Anda di halaman 1dari 29

BAB 8

ANALISA FREKUENSI

8.1 PENGERTIAN ANALISA FREKUENSI

Analisa frekuensi merupakan suatu analisa yang didasarkan pada sifat statistik data
kejadian yang telah lalu untuk memperoleh suatu probabilitas besaran hujan di masa
yang akan datang dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan di masa yang
akan datang akan masin sama dengan sifat statistik kejadian hujan di masa lalu. Untuk
melakukan analisa frekuensi diperlukan sekurang – kurangnya data curah hujan selama
10 tahun berturut – turut. Hasil dari analisa frekuensi ini adalah data curah hujan
rencana untuk periode ulang tertentu.

Terdapat 5 metode yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan analisa


frekuensi, yaitu metode Distribusi Normal, Log Normal, Pearson III, Log Pearson III,
dan Gumbel.

8.2 METODE ANALISA FREKUENSI

8.2.1 Metode Gumbel

Rumus yang digunakan untuk menyelesaikan perhitungan dengan Metode Gumbel


adalah sebagai berikut:

𝑥𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑇 𝑆 (II-7)

√6 𝑇𝑟
𝐾𝑇 = − {0.5772 + 𝑙𝑛 [𝑙𝑛 ( )]}
𝜋 𝑇𝑟 − 1

Keterangan:

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-1


𝑥𝑇 = curah hujan rencana (mm)

𝑥̅ = curah hujan maksimum rata-rata (mm)

𝑆 = standar deviasi

𝐾𝑇 = faktor frekuensi Gumbel

CONTOH PERHITUNGAN

Untuk contoh perhitungan dari analisa frekuensi dengan menggunakan metode


distribusi normal ini diperlukan data curah hujan tahunan maksimum seperti di bawah
ini.

Table 8-1 Data Curah Hujan

NO TAHUN HUJAN MAX


1 2002 98.00
2 2003 106.00
3 2004 85.00
4 2005 98.00
5 2006 152.00
6 2007 108.00
7 2008 119.00
8 2009 235.00
9 2010 139.00
10 2011 106.00
11 2012 110
12 2013 146.5
13 2014 141.7
14 2015 76.5
15 2016 79
sumber: BMKG

Langkah perhitungan untuk metode distribusi ini adalah:

i. Mengurutkan data mulai dari data yang terbesar hingga terkecil yang
kemudian dicari nilai probabilitasnya seperti berikut

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-2


Table 8-2 Ranking dan Pengurutan Data Curah Hujan

RANK (m) p T (tahun) Xmax (mm)


1 0.06 16.00 235.00
2 0.13 8.00 152.00
3 0.19 5.33 146.50
4 0.25 4.00 141.70
5 0.31 3.20 139.00
6 0.38 2.67 119.00
7 0.44 2.29 110.00
8 0.50 2.00 108.00
9 0.56 1.78 106.00
10 0.63 1.60 106.00
11 0.69 1.45 98.00
12 0.75 1.33 98.00
13 0.81 1.23 85.00
14 0.88 1.14 79.00
15 0.94 1.07 76.50

ii. Mencari nilai rata-rata dan standar deviasi dari log data curah hujan
𝑥̅ = 119,98 𝑚𝑚
𝑆 = 39,809

iii. Mencari nilai KT

Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai

√6 𝑇𝑟
𝐾𝑇 = − {0.5772 + 𝑙𝑛 [𝑙𝑛 ( )]}
𝜋 𝑇𝑟 − 1
𝐾𝑇 = 1,69

iv. Mencari nilai xT

𝑥𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑇 𝑆
𝑥𝑇 = 187,16

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-3


Table 8-3 Hasil Analisa Frekuensi Dengan Distribusi Gumbel

RANK (m) p T (tahun) Xmax (mm) Kt Xt (mm)


1 0.06 16.00 235.00 1.69 187.16
2 0.13 8.00 152.00 1.12 164.58
3 0.19 5.33 146.50 0.78 150.87
4 0.25 4.00 141.70 0.52 140.75
5 0.31 3.20 139.00 0.32 132.54
6 0.38 2.67 119.00 0.14 125.50
7 0.44 2.29 110.00 -0.02 119.22
8 0.50 2.00 108.00 -0.16 113.44
9 0.56 1.78 106.00 -0.30 107.97
10 0.63 1.60 106.00 -0.44 102.66
11 0.69 1.45 98.00 -0.57 97.36
12 0.75 1.33 98.00 -0.71 91.91
13 0.81 1.23 85.00 -0.85 86.06
14 0.88 1.14 79.00 -1.02 79.32
15 0.94 1.07 76.50 -1.25 70.39
Rata-rata Xmax, μ X 119.98
Standard Deviasi Xmax, S 39.809
Sumber: Hasil Perhitungan 2017

v. Mencari nilai curah hujan untuk periode ulang T tahun

Untuk periode ulang 1000 tahun dengan nilai probabilitas 0,001 maka
diperoleh nilai

√6 𝑇𝑟
𝐾𝑇 = − {0.5772 + 𝑙𝑛 [𝑙𝑛 ( )]}
𝜋 𝑇𝑟 − 1
𝐾𝑇 = 4,938

𝑥𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑇 𝑆
𝑥𝑇 = 316,56 𝑚𝑚

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-4


Table 8-4 Hasil Analisa Frekuensi Dengan Distribusi Gumbel

PERIODE
Kt Xt (mm)
ULANG
1000 4.938 316.56
200 3.681 266.51
100 3.138 244.91
50 2.594 223.23
25 2.045 201.38
10 1.305 171.94
5 0.720 148.64
2 -0.164 113.44
Sumber: Hasil Perhitungan 2017

8.2.2 Metode Distribusi Normal

Untuk metode ini memiliki sifat khas yaitu nilai asimetrisnya (skweness) hampir sama
dengan nol (Cs = 0) dengan kurtosis =3. Metode ini menggunakan data curah hujan
selama periode tertentu dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

𝑥𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑇 𝑆
𝑥𝑇 − 𝑚
𝐾𝑇 =
𝜎
1
1 1/2 1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )] (0 < 𝑝 ≤ 0.5) , 𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2
)] (0.5 < 𝑝 < 1)
𝑝 1−𝑝

2.515517 + 0.802852𝑤 + 0.010328𝑤 2


𝐾𝑇 = 𝑧 = 𝑤 −
1 + 1.432788𝑤 + 0.189269𝑤 2 + 0.001308𝑤 3

Keterangan:
𝑥𝑇 = curah hujan rencana (mm)
𝑥̅ = curah hujan maksimum rata-rata (mm)
𝑆 = standar deviasi

𝐾𝑇 = faktor frekuensi distribusi normal

CONTOH PERHITUNGAN

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-5


Untuk contoh perhitungan dari analisa frekuensi dengan menggunakan metode
distribusi normal ini diperlukan data curah hujan tahunan maksimum seperti di bawah
ini.

Table 8-5 Data Curah Hujan

NO TAHUN HUJAN MAX


1 2002 98.00
2 2003 106.00
3 2004 85.00
4 2005 98.00
5 2006 152.00
6 2007 108.00
7 2008 119.00
8 2009 235.00
9 2010 139.00
10 2011 106.00
11 2012 110
12 2013 146.5
13 2014 141.7
14 2015 76.5
15 2016 79
sumber: BMKG

Langkah perhitungan untuk metode distribusi ini adalah:

i. Mengurutkan data mulai dari data yang terbesar hingga terkecil yang
kemudian dicari nilai probabilitasnya seperti berikut

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-6


Table 8-6 Ranking dan Pengurutan Data Curah Hujan

RANK (m) p T (tahun) Xmax (mm)


1 0.06 16.00 235.00
2 0.13 8.00 152.00
3 0.19 5.33 146.50
4 0.25 4.00 141.70
5 0.31 3.20 139.00
6 0.38 2.67 119.00
7 0.44 2.29 110.00
8 0.50 2.00 108.00
9 0.56 1.78 106.00
10 0.63 1.60 106.00
11 0.69 1.45 98.00
12 0.75 1.33 98.00
13 0.81 1.23 85.00
14 0.88 1.14 79.00
15 0.94 1.07 76.50

ii. Mencari nilai rata-rata dan standar deviasi dari data curah hujan
𝑥̅ = 119,98 𝑚𝑚
𝑆 = 39,809
iii. Mencari nilai w
1 1
1 2 1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )] (0 < 𝑝 ≤ 0.5), 𝑤 = [𝑙𝑛 ( )] (0.5 < 𝑝 < 1)
𝑝 1 − 𝑝2
Untuk rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai
1
1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )]
𝑝
𝑤 = 2,3548
iv. Mencari nilai KT
𝑥𝑇 − 𝑚
𝐾𝑇 =
𝜎
Untuk rank 1 dengan nilai probabilitas 0,06 maka diperoleh
𝑥𝑇 − 𝑚
𝐾𝑇 =
𝜎
𝐾𝑇 = 1,5344
v. Mencari nilai XT
𝑥𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑇 𝑆
Untuk rank 1 dengan nilai probabilitas 0,06 maka diperoleh

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-7


𝑥𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑇 𝑆
𝑥𝑇 = 181,064 𝑚𝑚
Table 8-7 Hasil Analisa Frekuensi untuk Metode Distribusi Normal

RANK (m) p T (tahun) Xmax (mm) w z = Kt Xt (mm)


1 0.06 16.00 235.00 2.3548 1.5344 181.064
2 0.13 8.00 152.00 2.0393 1.1504 165.777
3 0.19 5.33 146.50 1.8297 0.8870 155.291
4 0.25 4.00 141.70 1.6651 0.6742 146.819
5 0.31 3.20 139.00 1.5252 0.4884 139.421
6 0.38 2.67 119.00 1.4006 0.3182 132.647
7 0.44 2.29 110.00 1.2858 0.1570 126.229
8 0.50 2.00 108.00 1.1774 0.0000 119.980
9 0.56 1.78 106.00 1.0727 -0.1567 113.744
10 0.63 1.60 106.00 0.9695 -0.3168 107.369
11 0.69 1.45 98.00 0.8657 -0.4848 100.679
12 0.75 1.33 98.00 0.7585 -0.6668 93.435
13 0.81 1.23 85.00 0.6444 -0.8724 85.249
14 0.88 1.14 79.00 0.5168 -1.1208 75.362
15 0.94 1.07 76.50 0.3593 -1.4632 61.731
Rata-rata Xmax, μ X 119.98
Standard Deviasi Xmax, S 39.809
Sumber: Hasil Perhitungan 2017

vi. Mencari nilai curah hujan untuk periode ulang tertentu


Untuk periode ulang 1000 tahun dengan nilai probabilitas 0,001 maka
diperoleh nilai
1
1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )]
𝑝
𝑤 = 3,72
2.515517 + 0.802852𝑤 + 0.010328𝑤 2
𝐾𝑇 = 𝑧 = 𝑤 −
1 + 1.432788𝑤 + 0.189269𝑤 2 + 0.001308𝑤 3
𝐾𝑇 = 3,0905

𝑥𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑇 𝑆
𝑥𝑇 = 243,01 𝑚𝑚

Table 8-8 Hasil Perhitungan Distribusi Normal Untuk Curah Hujan


Rencana Periode Ulang T Tahun
PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-8
PERIODE
p w Kt Xt (mm)
ULANG
1000 0.001 3.72 3.0905 243.01
200 0.005 3.26 2.5762 222.54
100 0.010 3.03 2.3268 212.61
50 0.020 2.80 2.0542 201.75
25 0.040 2.54 1.7511 189.69
10 0.100 2.15 1.2817 171.00
5 0.200 1.79 0.8415 153.48
2 0.500 1.18 0.0000 119.98
Sumber: Hasil Perhitungan 2017

8.2.3 Metode Log Normal

Untuk metode ini memiliki sifat khas yaitu besarnya nilai asimetrisnya (skweness)
hampir sama dengan 3 (Cs = 3) dan bertanda positif atau nilai skewness kira-kira
berkisar tiga kali dari nilai koefisien variasi C. Rumus yang digunakan untuk
perhitungan dengan metode ini adalah sebagai berikut :

log 𝑥𝑇 = ̅̅̅̅̅̅
log 𝑥 + 𝐾𝑇 𝑆𝑙𝑜𝑔𝑥
𝑥𝑇 −𝑚
𝐾𝑇 =
𝜎

1
1 1/2 1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )] (0 < 𝑝 ≤ 0.5) , 𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2
)] (0.5 < 𝑝 < 1)
𝑝 1−𝑝

2.515517 + 0.802852𝑤 + 0.010328𝑤 2


𝐾𝑇 = 𝑧 = 𝑤 −
1 + 1.432788𝑤 + 0.189269𝑤 2 + 0.001308𝑤 3
Keterangan:

𝑥𝑇 = curah hujan rencana (mm)

𝑥̅ = curah hujan maksimum rata-rata (mm)

𝑆 = standar deviasi

𝐾𝑇 = faktor frekuensi log normal

CONTOH PERHITUNGAN
PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-9
Untuk contoh perhitungan dari analisa frekuensi dengan menggunakan metode
distribusi normal ini diperlukan data curah hujan tahunan maksimum seperti di bawah
ini.

Table 8-9 Data Curah Hujan

NO TAHUN HUJAN MAX


1 2002 98.00
2 2003 106.00
3 2004 85.00
4 2005 98.00
5 2006 152.00
6 2007 108.00
7 2008 119.00
8 2009 235.00
9 2010 139.00
10 2011 106.00
11 2012 110
12 2013 146.5
13 2014 141.7
14 2015 76.5
15 2016 79
sumber: BMKG

Langkah perhitungan untuk metode distribusi ini adalah:

i. Mengurutkan data mulai dari data yang terbesar hingga terkecil yang
kemudian dicari nilai probabilitasnya seperti berikut

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-10


Table 8-10 Ranking dan Pengurutan Data Curah Hujan

RANK (m) p T (tahun) Xmax (mm)


1 0.06 16.00 235.00
2 0.13 8.00 152.00
3 0.19 5.33 146.50
4 0.25 4.00 141.70
5 0.31 3.20 139.00
6 0.38 2.67 119.00
7 0.44 2.29 110.00
8 0.50 2.00 108.00
9 0.56 1.78 106.00
10 0.63 1.60 106.00
11 0.69 1.45 98.00
12 0.75 1.33 98.00
13 0.81 1.23 85.00
14 0.88 1.14 79.00
15 0.94 1.07 76.50

ii. Mencari nilai rata-rata dan standar deviasi dari log data curah hujan
𝑥̅ = 2,06 𝑚𝑚
𝑆 = 0,127

iii. Mencari nilai Log dari data curah hujan yang telah diurutkan

Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai

𝐿𝑜𝑔 (235) = 2,37

iv. Mencari nilai w

Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai
1
1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )]
𝑝
𝑤 = 2,3548

v. Mencari nilai KT

Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai
𝑥𝑇 − 𝑚
𝐾𝑇 =
𝜎
𝐾𝑇 = 1,5344

vi. Mencari nilai Log xT


PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-11
Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai

log 𝑥𝑇 = ̅̅̅̅̅̅
log 𝑥 + 𝐾𝑇 𝑆𝑙𝑜𝑔𝑥
log 𝑥𝑇 = 2,26

vii. Mencari nilai XT

Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai

𝑥𝑇 = 10log 𝑥𝑇
𝑥𝑇 = 180,02

Table 8-11 Hasil Analisa Distribusi Log Normal

RANK (m) p T (tahun) Xmax (mm) Log (Xmax) w z = Kt Log Xt Xt (mm)


1 0.06 16.00 235.00 2.37 2.3548 1.5344 2.26 180.02
2 0.13 8.00 152.00 2.18 2.0393 1.1504 2.21 160.90
3 0.19 5.33 146.50 2.17 1.8297 0.8870 2.17 148.98
4 0.25 4.00 141.70 2.15 1.6651 0.6742 2.15 139.99
5 0.31 3.20 139.00 2.14 1.5252 0.4884 2.12 132.59
6 0.38 2.67 119.00 2.08 1.4006 0.3182 2.10 126.15
7 0.44 2.29 110.00 2.04 1.2858 0.1570 2.08 120.34
8 0.50 2.00 108.00 2.03 1.1774 0.0000 2.06 114.94
9 0.56 1.78 106.00 2.03 1.0727 -0.1567 2.04 109.80
10 0.63 1.60 106.00 2.03 0.9695 -0.3168 2.02 104.78
11 0.69 1.45 98.00 1.99 0.8657 -0.4848 2.00 99.75
12 0.75 1.33 98.00 1.99 0.7585 -0.6668 1.98 94.58
13 0.81 1.23 85.00 1.93 0.6444 -0.8724 1.95 89.06
14 0.88 1.14 79.00 1.90 0.5168 -1.1208 1.92 82.83
15 0.94 1.07 76.50 1.88 0.3593 -1.4632 1.87 74.94
Rata-rata Xmax, μ X 2.06
Standard Deviasi Xmax, S 0.127
Sumber: Hasil Perhitungan 2017

viii. Mencari nilai curah hujan rencana sesuai periode ulang T Tahun

Untuk periode ulang 1000 tahun dengan nilai probabilitas 0,001 maka
diperoleh nilai
1
1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )]
𝑝
𝑤 = 3,72
𝑥𝑇 − 𝑚
𝐾𝑇 =
𝜎
𝐾𝑇 = 3,0905

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-12


log 𝑥𝑇 = ̅̅̅̅̅̅
log 𝑥 + 𝐾𝑇 𝑆𝑙𝑜𝑔𝑥
log 𝑥𝑇 = 2,45

𝑥𝑇 = 10log 𝑥𝑇
𝑥𝑇 = 283,73

Table 8-12 Hasil Analisa Distribusi Log Normal Untuk Periode Ulang T Tahun

PERIODE
p w z Log Xt Xt (mm)
ULANG
1000 0.001 3.72 3.0905 2.45 283.73
200 0.005 3.26 2.5762 2.39 244.12
100 0.010 3.03 2.3268 2.36 226.95
50 0.020 2.80 2.0542 2.32 209.56
25 0.040 2.54 1.7511 2.28 191.79
10 0.100 2.15 1.2817 2.22 167.20
5 0.200 1.79 0.8415 2.17 147.00
2 0.500 1.18 0.0000 2.06 114.94
Sumber: Hasil Perhitungan 2017

8.2.4 Metode Pearson III

Untuk metode Pearson III ini, digunakan rumus sebagai berikut:

𝑋𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑇 𝑆

1
1 2
𝑤 = [ln 2 ] (0 < 𝑝 ≤ 0,5 );
𝑝
2,515517 + 0,802853𝑤 + 0,010328𝑤 2
𝑧=𝑤−
1 + 1,432788𝑤 + 0,189269𝑤 2 + 0,001308𝑤 3

1
1 2
𝑤 = [ln ] (0,5 < 𝑝 < 1);
(1 − 𝑝)2
2,515517 + 0,802853𝑤 + 0,010328𝑤 2
𝑧=𝑤−
1 + 1,432788𝑤 + 0,189269𝑤 2 + 0,001308𝑤 3

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-13


1 1
𝐾𝑇 = 𝑧 + (𝑧 2 − 1)𝑘 + (𝑧 3 − 6𝑧)𝑘 2 − (𝑧 2 − 1)𝑘 3 + 𝑧𝑘 4 + 𝑘 5
3 3

𝐶𝑠
𝑘=
6

Keterangan :

K = Faktor frekuensi Normal

Cs = Koefisien kemiringan (asimetris)

CONTOH PERHITUNGAN

Untuk contoh perhitungan dari analisa frekuensi dengan menggunakan metode


distribusi normal ini diperlukan data curah hujan tahunan maksimum seperti di bawah
ini.

Table 8-13 Data Curah Hujan

NO TAHUN HUJAN MAX


1 2002 98.00
2 2003 106.00
3 2004 85.00
4 2005 98.00
5 2006 152.00
6 2007 108.00
7 2008 119.00
8 2009 235.00
9 2010 139.00
10 2011 106.00
11 2012 110
12 2013 146.5
13 2014 141.7
14 2015 76.5
15 2016 79
sumber: BMKG

Langkah perhitungan untuk metode distribusi ini adalah:

i. Mengurutkan data mulai dari data yang terbesar hingga terkecil yang
kemudian dicari nilai probabilitasnya seperti berikut

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-14


Table 8-14 Ranking dan Pengurutan Data Curah Hujan

RANK (m) p T (tahun) Xmax (mm)


1 0.06 16.00 235.00
2 0.13 8.00 152.00
3 0.19 5.33 146.50
4 0.25 4.00 141.70
5 0.31 3.20 139.00
6 0.38 2.67 119.00
7 0.44 2.29 110.00
8 0.50 2.00 108.00
9 0.56 1.78 106.00
10 0.63 1.60 106.00
11 0.69 1.45 98.00
12 0.75 1.33 98.00
13 0.81 1.23 85.00
14 0.88 1.14 79.00
15 0.94 1.07 76.50

ii. Mencari nilai rata-rata dan standar deviasi dari data curah hujan
𝑥̅ = 119,98 𝑚𝑚
𝑆 = 39,81
𝐶𝑠 (𝑆𝑘𝑒𝑤𝑛𝑒𝑠𝑠) = 1,79
𝐶𝑠
𝐾= = 0,30
6

iii. Mencari nilai w

Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai
1
1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )]
𝑝
𝑤 = 2,3548

iv. Mencari nilai Kt

Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai

2,515517 + 0,802853𝑤 + 0,010328𝑤 2


𝑧=𝑤−
1 + 1,432788𝑤 + 0,189269𝑤 2 + 0,001308𝑤 3
𝑧 = 𝐾𝑇 = 1,750

v. Mencari nilai Xt

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-15


Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai

𝑋𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑇 𝑆
𝑋𝑇 = 304,65

Table 8-15 Hasil Analisa Distribusi Pearson III

RANK (m) p T (tahun) Xmax (mm) w z = Kt Kt Xt (mm)


1 0.06 16.00 235.00 2.3548 1.5344 1.750 304.65
2 0.13 8.00 152.00 2.0393 1.1504 1.089 195.36
3 0.19 5.33 146.50 1.8297 0.8870 0.700 174.38
4 0.25 4.00 141.70 1.6651 0.6742 0.422 158.49
5 0.31 3.20 139.00 1.5252 0.4884 0.203 147.09
6 0.38 2.67 119.00 1.4006 0.3182 0.022 119.88
7 0.44 2.29 110.00 1.2858 0.1570 -0.133 104.69
8 0.50 2.00 108.00 1.1774 0.0000 -0.271 97.23
9 0.56 1.78 106.00 1.0727 -0.1567 -0.394 90.31
10 0.63 1.60 106.00 0.9695 -0.3168 -0.507 85.80
11 0.69 1.45 98.00 0.8657 -0.4848 -0.613 73.60
12 0.75 1.33 98.00 0.7585 -0.6668 -0.713 69.64
13 0.81 1.23 85.00 0.6444 -0.8724 -0.808 52.82
14 0.88 1.14 79.00 0.5168 -1.1208 -0.902 43.08
15 0.94 1.07 76.50 0.3593 -1.4632 -0.998 36.79
Rata-rata Xmax, μ X 119.98
Standard Deviasi Xmax, S 39.81
Cs (Skewness) 1.79
k = Cs/6 0.30
Sumber: Hasil Perhitungan 2017

vi. Mencari nilai curah hujan untuk periode ulang tertentu

Untuk periode ulang 1000 tahun dengan nilai probabilitas 0,001 maka
diperoleh nilai
1
1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )]
𝑝
𝑤 = 3,72

2,515517 + 0,802853𝑤 + 0,010328𝑤 2


𝑧=𝑤−
1 + 1,432788𝑤 + 0,189269𝑤 2 + 0,001308𝑤 3
𝑧 = 𝐾𝑇 = 5,76

𝑋𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑇 𝑆
PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-16
𝑋𝑇 = 349,26 𝑚𝑚

Table 8-16 Hasil Analisa Frekuensi dengan Metode Distribusi Pearson III Untuk Periode Ulang T Tahun

PERIODE
p w z Kt Xt (mm)
ULANG
1000 0.001 3.72 3.0905 5.76 349.26
200 0.005 3.26 2.5762 4.17 286.18
100 0.010 3.03 2.3268 3.503 259.43
50 0.020 2.80 2.0542 2.837 232.90
25 0.040 2.54 1.7511 2.174 206.54
10 0.100 2.15 1.2817 1.302 171.81
5 0.200 1.79 0.8415 0.638 145.38
2 0.500 1.18 0.0000 -0.271 109.21
Sumber: Hasil Perhitungan 2017

8.2.5 Metode Log Pearson III

Ada beberapa parameter yang digunakan untuk menyelesaikan perhitungan dengan


menggunakan metode ini. Parameter tersebut adalah rata-rata nilai data hidrologi,
standar deviasi, dan koefisien skewness yang diambil dari nilai data hidrologi yang
sudah dikonfersi kedalam logaritma. Rumus yang digunakan untuk metode ini adalah
sebagai berikut:

log 𝑥𝑇 = ̅̅̅̅̅̅
log 𝑥 + 𝐾𝑇 𝑆𝑙𝑜𝑔𝑥

1
1 1/2 1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )] (0 < 𝑝 ≤ 0.5) , 𝑤 = [𝑙𝑛 ( )] (0.5 < 𝑝 < 1)
𝑝 1 − 𝑝2

2.515517 + 0.802852𝑤 + 0.010328𝑤 2


𝐾𝑇 = 𝑧 = 𝑤 −
1 + 1.432788𝑤 + 0.189269𝑤 2 + 0.001308𝑤 3

1 1
𝐾𝑇 = 𝑧 + (𝑧 2 − 1)𝑘 + (𝑧 3 − 6𝑧)𝑘 2 − (𝑧 2 − 1)𝑘 3 + 𝑧𝑘 4 + 𝑘 5
3 3
PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-17
𝑘 = 𝐶𝑠 /6

Keterangan:

𝑥𝑇 = curah hujan rencana (mm)

𝑥̅ = curah hujan maksimum rata-rata (mm)

𝑆 = standar deviasi

𝐾𝑇 = faktor frekuensi Log Pearson III

CONTOH PERHITUNGAN

Untuk contoh perhitungan dari analisa frekuensi dengan menggunakan metode


distribusi normal ini diperlukan data curah hujan tahunan maksimum seperti di bawah
ini.

Table 8-17 Data Curah Hujan

NO TAHUN HUJAN MAX


1 2002 98.00
2 2003 106.00
3 2004 85.00
4 2005 98.00
5 2006 152.00
6 2007 108.00
7 2008 119.00
8 2009 235.00
9 2010 139.00
10 2011 106.00
11 2012 110
12 2013 146.5
13 2014 141.7
14 2015 76.5
15 2016 79
sumber: BMKG

Langkah perhitungan untuk metode distribusi ini adalah:

i. Mengurutkan data mulai dari data yang terbesar hingga terkecil yang
kemudian dicari nilai probabilitasnya seperti berikut

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-18


Table 8-18 Ranking dan Pengurutan Data Curah Hujan

RANK (m) p T (tahun) Xmax (mm)


1 0.06 16.00 235.00
2 0.13 8.00 152.00
3 0.19 5.33 146.50
4 0.25 4.00 141.70
5 0.31 3.20 139.00
6 0.38 2.67 119.00
7 0.44 2.29 110.00
8 0.50 2.00 108.00
9 0.56 1.78 106.00
10 0.63 1.60 106.00
11 0.69 1.45 98.00
12 0.75 1.33 98.00
13 0.81 1.23 85.00
14 0.88 1.14 79.00
15 0.94 1.07 76.50

ii. Mencari nilai rata-rata dan standar deviasi dari log data curah hujan
𝑥̅ = 2,06 𝑚𝑚
𝑆 = 0,13
𝐶𝑠 (𝑆𝑘𝑒𝑤𝑛𝑒𝑠𝑠) = 0,86
𝐶𝑠
𝐾= = 0,14
6

iii. Mencari nilai w

Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai
1
1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )]
𝑝
𝑤 = 2,3548

iv. Mencari nilai Kt

Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai

2.515517 + 0.802852𝑤 + 0.010328𝑤 2


𝐾𝑇 = 𝑧 = 𝑤 −
1 + 1.432788𝑤 + 0.189269𝑤 2 + 0.001308𝑤 3
𝐾𝑇 = 1,687

v. Mencari nilai Log Xt

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-19


Untuk nilai pada rank 1 dengan probabilitas 0,06 maka diperoleh nilai

log 𝑥𝑇 = ̅̅̅̅̅̅
log 𝑥 + 𝐾𝑇 𝑆𝑙𝑜𝑔𝑥
log 𝑥𝑇 = 2,27

vi. Mencari nilai Xt

𝑋𝑇 = 10log 𝑥𝑇
𝑋𝑇 = 188,23 𝑚𝑚

Table 8-19 Hasil Analisa Frekuensi dengan Distribusi Log Pearson III

RANK (m) p T (tahun) Xmax (mm) Log (Xmax) w z Kt Log Xt Xt (mm)


1 0.06 16.00 235.00 2.37 2.3548 1.5344 1.687 2.27 188.23
2 0.13 8.00 152.00 2.18 2.0393 1.1504 1.160 2.21 161.33
3 0.19 5.33 146.50 2.17 1.8297 0.8870 0.826 2.17 146.33
4 0.25 4.00 141.70 2.15 1.6651 0.6742 0.572 2.13 135.88
5 0.31 3.20 139.00 2.14 1.5252 0.4884 0.362 2.11 127.79
6 0.38 2.67 119.00 2.08 1.4006 0.3182 0.179 2.08 121.13
7 0.44 2.29 110.00 2.04 1.2858 0.1570 0.014 2.06 115.41
8 0.50 2.00 108.00 2.03 1.1774 0.0000 -0.140 2.04 110.32
9 0.56 1.78 106.00 2.03 1.0727 -0.1567 -0.287 2.02 105.69
10 0.63 1.60 106.00 2.03 0.9695 -0.3168 -0.430 2.01 101.35
11 0.69 1.45 98.00 1.99 0.8657 -0.4848 -0.573 1.99 97.21
12 0.75 1.33 98.00 1.99 0.7585 -0.6668 -0.720 1.97 93.13
13 0.81 1.23 85.00 1.93 0.6444 -0.8724 -0.875 1.95 89.00
14 0.88 1.14 79.00 1.90 0.5168 -1.1208 -1.049 1.93 84.59
15 0.94 1.07 76.50 1.88 0.3593 -1.4632 -1.265 1.90 79.41
Rata-rata Xmax, μ X 2.06
Standard Deviasi Xmax, S 0.13
Cs (Skewness) 0.86
k = Cs/6 0.14
Sumber: Hasil Perhitungan 2017

vii. Mencari nilai curah hujan untuk periode ulang T tahun

Untuk periode ulang 1000 tahun dengan nilai probabilitas 0,001 maka
diperoleh nilai
1
1 2
𝑤 = [𝑙𝑛 ( 2 )]
𝑝
𝑤 = 3,72

2,515517 + 0,802853𝑤 + 0,010328𝑤 2


𝑧=𝑤−
1 + 1,432788𝑤 + 0,189269𝑤 2 + 0,001308𝑤 3
𝑧 = 𝐾𝑇 = 3,0905

log 𝑥𝑇 = ̅̅̅̅̅̅
log 𝑥 + 𝐾𝑇 𝑆𝑙𝑜𝑔𝑥
PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-20
log 𝑥𝑇 = 2,61

𝑋𝑇 = 10log 𝑥𝑇
𝑋𝑇 = 412,09 𝑚𝑚

Table 8-20 Hasil Analisa Frekuensi Dengan Metode Log Pearson III Untuk Periode Ulang T Tahun

PERIODE
p w z Kt Log Xt Xt (mm)
ULANG
1000 0.001 3.72 3.0905 4.37 2.61 412.09
200 0.005 3.26 2.5762 3.38 2.49 308.76
100 0.010 3.03 2.3268 2.938 2.43 271.35
50 0.020 2.80 2.0542 2.482 2.38 237.48
25 0.040 2.54 1.7511 2.007 2.32 206.67
10 0.100 2.15 1.2817 1.334 2.23 169.79
5 0.200 1.79 0.8415 0.770 2.16 143.98
2 0.500 1.18 0.0000 -0.140 2.04 110.32
Sumber: Hasil Perhitungan 2017

8.3 UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI

Analisa pengujian kesesuaian distribusi ini dilakukan untuk menguji kesesuaian atau
kecocokan (the goodness of fittest test) distribusi frekuensi sampel data terhdap fungsi
distribusi peluang yang diperkirakan dapat menggambarkan atau mewakili distribusi
frekuensi tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode Uji
Smirnov-Kolmogorov dan Uji Chi-Square. Adapun penentuan syarat batas sebaran
adalah seperti berikut ini:

Tabel 8-1 Syarat-syarat Batas Penentuan Sebaran

No Jenis Distribusi Syarat


1 Distribusi Normal Cs = 0, Ck = 3
2 Log Normal Cs = 3 Cv = 1,8 , Cv = 0,6
3 Pearson III Cs ≤ 1,1396 , Ck ≤ 5,4002
4 Log Pearson III Cs ≠ 0, Cv = 0,3
5 Gumbel Cs < 0, Cv = 0,3

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-21


8.3.1 Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji kesesuaian Smirnov-Kolmogorov sering disebut juga dengan uji kecocokan non
paraetrik. Hal ini dikarenakan pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi
tertentu. Uji ini digunakan untuk menguji simpangan/selisih terbesar antara peluang
pengamatan (empiris) dengan peluang teoritis atau dalam persamaan dapat ditulis
seperti berikut ini:

maks= Pe − PT

Keterangan:
maks = Selisih terbesar antara peluang empiris dengan teoritis
Pe = Peluang empiris. dengan menggunakan persamaan dari Weibull:
m
P =
N+1
m = nomor urut kejadian. atau peringkat kejadian
N = jumlah data pengamatan

PT = peluang teoritis dari hasil penggambaran data pada kertas distribusi


(persamaan distribusinya) secara grafis. atau menggunakan fasilitas perhitungan
peluang menurut wilayah luas dibawah kurva normal.

Karena peluang teoritis harus menggunakan kertas distribusi, sehingga untuk


memudahkan perhitungan digunakan pendekatan program perangkat lunak.

Untuk mengetahui apakah data hujan masih berada dalam batas uji smirnov
kolmogorov, maka dicari besarnya selisih kritis dari data yang ada.

Secara garis besar, uji ini membandingkan kemungkinan yang dapat terjadi untuk
setiap variant dari distribusi empiris dan teoritisnya, sehingga akan terdapat delta (Δ)
atau perbedaan. Jika (Δ)maksimum yang terbaca kurang dari (Δ) kritiknya untuk suatu
derajat nyata dan jumlah variant tertentu maka kemungkinan terjadi penyimpangan
akibat kesalahan.

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-22


Tabel 8-2 Tabel Smirnov-Kolmogorov
Tabel Smirnov - Kolmogorov
N / CI 1 0.2 0.1 0.05 0.01 0
0 0.9000 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9900
1 0.9000 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9900
2 0.6800 0.6800 0.7800 0.8400 0.9300 0.9300
3 0.5600 0.5600 0.6400 0.7100 0.8300 0.8300
4 0.4900 0.4900 0.5600 0.6200 0.7300 0.7300
5 0.4500 0.4500 0.5100 0.5600 0.6700 0.6700
6 0.4100 0.4100 0.4700 0.5200 0.6200 0.6200
7 0.3800 0.3800 0.4400 0.4900 0.5800 0.5800
8 0.3600 0.3600 0.4100 0.4600 0.5400 0.5400
9 0.3400 0.3400 0.3900 0.4300 0.5100 0.5100
10 0.3200 0.3200 0.3700 0.4100 0.4900 0.4900
11 0.3100 0.3100 0.3500 0.3900 0.4700 0.4700
12 0.3000 0.3000 0.3400 0.3800 0.4500 0.4500
13 0.2800 0.2800 0.3200 0.3600 0.4300 0.4300
14 0.2700 0.2700 0.3100 0.3500 0.4200 0.4200
15 0.2700 0.2700 0.3000 0.3400 0.4000 0.4000
16 0.2600 0.2600 0.3000 0.3300 0.3900 0.3900
17 0.2500 0.2500 0.2900 0.3200 0.3800 0.3800
18 0.2400 0.2400 0.2800 0.3100 0.3700 0.3700
19 0.2400 0.2400 0.2700 0.3000 0.3600 0.3600
20 0.2300 0.2300 0.2600 0.2900 0.3500 0.3500
25 0.2100 0.2100 0.2400 0.2600 0.3200 0.3200
30 0.1900 0.1900 0.2200 0.2400 0.2900 0.2900
35 0.1800 0.1800 0.2100 0.2300 0.2700 0.2700
40 0.1700 0.1700 0.1900 0.2100 0.2500 0.2500
45 0.1600 0.1600 0.1800 0.2000 0.2400 0.2400
50 0.1500 0.1500 0.1700 0.1900 0.2300 0.2300

Langkah – langkah untuk melakukan uji ini adalah seperti berikut ini:
i. Urutkan data dari besar ke kecil ataupun sebaliknya dari kecil ke besar.
Kemudian tentukan peluang dari masing-masing data tersebut.
ii. Tentukan nilai variabel reduksi untuk metode ini yaitu
(𝑋−𝑋̅)
𝑓(𝑡) = (II-8)
𝑆
iii. Tentukan peluang teoritis dari yaitu {𝑃′(𝑋𝑖)} dari nilai 𝑓(𝑡) dengan
menggunakan tabel
iv. Dari kedua nilai peluang tersebut kemudian tentukan besarnya nilai
selisih antara pengamatan dan teoritis
𝐷𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑚𝑎𝑘𝑠 {𝑃(𝑋𝑖) − 𝑃′(𝑋𝑖)}
v. Kemudian dengan menggunakan tabel nilai kritis untuk Smirnov-
Kolmogorov ditentukan besarnya nilai 𝐷0

Besarnya nilai kritik hasil perhitungan untuk masing – masing metode analisis
frekuensi harus lebih kecil dari besarnya nilai delta kritik yang telah ditetapkan metode
Smirnov-Kolmogorv.

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-23


CONTOH PERHITUNGAN

Table 8-21Perbandingan Data Curah Hujan Asli dengan Hasil Analisa Frekuensi

Perbandingan Analisa Frekuensi sumber: hasil analisa 2017


Data Hujan Pendekatan Data Hujan Analisa Frekuensi
Tersusun (Asli) Normal Log Normal Pearson III Log Pearson III Gumbel
235.00 181.06 180.02 304.65 188.23 187.16
152.00 165.78 160.90 195.36 161.33 164.58
146.50 155.29 148.98 174.38 146.33 150.87
141.70 146.82 139.99 158.49 135.88 140.75
139.00 139.42 132.59 147.09 127.79 132.54
119.00 132.65 126.15 119.88 121.13 125.50
110.00 126.23 120.34 104.69 115.41 119.22
108.00 119.98 114.94 97.23 110.32 113.44
106.00 113.74 109.80 90.31 105.69 107.97
106.00 107.37 104.78 85.80 101.35 102.66
98.00 100.68 99.75 73.60 97.21 97.36
98.00 93.43 94.58 69.64 93.13 91.91
85.00 85.25 89.06 52.82 89.00 86.06
79.00 75.36 82.83 43.08 84.59 79.32
76.50 61.73 74.94 36.79 79.41 70.39

Kemudian dicari nilai selisih dari data curah hujan asli dengan nilai hasil perhitungan
analisa frekuensi dan diperoleh hasil seperti berikut ini

Table 8-22 Hasil Selisih Nilai Absolut Untuk Uji Smirnov-Kolmogorov

Selisih Data Absolut


Normal Log Normal Pearson III Log Pearson III Gumbel
53.94 54.98 69.65 46.77 47.84
13.78 8.90 43.36 9.33 12.58
8.79 2.48 27.88 0.17 4.37
5.12 1.71 16.79 5.82 0.95
0.42 6.41 8.09 11.21 6.46
13.65 7.15 0.88 2.13 6.50
16.23 10.34 5.31 5.41 9.22
11.98 6.94 10.77 2.32 5.44
7.74 3.80 15.69 0.31 1.97
1.37 1.22 20.20 4.65 3.34
2.68 1.75 24.40 0.79 0.64
4.57 3.42 28.36 4.87 6.09
0.25 4.06 32.18 4.00 1.06
3.64 3.83 35.92 5.59 0.32
14.77 1.56 39.71 2.91 6.11
0.54 0.55 0.70 0.47 0.48

Dari hasil selisih tersebut kemudian diambil nilai maksimum untuk maisng-masing
metode dan dicari diantara metode tersebut yang mempunyai nilai maksimum paling
kecil dari metode – metode yang lainnya.

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-24


Sehingga dari hasil tersebut diketahui bahwa Metode Log Pearson III yang
mempunyai selisih nilai absolut yang paling kecil diantara metode yang lainnya.
Sehingga hasil Uji Smirnov-Kolmogorov ini memilih Distribusi Log Pearson III.

8.3.2 Uji Chi-Square

Uji Chi-Square ini dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi yang
akan dipilih dapat mewakili distribusi statik sampel data yang dianalisis. Untuk
pengujian dengan metode ini mempunyai syarat bahwa nilai chi-kuadrat yang
diperoleh harus lebih kecil dari nilai chi-kritik yang sudah ditentukan. Untuk itu maka
disarankan banyaknya kelas yang tidak kurang dari 5 dan frekuensi absolut tiap kelas
tidak kurang dari 5. Rumus yang digunakan untuk metode ini adalah sebagai berikut:

𝑘
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
𝑋𝑖−1
𝐸𝑖

Dimana:

Xn = parameter chi-square terhitung

K = jumlah sub kelompok

Oi = jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke i

Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok i

Jika hasil menunjukkan bahwa distribusi yang dipilij tidak cocok, tetapi uji ini dapat
memberikan hasil yang baik jika data yang tersedia cukup panjang (disarankan n ≥ 50
tahun dan jumah kelas interval ≥ 5).

Untuk menyelesaikan uji dengan menggunakan metode ini, maka dilakukan cara
seperti berikut ini:
i. Penggambaran distribusi curha hujan dilakukan untuk setiap metode
distribusi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui beda antara frekuensi
yang diharapkan (𝐸𝑓) dengan frekuensi yang terbaca.
ii. Hitung peluang dari masing-masing data hidrologi yang dimiliki

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-25


iii. Plotting data dan buat garis yang memotong daerah rata-rata dari titik-
titik yang terbentu atau disebut dengan nilai frekuensi yang terbaca
(𝑂𝑓) dan nilai pada garis adalah frekuensi yang diharapkan
iv. Menghitung parameter uji dengan menggunakan rumus berikut ini:
(𝑂𝑓 −𝐸𝑓 )
𝑋 2 = ∑𝑛𝑖 (II-9)
𝐸𝑓
v. Untuk parameter uji yang lain adalah nilai 𝛼 = 5% dan deraja
kebebasan atau 𝐷𝐾 , dimana nilai 𝐷𝐾 dapat dihitung dengan rumus
berikut:
𝐷𝐾 = 𝐾 (𝑝 + 1)

K = jumlah data
P = Probabilitas

CONTOH PERHITUNGAN

Table 8-23 Perbandingan Nilai Curah Hujan Asli dengan Curah Hujan Hasil Analisa Frekuensi

Perbandingan Analisa Frekuensi


Data Hujan Pendekatan Data Hujan Analisa Frekuensi
Tersusun (Asli) Normal Log Normal Pearson III Log Pearson III Gumbel
235.00 181.06 180.02 304.65 188.23 187.16
152.00 165.78 160.90 195.36 161.33 164.58
146.50 155.29 148.98 174.38 146.33 150.87
141.70 146.82 139.99 158.49 135.88 140.75
139.00 139.42 132.59 147.09 127.79 132.54
119.00 132.65 126.15 119.88 121.13 125.50
110.00 126.23 120.34 104.69 115.41 119.22
108.00 119.98 114.94 97.23 110.32 113.44
106.00 113.74 109.80 90.31 105.69 107.97
106.00 107.37 104.78 85.80 101.35 102.66
98.00 100.68 99.75 73.60 97.21 97.36
98.00 93.43 94.58 69.64 93.13 91.91
85.00 85.25 89.06 52.82 89.00 86.06
79.00 75.36 82.83 43.08 84.59 79.32
76.50 61.73 74.94 36.79 79.41 70.39
sumber: hasil analisa 2017

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-26


K= 4.32 (5 Kls) Ef= 2.313744 DK= 1.322
29.83
Normal
Nilai batas kelas Ef Of (Ef-Of)^2 (Ef-Of)^2/Ef
46.81 <X< 76.65 3 1 4 1.33333333
76.65 <X< 106.48 3 4 1 0.33333333
106.48 <X< 136.31 3 2 1 0.33333333
136.31 <X< 166.15 3 5 4 1.33333333
166.15 <X< 195.98 3 3 0 0
15 15 10 3.33 -> Dk
Dcritic = 5.9111

K= 4.32 (5 Kls) Ef= 2.313744 DK= 1.322


26.27
Log Normal
Nilai batas kelas Ef Of (Ef-Of)^2 (Ef-Of)^2/Ef
48.60 <X< 74.87 3 2 1 0.33333333
74.87 <X< 101.14 3 3 0 0
101.14 <X< 127.41 3 3 0 0
127.41 <X< 153.68 3 4 1 0.33333333
153.68 <X< 179.95 3 3 0 0
15 15 2 0.67 -> Dk
Dcritic = 5.9111

K= 4.32 (5 Kls) Ef= 2.313744 DK= 1.322


66.97
Pearson III
Nilai batas kelas Ef Of (Ef-Of)^2 (Ef-Of)^2/Ef
28.25 <X< 95.21 3 3 0 0
95.21 <X< 162.18 3 2 1 0.33333333
162.18 <X< 229.14 3 4 1 0.33333333
229.14 <X< 296.11 3 2 1 0.33333333
296.11 <X< 363.07 3 3 0 0
15 14 3 1.00 -> Dk
Dcritic = 5.9111

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-27


K= 4.32 (5 Kls) Ef= 2.313744 DK= 1.322
27.21
Log Pearson III
Nilai batas kelas Ef Of (Ef-Of)^2 (Ef-Of)^2/Ef
48.13 <X< 75.33 3 2 1 0.33333333
75.33 <X< 102.54 3 3 0 0
102.54 <X< 129.74 3 3 0 0
129.74 <X< 156.95 3 4 1 0.33333333
156.95 <X< 184.15 3 3 0 0
15 15 2 0.667 -> Dk
Dcritic = 5.9111

K= 4.32 (5 Kls) Ef= 2.313744 DK= 1.322


29.19
Gumbel
Nilai batas kelas Ef Of (Ef-Of)^2 (Ef-Of)^2/Ef
47.13 <X< 76.33 3 2 1 0.33333333
76.33 <X< 105.52 3 3 0 0
105.52 <X< 134.71 3 5 4 1.33333333
134.71 <X< 163.91 3 2 1 0.33333333
163.91 <X< 193.10 3 3 0 0
15 15 6 2 -> Dk
Dcritic = 5.9111

Dari hasil analisa chi-square, diperoleh hasil nilai C kuadrat yang paling keci diperoleh
dengan menggunakan distribusi Log Pearson III sehingga untuk hasil uji Chi-Square
diambil distribusi dengan metode Log Pearson III.

PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-28


PROGRAM STUDI TPSDA-ITB 8-29

Anda mungkin juga menyukai