SKRIPSI
OLEH :
ANGGA RATNA SARI
K5414007
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 7
2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ............................... 7
A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 7
1. Kebutuhan Pokok ..................................................................................... 7
2. Air Bersih ................................................................................................. 9
3. Ketersediaan Air ..................................................................................... 21
4. Kebutuhan Air ........................................................................................ 22
5. Neraca air ............................................................................................... 31
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 31
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 34
1. Tempat penelitian ................................................................................... 34
2. Waktu Penelitian .................................................................................... 35
B. Metode dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 35
C. Data dan Sumber Data .................................................................................. 37
1. Data Primer ............................................................................................. 37
2. Data Sekunder ........................................................................................ 37
D. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian ........................................................ 38
1. Populasi .................................................................................................. 38
2. Sampel .................................................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 40
ii
1. Observasi lapangan ................................................................................. 41
2. Wawancara ............................................................................................. 41
3. Dokumentasi ............................................ Error! Bookmark not defined.
F. Teknik Uji Validitas Data ............................................................................. 42
G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 44
H. Prosedur Penelitian ....................................................................................... 48
1. Tahap Persiapan. .................................................................................... 48
2. Tahap Penyusunan Proposal. .................................................................. 48
3. Tahap Perijinan dan Penyiapan Instrumen. ............................................ 48
4. Tahap Pengambilan Data........................................................................ 49
5. Tahap analisis data. ................................................................................ 49
6. Tahap pelaporan. .................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
sistem wilayah sungai, sistem jaringan irigasi, jaringan air baku atau air bersih,
jaringan air bersih ke kelompok pengguna dan sistem pengendalian banjir.
Sistem jaringan sumberdaya air digunakan untuk mengurangi tingkat
risiko kekeringan di Kabupaten Wonogiri, sistem wilayah sungai diantaranya
pengelolaan sungai di wilayah Kabupaten Wonogiri dan pengelolaan sungai
yang tidak termasuk Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk Serba Guna
Wonogiri, selain itu juga terdapat pengeloaan waduk serta pengembangan
telaga dan embung di beberapa kecamatan antarlain; Kecamatan Batuwarno,
Kecamatan Eromoko, Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Giritontro, Kecamatan
Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito .
Jaringan air baku untuk air bersih yaitu utama pengoptimalan sumbe air
yang ada di seluruh kecamatan wonogiri serta penyediaan erluasan jaringan air
besih perdesaan bersumber mata air, terdapat pula pengembangan sistem
penampungan air hujan (PAH) dan sistem akuifer buatan dan simpanan air
hujan (ABSAH) pada kawasan kekeringan melipui: Kecamatan Manyaran,
Kecamatan Wuryantoro,Kecamatan Batuwarno, Kecamatan Eromoko,
Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Giritontro, Kecamatan Pracimantoro dan
Kecamatan Paranggupito .
Masyarakat Desa Tlogoharjo memenuhi kebutuhan air bersih air pada
telaga desa. Pada saat musim kemarau sumber air telaga yang digunakan
penduduk tidak dapat mencukupi suplai air sebagaimana mestinya.
Masyarakat kemudian memilih membeli air tangki sebagai salah satu
kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencukupi kebutuhan air. Seiring
berjalannya waktu, penggunaan air tangki saat musim kemarau kemudian
berat dirasakan oleh warga. Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari
Dinas Pekerjaan Umum diketahui bahwa dari tahun 2008 hingga 2017 jumlah
bulan kering sebanyak 59 bulan dan bulan basah adalah 55 bulan, dapa
diartikan bahwa musim kemarau lebih banyak dibandingkand dengan musim
penghujan dibandingkan dengan musim penghujan sehingga sangat menambah
kebutuhan yang harus mereka penuhi karena dalam satu tangki yang berisi
6000liter masyarakat harus membayar dengan harga dengan kisaran Rp.
6
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo Kecamatan
Giritontro, Kabupaten Wonogiri ?
2. Bagaimana ketersediaan air sumur dalam (deep well) yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo Kecamatan
Giritontro, Kabupaten Wonogiri ?
7
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang dirumuskan maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo Kecamatan
Giritontro, Kabupaten Wonogiri.
2. Mengetahui ketersediaan air sumur dalam yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo Kecamatan
Giritontro, Kabupaten Wonogiri.
3. Mengetahui neraca kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo
Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis hasil penelitian ini adalah :
a. Bermanfaat memberikan sumbangan padabidang ilmu pengetahuan
dalam hal ini ilmu geografi terutama peranannya mengenai
pemenuhan kebutuhan air bersih.
b. Memberikan manfaat pada dunia pendidikan terutama pada materi
pembelajaran Geografi Kelas X Semester Genap mengenai
Dinamika Hidrosfer.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis hasil penelitian ini adalah :
a. Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan bagi
pemerintah khususnya instansi terkait dalam pengambilan
keputusan penentuan kebijakan pemanfaatan sumberdaya air untuk
kebutuhan domestik.
8
A. Kajian Pustaka
1. Kebutuhan Pokok
Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar atau basic human needs
dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna
kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan dan
konsumsi individu (makan, pakaian, perumahan) maupun keperluan sosial
tertentu (air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan dan pendidikan).
Menurut Manullang ( Muljanto dan Hans Dieter, 1985:2) ada yang
membedakan antara kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.
Kebutuhan Primer adalah kebutuhan yang paling utama untuk dapat
mempertahankan hidup seperti makan, minum pakaian dan perumahan,
sedangkan kebutuhan sekunder adalahkebutuhan yang diperlukan guna
melengkapi kebutuhan primer seperti alat dan perabot.
Samir Radwan dan Torkel Alfthan ( Muljanto dan Hans Dieter,
1985:2) tanpa mengurangi konsep basic needs, keperluan minimum dari
seorang individu atau rumah tangga adalah sebagai berikut: a) Makan,b)
Pakaian, c) Perumahan, d) Kesehatan, e) Pendidikan, f) Air dan sanitasi, g)
Transportasi, h) Partisipasi.
Dr. Thee Kian Wie (Muljanto dan Hans Dieter, 1985:2)
mendefinisikan kebutuhan pokok sebagai suatu paket barang dan jasa yang
oleh masyarakat dianggap perlutersedia bagi setiap orang. Kebutuhan ini
merupakan tingkat minimum yang dapat dinikmati oleh seseorang. Hal ini
dapat diartikan bahwa kebutuhan pokok berbeda-beda daerah satu dengan
daerah yang lain.
Green ( Muljanto dan Hans Dieter, 1985:3) menyatakan bahwa
istilah kebutuhan pokok dan kemudian model kebutuhan pokok atau basic
human needs approach muncul pada tahun 1976, pada sebuah konferensi
di Kenya menyatakan bahwa strategi dan politik pembangunan lebih di
7
8
2. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
dan akan menjadi air minum setekah dimasak terlebih dahulu. Sebagai
batasnya air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi penyediaan
air minum, Standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air
untuk keperluan higiene sanitasi meliputi parameter fisik, biologi dan
kimia yang dapat berupa parameter wajib dan parameter tambahan.
Parameter wajib merupakan parameter yang harus diperiksa secara berkala
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan
parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa secara berkala
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan
parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi
geohidrologi mengindikasikan adanya potensi pencemaran berkaitan
dengan parameter tambahan. Air untuk keperluan higiene sanitasi tersebut
digunakan untk keperluan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat
gigi, mencuci peralatan makan dan pakaian. Selain itu air untuk keperluan
higiene sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum.Syarat-syarat
tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 32 tahun 2017,
dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan dalam penyediaan air bersih.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum, sistem
penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat utama.
Persyaratan tersebut meliputi persyaratan kualitatif, peryaratan
kuantitatif dan persyaratan kontinuitas.
10
1) Persyaratan Kualitatif
Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas dari air
baku air bersih.
Tabel 2.1 Parameter fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi.
No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu
(kadar maksimum)
1. Kekeruhan NTU 25
2. Warna TCU 50
Zat padat terlarut Mg/l 1000
3.
(Total Dissolved Solid)
ᴼC Suhu udara kurang lebih
4. Suhu
3
5. Rasa Tidak berasa
6. Bau Tidak Berbau
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoesia
Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian
Umum.
a) Air Laut
Air laut adalah air yang memiliki bagian yang paling
banyak di permukaan bumi. Air laut meskipun jumlahnya tidak
terbatas akan tetapi air ini jarang dikonsumsi oleh masyarakat
karena air laut ini jarang dikonsumsi oleh masyarakat karena air
laut banyak mengandung NaCl atau kandungan garam yang
menyebabkan rasanya asin. Menurut Sutrisno( Yetty, 2012:13) .
Kadar garam (NaCl) yang terkandung dalam air laut sejumlah
14
3%. Air laut Berbeda dengan air tawar (fresh water) karena
mengandung sekitar 0,035(35gr/liter) padatan pelarut,yang
kebanyakan adalah garam atau sodium cloride(Indarto,2010: 8).
b) Air permukaan
Air permukaan adalah air yang sudah tersedia di alam,
contohnyayaitu: danau, sungai dan anak sungai, tambak,embung
dan waduk (Indarto, 2010:9). Pada umumnya air permukaan ini
akan mendaapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan
sebagainya. Kekeruhan air permukaan cukup tinggi karena
banyak mengandung lempung dan substansi organik, sehingga
ciri air permukaan yaitu memiliki padatan terendap (dissolved
solid) rendah, dan bahan tersuspensi (suspended solid) tinggi.
(1) Air Sungai
Air Sungai adalah air hujan yang jatuh kepermukaan bumi
dan tidak meresap ke dalam tanah akan mengalir secara
grafitasi searah dengan kemiringan permukaan tanah dan
mengalir melewati aliran sungai. Sebagai salah satu sumber
air minum, air sungai harus megalami pengolahan secara
sempurna karena pada umumnya memiliki derajat pengotoran
yang tinggi.
c) Air Tanah
Air tanah ( Ground Water ) merupakan air yang
megandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air
melewati lapisan tanah dan juga air yang berasal dari air hujan
yang jatuh di permukaan bumi lalu meresap ke dalam tanah dan
mengisi rongga – rongga atau pori – pori dalam tanah. Air tanah
biasanya mempunyai kualitas yang baik karena zat – zat
pencemar air tertahan oleh lapisan tanah.
15
2) Unit Produksi
Unit Produksi merupakan infrastruktur yang dapat digunakana untuk
proses pengolahan air baku menjadi air minum melalui proses fisika,
kimia dan/atau biologi. Unit produksi dilengkapi dengan sarana
pengolahan lumpur hasil sisa pengolahan air baku menjadi air
minum.
Unit produksi terdiri atas :
a) Bangunan pengolahan dan perlengkapannya
b) Perangkat operasional
c) Alat pengukuran dan peralatan pemantauan
d) Bangunan penampung air
3) Unit Distribusi
Unit distribusi merupakan sarana pengaliran air dari bangunan
penampungan sampai unit pelayanan. Unit distribusi dilakukan
menggunakan sistem pemompaan dan/atau secara gravitasi.
Unit distribusi terdiri atas :
a) Jaringan distribusi dan perlengkapannya
b) Bangunan penampungan
c) Alat pengukuran dan peralatan pemantauan
4) Unit Pelayanan
Unit pelayanan merupakan titik pengambilan air, unit pelayanan
dipasang alat pengukuran berapa meter air/
Unit pelayanan terdiri atas :
a) Sambungan langsung
b) Hidran umum
c) Hidran kebakaran
19
3. Ketersediaan Air
Ketersediaan air adalah jumlah air (debit) yang diperkirakan terus
menerus ada di suatu lokasi (bendung atau bangunan air lainnya) di sungai
dengan jumlah tertentu dalam jangka waktu (periode) tertentu (Direktorat
Irigasi,1980).
Menurut Bambang Triatmodjo (2008:340) Air yang tersedia
tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperi air baku
meliputi air domestik (air minum dan rumah tangga) dan non domestik
(perdagangan, perkantoran) dan industri, pemeliharaan sungai, peternakan,
perikanan, irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).Pada PLTA,
air hanya dilewatkan unyuk memutar turbin dan setelah itu dikembalikan
lagi ke sungai untuk dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Dengan
22
kata lain PLTA tidak mengkonsumsi air, sedangkan keperluan lain air
dikonsumsi sehingga mengurangi air yang tersedia.
4. Kebutuhan Air
Menurut Bambang Triatmodjo (2010:331), kebutuhan air meliputi
kebutuhan untuk domestik (air rumahtangga) dan non domestik (pelayanan
kantor, perniagaan, pariwisata, hidran umum, pelabuhan dan sebagainya),
industri,pemeliharaan sungai, perikanan, peternakan, dan irigasi.
Kebutuhan air domestik dan nondomestik dihitng berdasarkan jumlah
penduduk dan konsumsi pemakaian air per kapita per hari. Jumlah
penduduk dibedakan antara penduduk kota dan penduduk desa, karena
konsumsi pemakaian air untuk keduanya berbeda.
Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk
keperluan rumah tangga, industri, penggelontoran kota dan lain-lain.
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan
berdasarkan pemakaian air (PERPAMSI, 1994).
Kebutuhan air di kategorikan menjadi kebutuhan air domestik dan
non domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang
digunakan untuk keperluan rumah tangga, yaitu untuk keperluan air
minum, memasak, mandi, mencuci serta keperluan lainnya. Kebutuhan air
non domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk kegiatan
komersil seperti industri, perkantoran maupun kegiatan sosial seperti
sekolah, rumah sakit, tempat ibadah dan niaga. Berikut ini adalah
pemakaian air rata-rata baik domestik ataupun non domestik setiap hari :
23
Tabel 2.6Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Per Orang Per Hari
Menurut Kategori Kota
Kebutuhan Air
Jumlah
Bersih
No Kategori Kota Penduduk
(Liter/Orang/
(Jiwa)
Hari)
20.000-
2 Kota Kecil 90-110
100.000
100.000-
3 Kota Sedang 100-125
500.000
500.000-
4 Kota Besar 120-150
1.000.000
>1.000.00
5 Metropolitan 150-200
0
Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI) 6728.1:2015.
24
1.000.000 20.000
500.000
>1.000.0
s/d s/d s/d <20.000
00
No Uraian 1.000.000
500.000 100.000
Kota
Metro- Kota
Kota Besar Kota Sedang Desa
Kecil
politan
Konsumsi
Unit
Sambu
ngan
1 Rumah >150 150-120 90-120 80-120 60-80
(SR) (liter/
orang/
hari)
Konsumsi
Unit
Hidran
2 (HU) (liter/ 20-40 20-40 20-40 20-40 20-40
orang
/hari)
Konsumsi
unit non
domestik
a.Niaga
Kecil
3 600-900 600-900 600
(liter/unit/
hari)
b.Niaga 1000-
1000-5000 1500
Besar 5000
(liter/unit/h
26
ari)
c.Industri
Besar
0.2-0.8 0.2-0.8 0.2-0.8
(liter/
detik/ha)
d.Pariwisat
a
0.1-0.3 0.1-0.3 0.1-0.3
(liter/detik/
ha)
Kehila
4 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
ngan Air%
Faktor
Hari Maksi 1.15-1.25 1.15-1.25 1.15-1.25 1.15-1.25 1.15-1.25
5
*harian *harian *harian *harian *harian
mum
1.75-2.0 1.75-2.0
1.75-2.0 1.75-2.0 1.75-2.0
Faktor jam
6 *hari *hari
Puncak *hari maks *hari maks *hari maks
maks maks
Jumlah
7 Jiwa per 5 5 5 5 5
SR (jiwa)
Jumlah
8 Jiwa per 100 100 100 100-200 200
HU (Jiwa)
Sisa tekan
di
9 10 10 10 10 10
penyedia
distribusi
Jam
10 operasi 24 24 24 24 24
(Jam )
Volume
Reservoir(
11 % Max 15-25 15-25 15-25 15-25 15-25
Day
Demand)
27
Cakupan
Pelaya
13 90 90 90 90 70
nan (%)
2 Minum 2 Liter/orang/hari
a. Iklim
Kebutuhan air untuk mandi, menyiram tanaman, pengaturan udara, dan
sebagainya akan lebih besar pada iklim yang hangat dan kering
daripada di iklim yang lembab. Pada iklim yang sangat dingin, air
mungkin diboroskan di kran-kran untuk mencegah bekunya pipa-pipa.
b. Ciri-ciri Penduduk
Pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi dari pelanggan.
Pemakaian per kapita di daerah miskin jauh lebih rendah daripada di
daerah kaya. Di daerah tanpa pembuangan limbah, konsumsi dapat
sangat rendah hanya sebesar 10 gcpd (40 liter/kapita/hari).
c. Masalah Lingkungan Hidup
Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap berlebihnya pemakaian
sumber daya telah menyebabkan berkembangnya alat-alat yang dapat
dipergunakan untuk mengurangi jumlah pemakaian air di daerah
pemukiman.
d. Faktor Sosial Ekonomi
Yaitu populasi, besarnya kota, iklim, tingkat hidup, pendidikan, dan
tingkat ekonomi. Penggunaan air per kapita pada kelompok masyarakat
yang mempunyai jaringan limbah cenderung untuk lebih tinggi di kota
besar daripada kota kecil.
e. Faktor Teknis
Yaitu keadaan sistem, tekanan, harga, dan pemakaian meter air.
Pengaruh dari faktor teknis, pada umumnya seperti kurang bekerjanya
meter air dengan baik pada sambungan rumah.
Penggunaan air di berbagai tempat akan berbeda tergantung
pada kondisi geografis dan iklim negara serta kondisi sosial budaya,
contohnya dibeberapa negara berikut ini :
30
1 Minum 3 Liter/orang/hari
2 Memasak 5 Liter/orang/hari
3 Sanitasi 38 Liter/orang/hari
Selain itu keadaan iklim juga akan mempengarhi penggunaan air. Musim
panasakan lebih banyak membutuhkan air daripada musim hujan.
Kebutuhan air domestik meliputi kebutuhan air untuk minum, memeasak,
mandi, mencuci pakaian, membersihkan rumah, menanam (keperluan
rumah tangga), sanitasi dan berkebun.
5. Neraca air
Neraca air (water balance) merupakan masukan dan keluaran air
disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat digunakan untuk
mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan
(defisit).
Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan defisit dapat
mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta dapat pulauntuk
mendayagunakan air sebaik-baiknya. Manfaat secara umum yang dapat
diperoleh dari analisis neraca air antara lain:
a. Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan
pembagi air serta saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis
neraca air didapat banyak bulan-bulan yang defisit air.
b. Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian
banjir. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-
bulan yang surplus air.
c. Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan
pertaniann seperti sawah, perkebunan, dan perikanan.
B. Kerangka Berpikir
Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup dapat dikatakan
makhluk hidup tidak mampu bertahan hidup tanpa air. Dalam sebuah
penelitian, bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa air 2-3 hari. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya air bagi kehidupan kita.
Desa Tlogoharjo Kecamatan Giritontro Kabupaten Wonogiri memenuhi
kebutuhan air domestik masyarakatnya menggunakan 3 sumber utama yaitu
telaga, tangki dan mata air. Sumber air tersebut digunakan untuk mencukupi
keperluan rumah tangga penduduk seperti; mandi, memasak, minum, ibadah,
32
Desa Tlogoharjo
Permasalahan
Jumlah Penduduk
masyarakat Pemerintah
Desa Penduduk Tercatat
Sumur Dalam
Neraca Kebutuhan
34
35
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu 8 bulan, mulai dari
Desember 2017 hingga Juni 2018. Kegiatan penelitian dimulai dari
persiapan penelitian, penyusunan proposal, penyusunan instrumen dan
perijinan, pengumpulan data, analisis data, penulisan hasil penelitian, dan
pelaporan hasil penelitian.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu
2017
1 Persiapan
Penelitian
2 Penyusunan
Proposal Penelitian
3 Penyusunan
Instrumen dan
Perijinan
4 Pengumpulan data
5 Analisis Data
6 Penulisan Laporan
Penelitian dan
Pelaporan
Ketersediaan air sumur dalam pada tiga cakupan layanan mengalami surplus,
maka dapat dilakukan distribusi air dari sumur dalam secara merata.
2 Purembe 65 182
3 Klepu 47 133
4 Plareng 66 181
5 Pager Gunung 24 69
6 Tlogo 80 203
8 Kelor 42 113
9 Kranggan 22 57
Kranggan 57 6
Jumlah 695 68
Jumlah 910 90
salah satu atau gabungan dari metode yag tergantung masalah yang dihadapi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :
1. Observasi Lapangan
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan
melakukukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
atau fenomena yang ada pada obyek penelitian. Observasi dilakukan secara
langsung ditempat terjadinya sebuah peristiwa, sehingga peneliti berada
bersama dengan obyek yang diteliti. Observasi lapangan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah melihat secara langsung letak atau lokasi ketiga
sumur dalam yang terdapat di Desa Tlogoharjo dan sumber air yang lain
yang digunakan masyarakat Desa Tlogoharjo yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air domestiknya.
2. Wawancara
Wawancara atau intervew adalah suatu bentuk komunikasi verbal.
Jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Interview
merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang
dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Pada
penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dari
masyarakat sehubungan dengan pemanfaatan air sumur dalam untuk
kehidupan sehari-hari informasi yang akan digali dalam wawancara, yaitu :
a. Jumlah penggunaan air domestik
b. Jenis sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
domestik
c. Jumlah penduduk migran dan non migran pada tahun 2017
d. Kelompok penduduk yang sudah menggunakan sumur dalam, penduduk
yang menggunakan sumber air selain sumur dalam dan penduduk yang
menggunakan keduanya.
e. Waktu penduduk migran kembali ke Desa Tlogoharjo
f. Debit sumur dalam selama 1 tahun
3. Dokumentasi
42
domestik, penggunaan air rumah tangga atau domestik dan ketersediaan air
sumur dalam.
Wawancara Observasi
Lapangan
Dokumen
Teknik uji validitas data digunakan triangulasi teknik, uji validitas data
triangulasi teknik dalam penelitian ini yaitu melakukan pemeriksaan atau
pengujian data sebelum data di olah atau dianalisis. Triangulasi teknik
digunakan pada hasil data ketersediaan air sumur dalam atau debit air sumur
dalam, untuk mengetahui ketersediaan air sumur dalam dilakukan melihat
dokumen terkait debit air sumur dalam, dokumen yang di gunakan adalah
dokumen ketika sumur dalam dibuat yang menunjukan hasil dari berbagai
macam survey, seperti survey geologi dan hydrogeologi serta hasil yang
menunjukkan kedalaman sumur dalam serta pompa sumur dalam yang
digunakan sehingga dapat menunjukkan debit sumur dalam setiap detik.
Selanjutnya, dilakukan wawancara dengan tokoh masyarakat yang mengerti
berapa debit air sumur dalam setiap detik. Dokumentasi dan Wawancara
sebenarnya sudah menunjukkan debir air sumur dalam sehingga dapat
diketahui ketersediaan air setiap sumur dalam, perlu uji validitas selanjutnya
yaitu dengan observasi lapangan, observasi lapangan ini dilakukan untuk
memastikan bahwa dokumentasi dan wawancara hasilnya adalah benar.
Kebutuhan air domestik dilakukan uji validitas data juga digunakan
triangulasi teknik. Pertama, adalah dilakukan wawancara, wawancara ini
digunakan untuk mengetahui kebutuhan air domestik setiap penduduk. Pada
44
tangga tersebut yang nantinya akan dibagi sesuai dengan jumlah anggota yang
dimiliki sehingga diketahui kebutuhan air domestik setiap penduduk dalam
satu hari. Kebutuhan air domestik setiap dusun diketahui dengan cara
akumulasi dari sampel KK (Kepala Keluarga) yang digunakan kemudian
dibagi dengan sampel jumlah penduduk yang kemudian dikalikan dengan
jumlah penduduk yang sebenarnya, dari hasil tersebut dapat diketahui
kebutuhan air domestik setiap dusun tiap hari.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahap penelitian, tahap penyusunan
proposal, tahap penyiapan instrumen, tahap pengambilan data, tahap analisis
data, dan tahap pelaporan. Berikut ini penjabaran masing-masing tahap :
1. Tahap Persiapan.
Tahap persiapan adalah tahap awal penelitian berupa kegiatan
pencarian referensi yang relevan untuk dijadikan sumber pustaka. Studi
pustaka meliputi literatur yang berkaitan dengan penelitian, jurnal, ilmu
pengetahuan lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Kemudian observasi awal dilakukan di lapangan bertujuan untuk meninjau
daerah penelitian. Pengajuan judul penelitian yang disertai alasan-alasan
dimaksudkan agar penelitian sesuai dengan kaidah bidang ilmu geografi.
6. Tahap pelaporan.
Setelah seluruh tahap di atas dilaksanakan, tahap terakhir adalah
pelaporan hasil penelitian. Dalam tahap ini hasil penelitian yang diperoleh
dalam bentuk tulisan, grafik, tabel, peta kemudian disajikan dalam satu
kesatuan hasil skripsi.
DAFTAR PUSTAKA
48
49