Stasiun hujan terdekat yang tersebar di wilayah sekitar lokasi pekerjaan ada 7
(tujuh), diantaranya sebagai berikut :
1
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Stasiun hujan yang digunakan dalam analisa adalah yang memiliki kelengkapan
data minimal 10 tahun. Sehingga Stasiun Hujan Silangit tidak digunakan. Untuk analisa
hidrologi DAS Batang Toru menggunakan Stasiun Hujan Sipoholon, Pahae Jahe, Batang
Toru dengan memperhatikan luas pengaruh poligon Thiessen. Sedangkan untuk DAS
Sigeaon menggunakan Stasiun Hujan Onan Ganjang, Sipoholon, Pahae Jahe dengan
metode aritmatika.
Detail posisi stasiun terhadap sistem DAS, khususnya dari titik tinjau pekerjaan
ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Gambar 3-2 Lokasi Stasiun Hujan Pada Sistem DAS Sigeoan dan Batang Toru
2
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Data yang digunakan adalah data hujan maksimum tahunan sepanjang 15 tahun
data (2007-2021) sebagai berikut :
Tabel 3-2 Data Hujan Harian Maksimum Stasiun Hujan Sipolohon
Hujan Max Hujan Tahunan
No. Tahun
(mm) (mm)
1 2007 363.00 2464.00
2 2008 372.00 2821.00
3 2009 387.00 2375.00
4 2010 181.00 1325.00
5 2011 443.00 2619.50
6 2012 470.00 2168.50
7 2013 229.50 1332.00
8 2014 305.00 1472.00
9 2015 260.00 1622.00
10 2016 539.00 2674.00
11 2017 463.00 2680.00
12 2018 509.00 3608.00
13 2019 287.00 1839.00
14 2020 438.00 2344.00
15 2021 320.00 2185.00
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2022
Tabel 3-3 Data Hujan Harian Maksimum Stasiun Hujan Onan Ganjang
Hujan Max Hujan Tahunan
No. Tahun
(mm) (mm)
1 2007 418.00 2859.00
2 2008 409.00 3205.00
3 2009 481.00 2894.00
4 2010 354.00 2995.00
5 2011 394.00 2629.00
6 2012 993.00 3440.00
7 2013 531.00 2502.00
8 2014 827.00 4010.00
9 2015 556.00 2872.00
10 2016 645.00 3927.00
11 2017 545.00 3677.00
12 2018 655.00 5478.00
13 2019 923.00 5850.00
14 2020 705.00 4035.00
15 2021 343.00 2589.00
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2022
3
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-4 Data Hujan Harian Maksimum Stasiun Hujan Pahae Jahe
Hujan Max Hujan Tahunan
No. Tahun
(mm) (mm)
1 2007 508.00 2583.00
2 2008 798.00 5691.00
3 2009 802.00 3722.00
4 2010 841.00 4513.00
5 2011 785.00 3863.00
6 2012 745.00 3521.00
7 2013 883.00 5445.00
8 2014 646.00 3717.00
9 2015 499.00 3606.00
10 2016 415.00 2790.00
11 2017 449.00 3199.00
12 2018 504.00 3663.00
13 2019 496.00 3328.00
14 2020 432.00 3069.00
15 2021 376.00 2667.00
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2022
Tabel 3-5 Data Hujan Harian Maksimum Stasiun Hujan Batang Toru
Hujan Max Hujan Tahunan
No. Tahun
(mm) (mm)
1 2007 416.00 3348.00
2 2008 574.00 3635.00
3 2009 447.00 2626.00
4 2010 546.00 3443.00
5 2011 442.00 2777.00
6 2012 442.00 2748.00
7 2013 295.00 2295.00
8 2014 498.00 3299.00
9 2015 418.00 3347.00
10 2016 514.00 3993.00
11 2017 719.00 3744.00
12 2018 742.00 4770.00
13 2019 493.00 3892.00
14 2020 535.00 4194.00
15 2021 620.00 3535.00
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2022
Untuk mendapatkan rerata hujan maksimum dari stasiun hujan tinjauan tersebut,
dipakai metode polygon thiessen dengan mereratakan terhadap luas pengaruh masing-
masing stasiun hujan terhadap DAS total dan juga aritmatika dengan mereratakan
4
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
5
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Dari hasil pererataan hujan maksimum didapatkan hasil total yang nantinya akan
dianalisis secara frekuensi statistik untuk mendapatkan data/hasil hujan rencana yang
dibutuhkan untuk perhitungan debit banjir rencana.
c. Uji Stasioner
d. Uji persistensi
Uji konsistensi berarti menguji kebenaran data lapangan yang tidak dipengaruhi
oleh kesalahan pada saat pengiriman atau saat pengukuran, data tersebut harus betul-
betul menggambarkan fenomena hidrologi seperti keadaan sebenarnya dilapangan.
Dengan kata lain data hidrologi disebut tidak konsisten apabila terdapat perbedaan antara
nilai pengukuran dan nilai sebenarnya. Sebagai contoh:
1. Selama pengukuran debit sungai dari suatu pos duga air terjadi perubahan tinggi
muka air lebih dari 3 cm dan tidak dilakukan perhitungan koreksi tinggi muka air,
maka data yang diperoleh dapat disimpulkan tidak konsisten (Inconsistency).
2. Pada suatu pos iklim dilakukan pengukuran penguapan dengan panci
penguapan kelas A, rumput-rumput disekitar panci tersebut secara perlahan-
lahan tumbuh subur oleh karena tidak dilakukan pembersihan rumput disekitar
panci penguapan maka akan dapat mempengaruhi keseimbangan radiasi
(radiation balance) dan akan dapat mempengaruhi konsistensi hasil pengukuran
6
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
penguapan, sehingga data yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai data yang
tidak konsisten.
Uji konsistensi pada analisa ini akan menggunakan metode statistik RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums) (Buishand,1982). Pengujian konsistensi dengan
menggunakan data dari stasiun itu sendiri yaitu pengujian dengan komulatif
penyimpangan terhadap nilai rata-rata dibagi dengan akar komulatif rerata penyimpangan
kuadrat terhadap nilai reratanya,
Dengan melihat nilai statistik diatas maka dapat dicari nilai Q/n dan R/n. Hasil
yang di dapat dibandingkan dengan nilai Q/n syarat dan R/n syarat, jika lebih kecil
maka data masih dalam batasan konsisten.
Dalam metode RAPS konsistensi data hujan ditunjukkan dengan nilai kumulatif
penyimpangannya terhadap nilai rata-rata berdasarkan nilai Q/√n dan R/√n dengan Q
yang merupakan maksimal dari Sk** dan nilai R yang merupakan pengurangan dari
maksimum Sk** terhadap minimum Sk**. Dengan Rumus Sk** sebagai berikut
:
Hasil yang didapat dibandingkan dengan nilai Q/√n syarat dan R/√n tabel, jika
lebih kecil maka data masih dalam batasan konsisten.
Q/n0.5 R/n0.5
n 9 9 9 9 9 9
0% 5% 9% 0% 5% 9%
1 1 1 1 1 1 1
0 .05 .14 .29 .21 .28 .38
2 1 1 1 1 1 1
0 .10 .22 .42 .34 .43 .60
3 1 1 1 1 1 1
0 .12 .24 .48 .40 .50 .70
4 1 1 1 1 1 1
0 .31 .27 .52 .44 .55 .78
7
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
1 1 1 1 1 1 1
00 .17 .29 .55 .50 .62 .85
Sumber: Sri Harto, 18; 1983
8
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-9 Hasil Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Hujan Sipoholon Metode RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums)
9
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-10 Hasil Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Hujan Pahae Jahe Metode
RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)
UJI KONSISTENSI DATA STASIUN HUJAN
METODE " RESCALED ADJUSTED PARTIAL SUMS "
10
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-11 Hasil Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Hujan Onan Ganjang Metode RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums)
Sk ** maks = 2.38
Sk ** min = -1.05
Q = | Sk ** maks | = 2.38
R = Sk ** maks - Sk ** min = 3.43
11
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-12 Hasil Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Hujan Batang Toru Metode
RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)
UJI KONSISTENSI DATA STASIUN HUJAN
METODE " RESCALED ADJUSTED PARTIAL SUMS "
Sk ** maks = 2.11
Sk ** min = -1.83
Q = | Sk ** maks | = 2.11
R = Sk ** maks - Sk ** min = 3.94
12
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya trend dari suatu data deret
berkala. Deret berkala yang nilainya menunjukkan gerakan yang berjangka panjang dan
mempunyai kecenderungan menuju ke satu arah, arah naik atau turun disebut
dengan pola atau trend. Umumnya meliputi gerakan yang lamanya lebih dari 28 tahun.
Deret berkala yang datanya kurang dari 28 tahun kadang-kadang sulit untuk menentukan
gerakan dari suatu trend. Hasilnya dapat meragukan, karena gerakan yang diperoleh
hanya mungkin menunjukkan suatu sikli (cyclical time series) dari suatu trend. Sikli
merupakan gerakan tidak teratur dari suatu trend. Apabila dalam deret berkala
menunjukkan adanya trend maka datanya tidak disarankan untuk digunakan untuk
beberapa analisis hidrologi, misalnya analisis peluang dan simulasi. Untuk deret berkala
yang menunjukkan adanya trend maka analisis hidrologi harus mengikuti garis trend yang
dihasilkan, misal analisa regresi dan moving average (rata-rata bergerak).
Analisa trend sendiri sebenarnya dapat digunakan untuk menentukan ada atau
tidaknya perubahan dari variabel hidrologi akibat pengaruh manusia atau faktor alam.
Beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk menguji ketiadaan trend dalam
deret berkala antara lain: Spearman-mann and Whitney Cox and Stuart. Dalam pekerjaan
ini metode yang digunakan adalah metode Spearman. Karena metode Spearman dapat
bekerja untuk satu jenis variabel hidrologi saja, dimana dalam hal ini adalah hujan
tahunan atau curah hujan maksimum.
Korelasi Peringkat Metode Spearman
Merupakan korelasi antara waktu dengan variat dari suatu tabel variabel
hidrologi. Metode Spearman menggunakan sistem koefisien korelasi peringkat
sebagai berikut :
[ ]
0.5
n−2
t=KP
1−KP 2
n
6 ∑ dt 2
i=1
KP=1− 3
n −n
dengan :
N = jumlah data
13
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
t = selisih Rt dangan Tt
Uji - t digunakan untuk menentukan apakah variabel waktu dan variabel hidrologi
itu saling tergantung (dependent) atau tidak bergantung (independent). Dalam hal ini yang
diuji adalah Tt dan Rt. Berikut ini disampaikan contoh penerapannya.
Tabel 3-13 Hasil Uji Homogenitas dengan Metode Spearman Stasiun Hujan
Sipoholon
UJI TREN
Uji Ketiadaan Trend Tahunan dengan Korelasi Peringkat Metode Spearman
Peringkat Peringkat
No Tahun X dt dt2
Tahun X Rt
1 2007 2,464.0 2018 3,608.00 12 11 121
2 2008 2,821.0 2008 2,821.00 2 0 0
3 2009 2,375.0 2017 2,680.00 11 8 64
4 2010 1,325.0 2016 2,674.00 10 6 36
5 2011 2,619.5 2011 2,619.50 5 0 0
6 2012 2,168.5 2007 2,464.00 1 -5 25
7 2013 1,332.0 2009 2,375.00 3 -4 16
8 2014 1,472.0 2020 2,344.00 14 6 36
9 2015 1,622.0 2021 2,185.00 15 6 36
10 2016 2,674.0 2012 2,168.50 6 -4 16
11 2017 2,680.0 2019 1,839.00 13 2 4
12 2018 3,608.0 2015 1,622.00 9 -3 9
13 2019 1,839.0 2014 1,472.00 8 -5 25
14 2020 2,344.0 2013 1,332.00 7 -7 49
15 2021 2,185.0 2010 1,325.00 4 -11 121
Jumlah = 558
n = 15
KP = 0.00357
t = 0.013
dk = 13 α 5 %
tc = 1.771
tc > thitung OK
Data Tidak Memiliki Trend, Berasal dari populasi yang sama
Sumber : Analisa dan Perhitungan
14
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-14 Hasil Uji Homogenitas dengan Metode Spearman Stasiun Hujan Pahae
Jahe
UJI TREN
Uji Ketiadaan Trend Tahunan dengan Korelasi Peringkat Metode Spearman
Peringkat Peringkat
No Tahun X dt dt2
Tahun X Rt
1 2007 2,583.0 2008 5,691.00 2 1 1
2 2008 5,691.0 2013 5,445.00 7 5 25
3 2009 3,722.0 2010 4,513.00 4 1 1
4 2010 4,513.0 2011 3,863.00 5 1 1
5 2011 3,863.0 2009 3,722.00 3 -2 4
6 2012 3,521.0 2014 3,717.00 8 2 4
7 2013 5,445.0 2018 3,663.00 12 5 25
8 2014 3,717.0 2015 3,606.00 9 1 1
9 2015 3,606.0 2012 3,521.00 6 -3 9
10 2016 2,790.0 2019 3,328.00 13 3 9
11 2017 3,199.0 2017 3,199.00 11 0 0
12 2018 3,663.0 2020 3,069.00 14 2 4
13 2019 3,328.0 2016 2,790.00 10 -3 9
14 2020 3,069.0 2021 2,667.00 15 1 1
15 2021 2,667.0 2007 2,583.00 1 -14 196
Jumlah = 290
n = 15
KP = 0.48214
t = 1.984
dk = 13 α 2.5 %
tc = 2.16
tc > thitung OK
Data Tidak Memiliki Trend, Berasal dari populasi yang sama
Sumber : Analisa dan Perhitungan
15
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-15 Hasil Uji Homogenitas dengan Metode Spearman Stasiun Hujan Onan
Ganjang
UJI TREN
Uji Ketiadaan Trend Tahunan dengan Korelasi Peringkat Metode Spearman
Peringkat Peringkat
No Tahun X dt dt2
Tahun X Rt
1 2007 2,859.0 2019 5,850.00 13 12 144
2 2008 3,205.0 2018 5,478.00 12 10 100
3 2009 2,894.0 2020 4,035.00 14 11 121
4 2010 2,995.0 2014 4,010.00 8 4 16
5 2011 2,629.0 2016 3,927.00 10 5 25
6 2012 3,440.0 2017 3,677.00 11 5 25
7 2013 2,502.0 2012 3,440.00 6 -1 1
8 2014 4,010.0 2008 3,205.00 2 -6 36
9 2015 2,872.0 2010 2,995.00 4 -5 25
10 2016 3,927.0 2009 2,894.00 3 -7 49
11 2017 3,677.0 2015 2,872.00 9 -2 4
12 2018 5,478.0 2007 2,859.00 1 -11 121
13 2019 5,850.0 2011 2,629.00 5 -8 64
14 2020 4,035.0 2021 2,589.00 15 1 1
15 2021 2,589.0 2013 2,502.00 7 -8 64
Jumlah = 796
n = 15
KP = -0.42143
t = -1.676
dk = 13 α 5 %
tc = 1.771
tc > thitung OK
Data Tidak Memiliki Trend, Berasal dari populasi yang sama
Sumber : Analisa dan Perhitungan
16
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-16 Hasil Uji Homogenitas dengan Metode Spearman Stasiun Hujan Batang
Toru
UJI TREN
Uji Ketiadaan Trend Tahunan dengan Korelasi Peringkat Metode Spearman
Peringkat Peringkat
No Tahun X dt dt2
Tahun X Rt
1 2007 3,348.0 2018 4,770.00 12 11 121
2 2008 3,635.0 2020 4,194.00 14 12 144
3 2009 2,626.0 2016 3,993.00 10 7 49
4 2010 3,443.0 2019 3,892.00 13 9 81
5 2011 2,777.0 2017 3,744.00 11 6 36
6 2012 2,748.0 2008 3,635.00 2 -4 16
7 2013 2,295.0 2021 3,535.00 15 8 64
8 2014 3,299.0 2010 3,443.00 4 -4 16
9 2015 3,347.0 2007 3,348.00 1 -8 64
10 2016 3,993.0 2015 3,347.00 9 -1 1
11 2017 3,744.0 2014 3,299.00 8 -3 9
12 2018 4,770.0 2011 2,777.00 5 -7 49
13 2019 3,892.0 2012 2,748.00 6 -7 49
14 2020 4,194.0 2009 2,626.00 3 -11 121
15 2021 3,535.0 2013 2,295.00 7 -8 64
Jumlah = 884
n = 15
KP = -0.57857
t = -2.558
dk = 13 α 5 %
tc = 1.771
tc > thitung OK
Data Tidak Memiliki Trend, Berasal dari populasi yang sama
Sumber : Analisa dan Perhitungan
Uji stasioner dimaksudkan untuk menguji kestabilan nilai varian dan ratarata dari
deret berkala. Pengujian ini meliputi Uji-F dan Uji-T (Soewarno, 1995, p.96).
Setelah dilakukan pengujian ketidak-adaan trend. Apabila deret berkala tersebut
tidak menunjukan adanya trend sebelum data trend berkala digunakan analisis lanjutan
harus dilakukan uji stasioner. Apabila menunjukkan adanya trend maka deret berkala
tersebut dapat dilakukan analisis menurut garis trend yang dihasilkan. Analisis garis trend
dapat menggunakan analisis regresi. Model matematik yang digunakan untuk analisis
17
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Akan tetapi bila hipotesis nol untuk nilai varian tersebut menunjukan stasioner,
maka pengujian selanjutnya adalah menguji kestabilan nilai rata-ratanya. Untuk rata-rata
deret berkala bila datanya dianggap sebuah populasi maka dapat dilakukan pengujian
menggunakan Uji-t. Seperti dalam pengujian kestabilan nilai varian, maka dalam
pengujian nilai rata-rata, data deret berkala dibagi menjadi dua kelompok atau lebih.
Setiap pasangan dua kelompok diuji. Apabila dalam pengujian ternyata hipotesis nol
ditolak, berarti nilai rata-rata dua kelompok tidak homogen dan deret berkala tersebut
tidak stasioner pada derajat keperayaan tertentu.
18
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-17 Hasil Uji Stasioner dengan Metode Uji-F Stasiun Hujan Sipoholon
UJI STASIONER
No Tahun X Rerata Simpangan
1 2007 2464.00
2 2008 2821.00
3 2009 2375.00
4 2010 1325.00
5 2011 2619.50
6 2012 2168.50
7 2013 1332.00
8 2014 1472.00 2072.13 607.24
9 2015 1622.00
10 2016 2674.00
11 2017 2680.00
12 2018 3608.00
13 2019 1839.00
14 2020 2344.00
15 2021 2185.00 2421.71 655.59
F = 1.001
dk1 = 7 α5%
dk2 = 6
Fcr = 4.21
Fhitung < Fcr, Diterima, nilai variannya stabil
Sumber : Analisa dan Perhitungan
19
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-18 Hasil Uji Stasioner dengan Metode Uji-F Stasiun Hujan Pahae Jahe
UJI STASIONER
No Tahun X Rerata Simpangan
1 2007 2583.00
2 2008 5691.00
3 2009 3722.00
4 2010 4513.00
5 2011 3863.00
6 2012 3521.00
7 2013 5445.00
8 2014 3717.00 4131.88 912.97
9 2015 3606.00
10 2016 2790.00
11 2017 3199.00
12 2018 3663.00
13 2019 3328.00
14 2020 3069.00
15 2021 2667.00 3188.86 912.97
F = 1.167
dk1 = 7 α5%
dk2 = 6
Fcr = 4.21
Fhitung < Fcr, Diterima, nilai variannya stabil
Sumber : Analisa dan Perhitungan
20
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-19 Hasil Uji Stasioner dengan Metode Uji-F Stasiun Hujan Onan Ganjang
UJI STASIONER
No Tahun X Rerata Simpangan
1 2007 2859.00
2 2008 3205.00
3 2009 2894.00
4 2010 2995.00
5 2011 2629.00
6 2012 3440.00
7 2013 2502.00
8 2014 4010.00 3066.75 483.57
9 2015 2872.00
10 2016 3927.00
11 2017 3677.00
12 2018 5478.00
13 2019 5850.00
14 2020 4035.00
15 2021 2589.00 4061.14 1,221.68
F = 0.183
dk1 = 7 α5%
dk2 = 6
Fcr = 4.21
Fhitung < Fcr, Diterima, nilai variannya stabil
Sumber : Analisa dan Perhitungan
21
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-20 Hasil Uji Stasioner dengan Metode Uji-F Stasiun Hujan Batang Toru
UJI STASIONER
No Tahun X Rerata Simpangan
1 2007 3348.00
2 2008 3635.00
3 2009 2626.00
4 2010 3443.00
5 2011 2777.00
6 2012 2748.00
7 2013 2295.00
8 2014 3299.00 3021.38 471.54
9 2015 3347.00
10 2016 3993.00
11 2017 3744.00
12 2018 4770.00
13 2019 3892.00
14 2020 4194.00
15 2021 3535.00 3925.00 467.45
F = 1.187
dk1 = 7 α5%
dk2 = 6
Fcr = 4.21
Fhitung < Fcr, Diterima, nilai variannya stabil
Sumber : Analisa dan Perhitungan
Anggapan bahwa data berasal dari sampel acak (random) haruslah diuji, yang
umumnya merupakan persyaratan dalam analisis distribusi peluang. Persistensi
(persistence) adalah ketidaktergantungan dari setiap nilai dalam deret berkala. Untuk
melaksanakan pengujian persistensi harus dihitung besarnya koefisien korelasi serial.
Uji Persistensi (Persistence) adalah ketidak tergantungan dari setiap nilai dalam
22
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
dengan :
N = jumlah data
t = selisih Rt dangan Tt
Uji - t digunakan untuk menentukan apakah variabel waktu dan variabel hidrologi
itu saling tergantung (dependent) atau tidak bergantung (independent). Dalam hal ini yang
diuji adalah Tt dan Rt. Berikut ini disampaikan contoh penerapannya.
Tabel 3-21 Hasil Uji Persistensi Stasiun Hujan Sipoholon
23
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
UJI PRESISTENSI
Peringkat Peringkat 2
No Tahun X di di
Tahun X Rt
1 2007 2464 2018 3608 12 0 0
2 2008 2821 2008 2821 2 10 100
3 2009 2375 2017 2680 11 -9 81
4 2010 1325 2016 2674 10 1 1
5 2011 2619.5 2011 2619.5 5 5 25
6 2012 2168.5 2007 2464 1 4 16
7 2013 1332 2009 2375 3 -2 4
8 2014 1472 2020 2344 14 -11 121
9 2015 1622 2021 2185 15 -1 1
10 2016 2674 2012 2168.5 6 9 81
11 2017 2680 2019 1839 13 -7 49
12 2018 3608 2015 1622 9 4 16
13 2019 1839 2014 1472 8 1 1
14 2020 2344 2013 1332 7 1 1
15 2021 2185 2010 1325 4 3 9
Jumlah = 506
n = 15
m = 14
KS = -0.112
th = -0.391
dk = 12 α 5 %
tc = 1.782
tc > thitung Data bersifat acak
Sumber : Analisa dan Perhitungan
Jumlah = 397
n = 15
m = 14
KS = 0.127
th = 0.445
dk = 12 α 5 %
tc = 1.782
tc > thitung Data bersifat acak
Sumber : Analisa dan Perhitungan
24
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
UJI PRESISTENSI
Peringkat Peringkat 2
No Tahun X di di
Tahun X Rt
1 2007 2859 2019 5850 13 0 0
2 2008 3205 2018 5478 12 1 1
3 2009 2894 2020 4035 14 -2 4
4 2010 2995 2014 4010 8 6 36
5 2011 2629 2016 3927 10 -2 4
6 2012 3440 2017 3677 11 -1 1
7 2013 2502 2012 3440 6 5 25
8 2014 4010 2008 3205 2 4 16
9 2015 2872 2010 2995 4 -2 4
10 2016 3927 2009 2894 3 1 1
11 2017 3677 2015 2872 9 -6 36
12 2018 5478 2007 2859 1 8 64
13 2019 5850 2011 2629 5 -4 16
14 2020 4035 2021 2589 15 -10 100
15 2021 2589 2013 2502 7 8 64
Jumlah = 372
n = 15
m = 14
KS = 0.182
th = 0.643
dk = 12 α 5 %
tc = 1.782
tc > thitung Data bersifat acak
Sumber : Analisa dan Perhitungan
Jumlah = 513
n = 15
m = 14
KS = -0.127
th = -0.445
dk = 12 α 5 %
tc = 1.782
tc > thitung Data bersifat acak
Sumber : Analisa dan Perhitungan
25
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
26
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
27
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Sehingga dari hasil analisis sebaran data hujan rerata maksimum secara statistik
28
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
keseluruhan data masuk dalam trend suatu kelompok data, sehingga seluruh 15 series
data dapat dipakai untuk analisa.
√
n
∑ ( log X i −log X ) 2
i=1
Sd=
n−1
Koefisien Skewness :
n
n ∑ (logX−logX i )3
i = l
Cs = 3
(n-1)(n-2) .( Sd ')
Dimana :
Log X = nilai rata-rata
Log Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
Sd’ = standar deviasi
Cs = koefisien Skewness
29
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Sehingga nilai X bagi setiap tingkat probabilitas dapat dihitung dari persamaan :
Log Xt = Log X + G ⋅ ( Sd )
Harga-harga G dapat diambil dari tabel hubungan antara koefisien skewness
dengan kala ulang. Sedangkan Nilai Xt didapat dari anti log dari log Xt.
maks
|Pe−PT|
=
Keterangan :
maks = selisih terbesar antara peluang empiris dengan teoritis
Pe = peluang empiris, dengan menggunakan persamaan dari Weibull:
m
P = N +1
m = nomor urut kejadian, atau peringkat kejadian
N = jumlah data pengamatan
PT = peluang teoritis dari hasil penggambaran data pada kertas distribusi
(persamaan distribusinya) secara grafis, atau menggunakan fasilitas
perhitungan peluang distribusi yang digunakan.
30
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Uji ini dimaksudkan untuk melihat distribusi amatan apakah dapat dihampiri
dengan baik oleh distribusi teoritis. Uji ini dilakukan berdasarkan perbedaan antara
nilai-nilai yang diharapkan atau yang diperoleh secara teoritis. Uji ini digunakan untuk
menguji simpangan secara vertikal.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
(Ef - Of )
χ 2 =∑
Ef
Dengan :
2 = Harga Chi-Square.
Ef = frekuensi yang diharapkan dengan pembagian kelas.
Of = frekuensi yang diamati sesuai dengan pembagian kelas.
Jumlah kelas distribusi dihitung dengan rumus :
K = 1 + 3.22 log n
Derajat Kebebasan :
= K – (P+1)
Dimana :
P = Banyaknya keterikatan atau sama dengan banyaknya parameter.
K = Jumlah kelas distribusi.
n = Banyaknya data.
Agar distribusi frekuensi yang dipilih dapat diterima, maka harga X 2 hitung < X2Cr.
Harga X2Cr dapat diperoleh dengan menentukan taraf signifikan dengan derajat
kebebasan.
Hasil Perhitungan Curah Hujan Rancangan dengan Log Pearson Tipe III dan dengan
uji kesesuaian distribusi dengan Smirnov Kolmogorof dan Uji Chi Square Distribusi
adalah sebagai berikut :
32
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Hujan Jam-jaman
No Jam Ke
T2thn T5thn T10thn T25thn T50thn T100thn
1 0.50 0.29 0.33 0.36 0.40 0.43 0.46
2 1.00 0.29 0.33 0.36 0.40 0.43 0.68
3 1.50 0.43 0.50 0.55 0.60 0.64 0.91
4 2.00 0.57 0.67 0.91 1.01 1.29 1.60
5 2.50 1.71 2.00 2.19 2.61 2.79 2.97
6 3.00 8.41 9.85 10.39 11.06 11.38 11.86
7 3.50 1.00 1.17 1.28 1.41 1.50 1.60
8 4.00 0.43 0.50 0.73 1.01 1.29 1.14
9 4.50 0.29 0.33 0.36 0.60 0.64 0.68
10 5.00 0.29 0.33 0.36 0.40 0.43 0.46
11 5.50 0.29 0.33 0.36 0.40 0.43 0.23
12 6.00 0.29 0.33 0.36 0.20 0.21 0.23
Probabilitas Hujan 134.8058 157.8677 172.3602 190.0834 202.9859 215.6397
Koef. Pengaliran 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
Hujan Efektif 14.262 16.702 18.235 20.110 21.475 22.814
34
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
pada suatu daerah berdasarkan faktor tutupan/penggunaan lahan juga ada beberapa
acuan yang antara lain dari Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief, U.S. Forest Service
dan Puslitbang Air sebagai berikut :
Tabel 3-35 Koefisien Limpasan Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief
Nilai Koefisien
No. Jenis Tutupan Lahan Pengaliran
(C)
1 Badan Air 0.150
2 Belukar 0.200
3 Belukar Rawa 0.070
4 Hutan Lahan Kering Primer 0.020
5 Hutan Lahan Kering Sekunder 0.030
6 Hutan Mangrove Primer 0.010
7 Hutan Rawa Primer 0.020
8 Hutan Rawa Sekunder 0.150
9 Hutan Taman Industri 0.050
10 Permukiman 0.750
11 Perkebunan 0.400
12 Pertanian Lahan Kering 0.100
13 Pertanian Lahan Kering Campur Semak 0.100
14 Sawah 0.150
15 Tambak 0.050
16 Tanah Terbuka 0.200
Sumber : Kodoatie dan Syarief, 2005
35
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
36
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Peta penggunaan lahan pada sistem DAS Sigeoan dan DAS Batang Toru dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3-3 Peta Tata Guna Lahan (TGL) DAS Sigeoan dan DAS Batang Toru
Hujan Jam-jaman
No Jam Ke
T2thn T5thn T10thn T25thn T50thn T100thn T1000thn
1 0.50 0.29 0.33 0.36 0.40 0.43 0.46 0.55
2 1.00 0.29 0.33 0.36 0.40 0.43 0.68 0.82
3 1.50 0.43 0.50 0.55 0.60 0.64 0.91 1.09
4 2.00 0.57 0.67 0.91 1.01 1.29 1.60 1.91
5 2.50 1.71 2.00 2.19 2.61 2.79 2.97 3.54
6 3.00 8.41 9.85 10.39 11.06 11.38 11.86 13.36
7 3.50 1.00 1.17 1.28 1.41 1.50 1.60 2.18
8 4.00 0.43 0.50 0.73 1.01 1.29 1.14 1.91
9 4.50 0.29 0.33 0.36 0.60 0.64 0.68 0.82
10 5.00 0.29 0.33 0.36 0.40 0.43 0.46 0.55
11 5.50 0.29 0.33 0.36 0.40 0.43 0.23 0.27
12 6.00 0.29 0.33 0.36 0.20 0.21 0.23 0.27
Probabilitas Hujan 134.8058 157.8677 172.3602 190.0834 202.9859 215.6397 257.7426
Koef. Pengaliran 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
Hujan Efektif 14.262 16.702 18.235 20.110 21.475 22.814 27.268
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2022
39
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
40
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
2
1 Luas DPS A 688.00 km
2 Panjang sungai utama L 34.00 km
3 Panjang sungai dari bagian hilir ke titik berat Lc 13.530 km
4 Koefisien n 0.300
5 Koefisien Ct (0,75-3,0) 1.000
6 Koefisien Cp (0,4-1,4) 1.000
7 Q base flow 14.66 m3/dt
8 Q UH maks 27.70 m3/dt/mm
PARAMETER BENTUK HIDROGRAF
Menghitung waktu dari titik berat hujan ke debit puncak (tp) 158
n
tp = Ct * (L * Lc)
tp = 6.293 jam
Menghitung curah hujan efektif (te)
te = tp / 5,5
te = 1.144 jam
Menghitung waktu untuk mencapai puncak (Tp)
Jika te > tr = 1 jam
maka koreksi tp' = tp + 0,25(te-tr)
tp' = 6.329 jam
Time rise to peak (Tp) = tp' + 0,5
Tp = 6.829 jam
Jika te < tr = 1 jam
Time rise to peak (Tp) = tp + 0,5tr
Tp = 6.793 jam
Jika te = tr
Time rise to peak (Tp) = tp
Tp = 6.293 jam
Menghitung debit maksimum hidrograf satuan (Qp)
qp = 0,275 (Cp/tp)
3 2
qp = 0.040 m /dt/km
Qp = qp . A
3
Qp = 27.707 m /dt
Perhitungan absis (nilai x)
x = t / tp lihat tabel
Penghitungan koefisien I dan α
I = Qp.Tp/(A.h)
I = 0.275
2
α = 1,32I + 0,15I + 0,045
α = 0.186
Perhitungan besarnya ordinat y
-α(1-x)^2/x)
y = 10 lihat tabel
Perhitungan besarnya Qt
Qt = Qp . Y lihat tabel
41
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-43 Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode HSS Snyder DAS Sigeoan
Gambar 3-4 Grafik Debit Banjir Rancangan Metode HSS Snyder DAS Sigeoan
Hasil perhitungan debit banjir rencana (design flood) untuk DAS Batang Toru dan tiap-tiap
kala ulang dapat dilihat sebagai berikut :
42
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
2
1 Luas DPS A 2,831.00 km
2 Panjang sungai utama L 88.90 km
3 Panjang sungai dari bagian hilir ke titik berat Lc 31.115 km
4 Koefisien n 0.200
5 Koefisien Ct (0,75-3,0) 0.750
6 Koefisien Cp (0,4-1,4) 1.400
7 Q base flow 36.48 m3/dt
8 Q UH maks 267.34 m3/dt/mm
PARAMETER BENTUK HIDROGRAF
Menghitung waktu dari titik berat hujan ke debit puncak (tp) 158
n
tp = Ct * (L * Lc)
tp = 3.660 jam
Menghitung curah hujan efektif (te)
te = tp / 5,5
te = 0.665 jam
Menghitung waktu untuk mencapai puncak (Tp)
Jika te > tr = 1 jam
maka koreksi tp' = tp + 0,25(te-tr)
tp' = 3.576 jam
Time rise to peak (Tp) = tp' + 0,5
Tp = 4.076 jam
Jika te < tr = 1 jam
Time rise to peak (Tp) = tp + 0,5tr
Tp = 4.160 jam
Jika te = tr
Time rise to peak (Tp) = tp
Tp = 3.660 jam
Menghitung debit maksimum hidrograf satuan (Qp)
qp = 0,275 (Cp/tp)
3 2
qp = 0.094 m /dt/km
Qp = qp . A
3
Qp = 267.406 m /dt
Perhitungan absis (nilai x)
x = t / tp lihat tabel
Penghitungan koefisien I dan α
I = Qp.Tp/(A.h)
I = 0.385
2
α = 1,32I + 0,15I + 0,045
α = 0.298
Perhitungan besarnya ordinat y
-α(1-x)^2/x)
y = 10 lihat tabel
Perhitungan besarnya Qt
Qt = Qp . Y lihat tabel
43
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-44 Perhitungan Debit Banjir Rancangan Metode HSS Snyder DAS Batang Toru
Gambar 3-5 Grafik Debit Banjir Rancangan Metode HSS Snyder DAS Batang Toru
44
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Contents
BAB 3. ANALISIS HIDROLOGI.....................................................................3-1
3.1 KETERSEDIAAN DATA.....................................................................3-1
3.2 UJI VALIDASI DATA HUJAN...........................................................3-6
3.2.1. Uji Konsistensi..............................................................................3-6
3.2.2. Uji Homogenitas (Ketiadaan Trend)........................................3-12
3.2.3. Uji Stasioner................................................................................3-16
3.2.4. Uji Persistensi.............................................................................3-21
3.2.5. Uji Outlier.....................................................................................3-24
3.3 HUJAN RANCANGAN.....................................................................3-27
3.4 BANJIR RENCANA...........................................................................3-30
3.4.1. Pola Distribusi Hujan.................................................................3-30
3.4.2. Koefisien Pengaliran..................................................................3-31
3.4.3. Analisis Curah Hujan Efektif.....................................................3-36
3.4.4. Analisis Debit Banjir Rencana..................................................3-38
45
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
Tabel 3-12 Hasil Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Hujan Batang Toru
Metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)....................................................3-11
Tabel 3-13 Hasil Uji Homogenitas dengan Metode Spearman Stasiun
Hujan Sipoholon.............................................................................................................3-13
Tabel 3-14 Hasil Uji Homogenitas dengan Metode Spearman Stasiun
Hujan Pahae Jahe..........................................................................................................3-14
Tabel 3-15 Hasil Uji Homogenitas dengan Metode Spearman Stasiun
Hujan Onan Ganjang.....................................................................................................3-15
Tabel 3-16 Hasil Uji Homogenitas dengan Metode Spearman Stasiun
Hujan Batang Toru.........................................................................................................3-16
Tabel 3-17 Hasil Uji Stasioner dengan Metode Uji-F Stasiun Hujan
Sipoholon.........................................................................................................................3-18
Tabel 3-18 Hasil Uji Stasioner dengan Metode Uji-F Stasiun Hujan Pahae
Jahe..................................................................................................................................3-19
Tabel 3-19 Hasil Uji Stasioner dengan Metode Uji-F Stasiun Hujan Onan
Ganjang...........................................................................................................................3-20
Tabel 3-20 Hasil Uji Stasioner dengan Metode Uji-F Stasiun Hujan Batang
Toru..................................................................................................................................3-21
Tabel 3-21 Hasil Uji Persistensi Stasiun Hujan Sipoholon.......................3-22
Tabel 3-22 Hasil Uji Persistensi Stasiun Hujan Pahae Jahe....................3-23
Tabel 3-23 Hasil Uji Persistensi Stasiun Hujan Onan Ganjang...............3-23
Tabel 3-24 Hasil Uji Persistensi Stasiun Hujan Batang Toru...................3-24
Tabel 3-25 Hasil Uji Outlier Stasiun Hujan Sipoholon...............................3-25
Tabel 3-26 Hasil Uji Outlier Stasiun Hujan Pahae Jahe............................3-25
Tabel 3-27 Hasil Uji Outlier Stasiun Hujan Onan Ganjang.......................3-26
Tabel 3-28 Hasil Uji Outlier Stasiun Hujan Batang Toru...........................3-26
Tabel 3-29 Hasil Perhitungan Hujan Rencana DAS Sigeoan.............................3-30
Tabel 3-30 Hasil Perhitungan Hujan Rencana DAS Batang Toru.....................3-30
Tabel 3-31 Pola Distribusi Hujan Jam-jaman DAS Sigeoan..............................3-31
Tabel 3-32 Pola Distribusi Hujan Jam-jaman DAS Batang Toru.......................3-31
Tabel 3-33 Pendekatan Angka Koefisien Pengaliran Dr. Kawakami.................3-32
46
LAPORAN HIDROLOGI
Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis
Pengendalian Daya Rusak Air Pada UPT Pengelolaan
Irigasi
47