Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

DRAINASE

“Hasil Survey Dan Observasi Lapangan Mengenai Kondisi Eksisting System


Drainase”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas Drainase yang diampu oleh :
Ir. Andung Yunianta, ST., MT

Disusun Oleh :

ZHORIFANY KHOIRUNNISA SOEMPENA


18611107

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang
luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Hasil Survey Dan Observasi Lapangan Mengenai Kondisi Eksisting System
Drainase”
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-
banyaknya untuk Bapak Ir. Andung Yunianta, ST., MTselaku dosen mata kuliah
Drainase yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.
Akhir kata kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Jayapura, 20 April 2021

Zhorifany Khoirunnisa Soempena


DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan kota dan perkembangan industry menimbulkan dampak yang cukup
besar pada siklus hidrologi sehingga berpengaruh besar terhadap system drainase
perkotaan. Sebagai contoh ada perkembangan beberapa Kawasan hunian yang
disinyalir sebagai penyebab banjir dan genangan dilingkungan sekitarnya. Hal ini
disebabkan karena perkembangan urbanisasi, menyebabkan perubahan tata guna
lahan, sedangkan siklus hidrologi sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan. Oleh
karena itu setiap perkembangan kota harus diikuti dengan perbaikan system drainase.
Tidak cukup hanya pada lokasi yang dikembangkan, melainkan harus meliputi daerah
sekitarnya juga.
Jaringan drainase perkotaan meliputi seluruh alur air, baik alur alam maupun alur
buatan yang hulunya terletak dikota dan bermuara di sungai yang melewati kota
tersebut atau bermuara ke laut ditepi kota tersebut. Drainase perkotaan melayani
pembuangan kelebihan air pada suatu kota dengan cara mengalirkannya melalui
permukaan tanah (surface drainage) atau lewat dibawah permukaan tanah (sub
surface drainage), untuk dibuang ke sungai, laut atau danau. Kelebihan air tersebut
dapat berupa air hujan, air limbah domestic, maupun air limbah industry. Oleh karena
itu drainase perkotaan harus terpadu dengan sanitasi, sampah, pengendalian banjir
kota dan lain-lain.
Dalam melaksanakan observasi, penulis melakukan observasi mengenai Kondisi
Eksisting System Drainase daerah sekitar tempat tinggal, yang ditinjau mengenai
mengenai kondisi tata guna lahan, topografi, dan pola aliran air permukaan (run off).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang dibahas, yaitu
bagaimana kondisi tata guna lahan, topografi, peta lokasi dan pola aliran air
permukaan (run off) pada daerah kelurahan Trikora ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang kondisi
tata guna lahan, topografi, peta lokasi dan pola aliran air permukaan (run off) pada
daerah kelurahan Trikora
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Secara geologis Kelurahan Trikora berada pada distrik Jayapura Utara, Kota
Jayapura, Papua . Letak Wilayah kelurahan Trikora yang strategis mmbuat kegiatan
perekonomian dan Jasa menjadi mudah.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Kelurahan Trikora


2.2 Tata Guna Lahan
Tata guna lahan merupakan sebuah bentuk perencanaan dalam pemanfaatan dan
penggunaan lahan dalam sebuah kawasan agar mempunyai fungsinya masing-masing.
Dalam setiap daerah mempunyai tata guna lahan yang berbeda-beda. Oleh karena
itulah sangat penting bagi Anda untuk mengetahuinya agar tidak terjadi kesalahan
saat sedang membeli sebuah tanah. Peta Tata guna lahan Merupakan peta yang dapat
menggambarkan tentang pola penggunaan lahan didaerah rencana.
TRIKORA

Tata Guna Lahan


: Pemukiman
: Hutan
Gambar 2.2 Peta Tata Guna Lahan Kelurahan Trikora
Tata guna lahan daerah Kelurahan trikora terdiri dari pemukiman dan hutan
yang Pola perkembangan kawasan permukiman di kota Jayapura semi berkelompok
dan menyebar karena sesuai dengan topografi kota Jayapura yang bervariasi.
Kawasan permukiman ini berkonsentrasi pada kawasan perdagangan dan jasa. Selain
itu juga akibat perkembangan Kota Jayapura membuat masyarakat dari luar Kota
Jayapura maupun dari luar Provinsi Papua terus berdatangan dan memilih bekerja
serta menetap di Kota Jayapura. Sehingga di Kota Jayapura terdiri atas berbagai
macam suku yaitu Suku Jawa, Makasar, Bugis, Maluku, Toraja, Manado, Batak,
Ambon, Madura, Papua dan masih banyak lagi.

2.3 Topografi
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi
dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid.
Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan
saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan
kebudayaan lokal. Topografi Kota Jayapura cukup bervariasi mulai dari datar (flat)
hingga landai dan berbukitbukit (rolling)/gunung 700 meter di atas permukaan air
laut.

Gambar 2.3 Topografi Wilayah Kelurahan Trikora

2.4 Pola aliran air permukaan (run off)


Pola aliran air cenderung mengikuti kontur permukaan tanah
Secara umum sumber-sumber air buangan kota dibagi dalam kelompok-
kelompok (disesuaikan dengan perencanaan air minum yang ada), diantaranya dari:
 Rumah tangga
 Perdagangan
 Industri sedang dan ringan
 Pendidikan
 Kesehatan
 Tempat peribadatan
 Sarana rekreasi.
Untuk menghindari terjadinya pembusukan dalam pengaliran air buangan harus
sudah tiba di bangunan pengolahan tidak lebih dari 18 jam, untuk daerah tropis.
Dalam perencanaan, estimasi mengenai total aliran air buangan dibagi dalam 3 hal
yaitu:
 Air buangan domestic: maksimum aliran air buangan domestic untuk daerah
yang dilayani pada periode waktu tertentu.
 Infiltrasi air permukaan (hujan) dan air tanah (pada daerah pelayanan dan
sepanjang pipa)
 Air buangan industry dan komersial: tambahan aliran maksimum dari daerah
industry dan komersial.
BAB III
ANALISIS DATA CURAH HUJAN

3.1 Data Curah Hujan


Data curah hujan yang dipergunakan adalah data pada tahun 2009 sampai
dengan tahun 2018 yang kemudian dicari curah hujan maksimum pada setiap
tahunnya. Data hujan maksimum dipergunakan untuk curah hujan maksimum yang
bersumber pada Stasiun Hujan BMKG Dok 2 Jayapura dalam satu tahun pada kurun
waktu 10 tahun.
Tabel 3.1 Data Curah Hujan Maksimum Tahunan Stasiun BMKG Dok 2
No. Tahun RH Max
1 2009 69.1080
2 2010 61.3170
3 2011 54.8670
4 2012 54.4330
5 2013 82.7170
6 2014 81.2080
7 2015 67.8920
8 2016 78.1000
9 2017 61.3250
10 2018 32.7000
Jumlah 64.3667
Sumber : Stasiun Curah Hujan BMKG Dok 2 Jayapura
3.1.1 Kondisi Kawasan Daerah Pengaliran
Data kondisi kawasan daerah pengaliran diperoleh dari lapangan yang diambil
menggunakan GPS dan elevasi diambil menggunakan aplikasi altimeter adalah
sebagai berikut :
1. Luas Kawasan = 0,86 km2
2. Panjang Drainase = 515 m
3. Elevasi hulu = 90 m
4. Elevasi hilir = 29 m
90−29
5. Kemiringan (s) = =¿ 0,1184 m
515

3.2 Analisis Curah Hujan Maksimum


3.2.1 Distribusi Probabilitas Gumbel
Distribusi Probabilitas Gumbel dilakukan dengan rumus rumus berikut :
X T = x̄ + S × K
1. Hitung Parameter Statistik data
Tabel 3.7 Parameter statistik curah hujan maksimum
RH
Rencana
No. (Xi - X) (Xi - X)²
(mm)
(Xi)
1 32.7000 -31.6667 1002.7799
2 54.4330 -9.9337 98.6784
3 54.8670 -9.4997 90.2443
4 61.3170 -3.0497 9.3007
5 61.3250 -3.0417 9.2519
6 67.8920 3.5253 12.4277
7 69.1080 4.7413 22.4799
8 78.1000 13.7333 188.6035
9 81.2080 16.8413 283.6294
10 82.7170 18.3503 336.7335
Jumlah 643.6670 0.0000 2054.1293
Rata - Rata 64.3667 0.0000 205.4129
Sumber : Hasil Peritungan 2021

a. Harga rata - rata (x̄) :


n

∑ Xi
i=1
x̄=
n

643,6670
¿
10
b. Standar Deviasi (S)


n

∑ ( Xi− x̄)²
i=1
S=
n−1
¿

2054.1293
10−1
=15.1075 mm

2. Hitung K
Dengan jumlah data (n) = 10 maka didapat :
 Yn = 0,4952 (dari tabel)
 Sn = 0,9497 (dari tabel)

Dengan periode ulang (tahun) didapat :


 Untuk T = 2 maka Yt = 0,3065

dengan Yn, Sn, dan Yt yang sudah didapat diatas maka nilai K adalah :
Y t 2−Yn
K=
Sn

0,3065−0,4952
K=
0,9497

K=¿-0,1986
3. Hitung nilai hujan rencana periode ulang (tahun) didapat :

X 2 = x̄+ S × K

¿ 64.3667+15.1075 × -0,1986

¿ 61,3649 mm

Tabel 3.8 Curah Hujan rencana periode ulang (tahun)


Faktor Hujan
No Periode Frekuensi X Rencana
ulang yt yn sn X S (mm)
.
(tahun) (kt) (xt)
0.306 0.495 0.949 64.366 15.107 61.3649
1 2 5 2 7 -0.1987 7 5
1.499 0.495 0.949 64.366 15.107 80.3491
2 5 9 2 7 1.0579 7 5
2.250 0.495 0.949 64.366 15.107 92.2878
3 10 4 2 7 1.8482 7 5
3.125 0.495 0.949 64.366 15.107 106.2086
4 25 5 2 7 2.7696 7 5
3.901 0.495 0.949 64.366 15.107 118.5593
5 50 9 2 7 3.5871 7 5
4.600 0.495 0.949 64.366 15.107 129.6660
6 100 1 2 7 4.3223 7 5
Sumber : hasil perhitungan 2021
3.2.2 Distribusi Probabilitas Normal
Distribusi Probabilitas Normal dilakukan dengan rumus rumus berikut :
X T = x̄ + K T S
1. Hitung Parameter Statistik data

Tabel 3.9. Parameter statistik curah hujan DAS Krengseng


RH
Rencana
No. (Xi - X) (Xi - X)²
(mm)
(Xi)
1 32.7000 -31.6667 1002.7799
2 54.4330 -9.9337 98.6784
3 54.8670 -9.4997 90.2443
4 61.3170 -3.0497 9.3007
5 61.3250 -3.0417 9.2519
6 67.8920 3.5253 12.4277
7 69.1080 4.7413 22.4799
8 78.1000 13.7333 188.6035
9 81.2080 16.8413 283.6294
10 82.7170 18.3503 336.7335
Jumlah 643.6670 0.0000 2054.1293
Rata - Rata 64.3667 0.0000 205.4129

a. Harga Rata – rata ( X )


n

∑ Xi
x̄= i=1
n

643,6670
¿
10

b. Standar Deviasi (S)


n

∑ ( Xi− x̄) ²
i=1
S=
n−1
¿

2054.1293
10−1
=15.1075 mm

2. Hitung nilai K T
Nilai K T dihitung berdasarkan nilai T pada Lampiran 3 Nilai Variabel Reduksi Gauss,
didapat :
 Untuk T = 2 maka nilai K T =0
3. Hitung Hujan Rencana dengan periode ulang (tahun) ( X T )

X T 2=X + K T S
¿ 64,3667+ ( 0 × 15,1075 )
¿ 64,3667 mm
Periode Faktor Hujan Rencana
No
ulang Frekuensi Xx s (mm)
.
(tahun) (kt) (xt)
1 2 0.00 64.3667 15.1075 64.3667
2 5 0.84 64.3667 15.1075 77.0570
3 10 1.28 64.3667 15.1075 83.7043
4 25 1.7083 64.3667 15.1075 90.1753
5 50 2.05 64.3667 15.1075 95.3371
6 100 2.33 64.3667 15.1075 99.5672

3.3 Pengujian Kesesuaian Distribusi Curah Hujan


3.3.1 Uji Chi Kuadreat (C2)
Rumus yang digunakan dalam perhitungan dengan metode uji chi – Kuadrat adalah
sebagai berikut :
n 2
(Of −Ef )
X 2 =∑
i=1 Ef
Derajat nyata atau derajat kepercayaan (α ) tertentu sering diambil adalah 5%.
Derajat kebebasan (Dk) dihitung dengan rumus :
Dk = K – (p + 1)
K = 1 + 3,3 log n
1. Data Hujan dari besar ke kecil
Tabel 3.16 Pengurutan data hujan dari besar ke kecil
Xi diurut dari besar ke
No Xi (mm)
kecil
1 69.1080 82.7170
2 61.3170 81.2080
3 54.8670 78.1000
4 54.4330 69.1080
5 82.7170 67.8920
6 81.2080 61.3250
7 67.8920 61.3170
8 78.1000 54.8670
9 61.3250 54.4330
10 32.7000 32.7000
2. Menghitung jumlah kelas
 Jumlah data (n) = 10
 Kelas Distribusi (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 10
= 4,3 ≈ 5 kelas
3. Menghitung derajat kebebasan (Dk) dan X2cr
 Parameter (p) = 2
 Derajat Kebebasan (Dk)¿ K− ( p+1 )=5−( 2+1 ) =2
 Nilai X2cr dengan jumlah data (n) = 10, α = 5% dan Dk = 2. Adalah = 5,9910
4. Menghitung kelas distribusi
1
 Kelas distribusi ¿ ×100 %=20 % , interval distribusi adalah : 20% : 40% :
5
60% : 80%
 Presentase 20%
1 1
P(x) = 20% diperoleh T = = =5 tahun
P x 0,20
 Presentase 40%
1 1
P(x) = 40% diperoleh T = = =2,5 tahun
P x 0,40
 Presentase 60%
1 1
P(x) = 60% diperoleh T = = =1,67 tahun
P x 0,60
 Presentase 80%
1 1
P(x) = 80% diperoleh T = = =1,25 tahun
P x 0,80
5. Menghitung interval kelas
a. Distribusi Probabilitas Normal
Nilai KT berdasarkan nilai T lampiran 5, didapat :
 T = 5; maka KT = 0.84
 T = 2,5; maka KT = 0.25
 T = 1,67; maka KT = -0.25
 T = 1,25; maka KT = -0.84
Nilai X ̅= 64,367
Nilai S = 15,108

Interval kelas : XT = X + K T S
Sehingga :
 X5 = 77,057
 X2,5 = 68,1435
 X1,67 = 60,5898
 X1,67 = 51,6764

NORMAL
Periode Kt X s XT
5 0.84 64.367 15.108 77.057
2.5 0.25 64.367 15.108 68.14358
1.67 -0.25 64.367 15.108 60.58982
1.25 -0.84 64.367 15.108 51.6764

b. Perhitungan nilai C²

Tabel 4.9 Perhitungan Nilai C² Untuk Distribusi Normal


Tabel Perhitungan nilai C² untuk distribusi normal
2
(O ¿ ¿ f −E f )
¿
Interval  Ef Of Of -Ef Ef
>77,0570 2 3 1 0.5
68,1436-77,0570 2 1 -1 0.5
60,5898-68,1436 2 3 1 0.5
51,6764-60,5898 2 2 0 0
<51,6764 2 1 -1 0.5
10 10  C2 2
c. Rekapitulasi nilai C² dan C²a untuk 4 distribusi probabilitas

Tabel 4.13 Perhitungan Rekapitulasi nilai C²

Distribusi Probabalitas c2 terhitung c2a Keterangan


Normal 2 5.991 Diterima

Berdasarkan rekapitulasi semua distribusi memiliki nilai C² < C²a, dengan nilai
pada pengujian chi kuadrat menggunakan probabilitas normal sebesar 2 sedangkan
nilai C²a sebesar 5,991 maka dapat disimpulkan bahwa semua distribusi tersebut
dapat diterima.

3.4 Waktu Konsentrasi (Tc)


Sebelum kita masuk dalam menghitung intensitas hujan rencana maka kita
harus menghitung Waktu Kosentrasi (tc) dengan Rumus :

( )
0.385
0.87 x L2
Tc =
1000 x s
Dimana :
Tc = waktu konsentrasi (jam)
L = Panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (Km).
S = Kemiringan rata-rata daerah lintasan air

Menghitung waktu konsentrasi :


Sesuai data lahan maka didapatkan data sebagai berikut :
Dari data diatas maka kita masukkan data tersebut pada rumus yang telah ada :

( )
0.385
0.87 x L2
Tc =
1000 x s
Jadi :

( )
2 0.385
0.87 x 515
Tc =
1000 x 0,1184
Tc = 18,47 Jam
3.5 Intensitas Hujan Rencana
Intensitas Hujan adalah jumlah hujan per satuan waktu. Intensitas hujan
(mm/jam) dapat diturunkan dari data curah hujan harian (mm) empiris namun karena
data curah hujan pengamatan jangka pendek tidak didapat pada daerah perencanaan,
maka analisis intensitas curah hujan dapat dilakukan dengan menggunakan data curah
hujan pengamatan maksimum selama 24 jam dan selanjutnya dihitung dengan
memakai formula Dr. Mononobe yaitu :
I : R24/24 . (24/tc)2/3
Dimana :
I : Intensitas hujan dalam mm/jam
R24 : Tinggi Hujan Max dlm 24 jam
Setelah mendapatkan Nilai tc maka kita dapat memsukkan kedalam Rumus
Intensitas Curah hujan (I) dengan data curah hujan 10 tahun yaitu Sebagai berikut :

I : R24/24 . (24/tc)2/3

 I2 : R24/24 . (24/tc)2/3
I2: 77,0570/24 . (24/18,47)2/3
I2 : 1,8840 mm/jam
Hujan
Periode ulang Tc intensitas
Rencana
(Tahun) (mm) (Jam) (mm/jam)
2 61.365 18.47 1.4388
5 80.349 18.47 1.8840
3.6 Debit Banjir
Untuk menghitung debit puncak rencana digunakan Rasional Method (RM)
dimana data hidrologi memberikan kurva Intensitas Durasi Frekuensi (IDF) yang
seragam dengan debit puncak dari curah hujan rata-rata sesuai waktu konsentrasi.
Debit puncak dapat diformulasikan sebagai berikut:
Q = 0,278. C. I. A
dimana:
0,278 = Faktor konfensi (f)
Q = Debit puncak rencana (m3/detik)
I = Intensitas (mm/jam) diperoleh dari IDF curve berdasarkan waktu konsentrasi.
A = Luas Catchment area (ha)/luas drainase
C = Koefisien pengaliran

Menghitung Banjir Rencana :


Tutupan Lahan C (% luas) km²
jalan 0.7 16.00 0.1376 0.10
perumahan 0.6 64.00 0.5504 0.33
hutan 0.3 20.00 0.172 0.05
Total 100.00 0.86 0.56

Didapatkan data lahan yaitu, luas daerah pengaliran (A) adalah 0.86 km2 dan
koefisien pengaliran (C) adalah 0,56.
Q2 =0,278 x I x C x A
Q2 =0,278 x 1,8840 x 0,56 x 0.86
Q2 = 0,2504 m3/det

Perhitungan untuk tahun berikutnya dengan cara yang sama dan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Periode Hujan Tc intensitas C A Debit Banjir
ulang Rencana
0.278 x C x I x
(Tahun) (mm) (Jam) (mm/jam) (km²)
A
2 61.365 18.47 1.4388 0.56 2.10 0.4670
5 80.349 18.47 1.8840 0.56 2.10 0.6115

BAB IV
DESAIN RANCANGAN DRAINSE

4.1 Peritungan Desain Saluran Drainase


4.1.1 Kecepatan Aliran Rata – Rata
Kecepatan rata-rata dalam kasus ini adalah proses mengalirnya air melalui
drainase dari hulu kehilir yang ditempuh tiap satuan waktu (m/detik). Penentuan
kecepatan rata-rata juga dapat ditentukan berdasarkan dengan kemiringan saluran
drainase sesuai dengan tabel 3.12, dengan adanya kemiringan drainase 1,7 % maka
berdasarkan tabel didapatlah kecepatan rata-rata yaitu 0,60 m/detik. Selain itu rumus
kecepatan rata-rata pada perhitungan dimensi saluran menggunakan rumus Manning :
2 1
1
V = R3 S2
n
Dimana :
V = Kecepatan rata – rata (m/s)
n = Kekasaran manning
R = Jari – Jari Hidrolik (m)
S = kemiringan dasar saluran (m)

Anda mungkin juga menyukai