drainase. Debit banjir rencana yang akan digunakan sebagai dasar penentuan
dimensi saluran bisa didapatkan dengan melakukan analisis hidrologi,. Data curah
hujan yang digunakan untuk analisis hidrologi diperoleh dari stasiun pengamat
Berdasarkan data wilayah dan stasiun hujan yang ada, analisis curah hujan
kawasan pada 3 stasiun akan menggunakan Metode Rata - Rata Aljabar untuk
data hujan harian maksimum tiap bulan selama 10 tahun. Metode ini didasarkan
pada asumsi bahwa semua penakar hujan mempunyai pengaruh yang setara. Cara
ini cocok untuk kawasan dengan topografi rata atau datar, alat penakar hujan
tersebar merata, dan luas DAS < 500 km2. Stasiun hujan yang digunakan yaitu:
61
Analisis data curah hujan rata – rata pada 3 stasiun hujan menggunakan
metode rata – rata aljabar untuk data hujan maksimum tiap bulan selama 10 tahun.
Adapun contoh perhitungan curah hujan rata – rata aljabar pada bulan januari
1
R= (69 .0+51 . 9+21 .7 )
3
R ¿ 47.53 mm
Tabel 5.1 Rata – Rata Curah Hujan Maksimum Metode Aljabar Berdasarkan
Data Curah Hujan Tabel 4.2, 4.3, dan 4.4
62
5.1.2 Analisis Frekuensi dan Probabilitas
maksimum tahunan, berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa curah hujan tertinggi
terdapat pada tahun 2011 sebesar 84,00 mm dan curah hujan terendah terdapat
pada tahun 2016 sebesar 40,80 mm sehingga dapat di urutkan seperti terlihat pada
tabel 5.2
No.
Urutan Tahun Maks
1 2011 84.00
2 2013 67.67
3 2018 64.97
4 2012 64.57
5 2009 57.10
6 2014 54.23
7 2010 52.23
8 2015 51.00
9 2017 49.80
10 2016 40.80
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2019)
ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 25 tahun. Parameter yang diperlukan untuk
analisis frekuensi dan probabilitas seperti nilai rata – rata ( X ), standar deviasi
(S), faktor frekuensi (KT), dan koefisisen kemencengan (Cs). Metode distribusi
frekuensi yang digunakan yaitu metode distribusi normal, metode log normal,
63
Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss, berikut
√
2
∑ ( X i− X )
1318 . 106
S=
i −1
( n−1 )
=
√ 9
=
12.101 mm
ulang tertentu pada distribusi normal dapat diketahui dengan persamaan 2.4.
64
X T X KT S
Tabel 5.4 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode
Distribusi Normal
Hujan Rancangan
Periode Ulang X KT S
(XT)
2 58.367 0 12.101 58.367
5 58.367 0.840 12.101 68.532
10 58.367 1.280 12.101 73.856
25 58.367 1.708 12.101 79.036
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)
Normal :
n
∑ LogX i
17 . 602
Log X= i−1 = =1 .760
n 10 mm
√
2
∑ ( LogX i−Log X )
0. 002
S LogX =
10−1
( n−1 )
=
√ 9 =0.069 mm
65
Tabel 5.5 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal
Tahu
No. X Log X ( LogX Log X ) ( LogX Log X ) 2
n
1 2011 84.00 1.924 0.164 0.027
2 2013 67.67 1.830 0.070 0.005
3 2018 64.97 1.813 0.053 0.003
4 2012 64.57 1.810 0.050 0.003
5 2009 57.10 1.757 -0.003 0.000
6 2014 54.23 1.734 -0.026 0.001
7 2010 52.23 1.718 -0.042 0.002
8 2015 51.00 1.708 -0.052 0.003
9 2017 49.80 1.697 -0.063 0.004
10 2016 40.80 1.611 -0.149 0.022
∑ 586.37 17.602 0.002 0.069
Log X 58.637 1.760
S LogX 0.069
(Sumber;Hasil Perhitungan, 2019)
ulang tertentu untuk metode distribusi log normal dapat diketahui dengan
persamaan 2.5.
Variabel reduksi Gauss (KT) berdasarkan pembacaan tabel 2.1 didapatkan nilai:
Log
X T 10 = 1.760+1.280 ¿ 0.069= 1.848mm
66
X T 10 = 70.469 mm
Tabel 5.6 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode
Distribusi Log Normal
frekuensinya:
n
∑ LogX i
17 . 602
Log X= i −1 = =
n 10 1.760 mm
S LogX =
√ ∑ ( LogX i−Log X )2
i−1
( n−1 )
=
√ 0. 069
9
=
0.087 mm
67
Tabel 5.7 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Pearson III
No Tahu
. n
X Log X (LogX LogX) ( LogX Log X ) 2 ( LogX Log X ) 3 ( LogX Log X ) 4
1 2011 84.00 1.924 0.164 0.027 0.004 0.001
2 2013 67.67 1.830 0.070 0.005 0.000 0.000
3 2018 64.97 1.813 0.053 0.003 0.000 0.000
4 2012 64.57 1.810 0.050 0.003 0.000 0.000
5 2009 57.10 1.757 -0.003 0.000 0.000 0.000
6 2014 54.23 1.734 -0.026 0.001 0.000 0.000
7 2010 52.23 1.718 -0.042 0.002 0.000 0.000
8 2015 51.00 1.708 -0.052 0.003 0.000 0.000
9 2017 49.80 1.697 -0.063 0.004 0.000 0.000
10 2016 40.80 1.611 -0.149 0.022 -0.003 0.000
17.60
∑ 586.37 0.002 0.069 0.0012 0.0013
2
Log X 58.637 1.760
S LogX 0.087
(Sumber; Hasil Perhitungan 2019)
Perkiraan nilai curah hujan maksimum yang diharapkan pada periode ulang
tertentu untuk distribusi Log Pearson III dapat diketahui dengan persamaan 2.6
10×0 .0012
G=
(9 )(8 )(0. 0873 )
68
G= 0.025
Nilai KT pada Log Pearson III berdasarkan pembacaan tabel 2.2 dengan
Log
X T 10 = 1.760+1.282 ¿ 0.069= 1.848mm
X T 10 = 70.469 mm
Tabel 5.8 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode
Distribusi Log Pearson III
perhitungannya, harga ekstrim tersebut yaitu reduksi variasi (YT), reduksi rata –
rata (Yn), dan reduksi standar deviasi (Sn). Adapun Berikut adalah Perhitungan
distribusi frekuensinya:
69
n
∑ Xi
58. 367
X = i−1 = =5 .8367 mm
n 10
Tahu
No X XX (X X )2
n
1 2011 84.000 25.633 657.051
2 2013 67.667 9.300 86.484
3 2018 64.967 6.600 43.556
4 2012 64.567 6.200 38.436
5 2009 57.100 -1.267 1.605
6 2014 54.233 -4.134 17.087
7 2010 52.233 -6.134 37.622
8 2015 51.000 -7.367 54.273
9 2017 49.800 -8.567 73.393
10 2016 40.800 -17.567 308.599
∑ 17.602 2.697 1318.106
X 58.367
S 12.101
(Sumber; hasil Perhitungan 2019)
ulang tertentu pada distribusi normal dapat diketahui dengan persamaan 2.7.
X T X KT S
YT Yn
KT
Sn
70
eduksi standar deviasi (Sn) berdasarkan pembacaan
dengan banyaknya data (n) = 10 didapatkan nilai, seperti pada tabel 5.10.
Tabel 5.10 Nilai YT, Yn, Sn untuk Berbagai Periode Ulang Rencana
Periode Ulang YT Yn Sn KT
2 0.3665 0.4952 0.9496 -0.136
5 1.4999 0.4952 0.9496 1.058
10 2.2502 0.4952 0.9496 1.848
25 3.1985 0.4952 0.9496 2.847
(Sumber Hasil Perhitungan, 2019)
Tabel 5.11 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode
Distribusi Gumbel
Hujan Rancangan
Periode Ulang X KT S
(XT )
2 58.367 mm -0.136 12.101 56.721 mm
5 58.367 mm 1.058 12.101 71.170 mm
10 58.367 mm 1.848 12.101 80.730 mm
25 58.367 mm 2.847 12.101 92.819 mm
(Sumber Hasil Perhitungan ,2019)
Dalam analisis Frekuensi data hujan atau data debit guna memperoleh nilai
hujan rencana atau debit rencana, dikenal beberapa distribusi probabilitas kontinu
71
yang sering digunakan, yaitu: Cumbel, Normal, Log Normal, dan Log Pearson
Tipe lll.
berikut:
S 12. 101
Cv= = =0 . 207
X 58. 367
3
n×∑ ( X−X ) 10×11419.010
Cs 3
= =
( n−1 ) ( n−2 ) ×S 9×8×12. 1013 0.895
S LogX =
√ ∑ ( LogX i−Log X ) 2
i −1
( n−1 )
=
√ 0 . 069
9 =0.087
72
S LogX0 .087
Cv= = =
Log X 1 .760 0.049
Hasil Dispersi
Dispers
No Parameter Statistik Parameter Statistik
i
Normal Logaritma
1 S 12.101 0.087
2 Cs 0.895 0.0253
3 Ck 0.507 0.450
4 Cv 0.207 0.049
(Sumber Hasil Perhitungan, 2020)
Tabel 5.13 Perbandingan Hasil Analisis Data dengan Syarat Jenis Sebarannya
Hasil
Jenis Sebaran Syarat Keterangan
Perhitungan
Cs≈0 0.895
Normal Memenuhi
Ck≈3 0.507
Cv≈0.06 0.026
Log Normal Memenuhi
Cs = Cv3+3Cv =0.147 0.078
Cs≠0 0.025
Log Pearson Tipe III Memenuhi
Cv≈0.3 0.049
Cs<1.14 0.0895
Gumbel Memenuhi
Ck<5.4 0.507
73
Uji kesesuaian distribusi frekuensi yang dilakukan pada tugas akhir ini
X
2
N
Oi Ei 2
i 1 Ei
Langkah pertama pada uji chi – kuadrat adalah mengurutkan data curah
74
Pengujian Chi – Kuadrat dilakukan pada seluruh metode distribusi
frekuensi, yaitu Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson
= 1 3.3 log 10
= 4.322 ≈ 5 kelas
Parameter (p) =2
= 5 - (2+1) = 2
Nilai X2cr dengan jumlah data (n) 10, α = 5% dan Dk = 2 adalah = 5.9910
(Tabel 2.7)
3. Kelas Distribusi
1
Kelas distribusi = 5 x 100% = 20%, interval distribusi adalah: 20%; 40%;
60%; 80%
Presentase 20%
1 1
P(x) 20% diperoleh T = Px = 0.20 = 5 tahun
Presentase 40%
75
1 1
P(x) 40% diperoleh T = Px = 0.40 = 2.5 tahun
Presentase 60%
1 1
P(x) 60% diperoleh T = Px = 0.60 = 1.67 tahun
Presentase 80%
1 1
P(x) 80% diperoleh T = Px = 0.80 = 1.25 tahun
X T =X +K T S
Interval Kelas:
X T = 58.367 + (-0.84)(12.101)
= 48.202 mm
Sehingga:
X5 = 68.531 mm.
76
X1.67 = 55.341 mm.
Log X
Nilai = 1.760 (Lihat Tabel 5.5)
SLogX
Nilai = 0.069 (Lihat Tabel 5.5)
LogX T
= 1.760 +(-0.84)(0.069)
=1.702 mm
Sehingga:
X5 = 1.817 mm.
77
T = 1.25 maka KT = -0.2241
SLogX
Nilai = 0,087 (Lihat Tabel 5.7)
LogX T
= 1.760+(-0.2241)(0.087)
Sehingga:
X5 = 1.832 mm.
T 1
Yt Ln Ln
T
Yt Yn Yt 0.4952
K
Sn 0.9497
78
Sehingga:
X T X KT S
XT
= 58.367+(-1.0225)(12.101)
XT
= 45.993
Sehingga:
X5 = 71.168 mm.
79
5. Perhitungan nilai X2. N
80
5 Log X > 1.832 2 2 0 0
∑ 10 10 11
(Sumber; Hasil Perhitungan, 2019)
terkecil dan lebih kecil dari simpangan kritis, atau dirumuskan sebagai
berikut:
81
Berdasarkan Tabel (5.19) dari semua distribusi probabilitas diatas, hanya
distribusi Log Pearson Tipe III yang tidak memenuhi syarat X terhitung X
2
cr
maka distribusi Log Pearson Tipe III tidak dapat diterima. Tapi distribusi Normal,
X 2 terhitung X cr
dan hasilnya dapat diterima. Namun yang paling baik untuk
menganalisis seri data hujan pada tabel 5.15 adalah distribusi Gumbel. Karena
mempunyai nilai simpangan terkecil dan lebih kecil dari nilai simpangan kritis.
memiliku kesamaan yaitu pertama data pada metode distribusi normal dan
gumbel, kedua data pada metode log normal dan log pearson III. Adapun
82
Perhitungan uji Smirnov – Kolmogorov pada metode distribusi normal dan
m 1
P( X ) 0.091
n 1 10 1
1 P( X ) 1 0.091 0.909
normal
83
Xi−X 84 .00−58.367
f (t )= = =2 .119
S 12 .101
normal terlampir)
Dmaks=|0.455−0.641|= 0.186
adalah 0.32 sehingga Dmaks < Dmaks(20%) maka distribusi normal dan
Pearson III
84
M Log Xi P(X) P(X<) f(t) P'(X) P'(X<) D
A B C D E f g h
1 1.924 0.091 0.909 1.885 0.068 0.932 0.023
2 1.830 0.182 0.818 0.804 0.069 0.931 0.112
3 1.811 0.273 0.727 0.586 0.230 0.770 0.043
4 1.810 0.364 0.636 0.585 0.456 0.544 0.093
5 1.757 0.455 0.545 -0.003 0.626 0.375 0.171
6 1.734 0.545 0.455 -0.298 0.626 0.375 0.080
7 1.717 0.636 0.364 -0.494 0.629 0.371 0.007
8 1.707 0.727 0.273 -0.609 0.677 0.323 0.050
9 1.690 0.818 0.182 -0.804 0.742 0.258 0.076
10 1.610 0.909 0.091 -1.691 0.960 0.040 0.051
(Sumber;Hasil Perhitungan, 2019)
m 1
P( X ) 0.091
n 1 10 1
1 P( X ) 1 0.091 0.909
normal
LogXi−Log X 1 .924−1.760
f (t )= = =1 .885
S Logx 0 .087
normal terlampir)
85
Kolom f = Peluang teoritis = 1-luas wilayah dibawah kurva normal
sehingga Dmaks < Dmaks(20%) maka distribusi log normal dan log pearson tipe III
dapat diterima.
86
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengujian yang telah dilakukan,
diketahui bahwa hanya hasil distribusi hujan dari metode log pearson tipe III yang
tidak dapat diterima dan hasil dari ketiga metode lainnya dapat diterima untuk
dijadikan sebagai curah hujan rencana, dan pada perencanaan drainase tugas akhir
ini nilai curah hujan rencana yang digunakan adalah nilai curah hujan pada
metode distribusi log normal memiliki selisih data pengamatan dan data teoritis
yang kecil (Dmaks = 0,171) sehingga asumsi data yang digunakan lebih akurat.
Tabel 5.24 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode
Distribusi Log Normal
Perumahan Komplek Pelita dan Perumahan Komplek Marinir dengan luas lahan:
1. Saluran Primer P1
87
Tabel 5.25 Koefisien Saluran P1
(C1×A1)+(C2×A2)+(C3×A3 )
C = A
= 0.722
2. Saluran Sekunder S1
sebagai berikut:
(C1×A1)+(C2×A2)+(C3×A3 )
C = A
(0,7×0,0276)+(0,9×0,0064 )+(0,2×0,0005 )
= 0,0345
88
= 0,731
Griya Asri Sukmajaya dapat dilihat pada Tabel 5.27 berikut ini.
Taman, Ruang
Perumahan Jalan
Nama Terbuka
Ctotal
Saluran Luas Luas Luas
C C C
(Km2) (Km2) (Km2)
0,00310
P1 0,7 0,0004 0,9 0 0,3 0,72283
4
0,01275 0,0004
P2 0,7 0,9 0 0,3 0,70726
2 8
0,02269
P3 0,7 0,0008 0,9 0 0,3 0,70681
3
0,02756
S1 0,7 0,0064 0,9 0,0005 0,3 0,73133
8
0,03244
S2 0,7 0,0064 0,9 0,0002 0,3 0,73073
5
0,02372
S3 0,7 0,0056 0,9 0 0,3 0,65869
4
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)
oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat
komponen, yaitu:
89
2. Waktu perjalanan dari pertama masuk saluran sampai titik keluaran (td).
2 n
to =
[ 3
×3,28×L×
√S ]
Ls
td = 60V
tc = to + td
Ls = Panjang saluran dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (km)
S = Kemiringan lahan
1. Saluran Primer P1
2 n
to =
[ 3
×3,28×L×
√S ]
2 0,013
=
[ 3
×3,28×45×
√0,022 ]
= 8,581 menit
71
td = 60V
90
71
= 60×5 ,866
= 0,20 menit
tc = 8,581 + 0,20
= 8,781 menit
= 0,146 jam
2. Saluran Sekunder S1
2 n
to =
[ 3
×3,28×L×
√S ]
2 0,013
=
[ 3
×3,28×90×
0 , 011 ]
= 24,271 menit
Ls
td = 60V
298
= 60×1,337
= 3.714 menit
tc = 24.271 + 3.714
= 27.985 menit
= 0.466 jam
Griya Asri Sukmajaya Depok dapat dilihat pada Tabel 5.28 berikut ini.
91
Tabel 5.28 Rekapitulasi Waktu Konsentrasi Saluran
Nama Panjang Tc
Tc (Jam)
Saluran Saluran (menit)
P1 71 8.783 0,146
P2 127 14,439 0.241
P3 230 14,951 0,249
S1 298 27.985 0,466
S2 295 27.883 0.465
S3 240 15.252 0,254
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)
waktu konsentrasi (Tc) yang digunakan yaitu pada saluran S1 sebesar 0,466 jam.
Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada
suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Metode yang digunakan
untuk menganalisis intensitas curah hujan yaitu Metode Mononobe karena curah
hujan yang digunakan untuk analisis ini adalah curah hujan harian. Periode ulang
yang digunakan untuk perencanaan adalah kala ulang 5 tahun. Pemilihan periode
ulang 5 tahun berdasarkan luas wilayah dan jenis kota menurut Peraturan Menteri
2
R 24 24
I=
24 t c( ) 3
Dimana:
92
R24 = Hujan rancangan periode ulang tertentu (mm)
Sukmajaya Depok
1. Saluran Primer P1
2
X 5 24
Intensitas Hujan (I) =
( )
24 t c
3
2
71,170 24
= 24 ( )
8,783
3
= 88.832 mm/jam
2. Saluran Sekunder S1
2
X 5 24
Intensitas Hujan (I) =
( )
24 t c
3
2
71.170 24
= 24
× (
27.985 ) 3
= 41.024 mm/jam
Rekapitulasi intensitas hujan pada saluran yang mengalir pada Perumahan Griya
Asri Sukmajaya Depok dapat dilihat pada Tabel 5.29 berikut ini.
Nama
Tc (Jam) I (mm/jam)
Saluran
Primer P1 0.146 88,832
Primer P2 0,241 63,773
93
Primer P3 0,249 62,308
Sekunder S1 0.466 41,024
Sekunder S2 0,465 41,125
Sekunder S3 0.254 61,487
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)
luas daerah perencanaan ulang drainase yaitu 14,5 ha dan syarat luas pengaliran
kurang dari 300 ha. Adapun perhitungan debit rencana pada Perumahan Griya
1. Saluran Primer P1
Qr = 0,278×C×I× A
= 0,03 m3/det
Qr = 0,03 + 0.882
=0.911 m3/det
2. Saluran Sekunder S1
Qr = 0,278×C×I× A
94
= 0,882 m3/det
Rekapitulasi debit rencana pada saluran yang mengalir pada Perumahan Griya
Nama
No C I A Qt
Saluran
1 P1 0.723 41.024 0.114197 0.911
2 P2 0.707 41.024 0.127429 1.018
3 P3 0.707 41.024 0.150922 1.207
4 S1 0.731 41.024 0.035824 0.882
5 S2 0.731 41.024 0.039045 0.595
6 S3 0.659 41.024 0.035824 0.269
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)
rencana atau dengan kata lain debit yang dialirkan oleh saluran (Qs) sama atau
lebih besar dari debit rencana (Qr) hubungan ini ditunjukan denga syarat sebagai
berikut:
Qs ≥ Qr
Tahun 2014, debit rencana yang digunakan untuk Kota Metropolitan dengan luas
daerah tangkapan air 10 – 100 Ha yaitu menggunakan kala ulang 5 tahun. Adapun
perhitungan debit pada saluran yang berada Perumahan Griya Asri Sukmajaya
95
1. Saluran Primer P1
= 0.44 m
= 0,11 m
= 0,7+(2×0 , 44 )
= 1,58 m
As
R (jari – jari hidrolis) = P
0. 814
= 1.58
= 0.5151 m
tinggi tanah di bagian tertinggi, t1 adalah tinggi tanah di bagian terendah, dan
96
t2−t1
×100%
I (kemiringan saluran) = Ls
93−92
×100%
= 71
= 0,014
Wesli, 2008)
2 1
1 3 2
×R ×I
V = n
2 1
1
×0 ,5151 3 ×0 , 014 2
= 0,013
= 5,868 m/det
Qs = As x V
= 0.814 x 5,868
= 4,776 m3/det
Syarat Qs ≥ Qr
2. Saluran Sekunder S1
97
d (kedalaman air dalam saluran) = 0,8×H
= 0,48 m
= 0,12 m
= 0,5×0,48
= 0,24 m2
= 0,5+(2×0 , 48 )
= 1,46 m
As
R (jari – jari hidrolis) = P
0.24
= 1,46
= 0,1643 m
tinggi tanah di bagian tertinggi, t1 adalah tinggi tanah di bagian terendah, dan
t2−t1
×100%
I (kemiringan saluran) = Ls
93−92
×100%
= 298
= 0,003
98
V (kecepatan rata – rata aliran didalam saluran menggunakan rumus Manning
Wesli, 2008)
2 1
1 3 2
×R ×I
V = n
2 1
1
×0 ,1643 3 ×0 , 003 2
= 0,013
= 1.3371 m/det
Qs = As x V
= 0,24 x 1.3371
= 0,321 m3/det
Syarat Qs ≥ Qr
99
S1 0,321 0.881 Banjir
S2 0.330 0.595 Banjir
S3 0.353 0.403 Banjir
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)
memasukan data cross section saluran sesuain dengan dimensi yang ada dan debit
banjir kala ulang 5 tahun, kemudian dianalisis berdasarkan analisis steady flow
data. Output dari HEC–RAS tersebut menunjukan profil muka air yang limpas
dari dinding saluran. Berikut adalah gambar peta saluran drainase dan data debit
banjir yang mengalir pada setiap masing – masing saluran yang akan di input ke
100
S1 eksisting Plan: Plan 01
s ta 298
.013
2.0 Legend
1.8 EG Q5 tahun
WS Q5 tahun
Elevation (ft)
1.6 Ground
Bank Sta
1.4
1.2
1.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Station (ft)
EG Q5 tahun
WS Q5 tahun
1.5
Ground
Elevation (ft)
1.0
0.5
0.0
0 50 100 150 200 250 300
Main Channel Dis tance (ft)
101
s2 Plan: Plan 01
STA 298
.013
2.0 Legend
1.8 EG Q5 Tahun
WS Q5 Tahun
Elevation (m)
1.6 Ground
Bank Sta
1.4
1.2
1.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Station (m)
s2 Plan: Plan 01
s2 Sekunder
2.0 Legend
EG Q5 Tahun
WS Q5 Tahun
1.5
Ground
Elevation (m)
1.0
0.5
0.0
0 50 100 150 200 250 300
Main Channel Dis tance (m)
102
S3 Albar eksis Plan: Plan 02
s ta 240
.013
Legend
2.6
EG Q5 Tahun
2.5 WS Q5 Tahun
Elevation (ft)
2.4 Ground
2.2
2.1
2.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Station (ft)
WS PF 1
2.0 Crit PF 1
Ground
Elevation (m)
1.5 LOB
ROB
1.0
0.5
0.0
0 50 100 150 200 250
Main Channel Distance (m)
103
5.2.3 Desain Saluran Drainase
Pemilihan desain saluran drainase tidak terlepas dari beberapa syarat dan
ketentuan seperti kesesuaian jenis saluran terhadap lokasi perencanaan dan bentuk
Tata guna tanah daerah perencanaan yang akan berpengaruh terhadap ketersediaan
bahwa berdasarkan kondisi wilayah Perumahan Griya Asri Sukmajaya syarat dan
ketetntuan yang berlaku diatas menunjukan bahwa desain saluran drainase yang
cocok adalah bentuk segiempat saluran terbuka dengan bahan material beton
pracetak untuk saluran sekunder dan material batu belah untuk saluran primer,
guna lahan dan ruang di wilayah Kota Jakarta yang termasuk kedalam tipe
pemukiman sedang dan padat, serta bentuk dinding saluran segiempat yang tegak
akan lebih menghemat lahan. Data perencanaan drainase yang akan dipergunakan
104
Gambar 5.7 Denah Penaganaan Perumahan Griya Asri Sukmajaya
105
Tabel 5.32 Dimensi Redesign Saluran Perumahan Griya Asri Sukmajaya
Dimensi
Nama Bentuk Jenis
Panjang Lebar Tinggi
Saluran Saluran Perkerasan
(m) (m) (m)
S1 295 1 1 Persegi Beton
S2 298 0.80 0.80 Persegi Beton
S3 240 0.60 0.60 Persegi Beton
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)
JARI KEMI
LA T LB JAG KEDA LUAS KELI
Seg JARI RING
AAN LAMAN BASAH LING MAN V Qs Qt
HIDROLI AN
AIR NING m3/de m3/de m3/de
S (S)
(m) (m) (m) (F) (D) (A) (P) (n) t t t
(R)
S1 1 1 1 0.20 0.80 0.800 2.600 0.308 0.003 0.013 2.031 1.625 0.882
S2 0.8 0.8 0.8 0.16 0.64 0.512 2.080 0.246 0.003 0.013 1.750 0.869 0.595
S3 0.6 0.6 0.6 0.12 0.48 0.288 1.560 0.185 0.008 0.013 2.277 0.656 0.269
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)
106
1. Saluran Primer S1
= 0.80 m
= 0,20 m
= 1×0 .80
= 0.80 m2
= 1+(2×0.80 )
= 2,6 m
As
R (jari – jari hidrolis) = P
0. 80
= 2. 6
= 0,308 m
tinggi tanah di bagian tertinggi, t1 adalah tinggi tanah di bagian terendah, dan
t2−t1
×100%
I (kemiringan saluran) = Ls
107
93−92
×100%
= 298
= 0,003
Wesli, 2008)
2 1
1
×R 3×I 2
V = n
2 1
1 3 2
×0 ,308 ×0 , 003
= 0,013
= 2.031 m/det
Qs = As x V
= 0.80 x 2.031
= 1.625 m3/det
Syarat Qs ≥ Qr
Hasil rekapitulasi analisis drainase eksisting pada dapat dilihat pada Tabel 5.35
berikut ini.
108
Tabel 5.35 Rekapitulasi Hasil Redesign Saluran Drainase
Nama
Qs Qt Keterangan
Saluran
P1 4.776 0.911 Aman
P2 4.748 1.018 Aman
P3 5.815 1.207 Aman
S1 1.625 0.882 Aman
S2 0.896 0.595 Aman
S3 0.656 0.269 Aman
(Sumber : Hasil Perhitungan, 2020)
2.0 EG Q5 Tahun
WS Q5 Tahun
1.8
Elevation (m)
Ground
1.6
Bank Sta
1.4
1.2
1.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Station (m)
109
S1 RDSign AL Plan: Plan 01
S1 RDSign AL sekunder
2.5 Legend
EG Q5 Tahun
2.0 WS Q5 Tahun
Ground
Elevation (m)
1.5
1.0
0.5
0.0
0 50 100 150 200 250 300
Main Channel Dis tance (m)
EG Q5 Tahun
1.6
WS Q5 Tahun
Elevation (ft)
Ground
1.4
Bank Sta
1.2
1.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Station (ft)
110
S2 RDSign Alba Plan: Plan 01
S2 RDSign Alba s ekunder
1.6 Legend
1.4 EG Q5 Tahun
WS Q5 Tahun
1.2
Ground
1.0
Elevation (ft)
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0 50 100 150 200 250 300
Main Channel Dis tance (ft)
2.5
Ground
2.4
Bank Sta
2.3
2.2
2.1
2.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Station (m)
111
S3 Redisign Plan: Plan 01
S3 Red is ig n seku nde r
3.0 Le gend
EG Q5 tahun
2.5
WS Q5 tahun
Ground
2.0
Elev atio n (m )
1.5
1.0
0.5
0.0
0 50 10 0 15 0 20 0 25 0
Main Cha nnel Dis tance (m)
memperbaiki saluran eksisting yang tidak mampu menampung debit banjir, dan
diharapkan ketika hujan turun di wilayah sekitar kawasan perumahan tidak terjadi
U Ditch baru pada titik titik yang sebelumnya tergenang melewati kanstin Jalan.
Pekerjaan pada fisik saluran agar optimal dan sesuai dengan permen pu 12 thn 2014
112
Tabel 5.38 Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Jumlah
8.000,000
Jasa 10%
800,000
Jumlah Total 8.000,000
Jumlah Total 8,850,000
C 02 1 M3 BONGKARAN BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT
0.360
Pekerja Oh 100,000.00
0 4.352.000
0.060
Mandor Oh 120,000.00
0 2,000.000
0.080
Operator Jack Hammer Oh 100,000.00
0 2,000.000
0.280
Jack Hammer Jam 80,000.00
0 2,400.000
Jumlah
8.352.000
Jasa 10%
800.000
Jumlah Total 9,152.000
113
Tabel 5.40 Analisa Harga Satuan Pekerjaan U Ditch
D 21 1 M3 SALURAN S1
0.8
Mandor Oh 120,000.00 2,000,000
976
0
Operator Truk Crane Jam 150,000.00 3.250.000
.0480
U Ditch Uk 80x80x120 295,00 m2 1,095,000.00 323,025,000,00
Jumlah
342,525.000,00
Jasa 10%
34.252.000.00
Jumlah Total 377,050.000.00
0 1 M2 SALURAN S3
Pekerja 0.1987 Oh 100.000,00
13,500.00
Mandor 0.5967 Oh 120,000.00
2,000.000
Operator Truk Crane 0.0350 Jam 150,000.00
3.365,000
U Ditch uk 60x60x120 240.00 735,000.00
m2 176.400.000,00
Jumlah
199,400,000,00
Jasa 10%
19.940.000.00
Jumlah Total 219,340,000.00
114
5.3.1 RENCANA ANGGARAN BIAYA
Berikut ini adalah tabel dari perhitungan rencana anggaran biaya saluran,
Rencana anggaran biaya total dari saluran sekunder (S1-S3) Perumahan Griya
Tujuh Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).
115