PEMBAHASAN
Untuk mengetahui keperluan debit air yang masuk pada Embung Welulang dengan
menggunakan data curah hujan dari stasiun Kudus dengan mengambil data hujan 10 tahun
Curah Hujan
Tahun
(mm)
2009 72
2013 86
2017 86
2014 97
2015 98
2016 131
2010 173
2012 189
2011 213
2018 436
Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Pasuruan
Uji konsistensi data merupakan perhitungan dimana data-data yang telah tersedia
akan di uji keakuratannya terlebih dahulu sebelum melakukan perhitungan curah hujan
andalan dan curah hujan efektif. Dalam melakukan uji konsistensi ini akan digunakan
metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sams) yang lebih efektif karena hanya
menggunakan satu daerah stasiun saja untuk menghitung uji konsistensi. Perhitungan ini
menggunakan data curah hujan sekunder selama 10 tahun terakhir dari tahun 2009-2018.
61
62
Langkah Perhitungan:
n = 10
Dy = 103,6
Sk**Maks = 2,683
= 2,683 – (-0.831)
= 3,514
Q = |Sk**Max|
= 2,683 / 100,5
= 0.848
R = |Sk**Min|
= 3,514 / 100,5
= 1,111
Q/n0,5 =0,848/100,5
Tabel 4.2 Uji Konsistensi Data Curah Hujan Dengan Metode RAPS
No Tahun Maks (mm) Sk* Sk* Dy^2 Sk** Sk**
-1 -2 -3 -3 -5 -6
1 2009 72 -86,1 86,1 -0,831 0,831
741
2 2013 86 -72,1 72,1 -0,696 0,696
520
3 2017 86 -72,1 72,1 -0,696 0,696
520
4 2014 97 -61,1 61,1 -0,590 0,590
373
5 2015 98 -60,1 60,1 -0,580 0,580
361
6 2016 131 -27,1 27,1 -0,262 0,262
73
7 2010 173 14,9 14,9 0,144 0,144
22
8 2012 189 30,9 30,9 0,298 0,298
95
9 2011 213 54,9 54,9 0,530 0,530
301
10 2018 436 277,9 277,9 2,683 2,683
7.723
Jumlah 1581 2,683 Max
10.731
Rerata 158,1 -0,831 Min
1.073
[3] = │[2]│
[4] = [3]2 /n
[6] = │Sk**│
Dari hasil perhitungan Q dan R maka akan dibandingkan dengan nilai Q dan R tabel
n = 10
∑log Xi = 21,304
∑𝑛
𝑖=1 𝑋
Log Xrerata = 𝑛
21,304
= 10
= 2,13
∑𝑛
𝑖=1(𝑙𝑜𝑔𝑋𝑖−𝑙𝑜𝑔𝑋𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎)
2
Sd =√ 𝑛−1
0,213
=√ 9
= 0,241
𝑛 ∑(𝑙𝑜𝑔𝑋−𝑙𝑜𝑔𝑋𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎)3 10𝑥(0.103)
Cs = (𝑛−1)(𝑛−2)𝑆𝑑 3
= 9𝑥8(0,241)3 =1
66
Xi (Log Xi - (Log Xi -
No. Tahun Log Xi
(mm/hari) LogXrerata)2 LogXrerata)3
1 2009 72 1,857 0,075 -0,0204
2 2013 86 1,934 0,038 -0,0075
3 2017 86 1,934 0,038 -0,0075
4 2014 97 1,987 0,021 -0,0030
5 2015 98 1,991 0,019 -0,0027
6 2016 131 2,117 0,000 0,0000
7 2010 173 2,238 0,012 0,0012
8 2012 189 2,276 0,021 0,0031
9 2011 213 2,328 0,039 0,0078
10 2018 436 2,639 0,259 0,1319
Jumlah 1581 21,304 0,523 0,103
Rerata 158,1 2,130
Sd 0,241
Cs 1,000
Sumber: Hasil Perhitungan
Untuk nilai Cs =1 nilai Pr = 50% dari tabel distribusi Log Pearson III diperoleh K = 0,76
= 2,092
X2 = 102,092
= 124 mm/hr
62
Tabel 4.5 Perhitungan Curah Hujan Rancangan Log Pearson Type III
Kala
Log
ulang Pr% Cs K Sd Log X X (mm)
Xrt
tahun
2 50 1,000 -0,16 2,130 0,241 2,092
124
5 20 1,000 0,76 2,130 0,241 2,314
206
10 10 1,000 1,34 2,130 0,241 2,453
284
25 4 1,000 2,04 2,130 0,241 2,622
419
50 2 1,000 2,54 2,130 0,241 2,743
553
100 1 1,000 3,02 2,130 0,241 2,858
722
n = 10
= 1 + 3,22 log 10
= 4,22 ~ 4 kelas
Parameter (p) =2
Nilai X2cr dengan jumlah data (n) = 10, 𝛼 = 1% dan Dk = 1 adalah 6,635
Nilai X2cr dengan jumlah data (n) = 10, 𝛼 = 5% dan Dk = 1 adalah 3,841
DK = K - (P+1) = 1
Ei =n/K = 2,5
ΔX = ( Xmaks-Xmin ) / K -1 = 0,154
n = 10
α = 5%
K = 4,322
DK = 1
Log Pearson
5% 3,841 0,4 Chi Kritk > X2 Diterima
III
= ( 1.857 – 2,13)
= -0,273
−0,273
= = -1,133
0,241
Kolom [6] = menghitung nilai Pr (%) melalui tabel distribusi Log Pearson III
= (100-Pr)/100
= 0,035
Kolom [8] = menghitung selisih nila Pe dan Pt, pada contoh no.1
kebebasan 1%. Maka distribusi Log Pearson III dapat diterima untuk menganalisa data
hujan.
70
Koefisien pengaliran adalah suatu variabel yang didasarakan pada kondisi daerah
pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut. Dalam studi ini
Contoh Perhitungan:
𝑅24 6 2/3
Rt = ( )
6 1
= 0,55
= 2. (0,35) – (1-0).0.5503)
= 14,30%
62
Distribusi
Jam ke- Rasio
Hujan (Rt)
(t) (%)
1 jam-an
1 0.55 55,03
2 0,35 14,30
3 0,27 10,03
4 0,22 7,99
5 0,19 6,75
6 0.17 5,90
Jumlah 100
distribusi hujan pada setiap jam kejadian hujan tersebut terdapat curah hujan efektif
1 hari (R24). Untuk tahapan perhitungan hujan nettto jam-jaman adalah sebagai
berikut :
1) Untuk hujan rancangan data kala ulang 2 tahun (R2) adalah 124 mm/hr
4) Untuk distribusi hujan pada jam 1.0 dengan rasio 55,85% dan didapat besarnya
1 55,03
33,99 56,64 78,15 115,25 152,10 198,53
2 14,3
8,83 14,72 20,31 29,95 39,53 51,59
3 10,03
6,20 10,32 14,24 21,01 27,72 36,18
4 7,99
4,94 8,22 11,35 16,73 22,08 28,82
5 6,75
4,17 6,95 9,59 14,14 18,66 24,35
6 5,9
3,64 6,07 8,38 12,36 16,31 21,28
Sumber: Hasil Perhitungan
4.1.6 Debit Banjir Rancangan
Dalam studi ini untuk menghitung debit banjir rancangan menggunakan hidrograf
satuan sintetis yang digunakan adalah HSS Nakayasu. Karena tidak tersedianya AWLR
(Automatic Water Level Recorder) maka perhitungan hidrograf satuan dihitung secara
perhitungannya :
1. Data Teknis DAS diperoleh dari proyek Embung Welulang sebagai berikut:
2. Parameter-parameter hidrograf
tg = 0,21 x L 0,7
62
= 0,451 jam
Nilai :
0.47(𝐴𝐿)0.25 0.47(1.47𝑥2,98)0.25
= = = 1,508
𝑇𝑔 0,451
tr = 0,8 x tg
Tp = tg + (0,8 x tr)
= 0,451+(0,8 x 0,361)
= 0,74 jam
Waktu yang diperlukan untuk penurunan debit dari debit puncak sampai debit
menjadi 30 (T0,3)
T0,3 = 𝛼 x tg
(𝐶𝐴 𝑥 𝑅𝑜)
Qp = (3,6 𝑥 (0,3 𝑥 𝑇𝑝 )+𝑇
0,3
(1𝑥 1,47𝑥 1)
= (3,6 𝑥 (0,3 𝑥 0,74 )+0.680
= 0,453 m3/dt/mm
Syarat = 0 ≤ t ≤ Tp
0 ≤ t ≤ 0.74
𝑡
t = 0, Qa0 = Qp ( 𝑇𝑝 )2,4
74
0
= 0,453 ( 0.74 ) 2,4
=0
𝑡
t = 0,74 , Qa = Qp ( 𝑇𝑝 )2,4
0,74
= 0,453 ( 0.74 ) 2,4
= 0,453
1−0.74
= 0,453 x 0,3 0,68
= 0,286 m3/dt/mm
𝑡−𝑇𝑝
t = 1,419, Qd1 = Qp x 0,3 𝑇0,3
1,419−0.74
= 0,453 x 0,3 0,68
= 1,357 m3/dt/mm
2−1,419+0,5
= 0,453 x 0,3 1,5.0,68
= 2,538 m3/dt/mm
𝑡−𝑇𝑝+0,5
t = 2,439 , Qd2 = Qp x 0,3 1,5.T0,3
2,439−1,419+0,5
= 0,453 x 0,3 1,5.0,68
= 4,073 m3/dt/mm
t ≥ 2,439
𝑡−𝑇𝑝+(1,5 𝑇0,3)
t = 3, Qd2 = Qp x 0,3 2.T0,3
3−1,419+1,02
= 0,453 x 0,3 1,359
= 0,118 m3/dt/mm
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Series1 0.00 0.45 0.28 1.35 0.06 0.04 0.11 0.07 0.05 0.03 0.02 0.01 0.01
Keterangan :
Gambar 4.1 merupakan hasil penggambaran hidrograf metode nakayasu dengan hubungan
antara debit dan waktu. Dapat diketahui t atau waktu dengan cara coba-coba untuk
menentukan Q dengan menggunakan Ordinat HSS Metode Nakayasu maka akan diperoleh
𝐿𝑠𝑡 2,98
D= = = 2
𝐴 1.47
62
= 1,17
72
- - - 1,17 1,17
metode nakayasu dengan kala ulang 50 tahun dengan hubungan antara debit dan waktu.
Dapat diketahui nilai pada grafik dapat dicari dengan menngunakan kala ulang 50tahun
yang terdapat t atau, hujan jam-jaman sehingga dapat diketahui Qbanjir. Yang kemudian
X rerata = 158,1
∑(Xi – Xrt)2
Simpangan baku (Sd) =√ 9
107.308,900
=√ 9
= 109,193
Yn = 0,495
Sn = 0,950
74
Yn dan Sn dapatt diketahui pada tabel Metode Gumbel hubungan n besar sampel dengan
Yn dan Sn.
Tr = 1/0,937 =1,028
𝑇𝑟
Yt = −𝑙𝑛 [𝑙𝑛 (𝑇𝑟−1)]
1,028
= −𝑙𝑛 [𝑙𝑛 (1,028−1)] = -1,284
𝑌𝑡−𝑦𝑛
X = 𝑥̅ + 𝑠𝑛
𝑠𝑑
−1,284−(0,495)
= 1581 + 0,950
109,193 = 46,494
62
Jadi debit untuk debit andalan 97,30% dengan menggunakan Metode Gumbel
maksimum dan tinggir air maksimum diatas ambang pelimpah pada debit Outflow
Koefisien limpahan pada pelimpah biasanya berkisar antar angka 2,0 s/d 2,1 yang
dipengaruhi oleh : kedalaman air pada saluran pengarah aliran, kemiringan lereng
udik pelimpah, dan tinggi air di atas mercu pelimpah. Koefisien limpahan diambil
(C) = 2,05
Elevasi
H (m) C B (m) Q m3/dt
(m)
343,5 0 2,05 8 0
343,6 0,1 2,05 8 0,52
343,7 0,2 2,05 8 1,47
343,8 0,3 2,05 8 2,69
343,9 0,4 2,05 8 4,15
344 0,5 2,05 8 5,80
344,1 0,6 2,05 8 7,62
344,2 0,7 2,05 8 9,60
344,3 0,8 2,05 8 11,73
344,4 0,9 2,05 8 14,00
344,5 1 2,05 8 16,40
344,6 1,1 2,05 8 18,92
344,7 1,2 2,05 8 21,56
344,8 1,3 2,05 8 24,31
344,9 1,4 2,05 8 27,17
345 1,5 2,05 8 30,13
62
sebagai berikut :
1. Pada elevasi 343,50 m, dimana ketinggian air di atas pelimpah (H) = 0,00, dan
debit (Q) = 0,00, sehingga dapat diasumsikan bahwa tampungannya (S) = 0,00.
𝑆𝑗+1
Maka nilai + 𝑄𝑗+1 = 0,00
∆𝑡