BAB IV
4.1. Umum
Kecamatan yaitu: Banda Sakti, Blang Mangat, Muara Dua dan Muara Batu. Secara
geografis Kota Lhokseumawe terletak pada posisi 04 °54’- 05° 18’ Lintang Utara dan 96 °
20’- 97 °21’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah: Utara Selat Malaka, Selatan
Kabupaten Aceh Utara, Timur Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara.
Pada tahun 2010 Kota Lhokseumawe membuat Reservoir Waduk Pusong seluas
60 hektar dan mempunyai daya tampung sekitar 850.000 m3. Manfaat dan tujuan
a. Secara fisik kota lhokseumawe (kecamatan banda sakti) terbebas dari banjir dan
tersedianya lapangan kerja bagi tenaga kerja disekitar lokasi proyek selama
banjir akibat genangan air hujan dan banjir dari air pasang laut diwilayah pusat kota
diharapkan akan dapat dirasakan dampak nya oleh masyarakat kota lhokseumawe,
diantaranya akan meningkatkan kualitas fisik kota sebagai akibat perbaikan sistem
drainase dan untuk mengatasi banjir. selain itu, kehadiran waduk ini akan menciptakan
efek ganda bagi perekonomian masyarakat sekitar khususnya dengan banyak nya para
wiatawan dalam maupun luar daerah yang berkunjung ke proyek reservoir tersebut
Yang dimaksud dengan operasi dan pemeliharaan waduk adalah segala kegiatan
bendungan sehingga tujuannya tercapai dengan baik. Kegiatan tesebut adalah mengatur
penggunaan air yang tersedia seoptimal mungkin sesuai dengan kebutuhannya, serta
tersebut.
untuk memenuhi berbagai kebutuhan air dan pengendali banjir. Bertujuan untuk
Dalam satu tahun dibuat 4 (empat) jenis pola operasi pintu waduk yaitu :
Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian
besar akan mengalir ke drainase yang pada akhirnya akan mengalir ke hilir drainase
yang tidak jarang mengakibatkan banjir di kawasan hilir dari drainase tersebut, apabila
kapasitas tampung bagian hilir drainase tidak memadai. Dengan dibangunnya waduk di
bagian hulu sungai maka kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan dapat
dikurangi. Karena air hujan yang mengalir melalui drainase akan dialirkan langsung
kewaduk pusong dengan pintu air waduk tetap tertutup sampe kapasitas ideal
tampungan waduk pusong, jika air yang masuk kewaduk tersebut udah memenuhi
kapasitas ideal tampungan waduk maka pintu air waduk tersebut akan dibuka untuk
mengalirkan air yang ada di dalam waduk ke laut dengan syarat air laut sedang surut
pada musim kemarau air yang tertampung tetap dibiarkan berada didalam waduk
tersebut karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk untuk
perikanan dan untuk pariwisata sedangkan pintu air waduk nya di tutup.
Pada saat terjadi nya pasang air laut maka pintu air waduk pusong akan di tutup
supaya air laut tidak masuk kedalam waduk tersebut walaupun air didalam waduk udah
d. pola operasi pintu waduk pada saat terjadi surut air laut.
Pada saat terjadinnya surut air laut maka pintu air waduk akan dibuka untuk
mengalirkan air yang ada didalam waduk ke laut sehingga waktu terjadinya hujan dapat
Permasalahan yang timbul setelah adanya waduk pusong yang berfungsi sebagai
1. Setelah ada waduk pusong kenapa masih terjadi banjir di Kota Lhokseumawe ?
Hipotesa yang dapat diambil dari permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
2. Jika tidak memenuhi berapa kapasitas ideal / optimum waduk pusong tersebut?
Masalah sedimen
Sampah
Dengan timbul permasalahan seperti tersebut diatas maka untuk lebih jelas akan
Secara umum analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam
adalah bahwa informasi dan besaran-besaran yang diperoleh dalam analisis hidrologi
bidang teknik sipil dapat berupa gorong-gorong, bendung, bangunan pelimpah, tanggul
sangat tergantung dari tujuan pembangunan dan informasi yang diperoleh dari analisis
hidrologi.
Kegunaan data curah hujan pada analisa hidrologi meliputi perhitungan curah
hujan maksimum suatu wilayah, Perhitungan nilai intensitas hujan daerah aliran sungai
serta perhitungan debit banjir rencana pada suatu penampang drainase dipengaruhi oleh
iklim yang berupa kelembaban udara, besarnya nilai evaporasi akibat lamanya
penyinaran sinar matahari, kondisi permukaan tanah dan jenis vegetasi yang terdapat
atau dilalui. Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos
penakar hujan baik yang manual maupun yang otomatis. Analisa frekuensi ini
didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh
probabilitas besaran hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian
Tahun/bula 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
n
januari 80.0 16.8 82.5 26.5 35.2 13.0 59.0 69.7 22.0 65.1
Pebuari 27.5 13.0 8.5 27.5 41.0 2.0 3.8 35.5 13.0 15.7
Maret 74.0 23.7 34.5 55.5 14.5 57.0 70.0 30.7 79.7 30.4
April 50.7 95.5 26.4 15.5 21.8 22.4 60.0 109.0 10.7 6.0
Mei 49.0 72.0 72.0 54.4 27.3 14.0 57.0 51.7 27.5 9.3
Juni 8.0 1.6 23.8 36.0 35.0 2.6 44.5 87.0 17.4 8.0
Juli 70.7 28.6 23.0 40.5 39.0 53.5 26.2 15.8 39.4 26.6
Agustus 46.0 11.8 13.0 30.3 35.6 33.5 51.0 56.2 37.8 72.0
September 33.5 47.6 25.7 28.0 19.6 8.8 22.0 55.5 28.8 15.0
Oktober 37.0 30.8 42.0 33.8 65.6 21.6 50.0 27.5 61.8 45.4
November 32.0 34.0 87.4 19.3 47.0 86.3 107.0 88.0 67.5 70.5
Desember 51.4 79.9 69.5 122.7 76.0 33.1 61.6 67.0 94.5 87.4
Jumlah 559.8 455.3 508.3 490.0 457.6 347.8 612.1 693.6 500.1 451.4
Rerata 46.65 37.94 42.36 40.83 38.13 28.98 51.01 57.8 41.68 37.62
Data curah hujan yang diperoleh dari badan meterologi dan geofisika
No Curah hujan ( mm )
Xi ( X i − X́ ¿ ( X i − X́ ¿2
73
X́ 94.58
S 14.47
945.8
Dari data-data di atas di dapat : X́ = =94.58 mm
10
( X i− X́ )2
Standart deviasi : S=
√ n−1 √
=
1883.25
10−1
=14.47
X T − X́
KT= → X T = X́ + ( K T x S ) ¿ 94.5+ ( 0 x 14.47 )=94.5 mm
S
No Curah hujan (mm) Xi Log Xi (log Xi- log X́ ¿ (log Xi- log X́ ¿2
1 76.0 1.88 -0.09 0.008
2 80.0 1.90 -0.07 0.005
3 86.3 1.93 -0.04 0.002
4 87.4 1.94 -0.03 0.001
74
24,42
Dari data-data di atas di dapat : X́ = =2,44 mm
10
( X i− X́ )2
Standart deviasi : S=
√ n−1
=
√ 0,04
10−1
=0,07
Tabel 4.5 Analisa Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Log Normal
Tabel 4.6 Analisa Curah Hujan dengan Distribusi Log Person III
No Curah hujan (mm) Log Xi ( log Xi – log X) ( log Xi –log X )2 ( log Xi – log X )3
Xi
1 76.0 1.88 -0.09 0.008 0.00073
2 80.0 1.90 -0.07 0.005 0.00034
3 86.3 1.93 -0.04 0.002 0.00006
4 87.4 1.94 -0.03 0.001 0.00003
5 87.4 1.94 -0.03 0.001 0.00003
75
6 94.5 1.97 0 0 0
7 95.5 1.98 0.01 0 0
8 107.0 2.03 0.06 0.004 0.00022
9 109.0 2.04 0.07 0.005 0.00034
10 122.7 2.09 0.12 0.014 0.00173
Jumlah 945.8 19.7 0.04 0.00345
X́ 94.58 1.97
S 14.47 0,07
G 1,40
19.7
Dari data-data di atas di dapat : X́ = =1.97 mm
10
( X i− X́ )2
Standart deviasi : S=
√ n−1
=
√ 0,04
10−1
=0.07
n
3
n ∑ ( X i − X́ )
Koefisien kemencengan : i=1
G=
( n−1 )( n−2 ) S 3
10 x 0.00345
¿ =1.40
9 x 8 x 0.073
Tabel 4.7. Analisa Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Log Person III
Log X́ + ( K T x S )T = 2 tahun
Log X2 = 1.97 + (0.225x 0.07)
Log X2 = 1.98
X2 = 95.50 mm
945.8
Dari data-data di atas di dapat : X́ = =94.58 mm
10
( X i− X́ )2
Standart deviasi : S=
√ n−1 √ =
0.04
10−1
=0,07
No Periode Curah
ulang (T) YTR Yn Sn X́ S K hujan (XT)
tahun
1 2 0,3668 0,4952 0,9496 94.58 14.47 0,91 107.745
2 5 1,5004 0,4952 0,9496 94.58 14.47 2,10 124.967
3 10 2,2510 0,4952 0,9496 94.58 14.47 2,89 136.398
4 20 2,9709 0,4952 0,9496 94.58 14.47 3,65 147.395
5 50 3,9028 0,4952 0,9496 94.58 14.47 4,63 161.576
78
180
160
140
Curah Hujan Rencana ( mm )
normal
120 Log normal
Log person III
100 Gumbel
80
60
40
20
0
2 5 10 20 50 100
Dari hasil analisa distribusi frekuensi hujan dengan berbagai metode terlihat
bahwa metode distribusi Gumbel yang paling ekstrim sehingga data inilah yang
(distribusi). Perhitungan analisa frekuensi curah hujan selengkapnya dapat dilihat pada
Dari hasil perhitungan diatas selanjutnya ditentukan jenis sebaran yang sesuai
√
2
∑ ( X i− X́ ) 1883.25
s= i=1
n−1
s=
√ 10−1
=14.465
n
4
n 2 x ∑ ( X i − X́ ) 102 x 16699.24
i=1 Ck= =3.928
Ck= 3 9 x 8 x 7 x 14.4653
( n−1 ) x ( n−2 ) x (n−3) x S
S 14.465
Cv= Cv= =0.153
X́ 94.58
1. Distribusi Gumbel
4. Distribusi Normal
Cs = 0,8325
3 Log-Person tipe III Cs ≈ 0 0.766 > 0
4 Normal Cs = 0 0,766 ≠ 0
dipilih dalam pembuatan duration curve cocok dengan sebaran empirisnya. Dalam hal
untuk mengetahui apakah data curah hujan yang ada sudah sesuai dengan jenis sebaran
G 2
2 ( Of −E f )
X =∑
i=1 Ef
di mana :
X2 = harga chi-kuadrat,
G = jumlah sub kelompok,
Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama,
Ef = frekuensi yang diharapkan sesuai pembagian kelasnya.
1. Urutkan data pengamatan dari data yang besar ke data yang kecil atau
sebaliknya.
2. Hitung jumlah kelas yang ada (k) = 1 + 3,322 log n. Dalam pembagian kelas
6. Nilai X2 dari perhitungan harus lebih kecil dari nilai X 2 dari tabel untuk
derajat kebebasan.
dk = k - R -1
dimana :
dk = derajat kebebasan
k = jumlah kelas
R = banyaknya keterikatan
Perhitungan Chi-kuadrat :
X2 = 5,991 Tabel uji chi-kuadrat dapat dilihat pada lampiran Laporan Tugas Akhir ini.
3. Ef = n / k
= 10 / 4
= 2,5
4. Dx = (Xmax – Xmin) / (k – 1)
Dx = (122.70–76.00) / (4 – 1)
= 15.57
5. Xawal = Xmin – (0,5×Dx)
=76,00 – (0,5× 15.57)
= 68.215
6. Tabel Perhitungan X2
83
X2 pada tabel uji Chi-Kuadrat yang besarnya adalah 5,991. Maka dari pengujian
daerah/kawasan yang akan ditinjau perlu diperkirakan terlebih dahulu seperti daerah
tangkapan hujan (cacthment area dan koefisien Run off) pada kawasan tersebut. Faktor
utama yang mempengaruhinya adalah laju infiltrasi tanah atau persentase lahan kedap
air, kemiringan lahan, tanaman penutup tanah dan lain-lain. Untuk Daerah di kedua
kecamatan ini karakter permukaan tanahnya bervariasi dari daerah perdagangan padat
dikaitkan dengan daerah catchment area sesuai dengan sub drainase yang dimaksud.
Dalam hal ini telah ditentukan nilai dari koefisien limpasan terhadap kondisi karakter
permukaannya yaitu :
Salah satu perhitungan Cacthment Area dan Koefisien Run Off daerah kec.
C rata-rata = 3.5/5
=0.70
Perhitungan catchment Area dan koefisien run off selengkapnya dapat dilihat di
Waktu yang diperlukan oleh hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh
sampai ketempat keluarannya (titik control) disebut dengan Waktu konsentrasi suatu
daerah aliran . dimana setelah tanah menjadi jenuh dan tekanan – tekanan kecil
terpenuhi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu
konsentrasi maka setiap bagian daerah aliran secara serentak telah menyumbangkan
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu. Sifat
umum hujan adalah semakin singkat hujan berlangsung, intensitasnya cenderung makin
tinggi dan makin besar periode ulangnya makin jauh pula intensitasnya.
Hubungan antara intensitas hujan, lamanya hujan dan frekuensi hujan biasanya
Frequency Curve). Diperlukan data hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 10 menit, 30
menit, 60 menit dan jam-jaman untuk membentuk lengkung IDF. Data hujan jenis ini
hanya dapat diperoleh dari stasiun penakar otomatis, selanjutnya berdasarkan hujan
jangka pendek tersebut lengkung IDF dapat dibuat. Dari table dibawah dan divasiasikan
terhadap waktu konsentrasi serta fungsi dari drainase itu sendiri (primer atau sekunder).
85
Untuk saluran drainase primer curah hujan rencana yang diperkirakan untuk 5
tahunan sedangkan untuk saluran drainase sekunder diambil curah hujan rencana untuk
Salah satu contoh perhitungan (R2, R5, R10, R20, R50, dan R100) analisa intensitas
R24 24 2
I T= ( )
24 t
3
86
2
107.745 24
I T=
24 (
0.08333 ) 3
2
124.967 24
I =
T
24 ( 0.08333 )
3
I T =227.086 mm / jam
2
136.398 24
I =
T
24 ( 0.08333 )
3
I T =247.858 mm / jam
( )
I T = 24
24 t
3
2
147.395 24
I =
T
24 ( 0.08333 )
3
I T =267.842 mm / jam
( )
I T = 24
24 t
3
2
161.576 24
I =
T
24 ( 0.08333 )
3
2
172.284 24
I T=
24 (0.08333 ) 3
I T =313.069 mm / jam
320
300
280
260
240
intensitas curah hujan (mm/jam)
220
200 R2
R5
180 R10
R20
160 R50
R100
140
120
100
80
60
40
20
0
5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180
V = 72 x (H/L)0.6
89
t = L/V
R 24 24 2
I= ( )
24 t
3
Keterangan :
Salah satu contoh Perhitungan waktu kosentrasi dan intensitas hujan rencana daerah kecamatan
Banda Sakti.
Metode Dr.Mononobe
V = 72 x (H/L)0.6
= 72 x (1/154)0.6
= 3.506
t = L/V
= 154/3.506
= 43.92
R 24 24 2
I=
24 t ( ) 3
2
107.745 24
I=
24 (
43.92 ) 3
= 3.001 mm/jam
Untuk Perhitungan selengkap nya daerah lain dapat dilihat pada lampiran tugas akhir ini
Aliran pada saluran atau sungai tergantung pada dari berbagai faktor-faktor
secara bersamaan. Dalam perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah
ditetapkan, baik debit rencana (Periode Ulang) dan cara analisis yang dipakai Dalam
• Faktor Meteorologi yaitu karateristik hujan seperti intensitas hujan, durasi hujan dan
distribusi hujan
• Karateristik DAS meliputi luas dan bentuk DAS, topografi dan tata guna lahan.
dengan menggunakan rumus rasional. Tabel berikut ini menyajikan standar desain
saluran drainase berdasarkan Pedoman Drainase Perkotaan dan Standar Desain Teknis.
Keterangan
C = koefisien limpasan rata-rata
I = intensitas hujan (mm/jam)
Qp = debit banjir rencana (m3 / det)
A = luas catchment area
Salah satu contoh perhitungan debit rencana kecamatan banda sakti daerah uteun
bayi dengan data sebagai berikut :
I = 3 mm/jam
91
C = 0.65
A = 184,8 m2
Maka penyelesaian nya adalah sebagai berikut :
Qp = 0.278 C x I x A
= 0.278 x 0.65 x 3.001 x 154
= 83.511 m3 / det
Maka Untuk perhitungan selengkap nya daerah lain dapat dilihat pada lampiran
tugas akhir ini.
Analisa ini dilakukan sebagai kontrol terhadap perhitungan debit banjir rencana.
Dari data-data yang ada dapat dihitung kapasitas maksimal debit drainase Kota
1
A=[ B+ ( B+2 my ) ] y
2
Keliling Basah :
P=B+2 ¿
A
R=
P
Debit :
1 1
1 2 2
Q= A x V = A R .I
n
Contoh salah satu perhitungan kapasitas drainase kec. Banda sakti, saluran uteun bayi.
Lebar = 1.20 m
Dalam = 1.00 m
1 1
A=[ B+ ( B+2 my ) ] y¿ [ 1.2+ ( 1.2+ 2 x 2 x 1 ) ] x 1¿ 3.2 m2
2 2
Keliling Basah :
P=B+2 ¿¿ 1.20+2 x ¿¿ 5.672 m
Jari- Jari Hidraulis :
A 3.2
R= ¿ ¿ 0.564 m
P 5.672
kemudian di bandingkan dengan hasil perhitungan debit banjir rencana yang telah
dihitung sebelum nya pada analisa debit rencana, sehingga dapat diketahui apakah
analisa debit rencana, drainase Kota Lhokseumawe masih mencukupi kapasitas nya.
Maka selanjut nya perlu di hitung kapasitas waduk apakah waduk mampu
tersebut.
Debit air yang masuk ke waduk pusong bersumber dari aliran presipitasi yang
langsung jatuh ke permukaan waduk pusong dan presipitasi yang jatuh kepermukaan
daratan catchment area waduk pusong. Dalam studi keseimbangan air ini diasumsikan
bahwa waduk sudah beropersai sejak tahun 2007 hingga sekarang sesuai data curah
Qinflow = Q1 + Q2 ……………………………………………………………………….
Dimana :
94
hujan yang jatuh kepermukaan bumi dalam hal ini curah hujan langsung masuk ke
permukaan waduk dan merupakan aliran lansung ke waduk dan terjadi penambahan
Q1 = P x Aa ……………………………………………………………………………..
Dimana :
Maka hasil inflow Waduk Pusong seperti tercantum Pada tabel di bawah ini:
Dari hasil perhitugan inflow Waduk Pusong maka dapat disimpulkan bahwa
waduk pusong masih dapat menampung air yang masuk kewaduk tersebut karena
kapasitas tampungan waduk pusong sebesar 850.000 m3 sedangkan air yang masuk