Anda di halaman 1dari 14

A.

Analisa Hujan
Data hujan diperoleh dari data online BMKG
(www.dataonline.bmkg.go.id) dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tamiang
kabupaten Aceh Tamiang diperoleh dari data (www.tanah air.indonesia.go.id).

1. Perhitungan Hujan Rata-rata


Metode yang digunakan untuk menghitung hujan rata-rata harian adalah
metode Polygon Theissen yaitu dengan mencari koefisien Theissen pada tiap
stasiun hujan terhadap DTA yang di analisa menggunakan peta DEM.
Tabel 1. Tabel Koefisien Theissen
Luas daerah Koefisien Thiessen
No Nama Stasiun tangkapan (Ai) (km2) (Ci) (%)
1 Stasiun Cut Nyak Dien 24,615 0,05
2 Stasiun Malikussaleh 34,461 0,07
3 Stasiun Klimatologi Medan 433,24 0,88
Jumlah ( Σ ) 492,30 1,00
Luas daerah dan luas dihitung dengan menggunakan software Arc GIS.
Koefisien Theissen digunakan untuk mencari hujan rata-rata harian total semua
stasiun dengan mengalikan jumlah hujan per hari pada masing-masing stasiun
dengan koefisien Theissen masing-masing stasiun. Sehingga, diperoleh hujan
harian rata-rata tiap tahun, kemudian diambil data terbesar sebagai sempel data
hujan harian rata-rata untuk perhitungan analisis selanjutnya.
30

Gambar 1. Poligon Thiessen


2. Analisis Frekuensi Hujan
Jenis sebaran atau distribusi curah hujan diperoleh dari analisis distribusi
frekuensi, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan beberapa metode untuk
menemukan sebaran yang sesuai dengan data yang ada.
Tabel 2. Analisis Frekuensi Curah Hujan
No Tahun CH (Xi-X) (Xi-X)2 (Xi-X)3 (Xi-X)4
74,3629
1 2012 25,78 664,54 17131,02 441615,48
9
60,9096
2 2013 39,23 1539,16 60384,30 2369001,77
2
123,950
3 2014 -23,81 566,88 -13496,83 321347,96
8
165,948
4 2015 -65,81 4330,51 -284976,29 18753325,83
3
102,225
5 2016 -2,08 4,34 -9,05 18,87
9
110,512
6 2017 -10,37 107,56 -1115,51 11569,06
8
87,4140
7 2018 12,73 161,99 2061,80 26241,95
2
8 2019 45,609 54,53 2973,81 162170,12 8843573,40
83,4294
9 2020 16,71 279,30 4667,68 78007,30
9
10 2021 147,054 -46,91 2200,77 -103243,08 4843372,98
1001,41
  Jumlah   12828,86 -156425,83 35688074,61
7

1) Perhitungan Standar Deviasi (Sd)

Sd=

√ (X 1− X)2
n−1

Sd = 37,75

2) Perhitungan Koefisien Kemencengan (Cs)


n ∑ ( X 1−X )3
Cs=
(n−1)(n−2) Sd3

Cs = 0,403
3) Perhitungan Koefisien Kurtosis (Ck)
n ∑ ( X 1−X )4
C k=
(n−1)(n−2)(n−3) Sd 4

Ck = 3,485
4) Perhitungan Koefisien Variasi (Cv)
Sd
C v=
Xr
Cv = 0,238377

Tabel 3. Pemilihan Metode Analisa Curah Hujan


Hasil
No Metode   Syarat Keterangan
Hitungan
Cs » 0,0000 0,40
1 Normal Memenuhi
Ck » 3,0000 3,48
Cs ≤ 1,1396 0,40
2 Gumbel Memenuhi
Ck ≤ 5,4002 3,48
Cs » 0,4306 0,40
3 Log Normal Tidak Memenuhi
Ck = 3,6440 3,48
Log Pearson Cs ≠ 0 0,40
4 Memenuhi
Type III      

Kemudian digunakan metode distribusi frekuensi Log Pearson Type II


untuk perhitungan curah hujan rancangan.

3. Curah Hujan Rancangan


Analisis curah hujan rancangan dilakukan dengan menggunakan distribusi
frekuensi metode Log Pearson III. Berikut ini adalah analisis perhitungannya :

1) Perhitungan Standar Deviasi (Sd)

Sd=


(log X 1−log X )2
n−1

Sd = 0,172

2) Perhitungan Koefisien Kemencengan (Cs)


n ∑ (log X 1−log X )
3
Cs= 3
(n−1)( n−2) Sd

Cs = 0,160
Tabel 4. Rekap Perhitungan Metode Log Pearson III
No Xi Log Xi Log Xi - Log Xrt (Log Xi - Log Xrt)2 (Log Xi - Log Xrt)3
1,87135
1 74,36299358 -0,100 0,010 -0,001
7
1,78468
2 60,90961606 -0,186 0,035 -0,006
6
2,09324
3 123,9508469 0,122 0,015 0,002
9
2,21997
4 165,9483157 0,249 0,062 0,015
3
2,00956
5 102,2258675 0,038 0,001 0,000
1
2,04341
6 110,5127902 0,072 0,005 0,000
3
1,94158
7 87,41402348 -0,030 0,001 0,000
1
1,65905
8 45,60900404 -0,312 0,097 -0,030
1
9 83,42948982 1,92132 -0,050 0,002 0,000
2,16747
10 147,0540245 0,196 0,039 0,008
7
19,7116
0,000 0,268 0,000
7

Tabel 5. Curah Hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III


No periode Ulang P K Log Xt Xt
1 2 50 -0,033 1,965 92,35849519
2 5 20 0,83 2,114 130,099045
3 10 10 1,301 2,195 156,8495489
4 25 4 1,818 2,285 192,5855488
5 50 2 2,159 2,343 220,5049999
6 100 1 2,472 2,397 249,6809835
B. Hidrograf Banjir

1. Analisis Curah Hujan Jam-jaman


Kejadian hujan yang digunakan adalah 5 jam,. Kejadian hujan yang
terjadi di lapangan diasumsikan menyebabkan banjir selama 5 jam. Perhitungan
intensitas curah hujan jam-jaman dengan menggunakan rumus modifikasi
Mononobe adalah

R 24 5 23
I= ×( )
5 t

dengan,
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = curah hujan maksimum harian selama 24 jam (mm)
t = lamanya hujan / durasi (jam)
Tabel 6. Intensitas Hujan dengan metode
Curah Hujan Rencana
Waktu Ratio Kumulatif
2 5 10 25 50 100
1 58,48 58,48 40,51 57,06 68,79 84,47 96,71 109,51
2 15,20 73,68 10,53 14,83 17,88 21,96 25,14 28,46
3 10,66 84,34 7,39 10,40 12,54 15,40 17,63 19,97
4 8,49 92,83 5,88 8,28 9,99 12,26 14,04 15,90
5 7,17 100,00 4,97 6,99 8,43 10,35 11,85 13,42
Hujan Efektif 69,27 97,57 117,64 144,44 165,38 187,26
Prob. Hujan Max 92,36 130,10 156,85 192,59 220,50 249,68

2. Analisis Debit Banjir Rencana


Analisis debit banjir rencana dilakukan dengan metode Hidrograf Satuan
Sintetik Nakayasu (HSS Nakayasu). Berikut ini adalah perhitungan HSS
Nakayasu:
Luas DTA = 492,30 km2
Panjang DAS = 65 km
Koefisien pengaliran = 0,55
Parameter alfa = 0,531
Hujan satuan =1
1) Waktu Konsentrasi (Tg)
Tg = 0,4 + 0,058 L (L > 15 km)
= 4,17 jam
2) Satuan Waktu Hujan (Tr)
Tr ≈ 0,75 Tg
= 3,336 Jam
3) Time to Peak (Tp)
Tp = 0,8 Tr + Tg
= 6,838 Jam
4) Waktu dari Qp sehingga Debit Hidrograf 0,3Qp (T0,3)
T0,3 = a Tg

= 2,21
5) Debit Puncak Banjir (Qp)

A
I=
3 ¿¿

= 32,059

Gambar 2. Sketsa HSS Nakayasu

Tabel 7 Waktu lengkung HSS Nakayasu

    Awal Akhir
Karakteristik
  Notasi Nilai Nilai
Kurva Naik   Qd0 0 6,8388
Tahap 1     Qd1 6,8388 9,052690813
Tahap 2     Qd2 9,052690813 12,37352703
tahap 3 Kurva Turun   Qd3 12,37352703  
Tabel 8. Debit banjir kala ulang HSS Nakayasu Q2, Q5, Q10, Q25, Q50, an Q100

Q
t
parameter 2 5 10 25 50 100
0,000 0 0 0 0 0 0 0
1,000 0 22 31 37 46 53 59
2,000 2 116 164 197 242 277 314
3,000 4 307 433 522 641 734 831
4,000 9 613 864 1041 1278 1464 1657
5,000 15 1047 1475 1779 2184 2500 2831
6,000 23 1622 2285 2755 3383 3873 4385
6,834 32 2217 3123 3765 4623 5293 5993
7,500 22 1550 2183 2632 3232 3701 4190
8,000 17 1181 1664 2006 2463 2820 3193
9,000 10 686 966 1164 1430 1637 1853
10,000 6 398 561 676 830 950 1076
11,000 3 231 325 392 482 552 625
12,000 2 134 189 228 280 320 363
13,000 1 78 110 132 162 186 210
14,000 1 45 64 77 94 108 122
15,000 0 26 37 45 55 63 71
16,000 0 15 21 26 32 36 41
17,000 0 9 12 15 18 21 24
18,000 0 5 7 9 11 12 14
19,000 0 3 4 5 6 7 8
20,000 0 2 2 3 4 4 5
21,000 0 1 1 2 2 2 3
22,000 0 1 1 1 1 1 2
23,000 0 0 0 1 1 1 1
24,000 0 0 0 0 0 0 1

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000

Q2 Q5 Q10 Q25 Q50 Q100

Gambar 3. Garfik hasil perhitungan HSS Nakayasu


C. Analisis Hidraulik Sungai
Analisis hidraulik sungai yang dilakukan sesuai data lapangan yang
dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan dan hasil analisis hujan yang
telah dilakukan.

Gambar 4. Titik Pengukuran langsung dilapangan

Gambar 5. Hasil pengukuran topografi


Dari gambar di atas diperoleh bentuk penampang sungai kemudiana
didapatkan besaran penampang sungai sbb :

Tabel 10. Perhitungan kecepatan aliran dan debit sungai pada belokan
Lokas
i Lebar sungai Kedalaman A P R V Qn
1 34,61 3,34 71,56 35,76 2,00 0,42 29,77
2 73,36 3,97 166,72 73,88 2,26 0,44 73,64
3 73,09 8,21 318,67 75,84 4,20 0,60 192,08
4 57,11 9,11 241,55 60,81 3,97 0,59 141,57
5 39,64 2,61 70,07 40,43 1,73 0,39 27,13
6 35,39 2,86 67,05 37,40 1,79 0,39 26,40
7 37,40 2,66 64,69 38,65 1,67 0,38 24,61
Tabel 11. Tinggi muka air pada saat debit kala ulang tertentu
Kala ulang V Qn A H
Q2 0,46 2216,90 4837,74 9,66
Q5 0,46 3122,79 6814,59 11,47
Q10 0,46 3764,89 8215,78 12,59
Q25 0,46 4622,67 10087,63 13,95
Q50 0,46 5292,82 11550,05 14,93
Q100 0,46 5993,14 13078,29 15,89

Desain debit banjir awal adalah desain banjir dengan kala ulang 50
tahunan (Q50). Namun, dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa debit banjir
sungai tidak masuk dalam perhitungan debit rancangan menggunakan metode
Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu, hal ini menunjukkan bahwa jika
debit banjir tetap di desain dengan kala ulang 50 tahun maka kemungkinan harus
dilakukan pelebaran sungai dan efek yang ditimbulkan adalah relokasi penduduk
dan memungkinkan terjadinya masalah sosial. Sehingga, perencanaan
menggunakan data debit banjir terbesar existing yang terbesar yaitu 2216,90
m3/dt, untuk pengendalian bangunan pelindung tebing.
D. Analisis Bangunan Pelindung Tebing dan Stabilitas Bangunan
a. Bronjong Kawat

tekanan tanah pasif

tekanan tanah aktif

Gambar 6. Desain Bangunan Bronjong Kawat

Data :
g= 9,8 m/dt2
φ= 12 °
3
γb = 1,895 ton/m
3
γ' = 0,977 ton/m
γw = 1 ton/m3

Penyelesaian :
1. Tekanan Tanah Lateral pada Tanah Granuler
(Pasir) Ka = 0,650
Kp = 1,534

1) Tekanan Tanah Aktif


Tabel 12. Tabel Gaya akibat tekanan tanah aktif
Tekanan Gaya Lengan Momen  
0,33 0,163937545 3,75 0,6147658  
0,64 1,281335853 3,25 4,1643415  
1,24 0,621323296 2,75 1,7086391  
1,24 0,621323296 2,25 1,3979774  
1,24 0,621323296 1,75 1,0873158  
1,24 0,621323296 1,25 0,7766541  
   Total   9,7496937 ton m
2) Tekanan Tanah Pasif

Tabel 13. Tabel Gaya akibat tekanan tanah Pasif


Tekanan Gaya Lengan Momen  
0,56351
2,889820021 5 1 0,563515 ton m

3) Beban yang ditimbulkan bangunan


Lua Lengan Lengan Momen Momen
L P s Berat X Y X Y  
0,5 1,5 0,75 1,35 4,25 3,75 5,7375 5,0625  
1 1,5 1,5 2,7 3,75 3,25 10,125 8,775  
0,5 1,5 0,75 1,35 3,5 2,75 4,725 3,7125  
1 1,5 1,5 2,7 2,5 2,25 6,75 6,075  
1 1,5 1,5 2,7 1,5 1,75 4,05 4,725  
1 1,5 1,5 2,7 0,5 1,25 1,35 3,375  
          total 32,7375 31,725 Ton m

1. Stabilitas terhadap Penggulingan

SFgl = 3,5 > 2 (Aman)

2. Stabilitas terhadap Penggeseran

SFgs = 8,147 > 1,5 (Aman)


2. Turap (Sheetpile)
_

0,5 P1

P2

Pa
D Pp P3

Gambar 7. Desain Struktur Dinding Papan Turap

Data lapangan :

g= 9,8 m/dt2
φ= 12 °
3
γb = 1,895 ton/m
3
γ' = 0,977 ton/m
γw = 1 ton/m3
P1 = 55,9191
P2 = 795,2938 + 99,41173 D
P3 = 397,6469 + 49,70586 D + 6,213233 D2
Pp =           0,762485 D2
-1248,86 = 149,1176 D + 5,450747 D2

M1 = 9 D x 55,9191 D
795,293 99,4117
M2 = 4 D x 8 D + 3 D2
397,646 49,7058
M3 = 2,666667 D x 9 D + 6 D2 + 6,213233 D3
149,117
15,66667 D 1248,86 D 6 D2 6,213233 D3
M4 =       0,333 D +       2,50555 D3
1249,19 149,117
15,66667 D 3 D + 6 D2 + 8,718783 D3

1. Perhitungan momen tanah aktif dan tanah pasif


Trial nilai D = 2 m
Sheetpile mampu menahan momen sebesar 3797,517 kN m
Total panjang Sheepile = 0,5+8+2 = 11,5 m dibulatkan 12 m
2. Diameter angkur
Diambil mutu baja BJ 39 dengan fy = 3900 kg/cm2, tegangan ijin = 2340 kg/cm2.

P total = 1868,686 Kg
1868,686
A =
2340
= 0,79 cm2
4 × 0,79
D = 0,5
π
=1,008 cm = 10,08 mm
Digunakan angkur 14 mm

Anda mungkin juga menyukai