Anda di halaman 1dari 28

Aliran Melalui

Pipa Tunggal
Data Percobaan
Konfigurasi Pipa B

Diameter Panjang
No Kehilangan Energi (H1-2) Volume Air (V) Waktu (t) Debit (m3/s) K
Pipa (d) Pipa (L)
(m) (m) (m air) ( m3) (sekon) (m3/s)
1 0.006 0.7 17.15 0.01 34.68333 0.000288 0.002292
2 0.006 0.7 17.3 0.01 34.54667 0.000289 0.002294
3 0.006 0.7 17.34 0.01 33.73333 0.000296 0.002192
4 0.006 0.7 17.36 0.01 33.37000 0.000300 0.002147
5 0.006 0.7 17.42 0.01 33.21667 0.000301 0.002135

Konfigurasi Pipa C

Diameter Panjang
No Kehilangan Energi (H1-2) Volume Air (V) Waktu (t) Debit (m3/s) K
Pipa (d) Pipa (L)
(m) (m) (m air) ( m3) (sekon) (m3/s)
1 0.01 0.7 6.039 0.01 15.64333 0.000639 0.002111
2 0.01 0.7 7.319 0.01 14.62333 0.000684 0.002236
3 0.01 0.7 7.334 0.01 14.21000 0.000704 0.002116
4 0.01 0.7 7.398 0.01 13.85667 0.000722 0.002029
5 0.01 0.7 7.432 0.01 13.76000 0.000727 0.002010
Konfigurasi Pipa D
Diameter Panjang
No Kehilangan Energi (H1-2) Volume Air (V) Waktu (t) Debit (m3/s) K
Pipa (d) Pipa (L)
(m) (m) (m air) ( m3) (sekon) (m3/s)

1 0.014 0.7 2.134 0.01 13.71333333 0.000729 0.003083

2 0.014 0.7 2.936 0.01 12.45666667 0.000803 0.003500

3 0.014 0.7 3.037 0.01 12.37666667 0.000808 0.003574

4 0.014 0.7 3.099 0.01 12.28333333 0.000814 0.003592

5 0.014 0.7 3.127 0.01 12.14666667 0.000823 0.003545


6 mm
17.45
17.4
17.35
17.3
17.25
kehilangan energi (meter air) 17.2
17.15
17.1
17.05
17
0.000286 0.000288 0.000290 0.000292 0.000294 0.000296 0.000298 0.000300 0.000302

debit (m3/s)

10 mm
8
7
6
5
4
kehilangan energi (meter air)
3
2
1
0
0.000600 0.000620 0.000640 0.000660 0.000680 0.000700 0.000720 0.000740

debit (m3/s)
14 mm
3.5

2.5

2
kehilangan energi (meter air)
1.5

0.5

0
0.000720 0.000740 0.000760 0.000780 0.000800 0.000820 0.000840

debit (m3/s)
Kesimpulan

Dari teori yang ada seharusnya :


Kehilangan energi bertambah sesuai nilai kuadrat dari
perbedaan kenaikan kecepatan aliran dalam pipa.
Nilai kehilangan energi seharusnya lebih kecil pada pipa
yang berdiameter lebih besar; dikarenakan dengan
volume yang sama tetapi disertai nilai luas (A) yang
lebih besar seharusnya menghasilkan kecepatan aliran
yang lebih tinggi.
Dari Data Percobaan

Kehilangan energy yang bertambah sesuai dengan


kenaikan debit.
Semakin besar kecepatan air, semakin besar kehilangan
energy yang terjadi.
Dengan debit masuk yang sama, pipa dengan diameter
yang lebih besar memiliki nilai kehilangan energy yang
lebih kecil.
Aliran Melalui Pipa Pararel
Data Percobaan
Konfigurasi Pipa diameter 14 mm,9 mm dan 6mm

Panjang Kehilangan Energi (H1-


No Volume Air (V) Waktu (t) Debit (m3/s) Debit perhitungan
Pipa (L) 2)

(m) (m air) ( m3) (sekon) (m3/s) Qb(6mm) Qc(10mm) Qd (14mm) Qt

1 0.7 0.932 0.01 13.23 0.000756 0.000067 0.000244 0.000446 0.000758

2 0.7 1.768 0.01 11.75333 0.000851 0.000093 0.000336 0.000615 0.001044

3 0.7 1.796 0.01 11.66667 0.000857 0.000093 0.000339 0.000620 0.001052

4 0.7 1.813 0.01 11.51667 0.000868 0.000094 0.000340 0.000623 0.001057

5 0.7 1.825 0.01 11.18667 0.000894 0.000094 0.000341 0.000625 0.001060


Kesimpulan

Secara teori seharusnya debit yang melalui pipa pararel


bertambah.
Seharusnya waktu data pipa pararel lebih singkat(cepat)
dibandingkan pipa tunggal di saat pengukuran volume
yang sama; sehingga menghasilkan nilai Qv yang lebih
besar.
Kehilangan energi pada pipa pararel bernilai sama pada
setiap pipa.
Dari Data Percobaan

Debit teori lebih besar dari pada debit percobaan. hal


ini mungkin disebabkan kesalahan pembacaan
waktu/volume.
Dari hasil debit yang terjadi pada pipa parallel, dapat
disimpulkan bahwa pipa parallel membuat debit
bertambah besar jika dibandingkan dengan pipa
tunggal. Percobaan dilakukan dengan debit masuk yang
sama.
Debit pada masing-masing ukuran pipa memiliki
perbedaan karena disebabkan perbedaan ukuran yang
menyebabkan kapasitas tampungan masing-masing
ukuran pipa berbeda.
Aplikasi Hukum Kontinuitas dan Kehilanan
Energi pada Penyempitan dan Pelebaran
Data Percobaan

H pitot (mm) h (mm) Volume Waktu


No Z2 Y2
1 2 3 1 2 3 (L) (s)

1 0 150 180 179 176 176 178 173 10 6.76

2 99 51 186 185 183 185 180 173 10 6.856667

3 130 20 264 257 213 263 218 180 10 7.013333


Dari Data Percobaan
titik 1
No h1 (mm) H1 (mm) v1 (mm/s) y1 (m) A1 (mm2) m1 (m3/s)
1 176 180 280 0.15 11550 0.00148
2 185 186 140 0.15 11550 0.00146
3 263 264 140 0.15 11550 0.00143

titik 2
No h2 (mm) H2 (mm) v2 (mm/s) y2 (m) A2 (mm2) m2 (m3/s)
1 178 179 140 0.15 11550 0.00148
2 180 185 313.0495 0.051 3927 0.00146
3 218 257 874.2997 0.02 1540 0.00143

titik 3
No h3 (mm) H3 (mm) v3 (mm/s) y3 (m) A3 (mm2) m3 (m3/s)
1 173 176 242.4871 0.15 11550 0.00148
2 173 183 442.7189 0.15 11550 0.00146
3 180 213 804.2388 0.15 11550 0.00143
Hp H u
No Z2 Y2
1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 0 150 176 178 173 180 179 176 280 140 242.4871

2 99 51 185 180 173 186 185 183 140 313.0495 442.7189

3 130 20 263 218 180 264 257 213 140 874.2997 804.2388
H vs Z2
270

260

250

240

230 titik 1
titik 2
220 titik 3

210

200

190

180

170
0 20 40 60 80 100 120 140
percobaan 1
185
180 180 179
180 178
176 176 176
175 173

170

165

160

155

150
0 1 2 3

percobaan 2
190
186 186
185 185 185
185 183
180
180

175 173

170

165

160

155

150
0 1 2 3
percobaan 3
270264
263 264
263
257

250

230
218
213
210

190
180

170

150
0 1 2 3
Kesimpulan

Pada aliran tetap, nilai massa aliran air adalah tetap


walaupun ukuran penampang berubah ubah.
Penyempitan pada saluran membuat tinggi energi
semakin besar, dan menyebabkan semakin besarnya
kehilangan energy yang terjadi.
Besar kehilangan energy yang terjadi pada percobaan 1
= 4 mm, percobaan 2 = 2 mm, dan percobaan 3 = 51
mm. hal tersebut terjadi akibat adanya gesekan antara
air dengan dinding saluran dan akibat adanya
penyempitan saluran sehingga ada energy yang hilang
untuk melewati saluran yang dipersempit.
Kedalaman Kritis Energi Spesifik
Data Percobaan

No y0 y1 yg Volume Waktu Q (l/s) E0 E1 yc Ec

1 220 3 10 10 9.96667 1.00334 0.22018 0.96554 0.02588 0.03881

2 124 9 15 10 9.83333 1.01695 0.12458 0.11887 0.02611 0.03916

3 76 14 20 10 9.80000 1.02041 0.07755 0.05971 0.02617 0.03925

4 49 33 25 10 9.73333 1.02740 0.05278 0.04134 0.02629 0.03943

5 44 38 30 10 9.66667 1.03448 0.04876 0.04438 0.02641 0.03961

6 42 39 35 10 9.60000 1.04167 0.04729 0.04514 0.02653 0.03980


0.25

0.2

0.15

Y (m)

0.1

0.05

0
0.00000 0.20000 0.40000 0.60000 0.80000 1.00000 1.20000

E (m)
Kesimpulan

Dari persamaan rumus yc; nilai Q sangat mempengaruhi


nilai Yc. Nilai C akan megalami kenaikan sebesar
perbandingan debit pangkat 2/3. Semakin debit
bertambah besar maka kedalaman kritis yang terjadi
juga bertambah besar pula.
Permukaan air akan bergelombang jika mencapai
kedalam kritis.
Percobaan Loncatan Air
Data Perobaan

Yg (m) Y1 (m) Y3 (m) Q (m3/s) H1 (m) H3 (m) H (m)

0.015 0.008 0.051 0.001278 0.152 0.067 0.04872

0.02 0.0105 0.057 0.001429 0.127 0.068 0.04200

0.025 0.015 0.052 0.00149 0.092 0.066 0.01623


Hasil perhitungan

V1 (m/s) V12/gY1 Y3/Y1 H/Y1 Yc (m) Lp (m) F1 F2

1.68000 36.00000 6.37500 6.08969 0.03041 0.25800 2.67653 1.39742

1.51109 22.19048 5.42857 3.99987 0.03275 0.27900 2.56580 1.69083

1.22850 10.26667 3.46667 1.08233 0.03369 0.22200 2.00786 1.57492


V12/gY1 vs Y3/Y1
7.00000

6.00000

5.00000

4.00000

3.00000

2.00000

1.00000

0.00000
5.00000 10.00000 15.00000 20.00000 25.00000 30.00000 35.00000 40.00000

H/Y1 vs Y3/Y1
7.00000

6.00000

5.00000

4.00000

3.00000

2.00000

1.00000

0.00000
0.00000 1.00000 2.00000 3.00000 4.00000 5.00000 6.00000 7.00000
Kesimpulan

Nilai Y1 < Yc < Y3.


Gaya yang bekerja pada aliran tidak sama pada kedua
sisi loncat air.
Energy pada loncat air dapat dihancurkan dengan kolam
olak.

Anda mungkin juga menyukai