BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA
127,5
122,5
Elevasi (m)
117,5
112,5
107,5
102,5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Diketahiu :
Elevasi puncak spillway : 120.0 m
Volume tampungan (S) : 18731000 m³
Luas tampungan : 296,3 Ha
40
Untuk kolom 5
Diket : lebar mercu :……?
Cd = 2
H = 0,2
,
Q = b x Cd x 0,85 x ℎ
,
= 9,6 x 2 x 0,85 x 0,00
= 0,
Untuk kolom 6
Ψ = −
∆
= 5103,06 - 0
= 5103,06
Untuk kolom 7
μ = +
∆
= 5103,06 + 0
= 5103,06
41
ROUTING WADUK
Data-data yang di ketahui
Elevasi mercu : 120 m
Lebar mercu : 8 m
Koefisien debit : 1,9
( )
y=x+( )
𝑥(𝑏 − 𝑎)
Untuk nilai H
Dik :
a =0 x=0
b = 0,02 y = ….?
c = 1,631 z = 0,2
43
,
H=0+ 𝑥0,02
,
= 0,002 m
0,002 m, begitu juga untuk perhitungan selanjutnya
Untuk nilai 𝛹
Dik :
a =0 x = 5103,056 Ψ = 5289,033 +
, ,
𝑥0,002
,
Diketahui Untuk I
𝑆 = 7,95 − 0,002 𝑥 3600
= 18407801,77
Begitu jugu untuk nilai S1 selanjutnya
44
80 Outflow, Q (m3/dt)
60
40
20
0
-20 0 5 10 15 20 25 30
Waktu (Jam)
45
Meliputi :
1. Perencanaan bangunan utama
2. Perencanaan pelimpah
3. Analisa stabilitas bendungan
4. Gambar perencanaan
Fb ≥ hw + + ℎ𝑎 + ℎ𝑖
Keterangan :
Fb = tinggi jagaan ( free board ) ( m )
Hw = tinggi ombak akibat tiupan angin ( m )
He = tinggi ombak akibat gempa
Ha = tinggi kenaikan kemungkinan kenaikan muka air waduk. Apabila terjadi
kemacetan pada pintu bangunan pelimpah.
Hi = tinggi tambahan yang di dasarkan pada tingkat urgensi dari waduk ( m )
46
Dengan :
Hw = tinggi ombak akibat tiupan gempa.
Nilai hw diambil dari bagian diagram saville dengan asumsi panjang lintasan ombak (
fe + ch ) f=1km=1000m, dan kecepatan angin diatas permukaan air waduk ( v ) =
20m/detik dengan perbandingan lereng dan permukaan halus 1: 2, sehingga grafik
faville tersebut di peroleh tinggi ombak akibat gempa. Berdasarkan sasrodarsono dan
takeda, buku bendungan type urugan hal 173, untuk menentukan tinggi ombak akibat
gempa dengan menggunakan rumus.
he = 𝑔 𝑥 ℎ𝑜
keterangan :
e = intensitas seismic horizontal = 0.15
τ = siklus seismic diambil t = 1
ho = kedalam air di dalam waduk
= ( 120 – 102.5 )
= 16.5 m
Maka he
. .
= √9.81 𝑥 16.5
.
= 0.608 m
.
fb ≥ 1.2 + + 0.5 + 1
fb ≥ 3.004 ≈ 3.5 m
47
LEBAR BENDUNGAN
B = 3.6 x 𝐻 – 3
= 3.6 x 23 – 3
= 7.238 m ≈ 8 m
= 𝑥 100%
. .
= 37.735%
Down stream = . .
𝑥 100%
= . .
𝑥 100%
= 46.512%
X = 2.65
Sehingga perbandingan kemingan di hulu yaitu 1 : 2.65 ( up )
48
.
Up stream = =
X = 2.15
Sehingga perbandingan kemiringan dihilir yaitu 1 : 2.15 ( down )
up stream = 2.65 x 23 = 60.95 m ≈ 61 m
down stream = 2.15 x 23 = 49.45 m ≈ 50 m
jadi :
L = 61 + 50 + 8
= 119 m
+126
3,5 m
1 : 2,15
1 H=23 m
H = 16,5m 1 : 2,65
+102.5
61 m 8m 50 m
49
B. PERENCANAAN PELIMPAH
Perencanaan pelimpah
Data – data :
Debit banjir tahun : 8.164 m3/detik
Elevasi dasar sungai : 102.5 m
Elevasi max tampungan : 120 m
Lebar sungai :8m
Kemiringan hulu : 1 :2.65
Kemiringan hilir : 1 : 2.15
Keterangan :
a. Saluran pengarah aliran
b. Saluran pengatur aliran
c. Saluran peluncur
d. Perendam energy
He P≥ 𝑥ℎ
V ≤ 4 m/dt
P
Berdasarkan buku bendungan tipe urugan dr. sunyono ,s hal 181. Menyebutkan
bahwa rumus untuk debit air yang melintas pada bangunan pelimpah adalah .
/
Q = c x L x 𝐻𝑒
Dimana :
c = koefisien pengaliran ( dalam hal ini 2.00 )
L = lebar efektif spillway
He = tinggi tekanan air di atas mercu bendung
Berdasarkan buku bendungan type urugan type urugan hal 174 menyatakan
bahwa
/
B ≥ 3.6 x 𝐻 - 3.0
/
B ≥ 3.6 x 16.5 - 3.0
B ≥ 6,3465 m
Maka di ambil lebar pelimpah = 9.6 m
51
Keterangan :
Kp = koefisien kontraksi pilar = 0.01 pilar berujung bulat
Ka = koefisien kontraksi dinding = 0.1 untuk pangkal
n = jumlah pilar di rencanakan mengunakan 1 pilar ( n = 1 )
maka :
L = 8.6 – 2 ( 1 x 0.01 + 0,10 ) x He
= 8.6 – 0.22 He
Q = c x L x He3/2
9.797 = 2 x ( 8.6 – 0.22 he ) x He3/2
He = 0.75
Dengan cara coba- coba di peroleh nilai He = 0.75 sehingga di peroleh lebar
efektif yaitu
L = 8.6 – 0.22 He
= 8.6 – 0.22 x 0.75
= 8.435 m
Vo = maka
( )
.
Vo =
. ( . )
.
.
=
. . .
.
=
. .
Maka:
9.797 = vo ( 40.07 – 0.43 vo2 )
9.797 = 40.07 vo – 0.43 v03
Dengan trial and error di peroleh nilai vo = 0.245 m/dtk sehingga di peroleh
nilai hd yaitu:
Hd = He –
.
= 0.75 – .
= 0.75 - 0.0031
= 0.747 m
He
R=0.5Hd , R=0.2 Hd
P=4 X1.85 = 2 x Hd0.85 x y
Vo=0.245m/detik
53
y = 0.6852 x1.85
54
E0
V2/2g E1
He Hd +120
∆Hf
E2
P=4
V1 E3
V0 E4
Y1
h0 V2
Y2
H= 16.5 V42/2g
V3
h1
Y3
Y4 V4
55
perencanaan pelimpah
Eo = E1
P + He = y1 +
V1 =
/
Q = c x L x 𝐻𝑒
= 2 x 8,435 x 0,753/2
= 10,9574 m3/dtk (debit yang lewat bangunan pelimpah)
Fr > 4,5, menggunakan kolam olak USBR Type III yang pendek dan
dilengkapi dengan blok depan dan blok halang.
d2 1
d1 2
1 8 Fr 2
1
56
d2
0,19 2
1
1 8.(5) 2
1
d2 = 1,3435 m
V2 =
/
Q = c x L x 𝐻𝑒
= 2 x 8,435 x 0,753/2
= 10,9574 m3/dtk (debit yang lewat bangunan pelimpah)
∆Hf = 3,3248 m
√𝑥 + 𝑧 = 𝑥 + 2𝑃
𝑃= 𝑥(√𝑥 + 𝑧 − 𝑥)
x H
32,25 17,5
30 16,9
25 15,6
20 14,1
15 12,4
10 10,4
5 8,0
0 4,4
Grafik Freatik
20
15
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Qf = k x h x (Nf/Np) x L
Qf = 0,00001 x 17,5 x (4/8) x 160
Qf = 0,140 m3/dtk < 1 % debit banjir sebesar = 1,7655 m3/dtk (ok)
Maka direncankan grouting dengan permeabilitas 0,00000001 m/d
Maka Qf = 0,00000001 x 17,25 x (4/8) x 500 = 0,00004 m3/dtk <
1,7655m3/dtk.
√𝑥 + 𝑧 = 𝑥 + 2𝑃
𝑃= 𝑥(√𝑥 + 𝑧 − 𝑥)
x H
33,825 16,75
30 15,8
25 14,5
20 13,1
15 11,5
10 9,7
5 7,4
0 3,9
Grafik Freatik
20
15
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Qf = k x h x (Nf/Np) x L
Qf = 0,00001 x 16,75 x (4/8) x 500
Qf = 0,140 m3/dtk < 1 % debit normal sebesar = 0,1096 m3/dtk (ok)
Maka direncankan grouting dengan permeabilitas 0,00000001 m/d
Maka Qf = 0,00000001 x 17,25 x (4/8) x 500 = 0,00004 m3/dtk < 0,1096
m3/dtk.
E. PERHITUNGAN TIRAI SEMENTASI
Pada buku Ir. Suyono S untuk mencegah dampak rembesan pada bagian pondasi
dan tekanan hidrostatis maka perhitungan mengacu pada metode USBR :
D = 1/3 x h + C
Dimana:
D = Kedalaman tirai sementasi (m)
h = tinggi bendungan (m)
C = Konstanta ( 7,5 untuk batu utuh , 10,5 untuk batu rekah ( porous))
D = 1/3 x 23 + 10,5
D = 18,7 m
Maka didapatkan tirai sementasi 18,7 meter.