ANALISA HIDROLOGI
HIDROLOGI
STASIUN HUJAN
HIDROLOGI
DATA CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM
Berikut adalah data hujan harian maksimum pada stasiun hujan:
Stasiun Hujan Tikala Kaleosan Stasiun Hujan Tikala Rumengkor Stasiun Hujan Tikala Sawangan
Curah Hujan Curah Curah Hujan
No Tahun Tanggal (mm) Hujan No Tahun Tanggal (mm)
1 2008 20-Apr 70,00 No Tahun Tanggal (mm) 1 2008 01-May 130,80
2 2009 21-May 50,30 1 2008 22-Dec 82,10 2 2009 14-Mar 100,30
3 2010 06-Aug 175,50 2 2009 20-May 118,40 3 2010 10-Dec 123,00
4 2011 21-Feb 57,00 3 2010 13-Feb 104,50 4 2011 16-Jun 120,30
5 2012 31-Dec 90,50 4 2011 24-Mar 87,80 5 2012 10-Jun 110,00
6 2013 17-Feb 80,60 5 2012 22-Dec 111,50 6 2013 17-Feb 180,40
7 2014 14-Jan 177,00 6 2013 17-Feb 146,60 7 2014 15-Jan 170,70
8 2015 23-Nov 105,00 7 2014 15-Jan 183,00 8 2015 09-Jan 90,00
9 2016 20-Jan 144,00 8 2015 10-Jan 85,00 9 2016 21-Jan 90,70
10 2017 16-Dec 81,00 9 2016 15-Sep 76,20 10 2017 16-Dec 180,00
11 2018 07-Feb 103,50 10 2017 24-Mar 86,70 11 2018 30-Jun 76,00
11 2018 11-Jan 78,00
HIDROLOGI
HUJAN DAERAH TANGKAPAN AIR
Berdasarkan sebaran stasiun hujan yang ada, untuk analisa data hujan menggunakan Metode
Polygon Thiessen.
CURAH
No Tahun HUJAN
Xi (mm)
1 2008 82,150
2 2009 53,248
3 2010 77,927
4 2011 61,456
5 2012 90,366
6 2013 147,671
7 2014 173,894
8 2015 83,673
9 2016 87,145
10 2017 112,245
11 2018 41,252
CURAH HUJAN RANCANGAN
ANALISA DISTRIBUSI FREKUENSI
Ada beberapa metode untuk menghitungbesarnya curah hujan rancangan, dalam analisis ini
digunakan metode distribusi frekuensi Normal, Log Normal, Log Person III, dan E.J. Gumbell.
Berikut adalah rekapitulasi hasil perhitungan masing-masing metode:
Dari hasil uji distribusi terpilih curah hujan rencana dengan menggunakan
metode log pearson III
CURAH HUJAN RANCANGAN MAKSIMUM
PROBABLE MAXIMUM PRECIPITATION (PMP)
Curah hujan maksimum boleh jadi Probable Maximum Precipitation (PMP)dihitung dengan metode
Hersfield untuk masing masing stasiun dan dikalikan dengan luasan pengaruh masing masing stasiun,
sebagai berikut :
XPMP = X + K .S
dimana,
XPMP = Hujan banjir maximum boleh jadi
= Nilai rata-rata hujan / banjir
Dari tabel diatas maka didapat nilai Curah Hujan PMP DAS Tikala Sebesar 609,201 mm/tahun.
DISTRIBUSI HUJAN JAM-JAMAN
untuk perhitungan distribusi hujan digunakan rasio distribusi hujan yang disarankan oleh PSA (Pengembang
Sumberdaya Air) 007 yang terdapat pada Panduan Perencanaan Pendungan Urugan, Volume II Analisis
Hidrologi. Berikut rekapitulasi hujan jam-jaman metode PSA 007:
1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 10,6 10,6 10,77 11,3 12 12,3 13 13,3 14,3
13,4 16
3 3 72 71,9 71,5 70 68 67 65 64 61
63,67 56
4 4 5,4 5,48 5,7 6,7 8 8,7 10 10,7 12,7
10,9 16
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4
6 6 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4
Ulang
Nakayasu 96,700 155,987 210,647 287,879 338,411 406,968 455,086 506,793 562,558 689,745 1241,518
ITB I 85,832 136,423 183,455 251,981 299,741 362,575 410,994 460,980 512,748 641,250 1177,045
ITB II 86,852 138,267 186,053 255,617 304,017 367,756 416,746 467,387 519,880 649,906 1191,974
Gama I 83,574 132,338 177,683 243,813 289,987 350,688 397,579 445,944 495,972 620,446 1139,502
SCS 62,372 93,942 123,285 166,015 195,762 234,920 265,044 296,166 328,420 408,366 741,680
DEBIT BANJIR RANCANGAN
Untuk pembuatan desain bendungan lazimnya diperlukan data banjir dengan kala ulang tertentu 1,01,1.25, 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200,
1000 tahun dan PMF (Banjir Maksimum Boleh). Dalam perencanaan ini dilakukan hitungan dengan beberapa metode seperti Metode
Nakayasu, ITB, Gama I dan SCS. Dari hasil analisa diperoleh rekapitulasi nilai seperti berikut:
DEBIT BANJIR RANCANGAN
Untuk pembuatan desain bendungan lazimnya diperlukan data banjir dengan kala ulang tertentu 1,01,1.25, 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200,
1000 tahun dan PMF (Banjir Maksimum Boleh). Dalam perencanaan ini dilakukan hitungan dengan beberapa metode seperti Metode
Nakayasu, ITB, Gama I dan SCS. Dari hasil analisa diperoleh rekapitulasi nilai seperti berikut:
DEBIT BANJIR RANCANGAN
Untuk pembuatan desain bendungan lazimnya diperlukan data banjir dengan kala ulang tertentu 1,01,1.25, 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200,
1000 tahun dan PMF (Banjir Maksimum Boleh). Dalam perencanaan ini dilakukan hitungan dengan beberapa metode seperti Metode
Nakayasu, ITB, Gama I dan SCS. Dari hasil analisa diperoleh rekapitulasi nilai seperti berikut:
UJI PERHITUNGAN DEBIT BANJIR RANCANGAN
DENGAN METODE CREAGER
Debit banjir rancangan bendungan sawangan hasil perhitungan hidrograf satuan sintetis dari berbagai metode
perlu dikalibrasi dengan debit banjir rancangan dari hasil pengamatan untuk menentukan debit banjir rancangan
yang akan digunakan sebagai debit banjir rancangan bendungan sawangan. Hasil kalibrasi Debit banjir rancangan
Bendungan Sawangan dapat dilihat pada tabel
Debit Pengamatan
Debit Perhitungan (m3/det)
No Kala Ulang (th)
(m3/det)
HSS Nakayasu Kepencengan (%) HSS SCS Kepencengan (%)
649.906 5.413
Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan metode yang paling mendekati dengan data debit yang ada berdasarkan
kajian hidrologi adalah debit banjir rancangan dari Metode Gama I.
UJI PERHITUNGAN DEBIT BANJIR RANCANGAN
DENGAN METODE CREAGER
Untuk mengetahui rasionalisasi dari hasil perhitungan yang telah di dapat, debit banjir yang telah dihasilkan, khususnya dari PMF, harus
diverifikasi dengan menggunakan kurva Creager. Kurva Creager merupakan kurva hubungan antara debit puncak banjir dengan luas DAS. Hasil
plot debit banjir rancangan periode PMF Bendungan Sawangan dengan perbandingan bendungan-bendungan lain di Indonesia pada kurva creager
dapat dilihat pada grafik.
C = 50%
C = 100%
C = 150%
Bendungan di indonesia
10000 C = 80%
C = 60%
1000
100
10
1 10 100 1000 10000
Catchment Area (km2)
SEKIAN DAN TERIMA KASIH