Anda di halaman 1dari 54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Kelurahan Margorejo terletak di Kecamatan Metro Selatan Kota Metro
dengan luas wilayah 2.46 km2. Lokasi penelitian terletak pada ruas Jalan Cemara
dan Jalan Kapten Tendean yang berada di komplek padat penduduk dan juga
berdekatan dengan pasar Margorejo. Untuk mengetahui gambaran yang lebih
jelas untuk saluran drainase pada daerah yang ditinjau dapat dilihat pada
gambar 7 yang menunjukan arah aliran air hasil pengamatan di lapangan.

Gambar 7. Arah Aliran Saluran Drainase (Sumber : Hasil Pengamatan)

Dapat dilihat pada gambar 7 bahwasannya pada ruas Jalan Cemara dan
Kapten Tendean terdapat 8 saluran yang mengalirkan air ke 1 saluran pembuang
yang mana salurannya berbentuk trapesium dengan kemiringan dasar tiap
saluran berbeda. Untuk saluran S.1 memiliki kemiringan 0.26 %, saluran S.2
sebesar 0.12 %, saluran S.3 sebesar 0.04 %, saluran S.4 sebesar 0.39 %,
saluran S.5 sebesar 0.17 %, saluran S.6 sebesar 0.17 %, saluran S.7 sebesar
0.23 %, dan saluran S.8 sebesar 0.02 %.

36
37

B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
a. Data Curah Hujan
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menggunakan data curah hujan
biasa yang didapat dari BPS Kota metro yang menampilkan curah hujan
harian sepuluh tahun terakhir. Berikut ini akan ditampilkan data curah
hujan yang sudah penulis rangkum dari tahun 2011 sampai dengan 2020.
Tabel 8. Data Curah Hujan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ag Sep Okt Nov Des
Tahu
(mm (mm (mm Maks
n (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
) ) )
2011 224 230 331 275 120 16 65 0 0 119 98 200 331
2012 181 212 116 71 56 94 22 7 37 116 106 166 212
2013 129 28 85 33 46 7 116 0 39 6 30 220 220
2014 120 30 80 40 56 47 106 0 39 8 100 156 156
2015 276 299 327 183 93 48 23 0 4 0 52 318 327
2016 330 303 330 169 134 93 48 33 47 187 270 18 330
2017 386 326 501 172 90 66 47 47 93 113 201 255 501
2018 235 444 430 250 176 151 26 11 41 79 87 21 444
2019 275 198 282 185 93 53 168 32 0 79 40 121 282
2020 390 345 349 - - - - - - - - - 390
(BPS Kota Metro,2020)
b. Data Saluran Drainase
Pada pengamatan dilapangan yang dilakukan peneliti pada ruas jalan
Cemara dan Kapten Tendean diperoleh data saluran sebagai berikut :
Tabel 11. Data Saluran Drainase
No Saluran Panjang (L) Kemiringan Saluran (S) Keterangan
1 S.1 0.106 km 0.26 % Beton
2 S.2 0.106 km 0.12 % Beton
3 S.3 0.094 km 0.04 % Beton
4 S.4 0.304 km 0.39 % Beton
5 S.5 0.383 km 0.17 % Pasangan Batu Belah
6 S.6 0.383 km 0.17 % Pasangan Batu Belah
7 S.7 0.102 km 0.23 % Pasangan Batu Belah
8 S.8 0.102 km 0.03 % Pasangan Batu Belah
38

(Hasil Pengamatan)
Tabel 12. Hasil Pengukuran Elevasi Saluran Drainase.
No Saluran Sta Elevasi
1 S.1 0+000 – 0+040
0+040 – 0+075
0+075 – 0+106
2 S.2 0+000 – 0+050
0+050 – 0+075
0+075 – 0+106
3 S.3 0+000 – 0+030
0+030 – 0+065
0+065 – 0+094
4 S.4 0+000 – 0+100
0+100 – 0+200
0+200 – 0+225
0+225 – 0+260
0+260 – 0+304
5 S.5 0+000 – 0+100
0+100 – 0+383
6 S.6 0+000 – 0+020
0+020 – 0+045
0+045 – 0+250
0+250 – 0+300
0+300 – 0+383
7 S.7 0+000 – 0+040
0+040 – 0+070
0+070 – 0+102
8 S.8 0+000 – 0+045
0+045 – 0+075
0+075 – 0+102
(Hasil Pengamatan)
39

2. Analisis Data
a. Analisa Hidrologi
Curah hujan yang digunakan pada penelitian ini penulis menggunakan
data curah hujan selama 10 tahun terakhir yaitu dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2020 .
1) Curah Hujan Maksimum
Tabel 13. Curah Hujan Maksimum
CH Maks
NO Tahun
(mm)
1 2011 331
2 2012 212
3 2013 220
4 2014 156
5 2015 327
6 2016 330
7 2017 501
8 2018 444
9 2019 282
10 2020 390
(Hasil Perhitungan)

2) Analisa Frekuensi Hujan Rencana


Ada beberapa jenis distribusi statistik yang dapat dipakai untuk
menentukan besarnya curah hujan rencana, seperti distribusi Gumbel,
Log Pearson III, Log Normal, dan beberapacara lain.
Metode–metode ini harus diuji mana yang bisa dipakai dalam
perhitungan.Pengujian tersebut melalui pengukuran dispersi.Dalam
perhitungan diperlukan beberapa parameter yang disajikan dalam
tabeldibawah ini:
Tabel 14. Perhitungan Statistik Curah Hujan Maksimum Tahunan
Curah Hujan
Tahun (Xi-X)2 (Xi-X)3 (Xi-X)4
Xi (mm)
2017 501 33014.89 5998805.513 1089982962

2018 444 15550.09 1939096.223 241805299

2020 390 4998.49 353393.243 24984902.28


40

2011 331 136.89 1601.613 18738.8721

2016 330 114.49 1225.043 13107.9601

2015 327 59.29 456.533 3515.3041

2019 282 1391.29 -51895.117 1935687.864

2013 220 9860.49 -979146.657 97229263.04

2012 212 11513.29 -1235376.017 132555846.6

2014 156 26666.89 -4354703.137 711123022.3

Jumlah 3193 103306.10 1673457.24 2299652344.94

Rata-rata
319.3
(X)
(Hasil Perhitungan)

Perhitungan parameter statistik (logaritma) distribusi curah hujan :


a) Hujan Rata-Rata (X)

X=
∑ Xi 3193
n = 10 = 319.3 mm
b) Standar Deviasi (S)

√∑ ( Xi−X )2
(S) = n−1

= √ 103306.10
10−1 = 107.14 mm

c) Koefisien Kemencengan/Skewness(Cs)
n . ∑ ( x i −x )3
10 .1673457 . 24
3 3
Cs = ( n−1 )( n−2) S = ( 9 )( 8) 107,15 = 0.019 mm
d) Koefisien Kurtosis (Ck)
n. ( n+1) ∑ ( x i−x )
4 2
3(n−1)
{ 4
Ck = (n−1 )( n−2 )( n−3 ) S } - (n−2)(n−3) =
10(11)2299652344 . 94 3(9)2
(9 )(8 )(7 )107 .15 4 - (8)(7) =- 0.53 mm
e) Koefisien Variasi (Cv)
41

S 107.15
Cv = X = 319.3 = 0.33 mm
Hasil perhitungan parameter statistik distribusi curah hujan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 15. Perhitungan Parameter Statistik Distribusi Curah Hujan

Parameter Metro Selatan


Hujan rata-rata (X) 319.3 mm
Standart Deviasi (S) 107.15 mm
Koef. Skewness (Cs) 0.019 mm
Koef. Kurtosis (Ck) -0.53 mm
Koef. Variasi (Cv) 0.33 mm
(Hasil Perhitungan)

Setelah diketahui nilai dari faktor – faktor dari perhitungan di atas dapat
ditentukan metode distribusi mana yang dapat dipakai, seperti disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 16. Jenis Sebaran

Jenis Distribusi Syarat Perhitungan Kesimpulan


Cs=0, Cs= 0.019
Normal Tidak Memenuhi
Ck = 3 Ck=-0.53
Cs ≈ 3 Cv + Cv3 ≈ Cs = 1.026
Log Normal Tidak Memenuhi
1,2497
Log Pearson III Cs ≠ 0 Cs= 0.019 Memenuhi
Cs ≤ 1,1396 Cs= 0.019
Gumbel Tidak Memenuhi
Ck ≤ 5,4002 Ck=-0.53
(Hasil Perhitungan)
Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan syarat-syarat tersebut
diatas, maka dipilih distribusi Log Pearson III.
3) Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Log Pearson III
Dari analisis dan perhitungan yang telah dilakukan maka untuk
perhitungan Curah Hujan Rencana menggunakan Distribusi Log Pearson III.
Distribusi Log Pearson Tipe III atau Distribusi Extrim Tipe IIIdigunakan untuk
analisis variabel hidrologi dengan nilai varian minimummisalnya analisis
frekwensi distribusi dari debit minimum (low flows).Distribusi Log Pearson
Tipe III, mempunyai koefisien kemencengan (Coefisien of skwennes) atau
CS ≠ 0.Adapun proses perhitungan curah hujan rencana dengan Metode
Log Pearson Type III adalah sebagai berikut :
42

a) Tentukan Logaritma Dari Semua Nilai Variat X


Tabel 17. Perhitungan Logaritma Nilai Variat X
Tahun Xi Log Xi (LogX-LogXi)2 (Log X-Log Xi)3
2017 501 2.6998 0.0482 0.01058
2018 444 2.6474 0.0279 0.00466
2020 390 2.5911 0.0123 0.00136
2011 331 2.5198 0.0016 0.00006
2016 330 2.5185 0.0015 0.00006
2015 327 2.5145 0.0012 0.00004
2019 282 2.4502 0.0009 -0.00003
2013 220 2.3424 0.0190 -0.00262
2012 212 2.3263 0.0237 -0.00365
2014 156 2.1931 0.0825 -0.02369
Jumlah 3193 24.80 0.2187 -0.01324
Rata-rata 319.3 2.48 0.0219 -0.00132
(Hasil Perhitungan)

b) Menghitung Nilai Rata-Rata Log X

LogX=
∑ LogXi 24 . 80
n = 10 = 2.48 mm
c) Menghitung Nilai Deviasi Standar Dari Log X

√∑ (log Xi−l ogX )2


S Log X = n−1
√0 . 2187
= 10−1
=0.1559 mm
d) Menghitung Koefisien Asimetri (Cs)

n. ∑ ( log Xi−log X )
3
10 .( -0 . 00132)
3
CS= (n−1 )(n−2 )S 3
= ( 10−1 )(10−2 )( 0. 1559) =-0.048 mm
e) Menentukan Faktor Kekerapan K (lihat tabel 3)
Dengan data Cs = -0.048 dan kala ulang 2 tahun secara interpolasi
didapatkan harga K :
(−0. 048 )−(−0 . 2)
0 . 033+ x (0−0 .033 )
( 0. 0 )−(−0 . 2) = 0.0305mm
43

Maka untuk kala ulang 2 tahun didapatkan K sebesar 0.0305 mm


f) Menentukan Hujan Rencana Kala Ulang T (Xt)
Log Xt = Log x + K . S
Log X2 = 2.48 + (0,0305 . 0,1559)=2,4848
X2 = 102.4848 = 305 mm

Tabel 18.Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Log Pearson III
Kala Ulang
Log x K S Log Xt Xt(mm)
(tahun)
2 2.48 0.0305 0.1559 2.4813 305
5 2.48 0.8439 0.1559 2.6116 408
10 2.48 1.2762 0.1559 2.6790 477
50 2.48 1.9450 0.1559 2.7958 625
100 2.48 2.2905 0.1559 2.8371 687
(Hasil Perhitungan)

Curah hujan rencana tiap T tahun dengan metode Log Pearson III dapat dilihat
pada tabelberikut :
Tabel 19.Curah Hujan Rencana Metode Log Pearson III
Kala Ulang Curah Hujan Rencana
(tahun) (mm)
2 305
5 408
10 477
50 625
100 687
(Hasil Perhitungan)

4) Analisa Pengujian Kecocokan Sebaran


Analisa pengujian kecocokan sebaran dilakukan untuk menguji
kecocokan distribusi frekuensi sampel data terhadap fungsi distribusi
peluang yang diperkirakan dapat menggambarkan atau mewakili distribusi
frekuensi tersebut. Pengujian parameter yang sering dipakai adalah Chi-
kuadrat dan Smirnov-kolmogorav.
a) Uji sebaran Chi-Kuadrat
44

Uji Chi Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan


distribusi peluang yang dipilih dapat mewakili distribusi statistik data yang
dianalisis. Analisis dapat diterima jika Chi-kuadrat terhitung < Chi-kuadrat
kritis
G 2
( Oi −Ei )
x
2

h= ∑ Ei
i−1

Dimana :

x
2

h = Parameter chi-kuadrat terhitung


G = Jumlah sub kelompok
Oi = Jumlah nilai pengamatan pada
sub kelompok i
Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok i

1)) Urutan Data Pengamatan


Tabel 20. Urutan Curah Hujan Maksimum
Curah Hujan
NO Tahun
(mm)
1 2017 501
2 2018 444
3 2020 390
4 2011 331
5 2016 330
6 2015 327
7 2019 282
8 2013 220
9 2012 212
10 2014 156
(Hasil Perhitungan)

2)) Penentuan Jumlah Sub Kelompok (G)


G = 1 + 3.322 log n
G = 1 + 3.322 log 10 = 4.322 = 5
3)) Nilai Sub Kelompok :
X max − X min 501−156
ΔX =
G−1 = 5−1 = 86.25
45

X awal =X min−0.5 ΔX= 156 – 0.5 X 86.25 = 112.875


n 10
Ei = = =2
G 5
DK = G – (P+1)= 5-(2+1) = 2
Dimana :
K = Jumlah kelas
DK = derajat Kebebasan
P = nilai untuk distribusi normal dan binominal P = 2 dan
untuk
distribusi poisson P = 1
n = jumlah data

Tabel 21.Perhitungan Uji Chi Kuadrat


2
2
(Oi - Ei)
Sub Kelompok Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)
E1
112.875 – 199.125 1 2 -1 1 0.5

199.25 – 285.375 3 2 1 1 0.5


285.375 – 371.625 3 2 1 1 0.5
371.625 – 457.875 2 2 0 0 0
457.875 – 544.125 1 2 -1 1 0.5
Chi Kuadrat Terhitung 2.0
(Hasil Perhitungan)
Berdasarkan tabel chi kuadrat kritis diketahui nilai Chi-kuadrat
terhitung < Chi-kuadrat kritis (2.0< 5.991) sehingga frekuensi curah
hujan dapat digunakan.

b) Uji Sebaran Smirnov-Kolmogorof


Untuk menguatkan perkiraan pemilihan distribusi yang diambil, maka
dilakukanpengujian distribusi dengan menggunakan metode Smirnov-
Kolmogorov dari masing-masingdistribusi. Metode ini dikenal dengan uji
kecocokan non parametrik karena pengujiannyatidak menggunakan
fungsi disribusi tertentu.Berdasarkan data yang ada, nilai n adalah 10,
46

sehingga didapat harga kritis Smirnov-Kolmogorov dengan derajat


kepercayaan 0,05 adalah 0,41. Hasil uji Smirnov-Kolmogorov dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 22.Perhitungan Uji Sebaran Smirnov-Kolmogorof

Curah Hujan m m
NO m P(x<)=1-P(x) D=P(x)-P(x<)
(mm) P(x)= n+1 P’(x)= n−1
1 0.0909 0.9091 0.1111 0.0202
1 501
2 0.1818 0.8182 0.2222 0.0404
2 444
3 0.2727 0.7273 0.3333 0.0606
3 390
4 0.3636 0.6364 0.4444 0.0808
4 331
5 0.4545 0.5455 0.5556 0.1010
5 330
6 0.5455 0.4545 0.6667 0.1212
6 327
7 0.6364 0.3636 0.7778 0.1414
7 282
8 0.7273 0.2727 0.8889 0.1616
8 220
9 0.8182 0.1818 1 0.1818
9 212
10 0.9091 0.0909 1.1111 0.2020
10 156
D max 0.2020
D Kritis 0.41
(Hasil Perhitungan)

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai D max < D Kritis


(0.2020 < 0.41) sehingga frekuensi curah hujan dapat digunakan.

5) Debit Rancangan
Debit rancangan dengan kala ulang T ditentukan dari debit limpasan
permukaan maksimum akibat hujan rancangan dengan kala ulang T
dengan menggunakan metode Rasional. Pemilihan penggunaan metode
Rasional dengan pertimbangan luas DAS yang kurang dari 3 km 2. Debit
rancangan (Qr) dapat dihitung menggunakan Persamaan 17. Sedangkan
47

untuk menghitung intensitas hujan rancangan (I) dapat menggunakan


Persamaan 16. Waktu konsentrasi (tc) dapat dihitung menggunakan
Persamaan 15. Berikut adalah perhitungan untuk debit limpasan :

a) Saluran 1
H
=
Kemiringan rata-rata (S) 0 . 9×L
(61 .380−61 .100 )
=
0. 9×106
= 0.0029
Keterangan :
H = Beda tinggi antara hulu dan hilir
L = Panjang lintasan air yang ditinjau

( )
0. 385
0 .87×L2
Waktu kosentrasi (Tc)= 1000×S

( )
0. 385
0 . 87 x 0 .106 2
= 1000 x 0 . 0029
= 0.1112 jam
Selanjutnya adalah menghitung koefisien saluran permukaan.
Penggunaan lahan pada saluran 1 didominasi oleh pemukiman padat
penduduk.

Gambar 8. Peta Penggunaan LahanS.1 (Google Map)


48

Koefisien pengaliran (C) didapat dari tabel 7.


Perhitungan luas daerah pengaliran (A):

Pemukiman padat = 0 .106×0 . 075=0. 0080 km2

Jalan = 0 .106×0 . 00175=0 . 00019 km2


Tabel 23. Perhitungan Penggunaan Lahan S.1
SALURAN 1
Penggunaan Lahan C A (km2) CxA
Pemukiman Padat 0.80 0.0080 0.0064
Jalan 0.70 0.00019 0.00013
Jumlah 0.00819 0.00653
Ckomposit 0.79
(Hasil perhitungan)

Perhitungan Ckomposit untuk saluran 1 :


(C1 xA 1 )+(C 2 xA 2 )
Ckomposit =
A total
( 0 .80x0 . 0080)+( 0 .70x0 . 0019)
= 0 . 00819
= 0.79
Untuk perhitungan debit limpasan atau debit rancangan dapat
diketahui menggunakan Metode Rasional. Tabel 26 menyajikan
besarnya debit rancangan dan intensitas hujan rancangan pada
masing – masing saluran drainase kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.
Contoh Perhitungan intensitas hujan rancangan tiap saluran 1 kala
ulang 2 tahun :
R 24 24
( )
2/3

24 t c
I =

( )
2/3
305 24
I = 24 0 . 1112
= 457.209 mm/jam
Contoh Perhitungan debit rancangan maksimum saluran 1 tiap kala
ulang 2 tahun :
Qr = 0.2778 x C x I x A
= 0.2778 x 0.79 x 457.209 x 0.00819
49

= 0.8218 m3/s
Tabel 24. Debit Rancangan Maksimum Saluran 1
Kala Ulang C I (mm/jam) A(km2) Qr(m3/s)
2 0.79 457.209 0.00819 0.8218
5 0.79 611.612 0.00819 1.0993
10 0.79 715.046 0.00819 1.2852
(Hasil Perhitungan)

b) Saluran 2
H
=
Kemiringan rata-rata (S) 0 . 9×L
( 61 . 005−61 .878 )
=
0 .9×106
= 0.0013
Keterangan :
H = Beda tinggi antara hulu dan hilir
L = Panjang lintasan air yang ditinjau

( )
0. 385
0 .87×L2
Waktu kosentrasi (Tc) = 1000×S

( )
0. 385
0 . 87 x 0 .106 2
= 1000 x 0 . 0013
= 0.1508 jam
Selanjutnya adalah menghitung koefisien saluran permukaan.
Penggunaan lahan pada saluran 2 didominasi oleh pemukiman padat
penduduk.
50

Gambar 9. Peta Penggunaan LahanS.2 (Google Map)


Koefisien pengaliran ( C ) didapat dari tabel 7.
Perhitungan luas daerah pengaliran (A) :
0. 106+0 . 085
×0 . 025=0. 00239
Pemukiman padat = 2 km2

Jalan = 0 .106×0 . 00175=0 . 00019 km2

Tabel 25. Perhitungan Penggunaan Lahan S.2


SALURAN 2
Penggunaan Lahan C A (km2) CxA
Pemukiman Padat 0.80 0.00239 0.001912
Jalan 0.70 0.00019 0.000133
Jumlah 0.00258 0.002045
Ckomposit 0.79
(Hasil Perhitungan)

Perhitungan Ckomposit untuk saluran 2 :


(C1 xA 1 )+(C 2 xA 2 )
Ckomposit =
A total
( 0 .80×0 . 00239)+( 0. 70×0 .0019 )
= 0 .00258
= 0.79
51

Untuk perhitungan debit limpasan atau debit rancangan dapat


diketahui menggunakan Metode Rasional. Tabel 28 menyajikan
besarnya debit rancangan dan intensitas hujan rancangan pada
masing – masing saluran drainase kala ulang 2, 5, dan 10
tahun.Contoh perhitungan intensitas hujan rancangan saluran 2 tiap
kala ulang 2 tahun :
R 24 24
( )
2/3

24 t c
I =

( )
2/3
305 24
I = 24 0 . 1508
= 373.24 mm/jam
Contoh perhitungan debit rancangan maksimum saluran 2 tiap kala
ulang 2 tahun :
Qr = 0.2778 x C x I x A
= 0.2778 x 0.79 x 373.24 x 0.00258
= 0.2113 m3/s
Tabel 26. Debit Rancangan Maksimum Saluran 2
Kala Ulang C I (mm/jam) A(km2) Qr(m3/det)
2 0.79 373.24 0.00258 0.2113
5 0.79 499.28 0.00258 0.2827
10 0.79 583.72 0.00258 0.3305
(Hasil Perhitungan)

c) Saluran 3
H
=
Kemiringan rata-rata (S) 0 . 9×L
(61 . 0 85−61 .048 )
=
0 . 9×94
= 0.0004
Keterangan :
H = Beda tinggi antara hulu dan hilir
L = Panjang lintasan air yang ditinjau

( )
0. 385
0 .87×L2
Waktu kosentrasi (Tc) = 1000×S
52

( )
0 .385
0 . 87 x 0 . 0942
= 1000 x 0 . 0004
= 0.2110 jam
Selanjutnya adalah menghitung koefisien saluran permukaan.
Penggunaan lahan pada saluran didominasi oleh pemukiman padat
penduduk.

Gambar 10. Peta Penggunaan Lahan S.3 (Google Map)


Koefisien pengaliran (C) didapat dari tabel 7.
Perhitungan luas daerah pengaliran (A) :

Pemukiman padat = 0 . 094×0. 035=0 . 00329 km2

Jalan = 0 . 094×0. 00175=0 .000164 km2

Tabel 27. Perhitungan Penggunaan Lahan S.3


SALURAN 3
Penggunaan Lahan C A (km2) CxA
Pemukiman Padat 0.80 0.00329 0.002632
Jalan 0.70 0.000164 0.000115
Jumlah 0.003454 0.002747
Ckomposit 0.79
(Hasil Perhitungan)
Perhitungan Ckomposit untuk saluran 3 :
(C1 xA 1 )+(C 2 xA 2 )
Ckomposit =
A total
( 0 .80x0 . 00329)+(0 .70x0 . 000164 )
= 0 . 003454
53

= 0.79

Untuk perhitungan debit limpasan atau debit rancangan dapat


diketahui menggunakan Metode Rasional. Tabel 30 menyajikan besarnya
debit rancangan dan intensitas hujan rancangan pada masing – masing
saluran drainase kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.
Contoh perhitungan intensitas hujan rancangan saluran 3 tiap kala ulang
2 tahun :
R 24 24
( )
2/3

24 t c
I =

( )
2/3
305 24
I = 24 0 . 21101
= 298.33 mm/jam

Contoh perhitungan debit rancangan maksimum saluran 3 tiap kala


ulang 2 tahun :
Qr = 0.2778 x C x I x A
= 0.2778 x0.79 x 298.33 x 0.003454
= 0.2261 m3/s

Tabel 28. Debit Rancangan Maksimum Saluran 3


Kala Ulang C I (mm/jam) A(km2) Qr(m3/det)
2 0.79 298.33 0.003454 0.2261
5 0.79 399.07 0.003454 0.3025
10 0.79 466.56 0.003454 0.3537
(Hasil Perhitungan)

d) Saluran 4
H
=
Kemiringan rata-rata (S) 0 . 9×L
(61 . 444−60 .547 )
=
0 . 9×304
54

=0.0033
Keterangan :
H = Beda tinggi antara hulu dan hilir
L = Panjang lintasan air yang ditinjau

( )
0. 385
0 .87×L2
Waktu kosentrasi (Tc) = 1000×S

( )
0 . 385
0 .87×0 . 2942
= 1000×0. 0033
= 0.2399 jam
Selanjutnya adalah menghitung koefisien saluran permukaan.
Penggunaan lahan pada saluran didominasi oleh pemukiman padat
penduduk.

Gambar 11. Peta Penggunaan Lahan S.4 (Google Map)

Koefisien pengaliran (C) didapat dari tabel 7.


Perhitungan luas daerah pengaliran (A):

Pemukiman padat = 0 .190×0 . 035=0 . 007 km2

= 0 . 079×0 . 030=0. 0024 km2

Jalan = 0 .304×0 . 00175=0 .000532 km2

Tabel 29. Perhitungan Penggunaan Lahan S.4


SALURAN 4
Penggunaan Lahan C A (km2) CxA
55

Pemukiman Padat 0.80 0.0094 0.00752


Jalan 0.70 0.000532 0.00038
Jumlah 0.00993 0.0079
Ckomposit 0.80
(Hasil perhitungan)
Perhitungan Ckomposit untuk saluran 4 :
(C1 xA 1 )+(C 2 xA 2 )
Ckomposit =
A total
( 0 .80x0 . 0094 )+(0 . 70x0. 000532)
= 0 . 00993
= 0.80

Untuk perhitungan debit limpasan atau debit rancangan dapat


diketahui menggunakan Metode Rasional. Tabel 32. menyajikan besarnya
debit rancangan dan intensitas hujan rancangan pada masing – masing
saluran drainase kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.
Contoh perhitungan intensitas hujan rancangan saluran 4 tiap kala ulang
2 tahun :
R 24 24
( )
2/3

24 t c
I =

( )
2/3
305 24
I = 24 0 . 2399
= 273.88 mm/jam

Contoh perhitungan debit rancangan maksimum saluran 4 kala ulang 2


tahun :
Qr = 0.2778 x C x I x A
= 0.2778 x0.80 x273.88 x0.00993
= 0.6044 m3/s

Tabel 30. Debit Rancangan Maksimum saluran 4


Kala Ulang C I (mm/jam) A(km2) Qr(m3/det)
2 0.80 273.88 0.00993 0.6044
56

5 0.80 366.38 0.00993 0.8085


10 0.80 428.34 0.00993 0.9452
(Hasil Perhitungan)
e) Saluran 5
H
=
Kemiringan rata-rata (S) 0 . 9×L
( 61 .528−60 . 859)
=
0 .9×383
= 0.00194
Keterangan :
H = Beda tinggi antara hulu dan hilir
L = Panjang lintasan air yang ditinjau

( )
0. 385
0 .87 xL 2
Waktu kosentrasi (Tc) = 1000 xS

( )
0 .385
0 . 87 x 0 . 3832
= 1000 x 0 . 00194
= 0.3507jam
Selanjutnya adalah menghitung koefisien saluran permukaan.
Penggunaan lahan pada saluran didominasi oleh pemukiman padat
penduduk.

Gambar 12. Peta Penggunaan Lahan S.5 (Google Map)

Koefisien pengaliran (C) didapat dari tabel 7.


Perhitungan luas daerah pengaliran (A) :
57

Pemukiman padat = 0 .110×0 . 065=0 . 00715 km2

= 0 .183×0 . 065=0 . 01189 km2

Persawahan = 0 . 090×0 . 065=0. 00585 km2

Jalan = 0 .383×0 . 0020=0 . 00077 km2

Tabel 31. Perhitungan Penggunaan Lahan S.5


SALURAN 5
Penggunaan Lahan C A (km2) CxA
Pemukiman Padat 0.80 0.01904 0.01823
Jalan 0.70 0.00077 0.00054
Persawahan 0.60 0.00585 0.00351
Jumlah 0.02566 0.02228
Ckomposit 0.87
(Hasil Perhitungan)
Perhitungan Ckomposit untuk saluran 5 :
(C1 xA 1 )+(C 2 xA 2 )+(C 3 xA 3 )=
Ckomposit =
A total

(0 .80x0 . 01904 )+( 0 . 70x0. 00077 )+(0 . 60 x 0 . 00585)


= 0 .02566
= 0.87
Untuk perhitungan debit limpasan atau debit rancangan dapat
diketahui menggunakan Metode Rasional. Tabel 34 menyajikan besarnya
debit rancangan dan intensitas hujan rancangan pada masing – masing
saluran drainase kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.
Contoh perhitungan intensitas hujan rancangan saluran 5 tiap kala ulang
2 tahun :
R 24 24
( )
2/3

24 t c
I =

( )
2/3
305 24
I = 24 0 . 3507
= 212.63 mm/jam
Contoh perhitungan debit rancangan maksimum saluran 5 kala ulang 2
tahun :
58

Qr = 0.2778 x C x I x A
= 0.2778 x 0.87 x 212.63 x 0.02566
= 1.3187 m3/s
Tabel 32. Debit Rancangan Maksimum saluran 5
Kala Ulang C I (mm/jam) A(km2) Qr(m3/det)
2 0.87 212.63 0.02566 1.3187
5 0.87 284.44 0.02566 1.7640
10 0.87 332.54 0.02566 2.0623
(Hasil perhitungan)
f) Saluran 6
H
=
Kemiringan rata-rata (S) 0 . 9×L
(61 .583−60 . 917)
=
0 . 9×383
= 0.00193
Keterangan :
H = Beda tinggi antara hulu dan hilir
L = Panjang lintasan air yang ditinjau

( )
0. 385
0 .87 xL 2
Waktu kosentrasi (Tc) = 1000 xS

( )
0. 385
0 . 87 x 0 . 3832
= 1000 x 0 . 00193
= 0.3513 jam
Selanjutnya adalah menghitung koefisien saluran permukaan.
Penggunaan lahan pada saluran didominasi oleh pemukiman padat
penduduk.
59

Gambar 13. Peta Penggunaan Lahan S.6 (Google Map)


Koefisien pengaliran (C) didapat dari tabel 7.
Perhitungan luas daerah pengaliran (A):

Pemukiman padat = 0 .383×0 . 060=0 . 002298 km2

Jalan = 0 .383×0 . 0020=0 . 00077 km2

Tabel 33. Perhitungan Penggunaan Lahan S.6


SALURAN 6
Penggunaan Lahan C A (km2) CxA
Pemukiman Padat 0.80 0.02298 0.018384
Jalan 0.70 0.00077 0.000539
Jumlah 0.02375 0.018923
Ckomposit 0.80
(Hasil Perhitungan)
Perhitungan Ckomposit untuk saluran 6 :
(C1 xA 1 )+(C 2 xA 2 )
Ckomposit =
A total
( 0 .80x0 . 02298 )+( 0 .70x0 . 00077)
= 0 . 02375
= 0.80
Untuk perhitungan debit limpasan atau debit rancangan dapat
diketahui menggunakan Metode Rasional. Tabel 36 menyajikan besarnya
debit rancangan dan intensitas hujan rancangan pada masing – masing
saluran drainase kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.
60

Contoh perhitungan intensitas hujan rancangan saluran 6 tiap kala ulang


2 tahun :
R 24 24
( )
2/3

24 t c
I =

( )
2/3
305 24
I = 24 0 . 3513
= 212.39mm/jam
Contoh perhitungan debit rancangan maksimum saluran 6 tiap kala
ulang 2 tahun :
Qr = 0.2778 x C x I x A
= 0.2778 x 0.80 x 212.386 x 0.02375
= 1.1210 m3/s
Tabel 34. Debit Rancangan Maksimum Saluran 6
Kala Ulang C I (mm/jam) A(km2) Qr(m3/det)
2 0.80 212.39 0.02375 1.1210
5 0.80 284.11 0.02375 1.4996
10 0.80 332.16 0.02375 1.7532
(Hasil Perhitungan)

g) Saluran 7
H
=
Kemiringan rata-rata (S) 0 . 9×L
(61 .664−61 . 639)
=
0 . 9×102
= 0.0003
Keterangan :
H = Beda tinggi antara hulu dan hilir
L = Panjang lintasan air yang ditinjau

( )
0. 385
0 .87 xL 2
Waktu kosentrasi (Tc) = 1000 xS

( )
0. 385
0 . 87 x 0 . 1022
= 1000 x 0 . 0003
= 0.2697 jam
61

Selanjutnya adalah menghitung koefisien saluran permukaan.


Penggunaan lahan pada saluran didominasi oleh pemukiman padat
penduduk.

Gambar 14. Peta Penggunaan Lahan S.7 (Google Map)

Koefisien pengaliran (C) didapat dari tabel 7.


Perhitungan luas daerah pengaliran (A) :

Pemukiman padat = 0 .102×0 .020=0 . 00204 km2

Jalan = 0 .102×0 .002=0 .000204 km2

Tabel 35. Perhitungan Penggunaan Lahan S.7


SALURAN 7
Penggunaan Lahan C A (km2) CxA
Pemukiman Padat 0.80 0.00204 0.001632
Jalan 0.70 0.000204 0.000143
Jumlah 0.002244 0.001775
Ckomposit 0.79
(Hasil Perhitungan)
Perhitungan Ckomposit untuk saluran 7 :
(C1 xA 1 )+(C 2 xA 2 )
Ckomposit =
A total
( 0 .80x0 . 00204 )+(0 . 70x0. 000204 )
= 0 . 002244
62

= 0.79

Untuk perhitungan debit limpasan atau debit rancangan dapat


diketahui menggunakan Metode Rasional. Tabel menyajikan besarnya
debit rancangan dan intensitas hujan rancangan pada masing – masing
saluran drainase kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.
Contoh perhitungan intensitas hujan rancangan saluran 7 tiap kala ulang
2 tahun :
R 24 24
( )
2/3

24 t c
I =

( )
2/3
305 24
I = 24 0 . 2697
= 253.33 mm/jam
Contoh perhitungan debit rancangan maksimum tiap saluran 1 kala
ulang 2 tahun :
Qr = 0.2778 x C x I x A
= 0.2778 x 0.79 x 253.33 x 0.002244
= 0.1247 m3/s

Tabel 36. Debit Rancangan Maksimum Saluran 7


Kala Ulang C I (mm/jam) A(km2) Qr(m3/det)
2 0.79 253.33 0.002244 0.1247
5 0.79 338.87 0.002244 0.1669
10 0.79 396.18 0.002244 0.1951
(Hasil Perhitungan)
h) Saluran 8
H
=
Kemiringan rata-rata (S) 0 . 9×L
(61 . 444−61. 424 )
=
0. 9×102
= 0.00022
Keterangan :
H = Beda tinggi antara hulu dan hilir
L = Panjang lintasan air yang ditinjau
63

( )
0. 385
0 .87 xL 2
Waktu kosentrasi (Tc) = 1000 xS

( )
0. 385
0 . 87 x 0 . 1022
= 1000 x 0 . 00022
= 0.2939jam
Selanjutnya adalah menghitung koefisien saluran permukaan.
Penggunaan lahan pada saluran didominasi oleh pemukiman padat
penduduk.

Gambar 15. Peta Penggunaan Lahan S.8(Google Map)

Koefisien pengaliran (C) didapat dari tabel 7.


Perhitungan luas daerah pengaliran (A):

Pemukiman padat = 0 .102×0 .035=0 . 00357 km2

Jalan = 0 .102×0 .002=0 .000204 km2


Tabel 37. Perhitungan Penggunaan Lahan S.8
SALURAN 8
Penggunaan Lahan C A (km2) CxA
Pemukiman Padat 0.80 0.00357 0.00286
Jalan 0.70 0.000204 0.000143
Jumlah 0.003774 0.003003
Ckomposit 0.79
64

(Hasil Perhitungan)
Perhitungan Ckomposit untuk saluran 8 :
(C1 xA 1 )+(C 2 xA 2 )
Ckomposit =
A total
(0 .80x0 . 00357 )+( 0 .70x0 . 000204 )
= 0 . 003774
= 0.79
Untuk perhitungan debit limpasan atau debit rancangan dapat
diketahui menggunakan Metode Rasional. Tabel menyajikan besarnya
debit rancangan dan intensitas hujan rancangan pada masing – masing
saluran drainase kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.
Contoh perhitungan intensitas hujan rancangan tiap saluran 8 kala ulang
2 tahun :
R 24 24
( )
2/3

24 t c
I =

( )
2/3
305 24
I = 24 0 . 2939
= 239.22 mm/jam
Contoh perhitungan debit rancangan maksimum tiap saluran 8 kala
ulang 2 tahun :
Qr = 0.2778 x C x I x A
= 0.2778 x 0.79 x 239.22 x 0.003774
= 0.1981 m3/s
Tabel 38. Debit Rancangan Maksimum Saluran 8
Kala Ulang C I (mm/jam) A(km2) Qr(m3/det)
2 0.79 239.22 0.003774 0.1981
5 0.79 320.01 0.003774 0.2650
10 0.79 374.13 0.003774 0.3099
(Hasil Perhitungan)
65

Tabel 39. Rekapitulasi Debit Rancangan


Debit Rancangan Periode Ulang
Saluran
2 5 10
S1 0.8218 m3/s 1.0993 m3/s 1.2852 m3/s
S2 0.2113 m3/s 0.2827 m3/s 0.3305 m3/s
S3 0.2261 m3/s 0.3025 m3/s 0.3537 m3/s
S4 0.6044 m3/s 0.8085 m3/s 0.9452 m3/s
S5 1.3187 m3/s 1.7640 m3/s 2.0623 m3/s
S6 1.1210 m3/s 1.4996 m3/s 1.7532 m3/s
S7 0.1247 m3/s 0.1669 m3/s 0.1951 m3/s
S8 0.1981 m3/s 0.2650 m3/s 0.3099 m3/s
(Hasil perhitungan)

b. Analisa Hidrolika
1) Perhitungan Debit Saluran DrainaseEksisting (Qs)
Desain saluran drainase yang ada di lapangan perlu dilakukan
pengecekanuntuk mengetahui kapasitas saluran yang ada serta
penyebab dari genangan yangterjadi di lokasi penelitian. Apabila setelah
dilakukan pengecekan di lapanganternyata debit yang terjadi melebihi dari
kapasitas tampungan, maka desain tersebutdinyatakan tidak memadai.
Dimensi saluran drainase di dapat dari pengukuran di lapangan sebagai
berikut :

Gambar 16. Bentuk Saluran Drainase Eksisting (Agus musodik,2020)


66

Tabel 40. Dimensi Eksisting Saluran 1


No Sta Tipe Saluran B b H t1 t2
1 0+000 – 0+040 Saluran Semen 0.68 m 0.64 m 0.90 m 61.380 mdpl 61.270 mdpl
2 0+040 – 0+075 Saluran Semen 0.80 m 0.76 m 0.65 m 61.270 mdpl 61.200 mdpl
3 0+075 – 0+106 Saluran Semen 0.84 m 0.80 m 0.54 m 61.200 mdpl 61.100 mdpl
(Hasil Pengamatan)
Keterangan :
B = Lebar atas saluran
b = Lebar dasar saluran
H = Tinggi Saluran
t1 = Elevasi awal
t2 = Elevasi akhir

a) Perhitungan Kapasitas Saluran 1 (Sta 0+000 – 0+040)


1)) Lebar Dinding Saluran (X)
B-b 0. 68-0 . 64
= =
X= 2 2 0.02 m
2)) Kemiringan Dinding Saluran (m)
X 0.02
= =
m= H 0.90 0.022
3)) Tinggi Muka Air (h)
H 0.90
h= = =
4/ 3 4 /3 0.675 m

4)) Luas Penampang Saluran (A)

A =( b+ m×h ) ×h
A = (0.64 + 0.022 x 0.675) x 0.675
= 0.4421 m2
5)) Keliling Basah Saluran (P)

P =b+2 h √m2 +1

= 0.64 + ( 2×0.675 ) √ 0.0222+1


= 1.9903 m
67

6)) Jari-Jari Hidrolis (R)


A
=
R P
0 . 4420
=
1 . 9903
= 0.2221 m
7)) Kemiringan Dasar Saluran (S)
( t 1−t 2 )
= ×100 %
S= L

(61 .380−61 .270 )


= ×100 %
40
= 0.27%
8)) Kecepatan Aliran (V)
1
= ( R)2/3 (S )1/2
V n n = Koefisien Manning
1
= (0 . 2186 )2/3 (0 .27 )1/2
0 . 013
= 14.796 m/dt

9)) Debit Yang Mampu Ditampung Oleh Saluran (QS)


QS= A x V
= 0.4420 x 14.796
= 6.541 m3/dt

Tabel 41. Perhitungan Debit Saluran Eksisting S.1


Sta (X) (m) (h) (A) (P) (R) (S) (V) (Qs)
0.442 14.79
0+000 – 0+040 0.02 0.022 0.675 1.9903 0.2221 0.275 6.541
1 6
0.377 12.44
0+040 – 0+075 0.02 0.031 0.487 1.7355 0.2177 0.20 4.703
8 9
0.330 15.18
0+075 – 0+106 0.02 0.37 0.405 1.6105 0.2049 0.32 5.012
1 7
(Hasil Perhitungan)
68

Tabel 42. Dimensi Eksisting Saluran 2


No Sta Tipe Saluran B b H t1 t2
1 0+000 – 0+050 Saluran Semen 0.68 m 0.63 m 1.10 m 61.005 mdpl 60.945 mdpl
2 0+050 – 0+075 Saluran Semen 0.64 m 0.60 m 0.70 m 60.945 mdpl 60.910 mdpl
3 0+075 – 0+106 Saluran Semen 0.54 m 0.50 m 0.70 m 60.910 mdpl 60.878 mdpl
(Hasil Pengamatan)
Keterangan :
B = Lebar atas saluran
b = Lebar dasar saluran
H = Tinggi Saluran
t1 = Elevasi awal
t2 = Elevasi akhir

b. Perhitungan Kapasitas Saluran 2 (Sta 0+000 – 0+050)

1)) Lebar Dinding Saluran (X)


B-b 0. 68-0 . 63
= =
X= 2 2 0.025 m
2)) Kemiringan Dinding Saluran (m)
X 0. 025
= =
m= H 1. 10 0.023
3)) Tinggi Muka Air (h)
H 1 . 10
h= = =
4/ 3 4 /3 0.825 m
4)) Luas Penampang Saluran (A)

A =( b+ m×h ) ×h
A = (0.63 + 0.023 x 0.825) x 0.825
= 0.5352 m2
5)) Keliling Basah Saluran (P)
69

P =b+2 h √m2 +1

= 0.64 + ( 2×0.825 ) √ 0.023 2+1


= 2.2804 m

6)) Jari-Jari Hidrolis (R)


A
=
R P
0 . 825
=
2. 2804
= 0.2347 m
7)) Kemiringan Dasar Saluran (S)
( t 1−t 2 )
= ×100 %
S L

( 61 . 005−60 . 945)
= ×100 %
50
= 0.12 %
8)) Kecepatan Aliran (V)
1
= ( R)2/3 (S )1/2
V n n = Koefisien Manning
1
= (0 . 2347 )2/3 (0 .12 )1/2
0 . 013
= 10.139 m/dt

9)) Debit Yang Mampu Ditampung Oleh Saluran (QS)


QS =AxV
= 0.5352 x 10.139
= 5.427 m3/dt

Tabel 43. Perhitungan Debit Saluran Eksisting S.2


Sta (X) (m) (h) (A) (P) (R) (S) (V) (Qs)
0+000 – 0+050 0.535 10.13
0.025 0.023 0.825 2.2804 0.2347 0.1 5.427
2 9
70

0+050 – 0+075 0.02 0.322 1.6504


0.029 0.525 0.1956 0.1 9.699 3.132
8
0+075 – 0+106 0.02 0.270 1.5504
0.028 0.525 0.1744 0.1 7.714 2.086
4
(Hasil Perhitungan)

Tabel 44. Dimensi Eksisting Saluran 3


No Sta Tipe Saluran B b H t1 t2
1 0+000 – 0+030 Saluran Semen 0.80 m 0.40 m 0.55 m 61.085 mdpl 61.073 mdpl
2 0+030 – 0+065 Saluran Semen 0.75 m 0.70 m 0.65 m 61.073 mdpl 61.061 mdpl
3 0+065 – 0+094 Saluran Semen 0.80 m 0.75 m 0.70 m 61.061 mdpl 61.048 mdpl
(Hasil Pengamatan)
Keterangan :
B = Lebar atas saluran
b = Lebar dasar saluran
H = Tinggi Saluran
t1 = Elevasi awal
t2 = Elevasi akhir

c. Perhitungan Kapasitas Saluran 3 (Sta 0+000 – 0+030)


1)) Lebar Dinding Saluran (X)
B-b 0. 8-0 . 4
= =
X= 2 2 0.02 m
2)) Kemiringan Dinding Saluran (m)
X 0. 02
= =
m= H 5 . 5 0.36
3)) Tinggi Muka Air (h)
H 5. 5
h= = =
4/ 3 4 /3 0.412 m
4)) Luas Penampang Saluran (A)
71

A =( b+ m×h ) ×h
A = (0.4 + 0.036 x 0.412) x 0.412
= 0.227 m2
5)) Keliling Basah Saluran (P)

P =b+2 h √m2 +1

= 0.4 + ( 2×0.412 ) √ 0 .4122+1


= 1.278 m

6)) Jari-Jari Hidrolis (R)


A
=
R P
0 .227
=
1 .278
= 0.1775 m
7)) Kemiringan Dasar Saluran (S)
( t 1−t 2 )
= ×100 %
S = L

(61 . 085−61 .073 )


= ×100 %
30
= 0.040 %
8)) Kecepatan Aliran (V)
1
= ( R)2/3 (S )1/2
V n n = Koefisien Manning
1
= (0 . 1775)2/3 (0 .040 )1/2
0 . 013
= 4.859 m/dt

9)) Debit Yang Mampu Ditampung Oleh Saluran (QS)


QS =AxV
= 0.227 x 4.859
= 1.103 m3/dt
72

Tabel 45. Perhitungan Debit Saluran Eksisting S.3


Sta (X) (m) (h) (A) (P) (R) (S) (V) (Qs)
0+000 – 0+030 0.2 0.36 0.412 0.227 1.278 0.1775 0.040 4.859 1.103
0+030 – 0+065 0.03 0.038 0.487 0.350 1.676 0.209 0.034 5.018 1.758
0+065 – 0+094 0.03 0.357 0.525 0.403 1.801 0.224 0.045 6.009 2.425
(Hasil Perhitungan)

Tabel 46. Dimensi Eksisting Saluran 4


No Sta Tipe Saluran B b H t1 t2
1 0+000 – 0+100 Saluran Semen 0.85 m 0.78 m 0.60 m 61.444 mdpl 61.145 mdpl
2 0+100 – 0+200 Saluran Semen 0.80 m 0.75 m 0.60 m 61.145 mdpl 60.855 mdpl
3 0+200 – 0+225 Saluran Semen 0.75 m 0.50 m 0.65 m 60.855 mdpl 60.805 mdpl
4 0+225 – 0+260 Saluran Semen 0.80 m 0.68 m 0.75 m 60.805 mdpl 60.700 mdpl
5 0+260 – 0+304 Saluran Semen 0.74 m 0.60 m 0.55 m 60.700 mdpl 60.547 mdpl
(Hasil Pengamatan)
Keterangan:
B = Lebar atas saluran
b = Lebar dasar saluran
H = Tinggi Saluran
t1 = Elevasi awal
t2 = Elevasi akhir

d. Perhitungan Kapasitas Saluran 4 (Sta 0+000 – 0+100)


1)) Lebar Dinding Saluran (X)
B-b 0. 85-0 . 78
= =
X= 2 2 0.04 m
2)) Kemiringan Dinding Saluran (m)
X 0. 04
= =
m= H 0 .6 0.058
73

3)) Tinggi Muka Air (h)


H 0. 6
h= = =
4/ 3 4 /3 0.45 m
4)) Luas Penampang Saluran (A)

A =( b+ m×h ) ×h
A = (0.78 + 0.058 x 0.45) x 0.45
= 0.363 m2
5)) Keliling Basah Saluran (P)

P =b+2 h √m2 +1

= 0.78 + ( 2×0. 45 ) √ 0 .0582+1


= 1.6815 m

6)) Jari-Jari Hidrolis (R)


A
=
R P
0 .363
=
1. 6815
= 0.216 m
7)) Kemiringan Dasar Saluran (S)
( t 1−t 2 )
= ×100 %
S = L

(61 . 444−61. 145 )


= ×100 %
100
= 0.3 %
8)) Kecepatan Aliran (V)
1
= ( R)2/3 (S )1/2
V n n = Koefisien Manning
1
= (0 . 216 )2/3 (0 .3 )1/2
0 . 013
= 15.131 m/dt

9)) Debit Yang Mampu Ditampung Oleh Saluran (QS)


QS =AxV
= 0.363 x 15.131
74

= 5.489 m3/dt

Tabel 47. Perhitungan Debit Saluran Eksisting S.4


Sta (X) (m) (h) (A) (P) (R) (S) (V) (Qs)
0+000 – 0+100 15.13
0.04 0.058 0.45 0.363 1.6815 0.216 0.3 5.489
1
0+100 – 0+200 0.03 1.6508 14.61
0.042 0.45 0.346 0.209 0.3 5.056
5
0+200 – 0+225 0.13 1.4929 11.52
0.192 0.49 0.289 0.194 0.2 3.336
4
0+225 – 0+260 0.06 1.8085 15.60
0.08 0.56 0.408 0.225 0.3 6.365
8
0+260 – 0+304 0.07 1.4316 14.00
0.13 0.41 0.269 0.188 0.34 4.007
7
(Hasil Perhitungan)

Tabel 48. Dimensi Eksisting Saluran 5


No Sta Tipe Saluran B b H t1 t2
1 0+000 – 0+100 Pasangan Batu 0.60 m 0.52 m 0.64 m 61.528 mdpl 61.150 mdpl
2 0+100 – 0+383 Pasangan Batu 0.57 m 0.46 m 0.55 m 61.150 mdpl 60.859 mdpl
(Hasil Pengamatan)
Keterangan:
B = Lebar atas saluran
b = Lebar dasar saluran
H = Tinggi Saluran
t1 = Elevasi awal
t2 = Elevasi akhir

e. Perhitungan Kapasitas Saluran 5 (Sta 0+000 – 0+100)


1)) Lebar Dinding Saluran (X)
75

B-b 0. 60-0 . 52
= =
X= 2 2 0.04 m
2)) Kemiringan Dinding Saluran (m)
X 0. 04
= =
m= H 0. 64 0.062
3)) Tinggi Muka Air (h)
H 0. 64
h= = =
4/ 3 4 /3 0.48 m
4)) Luas Penampang Saluran (A)

A =( b+ m×h ) ×h
A = (0.52 + 0.062 x 0.48) x 0.48
= 0.264 m2
5)) Keliling Basah Saluran (P)

P =b+2 h √m2 +1

= 0.52 + ( 2×0.48 ) √ 0 .0622+1


= 1.4819 m

6)) Jari-Jari Hidrolis (R)


A
=
R P
0 .264
=
1. 4819
= 0.178 m
7)) Kemiringan Dasar Saluran (S)
( t 1−t 2 )
= ×100 %
S = L

(61 .528−61 .150 )


= ×100 %
100
= 0.4 %
8)) Kecepatan Aliran (V)
76

1
= ( R)2/3 (S )1/2
V n n = Koefisien Manning
1
= (0 . 178)2/3 (0 . 4 )1/2
0 . 03
= 6.489 m/dt

9)) Debit Yang Mampu Ditampung Oleh Saluran (QS)


QS =AxV
= 0.264 x 6.489
= 1.713 m3/dt

Tabel 49. Perhitungan Debit Saluran Eksisting S.5


Sta (X) (m) (h) (A) (P) (R) (S) (V) (Qs)
0+000 – 0+100 0.04 0.062 0.48 0.264 1.4819 0.178 0.378 6.489 1.713
0+100 – 0+383 0.06 0.1 0.41 0.206 1.2891 0.160 0.103 3.155 0.652
(Hasil Perhitungan)

Tabel 50. Dimensi Eksisting Saluran 6


No Sta Tipe Saluran B b H t1 t2
1 0+000 – 0+020 Semen 0.40 m 0.36 m 0.48 m 61.583 mdpl 61.503 mdpl
2 0+020 – 0+045 Pasangan Batu 0.42 m 0.40 m 0.60 m 61.503 mdpl 61.420 mdpl
3 0+045 – 0+250 Pasangan Batu 0.45 m 0.40 m 0.55 m 61.420 mdpl 61.005 mdpl
4 0+250 – 0+300 Pasangan Batu 0.48 m 0.38 m 0.40 m 61.005 mdpl 60.975 mdpl
5 0+300 – 0+383 Pasangan Batu 0.64 m 0.55 m 0.45 m 60.975 mdpl 60.917 mdpl
(Hasil Pengamatan)
Keterangan:
B = Lebar atas saluran
b = Lebar dasar saluran
H = Tinggi Saluran
77

t1 = Elevasi awal
t2 = Elevasi akhir

f. Perhitungan Kapasitas Saluran 6 (Sta 0+000 – 0+020)


1)) Lebar Dinding Saluran (X)
B-b 0. 4-0 .36
= =
X= 2 2 0.02 m
2)) Kemiringan Dinding Saluran (m)
X 0 .02
= =
m= H 0. 48 0.042
3)) Tinggi Muka Air (h)
H 0. 48
h= = =
4/ 3 4 /3 0.36 m
4)) Luas Penampang Saluran (A)

A =( b+ m×h ) ×h
A = (0.52 + 0.062 x 0.48) x 0.48
= 0.135 m2
5)) Keliling Basah Saluran (P)

P =b+2 h √m2 +1

= 0.36 + ( 2×0. 36 ) √ 0 .0422+1


= 1.0806 m

6)) Jari-Jari Hidrolis (R)


A
=
R P
0 .135
=
1. 0806
= 0.125 m
7)) Kemiringan Dasar Saluran (S)
( t 1−t 2 )
= ×100 %
S = L

(61 .583−61 .503 )


= ×100 %
20
78

= 0.4 %
8)) Kecepatan Aliran (V)
1
= ( R)2/3 (S )1/2
V n n = Koefisien Manning
1
= (0 . 125)2/3 (0 . 4 )1/2
0 . 013
= 12.158 m/dt

9)) Debit Yang Mampu Ditampung Oleh Saluran (QS)


QS =AxV
= 0.135 x 12.158
= 1.641 m3/dt

Tabel 51. Perhitungan Debit Saluran Eksisting S.6


Sta (X) (m) (h) (A) (P) (R) (S) (V) (Qs)
0+000 – 0+020 12.15
0.02 0.042 036 0.135 1.0806 0.125 0.4 1.641
8
0+020 – 0+045 0.01 0.017 0.45 0.183 1.3001 0.141 0.3 5.204 0.954
0+045 – 0+250 0.03 0.045 0.41 0.173 1.2258 0.141 0.2 4.061 0.701
0+250 – 0+300 0.05 0.125 0.3 0.125 0.9847 0.217 0.06 2.065 0.259
0+300 – 0+383 0.05 0.1 0.34 0.197 1.2284 0.160 0.07 2.601 0.512
(Hasil Perhitungan)

Tabel 52. Dimensi Eksisting Saluran 7


No Sta Tipe Saluran B b H t1 t2
1 0+000 – 0+040 Pasangan Batu 0.45 m 0.37 m 0.40 m 61.664 mdpl 61.584 mdpl
2 0+040 – 0+070 Pasangan Batu 0.43 m 0.33 m 0.49 m 61.584 mdpl 61.510 mdpl
3 0+070 – 0+102 Pasangan Batu 0.64 m 0.56 m 0.50 m 61.510 mdpl 61.424 mdpl
(Hasil Pengamatan)
Keterangan:
B = Lebar atas saluran
b = Lebar dasar saluran
79

H = Tinggi Saluran
t1 = Elevasi awal
t2 = Elevasi akhir

g. Perhitungan Kapasitas Saluran 7 (Sta 0+000 – 0+040)


1)) Lebar Dinding Saluran (X)
B-b 0. 45-0 .37
= =
X= 2 2 0.04 m
2)) Kemiringan Dinding Saluran (m)
X 0. 04
= =
m= H 0 . 4 0.1
3)) Tinggi Muka Air (h)
H 0. 4
h= = =
4/ 3 4 /3 0.3 m
4)) Luas Penampang Saluran (A)

A =( b+ m×h ) ×h
A = (0.37 + 0.1 x 0.3) x 0.3
= 0.12 m2
5)) Keliling Basah Saluran (P)

P =b+2 h √m2 +1

= 0.37 + ( 2×0. 3 ) √ 0. 12+1


= 0.973 m

6)) Jari-Jari Hidrolis (R)


A
=
R P
0 . 12
=
0 . 973
= 0.123 m
7)) Kemiringan Dasar Saluran (S)
80

( t 1−t 2 )
= ×100 %
S = L

(61 .664−61 . 584 )


= ×100 %
40
= 0.2 %
8)) Kecepatan Aliran (V)
1
= ( R)2/3 (S )1/2
V n n = Koefisien Manning
1
= (0 . 123)2/3 (0 .2 )1/2
0 . 03
= 3.693 m/dt

9)) Debit Yang Mampu Ditampung Oleh Saluran (QS)


QS =AxV
= 0.12 x 3.693
= 0.443 m3/dt

Tabel 53. Perhitungan Debit Saluran Eksisting S.7


Sta (X) (m) (h) (A) (P) (R) (S) (V) (Qs)
0+000 – 0+040 0.04 0.1 0.3 0.12 0.973 0.123 0.2 3.693 0.443
0+040 – 0+070 0.05 0.1 0.4 0.13 1.069 0.126 0.25 4.169 0.563
0+070 – 0+102 0.04 0.08 0.4 0.22 1.312 0.168 0.27 5.273 1.167
(Hasil Perhitungan)

Tabel 54. Dimensi Eksisting Saluran 8


No Sta Tipe Saluran B b H t1 t2
1 0+000 – 0+045 Pasangan Batu 0.55 m 0.42 m 0.52 m 61.444 mdpl 61.438 mdpl
2 0+045 – 0+075 Pasangan Batu 0.62 m 0.40 m 0.67 m 61.438 mdpl 61.432 mdpl
3 0+075 – 0+102 Pasangan Batu 0.58 m 0.40 m 0.64 m 61.432 mdpl 61.424 mdpl
(Hasil Pengamatan)
81

Keterangan:
B = Lebar atas saluran
b = Lebar dasar saluran
H = Tinggi Saluran
t1 = Elevasi awal
t2 = Elevasi akhir

h. Perhitungan Kapasitas Saluran 8 (Sta 0+000 – 0+045)


1)) Lebar Dinding Saluran (X)
B-b 0. 55-0 . 42
= =
X= 2 2 0.07 m
2)) Kemiringan Dinding Saluran (m)
X 0. 07
= =
m= H 0 .52 0.125
3)) Tinggi Muka Air (h)
H 0. 52
h= = =
4/ 3 4/3 0.39 m
4)) Luas Penampang Saluran (A)

A =( b+ m×h ) ×h
A = (0.42 + 0.125 x 0.39) x 0.39
= 0.183 m2
5)) Keliling Basah Saluran (P)

P =b+2 h √m2 +1

= 0.42 + ( 2×0.39 ) √ 0.1252+1


= 1.206 m

6)) Jari-Jari Hidrolis (R)


A
=
R P
0 .183
=
1. 206
82

= 0.1515 m
7)) Kemiringan Dasar Saluran (S)
( t 1−t 2 )
= ×100 %
S = L

(61 . 444−61. 438 )


= ×100 %
45
= 0.013 %
8)) Kecepatan Aliran (V)
1
= ( R)2/3 (S )1/2
V n n = Koefisien Manning
1
= (0 . 151)2/3 (0. 013 )1/2
0 . 03
= 1.094 m/dt

9)) Debit Yang Mampu Ditampung Oleh Saluran (QS)


QS =AxV
= 0.183 x 1.094
= 0.200 m3/dt

Tabel 55. Perhitungan Debit Saluran Eksisting S.8


Sta (X) (m) (h) (A) (P) (R) (S) (V) (Qs)
0+000 – 0+045 0.07 0.125 0.39 0.183 0.106 0.151 0.013 1.094 0.200
0+045 – 0+075 0.11 0.164 0.50 0.242 1.418 0.171 0.020 1.352 0.352
0+075 – 0+102 0.09 0.141 0.48 0.224 1.369 0.164 0.030 1.718 0.385
(Hasil Perhitungan)

Tabel 56. Rekapitulasi Debit Saluran Eksisting (Qs)


No Saluran Sta (Qs)
1 S.1 0+000 – 0+040 6.541 m3/dt
0+040 – 0+075 4.703 m3/dt
83

0+075 – 0+106 5.012 m3/dt


2 S.2 0+000 – 0+050 5.427 m3/dt
0+050 – 0+075 3.132 m3/dt
0+075 – 0+106 2.086 m3/dt
3 S.3 0+000 – 0+030 1.103 m3/dt
0+030 – 0+065 1.758 m3/dt
0+065 – 0+094 2.425 m3/dt
4 S.4 0+000 – 0+100 5.489 m3/dt
0+100 – 0+200 5.056 m3/dt
0+200 – 0+225 3.336 m3/dt
0+225 – 0+260 6.365 m3/dt
0+260 – 0+304 4.007 m3/dt
5 S.5 0+000 – 0+100 1.713 m3/dt
0+100 – 0+383 0.652 m3/dt
6 S.6 0+000 – 0+020 1.641 m3/dt
0+020 – 0+045 0.954 m3/dt
0+045 – 0+250 0.701 m3/dt
0+250 – 0+300 0.259 m3/dt
0+300 – 0+383 0.512 m3/dt
7 S.7 0+000 – 0+040 0.443 m3/dt
0+040 – 0+070 0.563 m3/dt
0+070 – 0+102 1.167 m3/dt
8 S.8 0+000 – 0+045 0.200 m3/dt
0+045 – 0+075 0.352 m3/dt
0+075 – 0+102 0.385 m3/dt
(Hasil Perhitungan)

c. Perbandingan Nilai Debit Rancangan (Qr) Dan Debit Saluran


Eksisting (Qs)
Hasil perhitungan debit saluran eksisting menunjukkan kemampuan
saluran drainase dalam mengalirkan debit, sehingga dapat dilakukan
84

analisis terhadap kapasitas tampungan saluran yang tersedia mampu


atau tidak dalam mengalirkan debit saat maksimum. Hasil analisis
kapasitas saluran drainase yang dilakukan dengan perbandingan nilai Qr
dan Qs pada masing – masing saluran ditunjukkan pada Tabel 57.

Tabel 57. Perbandingan Nilai Qs dan Qr


Saluran Sta Qs Debit Rancangan Periode Keterangan
Ulang (Qr)
85

2 5 10
S.1 0+000 – 0+040 6.541 m3/dt 0.8218 1.0993 1.2852 Saluran Aman
0+040 – 0+075 4.703 m3/dt 0.8218 1.0993 1.2852 Saluran Aman
0+075 – 0+106 5.012 m3/dt 0.8218 1.0993 1.2852 Saluran Aman
3
S.2 0+000 – 0+050 5.427 m /dt 0.2113 0.2827 0.3305 Saluran Aman
0+050 – 0+075 3.132 m /dt
3
0.2113 0.2827 0.3305 Saluran Aman
0+075 – 0+106 2.086 m3/dt 0.2113 0.2827 0.3305 Saluran Aman
S.3 0+000 – 0+030 1.103 m3/dt 0.2261 0.3025 0.3537 Saluran Aman
3
0+030 – 0+065 1.758 m /dt 0.2261 0.3025 0.3537 Saluran Aman
0+065 – 0+094 2.425 m /dt
3
0.2261 0.3025 0.3537 Saluran Aman
S.4 0+000 – 0+100 5.489 m3/dt 0.6044 0.8085 0.9452 Saluran Aman
0+100 – 0+200 5.056 m3/dt 0.6044 0.8085 0.9452 Saluran Aman
3
0+200 – 0+225 3.336 m /dt 0.6044 0.8085 0.9452 Saluran Aman
0+225 – 0+260 6.365 m3/dt 0.6044 0.8085 0.9452 Saluran Aman
0+260 – 0+304 4.007 m3/dt 0.6044 0.8085 0.9452 Saluran Aman
S.5 0+000 – 0+100 1.713 m3/dt 1.3187 1.7640 2.0623 Saluran Tidak Aman
3
0+100 – 0+383 0.652 m /dt 1.3187 1.7640 2.0623 Saluran Tidak Aman
S.6 0+000 – 0+020 1.641 m3/dt 1.1210 1.4996 1.7532 Saluran Tidak Aman
0+020 – 0+045 0.954 m3/dt 1.1210 1.4996 1.7532 Saluran Tidak Aman
0+045 – 0+250 0.701 m3/dt 1.1210 1.4996 1.7532 Saluran Tidak Aman
3
0+250 – 0+300 0.259 m /dt 1.1210 1.4996 1.7532 Saluran Tidak Aman
0+300 – 0+383 0.512 m3/dt 1.1210 1.4996 1.7532 Saluran Tidak Aman
S.7 0+000 – 0+040 0.443 m3/dt 0.1247 0.1669 0.1951 Saluran Aman
0+040 – 0+070 0.563 m /dt
3
0.1247 0.1669 0.1951 Saluran Aman
3
0+070 – 0+102 1.167 m /dt 0.1247 0.1669 0.1951 Saluran Aman
S.8 0+000 – 0+045 0.200 m3/dt 0.1981 0.2650 0.3099 Saluran Tidak Aman
0+045 – 0+075 0.352 m3/dt 0.1981 0.2650 0.3099 Saluran Aman
0+075 – 0+102 0.385 m /dt
3
0.1981 0.2650 0.3099 Saluran Aman
(Hasil Perhitungan)

d. Perencanaan Dimensi Saluran Drainase


Setelah peneliti melakukan analisis debit banjir rencana dan kapasitas
saluran eksistingterdapat beberapa saluran yang tidak aman yaitu pada
saluran S.5, S.6, dan S.8 sehingga perlu dilakukan redesaintehadap
86

dimensi saluran tersebut. Dengan mengetahui debit banjir rencana dapat


direncanakan dimensi saluran yang ekonomis sebagai berikut (dengan
asumsi saluran berbentuk persegi). Berikut ini merupakan perhitungan
dimensi saluran paling ekonomis.

Gambar 17. Rencana Saluran Ekonomis (Agus Musodik,2020)

Tabel 58. Debit Banjir Rencana S.5


Qr
L t1 t2 S n
2 5 10
0.383 km 61.528 60.859 0.175 0.03 1.3187 1.7640 2.0623
(Hasil Perhitungan)
Keterangan:
L = Panjang Saluran (m)
t1 = Elevasi Awal (mdpl)
t2 = Elevasi Akhir (mdpl)
n = Koefisien Manning (Pasangan Batu)
Qr = Debit Banjir Rencana (m3/dtk)

Perencanaan saluran drainase S.5 dengan kala ulang 10 tahun :


a)) Menghitung tinggi muka air (h)
h
2 R=
A=2h 2
1
V = ( R)2/ 3 (S )1/2
n
Q= A×V
1 h
Q=2 h2 × ( )2 /3 (S )1/ 2
n 2
87

1 h
2. 0623=2 h2× ×( )2/3 ×(0. 175 )1 /2
0 . 03 2
2/3
2 , 0623×0 , 03×2
h8 /3 =
2×√ 0 .175
0 . 098
h8 /3 =
0 .84
3/8
h=0,117
h = 0.45 m

b)) Menghitung lebar dasar saluran (b)


b=2×h
b=2×0 . 45
b = 0.90 m

c)) Menghitung tinggi jagaan (w)


1
w= ×h
3
1
w= ×0 . 45
3
w = 0.15 m

d)) Menghitung luas penampang basah (A)


A=bxh
A = 0.90 x 0.45
A = 0.405 m2

e)) Menghitung keliling basah saluran (P)


P = b x 2h
P = 0.90 x (2 x 0.45)
P = 0.81 m

Berikut ini hasil perhitungan dimensi saluran ekonomis untuk saluran


drainase S.5, S.6 dan S.8.
Tabel 59. Rekapitulasi Perhitungan Dimensi Saluran Ekonomis
Saluran L S Debit Banjir Rencana Dimensi Saluran Rencana
88

(Qr)
2 5 10 h b w A P
S.5 383 m 0.17 1.3187 1.7640 2.0623 0.40
0.45 0.90 0.15 0.81
5 5
S.6 383 m 0.17 1.1210 0.84 0.35
4 1.4996 1.7532 0.42 0.14 0.71
6
S.8 45 m 0.00 0.1981 0.71 0.25
1 0.2650 0.3099 0.36 0.12 0.51
4
(Hasil Perhitungan)
Keterangan:
L = Panjang saluran (m)
S = Kemiringan saluran (%)
Qr = Debit banjir rencana (m3/dtk)
h = Tinggi muka air (m)
w = Tinggi jagaan (m)
A = Luas penampang basah (m2)
P = Keliling penampang bassah (m)

C. Pembahasan
Pada analisis kapasitas saluran drainase diatas menggunakan data curah
hujan 10 tahun terakhir dengan analisa frekuensi hujan menggunakan metode
distribusi Log Pearson III untuk mendapatkan curah hujan rencana tiap
tahun.Perhitungan debit banjir rencana pada analisis saluran drainasenya
menggunakan metode rasional karena luas daerah yang kurang dari 3 km2.
Metode ini juga mudah digunakan karena hanya mempertimbangkan nilai
koefisien limpasan lahan, intensitas hujan dan luas daerah aliran, karena nilai
dari waktu konsentrasi pada tiap saluran untuk mencari intensitas hujan
rancangan dapat ditentukan dengan mudah.
Evaluasi kapasitas saluran drainase di daerah penelitian dilakukan dengan
pertimbangan perhitungan parameter hujan dan kondisi lahan pada saat
perencanaan saluran drainase. Intensitas hujan rancangan dan penggunaan
lahan mengalami perubahan seiring kondisi saat ini. Hasil perhitungan kapasitas
saluran drainase diatas memperlihatkan bahwa terdapat saluran yang tidak
aman karena debit saluran eksisting (Qs) lebih kecil dari debit banjir rencana (Qr)
89

yaitu pada saluran 5, saluran 6 dan saluran 8 sehingga saluran tesebut perlu
untuk diredesain. Kapasitas saluran tidak aman pada saluran 5 terjadi pada kala
ulang 5 dan 10 tahun. Untuk kapasitas saluran tidak aman saluran 6 terdapat
pada kala ulang 2, 5 dan 10 tahun. Untuk kapasitas tidak aman saluran 8
terdapat pada kala ulang 5 dan 10 tahun. Untuk kapasitas saluran drainase
lainnya sudah aman tetapi kondisinya perlu diperhatikan terutama pada saluran
1, 2, 3 dan 4. Pada saluran tersebut banyak terdapat sedimen yang dapat
mengurangi kapasitas dari saluran itu sendiri sehingga dapat menyebabkan
genangan air di sekitar saluran. Perlu adanya kesadaran masyarakat untuk
perawatan guna menanggulangi terjadinya genangan air disekitar saluran
tersebut. Untuk perhitungan redesain saluran 5,6 dan 8 dapat ditinjau dari debit
banjir rencana dan elevasi saluran yang telah dihitung sebelumnya sehingga
dapat dengan mudah menentukan dimensi saluran ekonomis yang sesuai
dengan debit rencananya.

Anda mungkin juga menyukai