi
58. 367
X = i−1 = =5 .8367 mm
n 10

√ ∑ ( X i−X )2 1318 .106


S=
i−1
( n−1 )
=
√ 9
=
12.101 mm

Tabel 5.9 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Gumbel

Tahu
No X XX (X  X )2
n
1 2011 84.000 25.633 657.051
2 2013 67.667 9.300 86.484
3 2018 64.967 6.600 43.556
4 2012 64.567 6.200 38.436
5 2009 57.100 -1.267 1.605
6 2014 54.233 -4.134 17.087
7 2010 52.233 -6.134 37.622
8 2015 51.000 -7.367 54.273
9 2017 49.800 -8.567 73.393
10 2016 40.800 -17.567 308.599
∑ 17.602 2.697 1318.106
X 58.367
S 12.101
(Sumber; hasil Perhitungan 2019)

Perkiraan nilai curah hujan maksimum yang diharapkan untuk periode

ulang tertentu pada distribusi normal dapat diketahui dengan persamaan 2.7.

X T  X  KT S

YT  Yn
KT 
Sn

Nilai KT dapat ditentukan dengan menentukan terlebih dahulu nilai reduksi

variasi (YT), reduksi rata – rata (Yn), dan r

70
eduksi standar deviasi (Sn) berdasarkan pembacaan

tabel 2.3, tabel 2.4, dan tabel 2.5

dengan banyaknya data (n) = 10 didapatkan nilai, seperti pada tabel 5.10.

Tabel 5.10 Nilai YT, Yn, Sn untuk Berbagai Periode Ulang Rencana

Periode Ulang YT Yn Sn KT
2 0.3665 0.4952 0.9496 -0.136
5 1.4999 0.4952 0.9496 1.058
10 2.2502 0.4952 0.9496 1.848
25 3.1985 0.4952 0.9496 2.847
(Sumber Hasil Perhitungan, 2019)

Tabel 5.11 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode
Distribusi Gumbel

Hujan Rancangan
Periode Ulang X KT S
(XT )
2 58.367 mm -0.136 12.101 56.721 mm
5 58.367 mm 1.058 12.101 71.170 mm
10 58.367 mm 1.848 12.101 80.730 mm
25 58.367 mm 2.847 12.101 92.819 mm
(Sumber Hasil Perhitungan ,2019)

5.1.2.5 Distribusi Probabilitas

Dalam analisis Frekuensi data hujan atau data debit guna memperoleh nilai

hujan rencana atau debit rencana, dikenal beberapa distribusi probabilitas kontinu

71
yang sering digunakan, yaitu: Cumbel, Normal, Log Normal, dan Log Pearson

Tipe lll.

Penentuan jenis distribusi probabilitas yang sesuai dengan data dilakukan

dengan mencocokkan parameter data tersebut dengan syarat masing-masing jenis

distribusi seperti pada Tabel (2.6). Adapun Perhitungannya adalah sebagai

berikut:

1. Parameter Statistik Normal


n
∑ Xi
586 .37
X = i −1 = =58 . 367 mm
n 10

√ ∑ ( X i−X )2 1318 .106


S= i−1
( n−1 )
=
√ 9
=
12.101 mm

S 12. 101
Cv= = =0 . 207
X 58. 367
3
n×∑ ( X−X ) 10×11419.010
Cs 3
= =
( n−1 ) ( n−2 ) ×S 9×8×12. 1013 0.895

n×∑ ( X− X )4 10×547845 .190


Ck= 4
= =
( n−1 ) ( n−2 )( n−3 )×S 9×8×7×12 . 1014 0.507

2. Parameter Statistik Logaritma


n
17 . 602
Log X=∑ LogX i = =1 .760 mm
i−1 10

S LogX =
√ ∑ ( LogX i−Log X ) 2
i −1
( n−1 )
=
√ 0 . 069
9 =0.087

72
S LogX0 .087
Cv= = =
Log X 1 .760 0.049

n×∑ ( LogX−Log X )3 10×0 . 0012


Cs= =
( n−1 ) ( n−2 )×S 3 9×8×0 . 0873
LogX =0.0253

n×∑ ( LogX−Log X )4 10×0 . 0013


Ck= =
(n−1)(n−2)(n−3)×S 4 9×8×7×0 . 087 4
LogX =0.450

Tabel 5.12 Hasil Analisis Sebaran Data Curah Hujan

Hasil Dispersi
Dispers
No Parameter Statistik Parameter Statistik
i
Normal Logaritma
1 S 12.101 0.087
2 Cs 0.895 0.0253
3 Ck 0.507 0.450
4 Cv 0.207 0.049
(Sumber Hasil Perhitungan, 2020)

Tabel 5.13 Perbandingan Hasil Analisis Data dengan Syarat Jenis Sebarannya
Hasil
Jenis Sebaran Syarat Keterangan
Perhitungan
Cs≈0 0.895
Normal Memenuhi
Ck≈3 0.507
Cv≈0.06 0.026
Log Normal Memenuhi 
Cs = Cv3+3Cv =0.147 0.078
Cs≠0 0.025
Log Pearson Tipe III  Memenuhi
Cv≈0.3 0.049
Cs<1.14 0.0895
Gumbel Memenuhi
Ck<5.4 0.507

5.1.3 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi

73
Uji kesesuaian distribusi frekuensi yang dilakukan pada tugas akhir ini

meliputi uji Chi – Kuadrat dan uji Smirnov – Kolmogorov.

5.1.3.1 Uji Chi Kuadrat (X2)

Pengambilan keputusan pada uji Chi – Kuadrat menggunakan parameter

X2, dan persamaan yang digunakan adalah persamaan 2.12.

X 
2
N
 Oi  Ei  2
i 1 Ei

Langkah pertama pada uji chi – kuadrat adalah mengurutkan data curah

hujan dari maksimum ke minimum, seperti pada tabel 5.14.

Tabel 5.14 Urutan Data Curah Hujan Tahunan Maksimum – Minimum

No. Urutan Tahun Maks


1 2011 84.00
2 2013 67.67
3 2018 64.97
4 2012 64.57
5 2009 57.10
6 2014 54.23
7 2010 52.23
8 2015 51.00
9 2017 49.80
10 2016 40.80
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2019)

74
Pengujian Chi – Kuadrat dilakukan pada seluruh metode distribusi

frekuensi, yaitu Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson

III, dan Distribusi Gumbel.

A. Uji Chi – Kuadrat

1. Jumlah Kelas (k)

Jumlah data (n) = 10

Kelas distribusi (K) = 1  3.3 log n

= 1  3.3 log 10

= 4.322 ≈ 5 kelas

2. Derajat Kebebasan (Dk) dan X2cr

Parameter (p) =2

Derajat Kebebasan (Dk) = K-(p+1)

= 5 - (2+1) = 2

Nilai X2cr dengan jumlah data (n) 10, α = 5% dan Dk = 2 adalah = 5.9910

(Tabel 2.7)

3. Kelas Distribusi

1
Kelas distribusi = 5 x 100% = 20%, interval distribusi adalah: 20%; 40%;

60%; 80%

Presentase 20%

1 1
P(x) 20% diperoleh T = Px = 0.20 = 5 tahun

Presentase 40%

75
1 1
P(x) 40% diperoleh T = Px = 0.40 = 2.5 tahun

Presentase 60%

1 1
P(x) 60% diperoleh T = Px = 0.60 = 1.67 tahun

Presentase 80%

1 1
P(x) 80% diperoleh T = Px = 0.80 = 1.25 tahun

4. Menghitung interval kelas

a. Distribusi Probabilitas Normal

Nilai K, berdasarkan nilai T dari lampiran 5, didapat:

T = 1.25 maka KT = -0.84

T = 1.67 maka KT = -0.25

T = 2.5 maka KT = 0.25

T=5 maka KT = 0.84

Nilai X = 58.367 (Lihat Tabel 5.3)

Nilai S = 12.101 (Lihat Tabel 5.3)

X T =X +K T S
Interval Kelas:

X T = 58.367 + (-0.84)(12.101)

= 48.202 mm

Sehingga:

X5 = 68.531 mm.

X2.5 = 60.787 mm.

76
X1.67 = 55.341 mm.

X1.25 = 48.202 mm.

b. Distribusi Probabilitas Log Normal

Nilai K, berdasarkan nilai T dari lampiran 5, didapat:

T = 1.25 maka KT = -0.84

T = 1.67 maka KT = -0.25

T = 2.5 maka KT = 0.25

T=5 maka KT = 0.84

Log X
Nilai = 1.760 (Lihat Tabel 5.5)

SLogX
Nilai = 0.069 (Lihat Tabel 5.5)

LogX T  Log X  K T S LogX


Interval Kelas:

LogX T
= 1.760 +(-0.84)(0.069)

=1.702 mm

Sehingga:

X5 = 1.817 mm.

X2.5 = 1.777 mm.

X1.67 = 1.742 mm.

X1.25 = 1.702 mm.

c. Distribusi Probabilitas Log pearson Tipe III.

Nilai KT, dihitung berdasarkan nilai Cs atau G = 0,166 dan Nilai T

untuk berbagai periode ulang (Tabel 2.2) adaiah

77
T = 1.25 maka KT = -0.2241

T = 1.67 maka KT = -0.1061

T = 2.5 maka KT = 0.1299

T=5 maka KT = 0.8379

Nilai Log X = 1.760 (Lihat Tabel 5.7)

SLogX
Nilai = 0,087 (Lihat Tabel 5.7)

LogX T  Log X  K T S log X


Interval Kelas:

LogX T
= 1.760+(-0.2241)(0.087)

Sehingga:

X5 = 1.832 mm.

X2.5 = 1.771 mm.

X1.67 = 1.750 mm.

X1.25 = 1.740 mm.

d. Distribusi Probabilitas Gumbel

Dengan Jumlah data (n) = 10 maka didapatkan nilai:

Yn = 0.4952 (Tabel 2.3)

Sn = 0.9497 (Tabel 2.4)

T 1
Yt   Ln  Ln
T

Yt  Yn Yt  0.4952
K 
Sn 0.9497

78
Sehingga:

T = 1.25; Yt = -0.4759 maka K = -1.0225

T = 1.67; Yt = 0.0907 maka K = -0.4259

T = 2.5; Yt = 0.6717 maka K = 0.1859

T = 5; Yt = 1.4999 maka K = 1.0579

Nilai X = 58.367 (Tabel 5.9)

Nilai S = 12.101 (Tabel 5.9

Maka interval kelas:

X T  X  KT S

XT
= 58.367+(-1.0225)(12.101)

XT
= 45.993

Sehingga:

X5 = 71.168 mm.

X2.5 = 60.616 mm.

X1.67 = 53.213 mm.

X1.25 = 45.993 mm.

79
5. Perhitungan nilai X2. N

Tabel 5.15 Perhitungan X2 untuk distribusi Normal

Nilai Batas Jumlah Data (Oi  E i ) 2


No (Oi-Ei) x2 
Kelas Oi Ei Ei
1 X < 48.202 1 2 -1 0.5
2 48.202 – 55.341 5 2 3 4.5
3 55.341 – 60.787 1 2 -1 0.5
4 60.787 – 68.531 1 2 -1 0.5
5 X > 68.531 2 2 0 0
∑ 10 10   6
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)

Tabel 5.16 Perhitungan X2 untuk distribusi Log Normal

Nilai Batas Jumlah Data (Oi  Ei ) 2


No (Oi-Ei) x2 
Kelas Oi Ei Ei
1 Log X < 1.702 1 2 -1 0.5
2 1.702 – 1.742 5 2 3 4.5
3 1.742 – 1.777 1 2 -1 0.5
4 1.777 – 1.817 1 2 -1 0.5
5 Log X > 1.817 2 2 0 0
∑ 10 10   6
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)

Tabel 5.17 Perhitungan X2 untuk distribusi Log Pearson Tipe III

Nilai Batas Jumlah Data (Oi  E i ) 2


No (Oi-Ei) x 
2
Kelas Oi Ei Ei
1 Log X < 1.740 6 2 4 8
2 1.740 – 1.750 0 2 -2 2
3 1.750 – 1.771 1 2 -1 0.5
4 1.771 – 1.832 1 2 -1 0.5

80
5 Log X > 1.832 2 2 0 0
∑ 10 10   11
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)

Tabel 5.18 Perhitungan X2 untuk distribusi Gumbel

Nilai Batas Jumlah Data (Oi  E i ) 2


No (Oi-Ei) x2 
Kelas Oi Ei Ei
1 X < 45.933 1 2 -1 0.5
2 45.933 – 53.213 2 2 0 0
3 53.213 – 60.616 4 2 2 2
4 60.616 – 71.168 1 2 -1 0.5
5 X > 71.168 2 2 0 0
∑ 10 10   3
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)

1. Rekapitulasi nilai X2 untuk 4 distribusi probabilitas

Distribusi probabilitas yang dipakai untuk menentukan curah hujan

rencana adalah distribusi probabilitas yang mempunyai simpangan maksimum

terkecil dan lebih kecil dari simpangan kritis, atau dirumuskan sebagai

berikut:

Tabel 5.19 Rekapitulasi nilai X2 dan Xcr

Distribusi X2cr X2cr X2cr


X2 terhitung Keterangan
Probabilitas 5% 2.5% 0.5%
Normal 6 5.991 7.378 10.597 Dapat Diterima
Log Normal 6 5.991 7.378 10.597 Dapat Diterima
Tidak Dapat
Log Pearson Tipe III 11 5.991 7.378 10.597
Diterima
Gumbel 3 5.991 7.378 10.597 Dapat Diterima
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)

81
Berdasarkan Tabel (5.19) dari semua distribusi probabilitas diatas, hanya

distribusi Log Pearson Tipe III yang tidak memenuhi syarat X terhitung  X
2
cr

maka distribusi Log Pearson Tipe III tidak dapat diterima. Tapi distribusi Normal,

distribusi Log Normal dan distribusi Gumbel memenuhi syarat

X 2 terhitung  X cr
dan hasilnya dapat diterima. Namun yang paling baik untuk

menganalisis seri data hujan pada tabel 5.15 adalah distribusi Gumbel. Karena

mempunyai nilai simpangan terkecil dan lebih kecil dari nilai simpangan kritis.

5.1.3.2 Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji Smirnov – Kolmogorov dilakukan pada 2 kelompok data yang

memiliku kesamaan yaitu pertama data pada metode distribusi normal dan

gumbel, kedua data pada metode log normal dan log pearson III. Adapun

persamaan yang digunakan untuk uji Smirnov – Kolmogorov yaitu :

Dmaks P(X) P' (X)

Dimana D merupakan absolut dari nilai selisih terbesar antara peluang

pengamatan (P’(X)) dengan peluang teoritis (P(X)).

A. Uji Smirnov – Kolmogorov untuk Distribusi Normal dan Gumbel

82
Perhitungan uji Smirnov – Kolmogorov pada metode distribusi normal dan

distribusi gumbel terlihat pada tabel 5.18

Tabel 5.20 Perhitungan Uji Smirnov – Kolmogorov


Distribusi Normal dan Gumbel
m Xi P(X) P(X<) f(t) P'(X) P'(X<) D
a B C D e F g h
1 84.00 0.091 0.909 2.119 0.059 0.941 0.032
2 67.67 0.182 0.818 0.768 0.062 0.938 0.120
3 64.97 0.273 0.727 0.545 0.239 0.761 -0.034
4 64.57 0.364 0.636 0.512 0.480 0.520 -0.116
5 57.10 0.455 0.545 -0.104 0.641 0.359 0.186
6 54.23 0.545 0.455 -0.341 0.641 0.359 -0.096
7 52.23 0.636 0.364 -0.340 0.644 0.356 0.008
8 51.00 0.727 0.273 -0.608 0.688 0.312 0.039
9 49.80 0.818 0.182 -0.707 0.749 0.251 0.069
10 40.80 0.909 0.091 -1.451 0.946 0.054 0.037
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)

Keterangan Tabel 5.20

Kolom a = Urutan (m)

Kolom b = Data curah hujan dari besar ke kecil

Kolom c = Peluang pengamatan (berdasarkan persamaan weibull)

m 1
P( X )    0.091
n  1 10  1

Kolom d = Koreksi peluang pengamatan

1  P( X )  1  0.091  0.909

Kolom e = Parameter untuk pembacaan luas wilayah dibawah kurva

normal

83
Xi−X 84 .00−58.367
f (t )= = =2 .119
S 12 .101

Nilai pembacaan luas wilayah dibawah kurva normal untuk f(t)

= 2.119 adalah 0.9406 (tabel luas wilayah di bawah kurva

normal terlampir)

Kolom f = Peluang teoritis = 1-luas wilayah dibawah kurva normal

P' ( X )  1  0.9406  0.059

Kolom g = Koreksi peluang teoritis = 1 - P’(X) atau sama dengan luas

wilayah dibawah kurva normal

Kolom h = Nilai uji Smirnov – Kolmogorov terdapat pada data m = 5

Dmaks=|0.455−0.641|= 0.186

Berdasarkan tabel 2.8 diketahui untuk n = 10 dan α = 20 %

adalah 0.32 sehingga Dmaks < Dmaks(20%) maka distribusi normal dan

gumbel dapat diterima.

B. Uji Smirnov – Kolmogorov untuk Distribusi Log Normal dan Log

Pearson III

Perhitungan uji Smirnov – Kolmogorov pada metode distribusi log normal

dan distribusi log pearson III terlihat pada tabel 5.2.1

Tabel 5.21 Perhitungan Uji Smirnov – Kolmogorov

Distribusi Log Normal dan Log Pearson III

84
M Log Xi P(X) P(X<) f(t) P'(X) P'(X<) D
A B C D E f g h
1 1.924 0.091 0.909 1.885 0.068 0.932 0.023
2 1.830 0.182 0.818 0.804 0.069 0.931 0.112
3 1.811 0.273 0.727 0.586 0.230 0.770 0.043
4 1.810 0.364 0.636 0.585 0.456 0.544 0.093
5 1.757 0.455 0.545 -0.003 0.626 0.375 0.171
6 1.734 0.545 0.455 -0.298 0.626 0.375 0.080
7 1.717 0.636 0.364 -0.494 0.629 0.371 0.007
8 1.707 0.727 0.273 -0.609 0.677 0.323 0.050
9 1.690 0.818 0.182 -0.804 0.742 0.258 0.076
10 1.610 0.909 0.091 -1.691 0.960 0.040 0.051
(Sumber;Hasil Perhitungan, 2019)

Keterangan Tabel 5.21

Kolom a = Urutan (m)

Kolom b = Data curah hujan dari besar ke kecil

Kolom c = Peluang pengamatan (berdasarkan persamaan weibull)

m 1
P( X )    0.091
n  1 10  1

Kolom d = Koreksi peluang pengamatan

1  P( X )  1  0.091  0.909

Kolom e = Parameter untuk pembacaan luas wilayah dibawah kurva

normal

LogXi−Log X 1 .924−1.760
f (t )= = =1 .885
S Logx 0 .087

Nilai pembacaan luas wilayah dibawah kurva normal untuk f(t)

= 1.885 adalah 0.9319 (tabel luas wilayah di bawah kurva

normal terlampir)

85
Kolom f = Peluang teoritis = 1-luas wilayah dibawah kurva normal

P' ( X )  1  0.9319  0.068

Kolom g = Koreksi peluang teoritis = 1 - P’(X) atau sama dengan luas

wilayah dibawah kurva normal

Kolom h = Nilai uji Smirnov – Kolmogorov terdapat pada data m = 5

Dmaks  0.455  0.626  0.171

Berdasarkan tabel 2.8 diketahui untuk n = 10 dan α = 20 % adalah 0.32

sehingga Dmaks < Dmaks(20%) maka distribusi log normal dan log pearson tipe III

dapat diterima.

Tabel 5.22 Rekapitulasi Perhitungan Uji Smirnov – Kolmogorov

Distribusi Probabilitas Dmaks Dmaks 20% Keterangan


Normal 0.186 0.32 Dapat Diterima
Log Normal 0.171 0.32 Dapat Diterima
Log Pearson III 0.171 0.32 Dapat Diterima
Gumbel 0.186 0.32 Dapat Diterima
(Sumber:Hasil Perhitungan 2019)

Tabel 5.23 Resume Pengujian Distribusi Frekuensi Curah Hujan Maksimum

Metode Perhitungan Uji Chi Kuadrat Uji Smirnov-Kolmogorov


Distribusi Normal Dapat Diterima Dapat Diterima
Distribusi Log Normal Dapat Diterima Dapat Diterima
Distribusi Log Pearson Tipe III Tidak Dapat Diterima Dapat Diterima
Distribusi Gumbel Dapat Diterima Dapat Diterima
(Sumber;Hasil Perhitungan 2019)

86
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengujian yang telah dilakukan,

diketahui bahwa hanya hasil distribusi hujan dari metode log pearson tipe III yang

tidak dapat diterima dan hasil dari ketiga metode lainnya dapat diterima untuk

dijadikan sebagai curah hujan rencana, dan pada perencanaan drainase tugas akhir

ini nilai curah hujan rencana yang digunakan adalah nilai curah hujan pada

metode distribusi log normal, berdasarkan uji smirnov – kolmogorov pada

metode distribusi log normal memiliki selisih data pengamatan dan data teoritis

yang kecil (Dmaks = 0,171) sehingga asumsi data yang digunakan lebih akurat.

Tabel 5.24 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode
Distribusi Log Normal

Periode Ulang Log X KT S LogX LogX T XT


2 1.760 0 0.087 1.760 mm 57.543 mm
5 1.760 0.840 0.087 1.818 mm 65.765 mm
10 1.760 1.280 0.087 1.848 mm 70.469 mm
25 1.760 1.708 0.087 1.880 mm 75.857 mm
(Sumber; Hasil Perhitungan 2019)

5.1.4 Koefisien Pengaliran Rencana (C)

Koefisien pengaliran merupakan suatu variabel yang didapatkan

berdasarkan kondisi daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh di

daerah tersebut. Berdasarkan peta penggunaan lahan Perumahan Anggrek Mas,

Perumahan Komplek Pelita dan Perumahan Komplek Marinir dengan luas lahan:

143753 m2 atau sama dengan 14,3753 ha (0,143753 km 2.) diketahui penggunaan

lahannya seperti pada tabel 5.25.

1. Saluran Primer P1

Nilai koefisien pengaliran pada sepanjang saluran P1 adalah sebagai berikut:

87
Tabel 5.25 Koefisien Saluran P1

Koefisien Pengaliran (C)


No Penggunaan Lahan Luas (Km2) % C
1 Perumahan 0.0031 89% 0.7
2 Jalan 0.0004 11% 0.9
3 Taman 0 0% 0.3
2
Total (Km ) 0.0035
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

(C1×A1)+(C2×A2)+(C3×A3 )
C = A

(0,7×0 ,0031)+(0,9×0 , 0004 )+(0×0 .3 )


= 0,0358

= 0.722

2. Saluran Sekunder S1

Nilai koefisien pengaliran pada sepanjang saluran Sekunder S1 adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.26 Koefisien Saluran Sekunder S1

Koefisien Pengaliran (C)


No Penggunaan Lahan Luas (Km2) % C
1 Perumahan 0.0276 80% 0.7
2 Jalan 0.0064 19% 0.9
3 Taman 0.0005 1% 0.3
2
Total Luasan (Km ) 0.0345
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

(C1×A1)+(C2×A2)+(C3×A3 )
C = A

(0,7×0,0276)+(0,9×0,0064 )+(0,2×0,0005 )
= 0,0345

88
= 0,731

Rekapitulasi koefisien pengaliran pada saluran yang mengalir pada Perumahan

Griya Asri Sukmajaya dapat dilihat pada Tabel 5.27 berikut ini.

Tabel 5.27 Rekapitulasi Nilai Koefisien Limpasan Saluran

Taman, Ruang
Perumahan Jalan
Nama Terbuka
Ctotal
Saluran Luas Luas Luas
C C C
(Km2) (Km2) (Km2)
0,00310
P1 0,7 0,0004 0,9 0 0,3 0,72283
4
0,01275 0,0004
P2 0,7 0,9 0 0,3 0,70726
2 8
0,02269
P3 0,7 0,0008 0,9 0 0,3 0,70681
3
0,02756
S1 0,7 0,0064 0,9 0,0005 0,3 0,73133
8
0,03244
S2 0,7 0,0064 0,9 0,0002 0,3 0,73073
5
0,02372
S3 0,7 0,0056 0,9 0 0,3 0,65869
4
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

5.1.5 Waktu Konsentrasi (tc)

Waktu konsentrasi (time of concentration) adalah waktu yang diperlukan

oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat

keluaran. Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan membedakannya menjadi dua

komponen, yaitu:

1. Waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan lahan sampai

saluran terdekat (to).

89
2. Waktu perjalanan dari pertama masuk saluran sampai titik keluaran (td).

Sehingga rumus yang digunakan yaitu:

2 n
to =
[ 3
×3,28×L×
√S ]
Ls
td = 60V

tc = to + td

Dimana: tc = Waktu konsentrasi (jam)

Ls = Panjang saluran dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (km)

L = Panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)

S = Kemiringan lahan

V = Kecepatan aliran dalam saluran (m/det)

Adapun perhitungan waktu konsentrasi pada saluran Perumahan Griya Asri

sukmajaya adalah sebagai berikut:

1. Saluran Primer P1

Waktu Konsentrasi (tc) = to + td

2 n
to =
[ 3
×3,28×L×
√S ]
2 0,013
=
[ 3
×3,28×45×
√0,022 ]
= 8,581 menit

71
td = 60V

90
71
= 60×5 ,866

= 0,20 menit

tc = 8,581 + 0,20

= 8,781 menit

= 0,146 jam

2. Saluran Sekunder S1

Waktu Konsentrasi (tc) = to + td

2 n
to =
[ 3
×3,28×L×
√S ]
2 0,013
=
[ 3
×3,28×90×
0 , 011 ]
= 24,271 menit

Ls
td = 60V

298
= 60×1,337

= 3.714 menit

tc = 24.271 + 3.714

= 27.985 menit

= 0.466 jam

Rekapitulasi waktu konsentrasi pada saluran yang mengalir pada Perumahan

Griya Asri Sukmajaya Depok dapat dilihat pada Tabel 5.28 berikut ini.

91
Tabel 5.28 Rekapitulasi Waktu Konsentrasi Saluran

Nama Panjang Tc
Tc (Jam)
Saluran Saluran (menit)
P1 71 8.783 0,146
P2 127 14,439 0.241
P3 230 14,951 0,249
S1 298 27.985 0,466
S2 295 27.883 0.465
S3 240 15.252 0,254
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, disimpulkan bahwa nilai

waktu konsentrasi (Tc) yang digunakan yaitu pada saluran S1 sebesar 0,466 jam.

5.1.6 Analisis Intensitas Hujan Rencana

Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada

suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Metode yang digunakan

untuk menganalisis intensitas curah hujan yaitu Metode Mononobe karena curah

hujan yang digunakan untuk analisis ini adalah curah hujan harian. Periode ulang

yang digunakan untuk perencanaan adalah kala ulang 5 tahun. Pemilihan periode

ulang 5 tahun berdasarkan luas wilayah dan jenis kota menurut Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 12/Prt/M/2014 Tentang

Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan. Rumus yang digunakan yaitu:

2
R 24 24
I=
24 t c( ) 3

Dimana:

92
R24 = Hujan rancangan periode ulang tertentu (mm)

tc = waktu konsentrasi (jam)

Adapun perhitungan intensitas hujan pada saluran Perumahan Griya Asri

Sukmajaya Depok

1. Saluran Primer P1

2
X 5 24
Intensitas Hujan (I) =
( )
24 t c
3

2
71,170 24
= 24 ( )
8,783
3

= 88.832 mm/jam

2. Saluran Sekunder S1

2
X 5 24
Intensitas Hujan (I) =
( )
24 t c
3

2
71.170 24
= 24
× (
27.985 ) 3

= 41.024 mm/jam

Rekapitulasi intensitas hujan pada saluran yang mengalir pada Perumahan Griya

Asri Sukmajaya Depok dapat dilihat pada Tabel 5.29 berikut ini.

Tabel 5.29 Rekapitulasi Intensitas Hujan

Nama
Tc (Jam) I (mm/jam)
Saluran
Primer P1 0.146 88,832
Primer P2 0,241 63,773

93
Primer P3 0,249 62,308
Sekunder S1 0.466 41,024
Sekunder S2 0,465 41,125
Sekunder S3 0.254 61,487
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

Berdasarkan nilai waktu konsentrasi yang digunakan pada tabel di atas,

maka intensitas hujan yang digunakan yaitu sebesar 41,024 mm/jam.

5.1.7 Debit Banjir Rencana

Perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode rasional karena

luas daerah perencanaan ulang drainase yaitu 14,5 ha dan syarat luas pengaliran

kurang dari 300 ha. Adapun perhitungan debit rencana pada Perumahan Griya

Asri Sukmajaya adalah sebagai berikut:

1. Saluran Primer P1

Qr = 0,278×C×I× A

= 0,278 x 0,723 x 41,024 x 0,0035

= 0,03 m3/det

Saluran Primer P1 mendapatkan debit tambahan sebesar 0,893 m3/det,

sehingga debit rencana pada saluran primer P1 yaitu:

Qr = 0,03 + 0.882

=0.911 m3/det

2. Saluran Sekunder S1

Qr = 0,278×C×I× A

= 0,278 x 0,731 x 41,024 x 0,0345

94
= 0,882 m3/det

Rekapitulasi debit rencana pada saluran yang mengalir pada Perumahan Griya

Asri Sukmajaya dapat dilihat pada Tabel 5.30 berikut ini.

Tabel 5.30 Rekapitulasi Debit Banjir Rencana

Nama
No C I A Qt
Saluran
1 P1 0.723 41.024 0.114197 0.911
2 P2 0.707 41.024 0.127429 1.018
3 P3 0.707 41.024 0.150922 1.207
4 S1 0.731 41.024 0.035824 0.882
5 S2 0.731 41.024 0.039045 0.595
6 S3 0.659 41.024 0.035824 0.269
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

5.2 ANALISIS HIDROLIKA

5.2.1 Analisis Drainase Eksisting

Dimensi saluran aman adalah saluran yang mampu mengalirkan debit

rencana atau dengan kata lain debit yang dialirkan oleh saluran (Qs) sama atau

lebih besar dari debit rencana (Qr) hubungan ini ditunjukan denga syarat sebagai

berikut:

Qs ≥ Qr

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 12

Tahun 2014, debit rencana yang digunakan untuk Kota Metropolitan dengan luas

daerah tangkapan air 10 – 100 Ha yaitu menggunakan kala ulang 5 tahun. Adapun

perhitungan debit pada saluran yang berada Perumahan Griya Asri Sukmajaya

adalah sebagai berikut:

95
1. Saluran Primer P1

H (tinggi saluran total) = 0.55 m

B (lebar bawah saluran) = 0.7 m

b (lebar atas saluran) =3m

d (kedalaman air dalam saluran) = 0. 8×H

= 0.44 m

F (tinggi jagaan saluran) = 0,2×H

= 0,11 m

As (luas saluran basah) =


( ( B+b2 ) )×d
=
( (0 .72+3) )×0 . 44
= 0,814 m2

P (keliling basah) = B+(2×d )

= 0,7+(2×0 , 44 )

= 1,58 m

As
R (jari – jari hidrolis) = P

0. 814
= 1.58

= 0.5151 m

Kemiringan dasar saluran didapatkan dari peta topografi dimana t2 adalah

tinggi tanah di bagian tertinggi, t1 adalah tinggi tanah di bagian terendah, dan

L adalah panjang saluran.

96
t2−t1
×100%
I (kemiringan saluran) = Ls

93−92
×100%
= 71

= 0,014

V (kecepatan rata – rata aliran didalam saluran menggunakan rumus Manning

Wesli, 2008)
2 1
1 3 2
×R ×I
V = n

2 1
1
×0 ,5151 3 ×0 , 014 2

= 0,013

= 5,868 m/det

Dimana n (kekasaran saluran) = 0,013

Qs = As x V

= 0.814 x 5,868

= 4,776 m3/det

Cek dimensi saluran dengan debit rencana:

Syarat Qs ≥ Qr

4,776 m3/det ≥ 0,91008 m3/det (AMAN)

2. Saluran Sekunder S1

H (tinggi saluran total) = 0.6 m

B (lebar saluran) = 0,5 m

97
d (kedalaman air dalam saluran) = 0,8×H

= 0,48 m

F (tinggi jagaan saluran) = 0,2×H

= 0,12 m

As (luas saluran basah) = B×d

= 0,5×0,48

= 0,24 m2

P (keliling basah) = B+(2×d )

= 0,5+(2×0 , 48 )

= 1,46 m

As
R (jari – jari hidrolis) = P

0.24
= 1,46

= 0,1643 m

Kemiringan dasar saluran didapatkan dari peta topografi dimana t2 adalah

tinggi tanah di bagian tertinggi, t1 adalah tinggi tanah di bagian terendah, dan

L adalah panjang saluran.

t2−t1
×100%
I (kemiringan saluran) = Ls

93−92
×100%
= 298

= 0,003

98
V (kecepatan rata – rata aliran didalam saluran menggunakan rumus Manning

Wesli, 2008)
2 1
1 3 2
×R ×I
V = n

2 1
1
×0 ,1643 3 ×0 , 003 2

= 0,013

= 1.3371 m/det

Dimana n (kekasaran saluran) = 0,013

Qs = As x V

= 0,24 x 1.3371

= 0,321 m3/det

Cek dimensi saluran dengan debit rencana:

Syarat Qs ≥ Qr

0,321 m3/det ≥ 0,881 (Banjir)

Perumahan Griya Asri sukmajaya Depok analisis drainase eksisting pada

dapat dilihat pada Tabel 5.31 berikut ini.

Tabel 5.31 Rekapitulasi Analisis Drainase Eksisting


Nama
Qs Qt Keterangan
Saluran
P1 4.776 0,910 Aman
P2 4.748 1.017 Aman
P3 5.815 1.206 Aman

99
S1 0,321 0.881 Banjir
S2 0.330 0.595 Banjir
S3 0.353 0.403 Banjir
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

5.2.2 Analisis Penampang Eksisting dengan HEC-RAS

Langkah Pertama yang harus dilakukan ketika memulai pekerjaan dengan

HEC–RAS adalah membuat skema saluran tersebut. Tahap selanjutnya

memasukan data cross section saluran sesuain dengan dimensi yang ada dan debit

banjir kala ulang 5 tahun, kemudian dianalisis berdasarkan analisis steady flow

data. Output dari HEC–RAS tersebut menunjukan profil muka air yang limpas

dari dinding saluran. Berikut adalah gambar peta saluran drainase dan data debit

banjir yang mengalir pada setiap masing – masing saluran yang akan di input ke

dalam program HEC–RAS:

100
S1 eksisting Plan: Plan 01
s ta 298
.013
2.0 Legend

1.8 EG Q5 tahun
WS Q5 tahun
Elevation (ft)

1.6 Ground

Bank Sta
1.4

1.2

1.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Station (ft)

Gambar 5.1 Saluran Eksisting Sekunder 1 Memanjang

S1 eksisting Plan: Plan 01


S1 eksisting Sekunder
2.0 Legend

EG Q5 tahun
WS Q5 tahun
1.5
Ground
Elevation (ft)

1.0

0.5

0.0
0 50 100 150 200 250 300
Main Channel Dis tance (ft)

Gambar 5.2 Saluran Eksisting Sekunder 1 Melintang

101
s2 Plan: Plan 01
STA 298
.013
2.0 Legend

1.8 EG Q5 Tahun
WS Q5 Tahun
Elevation (m)

1.6 Ground

Bank Sta
1.4

1.2

1.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Station (m)

Gambar 5.3 Saluran Sekunder Eksisting 2 Memanjang

s2 Plan: Plan 01
s2 Sekunder
2.0 Legend

EG Q5 Tahun
WS Q5 Tahun
1.5
Ground
Elevation (m)

1.0

0.5

0.0
0 50 100 150 200 250 300
Main Channel Dis tance (m)

Gambar 5.4 Saluran Sekunder Eksisting 2 Melintang

102
S3 Albar eksis Plan: Plan 02
s ta 240
.013
Legend
2.6
EG Q5 Tahun
2.5 WS Q5 Tahun
Elevation (ft)

2.4 Ground

2.3 Bank Sta

2.2

2.1

2.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Station (ft)

Gambar 5.5 Saluran Sekunder Eksisting 3 Memanjang

S3 ALBAR Plan: Plan 01 1/20/2020 5:16:20 AM


Flow = 0.269 m3/det
S3 SEKUNDER
2.5 Legend

WS PF 1
2.0 Crit PF 1
Ground
Elevation (m)

1.5 LOB
ROB

1.0

0.5

0.0
0 50 100 150 200 250
Main Channel Distance (m)

Gambar 5.6 Saluran Sekunder Eksisting 3 Melintang

103
5.2.3 Desain Saluran Drainase

Pemilihan desain saluran drainase tidak terlepas dari beberapa syarat dan

ketentuan seperti kesesuaian jenis saluran terhadap lokasi perencanaan dan bentuk

penampang yang umum digunakan yaitu bulat, segiempat, segitiga, dan

trapesium. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan bentuk saluran meliputi

Tata guna tanah daerah perencanaan yang akan berpengaruh terhadap ketersediaan

tanah dan kepadatan lalu lintas. Kemampuan pengaliran dengan memperlihatkan

jenis bahan saluran yang dipergunakan. Hasil survei lapangan menyebutkan

bahwa berdasarkan kondisi wilayah Perumahan Griya Asri Sukmajaya syarat dan

ketetntuan yang berlaku diatas menunjukan bahwa desain saluran drainase yang

cocok adalah bentuk segiempat saluran terbuka dengan bahan material beton

pracetak untuk saluran sekunder dan material batu belah untuk saluran primer,

karena kawasan tersebut diperuntukan sebagai pemukiman sesuai dengan tata

guna lahan dan ruang di wilayah Kota Jakarta yang termasuk kedalam tipe

pemukiman sedang dan padat, serta bentuk dinding saluran segiempat yang tegak

akan lebih menghemat lahan. Data perencanaan drainase yang akan dipergunakan

adalah sebagai berikut:

104
Gambar 5.7 Denah Penaganaan Perumahan Griya Asri Sukmajaya

105
Tabel 5.32 Dimensi Redesign Saluran Perumahan Griya Asri Sukmajaya

Dimensi
Nama Bentuk Jenis
Panjang Lebar Tinggi
Saluran Saluran Perkerasan
(m) (m) (m)
S1 295 1 1 Persegi Beton
S2 298 0.80 0.80 Persegi Beton
S3 240 0.60 0.60 Persegi Beton
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

Tabel 5.33 Rekapitulasi dimensi saluran Perumahan Griya Asri Sukmajaya

Dimensi Dimensi Debit Debit


Nama
Eksisting Redisign Eksisting Reedesign
Salura
T L T L Qr Qt Qs Qt
n
(m) (m) (m) (m)
S1 0.5 0.6 1 1 0.321 0.881 1.625 0.882
S2 0.6 0.5 0,8 0,8 0.330 0.595 0.869 0.595
S3 0.5 0.45 0.6 0.6 0.353 0.403 0.656 0.269
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

Tabel 5.34 Rekapitulasi dimensi Saluran Perumahan Griya Asri Sukmajaya

JARI KEMI
LA T LB JAG KEDA LUAS KELI
Seg JARI RING
AAN LAMAN BASAH LING MAN V Qs Qt
HIDROLI AN
AIR NING m3/de m3/de m3/de
S (S)
(m) (m) (m) (F) (D) (A) (P) (n) t t t
(R)

S1 1 1 1 0.20 0.80 0.800 2.600 0.308 0.003 0.013 2.031 1.625 0.882
S2 0.8 0.8 0.8 0.16 0.64 0.512 2.080 0.246 0.003 0.013 1.750 0.869 0.595
S3 0.6 0.6 0.6 0.12 0.48 0.288 1.560 0.185 0.008 0.013 2.277 0.656 0.269
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

106
1. Saluran Primer S1

H (tinggi saluran total) =1m

B (lebar saluran) =1m

d (kedalaman air dalam saluran) = 0,8×H

= 0.80 m

F (tinggi jagaan saluran) = 0,2×H

= 0,20 m

As (luas saluran basah) = B×d

= 1×0 .80

= 0.80 m2

P (keliling basah) = B+(2×d )

= 1+(2×0.80 )

= 2,6 m

As
R (jari – jari hidrolis) = P

0. 80
= 2. 6

= 0,308 m

Kemiringan dasar saluran didapatkan dari peta topografi dimana t2 adalah

tinggi tanah di bagian tertinggi, t1 adalah tinggi tanah di bagian terendah, dan

L adalah panjang saluran.

t2−t1
×100%
I (kemiringan saluran) = Ls

107
93−92
×100%
= 298

= 0,003

V (kecepatan rata – rata aliran didalam saluran menggunakan rumus Manning

Wesli, 2008)
2 1
1
×R 3×I 2

V = n

2 1
1 3 2
×0 ,308 ×0 , 003
= 0,013

= 2.031 m/det

Dimana n (kekasaran saluran) = 0,013

Qs = As x V

= 0.80 x 2.031

= 1.625 m3/det

Cek dimensi saluran dengan debit rencana:

Syarat Qs ≥ Qr

1.625 m3/det ≥ 0.882 m3/det (aman)

Hasil rekapitulasi analisis drainase eksisting pada dapat dilihat pada Tabel 5.35

berikut ini.

108
Tabel 5.35 Rekapitulasi Hasil Redesign Saluran Drainase

Nama
Qs Qt Keterangan
Saluran
P1 4.776 0.911 Aman
P2 4.748 1.018 Aman
P3 5.815 1.207 Aman
S1 1.625 0.882 Aman
S2 0.896 0.595 Aman
S3 0.656 0.269 Aman
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)

S1 RDSign AL Plan: Plan 01


Sta 298
.013
2.2 Legend

2.0 EG Q5 Tahun
WS Q5 Tahun
1.8
Elevation (m)

Ground
1.6
Bank Sta
1.4

1.2

1.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Station (m)

Gambar 5.8 Saluran Redesign Sekunder 1 Memanjang

109
S1 RDSign AL Plan: Plan 01
S1 RDSign AL sekunder
2.5 Legend

EG Q5 Tahun
2.0 WS Q5 Tahun
Ground
Elevation (m)

1.5

1.0

0.5

0.0
0 50 100 150 200 250 300
Main Channel Dis tance (m)

Gambar 5.9 Saluran Redesign Sekunder 1 Melintang

S2 RDSign Alba Plan: Plan 01


Sta 298
.013
1.8 Legend

EG Q5 Tahun
1.6
WS Q5 Tahun
Elevation (ft)

Ground
1.4
Bank Sta

1.2

1.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Station (ft)

Gambar 5.10 Saluran Redisign Sekunder 2 Memanjang

110
S2 RDSign Alba Plan: Plan 01
S2 RDSign Alba s ekunder
1.6 Legend

1.4 EG Q5 Tahun
WS Q5 Tahun
1.2
Ground
1.0
Elevation (ft)

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0 50 100 150 200 250 300
Main Channel Dis tance (ft)

Gambar 5.11 Saluran Redisign Sekunder 2 Melintang

S3 Redisign Plan: Plan 01


s ta 240
.013
Legend
2.7
EG Q5 tahun
2.6
WS Q5 tahun
Elevation (m)

2.5
Ground
2.4
Bank Sta
2.3
2.2
2.1

2.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Station (m)

Gambar 5.12 Saluran Redisign Sekunder 3 Memanjang

111
S3 Redisign Plan: Plan 01
S3 Red is ig n seku nde r
3.0 Le gend

EG Q5 tahun
2.5
WS Q5 tahun
Ground
2.0
Elev atio n (m )

1.5

1.0

0.5

0.0
0 50 10 0 15 0 20 0 25 0
Main Cha nnel Dis tance (m)

Gambar 5.13 Saluran Redisign Sekunder 3 Melintang

5.3 ANALISIS HARGA SATUAN PEKRJAAN

Perencanaan Drainase Perumahan Griya Asri Sukmajaya dilakukan untuk

memperbaiki saluran eksisting yang tidak mampu menampung debit banjir, dan

diharapkan ketika hujan turun di wilayah sekitar kawasan perumahan tidak terjadi

banjir. Perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan pembuatan Saluran atau

penggalian pada dasar saluran dengan kedalaman berbeda-beda sesuai dengan

penampang yang telah direncanakan. Selain pengerukan perlu dilakukan pemasangan

U Ditch baru pada titik titik yang sebelumnya tergenang melewati kanstin Jalan.

Pekerjaan pada fisik saluran agar optimal dan sesuai dengan permen pu 12 thn 2014

tentang drainase Perkotaan dengan speksifikasi saluran dengan mengedepankan asas

efektik efisien dan ekonomis mengacu pada Permen PU no 28 Th 2016.

112
Tabel 5.38 Analisa Harga Satuan Pekerjaan

D 01 1 M3 GALIAN TANAH SEDALAM 1 M


  Tukang Gali 0.7500 Oh 100,000.00 15,000.000
0.025
  Mandor Oh 120,000.00 3,100.000
0
  Jumlah      
18,100.000
  Jasa 10%      
1,860.00
  Jumlah Total       19,908,787
B 04 1 M3 PEMBUANGAN TANAH
  Pekerja 0.40 Jam 100.000,00 3.000.000
Mandor 0.01 HO 100.000,00 1.050,000
 
Pemindahan Tanah 255.1 m3 200.000.00 5.000.000

  Jumlah      
8.000,000

  Jasa 10%      
800,000
  Jumlah Total       8.000,000
  Jumlah Total       8,850,000
C 02 1 M3 BONGKARAN BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT
0.360
  Pekerja Oh 100,000.00
0 4.352.000
0.060
  Mandor Oh 120,000.00
0 2,000.000
0.080
  Operator Jack Hammer Oh 100,000.00
0 2,000.000
0.280
  Jack Hammer Jam 80,000.00
0 2,400.000
  Jumlah      
8.352.000
  Jasa 10%      
800.000
  Jumlah Total       9,152.000

113
Tabel 5.40 Analisa Harga Satuan Pekerjaan U Ditch

D 21 1 M3 SALURAN S1

  Pekerja 0.2150 Oh 100,000.00


15,000.000
  Mandor 0.0690 Oh 120,000.00
2,400.000
  Operator Truk Crane 0.0530 Jam 150,00.000
3,365.000
U Ditch Uk 100 x 100 x
  298.00 1.812.500.00 540,125,000.00
120 m2
  Jumlah      
560,565,000,00
  Jasa 10%      
56.000.000
  Jumlah Total      
616,565,000.00
D 13 1 M3 SALURAN S2
  Pekerja 0.3000 Oh 100,000.00
16,000,000

0.8
  Mandor Oh 120,000.00 2,000,000
976

0
  Operator Truk Crane Jam 150,000.00 3.250.000
.0480
  U Ditch Uk 80x80x120 295,00 m2 1,095,000.00 323,025,000,00

  Jumlah      
342,525.000,00
  Jasa 10%      
34.252.000.00
  Jumlah Total       377,050.000.00
0 1 M2 SALURAN S3
  Pekerja 0.1987 Oh 100.000,00
13,500.00
  Mandor 0.5967 Oh 120,000.00
2,000.000
  Operator Truk Crane 0.0350 Jam 150,000.00
3.365,000
  U Ditch uk 60x60x120 240.00 735,000.00
m2 176.400.000,00
  Jumlah      
199,400,000,00
  Jasa 10%      
19.940.000.00
  Jumlah Total       219,340,000.00

114
5.3.1 RENCANA ANGGARAN BIAYA

Berikut ini adalah tabel dari perhitungan rencana anggaran biaya saluran,

Tabel 5.41 Rencana Angaran Biaya

No Total Harga Satuan


Jenis Pekerjaan Vol Satuan Harga Satuan (Rp)
(Rp)
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pasang Papan Nama Proyek 2.00 m2 Rp 300.000.00 Rp 600,000.00
  Sub Total Rp 600,000.00
II PEKERJAAN BONGKARAN SALURAN EKSISTING
Pekerasan Bongkarang Beton
1 Bertulang Menggunakan Alat 30.50 m2 Rp 30,000.00 Rp 9,152,000.00
  Sub Total Rp 9,152000.00,
III PEKERJAAN GALIAN
1 Galian Tanah Sedalam 1 m 326.0 m3 Rp 60,000.00 Rp 19,908,787.00
2 Pembuangan Tanah 255.1 m3 Rp 30,000.00 Rp 8,610,299.00
  Sub Total Rp 28,879,817.00
IV PEKERJAAN SALURAN U DITCH
1 U Ditch Uk 100x100x120 298.00 m2 Rp 1.812.500.00 Rp 616,565,000.00
2 U Ditch UK 80x80x120 295.00 m2 Rp 1,095,000.00 Rp 377,050.000.00
3 U Ditch UK 60x60x120 240.00 m2 Rp 735,000.00 Rp 219,340,000.00
  Sub Total Rp 1.212.955.000.00
IV PEKERJAAN PENYELESAIAN
1 Pembersihan Lapangan 1.00 Ls Rp 200,000.00 Rp 600,000.00
  Sub Total  Rp 600,000.00
JUMLAH Rp 1,252,034,817.00
PPB 10% Rp 125,203,481.70
TOTAL Rp 1,377,238.298.36
DIBULATKAN Rp 1,377,250,000.00

Rencana anggaran biaya total dari saluran sekunder (S1-S3) Perumahan Griya

Asri Sukmajaya adalah sebesar Rp 1,377,239,000.00 (Satu Milyar Tiga Ratus

Tujuh Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

115

Anda mungkin juga menyukai