Anda di halaman 1dari 9

66

 Anailis Hidrogaf Satuan Sintetik Nakayasu


Hidrograf Nakayasu dikembangkan di Jepang dan sangat populer di
Indonesia. Perhitungan debit banjir rancangan untuk suatu bangunan air di
Indonesia umumnya menggunakan metode Nakayasu yang ditambah dengan
metode lain sebagai pembandingnya. Persamaan umum Hidrograf Satuan
Sintetik Nakayasu adalah sebagai berikut:

Qp = C . A . R03,6 (0,3 Tp+T0,3)


Tp = tg + 0,8 tr (2)
tg= 0,21 x L0,7 (L < 15 km)
tg = 0,4 + 0,058 x L (L > 15 km) (4)
T0,3 = α x tg (5)
di mana :
Qp = debit puncak banjir (m3 /det),
C = koefisien pengaliran,
R0 = hujan satuan (mm),
A = luas DAS (km2 ),
Tp = Waktu sampai puncak banjir (jam),
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit puncak sampai 30% dari
debit puncak,
tg= waktu konsentrasi (jam),
tr = satuan waktu hujan,
α = parameter hidrograf,
L = panjang sungai (m).
Berikutnya adalah rumusan yang digunakan dalam menggambarkan hidrograf
Nakayasu Asli antara lain:
a. Pada saat kurva naik, 0 ≤ t ≤ Tp, maka

b. Pada kurva turun, Tp < t ≤ (Tp + T0,3), maka


67

c. Pada kurva turun, Tp < t ≤ (Tp + T0,3), maka

untuk (Tp + T0,3) ≤ t ≤ (Tp + T0,3 + 1,5T0,3), maka

dan untuk t > (Tp + T0,3 + 1,5T0,3), maka

 Analisis Perhitungan
- Luas Das (A) = 29,9275 km2
- Panjang sungai (L) = 11,2 km
- Ro = 1 mm
- Tg = 1,1394 jam
- α = 1,7557
- Tr = 0,5697 jam
- Tp = 1,5951 jam
- T0,3 = 2,0004 jam
- 0,5*T0,3 = 1,0002 jam
- 1,5*T0,3 = 3,0006 jam
- 2*T0,3 = 4,0007 jam
- 2,5*T0,3 = 5,0009 jam
- Tp + T0,3 = 3,5955 jam
- Tp + T0,3 + 1,5T0,3 = 6,5961 jam
- Qp = 3,2830 m3/s
68

Tabel Perhitungan Debit puncak Nakayasu


t Qt Qkoreksi
jam m3/s m3/s
0 0 0
1 1,070 0,703
1,5951 3,283 2,156
2 2,573 1,690
3 1,409 0,926
3,5955 0,985 0,647
4 0,837 0,550
5 0,561 0,368
6 0,375 0,246
6,5961 0,295 0,194
7 0,262 0,172
8 0,194 0,127
9 0,143 0,094
10 0,106 0,070
11 0,079 0,052
12 0,058 0,038
13 0,043 0,028
14 0,032 0,021
15 0,024 0,015
16 0,017 0,011
17 0,013 0,008
18 0,010 0,006
19 0,007 0,005
20 0,005 0,003
21 0,004 0,003
22 0,003 0,002
23 0,002 0,001
24 0,002 0,001
Jmlh Q(m3/s) 12,392 8,138
VLL (m3) 44610,349 29297,500
TLL (mm) 1,523 1,000
69

HSS Nakayasu Sungai Seputih


3,5
3
2,5
Debit (m3/s)

2
1,5 HS Asli
1 HS 1 mm/jam
0,5
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu (jam)

 Analisis Hidrograf banjir periode 1000 tahun

𝐼 = 𝑥( )

𝑅 1000 = 389,4877 mm
Tabel Perhitungan Intensitas Hujan
t It
jam mm/jam
1 135,03
2 85,06
3 64,91
4 53,59
5 46,18
6 40,89
70

Tabel Perhitungan hidrograf debit banjir periode 1000 tahun


Unit
R1 R2 R3 R4 R5 R6
t Hydrograph Q
135,03 85,06 64,91 53,59 46,18 40,89
(Q)
jam m3/detik mm/jam mm/jam mm/jam mm/jam mm/jam mm/jam m3/detik
0 0 0 0
1 0,703 94,922 0 94,922
2 2,156 291,129 59,797 0 350,926
3 1,690 228,171 183,400 45,634 0 457,204
4 0,926 124,988 143,738 139,960 37,670 0 446,356
5 0,647 87,339 78,738 109,693 115,535 32,463 0 423,766
6 0,550 74,254 55,020 60,088 90,550 99,565 28,747 408,223
7 0,368 49,712 46,777 41,988 49,602 78,033 88,169 354,281
8 0,246 33,281 31,316 35,698 34,660 42,745 69,102 246,803
9 0,194 26,202 20,966 23,899 29,468 29,869 37,853 168,257
10 0,172 23,203 16,506 16,000 19,728 25,395 26,451 127,282
11 0,127 17,173 14,617 12,596 13,208 17,001 22,488 97,083
12 0,094 12,710 10,818 11,155 10,398 11,382 15,055 71,518
13 0,070 9,407 8,007 8,256 9,208 8,961 10,079 53,918
14 0,052 6,962 5,926 6,110 6,815 7,935 7,935 41,684
15 0,038 5,153 4,386 4,522 5,044 5,873 7,027 32,005
16 0,028 3,814 3,246 3,347 3,733 4,347 5,201 23,688
17 0,021 2,823 2,403 2,477 2,763 3,217 3,849 17,532
18 0,015 2,089 1,778 1,833 2,045 2,381 2,849 12,976
19 0,011 1,546 1,316 1,357 1,514 1,762 2,109 9,604
20 0,008 1,144 0,974 1,004 1,120 1,304 1,561 7,108
21 0,006 0,847 0,721 0,743 0,829 0,965 1,155 5,261
22 0,005 0,627 0,534 0,550 0,614 0,714 0,855 3,894
23 0,003 0,464 0,395 0,407 0,454 0,529 0,633 2,882
24 0,003 0,343 0,292 0,301 0,336 0,391 0,468 2,133
71

3.2 PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN

Meliputi :
1. Perencanaan bangunan utama
2. Perencanaan pelimpah
3. Analisa stabilitas bendungan
4. Gambar perencanaan

 PERENCANAAN TUBUH BANGUNAN UTAMA


Data – data perencanaan :
Debit banjir 1000 tahun ( Q ) : 457,204 𝑚 /detik
Elevasi dasar sungai : 50 m
Elevasi maksimum tampungan : 85 m
Volume tampungan : 292,775 x 106 m3

1.1 TINGGI BENDUNGAN


Berdasarkan sosrodarsoSno dan takeda, buku urugan type urugan hal
169, tinggi bendungan adalah sebagai berikut .
H = ( elevasi maksimum tampungan – elevasi dasar sungai ) + He + fb + 1.0
Dimana :

Fb ≥ hw + + ℎ𝑎 + ℎ𝑖

Keterangan :
Fb = tinggi jagaan ( free board ) ( m )
Hw = tinggi ombak akibat tiupan angin ( m )
He = tinggi ombak akibat gempa
Ha = tinggi kenaikan kemungkinan kenaikan muka air waduk. Apabila terjadi
kemacetan pada pintu bangunan pelimpah.
Hi = tinggi tambahan yang di dasarkan pada tingkat urgensi dari waduk ( m )
72

Dengan :
 Hw = tinggi ombak akibat tiupan gempa.
Nilai hw diambil dari bagian diagram saville dengan asumsi panjang lintasan
ombak ( fe + ch ) f = 1km =1000m, dan kecepatan angin diatas permukaan air
waduk ( v ) = 20m/detik dengan perbandingan lereng dan permukaan halus 1:
2, sehingga grafik faville tersebut di peroleh tinggi ombak akibat gempa.
Berdasarkan sasrodarsono dan takeda, buku bendungan type urugan hal 173,
untuk menentukan tinggi ombak akibat gempa dengan menggunakan rumus.

he = 𝑔 𝑥 ℎ𝑜

keterangan :
e = intensitas seismic horizontal = 0.15
τ = siklus seismic diambil t = 1
ho = kedalam air di dalam waduk
= ( 60 – 85 )
= 25 m
Maka he
. .
= √9.81 𝑥 25
.

= 0,7481 m

 he = tinggi kenaikan muka air karena kemacetan pintu pelimpah berdasarkan


sosrodarsono dan takeda, bendungan type urugan hal 173, tinggi kenaikan
permukaan air waduk ini biasanya sebagai standar, diambil ha = 0.5 m
 hi = tinggi tambahan yang di dasarkan pada type bendungan, mengingat
limpasan melalui mercu bendungan urugan sangat berbahaya, maka di ambil
angka tambahan tinggi jagoan sebesar 1.0 m maka :

.
fb ≥ 1.2 + + 0,5 + 1

fb ≥ 3.0741 ≈ 3,5 m
73

Sehingga tinggi bendungan ( H )


H = ( elevasi maksimum tampungan – elevasi dasar sungai ) + He + fb + 1.0
= ( 85 -60 ) + 0,7481 + 3,5 + 1
= 30,2481 ≈ 31 m

elevasi tubuh bendungan = 60 + 31 = 91 m

LEBAR BENDUNGAN

B = 3.6 x 𝐻 – 3

= 3.6 x 31 – 3
= 8,309 m ≈ 9 m

KEMIRINGAN TALUD DAN LERENG


Up stream = . .
𝑥 100%

= . .
𝑥 100%

= 32,787 %

Down stream = 𝑥 100%


. .

= 𝑥 100%
. .

= 39,216 %

PERBANDINGAN KEMIRINGAN TALUD DAN LERENG


,
Up stream = =

X = 3,05
Sehingga perbandingan kemingan di hulu yaitu 1 : 3,05 ( up )

,
Up stream = =
74

X = 2.55
Sehingga perbandingan kemiringan dihilir yaitu 1 : 2.55 ( down )
 up stream = 3,05 x 31 = 94,55 m ≈ 95 m
 down stream = 2,55 x 31 = 79,05 m ≈ 80 m
jadi :
L = 95 + 80 + 9
= 184 m

+91 m

3,5 m
1 : 2,55
1 H= 31 m
H = 25m 1 : 3,05

+102.5

95 m 9m 80 m

Anda mungkin juga menyukai