Anda di halaman 1dari 58

60

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Analisa Hidrologi

Untuk menganalisa sedimen pada waduk di perlukan analisa Hidrologi

sebagai langkah awal dalam menentukan jumlah sedimen pada waduk. Analisa

yang dilakukan adalah menghitung volume waduk disetiap elevasi setiap

tahuunya, analisa perhitungan volume tersebut didapatkan dari data hidrologi di

bandingan setiap elevasinya.

4.1.1. Data Cura Hujan

Dalam studi ini, perhitungan menggunakan data cura hujan maksimal 10

tahun terahir pada tahun 2011 sampai 2020 pada stasiun hujan Parado, Sumi dan

Kadindi. Di Peroleh data sebagai berikut :

Tabel 4.1. Curah Hujan Maksimum

Sta. Sumi Sta. Parado Sta. Kadindi


Tahun
Sta. 1 (mm) Sta. 2 (mm) Sta. 3 (mm)
[1] [2] [3] [4]
2011 1120 530,00 610,00
2012 1270 1270,00 640,00
2013 950 960,00 910,00
2014 990 400,00 746,00
2015 890 700,00 707,00
2016 1438 918,00 762,00
2017 918 860,00 667,00
2018 3840 950,00 550,00
2019 960 360,00 528,00
2020 1200 1320,00 564,00
Sumber : Perhitungan
61

Keterangan :

[1] : Tahun

[2], [3], [4] : Rumus Hasil Perhitungan total curah hujan yang

kemudian di jumlahkan.

Pada perhitungan diatas menggunakan rumus.

4.1.2. Uji Konsisten Data

Cara uji konsisten data curah hujan ini digunakan metode kurvah masa

ganda (double mass curve). Data yang diperoleh dari data curah hujan bulanan

maksimum dengan kurva waktu 10 tahun. Pengujian dilakukan pada tiga titik

stasiun dimana setiap stasiun penakar ada tinggi curah hujan total pertahunnya

yang diurutkan dari tahun terkecil, kemudian dibandingan dengan kumulatif rata-

rata. Dari dua stasiun perbandingan untuk menentukan sudut simpangan ɑ dan

dari data yang ada kemudian diplotkan kedalam kertas grafik.

Uji konsisten data bertujuan untuk memastikan kebenaran data yang di

peroleh, sebab hasil data dari pengukuran curah hujan biasanya tidak sepenuhnya

benar. Dalam hal ini konsisten data masing-masing stasiun pengamatan dapat

dilakukan metode kurva massa ganda (double mass curve).

Berikut ini merupakan hasil perhitungan uji konsisten dengan

menggunakan kurva massa ganda (double mass curve) pada tiga stasiun hujan.
62

Tabel 4.2. Uji Konsisten Data Hujan Stasiun Sumi

Sta. Sta. Komulatif Rata-Rata Kumulatif


Sta. Sumi
Parado Kadindi Stasiun Perbandingan Stasiun
Tahun
Sta. 1 Sta. 2 Sta. 3 (Sta. Parado &
Sumi (Sta 1) Pembanding
(mm) (mm) (mm) Kadindi)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
2011 1120 530,00 610,00 1120 570 570
2012 1270 1270,00 640,00 2390 955 1525
2013 950 960,00 910,00 3340 935 2460
2014 990 400,00 746,00 4330 573 3033
2015 890 700,00 707,00 5220 703,5 3736,5
2016 1438 918,00 762,00 6658 840 4576,5
2017 918 860,00 667,00 7576 763,5 5340
2018 1290,24 950,00 550,00 8866,24 750 6090
2019 322,56 360,00 528,00 9188,8 444 6534
2020 1200 1320,00 564,00 10388,8 942 7476
Sumber : Perhitungan

Contoh Perhitungan pada Uji Konsisten Data Hujan pada Stasiun Sumi.:

[1] = Tahun

[2], [2], [3] = Data Curah Hujan Maksimum Pada table 4.1.

[5] = Untuk mendapatkan nilai komulatif stasiun Sumi pada

tahun 2012: komulatif stasiun Sape 2011 (1120) + data

hujan Sumi (1270) = 2390 mm.

[6] = Untuk mendapatkan rata-rata pembanding 2012 : rata-rata

dari Stasiun Parado (1270) dan Stasiun Kadindi (640) = 955

[7] = Untuk mendaptkan nilai komulatif stasiun pembanding

pada tahun 2012 : dari hasil Komulatif stasiun pembanding

tahun 2011 (570) + rata-rata pembanding 2012 (955) = 1525

mm.
63

Untuk perhitungan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 sama dengan perhitungan

pada table 4.2.

Dalam teori metode lengkung masa ganda dikatakan bahwa, dalam

pengujian konsisten data harus menggunakan perbandingan antara hubungan

komulatif rerata stasiun yang akan diuji dengan koefesien determinasi yang

menjadi tolak ukur. Dimana jika nilai koefesien determinasi (R²) mendekati angka

100 % maka data dapat dianggap baik atau konsisten. Begitupula sebaliknya, jika

nilai koefesien determinasi (R²) semakin jauh dari angkah 100 % maka data perlu

di konsisten.

Gambar 4.1 Konsisten Data Hujan Stasiun Sape

Dari pengujian Stasiun Sumi, didapatkan nilai (R²) = 0,9975

Dari hasil konsisten data diatas, maka didapatkan nilai koefesien

determinasi rata-rata dari stasiun sumi sebesar 0,9975. Maka dapat disimpulkan

bahwasannya data dari stasiun Sumi konsisten dan dapat digunakan untuk

melakukan analisa perhitungan curah hujan.


64

Tabel 4.3. Uji Konsisten Data Hujan Stasiun Parado

Sta. Komulatif Rata-Rata Kumulatif


Sta. Parado Sta. Kadindi
Sumi Stasiun Perbandingan Stasiun
Tahun
Parado (Sta. Sumi &
Sta. 1 Sta. 2 Sta. 3 Pembanding
(Sta 2) Kadindi)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
2011 1120 530,00 610,00 530,00 865,00 865,00
2012 1270 721,36 640,00 1251,36 955,00 1820,00
2013 950 545,28 910,00 1796,64 930,00 2750,00
2014 990 400,00 746,00 2196,64 868,00 3618,00
2015 890 700,00 707,00 2896,64 798,50 4416,50
2016 1438 918,00 762,00 3814,64 1100,00 5516,50
2017 918 647,58 667,00 4462,22 792,50 6309,00
2018 3840 1811,16 550,00 6273,38 2195,00 8504,00
2019 960 560,00 528,00 6833,38 744,00 9248,00
2020 1200 749,76 564,00 7583,14 882,00 10130,00
Sumber : Perhitungan

Gambar 4.2 Konsisten Data Hujan Stasiun Kadindi

Dari pengujian Stasiun Kadindi, didapatkan nilai (R²) = 0,9963

Dari hasil konsisten data diatas, maka didapatkan nilai koefesien

determinasi rata-rata dari stasiun Kadindi sebesar 0,9963. Maka dapat


65

disimpulkan bahwasannya data dari stasiun Kadindi konsisten dan dapat

digunakan untuk melakukan analisa perhitungan curah hujan.

Tabel 4.4. Uji Konsisten Data Hujan Stasiun Kadindi

Sta. Komulatif Rata-Rata Kumulatif


Sta. Sumi Sta. Parado
Kadindi Stasiun Perbandingan Stasiun
Tahun
(Sta. Sumi &
Sta. 1 Sta. 2 Sta. 3 Kadindi (Sta.3) Pembanding
Parado)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
2011 1120 530,00 610,00 610,00 825,00 825,00
2012 1270 1270,00 640,00 1250,00 1270,00 2095,00
2013 3452,3 960,00 910,00 2160,00 2206,15 4301,15
2014 3288,78 400,00 746,00 2906,00 1844,39 6145,54
2015 2956,58 700,00 707,00 3613,00 1828,29 7973,83
2016 2635,854 918,00 762,00 4375,00 1776,93 9750,76
2017 1993,896 860,00 667,00 5042,00 1426,95 11177,71
2018 1993,896 950,00 550,00 5592,00 1471,95 12649,65
2019 960 360,00 528,00 6120,00 660,00 13309,65
2020 1200 1320,00 564,00 6684,00 1260,00 14569,65
Sumber : Perhitungan

Gambar 4.3 Konsisten Data Hujan Stasiun Parado

Dari pengujian Stasiun Parado, didapatkan nilai (R²) = 0,9981


66

Dari hasil konsisten data diatas, maka didapatkan nilai koefesien

determinasi rata-rata dari stasiun Parado sebesar 0,9981. Maka dapat disimpulkan

bahwasannya data dari stasiun Kadindi konsisten dan dapat digunakan untuk

melakukan analisa perhitungan curah hujan.

4.2. Perhitungan Erosi

Metode MUSLE atau (Modified Universal soil loss equation) merupakan

salah satu metode yang dapat digunakan untuk menduga laju Sedimen. Pada

metode MUSLE sendiri menggunakan factor limpasan permukaan (runoff) karena

nilainya bervariasi dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.

Pada perhitungan MUSLE membutuhkan nilai K (Faktor Erodibilitas), LS

(Faktor Panjang Kemiringan Lereng) dan CP (Faktor Manajemen Tutupan

Lahan/Pengendali Erosi. Dengan menggunakan Sofwer Arc Gis Sebagai alat

bantu.

Berikut merupakan hasil yang diperoleh dari digitasi peta Sub-DAS

Waduk Sumi Sape Kabupaten Bima.

Gambar 4.4 Hasil Digitasi Luas DAS Waduk Sumi.


67

Tabel 4.5. Luas Das Waduk Sumi

Luas Area
No Sub-DAS
(km²)
[1] [2] [3]
1 Diwukabah 86.231
2 Diwumoroh 46.903
Sumber: Perhitungan

Keterangan :

[1] : No

[2] : Sub-DAS Waduk Sumi

[3] : Hasil Perhitungan Luas Area Sub-DAS

4.2.1. Mencari Nilai K, LS, Dan CP

1. Menentukan nilai Faktor Erodibilitas tanah atau (K).

Nilai erodibilitas tanah (K) ditentukan dengan menggunakan peta

jenis tanah. Peta jenis tanah menggunakan peta tanah wilayah pada DAS

Waduk Sumi. Dari hasil pemetaan Erodibilitas tanah yang di olah dengan

menggunakan ArcGIS 10.3. di peroleh hasil sebagai berikut :

Gambar 4.5 Hasil Legenda Jenis Tanah Pada ArcGis 10.3


68

Dari hasil Erodibilitas tanah yang di olah dengan menggunakan

ArcGIS 10.3. di peroleh hasil sebagai berikut :

Gambar 4.6. Peta Jenis Tanah pada DAS Waduk Sumi

Dari data yang didapatkan dari digitasi peta jenis tanah pada DAS Waduk

sumi, maka didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.6. Data Jenis Tanah DAS Waduk Sumi

Luas Area (km2)


Jenis Tanah
Diwukabah Diwumoroh
[1] [2] [3]
Latosol 52,942 26,991
Andosol 21,698 8,967
Alufal 0,656 2,964
Laterit 10,936 7,982
Total 86,231 46,903
Sumber: Perhitungan

Keterangan :
69

[1] = Keterangan

[2] = Data Luas Area Tanah masing-masing Sub-DAS yang

diperoleh dari digitasi peta menggunakan program Arc GIS

Setelah didapat nilai K yang berfariasi, selanjutnya data tersebut di

reratakan sehingga memperoleh nilai sebagai berikut :

Perhitungan pada penggunaan lahan Diwukabah :

K = 52,942 + 21,698 + 0,656 + 10,936


4
= 86,230
4
K = 21,556

Perhitungan pada penggunaan lahan Diwumoroh :

K = 26,991 + 8,967 + 2,964 + 7,982


4
= 46,904
4
K = 11,726

Tabel 4.7. Nilai K masing-masing DAS

Luas Das
No DAS Nilai K
km2
[1] [2] [3] [4]
1 Diwukabah 86,231 21,556
2 Diwumoroh 46,903 11,726

2. Mencari nilai Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng atau LS.

Untuk faktor panjang dan kemiringan lereng (LS) ditentukan

dengan menggunakan peta kemiringan lereng DAS Waduk Sumi yang


70

telah diolah dengan menggunakan aplikasi ArcMap atau ArcGis

10.3 dengan hasil olahan data sebagai berikut :

Gambar 4.7. Hasil Legenda Kemiringan Lereng Pada ArcGis 10.3

Dari hasil Olahan data kemiringan lereng (LS) yang di olah dengan

menggunakan ArcGIS 10.3. di peroleh hasil sebagai berikut :

Gambar 4.8. Peta Kemiringan lereng DAS Waduk Sumi


71

Dari hasil digitasi peta, data yang didaptkan dari peta diperoleh nilai

sebagai berikut :

Tabel 4.8. Data Luas Area Kemiringan Lereng DAS Waduk Sumi

Luas Area (km2)


Kelerengan
Diwukabah Diwumoroh
[1] [2] [3]
Datar 4,809 3,418
Landai 6,373 4,976
Agak Curam 13,955 10,479
Curam 39,895 18,653
Sangat Curam 21,200 9,382
Total 86,231 46,903
Sumber: Perhitungn

Keterangan :

[1] : Keterangan

[2,3] : Data Luas Area LS masing-masing Sub-DAS yang diperoleh dari

digitasi peta menggunakan program Arc GIS

Untuk mendapatkan nilai LS dapat dilihat melalui parameter tabel

perbandingan kemiringan dengan nilai LS sebagai berikut :

Tabel 4.9 Perbandingan Kemiringan Dengan Nilai LS

Kemiringan Lereng
Kelas Lereng Nilai LS
(%)
I 0-8 0,4
II 8 - 15 1,4
III 15 - 25 3,1
IV 25 - 45 6,8
V 45 - 100 9,5
(Sumber PP. No. 14 Kementrian Kehutanan RI)
72

Setelah didapat nilai LS yang bervariasi, selanjutnya data tersebut

dikalikan dengan Nilai LS berdasarkan PP. No. 14 Kementrian Kehutanan RI,

kemudian dibagi dengan Luas Area, contoh perhitungannya sebagai berikut :

Perhitungan pada kelerengan Diwukabah :

LS = (4,809x0,4) + (6,373x1,4) + (13,955x3,1) + (39,895x6,8) + (21,200x9,5)


86,231

= 1.923,6 + 8.922,2 + 43.260,5 + 271,286 + 201,400


86.231
= 526.792,3
86,231

LS = 6,10

Perhitungan pada kelerengan Diwumoroh :

LS = (3,418x0,4) + (4,976x1,4) + (10,497x3,1) + (18,653x6,8) + (9,282x9,5)


46,903

= 1.367,2 + 6.966,4 + 32.540,7 + 126.840,4 + 90.963,6


46,903
= 258.677,7
46,903

LS = 5,51
Tabel 4.10. Perhitungan Hasil Nilai LS

Luas Das
No DAS Nilai LS
km2
[1] [2] [3] [4]
1 Diwukabah 86,231 6,10
2 Diwumoroh 46,903 5,51
Sumber : Perhitungan

Keterangan :

[1] = Nomor
73

[2] = Nama DAS

[3] = Hasil perhitungan Luas Sub-DAS pada table 4.5.

[4] = Nilai LS didapat dari luas area LS dikalikan dengan Perbandingan

kemiringan LS pada tabel 4.9, kemudian di bagi luas Area Das.

3. Menentukan nilai Faktor Penutupan Lahan Dan Faktor Tindak Konservasi

atau CP berdasarkan peta tata guna lahan.

Perhitungan nilai tata guna lahan (CP) didapatkan berdasarkan tipe

tutupan lahan pada wilayah yang akan ditinjau. Tutupan lahan yaitu

tutupan lahan vegetasi daerah yang ditinjau yang paling dominan. Dengan

hasil olahan sebagai berikut :

Gambar 4.9. Hasil Legenda Tutupan Lahan Pada ArcGis 10.3

Dari hasil olahan data di atas yang di olah menggunakan ArcGis

10.3, di peroleh peta tutupan lahan sebagai berikut :


74

Gambar 4.10 Peta Tata Guna Lahan DAS Waduk Sumi

Dari data yang didapatkan dari digitasi peta, maka dapat diperoleh data

sebagai berikut :

Tabel 4.11. Luas Area Tata Guna Lahan DAS Waduk Sumi

Luas Area (km²)


Penggunaan Lahan
Diwukabah Diwumoroh
Belukar 1,579 1,581
Hutan Lahan Kering Primer 4,525 3,726
Hutan Lahan Kering Skunder 59,305 27,824
Pemukiman 0,158 0,625
Pertanian Lahan Kering 9,013 5,119
Pertanian Lahan Kering Campur 7,468 4,544
Sawah 2,557 2,671
Tanah Terbuka 1,631 0,817
Total 86,231 46,903
Sumber : Perhitungan

Setelah didapat nilai CP yang berfariasi, selanjutnya data tersebut di

reratakan sehingga memperoleh nilai sebagai berikut :

Perhitungan pada penggunaan lahan Diwukabah :


75

CP = 1,579 + 4,525 + 59,305 + 0,158 + 9,013 + 7,468 + 2,557 + 1,631


8
= 85.823,158
8

CP = 10,727

Perhitungan pada penggunaan lahan Diwumoroh :

CP = 1,581 + 3,726 + 27,824 + 0,625 + 5,119 + 4,544 + 2,671 + 0,817


8
= 45.466,442
8

CP = 5,683

Tabel 4.12. Perhitungan Hasil Nilai Faktor Penutupan lahan dan Faktor Tindak
Konservasi (CP)
Luas DAS
No DAS Nilai CP
km2
[1] [2] [3] [4]
1 Diwukabah 86,231 10,727
2 Diwumoroh 46,903 5,683
Sumber : Perhitungan

Keterangan :

[1] = No

[2] = Nama DAS

[3] = Luas Area DAS

[4] = Nilai CP

Setelah didapatkan nilai K, LS, CP, berikut merupakan rekapitulasi nilai K, LS, dan CP :
76

Tabel 4.13. Perhitungan Hasil Nilai K, LS, CP

Luas DAS Nilai Nilai Nilai


No DAS
(km²) K LS CP
1 Diwukabah 86,231 21,556 6,10 10,717
2 Diwumoroh 46,903 11,726 5,51 5,683
Sumber : Perhitungan

4. Selanjutnya kita lakukan perhitungan mengenai factor R pada masing-

masing Sub-DAS. Sebagai perbandingan digunakan data hujan tahun 2011

sampai 2020.

Untuk mencari nilai E130 (Erosivitas Hujan Rata-Rata Tahunan) digunakan

persamaan dengan contoh perhitungan pada bulan januari :

E130 = 6,119 * (hujan rata-rata)1.21*(hujan harian) -0.47*(hujan maksimum) 0.53 …… 4-1

Dimana :

EI30 : erosivitas hujan rata-rata tahunan

Rain : curah hujan rata-rata tahunan (cm)

Days : jumlah hari hujan rata-rata pertsahun (hari)

Maxp : curah hujan maksimum rata-rata dalam 24 jam perbulan untuk

kurun waktu satu tahun

Contoh perhitungan untuk EI30 pada bulan januari 2011

EI30 = 6,119 *(2,3)1.21*(25) -0.47*(10,4) 0.53

EI30 = 13,5

Dan untuk bulan selanjutnya di sesuaikan dengan perhitungan diatas.

Setelah data hujan diperoleh nilai EI30, untuk mendapatkan nilai R, dengan

menggunakan persamaan :
77

........................................................................................... 4-2

Dimana :

R = Erosivitas hujan rata-rata

N = Jumlah kejadian hujan dalam kurun waktu satu tahun (musim hujan)

Sehingga di peroleh R sebagai berikut :

R = 13,5 + 5,8 + 2,5 + 3,3 + 5,8 + 2,9 + 5,2 + 3,2 + 2,8 + 4,3 + 4,8 + 21,3

R = 75,4 (Kj/ha)

Untuk perhitungan selanjutnya mengikuti perhitungan diatas.

Tabel 4.14. Perhitungan Hujan Stasiun Sumi 2011

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 71,5 10,4 25 2,3 13,5
Feb 38,2 5,3 16 1,3 5,8
Mar 15,7 3,2 8 0,5 2,5
Apr 29,2 6,4 13 1 3,3
Mei 37,1 5,5 17 1,2 5,8
Jun 7,4 3,3 3 0,2 2,9
75,4
Jul 18,6 9,1 5 0,6 5,2
Ags 1,9 1,9 1 0,5 3,2
Sep 9 3,4 5 0,3 2,8
Okt 18,4 4,8 11 0,5 4,3
Nov 18,1 4,2 9 0,6 4,8
Des 106,1 11,2 25 3,4 21,3
Sumber : Perhitungan
78

Tabel 4.15. Perhitungan Hujan Stasiun Sumi 2012

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 51,48 8,5 20 1,7 8,5
Feb 48,36 12,7 14 1,8 13,2
Mar 74,8 8,8 19 2,4 13,9
Apr 42,8 4,16 19 1,4 4,9
Mei 10,11 4,1 4 0,4 1,7
Jun 0 0 0 0 0
49,4
Jul 3,15 3,15 1 0,1 0,7
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 18,82 4,6 7 0,6 3,1
Des 24,78 5,45 13 0,6 3,4
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.16. Perhitungan Hujan Stasiun Sumi 2013

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 61,5 7,6 19 1,9 10,3
Feb 29,94 9,5 13 1,1 6,2
Mar 50,49 6,8 21 1,6 7,2
Apr 0 0 0 0 0
Mei 15,91 3,6 5 0,5 2,5
Jun 0 0 0 0 0
33,8
Jul 0 0 0 0 0
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 4,1 2,4 3 0,1 0,5
Des 35,29 9,13 12 1,1 7,1
Sumber : Perhitungan
79

Tabel 4.17. Perhitungan Hujan Stasiun Sumi 2014

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 62,9 9,9 18 2 12,4
Feb 20,64 4,8 10 0,7 3,3
Mar 42,01 7 13 1,3 7,4
Apr 23,75 7,6 8 0,7 5,1
Mei 14,58 3,4 8 0,4 1,7
Jun 36,07 7,2 11 1,2 7
50,2
Jul 10,08 3,86 5 0,3 1,5
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 12,04 3,62 8 0,4 1,5
Des 57,34 8,2 17 1,8 10,3
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.18. Perhitungan Hujan Stasiun Sumi 2015

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 39,06 7,1 15 1,2 6,4
Feb 4,44 3,26 2 0,1 0,9
Mar 27,3 6,56 8 0,8 5,3
Apr 13,97 3,4 6 0,4 2
Mei 4,44 3,26 2 0,1 0,8
Jun 4,45 3,2 2 0,2 0,9
23,4
Jul 4,44 3,26 2 0,1 0,8
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 3,2 3,2 1 0,1 0,7
Des 30,25 8,9 13 1 5,6
Sumber : Perhitungan
80

Tabel 4.19. Perhitungan Hujan Stasiun Sumi 2016

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 103,1 14,3 20 3,3 25,9
Feb 26,7 6,8 10 0,9 5,0
Mar 32,6 6,2 12 1 5,0
Apr 27,3 6,4 9 1 5,1
Mei 3,4 3,4 1 0,1 0,7
Jun 0 0 0 0 0
51,4
Jul 0 0 0 0 0,0
Ags 1,2 1,2 1 0,1 0,4
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 0 0 0 0 0
Des 50,9 8,4 15 1,6 9,3
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.20. Perhitungan Hujan Stasiun Sumi 2017

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 37,27 8,18 10 1,2 8,3
Feb 48,66 7,15 18 1,6 8,3
Mar 28,1 4,7 10 1 4,1
Apr 2,97 2,97 1 0,9 0,6
Mei 2,6 2,6 1 0,8 0,5
Jun 11,98 4,3 5 0,3 2,1
36,9
Jul 21,22 6,4 8 0,6 3,8
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 10,75 5,85 3 0,3 2,5
Nov 14,19 3,16 7 0,4 1,8
Des 38 5,18 17 1,2 4,9
Sumber : Perhitungan
81

Tabel 4.21. Perhitungan Hujan Stasiun Sumi 2018

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 125,25 38,4 21 4,0 54,7
Feb 30,75 9,35 11 1,0 7,2
Mar 27,46 6,2 14 0,8 4
Apr 12,86 7,86 3 0,4 3,9
Mei 4,95 2,85 2 0,1 0,8
Jun 9,57 4,9 4 0,3 1,8
81,44
Jul 0 0 0 0 0
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0,0 0
Nov 14,87 4,8 9 0,4 2,14
Des 36,63 8,97 14 1,1 6,9
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.22. Perhitungan Hujan Stasiun Sumi 2019

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 60,62 8,35 19 1,9 10,6
Feb 62,77 9,6 19 2,2 13,5
Mar 22,37 3,65 9 0,7 2,9
Apr 0 0 0 0 0
Mei 0 0 0 0 0
Jun 0 0 0 0 0
39,3
Jul 0 0 0 0 0
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 28,25 9,1 6 2 8
Des 24,75 6,15 9 0,7 4,3
Sumber : Perhitungan
82

Tabel 4.23. Perhitungan Hujan Stasiun Sumi 2020

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 33,2 4,7 14 1 4
Feb 60,2 12 14 2,1 16,2
Mar 29,1 4,4 13 0,9 3,5
Apr 41,6 9,8 11 1,3 9,1
Mei 8 4,1 3 0,2 1,1
Jun 0 0 0 0 0
39,5
Jul 0 0 0 0 0
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 0 0 0 0 0
Des 29,6 7,8 9 0,9 5,6
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.24. Perhitungan Hujan Stasiun Parado 2011

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 20,9 3 20 0,6 1,4
Feb 38,2 5,3 16 1,3 5,5
Mar 17,8 4,8 7 0,6 2,4
Apr 20 5,1 12 0,6 2,4
Mei 10,8 2,7 11 0,3 0,7
Jun 0 0 0 0 0
17,6
Jul 0,8 0,8 1 0,02 0,3
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 3,9 2,5 3 0,2 0,3
Nov 10,9 2,6 7 0,3 0,9
Des 34,3 4,2 18 1,2 3,7
Sumber : Perhitungan
83

Tabel 4.25. Perhitungan Hujan Stasiun Parado 2012

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 44,03 8,5 19 1,4 7,2
Feb 48,3 12,7 14 1,7 13,1
Mar 25,6 4,6 11 0,8 3,5
Apr 3,8 3,8 1 0,1 0,9
Mei 12,2 3 7 0,3 1,4
Jun 0 0 0 0 0
32,57
Jul 1,5 0,6 3 0,04 0,07
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 0 0 0 0 0
Des 54,1 4,6 21 1,7 6,4
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.26. Perhitungan Hujan Stasiun Parado 2013

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 39,2 4,2 19 1,2 4,3
Feb 23,4 4,4 16 0,7 2,6
Mar 15,6 4,1 8 0,5 2,1
Apr 16,3 4,6 8 0,5 2,3
Mei 28,6 4,8 12 1 3,9
Jun 22 4,8 8 0,7 3,3
25,7
Jul 25,2 9,6 12 0,8 4,9
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 16 4,6 8 0,5 2,3
Des 0 0 0 0 0
Sumber : Perhitungan
84

Tabel 4.27. Perhitungan Hujan Stasiun Parado 2014

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 62,9 9,9 18 2 12,4
Feb 20,64 4,8 10 0,7 3,3
Mar 0 0 0 0 0
Apr 0 0 0 0 0
Mei 1,7 0,6 4 0,5 0,7
Jun 6,8 2,8 5 0,2 0,7
29,6
Jul 7 4 3 0,2 1,2
Ags 8,4 2,4 5 0,2 1
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 0 0 0 0 0
Des 57,34 8,2 17 1,8 10,3
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.28. Perhitungan Hujan Stasiun Parado 2015

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 0,9 0,5 2 0,2 0,4
Feb 13,97 3,4 6 0,4 2
Mar 4,45 3,2 2 0,2 0,9
Apr 0 0 0 0 0
Mei 0 0 0 0 0
Jun 0 0 0 0 0
9,4
Jul 0,6 0,3 2 0,1 0,1
Ags 7,2 7 2 0,2 2,1
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 4,4 1,6 5 0,2 0,3
Des 32,7 4,8 20 1 3,6
Sumber : Perhitungan
85

Tabel 4.29. Perhitungan Hujan Stasiun Parado 2016

KETERANGAN
Hujan Rata-
Bulan Total Maksimum Hujan Harian
rata EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 37,2 9,1 10 1,2 8,9
Feb 48,6 7,1 18 1,7 8,7
Mar 28,1 4,7 11 0,9 3,9
Apr 2,9 2,9 1 0,09 0,6
Mei 2,6 2,6 1 0,08 0,5
Jun 11,5 4,3 5 0,3 1,8
37,3
Jul 21,2 6,4 8 0,6 3,8
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 10,7 5,8 3 0,3 2,5
Nov 14,1 3,1 7 0,4 1,7
Des 38 5,1 17 1,2 4,9
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.30. Perhitungan Hujan Stasiun Parado 2017

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 10 4,2 5 0,3 1,5
Feb 41,3 8,6 8 1,4 11,5
Mar 0 0 0 0 0
Apr 19,3 6,8 6 0,6 4,1
Mei 2,2 1,2 2 0,7 0,1
Jun 0,8 0,8 1 0,02 0,1
25,9
Jul 4,4 3,6 2 0,1 0,8
Ags 0 0 0 0 0
Sep 18,4 6,5 6 0,5 3,7
Okt 12,7 4,9 9 0,4 1,7
Nov 0 0 0 0 0
Des 22,7 3,4 13 0,7 2,4
Sumber : Perhitungan
86

Tabel 4.31. Perhitungan Hujan Stasiun Parado 2018

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 19,45 5 9 0,6 2,9
Feb 24 5,3 12 0,8 3,6
Mar 42,1 9,5 17 1,3 7,7
Apr 11,3 4,3 5 0,3 1,8
Mei 0,3 0,3 1 0,09 0,1
Jun 0 0 0 0 0
16,6
Jul 0 0 0 0 0
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 1,4 1,4 1 0,04 0,1
Nov 4,4 2 3 0,1 0,4
Des 0 0 0 0 0
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.32. Perhitungan Hujan Stasiun Parado 2019

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 7,6 2,8 5 0,2 1
Feb 22,37 3,65 9 0,7 2,9
Mar 60,62 8,35 19 1,9 10,6
Apr 5,7 1,8 8 0,1 0,4
Mei 0 0 0 0 0
Jun 0 0 0 0 0
16,3
Jul 0 0 0 0 0
Ags 0 0 0 0 0
Sep 2,4 1,2 3 0,1 0,1
Okt 2 1,2 2 0,1 0,2
Nov 0,6 0,6 1 0,01 0,1
Des 11 3,6 7 0,3 1
Sumber : Perhitungan
87

Tabel 4.33. Perhitungan Hujan Stasiun Parado 2020

KETERANGAN
Bulan Total Maksimum Hujan Harian Hujan Rata-rata
EI30 R
(cm) (mm) (mm) (mm)
Jan 50,5 6,3 16 1,6 7,9
Feb 81,9 13,2 20 2,6 19,1
Mar 36,7 5,1 15 1,1 5
Apr 0 0 0 0 0
Mei 14,7 5,1 4 0,4 3
Jun 0 0 0 0 0
46,9
Jul 0 0 0 0 0
Ags 0 0 0 0 0
Sep 0 0 0 0 0
Okt 0 0 0 0 0
Nov 8,5 4,5 3 0,2 1,6
Des 50,8 11,3 18 1,6 10,3
Sumber : Perhitungan

Berikut data perhitungan sebelumnya maka diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.34. Nilai R Perstasiun

Titik Tahun (Kj/ha)


ARR 2020 2019 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011
Sumi 39,5 39,3 81,4 36,9 51,4 23,4 50,2 33,8 49,4 75,4
Parado 46,9 16,3 16,6 25,9 37,3 9,4 29,6 25,7 32,5 17,6
Sumber : Perhitungan
88

4.2.2. Perhitungan Dengan Persamaan MUSLE

Untuk persamaan MUSLE dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut

(Suripin 2011).

SY = 11,8 (QP . VQ)0,56 . K. LS. CPT .PKL ……………………………………………… 4-3

Dengan :

SY = Hasil Sedimen tiap kejadian hujan (ton)

VQ = Volume aliran pada suatu kejadian hujan (m3)

QP = Debit puncak (m3/det)

K = Faktor Tanah

LS = Faktor Kemiringan Lereng

CP = Faktor Tata guna lahan

Menurut Suripin (2003), untk DAS dengan tata guna lahan yang tidak

homogen, nilai debit puncak (Qp) dengan persamaan :

Qp = 0.00278 . I . ∑CiAi ………………………………………………4-4

Dengan :

Ci = koefesien aliran permukaan jenis penutup lahan i

Ai = luas lahan dengan jenis penutup lahan I

I = intesitas hujan (mm/jam)

Tahapan untuk mendapatkan nilai Pe dengan contoh perhitungan pada

tahun 2011 pada Sub-DAS Diwukabah :

Dengan menggunakan data cura hujan harian maksimum tahunan dari

bulan januari samapai Desember tahun 2011, dimana data curah hujan yang ada

dijumlahkan sehingga diperoleh nilai volume limpasan tahunan (Pe) = 68,7


89

Contoh Perhitungan pada Das Diwukabah 2011 :

Pe = 10,4 + 5,3 + 3,2 + 6,4 + 5,5 + 3,3 + 9,1 + 1,9 + 3,4 + 4,8 + + 4,2 + 11,2

= 68,7 m3

Untuk perhitungan selanjutnya mennyesuaikan dengan yang diatas.

Tabel 4.35. Nilai volume limpasan tahunan (Pe) Pada Sub-DAS Waduk Sumi

Luas
Nilai Pe (m3)
No Sub-DAS DAS
(km²) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [8] [9] [10] [11] [12]
1 Diwukabah 86,231 68,7 51,6 39,3 55,5 42,1 46,7 50,4 83,3 36,8 48,2
2 Diwumoroh 46,903 31 37,8 41,1 32,7 20,8 51,1 40 27,8 23,2 45,5
Sumber : Perhitungan

Keterangan :

[1] = Nomor

[2] = Sub-DAS Waduk Sumi

[3] = Luas Sub-DAS (km²)

[4-12] = Hasil dari data curah hujan maksimum yang di reratakan sehingga

diperoleh nilai volume limpasan tahunan (Pe).

Volume pada suatau kejadian hujan dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan diatas menjadi :

VQ = Pe x Luas Daerah Aliran Sungai


1000
Contoh Perhitungan Das Diwukabah 2011 :

VQ = 68,7 x 86,231
1000

VQ = 5,924 Juta m3
Untuk perhitungan selanjutnya mengikuti perhitungan diatas
90

Tabel 4.36. Nilai Volume Pada Suatu Kejadian Hujan (VQ) Pada Sub-DAS
Waduk sumi
Luas Nilai VQ
No Sub-DAS DAS Juta m3
km2 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [8] [9] [10] [11] [12]
1 Diwukabah 86,231 5,924 4,449 3,388 4,785 3,664 4,026 4,346 7,138 3,173 4,156
2 Diwumoroh 46,903 1,453 1,772 1,927 1,533 975 2,396 1,876 1,303 1,088 2,134

Sumber : Perhitungan

Keterangan :

[1] = Nomor

[2] = Sumber DAS Waduk Sumi

[3] = Luas Sub-DAS km2

[4-12] = Nilai VQ diperoleh dari nilai Pe dikalikan dengan area Sub-DAS [3]

Kemudian dibagi 1000


91

Nilai Ci atau koefesien aliran permukaan jenis penutup tanah untuk

persamaan Qp didapatkan dari table 4.11 berikut ini.

Tabel 4.37. Koefesien Aliran Permukaan Jenis Penutup Tanah Ci

Angka Koef
Kondisi DAS Pengaliran
C
Hutan Lahan Kering Skunder 0,03
Semak Belukar 0,75
Hutan Tanaman Industri 0,05
Hutan Rawa Skunder 0,15
Perkebunan 0,40
Pertanian Lahan Kering-Ladang 0,10
Pertanian Lahan Kering Campuran 0,10
Pemukiman 0,60
Sawah 0,15
Tambak 0,05
Lahan Terbuka 0,20
Perairan 0,05
Sumber : Suripin,2002.

Nilai koefesien pengaliran diperoleh dari tabel berdasarkan nilai jenis tata

guna lahan pada tabel 4.37, maka dapat diperoleh nlai Ci DAS waduk Sumi

sebagai berikut.
92

Tabel 4.38. Nilai Cia tau Koefesien aliran permukaan jenis penutupan tanah untuk
Tata Lahan di DAS Waduk Sumi
Koef
Tata Guna Pengaliran
Ci
[1] [2]
Belukar 0,75
Hutan Lahan Kering Primer 0,10
Hutan Lahan Kering Skunder 0,15
Pemukiman 0,60
Pertanian Lahan Kering 0,10
Pertanian Lahan Kering Campur 0,10
Sawah 0,15
Tanah Terbuka 0,20
Sumber : Perhitungan

Selanjutnya perhitungan untuk mendapatkan nilai Ai dengan cara nilai

pada luas tata guna lahan pada tabel 4.11 dikalikan 1,000,000.

Contoh perhitungan pada tata guna lahan Belukar DAS Diwukabah :

= 1.579 x 1.000,000

= 1.579,000 km2

Untuk perhitungan selanjutnya mengikuti perhitungan diatas.

Tabel 4.39. Perhitungan dengan Luasan Tutupan Lahan (Ai)

Luas DAS (km²)


Penggunaan Lahan
Diwukabah Diwumoroh
[1] [2] [3]
Belukar 1.579,000 1.581,000
Hutan Lahan Kering Primer 4.525,000 3.726,000
Hutan Lahan Kering Skunder 59.305,000 27.824,000
Pemukiman 0.158,000 0.625,000
Pertanian Lahan Kering 9.013,000 5.119,000
Pertanian Lahan Kering Campur 7.468,000 4.544,000
Sawah 2.557,000 2.671,000
Tanah Terbuka 1.631,000 0.817,000
Sumber : Perhitungan
93

Keterangan :

[1] = Sub Das Waduk Sumi

[2,3] = Diperoleh dari Data Tabel 4.11 dikalikan 1,000,000

Setelah didapatkannya nilai Ci dan nilai Ai (Luasan dengan tutupan

Lahan), maka selanjutnya adalah perhitungan nilai Ci yang dikalikan dengan nilai

Ai (Luasan dengan tutupan Lahan) pada masing-masing tata guna lahan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.38

Contoh perhitungan pada tata guna Belukar DAS Diwukabah :

= 0,75 x 1.579,000

= 1.184,25 km2

Tabel 4.40. Perhitungan dengan Luasan Tutupan Lahan Ci.Ai

Luas DAS (km²)


Penggunaan Lahan
Diwukabah Diwumoroh
[1] [2] [3]
Belukar 1.184,25 1.185,75
Hutan Lahan Kering Primer 452,5 372,6
Hutan Lahan Kering Skunder 8.895,75 4.173,6
Pemukiman 0,0948 0,375
Pertanian Lahan Kering 901,3 511,9
Pertanian Lahan Kering Campur 746,8 454,4
Sawah 383,55 400,65
Tanah Terbuka 326,2 0,1634
Sumber : Perhitungan

Keterangan :

[1] = Keterangan

[2,3] = Diperoleh dari tabel 4.38 dikalikan dengan tabel 4.39


94

Kemudian masuk pada perhitungan ∑Ci.Ai dengan intensitas hujan,

dimana hasil nilai Ci.Ai diatas di totalkan, dengan intensitas hujan dari tabel 4.35,

untuk data intensitas hujan berasal dari tabel 4.35.

Perhitungan ∑Ci.Ai Diwukabah :

= 1.184,25 + 452,5 + 8.895,75 + 0,0948 + 901,3 + 746,8 + 383,55 + 326,2

= 12.890,44 km2

Perhitungan ∑Ci.Ai Diwumoroh:

= 1.185,75 + 372,6 + 4.173,6 + 0,375 + 511,9 + 454,4 + 400,65 + 0,1634

= 7.099,44 km2

Untuk selanjutnya mengikuti perhitungan diatas.

Tabel 4.41. Perhitungan ∑Ci.Ai dengan Intensitas hujan

Intensitas Hujan
No Sub-DAS ∑Ci.Ai mm/tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13]
1 Diwukabah 12.890,44 68,7 51,6 39,3 55,5 42,1 46,7 50,4 83,3 36,8 48,2
2 Diwumoroh 7.099,44 31 37,8 41,1 32,7 20,8 51,1 40 27,8 23,2 45,5
Sumber : Perhitungan

Keterangan :

[1] = No

[2] = Sumber DAS

[3] = Nilai Ci.Ai Hasil perhitungan.

[4-13] = Intensitas Hujan dari tabel 4.35


95

Pada perhitungan selanjutnya yaitu nilai Qp yang mana diperoleh dari perhitungan

menggunakan persamaan :

Qp = 0.00278 . I . ∑Ci.Ai. ……………………………………………...4-5

Dengan :

Ci = koefesien aliran permukaan jenis penutup lahan i

Ai = luas lahan dengan jenis penutup lahan I

I = intesitas hujan (mm/jam)

Perhitungan dari data Diwukabah 2011 :

Qp = 0,00278 x 68,7 x 12.890,44

= 2.461,89 m3/dt

Untuk perhitungan selanjutnya mengikuti perhitungan diatas.

Tabel 4.42. Perhitungan Debit Puncak Qp


Qp
No Sub-DAS ∑Ci.Ai m3/dt
2011 2012 2013 2014 2015
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 12.890,44 2.461,89 1.849,11 1.408,33 1.988,86 1.508,67
2 Diwumoroh 7.099,44 611,83 746,03 811,16 645,38 410,52

Qp
No Sub-DAS ∑Ci.Ai m3/dt
2016 2017 2018 2019 2020
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 12.890,44 1.673,51 1.806,10 2.985,09 1.318,743 1.727,26
2 Diwumoroh 7.099,44 1.008,53 798,457 548,67 457,88 898,01
Sumber : Perhitungan

Dengan :

[1] = No

[2] = Sub DAS


96

[3-8] = Nilai Qp diperoleh dari hasil perhitungan 0,00278 (Qp) x Intensitas

Hujan x Nilai Ci.Ai.

Kemudian tabel dibawah ini merupakan tabel rekapitulasi dari nilai QP dan VQ

Tabel 4.43. Rekapitulasi Nilai QP dan VQ


Qp
No Sub-DAS ∑Ci.Ai m3/dt
2011 2012 2013 2014 2015
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 12.890,44 2.461,89 1.849,11 1.408,33 1.988,86 1.508,67
2 Diwumoroh 7.099,44 611,83 746,03 811,16 645,38 410,52
Nilai VQ
Luas DAS
No Sub-DAS Juta m3
km2 2011 2012 2013 2014 2015
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86.231 5,924 4,449 3,388 4,785 3,664
2 Diwumoroh 46,903 1,453 1,772 1,927 1,533 975

Qp
No Sub-DAS ∑Ci.Ai m3/dt
2016 2017 2018 2019 2020
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 12.890,44 1.673,51 1.806,10 2.985,09 1.318,743 1.727,26
2 Diwumoroh 7.099,44 1.008,53 798,457 548,67 457,88 898,01
Luas Nilai VQ
No Sub-DAS DAS Juta m3
km2 2016 2017 2018 2019 2020
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 4,026 4,346 7.138 3,173 4,156
2 Diwumoroh 46,903 2,396 1,876 1.303 1,088 2,134
Sumber : Perhitungan
97

Untuk yang selanjutnya yaitu perhitungan erosi pada Sub-DAS Waduk Sumi pada

tahun 2011 samapai 2020, dengan Rumus:

(QP.VQ)0,56 …………………………………………………………….4-6

Contoh perhitungan pada tahun 2011 Das Diwukabah

= (2.461,89 x 5,924)0,56

= 6.667 m3/dt

Untuk Perhitungan kehilangan Tanah

Hasil dari (QP.VQ)0,56) x Nilai K x Nilai LS x Nilai CP


10.000
= 6.667 x 21,556 x 6,10 x 10.717
10.000
= 9.395 ton/ha/tahun
Perhitungan selanjutnya mengikuti perhitungan diatas.

Tabel 4.44. Perhitungan Erosi Sub-DAS Waduk Sumi (2011)

Nilai Nilai Nilai Kehilangan


No Sub-DAS (QP.VQ)0,56 K LS CP Tanah
ton/KJ (km²) (km²) sy
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Diwukabah 6.667 21,556 6,10 10,717 9.395
2 Diwumoroh 754 11,726 5,51 5,683 276
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.45. Perhitungan Erosi Sub-DAS Waduk Sumi (2012)

Nilai Nilai Nilai Kehilangan


0,56 Tanah
No Sub-DAS (QP.VQ) K LS CP
ton/KJ (km²) (km²) sy
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Diwukabah 4.265 21,556 6,10 10.717 6.011
2 Diwumoroh 1.027 11,726 5,51 5.683 377
Sumber : Perhitungan
98

Tabel 4.46. Perhitungan Erosi Sub-DAS Waduk Sumi (2013)

Nilai Nilai Nilai Kehilangan


0,56 Tanah
No Sub-DAS (QP.VQ) K LS CP
ton/KJ (km²) (km²) sy
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Diwukabah 2.789 21,556 6,10 10,717 3.930
2 Diwumoroh 1.171 11,726 5,51 5,683 430
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.47. Perhitungan Erosi Sub-DAS Waduk Sumi (2014)

Nilai Nilai Nilai Kehilangan


0,56 K LS CP Tanah
No Sub-DAS (QP.VQ)
ton/KJ (km²) (km²) sy
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Diwukabah 2.526 21,556 6,10 10,717 3.560
2 Diwumoroh 819 11,726 5,51 5,683 301
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.48. Perhitungan Erosi Sub-DAS Waduk Sumi (2015)

Nilai Nilai Nilai Kehilangan


0,56 Tanah
No Sub-DAS (QP.VQ) K LS CP
ton/KJ (km²) (km²) sy
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Diwukabah 3.121 21,556 6,10 10,717 4.399
2 Diwumoroh 19.372 11,726 5,51 5,683 7.113
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.49. Perhitungan Erosi Sub-DAS Waduk Sumi (2016)

Nilai Nilai Nilai Kehilangan


N 0,56 Tanah
Sub-DAS (QP.VQ) K LS CP
o
ton/KJ (km²) (km²) sy
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Diwukabah 3.650 21,556 6,10 10,717 5.144
2 Diwumoroh 1.645 11,726 5,51 5,683 604
Sumber : Perhitungan
99

Tabel 4.50. Perhitungan Erosi Sub-DAS Waduk Sumi (2017)

Nilai Nilai Nilai Kehilangan


0,56 Tanah
No Sub-DAS (QP.VQ) K LS CP
ton/KJ (km²) (km²) sy
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Diwukabah 4.112 21,556 6,10 10,717 5.794
2 Diwumoroh 1.135 11,726 5,51 5,683 417
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.51. Perhitungan Erosi Sub-DAS Waduk Sumi (2018)

Nilai Nilai Nilai Kehilangan


No Sub-DAS (QP.VQ) 0,56
K LS CP Tanah
ton/KJ (km²) (km²) sy
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Diwukabah 429 21,556 6,10 10,717 605
2 Diwumoroh 30 11,726 5,51 5,683 11
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.52. Perhitungan Erosi Sub-DAS Waduk Sumi (2019)

Nilai Nilai Nilai Kehilangan


No Sub-DAS (QP.VQ)0,56 K LS CP Tanah
ton/KJ (km²) (km²) sy
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Diwukabah 2.517 21,556 6,10 10,717 3.547
2 Diwumoroh 480 11,726 5,51 5,683 176
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.53. Perhitungan Erosi Sub-DAS Waduk Sumi (2020)

Nilai Nilai Nilai Kehilangan


No Sub-DAS (QP.VQ)0,56 K LS CP Tanah
ton/KJ (km²) (km²) sy
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 Diwukabah 3.835 21,556 6,10 10,717 5.404
2 Diwumoroh 1.372 11,726 5,51 5,683 504
Sumber : Perhitungan
100

Setelah didapatkan nilai Erosi dengan menggunakan metode MUSLE maka, kita

dapat mengetahui seberapa besar sedimen pertahun yang terjadi pada waduk

Sumi.

Contoh perhitungan pada DAS Diwukabah :

[1] = Nomor

[2] = DAS Waduk Sumi

[3] = Luas Area DAS

[4] = Dari data kehilangan tanah pada tabel 4.44

[5] = [3] x [4]. Contoh Perhitungan pada DAS Diwukabah 2011 :

= 86,231 x 9.395

= 810.154 ton/ha/tahun

[6] = Berat sedimen

[7] = [3] / [6] x [4]. Contoh perhitungan pada DAS Diwukabah

= 86,231 / 1,27 x 9.395

= 637.917 m3/tahun

[8] = [3] / [7]. Contoh perhitungan pada DAS Diwukabah

= 86,231/637.917

= 0,000135 m3/tahun

Untuk selanjutnya mengikuti perhitungan yang diatas.


101

Tabel 4.54. Perhitungan Metode MUSLE Waduk Sumi (2011)

Luas sed yield sed yield berat isi Laju Sedimen


No DAS
ha ton/ha/tahun ton/ha/tahun ton/m3 3
m /tahun m3/tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 9.395 810.154 1,27 637.917 0,000135
2 Diwumoroh 46,903 277 12.989 2,21 5.877 0,007980
tebal tanah tererosi mm/tahun 0,008115
laju erosi rerata 321.897,10
m3/thn
volume 643.794,21
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.55. Perhitungan Metode MUSLE Waduk Sumi (2012)

Luas sed yield sed yield berat isi Laju Sedimen


No DAS
ha ton/ha/tahun ton/ha/tahun ton/m3 3
m /tahun m3/tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 6.011 518.335 1,27 408.137 0,000211
2 Diwumoroh 46,903 337 15.806 2,21 7.152 0,006558
tebal tanah tererosi mm/tahun 0,006769
laju erosi rerata 207.644,81
m3/thn
volume 415.289,61
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.56. Perhitungan Metode MUSLE Waduk Sumi (2013)

Luas sed yield sed yield berat isi Laju Sedimen


No DAS
ha ton/ha/tahun ton/ha/tahun ton/m3 m3/tahun m3/tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 3.930 338.888 1,27 266.841 0,000323
2 Diwumoroh 46,903 430 20.168 2,21 9.126 0,005140
tebal tanah tererosi mm/tahun 0,005463
laju erosi rerata 137.983,37
m3/thn
volume 275.966,73
Sumber : Perhitungan
102

Tabel 4.57. Perhitungan Metode MUSLE Waduk Sumi (2014)

Luas sed yield sed yield berat isi Laju Sedimen


No DAS
ha ton/ha/tahun ton/ha/tahun ton/m3 m3/tahun m3/tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 3.560 306.982 1,27 241.718 0,000357
2 Diwumoroh 46,903 301 14.118 2,21 6.388 0,007342
tebal tanah tererosi mm/tahun 0,007699
laju erosi rerata 124.053,27
m3/thn
volume 248.106,54
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.58. Perhitungan Metode MUSLE Waduk Sumi (2015)

Luas sed yield sed yield berat isi Laju Sedimen


No DAS
ha ton/ha/tahun ton/ha/tahun ton/m3 3
m /tahun m3/tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 4.399 379.330 1,27 298.685 0,000289
2 Diwumoroh 46,903 7.113 333.621 2,21 150.960 0,000311
tebal tanah tererosi mm/tahun 0,000599
laju erosi rerata 224.822,46
m3/thn
volume 449.644,92
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.59. Perhitungan Metode MUSLE Waduk Sumi (2016)

Luas sed yield sed yield berat isi Laju Sedimen


No DAS
ha ton/ha/tahun ton/ha/tahun ton/m3 3
m /tahun m3/tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 5.144 443.572 1,27 349.269 0,000247
2 Diwumoroh 46,903 604 28.329 2,21 12.819 0,003659
tebal tanah tererosi mm/tahun 0,003906
laju erosi rerata 181.044,12
m3/thn
volume 362.088,24
Sumber : Perhitungan
103

Tabel 4.60. Perhitungan Metode MUSLE Waduk Sumi (2017)

Luas sed yield sed yield berat isi Laju Sedimen


No DAS
ha ton/ha/tahun ton/ha/tahun ton/m3 3
m /tahun m3/tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 5.794 499.622 1,27 393.403 0,000219
2 Diwumoroh 46,903 417 19.559 2,21 8.850 0,005300
tebal tanah tererosi mm/tahun 0,005519
laju erosi rerata 201.126,75
m3/thn
volume 402.253,50
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.61. Perhitungan Metode MUSLE Waduk Sumi (2018)

Luas sed yield sed yield berat isi Laju Sedimen


No DAS
ha ton/ha/tahun ton/ha/tahun ton/m3 3
m /tahun m3/tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 605 52.170 1,27 41.079 0,002099
2 Diwumoroh 46,903 11 516 2,21 233 0,200909
tebal tanah tererosi mm/tahun 0,203008
laju erosi rerata 20.656,00
m3/thn
volume 41.312,00
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.62. Perhitungan Metode MUSLE Waduk Sumi (2019)

Luas sed yield sed yield berat isi Laju Sedimen


No DAS
ha ton/ha/tahun ton/ha/tahun ton/m3 3
m /tahun m3/tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 3.547 305.861 1,27 240.836 0,000358
2 Diwumoroh 46,903 176 8.255 2,21 3.735 0,012557
tebal tanah tererosi mm/tahun 0,012915
laju erosi rerata 122.285,49
m3/thn
volume 244.570,98
Sumber : Perhitungan
104

Tabel 4.63. Perhitungan Metode MUSLE Waduk Sumi (2020)

Luas sed yield sed yield berat isi Laju Sedimen


No DAS
ha ton/ha/tahun ton/ha/tahun ton/m3 m3/tahun m3/tahun
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 Diwukabah 86,231 5.404 465.992 1,27 366.923 0,000235
2 Diwumoroh 46,903 504 23.639 2,21 10.696 0,004385
tebal tanah tererosi mm/tahun 0,004620
laju erosi rerata 188.809,76
m3/thn
volume 377.619,52
Sumber : Perhitungan

Setelah dilakukan perhitungan langkah selanjutnya adalah hasil dari

volume sedimen yang masuk pada waduk yang dapat di lihat pada tabel dinawah

ini.

Tabel 4.64. Erosi Sedimen Yang Terjadi Pada Waduk Sumi

MUSLE
Tahun
m3/thn
2011 643.794,21
2012 415.289,61
2013 275.966,73
2014 248.106,54
2015 449.644,92
2016 362.088,24
2017 402.253,50
2018 41.312,00
2019 244.570,98
2020 377.619,52
Sumber : Perhitungan
105

Tabel 4.65. Tingkat Bahaya Erosi

MUSLE Kelas
Tahun
m3/thn Erosi
2011 643.794,21 Berat
2012 415.289,61 Berat
2013 275.966,73 Berat
2014 248.106,54 Berat
2015 449.644,92 Berat
2016 362.088,24 Berat
2017 402.253,50 Berat
2018 41.312,00 Sedang
2019 244.570,98 Berat
2020 377.619,52 Berat

4.3. Sediment Delivery Ratio

Rasio pengangakutan sedimen (Sediment delivery ratio) adalah rasio

untuk pendekatan dalam memperkirakan besarnya sedimen yang terangkut dalam

sutuan saluran maupun tampungan suatu bangunan air. Untuk persamaan umum

yang digunakan untuk perhitungan rasio pengangkutan sedimen (Sediment

delivery ratio) adalah sebagai berikut :

Dimana :

Untuk nilai dari rasio pengangkutan sedimen (Sediment delivery ratio)

dapat juga menggunakan tabel. Untuk harga-harga rasio pengangkutan sedimen

(Sediment delivery ratio) dapat dilihat pada tabel berikut.


106

Tabel 4.66. Perkiraan Sediment delivery ratio (SDR)

Luas DPS SDR


No
km2 %
1 0 53
2 0.5 39
3 1 35
4 5 27
5 10 24
6 50 14
7 100 13
8 200 11
9 500 8.5
10 2600 4.9
Sumber : Hidrologi Soewarno 1991

Untuk perhitungan rasio pengangkutan sedimen (Sediment delivery ratio)

lainnya dapat menggunakan rumus pendekatan SDR dengan Area Drainasi USDA

(1979) dengan persamaan untuk menghitung rasio pengangkutan sedimen

(Sediment delivery ratio) sebagai berikut :

SDR = 0,51.A -0,11 ……………………………………………………...4-7

Dimana : A= Luasan (Area) (Km2)

Perhitungan pada Sub-DAS Diwukabah untuk persamaan luasan USDA

= 0,51 x 86,231 -0,11

= 0,31 %

Perhitungan pada Sub-DAS Diwumoroh untuk persamaan luasan USDA

= 0,51 x 46,903-0,11

= 0,33 %
107

Untuk kehilangan tanah menggunakan rumus

sy = SDR x A-0,11 ………………………………………………………………4-8

Dimana :

A = Luas Area (km2)

Perhitungan Untuk kehilangan tanah pada DAS Diwukabah :

= 0,31 x 86,231-0,11

= 0,69 %

Perhitungan Untuk kehilangan tanah pada DAS Diwumoroh

= 0,33 x 46,903-0,11

= 0,73 %

Tabel 4.66. Perhitungan Sediment Delivery Ratio

Persamaan Luasan Kehilangan


A
No DAS USDA Tanah
km2 % %
1 Diwukabah 86,2308 0,31 0,69
2 Diwumoroh 46,9036 0,33 0,73
Sumber : Perhitungan
108

4.4. Perhitungan Angkutan Bed load

Sedimen ini bergerak didasar saluran dengan cara menggelinding (rolling),

menggeser (sliding) dan meloncat (jumping). Pengukuran sedimen dasar (bed

load) secara langsung sangat sulit dilakukan. Disamping itu penelitian secara

insentif dalam masalah ini masih sangat kurang. Pengukuran sedimen dasar (bed

load) dilakukan dengan pengambilan sampel dengan alas penangkap sedimen.

Bila pengukuran sedimen dasar (bed load) tidak dilakukan, besarnya sedimen

tersebut dapat di perkirakan dengan menggunakan tabel Borland dan Maddock

(1951) yang tergantung pada konsentrasi dan gradasi butiran sedimen laying

(suspended load) berupa lempung, slit dan pasir.

Tabel 4.67. Klasifikasi Broland Dan Maddock Untuk Bedload

Type of material Beadload in


Councertratio Forning Texture terme
Of The channel of the Suspended Of suspended
Suspended Stream Material load
Less than 1,000 sand Smiliar to bed material 25 to 150
Gravel, rock or
Less than 1,000 Consoli, dated clay Small amount of sand 5 to 12
1,000 to 7,500 Sand Smiliar to bed material 10 to 35
1,000 to 7,500 Gravel, rock or 25 % sand or less 5 to 12
Console, dated clay
Over 7,500 Sand Smiliar to bed material 5 to 12
Over 7,500 Gravel, rock or 25 % sand or less 2 to 8
Console, dated clay
Sumber : Proceedings of the Federal Inter-Agency Sedimentation Conference 28
January 1963
1. Selanjutnya perhitungan suspended load yang terjadi pada tahun 2020,

dengan mengacuh pada tabel bedload dan moddock dan angkutan sedimen.

Berikut merupakan contoh perhitungnnya :


109

[1] = elevasi OP SDA IV BWS NT 1, Standar Operasi Bendungan Sumi

[2] = data tampung kotor 2011. /10^5. Contoh tahun 2011 :

= 19.714.110 / 10^5

= 197,141 Juta/m3

[3] = sama seperti [2]

[4] = [2] - [3] Contoh :

Vol evektif = 197,141 – 16,326 = 180,779 m3

Vol Sedimen = 83,658 – 0,634 = 83,024 m3

Tabel 4.68. Data Volume Sedimen Waduk Sumi

vol (juta m3) besar sedimen


elevasi (m)
2011 2020 (juta m3)
[1] [2] [3] [4]
HWL =106 197,141 113,483 83,658
LWL = 91,50 16,362 15,728 0,634
VOL EVEKTIF 180,779 97,755 83,024
Vol Sedimen 83,024 m3
Sumber : OP SDA IV BWS NT 1 (Standar Operasi Bendungan Sumi) dan
perhitungan

2. Perhitungan berat sedimen pada waduk dengan Bed Material 25 %, 75 %,

dan 100 % Suspended.

Contoh perhitungan :

Debit Inflow dari total nilai debit 2020 :

= 1,479 + 2,846 + 3,360 + 2,567 + 4,237 + 3,329 + 5,375 + 3,171 + 1,619

+ 4,331 + 2,888 + 1,671

= 36,873 m3/
110

Suspended Material dari data total debit Sedimen :

= 47,70 + 91,80 + 108,38 + 82,80 + 136,67 + 107,38 + 173,38 + 102,29 +

52,22 + 139,70 + 93,16 + 53,90

= 1.189,45 kg/tahun

Bed Material (25% Suspended)

= 1189,45 x 25 %

= 297,36 Kg/tahun

Total = 1189,45 + 297,36

= 1.486,81 Kg/tahun

Rasio = (1.486,81 / 83,024) x 25

= 447,70 m3

Untuk jalan perhitungan 75% dan 100% sama dengan Bed Material (25%

Suspended).

Tabel 4.69. Perhitungan Berat Sedimen Pada Waduk Sumi Dengan Bed Material
25% Suspended
Bed Material
Suspended
(25%
Sub Basin Debit/m3/dt/tahun Material Total
Suspended)
kg/tahun kg/tahun
Inflow Waduk 36,873 1189,45 297,36 1486,81
Volume Sedimen 83,024
Rasio 447,70
Sumber : Perhitungan
111

Tabel 4.70. Perhitungan Berat Sedimen Pada Waduk Sumi Dengan Bed Material
75% Suspended
Suspended Bed Material
Sub Basin Debit/m3/dt/tahun Material (75% Suspended) Total
kg/tahun kg/tahun
Inflow Waduk 36,873 1189,45 892,08 2081,53
Volume Sedimen 83,024
Rasio 1880,35
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.71. Perhitungan Berat Sedimen Pada Waduk Sumi Dengan Bed Material
100% Suspended
Bed Material
Suspended
(100%
Sub Basin Debit/m3/dt/tahun Material Total
Suspended)
kg/tahun kg/tahun
Inflow Waduk 36,873 1189,45 1189,45 2378,9
Volume Sedimen 83,024
Rasio 2865,31
Sumber : Perhitungan

1. Setelah perhitungan suspendedload dan bedload, di lanjutkan dengan

perhitungan inflow pada waduk sumi.

Contoh perhitungan pada tahun 2020 bulan januari :

Debit rerata = 2.270+ 2.270 + 1.925 + 1.320 + 1.320 + 1.320 + 1.320 + 880 +

915 + 817 + 880 + 2.250 + 2.250 + 1.310 + 1.300 + 1.641 + 1.300

+ 870 + 870 + 870 + 870 1.300 + 1.290 + 2.210 + 2.210 + 1.730

+1730 + 860 + 860 + 1.155 / 31

= 14.294,5 m3/dt

Inflow Bulanan = 2.270+ 2.270 + 1.925 + 1.320 + 1.320 + 1.320 + 1.320 + 880 +

915 + 817 + 880 + 2.250 + 2.250 + 1.310 + 1.300 + 1.641 +


112

1.300 + 870 + 870 + 870 + 870 1.300 + 1.290 + 2.210 + 2.210

+ 1.730 +1.730 + 860 + 860 + 1.155

= 142.945 m3

Inflow Tahunan = 4.431,3 + 2.734,7 +5.097,5 + 5.909,0 + 4.327,8 + 3.328,3 +

8.868,0 + 5.379,0 + 3.103,0 + 4.426,0 + 4.396,7 + 3.780,7

= 55.7820 m3

Untuk selanjutnya mengikuti perhitungan di atas.

Tabel 4.72. Perhitungan Inflow Waduk Sumi

Bulan
Tahun Keterangan Satuan
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Debit Rerata (m3/dt) 14.294,5 88.216 16.443,5 19.061,3 13.960,6 10.736,5 2860,65 1735,16 1000,97 1427,74 1418,29 1219,58

Inflow
2020 (m3) 44313 27347 50975 59090 43278 33283 88680 53790 31030 44260 43967 37807
Bulanan

Inflow
(m3) 55.7820 - - - - - - - - - - -
Tahunan

Debit Rerata (m3/dt) 1387,81 1142,06 1777,35 1635,06 1243,97 1206,84 1490,97 1535,97 1343,74 895,65 1219,58 1418,29

Inflow
2019 (m3) 43022 35404 55098 50687 38563 37412 46220 47615 41656 27765 37807 43967
Bulanan

Inflow
(m3) 50.5216 - - - - - - - - - - -
Tahunan

Debit Rerata (m3/dt) 1741,19 1020,16 748,39 1341,29 1676,61 1276,65 1314,84 1302,10 712,52 1427,74 1179,35 462,58

Inflow
2018 (m3) 53977 31625 23200 41580 51975 39576 40760 40365 22088 44260 36560 14340
Bulanan

Inflow
(m3) 44.0306 - - - - - - - - - - -
Tahunan

Sumber : Perhitungan
113

4.5. Trap Efficiency (Redaman Jerat)

Untuk mengetahui seberapa besar sedimen yang tertangkap di waduk Sumi

maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode Brune Numerik. Pada

perhitungan trap efesiensi metode brune numeric menggunakan data kapasitas

tampungan pada kondisi maksimum dengan persamaan sebagai berikut.

Dimana :

Y = Efesien Tampungan

x = Perbandingan kapasitas tampungan dengan debit maksimum

a = Konstanta

a = 100, Untuk rata-rata

a = 65, Untuk Minimum

a = 130 Untuk selubung

n = Konstanta

n = 1,5 untuk rata-rata

n = 2,0 untuk minimum

n = 1,0 untuk selubung

Contuh Perhitungan 2018 :

a = 100

n = 1,5

Tampungan Waduk = didapat dari perubahan tampungan waduk pada tabel 4.67

= 19.7105.89 juta/m3
114

Inflow Tahunan = diperoleh dari tabel 4.73 tahun 2018 = 4.403,06 m3

x = 19.710.589 – 4.403.06

= 15.307,529 juta m3

Trap efeciency :

= 149.902 %

Tabel 4.73. Perhitungan Trap Efficiency Menggunakan metode Brune Numerik


Rata-Rata Pada Waduk Sumi

Tampungan Waduk Inflow Tahunan Trap Efesiense


Tahun a N x
(Juta m3) (Juta m3) (%)
2018 100 1,5 19.710.589 4.403,06 15.307,529 149.902
2019 100 1,5 19.710.086 5.052,16 14.131,383 149.897
2020 100 1,5 19.709.583 5.578,20 14.131,383 149.893
Sumber : Perhitungan

Tabel 4.74. Perhitungan Trap Efficiency Menggunakan metode Brune Numerik


Rata-Rata Pada Waduk Sumi

Tampungan Waduk Inflow Tahunan Trap Efesiense


Tahun a N x
(Juta m3) (Juta m3) (%)
2018 65 2,0 19.710.589 440306 15.307,529 199.798
2019 65 2,0 19.710.086 505216 14.131,383 199.782
2020 65 2,0 19.709.583 557820 14.131,383 199.782
Sumber : Perhitungan
115

Tabel 4.75. Perhitungan Trap Efficiency Menggunakan metode Brune Numerik


Rata-Rata Pada Waduk Sumi

Tampungan Waduk Inflow Tahunan Trap Efesiense


Tahun a N x
(Juta m3) (Juta m3) (%)
2018 130 1,0 19.710.589 440306 15.307,529 99.949
2019 130 1,0 19.710.086 505216 14.131,383 99.945
2020 130 1,0 19.709.583 557820 14.131,383 99.945
Sumber : Perhitungan

4.6. Perhitungan Efektif Waduk Sumi

Tingkat sedimen yang terjadi sangat berpengaruh terhadap

keberlangsungan waduk. Berdasarkan perhitungan dan data pada pembahasan

sebelumnya kemudian dilakukan perhitungan untuk memperkirakan kenaikan

sedimen terhadap intake irigasi waduk sumi kemudian diperkirakan berapa umur

yang di perlukan sedimen mampu mendekati intake irigasi tersebut dengan

menggunakan pendekatan empiris. Berikut ini merupakan pendekatan persamaan

empiris untuk mengetahui sisa umur efektif waduk sumi maka dilakukan

perhitungan sebagai berikut :

T = V / (VS.E)

T = Tahun efektif (tahun)

V = Volume tampungan mati (m3)

L = Luas DPS (km3)

S = Intensitas erosi = VS/L

VS = Volume sedimen rata-rata yang masuk ke waduk (m3/tahun)

= WS/Yd

WS = Sedimen rata-rata yang masuk ke waduk (m3/tahun)


116

Yd = Berat isi endapan sedimen = 0,963 ton/m3

E = Efesien tangkapan waduk (trap efesien)

Dengan persamaan diatas kemudian dihitung sisa umur efektif waduk

setelah beroperasi 26 tahun sebagai berikut :

E = 4,49 %

Yd = 0,963 ton/m3

Ws = 188,809 ton/m3

Vs = Ws/Yd

= 188,809 / 0,936

= 201,71 (m3/tahun)

L = 133,13 km3

S = Vs / L

= 201,71 /133,13

V = 1,515 juta m3

T =V (Vs x E) x Tahun Operasi

= 3.868,72 (201,71 x 4,49) x 26

= 53,13 Tahun

Tabel 4.76. Perhitungan Sisa Umur Efektif Waduk Sumi yang Telah Beroperasi
26 Tahun
E Yd Ws Vs L S V T
% ton/m3 ton/m3 (m3/tahun) m2 m juta/m3 tahun
4,49 0,963 188,809 201,71 133,13 1,515 3.868,72 53,13
Sumber : Perhitungan
117

Dari priode pendekatan persamaan empiris yang digunakan di atas dengan

perhitungan berdasarkan data erosi, data echosonding dan sedimen, dapat

disimpulakn bahwa sisa umur efektif waduk sumi yaitu 53 tahun dengan efesiensi

tangkapan waduk 4,49 %.

Anda mungkin juga menyukai