Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN SAL URAN DRAINASE

(Studi Kasus Jalan Siliwangi Kota Sukabumi)

Nisa Aprilia 1, Abadila Isnaini SP 2 , M. Thariq Arfianto 3 , M. Rizqi Firdaus 4 ,


M. Faisal Zufar 5

1,2,3,4,5
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah
Sukabumi
Jl. R. Syamsudin, S.H. No. 50, Cikole, Kee. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat
43113

ABSTRAK

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.


Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga
lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Tujuan dari penelitian
ini untuk merencanaan Dimensi Drainase di Jalan Dewi Sartika Kota Sukabumi. Data
atau informasi yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik Kota Sukabumi dan data primer diperoleh dari survey langsung di lapangan.
Metode pengolahan data menggunakan perhitungan secara manual sesuai dengan metode
rasional untuk menghitung Debit Banjir, dan rumus manning untuk Kecepatan
saluran. Setelah dilakukan perhitungan debit banjir periode ulang 10 tahun maka dimensi
saluran O-ditch berdiameter 45 cm sudah aman terhadap periode ulang 10 tahun.

Kata Kunci: Perencanaan Drainase, Debit Banjir, Kecepatan Saluran, Dimensi


Saluran, Metode Rasional.

1|PERENCANAAN SALURAN DRAINASE/KELOMPOK 4


1. PENDAHULUAN
Saluran drainase adalah sebuah sistem yang dibuat untuk menangani
persoalan kelebihan air, baik kelebihan air yang berada diatas permukaan tanah
maupun air berada dibawah permukaaan tanah. Semakin berkembangnya suatu daerah,
lahan kosong untuk meresapkan air secara alami akan semakin berkurang. Permukaan
tanah tertutup oleh beton dan aspal, hal ini akan menambah kelebihan air yang tidak
terbuang. Kelebihan air ini jika tidak dapat dialirkan akan menyebabkan genangan.
Dalam perencanaan saluran drainase harus memperhatikan tata guna lahan daerah
tangkapan air saluran drainase yang bertujuan menjaga wilayah sekitar drainase tetap
kering walaupun terjadi kelebihan air, sehingga air permukaan tetap terkontrol dan tidak
mengganggu masyarakat.
Dalam pembahasan lebih lanjut akan dititik beratkan pada drainase perkotaan sebab
drainase lebih komplek terdapat pada wilayah perkotaan. Genangan akan mengganggu
masyarakat dalam melakukan aktivitas perekonomian. Banjir atau genangan yang
terjadi bisa disebabkan oleh beberapaf faktor, tapi yang lebih dominan biasanya
adalah akibat perubahan tata guna lahan dan dimensi saluran drainase yang tidak
memnuhi syarat. Jika masalah genangan tersebut tidak teratasi, maka dapat
memungkinkan terjadi bencana yang lebih besar hingga merugikan masyarakat
setempat baik harta benda maupun nyawa.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Teknik Pengumpulan Data
Berdasrkan teknik pengumpulan datanya, penelitian yang akan dilakukan
menggunakan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder. Untuk lebih
jelasnya berikut uraian pengambilan data:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung dilapangan, dalam hal ini
adalah ada titik/ordinat saluran, titik koefisien daerah pengaliran.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil dari data yang sudah ada, dalam
penelitian ini data sekunder yang dimaksud adalah data curah hujan yang diambil dari
Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi.

2|PERENCANAAN SALURAN DRAINASE/KELOMPOK 4


2.2 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data terdiri dari analisa Hidrologi dan analisa Hidrolika yaitu
sebagai berikut:
1. Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi yang dilakukan adalah untuk mengetahui besaran banjir kala
ulang yang terjadi pada kawasan genangan tersebut. Dengan urutan sebagai berikut:
• Mempersiapkan data hujan maksimum tahunan
• Melakukan analisis frekuensi
• Menetukan intensitas hujan
• Menghitung nilai koefisien dan luasan daerah pengaliran
• Menghitung banjir rancangan
2. Analisa Hidrolika
Analisa hidrolika terkait dengan pola aliran dan dimensi dari saluran drainase itu sendiri,
artinya dengan besaran banjir yang sudah dihitung pada analisa hidrologi, maka dimensi
saluran bisa direncanakan.

2.3 Bagan Alir Penelitian


Dalam penelitian ini dilaksanakan tahapan-tahapan mulai dari awal sampai
selesai seperti yang ada dalam gamabar dibawah ini.

3|PERENCANAAN SALURAN DRAINASE/KELOMPOK 4


Gambar 2.1 Bagan Alir Penelitian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Kondisi Kawasan Daerah Pengaliran
Data kondisi kawasan daerah pengaliran yang diperoleh dari lapangan yang diambil
menggunakan GPS Waypoints dan Elevasi diambil menggunakan aplikasi Altimeter
adalah sebagai berikut:
1. Panjang saluran drainase = 1400 m = 1,4 km

Gambar 3.1 Panjang Saluran Drainase Dewi Sartika, Kota Sukabumi

4|PERENCANAAN SALURAN DRAINASE/KELOMPOK 4


2. J enis saluran drainase = drainase saluran tertutup type O-ditch
3. Dimensi saluran drainase = 65 cm (diameter dalam)
= 5 cm (tebal beton)

Gambar 3.2 Dimensi Saluran Drainase Type O-ditch

4. Elevasi hulu saluran drainase = 635 msl


5. Elevasi hilir saluran drainase = 689 msl

𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 ℎ𝑢𝑙𝑢−𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟


6. Kelandaian/Kemiringan saluran drainase (S) = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛 𝑑𝑟𝑎𝑖𝑛𝑎𝑠𝑒
635−689
= 1,400

= 0,038
Kondisi tata guna lahan di kawasan daerah pengaliran terdiri dari Perkerasan aspal,
Bahu jalan, Perumahan kerapatan sedang, dan dataran yang ditanami. Berdasarkan
peta tata guna lahan yang ada, kawasan daerah pengaliran dapat dikelompokkan
kedalam beberapa penggunaan lahan yang luas masing-masing lahan adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tata Guna Lahan Kawasan Daerah Pengaliran


Lebar Panjang Luas
No Jenis Penutup Lahan
(km) (km) (km2)
1 Aspal 0.0070 1.4 0.0098
2 Bahu jalan 0.0013 1.4 0.00182
Total 0.0083 2.8 0.01162

3.2 Analisis Data Hidrologi


Untuk mengetahui besamya curah hujan maksimum di kawasan daerah pengaliran
jalan dewi sartika diperlukan data curah hujan harian selama beberapa tahun terakhir

5|PERENCANAAN SALURAN DRAINASE/KELOMPOK 4


pada stasiun hujan terdekat. Data hujan yang digunakan diperoleh darl Badan Pusat
Statistik Kota Sukabumi, yang merupakan data curah hujan harian selama 10 tahun (2012-
2021) dari stasiun pengamatan ciaul.
Data curah hujan yang diperoleh terlebih dahulu dianalisis untuk
mendapatkan data curah hujan maksimum. Penentuan data curah hujan maksimum harian
ini dilakukan dengan cara memilih hujan tertinggi di tahun 2012-2021. Data curah hujan
yang digunakan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Data Hujan Maksimum Tahunan Stasiun Pengamatan Ciaul


Data Curah Hujan Maksimum
Tahun (Hujan dalam mm)
Bulan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Januari 8 9.00 13.00 25.00 6.00 10.00 22 50.00 45.00 18.00
Februari 36 39.00 5.00 21.00 6.00 11.00 35 105.00 45.00 48.00
Maret 11 12.00 13.00 23.00 18.00 10.00 28 45.00 65.00 38.00
April 16 11.00 12.00 8.00 18.00 74.00 32 65.00 33.00 38.00
Mei 17 16.00 14.00 5.00 16.00 41.00 31 75.00 36.00 48.00
Juni 15 13.00 8.00 7.00 11.00 46.00 25 15.00 18.00 84.00
Juli 10 10.00 8.00 4.00 15.00 7.00 11 11.00 18.00 18.00
Agustus 61 12.00 90.00 3.00 13.00 10.00 21 5.00 16.00 18.00
September 8 5.00 2.00 2.00 12.00 86.00 25 18.00 38.00 38.00
Oktober 20 10.00 39.00 13.00 11.00 86.00 35 35.00 45.00 38.00
November 50 8.00 96.00 11.00 16.00 120.00 55 35.00 18.00 138.00
Desember 40 11.00 72.00 13.00 13.00 120.00 51 85.00 48.00 48.00
Jumlah 292.00 156.00 372.00 135.00 155.00 621.00 372.50 544.00 425.00 572.00
Curah Hujan
61.00 39.00 96.00 25.00 18.00 120.00 55.25 105.00 65.00 138.00
Maksimum

3.3 Analisis Frekuensi Hujan Rencana


1. Analisis statistik
Dalam analisis statistik data, terdapat parameter-parameter yang akan
membantu dalam menentukanjenis sebaran yang tepat dalam menghitung besamya hujan
rencana. Analisis parameter statistik yang digunakan dalam analisis data hidrologi
yaitu: central tendency (mean), simpangan baku (standar deviasi), koefisien variasi,
koefisien skewness, dan koefisien puncak (kurtosis). Dari perhitungan statistik data
hujan maksimum menggunakan beberapa metode maka diperoleh parameter statistik
sebagai berikut:
• Metode Gumble Tipe I
- Metode perhitungan curah hujan rancangan

Tabel 3.3 Perhitungan Curah Hujan Rancangan Dengan Menggunakan

6|PERENCANAAN SALURAN DRAINASE/KELOMPOK 4


Distribusi Gumble Tipe I

(Xi- (Xi- (Xi-


No. Tahun Xterurut (Xi-Xrerata)4
Xrerata) Xrerata)2 Xrerata)3
1 2021 138.00 65.78 4326.35 284565.71 18717309.73
2 2017 120.00 47.78 2282.45 109044.08 5209580.86
3 2019 105.00 32.78 1074.20 35206.93 1153906.98
4 2014 96.00 23.78 565.25 13438.83 319508.27
5 2020 65.00 -7.22 52.20 -377.15 2724.91
6 2012 61.00 -11.23 126.00 -1414.36 15876.16
7 2018 55.25 -16.98 288.15 -4891.36 83030.78
8 2013 39.00 -33.23 1103.90 -36677.10 1218596.59
9 2015 25.00 -47.23 2230.20 -105321.22 4973794.83
10 2016 18.00 -54.23 2940.35 -159440.51 8645661.80
Jumlah 722.25 0.00 14989.06 134133.85 40339990.90

Perhitungan:
Jumlah data ( n) = 10

Nilai rata-rata (Xrerata) = 72,23

Standar deviasi (S d) = 40,81


Koevisien variasi (Cv) = 0,57

Koevisien kurtosis (Ck ) = 2,89

Koefisien kepencengan (Cs) = 0,27

- Nilai ekstrim distribusi

Tabel 3.4 Nilai Ekstrim Distribusi Gumble Tipe I

T YT Sd Yn Sn K X (mm)
2 0.37 40.81 0.50 0.95 -0.14 66.69
5 1.50 40.81 0.50 0.95 1.06 115.40
10 2.25 40.81 0.50 0.95 1.85 147.65
20 2.97 40.81 0.50 0.95 2.61 178.59
25 3.20 40.81 0.50 0.95 2.85 188.40
50 3.90 40.81 0.50 0.95 3.59 218.63
100 4.60 40.81 0.50 0.95 4.32 248.64
Keterangan : nilai Yn dan Sn didapatkan dari tabel

• Metode Log Person III


- Metode perhitungan curah hujan rancangan

Tabel 3.5 Perhitungan Curah Hujan Rancangan Dengan Menggunakan Distribusi Log
Pearson III

7|PERENCANAAN SALURAN DRAINASE/KELOMPOK 4


(Log Xi- (Log Xi- (Log Xi-
(Log Xi-
No. Tahun Xterurut Log Xi rerata Log rerata Log rerata Log
rerata Log x)
x)2 x)3 x)4
1 2021 138.00 2.14 0.36 0.13 0.05 0.02
2 2017 120.00 2.08 0.30 0.09 0.03 0.01
3 2019 105.00 2.02 0.24 0.06 0.01 0.00
4 2014 96.00 1.98 0.20 0.04 0.01 0.00
5 2020 65.00 1.81 0.03 0.00 0.00 0.00
6 2012 61.00 1.79 0.00 0.00 0.00 0.00
7 2018 55.25 1.74 -0.04 0.00 0.00 0.00
8 2013 39.00 1.59 -0.19 0.04 -0.01 0.00
9 2015 25.00 1.40 -0.38 0.15 -0.06 0.02
10 2016 18.00 1.26 -0.53 0.28 -0.15 0.08
Jumlah 722.25 17.81 0.00 0.78 -0.11 0.13

Perhitungan:

Jumlah data (n) = 10

Nilai rata-rata Log X (Log Xrerata) = 1,78

Standar deviasi (SdLogX) = 0,29

Koevisien variasi (Cv) = 0,17

Koevisien kurtosis (Ck) = 3,42

Koefisien kepencengan ( C s) = -0 ,6 2

Tabel 3.6 Nilai Ekstrim Distribusi Log Person III

T K Sd Log X Log X X (mm)


2 0.102 0.29 1.78 64.68
5 0.857 0.29 1.78 107.81
10 1.192 0.29 1.78 135.2
20 1.403 0.29 1.78 155.95
25 1.508 0.29 1.78 167.5
50 1.692 0.29 1.78 189.65
100 1.843 0.29 1.78 210.13
Keterangan : nilai Kt didapat dari tabel

• Metode Normal
- Metode perhitungan curah hujan rancangan

Tabel 3.7 Perhitungan Curah Hujan Rancangan Dengan Menggunakan Distribusi


Normal

8|PERENCANAAN SALURAN DRAINASE/KELOMPOK 4


No. Tahun Xterurut (Xi-Xrerata) (Xi-Xrerata)2 (Xi-Xrerata)3 (Xi-Xrerata)4
1 2021 138.00 65.78 4326.35 284565.71 18717309.73
2 2017 120.00 47.78 2282.45 109044.08 5209580.86
3 2019 105.00 32.78 1074.20 35206.93 1153906.98
4 2014 96.00 23.78 565.25 13438.83 319508.27
5 2020 65.00 -7.22 52.20 -377.15 2724.91
6 2012 61.00 -11.23 126.00 -1414.36 15876.16
7 2018 55.25 -16.98 288.15 -4891.36 83030.78
8 2013 39.00 -33.23 1103.90 -36677.10 1218596.59
9 2015 25.00 -47.23 2230.20 -105321.22 4973794.83
10 2016 18.00 -54.23 2940.35 -159440.51 8645661.80
Jumlah 722.25 0.00 14989.06 134133.85 40339990.90

Jumlah data (n) = 10.00


Nilai rat-rata (X) = 72.23
Standar deviasi (Sd) = 40.81
Koevisien Variasi (Cv) = 0.57
Koevisien Kurtosis (Ck) = 2.89
Koefisien Kepencengan (Cs) = 0.27

- Nilai ekstrim distribusi


Tabel 3.8 Nilai Ekstrim Distribusi Normal

T K X S XT/mm
2 0.00 72.23 40.81 72.23
5 0.84 72.23 40.81 106.51
10 1.28 72.23 40.81 124.46
20 1.64 72.23 40.81 139.15
25 2.85 72.23 40.81 188.53
50 3.59 72.23 40.81 218.63
100 4.32 72.23 40.81 248.64

• Penentuan Jenis Sebaran


Untuk menentukan distribusi yang tepat dalam menghitung curah hujan rencana
dengan periode ulang t tahun, maka perlu diperhatikan syarat-syarat pada tabel:

Tabel 3.8 Syarat Parameter Statistik Distribusi

9|PERENCANAAN SALURAN DRAINASE/KELOMPOK 4


Maka berdasarkan hasil perhitungan nilai C, dan C, jenis sebaran menggunakan
Meotde Log Pearson III.
2. Uji kecocokan Chi-Square
Dari distribusi yang telah diketahui, maka dilakukan uji statistik untuk mengetahui
kesesuaian distribusi yang dipilih dengan hasil empiris. Pada penelitian ini, uji statistik
dilakukan dengan metode Chi-Square yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.9 Interval Distribusi Curah Hujan Log Pearson III

No. Tahun Xterurut


1 2021 138
2 2017 120
3 2019 105
4 2014 96
5 2020 65
6 2012 61
7 2018 55.21
8 2013 39
9 2015 25
10 2016 18

Jumlah data Jumlah = 10


Jumlah kelas (K) =4
Derajat kebebasan (dk) =1
Nilai kritis = 3,841
Kelas distibusi = 20%
= 40%
= 60%
= 80%
= 100%
Probabilitas (Px) 25% =5
Probabilitas (Px) 50% = 2,5
Probabilitas (Px) 75% = 1,67
Probabilitas (Px) 100% = 1,25
Sehingga menghasilkan nilai ekstream distribusi Log Pearson III sebagai berikut:

10 | P E R E N C A N A A N S A L U R A N D R A I N A S E / K E L O M P O K 4
Tabel 3.10 Interval Nilai Ekstrim Distribusi Log Person III

Log
T Kt SdLog X X (mm)
XRerata
5 0.86 0.29 1.78 107.81
2.5 0.440 0.29 1.78 81.31
1.67 0.267 0.29 1.78 72.33
1.25 0.145 0.29 1.78 66.56

Sehingga dapat diperoleh nilai hitung untuk X adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11 Perhitungan Nilai X untuk uji chi-square

Kelas Interval Ei Oi Ei-Oi X


1 >107,81 2 2 0 0
2 81.31 - 107.81 2 2 0 0
3 71.33 - 81.31 2 0 2 2
4 66.56-72.33 2 0 2 2
5 <66.56 2 6 -4 4
Jumlah 8

Maka dapat disimpulkan dikarenakan nilai X2 > Xkritis maka metode distribusi Log
Pearson III kurang cocok untuk digunakan.

3.4 Waktu Konsentrasi


Waktu konsentrasi digunakan untuk menentukan lamanya air hujan mengalir dari
hulu kawasan pengaliran hingga ketempat keluaran perencanaan drainase. Waktu
konsentrasi (tc) dihitung dengan menggunakan rurnus Kirpich (1940) pada Persamaan:
tc = (3,97 x L0,77) x (S-0,385)
= (3,97 x (0,2)0,77) x (0,045-0,385)
= 3,79 ≈ 4 menit
Berdasarkan data panjang dan kemiringan drainase rencana sebelurnnya, diperoleh nilai
waktu konsentrasi sebesar 4 menit. Hal ini berarti bahwa waktu yang diperlukan
oleh air hujan untuk mengalir dari titik terjauh (hulu) sampai ke tempat keluaran drainase
(hilir) sebesar 0,065 jam. Durasi hujan yang sering dikaitkan dengan waktu konsentrasi
sehingga sangat berpengaruh pada besamya debit yang masuk kesaluran. Hal ini
menunjukkan bahwa durasi hujan dengan intensitas tertentu sama dengan waktu
konsentrasi dapat terpenuhi sehingga metode rasional layak digunakan.

11 | P E R E N C A N A A N S A L U R A N D R A I N A S E / K E L O M P O K 4
3.5 Intensitas Curah Hujan
Untuk mendapatkan intensitas hujan dalam periode 1 jam dari data curah hujan
harian maksimum digunakan persamaan:
I = (R24/24) x (24/t)2/3
= (135,20 mm/24) x (24/0,065)2/3
= 289,93 mm/jam
Hal ini disebabkan karena data curah hujanjangka pendek tidak tersedia, yang ada Cuma
data curah hujan harian, maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus Mononobe
pada persamaan diatas sesuai dengan persyaratan Loebis (1992) bahwa intensitas hujan
(mm/jam) dapat diturunkan dari data hujan harian empiris menggunakan metode
Mononobe. Hasil analisis ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.12 Intensitas Curah Hujan

t (jam) 2 5 10 20 25 50 100
0.010 483.07 805.22 1009.80 1164.82 1251.04 1416.48 1569.43
0.020 304.31 507.25 636.14 733.79 788.11 892.33 988.68
0.030 232.23 387.11 585.46 559.99 601.44 680.90 754.50
0.040 191.70 319.55 400.74 462.26 496.48 562.13 622.83
0.050 165.21 275.38 345.35 398.36 427.85 484.43 536.74
0.060 246.30 243.86 305.82 352.77 378.88 428.99 475.31
0.065 138.70 231.19 289.93 334.44 359.19 406.69 450.61

Hasil analisis berupa intensitas hujan dengan durasi dan periode ulang tertentu
dihubungkan kedalam sebuah kurva Intensity Duration Frequency (IDF). Kurva IDF
menggarnbarkan hubungan antara dua parameter penting hujan yaitu durasi dan
intensitas hujan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk rnenghitung debit banjir/rencana
dengan metode rasional. Hal ini sesuai dengan persyaratan Sosrodarsono dan Takeda
(2003), yang rnengatakan bahwa lengkung IDF ini digunakan dalarn menghitung debit
banjir/rencana dengan rnetode rasional untuk rnenentukan intensitas curah hujan rata-
rata dari waktu konsentrasi yang dipilih dari tabel diatas.

3.6 Analisis Debit Banjir


1. Koefisien pengaliran
Dalam perhitungan debit banjir menggunakan metode rasional diperlukan data
koefisien pengaliran. Koefisien pengaliran ini diperoleh dengan menghitung data luasan
dari masing-masing tata guna lahan yang ada. Luas masing-masing tata guna lahan untuk

12 | P E R E N C A N A A N S A L U R A N D R A I N A S E / K E L O M P O K 4
kawasan daerah pengaliran desa petapahan diperoleh dari pengukuran langsung oleh
peneliti dilapangan.

Tabel 3.13 Perhitungan Koefisien Pengaliran

Jenis Penutup Lebar Panjang Luas


No C
Lahan (km) (km) (km2)
1 Aspal 0,0070 1,4 0,0098 0,85
2 Bahu jalan 0,0013 1,4 0,00182 0,55
Total 0,0083 2,8 0,01162 1,4

Dari nilai koefisien pengaliran ini dapat diketahui bahwa dari air hujan yang akan turun
akan mengalir/melimpas kepermukaan yang kemudian akan mengalir ke daerah hilir.

Nilai koefisien pengaliran dapat juga digunakan untuk menentukan kondisi fisik kawasan
daerah pengaliran (Subdas). Hal ini sesuai dengan pemyatan Kodoatie dan Syarief (2005),
yang menyatakan bahwa angka koefisien aliran permukaan ini merupakan indikator
untuk menentukan kondisi fisik suatu kawasan pengaliran. Nilai C berkisar antara 0-
1. Nilai C = 0 menunjukan semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi kedalam
tanah, sebaliknya untuk C = 1 menunjukkan bahwa air hujan mengalir sebagai aliran
permukaan.

2. Debit banjir
Berdasarkan data yang diperoleh diatas maka dapat dihitung debit banjir/rencana
di kawasan daerah pengaliran petapahan dengan metode rasional sesua1 persamaan:
Q = 0,278 CIA
Untuk berbagai kala ulang tertentu. Lama hujan dengan intensitas hujan tertentu
sama dengan waktu konsentrasi. Sehingga diperoleh seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.14 Debit Banjir


Kala Ulang
NO Intensitas (m/detik) Luas (m2) Debit Banjir (m3/detik)
(Tahun)
1 2 0,000039 1162,00 0,045
2 5 0,000064 1162,00 0,074
3 10 0,000081 1162,00 0,094
4 20 0,000093 1162,00 0,108
5 25 0,000100 1162,00 0,116
6 50 0,000113 1162,00 0,131
7 100 0,000125 1162,00 0,145

13 | P E R E N C A N A A N S A L U R A N D R A I N A S E / K E L O M P O K 4
3. Debit actual
Untuk mendapatkan debit actual tampungan saluran drainase dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

• Luas Saluran
𝜋
A = 4 × 𝑑2
3,14
= × (0,65 𝑚)2
4

= 0,515 m2
Kemiringan dasar saluran (S)
S = 3,8%
Keliling basah penampang (P)
P =𝜋 ×𝑑
= 3,14 × 0,65
= 2,041 m
Jari-jari hidrolis (R)
R =A/P
= 0,515 / 2,041
= 0,26 m
Kecepatan aliran (Vmanning)
2 1
1
Vmanning = 𝑛 × 𝑅3 × 𝑆 2
2 1
1
= 0,02 × 0,263 × 0,0382

= 3,98 m/det
Debit saluran (Q)
Q =𝑉 ×𝐴
= 3,98 × 0,515
= 2,05 m/det
Debit total (Qtotal)
Qtotal = 𝑄 × 𝐿𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛
= 2,05 × 1,400
= 2870 m3/det

14 | P E R E N C A N A A N S A L U R A N D R A I N A S E / K E L O M P O K 4
4. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil Perencanaan Saluran Drainase Dengan Analisis Debit Banjir
Metode Rasional (Studi Kasus Jalan Siliwangi, Kota Sukabumi), maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan berdasarkan pada hasil analisa dan perhitungan
yaitu sebagai berikut:
• Dimensi saluran yang digunakan sudah sesuai dan dapat menapung debit banjir.
• Dimensi saluran drainase memiliki gangguan berupa endapan sedimen setinggi
5 cm.
• Debit banjir yang digunakan dalam perencanaan menggunakan kala ulang 10
tahun.
• Debit saluran drainase berdasarkan ukuran dimensi saluran sebesar 2,05 m/det.
• Debit banjir drainase berdasarkan kala ulang 10 tahun sebesar 0,046 m'/det.

2. Saran
• Dalam penelitian selanjutnya diharapkan banyak faktor yang diperhitungkan dalam
menentukan nilai koefisien pengaliran, dan juga ditambahkan untuk perencanaan
struktur drainase.
• Dalam suatu perencanaan, kita hams teliti dalam perhitungan termasuk
penentuan kemiringan dan dimensi saluran, agar air yang melalui drainase akan
mengalir sesuai arah yang direncanakan.

DOKUMENTASI SURVEY

15 | P E R E N C A N A A N S A L U R A N D R A I N A S E / K E L O M P O K 4
16 | P E R E N C A N A A N S A L U R A N D R A I N A S E / K E L O M P O K 4

Anda mungkin juga menyukai