Pada tugas besar drainase perkotaan ini, lokasi yang diambil sebagai lokasi
perencanaan drainase adalah kompleks perumahan yang terletak di Kota Kupang,
Kelurahan Lasiana, (Kompleks Perumahan dan Panti Asuhan Sonaf Manekan). Lokasi ini
merupakan lokasi yang belum memiliki drainase sehingga dipilih untuk di rencanakan
drainase yang layak, sehingga meminimalisir terjadinya banjir ataupun tergenangnya air
di musim hujan pada saat sudah padat penduduk.
Lokasi ini memiliki luas wilayah sebesar 3,92 Ha dan sampai dengan maret 2021
terdapat ± 120 bangunan yang dibangun di lokasi ini. Berikut adalah gambaran lokasi
yang di ambil :
47
Gambar 4.3 Lay Out Drainase
(Sumber : Data Perencanaan)
Untuk perencanaan saluran drainase dilakukan analisis terhadap data curah hujan
harian maksimum, yaitu data curah hujan yang paling tinggi untuk tahun tertentu.
Pengolahan dan analisa data dilakukan terhadap data curah hujan harian maksimum
sebanyak 10 tahun terakhir yang di ambil dari tahun 2009 sampai dengan 2018.
Berikut adalah data hujan yang di rekap dari stasiun buamata :
48
Dari tabel 4.1 diatas maka dilanjutkan dengan perhitungan parameter
statistik sebelum menentukan jenis distribusi yang cocok untuk perhitungan data
curah hujan.
1. Parameter Statistik
Perhitungan parameter statistik dilakukan sebelum perhitungan
dispersi.
Parameter statisik adalah(Xi–̅),(Xi–̅)2,(Xi–̅)3,(Xi–̅)4 dimana :
Xi = Besarnya curah hujan daerah (mm)
̅ = Rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm)
HUJAN RACANGAN
PARAMETER STATISTIK
No Tahun Xi(mm) Xi-X (Xi-X)2(mm) (Xi-X)3(mm) (Xi-X)4(mm)
1 2018 95 -55 3025 -166375 9150625
2 2017 180 30 900 27000 810000
3 2016 175 25 625 15625 390625
4 2015 170 20 400 8000 160000
5 2014 150 0 0 0 0
6 2013 130 -20 400 -8000 160000
7 2012 150 0 0 0 0
8 2011 100 -50 2500 -125000 6250000
9 2010 180 30 900 27000 810000
10 2009 170 20 400 8000 160000
Jumlah 1500 0 9150 -213750 17891250
Rata-rata(X) 150
n 10
(Sumber : hasil perhitungan)
Standar Deviasi :
∑ ̅
√ 31,8852
49
Koefisien Swekness :
∑ ̅
-0,9158
Pengukuran Kurtosis :
∑ ̅
3,4344
Koefisien Variasi :
̅ 0,2126
No Dispersi Hasil
1 Sd 31,88521
2 Cs -0,91581
3 Ck 3,43442
4 Cv 0,21257
(Sumber : Hasil Perhitungan)
xS
Dengan menggunakan formula di atas, didapat hasil distribusi Ej Gumbel yang
disajikan pada tabel di bawah ini :
no Periode Xrt S Yt Yn Sn Kr XT
1 5 150,000 31,88521 1,4999 0,5157 1,0316 0,954052 180,4201
2 10 150,000 31,88521078 2,2502 0,5157 1,0316 2,379314 225,8649
3 20 150,000 31,88521078 2,9702 0,5157 1,0316 2,60062 232,9213
4 25 150,000 31,88521078 3,1985 0,5157 1,0316 3,282474 254,6624
5 50 150,000 31,88521078 3,9019 0,5157 1,0316 3,959287 276,2427
6 100 150,000 31,88521078 4,6001 0,5157 1,0316 4,100197 280,7356
(Sumber : Hasil Perhitungan)
50
Dimana :
S = standar deviasi
250
200
150
100
50
0
0 20 40 60 80 100 120
51
Kecocokan atau penyimpangan ini diuji dengan 2 metode pengujian, yaitu :
1. Chi Square
a. Data Diurutkan Dari Yang Terkecil
Nilai Xi diambil dari nilai curah hujan maksimum dari tahun 2009 –
2018.
Tabel 4.6. data curah hujan maksimum dari yang terkecil hingga terbesar
Tahun Xi
2009 95
2016 100
2014 130
2013 150
2015 150
2018 170
2012 170
2017 180
2011 175
2010 180
(sumber : hasil perhitungan)
52
DK = 4
f. Menghitung Ef
Ef = n/K
Ef = 10/5
Ef = 2
g. Menghitung Chi Kuadrat
(EF - ((EF -
Kelas Interval EF OF OF) OF)^2)/EF
1 95,0000 < Xi < 113,000 2,5 2 0,5 0,10
2 113,000 < Xi < 131,000 2,5 1 1,5 0,90
3 131,000 < Xi < 149,000 2,5 1 1,5 0,90
4 149,000 < Xi < 167,000 2,5 2 0,5 0,10
167,000 < Xi < 185,000 2,5 4 -1,5 0,90
S 12,5 10 2,5 2,90
(sumber : hasil perhitungan)
Dari tabel nilai kritis untuk distribusi Chi Kuadrat dengan derajat
kebebasan 4 dan a = 5% diperoleh nilai kritis 9,488, sehingga 10 > 9,488
yang artinya pemilihan distribusi dapat diterima.
2. Smirnov Kolmogrof
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorof sering juga disebut uji kecocokan
non parametrik (non parametrik test) karena pengujiannya tidak
menggunakan fungsi distribusi tertentu.
53
4.4. Perhitungan Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi (Tc) adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari
titik yang paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan di bagian hilir
suatu saluran.
Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus dibawah ini :
[ ]
√
Dimana:
tc : Waktu konsentrasi (jam)
t0 : Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir kesaluran terdekat (menit)
td : Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir disepanjang saluran
L : Panjang lintasan aliran diatas permukaan lahan (m)
Ls : Panjang lintasan aliran di dalam saluran (m)
n : Angka kekasaran Manning
V : Kecepatan aliran dalam saluran (m/det)
S : Kemiringan lahan
Saluran yang digunakan dalam perencanaan adalah beton halus dengan
sambungan baik dan rata, maka koefisien manning yang digunakan adalah C = 0,014.
Berikut adalah hasil perhitungan waktu konsentrasi yang di masukan kedalam
tabel di bawah ini :
54
4.5. Perhitungan debit banjir rancangan dan debit limpasan
1. Koefisien pengaliran
Koefisien ini menggambarkan keadaan permukaan DAS yang menunjukkan ada
tidaknya tanaman yang dapat menyerap air ke dalam tanah. Koefisien pengaliran
merupakan perbandingan komponen berikut.
Pada DAS yang akan direncanakan ini terdiri dari berbagai penggunaanlahan
dengan koefisien yang berbeda-beda, sehingga penentuan nilai C dengan persamaan
berikut.
A1C1 A 2 C 2 ... A n C n
Cw
A1 A 2 ... A n
Dimana :
Cw = Koefisien pengaliran gabungan
A1, A2, An = Bagian luas DAS sebanyak n buah dengan tata guna
lahan yang berbeda
Tabel menunjukkan data tata guna lahan berdasarkan hasil observasi dan
koefisien pengaliran dari wilayah atau petak A yang akan direncanakan. Koefisien
pengaliran untuk petak lainnya dilihat pada Tabel berikut :
55
Besarnya koefisien pengaliran ( Cw ) dihitung sebagai berikut.
3,56 0,60 0,25 0,13 0,72 0,25 0,82 0,80
Cw =
3,56 0,25 0,72 0,82
3,00
=
5,35
= 0,56
Zona
Tata Guna Lahan A B C D E F G H
Ai (Ha) Ci Ai (Ha) Ci Ai (Ha) Ci Ai (Ha) Ci Ai (Ha) Ci Ai (Ha) Ci Ai (Ha) Ci Ai (Ha) Ci
Perumahan,
0,22 0,53 0,60 0,24 0,60
tergabung 0,60 0,63 0,60 0,7 0,60 0,43 0,60 0,32 0,60 0,015 0,60
Halaman ( datar) 0,02 0,01 0,13 0,015 0,13
0,13 0,1 0,13 0,02 0,13 0,21 0,13 0,21 0,13 0,21 0,13
Halaman Kosong 0,24 0,03 0,25 0,02 0,25
0,25 0,30 0,25 0,08 0,25 0,54 0,25 0,46 0,25 0,54 0,25
Jalan Beraspal 0,18 0,14 0,8 0,15 0,80
0,80 0,013 0,80 0,15 0,80 0,2 0,80 0,2 0,80 0,2 0,80
Jumlah 0,66 0,51 0,71 0,62 0,425 0,64 1,04 0,46
0,95 0,59 1,38 0,42 1,19 0,42 0,965 0,34
(sumber : hasil analisa)
2. Intensitas Hujan
Intensitas hujan dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe.
2
R 24 3
I 24
24 t
Dimana :
= 46,94 mm/jam
56
Tabel 4.12 tabel intensitas curah hujan
Intensitas
No Saluran R24 tc
(mm/jam)
1 SP1 201 0,31 153,06
2 SP2 201 0,10 325,72
3 SS1 201 0,06 476,47
4 SS2 201 0,04 563,12
5 SS3 201 0,11 296,64
6 SS4 201 0,08 372,08
7 SS5 201 0,12 284,97
8 ST1 201 0,08 380,94
9 ST2 201 0,08 389,06
10 ST3 201 0,10 326,66
11 ST4 201 0,13 264,95
12 ST5 201 0,03 812,71
(sumber : hasil analisa)
57
Tabel 4.13 Perhitungan Debit Banjir Puncak
Q
No. Saluran A (M2) Cw I (m/jam)
(m3/det)
1 SP1 660 0,51 0,153 0,014
2 SP2 1.380 0,42 0,326 0,053
3 SS1 - 0,51 0,476 0,000
4 SS2 - 0,62 0,563 0,000
5 SS3 - 0,64 0,297 0,000
6 SS4 - 0,42 0,372 0,000
7 SS5 - 0,59 0,285 0,000
8 ST1 710 0,62 0,381 0,046
9 ST2 425 0,64 0,389 0,029
10 ST3 950 0,59 0,327 0,051
11 ST4 1.043 0,42 0,265 0,032
12 ST5 1.190 0,42 0,813 0,112
`(Sumber : Hasil Perhitungan)
Dimana :
58
P0 = 101 x 4 = 404 jiwa , dan rasio penambahan jumlah jiwa rata-rata
adalah q = 0,05%
Jumlah
Jumlah air
Jenis Luas Catchment Pendudu Air limbah yang Qlimbah
rata-rata FP
Saluran area (km2) k dihasilkan (%) (m3/det)
(m3/det)
(orang)
Primer 1 0,7 28 0,0000025 5 0,7 0,000250
Primer 2 1,4 40 0,0000025 5 0,7 0,000356
Sekunder 1 0,0 24 0,0000025 5 0,7 0,000214
Sekunder 2 0,0 32 0,0000025 5 0,7 0,000285
Sekunder 3 0,0 40 0,0000025 5 0,7 0,000356
Sekunder 4 0,0 40 0,0000025 5 0,7 0,000356
Sekunder 5 0,0 48 0,0000025 5 0,7 0,000428
Tersier 1 0,7 56 0,0000025 5 0,7 0,000499
Tersier 2 0,4 72 0,0000025 5 0,7 0,000642
Tersier 3 1,0 48 0,0000025 5 0,7 0,000428
Tersier 4 1,0 40 0,0000025 5 0,7 0,000356
Tersier 5 1,2 32 0,0000025 5 0,7 0,000285
(sumber : hasil perhitungan)
59
Tabel 4.15 Rekapitulasi Debit Rencana
Panjang
area Intensit Debit Aliran M3/det
Saluran Saluran Cw
(km2) as (i)
(m)
Qbanjir Qlimbah Qtotal
Primer 1 660,00 120,00 153,06 0,51 0,014 0,000250 0,0146
Primer 2 1380,00 90,00 306,01 0,42 0,049 0,000356 0,0497
Sekunder 1 0,00 70,00 433,70 0,51 0,000 0,000214 0,0002
Sekunder 2 0,00 70,00 553,90 0,62 0,000 0,000285 0,0003
Sekunder 3 0,00 82,00 303,04 0,64 0,000 0,000356 0,0004
Sekunder 4 0,00 108,00 387,85 0,42 0,000 0,000356 0,0004
Sekunder 5 0,00 102,00 284,97 0,59 0,000 0,000428 0,0004
Tersier 1 710,00 106,00 362,70 0,62 0,044 0,000499 0,0447
Tersier 2 425,00 83,00 438,29 0,64 0,033 0,000642 0,0336
Tersier 3 950,00 83,00 365,44 0,59 0,057 0,000428 0,0575
Tersier 4 1043,00 79,00 454,26 0,42 0,055 0,000356 0,0557
Tersier 5 1190,00 40,00 669,87 0,42 0,092 0,000285 0,0923
(Sumber : Hasil Perhitungan)
60
6. Perhitungan Dimensi Saluran
Q A V
1 2 1
V R 3 I 2
n
Dimana :
61
Untuk saluran persegi :
b 2h
1
R h
2
Untuk mendapatkan dimensi dari setiap saluran, maka dibuat contoh
perhitungan dimensi untuk saluran 1.1 dan perhitungan dimensi untuk saluran
lainnya ditabulasikan pada Tabel di bawah:
Tabel 4.17 Rekapan Kemiringan Tiap Saluran
Elevasi
Nama Saluran Pajang Saluran (m) Kemiringan (S)%
Awal Akir
Primer 1 120 693,0 688,0 0,042
Primer 2 90 720,0 695,0 0,222
Sekunder 1 70 737,0 694,0 0,429
Sekunder 2 70 804,0 745,0 0,786
Sekunder 3 82 819,0 806,0 0,171
Sekunder 4 108 824,0 802,0 0,241
Sekunder 5 102 790,0 765,0 0,245
Tersier 1 106 744,0 727 0,132
Tersier 2 83 807,0 771 0,687
Tersier 3 83 780,0 760 0,361
Tersier 4 79 820,0 812 0,709
Tersier 5 40 801,0 753 0,550
(sumber : layout drainase perkotaan)
B h A P Rn S V Q Kapasitas Q Total
Saluran n w H (m) KET
(m) (m) (m2) (m) (m) (%) (m/det) (m3/det) (m3/det)
Primer 1 0,45 0,40 0,18 1,25 0,14 0,04 0,014 0,401 0,072 0,015 0,15 0,550 Ok
Primer 2 0,35 0,30 0,11 0,95 0,11 0,28 0,014 0,867 0,091 0,053 0,15 0,450 Ok
Sekunder 1 0,40 0,35 0,14 1,10 0,13 0,61 0,014 1,416 0,198 0,162 0,15 0,500 Ok
Sekunder 2 0,35 0,30 0,11 0,95 0,11 0,84 0,014 1,510 0,159 0,114 0,15 0,450 Ok
Sekunder 3 0,35 0,30 0,11 0,95 0,11 0,16 0,014 0,655 0,069 0,033 0,15 0,450 Ok
Sekunder 4 0,50 0,45 0,23 1,40 0,16 0,20 0,014 0,953 0,214 0,196 0,15 0,600 Ok
Sekunder 5 0,45 0,40 0,18 1,25 0,14 0,25 0,014 0,972 0,175 0,145 0,15 0,550 Ok
Tersier 1 0,35 0,30 0,11 0,95 0,11 0,16 0,014 0,659 0,069 0,047 0,15 0,450 Ok
Tersier 2 0,30 0,25 0,08 0,80 0,09 0,43 0,014 0,971 0,073 0,030 0,15 0,400 Ok
Tersier 3 0,35 0,30 0,11 0,95 0,11 0,24 0,014 0,808 0,085 0,051 0,15 0,450 Ok
Tersier 4 0,45 0,30 0,14 1,05 0,13 0,10 0,014 0,579 0,078 0,033 0,15 0,450 Ok
Tersier 5 0,35 0,30 0,11 0,95 0,11 1,20 0,014 1,802 0,189 0,112 0,15 0,450 Ok
(sumber : hasi perhitungan)
62
4.6. Perencanaan Drainase Berwawasan Lingkungan
Sebelum mencari tahu kedalaman biopori, terlebi dahulu dilakukan analisi untuk
mendapatkan besarnya nilai faktor geometrik (F) yang direncanakan semua dinding
harus permeable dan dasar lubang berbentuk stengah bola, maka :
Dimana :
F = 2,5 meter
Setelah itu mencari banyaknya jumlah lubang resapan yang di butuhkan untuk
meresapkan seluruh debit air hujan :
63
Maka banyaknya lubang :
n = H/1 meter
n = 339,65 / 1
n = 339,65 lubang
keterangan:
n : jumlah LRB
karena lahan pada daerah lokasi tinjauan tidak memadai, maka lubang resapan
biopori direncanakan di sepanjang tepi jalan sebelum masuk ke saluran dengan jalrak
tiap lubang 1 meter. Karena panjang ruas jalan yang ditinjau pada lokasi ini adalah
1.795 meter (1,795 km) maka :
n=
n = 120 m / 1 m
n = 120 lubang
dengan kedalaman setiap lubang 1 meter, maka dapat dihitung debit yang teresap
pada saluran primer adalah :
Q=FxKxN
Q = 0,0053 m3/s
Maka debit yang mengalir di saliran primer dengan adanya lubang resapan
menjadi :
64
Untuk saluran yang lain akan di masukan dalam tabel perhitungan di bawah ini :
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Drainase merupakan bagian penting dalam sistem pengaliran air dalam konstruksi
dan tata ruang. Perencanaan drainase dalam laporan ini berlokasi di Kota Kupang,
Kelurahan Lasiana, (Kompleks Perumahan dan Panti Asuhan Sonaf Manekan). Terdapat
3 saluran yang direncanakan yaitu saluran primer, sekunder dan tersier dan total
keseluruhan adalah 12 saluran. Masing-masing saluran memiliki debit tampungan
rencana yaitu sebagai berikut :
Q dengan
saluran lubang
(m3/det)
Primer 1 0,0053
Primer 2 0,0039
Sekunder 1 0,0031
Sekunder 2 0,0031
Sekunder 3 0,0036
Sekunder 4 0,0047
Sekunder 5 0,0045
Tersier 1 0,0046
Tersier 2 0,0036
Tersier 3 0,0036
Tersier 4 0,0035
Tersier 5 0,0018
Sumber : Hasil Rekapan
Dari debit setiap saluran yang ada, kemudian dihitung dimensi saluran dari masing-
masing saluran yang dapat dilihat pada tabel dimensi salurannya sebagai berikut :
66
Tabel 5.2. Dimensi tiap Saluran
B h
saluran w H (m)
(m) (m)
Primer 1 0,45 0,40 0,15 0,550
Primer 2 0,35 0,30 0,15 0,450
Sekunder 1 0,40 0,35 0,15 0,500
Sekunder 2 0,35 0,30 0,15 0,450
Sekunder 3 0,35 0,30 0,15 0,450
Sekunder 4 0,50 0,45 0,15 0,600
Sekunder 5 0,45 0,40 0,15 0,550
Tersier 1 0,35 0,30 0,15 0,450
Tersier 2 0,30 0,25 0,15 0,400
Tersier 3 0,35 0,30 0,15 0,450
Tersier 4 0,45 0,30 0,15 0,450
Tersier 5 0,35 0,30 0,15 0,450
Sumber : Hasil Rekapan
5.2 SARAN
Berdasarkan survey dan identifikasih masalah serta hasil perhitungan yang
didapatkan, maka saran yang dapat diberikan adalah dalam merealisasikan hasil
perhitungan yang ada sebaiknya mempertimbangkan kondisi lapangan tinjauan. Hal ini
guna untuk kepentingan masyarakat maupun kepentingan terlaksananya realisasi
dilapangan yang baik dan benar.
67