Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN IRIGASI I

PERENCANAAN SALURAN IRIGASI

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Indra Lasmana ST, MT

Oleh :

JULIA WILA LO,O

(2123716579)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK PERANCANGAN IRIGASI DAN


PENANGANAN PANTAI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2023
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Analisis Curah Hujan


3.1.1. Data curah hujan
Untuk menghitung curah hujan rata-rata setengah bulanan menggunakan metode
rata- rata aljabar, diperlukan data – data curah hujan sebagai parameter dasar untuk
perhitingan. Data yang adalah data curah hujan harian 10 tahun terakhir yang kemudian
dihitung menjadi data curah hujan setengah bulanan.
Data-data tersebut diperoleh dari pos hujan Atambua dengan rincian sebagai
berikut:
Nama pos : pos hujan Atambua
Elevasi : 20 mdpl
Lintang : 9,57°
Bujur : 124,53°
Data hujan yang diambil : 10 tahun ( dari tahun 2000 – 2008 )
Perhitungan curah hujan rata-rata tahun 2000 pada bulan Januari periode I menggunakan
persamaan berikut:

R = 1/3 (R1+R2+R3)
R = 1/3 (17,00+66,00+144,00)
R = 75,67

Perhitungan seleksi curah hujan rata-rata stasiun hujan Atambua, Umarese dan
stasiun Fatukmesak, diperoleh nilai curah hujan rata-rata pada bulan Januari I sebesar 75,67
mm, untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada table 3.1
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
NO TAHUN
I II I II I II I II I II I II
1 2000 75.67 204.00 170.00 223.67 132.67 61.67 80.67 10.67 1.33 0.00 0.00 0.00
2 2001 270.00 228.00 203.67 297.33 122.33 116.33 89.67 48.67 0.00 0.00 11.67 2.33
3 2002 160.67 152.67 244.33 187.33 116.33 108.00 59.67 52.00 0.00 4.67 6.33 1.00
4 2003 144.00 219.00 273.67 329.00 264.67 73.33 48.00 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 2004 279.00 324.00 230.33 275.33 349.67 126.33 102.00 11.33 29.67 14.67 0.00 13.00
6 2005 118.33 153.67 202.33 262.00 263.00 60.67 63.33 49.67 29.33 23.00 0.00 0.00
7 2006 199.67 173.67 342.00 314.00 129.67 99.00 42.33 24.33 0.00 0.00 21.33 0.00
8 2007 234.33 235.33 237.67 258.00 84.67 224.33 168.00 81.33 65.33 27.33 35.67 0.00
9 2008 246.33 352.00 254.00 127.33 82.00 150.67 107.67 119.00 17.67 13.67 11.67 40.67
10 2009 168.67 164.00 112.33 136.00 272.67 116.67 194.33 118.67 60.33 29.67 13.33 0.00
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
I II I II I II I II I II I II
0.00 0.00 0.00 3.33 0.00 0.00 53.00 17.33 31.33 73.33 164.33 97.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 31.00 1.00 47.67 33.33 169.33 282.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 43.67 88.67 180.67 213.67
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 10.33 33.00 198.00 188.33
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8.67 10.00 116.33 119.67 164.67 194.67
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 20.00 19.33 4.67 133.33 160.33 421.33
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12.00 0.00 2.33 58.33 198.00 248.33
8.33 4.33 0.00 15.33 5.00 34.00 4.33 84.67 175.67 30.33 139.00 175.00
43.33 38.67 14.67 0.00 11.67 0.00 41.00 46.00 35.33 165.67 196.67 214.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 62.67 5.33 24.33 44.33 127.67 121.67

Sumber : Hasil Perhitungan

3.1.2. perhitungan curah hujan andalan ( R80 )

Perhitungan curah hujan andalan (Rao) dicari menggunakan metode Weishbull.


Dalam perhitungan ini data yang ada diurutkan dari yang terbesar ke yang terkecil kemudian
ditentukan probabilitas untuk setiap data. Sebagai contoh perhitungan diambil probabilitas
pada data urutan pertama dan dihitung menggunakan persamaan berikut :

m
P= x 100(%)
n+1

Dengan :

P = probabilitas terjadinya kumpulan nilai yang diharapkan selama periode pengamatan

m = nomor urut kejadian, dengan urutan variasi dari besar ke kecil

n = jumlah data

Dengan demikian, debit andalan 80% adalah berdasarkan pada debit yang
mendekati atau sama dengan nilai probabilitas (P) 80%.Sedangkan untuk perhitungan R80
diambil data pada bulan januari periode 1.

1
Pr 1= x 100 ( % )=9 %
10+1

Cara yang sama juga dilakukan untuk data urutan selanjutnya (m=2 sampai m=10)
Contoh perhitungan untuk menemukan nilai interpolasi dari nilai R80 pada bulan januari I
dapat ditulis sebagai berikut :

82−80 118 , 3−x 2 118 , 3−x 118 , 3−x


R 80 jan 1= = = + =0 , 28=
80−73 x−144 7 x−144 x−144

= 0,28 ( x – 144) = 118,3 - x


= 0,28x – 40,32 = 118,3 – x

= 0,28x + x = 118,3 + 40,32

= 1,4x = 158,62

= x = 123,47 mm/hri

Jadi, nilai curah hujan andalan (R80) pada bulan januari periode I adalah sebesar 123,47
mm/hari. Selanjutnya perhitungan nilai R80 dengan metode weishbull untuk periode lainnya
dapat dilihat pada tabel 3.2.

tabel 4.2 hasil perhitungan andalan (R 80) dan curah hujan efektif tanaman (Re)
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
NO P%
I II I II I II I II I II I II
1 9% 279.00 352.00 342.00 329.00 349.67 224.33 194.33 119.00 65.33 29.67 35.67 40.67
2 18% 270.00 324.00 273.67 314.00 272.67 150.67 168.00 118.67 60.33 27.33 21.33 13.00
3 27% 246.33 235.33 254.00 297.33 264.67 126.33 107.67 81.33 29.67 23.00 13.33 2.33
4 36% 234.33 228.00 244.33 275.33 263.00 116.67 102.00 52.00 29.33 14.67 11.67 1.00
5 45% 199.67 219.00 237.67 262.00 132.67 116.33 89.67 49.67 17.67 13.67 11.67 0.00
6 55% 168.67 204.00 230.33 258.00 129.67 108.00 80.67 48.67 1.33 4.67 6.33 0.00
7 64% 160.67 173.67 203.67 223.67 122.33 99.00 63.33 24.33 0.00 0.00 0.00 0.00
8 73% 144.00 164.00 202.33 187.33 116.33 73.33 59.67 11.33 0.00 0.00 0.00 0.00
9 82% 118.33 153.67 170.00 136.00 84.67 61.67 48.00 10.67 0.00 0.00 0.00 0.00
10 91% 75.67 152.67 112.33 127.33 82.00 60.67 42.33 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Re PADI (mm/hr) 5.76 7.27 8.24 6.83 4.25 2.99 2.35 0.50 0.00 0.00 0.00 0.00
Re BAWANG (mm/hr) 4.11556 5.191111 5.882222 4.875556 3.033333 2.133333 1.677778 0.36 0 0 0 0
R80 123.47 155.73 176.47 146.27 91.00 64.00 50.33 10.80 0.00 0.00 0.00 0.00

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER


I II I II I II I II I II I II
43.33 38.67 14.67 15.33 11.67 34.00 62.67 84.67 175.67 165.67 198.00 421.33
8.33 4.33 0.00 3.33 5.00 0.00 53.00 46.00 116.33 133.33 198.00 282.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 41.00 19.33 47.67 119.67 196.67 248.33
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 31.00 17.33 43.67 88.67 180.67 214.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 20.00 10.00 35.33 73.33 169.33 213.67
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12.00 5.33 31.33 58.33 164.67 194.67
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8.67 1.00 24.33 44.33 164.33 188.33
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.33 0.00 10.33 33.33 160.33 175.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.67 33.00 139.00 121.67
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.33 30.33 127.67 97.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.00 0.27 1.54 6.69 6.18
0 0 0 0 0 0 0.028889 0 0.193333 1.102222 4.775556 4.411111
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.87 0.00 5.80 33.07 143.27 132.33

Sumber : Hasil Perhitungan

3.1.3. Perhitungan curah hujan efektif tanaman ( Re )

Curah hujan efektif adalah hujan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tanaman. Hujan efektif harian adalah 70% dari 80% probabilitas untuk tanaman padi dan
50% dari 80% untuk tanaman palawija. Perhitungan nilai curah hujan efektif menggunakan
persamaan berikut:

 Untuk tanaman padi : Re = ( 0,7 x R80) / 15


 Sedangkan untuk tanaman palawija : Re = (0,5 x R80) / 15

Untuk contoh perhitungan diambil perhitungan curah hujan efektif pada bulan
januari periode I dari curah hujan andalan (R80) metode weishbull sabagai berikut :

a) Re padi = (0,7 x R80) / 15


= (0,7 x 123,47) / 15
= 5,7 mm/hari
b) Re palawija = (0,5 x R80) / 15
= (0,5 x 123,47 ) / 15
= 4,1 mm/hari
Selanjutnya, hasil perhitungan curah hujan efektif (Re) untuk periode lainyadapat
dilihat pada tabel 3.2

Dari data-data tersebut dapat dilihat bagaimana kondisi curah hujan yang terjadi
pada lokasi penelitian, dimana curah hujan terbesar terjadi pada bulan desember periode II
tahun 2000 dengan curah hujan sebesar 421,33 mm. Kondisi terburuk terjadi pada bulan
juni periode II tahun 2003, disebabkan karena selama 10 talum terakhir hujan yang turun
sangat sedikit dengan rata-rata curah hujan pada periode tersebut hanya sebesar 1,00 mm
dan hanya terjadi hujan satu kali pada tahun 2000 bulan juni periode II yaitu sebesar 14,47
mm.
Data hujan yang ada kemudian digunakan untuk menghitung curah hujan andalan
(R80) dan curah hujan efektif (Re) pada tabel 3.2 setiap periode. Dari perhitungan ini
diperoleh nilai R80 terbesar terjadi pada bulan januari periode I yaitu sebesar 123,47 mm.

3.2. Analisis Data Klimatologi


3.2.1. Data klimatologi
Data klimatologi diperlukan untuk menghitung nilai evapotranspirasi potensial.
Data ini diperoleh dari Stasiun Meteorologi Lasiana dengan rincian sebagai berikut :
Nama stasiun : Lasiana
Elevasi : 20
Elevasi proyek : 379 m

ΔΗ : 359
a : 0,21 ( konstanta )
b : 0,50 ( konstanta )
Lintang : 10° 08’ 19” LS
Bujur : 123° 40’ 02” BT
Data klimatologi yang dibutuhkan untuk perhitungan evapotranspirasi potensial
adalah sebagai berikut :
a. Temperatur (T)
b. Kelembaban Relatif (RH)
c. Kecepatan Angin (u)
d. Penyinaran Matahari (n)
Data yang digunakan merupakan data klimatologi 10 tahun terakhir, yaitu dari
tahun 2000-2009 (data terlampir).

3.2.2. Perhitungan Evapotranspirasi Potensial


Nilai evapotranspirasi potensial dihitung dengan menggunakan metode Penman
Modifikasi. Hal ini dikarenakan data klimatologi yang ada (data temperatur, kelembaban
relatif, kecepatan angin, dan penyinaran matahari) merupakan data yang cocok dipakai
dengan metode penman modifikasi. Data klimatologi selama 10 tahun terakhir kemudian
dirata-ratakan untuk selanjutnya dihitung besarnya evapotranspirasi potensial rata-rata
setiap bulannya.
Dalam perhitungan menggunakan metode penman modifikasi, diambil data pada
bulan januari sebagai contoh perhitungan. Langkah-langkah perhitungan evapotranspirasi
potensial dengan metode penman modifikasi adalah sebagai berikut:

I. DATA

REKAPITULASI DATA KLIMATOLOGI BULANAN


Kota Kupang
Tahun 1986 - 2019
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
Suhu Udara (ºc) 27.55 27.37 26.94 27.42 27.28 26.24 25.87 26.18 27.22 28.80 29.18 28.16
Keceptan Angin (km/hr) 10.06 8.20 7.49 9.04 11.30 13.89 15.93 15.37 14.26 12.22 10.74 7.41
Kelembaban Udara (%) 85.40 84.30 86.40 78.70 74.10 72.10 68.40 64.90 66.70 67.80 73.00 82.20
Penyinaran Matahari (%) 52.1 59.1 62.8 81 86.9 89.6 92.1 96.8 95.5 91.6 83.5 58.1
Sumber : Hasil Perhitungan

II. KOREKSI DATA


1) Untuk mengoreksi data penyinaran suhu ( T ) dingunakan persamaan berikut:
T = ( T – 0,006 x ΔΗ )
= ( 27,53 – 0,006 x 359 )
= 25,38
2) Mengoreksi data penyinaran matahari ( n )
n = ( n - 0,010 x 10 )
= ( 60,2 – 0,010 x 359 )
= 56,61
III. ANALISIS DATA

1. Menghitung Tekanan Uap Jenuh (ea)


Perhitungan tekanan uap jenuh (ea) pada bulan Januari. parameter yang
dibutuhkan adalah parameter kelembaban udara (RH) dan tekanan uap jenuh (ea).
Contoh perhitungan faktor pembobot (ea) berdasarkan data suhu menggunakan cara
atau metode interpolasi sebagai berikut :
tabel 3.4 Interpolasi Tekanan Uap Air (ea)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Temp (°C) ea Temp (°C) ea Temp (°C) ea Temp (°C) ea Temp (°C) ea Temp (°C) ea
27.53 36.82 27.11 33.83 26.90 35.49 26.90 15.99 27.46 36.67 26.24 14.24
27 35.7 27 33.6 26 33.6 26 15 27 35.7 26 14
28 37.8 28 35.7 27 35.7 27 16.1 28 37.8 27 15

Jul Agt Sep Okt Nov Des


Temp (°C) ea Temp (°C) ea Temp (°C) ea Temp (°C) ea Temp (°C) ea Temp (°C) ea
25.78 35.24 26.01 31.72 27.14 33.90 28.63 39.24 29.18 38.21 28.21 36.14
25 33.60 26 31.7 27 33.6 28 37.8 29 37.8 28 35.70
26 35.7 27 33.6 28 35.7 29 40.1 30 40.1 29 37.8

Sumber : Hasil Perhitungan

Tjanuari = 27,53

Temperatur ( °C ) 27 28 27,53

ea (mmbar) 35,7 37,8 ?

Cara interpolasi

ea=35 , 7+ ( 2728−27
,53−27
) x ( 37 ,8−35 , 7)
= 36,82 mbar

2. Menghitung nilai ed
ed = ea x ( RH / 100 )
= 36,82 x ( 94,1 / 100 )

= 34.65 mbar

3. ea – ed = 36,82 - 34.65
= 2.17 mbar

4. f (u) = 0.27 x ( 1+U/100)


= 0,27 x ( 1 +7,95 /100)
= 0.291

5. 1-W = hasil interpolasoi berdasarkan tabel berikut. :

Tabel 3.5. harga faktor (1 – W) karena pengaruh kecepatan angin yang berbeda
temperatur dan ketinggin yang berbeda

1 – w pada ketinggian 0 500

Temperatur °C = 27,53 ? ?

26 0.25 0.26
28 0.23 0.24

Cara interpolasi
Mencari nilai 1-W pada ketinggian 0
0 , 25+ ( 27 , 53−26 )∗(0 , 23−0 , 25)
1−W =
(27 , 53−26)

= 0.235 mm/hari

Mencari nilai 1-w pada ketinggian 500


0 , 26+ ( 2753−26 )∗( 0 ,24−0 ,26 )
1−W =
(27 , 53−26)

=0.245 mm/hri

Mencari nilai 1-w pada ketinggian 20

Elevasi 1-W
0 0.235
20 ?
500 0.245

0,235+ ( 20−0 )∗(0 , 26−0,235)


1−W =
(500−0)
= 0.235 mm/hari

6. W = hasil interpolasi berdasarkan tabel berikut :


tabel 3.6 : harga faktor W untuk pngaruh radiasi pada temperatur dan ketinggian
yang berbeda .
Temperatur °C 26 28 27,53

W pada ketinggian (m)

0 0.75 0.77 ?

500 0.74 0.76 ?

Cara interpolasi
Nilai W pada ketinggian 0
0 ,75+ ( 27 ,53−26 )∗(0 , 75−0 ,77)
W=
(28−26)

= 0.765 mm/hari

Nilai W pada ketinggian 500


0 ,77+ ( 27 ,53−26 )∗( 0 , 74−0 ,76 )
W=
( 28−26 )

= 0.755 mm/hari

Nilai W pada ketinggian 20

Elevasi W
0 0.765
20 ?
500 0.755

0,765+ ( 20−0 )∗( 0,755−0,765 )


W=
(50−0 )

= 0.765 mm/hri

7. Menghitung posisi lintang (laitude) sebagai berikut :


Letak lintang selatan 10˚08'19,0" LS

08 19
¿ 10+( )+( )
60 100
¿ 10 , 14
8. Ra = hasil interpolasi berdasarkan tabel berikut :
tabel 3. 7. Besarnya radiasi (Ra) pada garis lintang yang berbeda

Ls januari

12 16,6

10 16,4

Cara interpolasi

Interpolasi untuk nila Ra pada garis lintang Ls= 10,14

16 , 4+ ( 10 ,14−10 )∗( 16 , 6−16 , 4 )


Ra=
( 12−10 )

=16,41 mm/hr

9. Perhitungan nilai (n) pada bulan Januari, persamaan parameter yang dibutuhkan adalah
penyinaran matahari (%). Perhitungan nilai (n) pada bulan Januari adalah sebagai
berikut:
n = n / 100 / 12,1
= 60,2 / 100 / 12,1
= 0,049
Sehingga nilai pada bulan Januari didapatkan nilai sebesar 0,049.

10. N = hasil interpolasi berdasarkan tabel berikut tabel 3.8 berkut dengan
cara interpolasi berdasarkan pada letak lintang.
Tabel 3.8. lama penyinaran metahari rata- rata maksimum (N) yang
mungkin terjadi untuk bulan dan garis lintang yang berbeda

Ls Juli N

15 11,3

10 11,6

10.139 ?

Cara interpolasi

Interpolasi untuk mencari nilai Ra pada garis lintang Ls = 10,14 dan dapat
menggunakan persamaan berikut:
11, 6+ ( 10,139−10 )∗( 11,3−11, 6 )
N=
( 15−10 )

= 11.59
Sehingga nilai pada bulan Januari didapatkan nilai sebesar 11,59

11. Menghitung nilai (n/N)


Perhitungan nilai (n/N) pada bulan Januari sebagai berikut :

n/N = 0,049/11.59
= 0.004

12. Rs merupakan radiasi gelombang pendek yang dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
Rs = ( a+b * n/N) * Ra

= ( 0,21 + 0,50 * 0.004 ) * 16,41


= 3,480

13. Menghitung radiasi gelombang bersih (Rns) Perhitungan radiasi gelombang bersih (Rns) pada
bulan Januari. Persamaan yang digunakan pada persamaan berikut :

Rns = (1 – a ) Rs
= (1- 0,21 )* 3,480
= 2,749 mm/hri
parameter yang dibutuhkan adalah radiasi bersih gelombang pendek matahari (Rns)
dan Albedo atau persentase radiasi yang dipantulkan, untuk tanaman acuan pada rumus
penman modifikasi diambil α = 0,21, sedangkan didapatkan hasil perhitungan untuk
radiasi gelombang bersih (Rns) pada bulan Januari sebesar 2,749 mm/hr.

14. Menghitung pengaruh temperetur f(T)


Parameter yang dibutuhkan adalah parameter temperature, Hasil interpolasi berdasarkan
tabel berikut :
Tabel 3.9 pengaruh temperatur f(T) pada radiasi gelombang panjang ( Rn1)

Temperatur (°C) 26 27,5 28

F(T) 15.9 ? 16.3

Cara interpolasi
Interpolasi untuk mencari nilai f(T) dengan suhu = 27,5°C. Dan dapat menggunakan
persamaaan sebagai berikut:
15 , 9+ ( 27 , 5−26 )∗(16 , 3−15 , 9)
f (T )=
(28−26)

= 16.21 mm/hri
15. Menghitung pengaruh tekanan uap f(ed)
Parameter yang
dibutuhkan adalah
tekanan uap actual
(ed), Hasil
interpolasi berdasarkan tabel berikut :
Tabel 3.10. pengaruh tekanan uap jenuh (ed) pada radiasi gelombang panjang (Rn1)

ed (mbar) 32 34 34.648

f (ed) 0.09 0.08 ?

Cara interpolasi
Interpolasi untuk mencari nilai f(ed) dengan nilai ed = 34,648 mbar.dan dapat
menggunakan persamaan berikut :
0 , 09+ ( 34,648−32 )∗( 0 , 08−0 ,09 )
f ( ed )=
( 34−32 )

= 0.077 mm/hari

16. Menghitung pengaruh persentase penyinaran matahari f(n/N)


Parameter yang dibutuhkan adalah parameter presentase penyinaran matahari
f(n/N) dan penyinaran matahari (%) n/N. hasil interolasi berdasarkan tabel berikut :
Tabel 3.11. pengaruh f(n/N) pada radiasi gelombangbpanjang (Rn1)

n/N 0,00 0,05 0,004


F(n/N) 0,10 0,15 ?
Cara interpolasi
Interpolasi untuk memcari nilai f(n/N) dengan nilai n/N = 0,004 mbar. Dapat
menggunakan persamaan berikut :

f ( )
n
N
=
0 , 10+ ( 0,004−0 , 00 )∗( 0 , 15−0 , 10 )
( 0 , 05−0 , 00 )
= 0,104 m/hri
17. Menghitung radiasi bersih gelombang panjang (Rn1)
parameter yang dibutuhkan adalah parameter pengaruh temperature f(T), tekanan uap
f(ed) dan persentase penyinaran matahari f(n/N). Nilai Rn1 dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
Rn1 = f(T) x f(ed) x f(n/N)
= 16,21 x 0.077 x 0,104
= 0,129 mm/hari
18. Menghitung radiasi bersih (Rn)
parameter yang dibutuhkan adalah radiasi gelombang bersih (Rns) dan radiasi bersih
gelombang panjang (Rn1). Nilai Rn daoat dihitung dengan persamaan berikut :
Rn = Rns-Rn1
= 2,749 – 0,129
= 2,62 mm/hari
19. Menghitung kecepatan angin Rata-rata (Ud) dalam m/s
Ud = (U x 1,852 x 1000) / 3600
= 3,550
20. Menghitung perkiraan musim (C) bulan Januari, hasil interpolasi berdasarkan tabel
berikut :
Tabel 3.12 faktor perkiraan C pada persamaan penman
Menghitung nilai C dapata menggunakan persamaan penman
Diketaui : Rh max = 90%
Uday/Unaight = 1,0
Rs = 3,480

RH MAX = 90%
RS 3 6
Uday Uday/Unaihgt=1.0
0 1,02 1,06
3 0,89 0.98
Cara interpolasi
a. Interpilasi nilai c untuk Uday 0 m/s
( 3,480−3 )
¿ x ( 1 , 06−1 , 02 ) +1 , 02
(3−0 )
¿ 1,026
b. Interpolasi nilai c utuk Uday 3 m/s
( 3,480−3 )
¿ x ( 0 , 98−0 , 89 ) +0 , 89
(3−0 )
= 0,904
c. Interpolasi nilai c
(0−0)
c= x ( 0,904−1,026 ) +1,026
(3−0)
= 1,026
IV. Evapotranspirasi potensial
21. Perhitungan eapotranspirasi potensial (et0)
Parameter yang dibutuhkan adalah nilai (c), nilai (W), nilai (Rn), nilai (1-w),
nilai (ea-ed) dan f(U) maka akan mendapatkan nilai evapotranspirasi potensial (ET)
dalam mm/hr. dapat dihitung dengan persemaan berikut:
Et0 = c{W x Rn + (1-W) x f(u) x (ea-ed)}
= 1,026*{0,765 x 2,62+(1-1,026) x 0.235 x ( 2.17 ) }
= 1.71 mm/ hari
Jadi besarnya nilai et0 pada bulan januari sebesar 1,71 mm/hari
Untuk hasil perhitungan ini evepotranspirasi potensial secara keseluruhan dapat dilihat
pada tabel 3.13 berikut :
tabel 3.13. PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI DENGAN METODE PENMAN
NO URAIAN KETERANGAN SATUAN JAN FEB MARET APRIL MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES
I DATA

1 Temperature (T) (Data) c 27.53 27.11 26.90 27.46 27.39 26.24 25.78 26.01 27.14 28.63 29.18 28.21
2 Kecepatan Angin (U) (Data) Km/hour 7.59 7.04 5.74 7.22 10.37 12.41 13.44 13.13 11.41 9.80 8.31 6.66
3 Kelembaban Relatif (RH) (Data) % 94.1 94.6 95.3 86.3 79.3 77.9 74.1 71.8 74.1 75.4 82.1 91.3
4 Kelemb. Relatif Maks (RH maks) (Data) %
5 Peyinaran Matahari (n) (Data) % 60 54 66 83 87 89 91 93 93 91 83 63

ll KOREKSI DATA

6 T = ( T - 0.006 . H) C 25.38 27.11 26.90 27.46 27.39 26.24 25.78 26.01 27.14 28.63 29.18 28.21
7 n = ( n - 0.010 . H) % 56.61 54.3 65.5 82.9 87.2 88.9 90.78709677 93.3483871 92.75333333 90.658065 83.19 63.09355

lll ANALISIS DATA

8 ea ( Tabel ) mbar 36.82 33.83 35.49 15.99 26.24 14.24 35.24 31.72 33.90 39.24 38.21 36.14
9 ed= ea x RH/100 (8)x(3)/100 mbar 34.65 32.00 33.82 13.80 20.81 11.09 26.11 22.77 25.14 29.60 31.38 32.98
10 (ea-ed) (8)-(9) mbar 2.17 1.83 1.67 2.19 5.43 3.15 9.13 8.95 8.77 9.65 6.84 3.16
11 f (u) = 0.27 .( 1+U/100) 0.27.(1+(2)/100) Km/hr 0.275 0.275 0.275 0.275 0.275 0.275 0.275 0.275 0.275 0.275 0.275 0.275
12 (1-W) Tabel 0.235 0.239 0.241 0.236 0.237 0.248 0.253 0.250 0.239 0.227 0.224 0.228
13 W Tabel 0.765 0.761 0.759 0.764 0.764 0.752 0.747 0.750 0.761 0.773 0.776 0.771
14 Ra Tabel mm/hr 16.41 16.31 15.49 14.19 12.78 11.97 12.29 13.42 18.47 15.89 16.24 16.26
15 n n/100/12,1 0.047 0.045 0.054 0.069 0.072 0.073 0.075 0.077 0.077 0.075 0.069 0.052
16 N Tabel 11.59 11.794 12.00 12.31 12.61 12.72 11.64 12.41 12.10 11.83 11.59 11.49
17 n/N (15)/(16) 0.004 0.004 0.005 0.006 0.006 0.006 0.006 0.006 0.006 0.006 0.006 0.005
18 Rs = (a+b n/N) Ra mm/hr 3.480 3.455 3.288 3.019 2.720 2.549 2.620 2.859 3.938 3.388 3.459 3.452
19 Rns = (1-a)Rs mm/hr 2.749 2.730 2.598 2.385 2.149 2.014 2.070 2.259 3.111 2.676 2.733 2.727
20 f(T) Tabel 16.21 16.12 16.08 16.19 16.18 15.95 15.84 15.90 16.13 16.43 16.54 16.34
21 f(ed) Tabel 0.08 0.09 0.08 0.18 0.14 0.19 0.12 0.13 0.12 0.10 0.09 0.11
22 f(n/N) Tabel 0.104 0.113 0.095 0.124 0.086 0.135 0.076 0.145 0.066 0.155 0.056 0.164
23 Rn1 = f(T)*f(ed)*f(n/N) (20)*(21)*(22) mm/hr 0.129 0.164 0.123 0.365 0.189 0.418 0.145 0.291 0.128 0.260 0.086 0.291
24 Rn = Rns-Rn1 (19)-(23) mm/hr 2.620 2.566 2.475 2.020 1.960 1.596 1.925 1.968 2.983 2.417 2.646 2.436
25 Kecepatan angin rata* (Ud) m/dtk 0.088 0.081 0.066 0.084 0.120 0.144 0.156 0.152 0.132 0.113 0.096 0.077
26 Faktor perkiraan kondisi musim © 0.78 0.78 0.78 0.78 0.78 0.78 0.78 0.78 0.78 0.78 0.78 0.78

IV EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL

ETo = c [W*Rn+(1-w)*f(U)*(ea- (26)[(13)(24)+(12)(11)(


27 mm/hri 1.71 1.65 1.58 1.35 1.53 1.16 1.76 1.77 2.35 2.07 2.03 1.67
ed)] 10)]
Sumber : Hasil Perhitungan

3.3. Kebutuhan air irigasi


3.3.1. Pola tanam
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman, pengaturan pola tanam
merupakan hal perlu dipertimbangkan. Pengaturan pola tata tanam adalah kegiatan
megatur awal masa tanam jenis tanaman dan varientas tanaman dalam suatu tabel
perhitungan. Varientas pola tanam yang digunakan yaitu padi-padi- palawija. Fungsi
utama dari pengaturan pola tanam adalah untuk mendapatkan besaran kebutuhan air
irigasi. Dari perhitungan debit adalah dapat direncanakan pola tanam seperti pada
tabel 3.14

3.3.2 penyiapan lahan


Setiap tanaman memiliki pengelolahan tanah yang berbeda-beda. Pengolahan tanah
untuk padi membutuhkan air irigasi yang lebih banyak, karena padi membutuhkan tanah
dengan tingkat kejenuhan yang baik dan dalam keadaan tanah yang lunak dan gembur.
Pengolahan tanah ini dilakukan antara 20 sampai 30 hari sebelum masa tanam minggu
pertama sebelum penanaman dimulai, petak sawah diberi air secukupnya untuk
melunakan tanahnya biasanya dilakukan dengan membajak dan mencangkul, kebutuhan
air untuk pengolahan tanah dipengaruhi oleh proses evapotransapirasi potensial yang
terjadi.
Untuk menentukan pola tanam pada daerah irigasi, dilakukan langkah- langkah
sebagai berikut :
1. Mencari harga evaporasi yang diambil 1,1 Eto selama penyiapan lahan (Eo)
𝐸𝑂 = 𝐸𝑡𝑜 𝑥 1,1
𝐸𝑂 = 1,1 𝑥 2,03 = 2,23 𝑚𝑚/ℎ𝑟
2. Perkolasi
𝑃 = 2,00 𝑚𝑚/ℎ𝑟
Mencari harga kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan
perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan (M)

𝑀 = 𝐸𝑜 + 𝑃
𝑀 = 2,23 + 2.00 = 4,23 𝑚𝑚/ℎ𝑟
3. Jangka waktu penyiapan lahan
𝑇 = 45 ℎ𝑎𝑟𝑖
4. Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm
𝑆 = 250 + 50 𝑚𝑚 = 300 𝑚𝑚
5. Konstanta
𝐾 = 𝑀. 𝑇/𝑆
𝐾 = 4,23 𝑥 45 / 300 = 0.58
6. Kebutuhan air irigasi untuk penyiapan lahan
k
M xe
IR= k
e −1
4 , 23 X 1 ,79
¿ =9 ,58 mm/hari
1 , 79−1
Tabel 3.14 Rekapitulasi Perhitungan Air untuk Penyiapan Lahan
BULAN ET0 Etc P M k e^k LP S T
JAN 1.71 1.88 2.00 3.88 0.58 1.79 8.79 300 45
PEB 1.65 1.81 2.00 3.81 0.57 1.77 8.75 300 45
M ARET 1.58 1.74 2.00 3.74 0.56 1.75 8.71 300 45
APRIL 1.35 1.48 2.00 3.48 0.52 1.69 8.56 300 45
M EI 1.53 1.68 2.00 3.68 0.55 1.74 8.67 300 45
JUN 1.16 1.27 2.00 3.27 0.49 1.63 8.44 300 45
JUL 1.76 1.94 2.00 3.94 0.59 1.81 8.83 300 45
AGUS 1.77 1.95 2.00 3.95 0.59 1.81 8.84 300 45
SPE 2.35 2.59 2.00 4.59 0.69 1.99 9.22 300 45
OKT 2.07 2.27 2.00 4.27 0.64 1.90 9.03 300 45
NOP 2.03 2.23 2.00 4.23 0.63 1.89 9.00 300 45
DES 1.67 1.83 2.00 3.83 0.57 1.78 8.77 300 45
Sumber : Hasil Perhitungan

3.3.3. koefisien tanaman


Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan irigasi
pada suatu daerah irigasi. Faktor-faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan
air untuk penyiapan lahan adalah:

1. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan penyiapan lahan.


2. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan.
Masa prairigasi diperlukan guna menggarap lahan untuk ditanam dan untuk
menciptakan kondisi lembab yang memadai untuk persemaian yang baru tumbuh,
biasanya padi membutuhkan tanah dengan tingkat kejenuhan yang baik dan dalam
keadaan tanah yang lunak dan gembur. Pengolahan tanah ini di lakukan selama satu
bulan. Lihat tabel 3.15
Tabel 3.15 Koefisien Tanaman

2. Koefisien tanaman :
C1 LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.51 0.7 0.9 0.95 0
C2 LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.51 0.7 0.9 0.95 0
C3 LP LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.51 0.7 0.9 0.95 0
C (rata-rata) LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.32 0 LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.48 0.34 0.57 0.70 0.85 0.62 0.32 0.00
Sumber : Hasil Perhitungan

3.3.4 pergantian lapis air


Pergantian lapisan air dilakukan sebanyak 2 kali, masing-masing setinggi 50 mm
(3,3 mm/hr) selama sebulan dan dua bulan setelah menanam bibit. Pergantian lapisan
air dilakukan untuk menggenangi lapisan tanah yamg berfungsi sebagai cadangan air
untuk perkolasi dan evapotranspirasi tanaman. Tujuan lain dari adanya genangan
tersebut, yaitu untuk menekan laju pertumbuhan gulma. Liat Tabel 3.16
Tabel 3.16 Pergantian lapisan air masa tanam awal Januari
BULAN MINGGU WLR 1 WLR 2 WLR 3 WLR
1
November
2
1
Desember
2 3.3 1.1
1 3.3 1.1
Januari
2 3.3 3.3 2.2
1 3.3 1.1
Februari
2 3.3 1.1
1
Maret
2
1
April
2
1 3.3 1.1
Mei
2 3.3 1.1
1 3.3 3.3 2.2
Juni
2 3.3 1.1
1 3.3 1.1
Juli
2
1
Agustus
2
1
September
2
1
Oktober
2

3.3.5. Analilis Kebutuhan Air Irigasi


Analisis kebutuhan air irigasi adalah salah satu tahap penting yang diperlukan
dalam perencanaan dan pengelolaan sistem irigasi. Kebutuhan air tanaman didefenisikan
sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh
dan berproduksi. Kebutuhan air untuk area pertanian meliputi evapotranspirasi.
Penyuapan lahan pertanian, pergantian air, serta kehilangan selama pemakaian.
Perhitungan curah hujan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan air tanaman padi, dan
palawija.
Perhitungan kebutuhan air untuk tanaman padi, padi, dan palawija pada bulan Novemver
periode I :
A. Tanaman Padi :
1. Menghitung Evapotranspirasi
Eto = 3,10 mm/hr
2. Perkolasi
Berdasarkan tekstur tanah lempung berliat dengan permeabilitas sedang yang dapat
dipakai berkisar 2 sampai 2,5 mm/hari, maka nilai perkolasi sebesar 2,50 mm/hari.
3. Persiapan lahan
𝐼𝑅 = 9,85 mm/hari
4. Hujan Efektif
R80 = 123,47 mm
Re(padi) = 5,76 mm/hari
5. Pengganti lapisan air
WLR = WLR1 + WLR2+ WLR3
= (3,3 +0 + 0 ) / 3 = 1,1
6. Koefisien Tanaman
C = ( C1 + C2 +C3 )
= ( 1,5 + 1,1 + 1,1 ) = 1,08
7. Penggunaan konsumtif ( etc )
𝐸𝑡𝑐 = 𝐸𝑡𝑜 𝑥 𝐶𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
= 1,71 x 1,08 = 1.85 mm/hri

8. kebutuhan air untuk NFR padi


𝑁𝐹𝑅 = 𝐸𝑡𝑐 + 𝑃 + 𝑊𝐿𝑅
𝑁𝐹𝑅 = 1,85 + 2,00 + 1,1
𝑁𝐹𝑅 = 4,59 mm/hari

9. Efisiensi Irigasi
Merupakan besarnya kehilangan air pada saluran primer (80%), saluran sekunder
(90%), dan saluran tersier (90%).
𝐸𝐼 = 80% 𝑥 90% 𝑥 90% = 65%

10. Kebutuhan air di pintu pengambilan, (DR)


DR = NFR/EI
= 4,59 /0,65= 7,06 l/dt/ha
Tabel 3.13 hasil perhitungan kebutuhan air tanam dan kebutuhan air irigasi eksisting
Mulai kegiatan : november periode II
Pola tanam eksisting : pada – padi – palawija ( bawang )
KETERANGAN SATUAN NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV
II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II 1
1. Pola tanam
MBBB ppm
LP Padi LP
Padi

2. Koefisien tanaman :
C1 LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.51 0.7 0.9 0.95 0
C2 LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.51 0.7 0.9 0.95 0
C3 LP LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 LP LP LP 1.1 1.1 1.05 1.05 0.95 0 0.5 0.51 0.7 0.9 0.95 0
C (rata-rata) LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.32 0 LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.48 0.34 0.57 0.70 0.85 0.62 0.32 0.00

3. Evapotranspirasi (Eto) mm/hr 2.03 1.67 1.67 1.71 1.71 1.65 1.65 1.58 1.58 1.35 1.35 1.53 1.53 1.16 1.16 1.76 1.76 1.77 1.77 2.35 2.35 2.07 2.07 2.03
4. Perkolasi mm/hr 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
5. Penggunaan Konsumtif (ETc) mm/hr 9.00 8.77 8.77 1.85 1.82 1.67 1.10 0.50 0.00 8.56 8.56 8.67 1.65 1.23 1.17 1.17 0.85 0.60 1.00 1.65 1.99 1.27 0.65 0.00
6. Penggantian lapisan air mm/hr
WLR1 3.3 3.3 3.3 3.3
WLR2 3.3 3.3 3.3 3.3
WLR3 3.3 3.3 3.3 3.3
WLR (rata-rata) 1.1 1.1 2.2 1.1 1.1 1.1 1.1 2.2 1.1 1.1
7. Total kebutuhan air 11.00 10.77 10.77 3.85 4.92 4.77 5.30 3.60 3.10 10.56 10.56 10.67 3.65 4.33 4.27 5.37 3.95 3.70 3.00 3.65 3.99 3.27 2.65 2.00
8. Hujan Efektif (Re) mm/hr 1.5 6.7 6.2 5.8 7.3 8.2 6.8 4.2 3.0 2.3 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.2
9. Kebutuhan Air Bersih (NFR) mm/hr 9.46 4.08 4.59 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.11 8.21 10.06 10.67 3.65 4.33 4.27 5.37 3.95 3.70 3.00 3.65 3.99 3.24 2.65 1.81
10. Kebutuhan Air Irigasi (NFr) l/dt/ha 1.67 0.72 0.81 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 1.45 1.78 1.89 0.65 0.77 0.76 0.95 0.70 0.65 0.53 0.65 0.71 0.57 0.47 0.32
11. Efisiensi Irigasi € 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65
12. Kebutuhan Air Irigasi diintake l/dt/ha 2.58 1.11 1.25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.03 2.24 2.74 2.91 0.99 1.18 1.16 1.46 1.08 1.01 0.82 0.99 1.09 0.88 0.72 0.49

Sumber : Hasil Perhitu

3.4 Perencanaan dimensi saluran irigasi


Berikut adalah peta topografi yang dilampirkan pada penelitian ini pada gambar berikut :
Tugas : Absensi No 15

Menuju ke sungai A

Menuju ke sungai B

Permukiman
petak sawah sungai
bendungan jalan
sal. primer kontur
sal. sekunder
sal. tersier
B. bagi scala 1:25000
B. sadap
B. bagi sadap
3.4.1 Perhitungan Q rencana petak dan saluran

a) Perhitungan Q petak
Perhitungan petak KM 1

Rumus : Q=NFR x A
Q = 1.21 x 96.1746

Q = 116.37 L/dt
Dimana : Q = Debit Petak (L/dt)

Tabel perhitungan Q petak

Qpetak = NFR x A (Ha)


NFR = kebutuhan air irigasi (l/dt/ha)
A = Luas petak Sawah (Ha)
Nilai (NFR) = 1.21

NO NAMA PETAK LUAS (Ha) Qpetak (L/dt)


1 KM 1 96.1746 116.37
2 KM 2 85.2173 103.11
3 KM 3 90.2277 109.18
4 ATB 1 65.3967 79.13
5 ATB 2 79.6129 96.33
6 ATB 3 80.3737 97.25
7 ATB 4 81.9118 99.11
8 ATB 5 79.7642 96.51
9 ATB 6 84.0785 101.73
A : 742.76

b) Perhitungan Q saluran
• Perhitungan Saluran Tersier ST ATB 5
NFR x A
Rumus : Q=
EI
1.21 x 79 , 76
Q=
0 , 80
Q=¿290.14 L/dt
Q=¿290.14 / 1000
Q=0 ,29 m 3

Dimana : pada saluran tersier EI dipakai Eifisien Saluran yaitu 0.80


• Perhitungan Saluran Sekunder SS. KM 1
NFRx A
Rumus : Q=
EI

1.21 x 646 , 58
Q=
0.72

Q=2613 ,27 L/dt

Q=2613 ,27 / 1000

Q=2, 61 m3

Dimana : pada saluran sekunder EI dipakai Eifisien Saluran yaitu 0.72 karena
Efisiensi saluran yang di pakai yaitu (Efisiensi saluran Tersier x Efisiensi saluran
sekunder ), EI = 0.80 x 0.90 = 0.72
• Perhitungan Saluran Primer SP
NFR x A
Rumus : Q=
EI

1.21 x 742 ,76


Q=
0.65

Q=3335 ,53 L/dt

Q=3335 ,53 / 1000

Q=3 , 43 m3

Dimana : pada saluran sekunder EI dipakai Eifisien Saluran yaitu 0.65 karena
Efisiensi saluran yang di pakai yaitu (Efisiensi saluran Primer x Efisiensi saluran
sekunder x Efisiensi Tersier ), EI = 0.90 x 0.90 x 0.80 = 0.65

Tabel perhitungan Q petak


Qsal = (NFR x a) EI
EI = Efisiensi Jaringan irigasi
Ep = 0.65
Es = 0.90
Et = 0.80
EIs = 0.72
EIt = 0.80
NO NAMA SALURAN LUAS (Ha) Qsal (L/dt) Qsal (m3/dt)
1 ST ATB 5 79.76 290.14 0.29
2 ST ATB 4 81.91 66.35 0.07
3 SS ATB 3 163.84 662.20 0.66
4 ST ATB 2 85.22 69.03 0.07
5 SS ATB 1 405.74 1639.87 1.64
6 ST KM 3 90.23 73.08 0.07
7 SS KM 2 561.37 2268.85 2.27
8 SS KM 1 646.58 2613.27 2.61
9 SP 742.76 3335.53 3.34
Sumber : perhitungan

Berikut adalah skema dari perhitungan Q petak dan Q saluran sebagai berikut :

B S2

B BS 3
B BS 2

79.1300

B S4 ss. KM 1
A: 649.9593
Q: 925.236847

B S3

3.5.2 Perhitungan Dimensi Saluran


Perhitungan dimensi saluran SP
Data : Saluran SP
Q = 0.960 m3/dt+k
m=1
v = 0.50 m/dtk
K = 45 (dari table)
b = 1 ( dirancangkan)
h = 0.96 ( dirancangkan)

Perhitungan :
• Luas Penampang basah

A=(B+m . h)h
A=( 2+1.0 , 96 ) 0 , 96
A=1.92m 2
• Luas keliling basah

P=B+2.0 , 96 ¿ 2+1)0.20
P=2+ 2.0 ,96 ¿2+1)0.20
P=¿ 2,92 m
• Jari-jari Hidrolis
A
R=
P

1.92
R=
2.92

R=0.66 m

• Debit Saluran

Q=V . A
Q=0.50 x 1.92
Untuk hasil perhitungan dimensi saluran dapat dilihat di table berikut :
Tabel perhitungan Dimensi saluran
Dimensi Saluran Irigasi berbentuk Trapesium
Dimensi Saluran SP
Diketahui :
Q = 3.336 m³/dtk

m= 1.5
V= 0.60 m/dtk
K= 40 (dari tabel)
b= 3 m (direncanakan)
Triall & error
Luas
Tinggi Kecepata Jari-jari
Penampa Keliling Debit saluran
muka air n Aliran Hidrolik
ng Basah basah (P) (Q)
(h) (V) (R)
(A)

(m) (m²) (m) (m/dtk) (m) (m³/dtk)


1.31 5.56 6.92 0.60 0.80 3.336
Kemiringan dasar saluran (I) : V Lapangan (Strickler) :
I = V²/(K²*R^4/3) V = K.R^2/3.I^1/2
I = 0.0002 V = 0.0308 m/dtk

SALURAN SEKUNDER
Luas Areal Debit B H A P R = (A / P) V (Q / A ) V lap ( STICK ) w
N o N ama Saluran K I n m CEK Bill. Froud Jenis Aliran Ket
Ha lt / dt m 3/ dt m m m m m m / det ( m / dt ) m
1 SP 742.76 3335.53 3.336 3.00 1.31 5.56 6.92 0.80 40 0.60 0.0002 0.0308 0.51 0.03 1.5 10.338 0.238 SUB KRITIS AM AN
2 SS. KM 1 646.58 2613.272 2.613 2.50 1.50 4.75 5.50 0.86 40 0.55 0.0002 0.0307 0.55 0.03 1 9.580 0.222 SUB KRITIS AM AN
3 SS.KM 2 561.37 73.084 0.073 2.50 1.27 4.13 5.05 0.82 40 0.02 0.0001 0.0281 0.50 0.03 1 8.318 0.007 SUB KRITIS AM AN
4 SS. ATB 1 405.74 1639.870 1.640 2.50 0.69 2.98 3.89 0.77 40 0.55 0.0001 0.0255 0.37 0.03 1 6.012 0.243 SUB KRITIS AM AN
5 SS. ATB 3 163.84 662.198 0.662 0.50 1.47 1.47 2.47 0.60 35 0.45 0.0001 0.0144 0.54 0.03 1 2.965 0.230 SUB KRITIS AM AN

SALURAN tersier
Luas Areal Debit B H A P R = ( A / P) V (Q / A ) V lap ( STICK ) w
N o N ama Saluran K I n m CEK Bill. Froud Jenis Aliran Ket
Ha lt / dt m 3/ dt m m m m m m / det ( m / dt ) m
1 ST . KM 3 90.23 73.084 0.073 0.20 0.30 0.29 0.81 0.36 35 0.25 0.0000 0.0030 0.25 0.03 1 0.590 0.176 SUB KRITIS AM AN
2 ST .ATB 2 85.22 69.026 0.069 0.20 0.28 0.28 0.75 0.37 35 0.25 0.0000 0.0031 0.24 0.03 1 0.558 0.177 SUB KRITIS AM AN
3 ST.ATB 4 81.91 66.349 0.066 0.10 0.22 0.15 0.53 0.28 35 0.45 0.0000 0.0043 0.21 0.03 1 0.297 0.364 SUB KRITIS AM AN
4 ST.ATB 5 79.76 290.142 0.290 0.50 0.68 0.97 1.87 0.52 35 0.30 0.0000 0.0067 0.37 0.03 1 1.952 0.166 SUB KRITIS AM AN

GAMBAR MELINTANG SALURAN


SP SS KM 1 SS KM 2
100
100 100

50
131 51

127 50
150
300 250 250

SS ATB 1 SS ATB 3 ST KM 3
100 100

54
37

25
100
83

250 50 20

30
147

ST ATB 2 ST ATB 4 ST ATB 5


100 100 100
37
24

21
28

20 10

150
22

65

Anda mungkin juga menyukai