Anda di halaman 1dari 57

KAJIAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK

DI DESA TLOGOHARJO KECAMATAN GIRITONTRO


KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH :
ANGGA RATNA SARI
K5414007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 7
2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ............................... 7
A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 7
1. Kebutuhan Pokok ..................................................................................... 7
2. Air Bersih ................................................................................................. 9
3. Ketersediaan Air ..................................................................................... 21
4. Kebutuhan Air ........................................................................................ 22
5. Neraca air ............................................................................................... 31
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 31
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 34
1. Tempat penelitian ................................................................................... 34
2. Waktu Penelitian .................................................................................... 35
B. Metode dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 35
C. Data dan Sumber Data .................................................................................. 37
1. Data Primer ............................................................................................. 37
2. Data Sekunder ........................................................................................ 37
D. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian ........................................................ 38
1. Populasi .................................................................................................. 38
2. Sampel .................................................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 40

ii
1. Observasi lapangan ................................................................................. 41
2. Wawancara ............................................................................................. 41
3. Dokumentasi ............................................ Error! Bookmark not defined.
F. Teknik Uji Validitas Data ............................................................................. 42
G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 44
H. Prosedur Penelitian ....................................................................................... 48
1. Tahap Persiapan. .................................................................................... 48
2. Tahap Penyusunan Proposal. .................................................................. 48
3. Tahap Perijinan dan Penyiapan Instrumen. ............................................ 48
4. Tahap Pengambilan Data........................................................................ 49
5. Tahap analisis data. ................................................................................ 49
6. Tahap pelaporan. .................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Air merupakan komponen lingkungan yang sangat penting bagi
kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi tidak dapat terlepas dari kebutuhan
akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi
sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air.
Semua organisme yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air paling
sedikit 60% dan seluruh aktivitas metabolismenya menggunakan air. Bagi
manusia, kebutuhan akan air adalah teramat mutlak, karena zat pembentuk
tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Air di dalam tubuh manusia
berkisar antara 50-70% dari seluruh berat badan. Air terdapat di seluruh badan,
ditulang terdapat air sebanyak 22% berat tulang, di darah dan ginjal sebanyak
83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di
dalam organ, seperti 80% dari darah terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari
urat syaraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati dan 75% dari otot adalah air (
Soemirat, 2004:84).
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari manusia berupaya
mencukupi kebutuhan air dengan jumlah yang cukup bagi dirinya. Manusia
amat tergantung pada air karena air dipergunakan untuk mencuci mandi dan
sebagainya. Kebutuhan air yang paling utama adalah air minum. Menurut ilmu
kesehatan setiap orang memerlukan air minum dan tidak bisa hidup 2-3 hari
tanpa air minum. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat
menyebabkan kematian. Karenanya setiap orang perlu minum 1,5-2 liter air
per hari ( Soemirat, 2004:85).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi
makhluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga
lainnya. Air merupakan sumberdaya yang terbatas, namun konsumsi air terus
meningkat dan terus terjadi penurunan baik kuantitas dan kualitas sumberdaya
air. Air menjadi barang yang langka ketika mulai sulit menemukan sumber air

1
2

bersih untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dalam undang-undang


disebutkan bahwa air adalah kekayaan alam yang dikelola untuk kesejahteraan
masyarakat Indonesia sebagai negara yang secara astronomis dilalui oleh garis
khatulistiwa, memiliki curah hujan yang tinggi yang menyebabkan potensi
sumberdaya air di Indonesia melimpah. Namun demikian terdapat perbedaan
yang sangat besar di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini terjadi di daerah
yang sangat kering yaitu Nusa Tenggara, Maluku, dan Sulawesi yang memiliki
curah hujan rendah. Sedangkan, daerah Papua, Jawa dan Sumatra sangat basah.
Beberapa wilayah di Indonesia mempunyai curah hujan yang tinggi,
akan tetapi terdapat banyak wilayah yang mengalami kekeringan pada musim
kemarau dan banjir pada musim penghujan. Wilayah Jawa, terutama Jawa
Tengah dan Jawa Timur mengalami kekeringan yang sangat tajam pada musim
kemarau (http:www.bappenas.go.id).
Provinsi Tengah berasarkan peta indek risiko bencana kekeringan yang
dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada
tahun 2010, memiliki tingkat risiko tinggi diseluruh kabupaten dan kota.

Gambar 1.1 Peta Indeks Risiko Becana Kekeringan


Kabupaten Wonogiri, merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah
yang mengalami kekeringan pada musim kemarau. Beberapa Kecamatan di
Kabupaten Wonogiri mengalami kekeringan, hal ini dikarenakan kondisi
geomorfologi yang beragam dan didominasi oleh perbukitan.
3

Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No 12 Tahun 2016 Tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun
2016-2021 menyebutkan 13 kecamatan yang merupakan kawasan rawan
kekeringan, 8 diantaranya merupakan wilayah kekuranan pemenuhan
kebutuhan air yaitu: Kecamatan Pracimantoro, Kecamatan Giritontro,
Kecamatan Paranggupito, Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Eromoko,
Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan Manyaran dan Kecamatan Nguntoronadi.
Kecamatan Giritontro merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten
Wonogiri yang saat musim kemarau terjadi kekeringan dan merupakan wilayah
yang memiliki kekurangan pemenuhan kebutuhan air.
Desa Tlogoharjo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Giritontro
memiliki permasalahan air bersih yaitu saat musim kemarau kuantitas air mulai
menurun sedangkan kebutuhan akan pemenuhan air tetap. Saat usim kemarau
embung/telaga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air domestik sudah
tidak dapat digunakan dan beralih fungsi menjadi tegalan.

Kebutuhan air dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Jenis penggunaan


air dibagi menjadi penggunaan air domestik dan non domestik. Penggunaan air
domestik meliputi penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Kebutuhan
air non domestik ( pelayanan kantor, perniagaan, pariwisata, hidran umum,
4

pelabuhan dan sebagainya), insdustri, irigasi, peternakan, perikanan, dan


pertanian (Triatmodjo, 2010:330). Penggunaan air untuk kebutuhan domestik
juga akan dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Dalam hal ini penelitian
dilakukan berkaitan dengan kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan rumah
tangga.
Jumlah penduduk Desa Tlogoharjo dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Tahun 2012 –Tahun 2016
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
2012 1990
2013 1998
2014 2005
2015 1997
2016 2001
2017 2072
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kecamatan Giritontro dalam Angka 2017
Pertambahan penduduk Desa Tlogoharjo dari tahun 2012 hingga tahun
2017 hanya 4-71 jiwa setiap tahunnya, akan tetapi akan tetap berpengaruh pada
meningkatnya tingkat penggunaan air bersih setiap harinya. Sejalan dengan
peningkatan jumlah penduduk, penggunaan air juga terus meningkat,
penggunaan air untuk kebutuhan domestik menjadi suatu kebutuhan oleh
penduduk baik dirumah maupun di belakang rumah
(http://academic.evergreen.edu). Peningkatan kebutuhan air ini menimbulkan
masalah dimana, masyarakat Desa Tlogoharjo memiliki keterbatasan akses
terhadap pemenuhan kebutuhan air.

Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2011 tentang


Recana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2031, dibahas
mengenai sistem jaringan prasaran wilayah yaitu sistem prasarana utama dan
sistem prasarana lainnya. Sistem prasarana utama yaitu jaringan transportasi
darat, jaringan perkeretaapian. Sistem prasarana lainnya adalah sistem jaringan
energi, sistem jaringan komunikasi, sistem jaringan sumberdaya air dan sistem
jaringan prasarana lingkungan. Sistem jaringan sumberdaya air terdri atas
5

sistem wilayah sungai, sistem jaringan irigasi, jaringan air baku atau air bersih,
jaringan air bersih ke kelompok pengguna dan sistem pengendalian banjir.
Sistem jaringan sumberdaya air digunakan untuk mengurangi tingkat
risiko kekeringan di Kabupaten Wonogiri, sistem wilayah sungai diantaranya
pengelolaan sungai di wilayah Kabupaten Wonogiri dan pengelolaan sungai
yang tidak termasuk Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk Serba Guna
Wonogiri, selain itu juga terdapat pengeloaan waduk serta pengembangan
telaga dan embung di beberapa kecamatan antarlain; Kecamatan Batuwarno,
Kecamatan Eromoko, Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Giritontro, Kecamatan
Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito .
Jaringan air baku untuk air bersih yaitu utama pengoptimalan sumbe air
yang ada di seluruh kecamatan wonogiri serta penyediaan erluasan jaringan air
besih perdesaan bersumber mata air, terdapat pula pengembangan sistem
penampungan air hujan (PAH) dan sistem akuifer buatan dan simpanan air
hujan (ABSAH) pada kawasan kekeringan melipui: Kecamatan Manyaran,
Kecamatan Wuryantoro,Kecamatan Batuwarno, Kecamatan Eromoko,
Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Giritontro, Kecamatan Pracimantoro dan
Kecamatan Paranggupito .
Masyarakat Desa Tlogoharjo memenuhi kebutuhan air bersih air pada
telaga desa. Pada saat musim kemarau sumber air telaga yang digunakan
penduduk tidak dapat mencukupi suplai air sebagaimana mestinya.
Masyarakat kemudian memilih membeli air tangki sebagai salah satu
kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencukupi kebutuhan air. Seiring
berjalannya waktu, penggunaan air tangki saat musim kemarau kemudian
berat dirasakan oleh warga. Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari
Dinas Pekerjaan Umum diketahui bahwa dari tahun 2008 hingga 2017 jumlah
bulan kering sebanyak 59 bulan dan bulan basah adalah 55 bulan, dapa
diartikan bahwa musim kemarau lebih banyak dibandingkand dengan musim
penghujan dibandingkan dengan musim penghujan sehingga sangat menambah
kebutuhan yang harus mereka penuhi karena dalam satu tangki yang berisi
6000liter masyarakat harus membayar dengan harga dengan kisaran Rp.
6

120.000,00-150.000,00 sesuai dengan letak rumah yang hanya bisa digunakan


1 hingga 2 minggu setiap rumah tangga.
Sebagai upaya masyarakat dalam mengurangi besarnya pengeluaran
saat musim kemarau yaitu pemenuhan kebutuhan air bersih menggunakan air
tangki, masyarakat bersama pemerintah desa bekerja sama untuk mencari
solusi terhadap masalah yang dihadapi yaitu membuat sumur dalam dengan
sumber dana desa, pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat. Dengan
adanya Program kegiatan sumur dalam diharapkan dapat menguransi beban
kebutuhan msayarakat Desa Tlogoharjo. Saat ini sudah terdapat 3 sumur dalam
yang digunakan oleh masyarakat Desa Tlogoharjo.
Untuk mngetahui apakah permasalahan sumber air bersih , air bersih
yang dimaksud adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak (Peraturan Menteri Kesehatan No:416/MEN.KES/PER/IX/1990),
sudah teratasi menggunakan sumur dalam ataukah belum, maka perlu dihitung
seberapa besar penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk, karena
penggunaan air untuk kebutuhan domestik tidaklah sama. Serta menghitung
ketersediaan air sumur dalam. Penggunaan air domestik dan ketersediaan air
Sumur dalam akan menunjukkan bagaimana pemenuhan kebutuhan air Desa
Tlogoharjo.
Beberapa hal diatas melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian
dengan judul “Kajian Kebutuhan Air Domestik Di Desa Tlogoharjo
Kecamatan Giritontro Kabupaten Wonogiri Tahun 2017”. Pada penelitian
ini penggunaan air domestik dikhususkan pada penggunaan air rumah tangga.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo Kecamatan
Giritontro, Kabupaten Wonogiri ?
2. Bagaimana ketersediaan air sumur dalam (deep well) yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo Kecamatan
Giritontro, Kabupaten Wonogiri ?
7

3. Bagaimana neraca kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo


Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri ?

C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang dirumuskan maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo Kecamatan
Giritontro, Kabupaten Wonogiri.
2. Mengetahui ketersediaan air sumur dalam yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo Kecamatan
Giritontro, Kabupaten Wonogiri.
3. Mengetahui neraca kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo
Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis hasil penelitian ini adalah :
a. Bermanfaat memberikan sumbangan padabidang ilmu pengetahuan
dalam hal ini ilmu geografi terutama peranannya mengenai
pemenuhan kebutuhan air bersih.
b. Memberikan manfaat pada dunia pendidikan terutama pada materi
pembelajaran Geografi Kelas X Semester Genap mengenai
Dinamika Hidrosfer.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis hasil penelitian ini adalah :
a. Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan bagi
pemerintah khususnya instansi terkait dalam pengambilan
keputusan penentuan kebijakan pemanfaatan sumberdaya air untuk
kebutuhan domestik.
8

b. Sebagai masukan untuk guru Geografi Kelas X dalam membuat


bahan ajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka
1. Kebutuhan Pokok
Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar atau basic human needs
dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna
kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan dan
konsumsi individu (makan, pakaian, perumahan) maupun keperluan sosial
tertentu (air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan dan pendidikan).
Menurut Manullang ( Muljanto dan Hans Dieter, 1985:2) ada yang
membedakan antara kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.
Kebutuhan Primer adalah kebutuhan yang paling utama untuk dapat
mempertahankan hidup seperti makan, minum pakaian dan perumahan,
sedangkan kebutuhan sekunder adalahkebutuhan yang diperlukan guna
melengkapi kebutuhan primer seperti alat dan perabot.
Samir Radwan dan Torkel Alfthan ( Muljanto dan Hans Dieter,
1985:2) tanpa mengurangi konsep basic needs, keperluan minimum dari
seorang individu atau rumah tangga adalah sebagai berikut: a) Makan,b)
Pakaian, c) Perumahan, d) Kesehatan, e) Pendidikan, f) Air dan sanitasi, g)
Transportasi, h) Partisipasi.
Dr. Thee Kian Wie (Muljanto dan Hans Dieter, 1985:2)
mendefinisikan kebutuhan pokok sebagai suatu paket barang dan jasa yang
oleh masyarakat dianggap perlutersedia bagi setiap orang. Kebutuhan ini
merupakan tingkat minimum yang dapat dinikmati oleh seseorang. Hal ini
dapat diartikan bahwa kebutuhan pokok berbeda-beda daerah satu dengan
daerah yang lain.
Green ( Muljanto dan Hans Dieter, 1985:3) menyatakan bahwa
istilah kebutuhan pokok dan kemudian model kebutuhan pokok atau basic
human needs approach muncul pada tahun 1976, pada sebuah konferensi
di Kenya menyatakan bahwa strategi dan politik pembangunan lebih di

7
8

prioritaskan kepada tujuan memenuhi kebutuhan pokok dari setiap


pemerintahan.
Pendekatan ini tumbuh dari usaha pencarian suatu strategi
pembangunan yang bisa lebih efektif dalam menangani permasalah
kebutuhan pokok.
Model kebutuhan dasar sebagai sebagai suatu strategi memenuhi
sasaran pokok menurut Derodjatun ( Muljanto dan Hans Dieter, 1985:3)
yaitu :
a. Dipenuhinya kebutuhan pangan, sandang, pangan atau perumahan,
peralatan sederhana dan kebutuhan lainnya yang dipandang perlu.
b. Dibukanya kesempatan luas untuk memperoleh berbagai jasa,
pendidik untuk anak dan orang tua, program preventif atau kuratif
kesehatan air minum, pemukiman dengan lingkungan yang
mempunyai infrastuktur dan komunikasi, baik rural maupun urban.
c. Dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan kerja yang Produktif
(Termasuk menciptakan sendiri) yang memungkinkan adanya balas
jasa setimpal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
d. Terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa,
ataupun dari perdagangan internasional untuk memperolehnya dengan
kemampuan untuk menyisihkan tabungan bagi pembiayaan usaha
selanjutnya.
e. Menjamin adanya partisipasi masa salam pengambilan keputusan dan
pelaksaan proyek .
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan pokok yang paling utama adalah pakaian, makanan dan
perumahan, kebutuhan lain yang harus dipenuhi lainnya adalah kebutuhan
akan air bersih yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga
atau disebut dengan kebutuhan air domestik yang digunakan dalam
penelitian ini.
9

2. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
dan akan menjadi air minum setekah dimasak terlebih dahulu. Sebagai
batasnya air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi penyediaan
air minum, Standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air
untuk keperluan higiene sanitasi meliputi parameter fisik, biologi dan
kimia yang dapat berupa parameter wajib dan parameter tambahan.
Parameter wajib merupakan parameter yang harus diperiksa secara berkala
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan
parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa secara berkala
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan
parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi
geohidrologi mengindikasikan adanya potensi pencemaran berkaitan
dengan parameter tambahan. Air untuk keperluan higiene sanitasi tersebut
digunakan untk keperluan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat
gigi, mencuci peralatan makan dan pakaian. Selain itu air untuk keperluan
higiene sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum.Syarat-syarat
tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 32 tahun 2017,
dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan dalam penyediaan air bersih.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum, sistem
penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat utama.
Persyaratan tersebut meliputi persyaratan kualitatif, peryaratan
kuantitatif dan persyaratan kontinuitas.
10

1) Persyaratan Kualitatif
Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas dari air
baku air bersih.
Tabel 2.1 Parameter fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi.
No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu
(kadar maksimum)
1. Kekeruhan NTU 25
2. Warna TCU 50
Zat padat terlarut Mg/l 1000
3.
(Total Dissolved Solid)
ᴼC Suhu udara kurang lebih
4. Suhu
3
5. Rasa Tidak berasa
6. Bau Tidak Berbau
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoesia
Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian
Umum.

Tabel 2.2 Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi.
No. Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu
(kadar maksimum)
1. Total Coliform CFU/100ml 50
2. E. coli CFU/100ml 0
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoesia
Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum.
11

Tabel 2.3 Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi.
No. Parameter Unit Standar Baku Mutu
Wajib (kadar maksimum)
Wajib
1. Ph mg/l 6,5 – 8,5
2. Besi mg/l 1
3. Flurida mg/l 1,5
4. Kesadahan mg/l 500
5. Mangan mg/l 0,5
6. Nitrat mg/l 10
7. Nitrit mg/l 1
8. Sianida mg/l 0,1
9. Deterjen mg/l 0.05
10. Pestisida Total mg/l 0,1
Tambahan
1. Air raksa mg/l 0,001
2. Arsen mg/l 0,05
3. Kadmium mg/l 0,005
4. Kromium mg/l 0,05
5. Selenium mg/l 0,01
6. Seng mg/l 15
7. Sulfat mg/l 400
8. Timbah mg/l 0,05
9. Benzene mg/l 0,01
10 Zat organik mg/l 10
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoesia
Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian
Umum.

2) Persyaratan Kuantitatif (Debit).


Persyaratan kuantitatif atau kuantitas dalam penyediaan air
bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya
air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani.
Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih
yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air
12

bersih. Teknik pengukuran debit langsung dilapangan pada dasarnya


dilakukan melalui empat kategori sesuai menurut Gordon et al.,
(Chay Asdak, 2010:192):
a) Pengukuran volume air sungai.
b) Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan
menentukan luas penampang melintang sungai.
c) Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia (pewarna)
yang dialirkan dalam aliran sungai (Substance tracing Method).
d) Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit
seperti weir (aliran air lambat) atau flume (aliran air cepat).
3) Persyaratan Kontinuitas
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus
dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim
kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan
bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat
diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisiideal tersebut
hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia,
sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat
dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas konsumen terhadap
prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal
selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu
pada pukul 06.00 – 18.00 WIB. Kontinuitas aliran sangat penting
ditinjau dari dua aspek.Pertama adalah kebutuhan konsumen.
Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan
pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu,
diperlukan pada waktu yang tidak ditentukan.Karena itu, diperlukan
reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat.
13

b. Sistem Penyediaan air Bersih.


1) Sumber air
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015
tentang Pengusahaan Sumber Daya Air, menjelaskan bahwa sumber
air adalah tempat atau wadah air alami dan / atau buatan yang
terdapat pada, di atas, atau di permukaan tanah.
Menurut Sutrisno (Yetty, 2012:13),sumber air di alam terdiri
atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air permukaan, dan air
tanah.
Di bumi ini ada beberapa sumber air yang sangat penting
bagi kehidupan manusia yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan
air bersih. Peradaban sumber air juga berpengaruh pada perbedaan
sifat fisik, kimiawi, dan bakteorologi. Dalam sistem penyediaan air
bersih, sumber air merupakan satu komponen yang mutlak dan harus
ada, karena tanpa sumber air sistem penyediaan air bersih tidak akan
berfungsi. Dengan mengetahui karakteristik masing – masing
sumber air serta faktor – faktor yang mempengaruhinya, diharapkan
dapat membantu di dalam pemilihan air baku untuk suatu sistem
penyediaan air bersih, serta mempermudah tahapan selanjutnya di
dalam pemilihan tipe dari pengolahan untuk menghasilkan air yang
memenuhi standar kualitas secara fisik, kimiawi dan bakteriologis.
Secara umum sumber air adalah sebagai berikut :

a) Air Laut
Air laut adalah air yang memiliki bagian yang paling
banyak di permukaan bumi. Air laut meskipun jumlahnya tidak
terbatas akan tetapi air ini jarang dikonsumsi oleh masyarakat
karena air laut ini jarang dikonsumsi oleh masyarakat karena air
laut banyak mengandung NaCl atau kandungan garam yang
menyebabkan rasanya asin. Menurut Sutrisno( Yetty, 2012:13) .
Kadar garam (NaCl) yang terkandung dalam air laut sejumlah
14

3%. Air laut Berbeda dengan air tawar (fresh water) karena
mengandung sekitar 0,035(35gr/liter) padatan pelarut,yang
kebanyakan adalah garam atau sodium cloride(Indarto,2010: 8).

b) Air permukaan
Air permukaan adalah air yang sudah tersedia di alam,
contohnyayaitu: danau, sungai dan anak sungai, tambak,embung
dan waduk (Indarto, 2010:9). Pada umumnya air permukaan ini
akan mendaapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan
sebagainya. Kekeruhan air permukaan cukup tinggi karena
banyak mengandung lempung dan substansi organik, sehingga
ciri air permukaan yaitu memiliki padatan terendap (dissolved
solid) rendah, dan bahan tersuspensi (suspended solid) tinggi.
(1) Air Sungai
Air Sungai adalah air hujan yang jatuh kepermukaan bumi
dan tidak meresap ke dalam tanah akan mengalir secara
grafitasi searah dengan kemiringan permukaan tanah dan
mengalir melewati aliran sungai. Sebagai salah satu sumber
air minum, air sungai harus megalami pengolahan secara
sempurna karena pada umumnya memiliki derajat pengotoran
yang tinggi.

c) Air Tanah
Air tanah ( Ground Water ) merupakan air yang
megandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air
melewati lapisan tanah dan juga air yang berasal dari air hujan
yang jatuh di permukaan bumi lalu meresap ke dalam tanah dan
mengisi rongga – rongga atau pori – pori dalam tanah. Air tanah
biasanya mempunyai kualitas yang baik karena zat – zat
pencemar air tertahan oleh lapisan tanah.
15

Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah


dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air
tanah dangkal mempunyai kualitas lebih rendah dibanding
kualitas air tanah dalam. Hal ini disebabkan air tanah dangkal
lebih mudah terkontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai
penyaring lebih sedikit.Menurut Seyhan (1990:256) air tanah
terbagi atas :
1) Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air
dari permukaan tanah. Air tanah lebihbanyak mengandung
zat kimia berupa garam – garam terlarut meskipun kelihatan
jernih karena sudah melewati lapisan tanah yang masing –
masing mempunyai unsur – unsur kimia tertentu. Meskipun
lapisan tanah di sini berfungsi sebagai saringan namun
pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada
muka air yang dekat dengan muka tanah. Air tanah dangkal
umumnya mempunyai kedalaman kurang dari 15 meter.
2) Air tanah dalam
Air tanah dalam tidak dapat diambil dengan mudah karena ini
berada pada kedalaman antara 100-300 meter. Untuk
mengambil air tanah dalam diperlukan bor untuk
mendapatkan lapisan air ini, apabila tekanan air cukup besar
maka air dalam lapisan ini akan menyembur keluar yang
disebut dengan sumur artesis.
3) Mataair
Mataair menurut segi kualitasnya adalah yang sangat baik
bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah
yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan sehingga
belum terkontaminasi oleh zat – zat pencemar. Dari segi
kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas
sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah
16

penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air tersebut terus –


menerus diambil maka lama kelamaan akan habis.
Apabila dilakukan pengklasifikasian air tanah berdasarkan
genesa, kandungan mineral dan kebutuhan secara umum
digunakan 3 jenis klasifikasi Matthess dan Harvey (Dasapta
dan Deny, 2015:78), yaitu :
1) Klasifikasi berdasarkan asalmula air tanah. Klasifikasi ini
berdasarkan sejarah pembentukan air.
2) Klasifikasi berdasarkan kandungan unsur. Klasifikasi yang
paling sederhana digunakan oleh Davis de Weist (Dasapta
&Deny, 2015:78), berdasarkan jumlah konsentrasi unsur
terlarut. Pembagiannya dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.4 Klasifikasi Air Tanah Berdasarkan Unsur Terlarut.
Jenis Air Konsentrasi Kandungan
Unsur Terlarut (mg/kg)
Air Tawar (Fresh Water) 0-1.000
Payau (Brackish Water) 1.000-10.000
Air Asin(saline water) 10.000-100.000
Air Garam (Brines) >100.000
Sumber : Davis and de Wiest,1977 dalam Dasapta dan
Deny,2015:78)
Pengklasifikasian ini juga dilakukan untuk penentuan
fasies air tanah. Definisi fasies air tanah yang dikemukakan
oleh Freeze dan Chary (Dasapta dan Deny, 2015:78) adalah
identifikasi jenis air tanah berdasarkan perbedaan dan genesa
air yang berhubungan dengan sistem dan tubuh tempat
keterdapatan air tanah . Fasies hidrokimia air tanah
juga dinyatakan sebagai zona dengan komposisi kation dan
anion dalam kategori yangberbeda.
3) Klasifikasi berdasarkan potensi dan penggunaan. Klasifikasi
ini berdasarkan penggunaan oleh manusiauntuk keperluan
rumah tangga (domestik), pertanian dan industri. Di
Indonesia Klasifikasi yang digunakan berdasarkan Surat
17

Keputusan Menteri KLH No.Kep.03/MenKLH/11/1991/Feb


1991 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.
416/MenKes/PERIX/1990. Pembagian berrdasarkan baku
mutu A ( air dapat langsung diminum), B (air harus dioleh
sebelum diminum), C (hanya dapat digunakan untuk
pertanian dan industri), D (air hanya dipergunakan untuk
keperluan industri).
c. Sistem Penyediaan air bersih.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum. Untuk
menentukan sistem penyediaan air bersih pada masyarakat, maka
diperlukan klasifikasi sitem pelayanan air bersih yang meliputi sistem
Jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan. Sistem Jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan dalam peneydiaan air bersih
masih dapat dijumpai pada masyarakat pedesaan (rural urban) maupun
masayarakat perkotaan (urban).
Jaringan perpipaan mencakup 4 unit air baku,produksi,distribusi
dan pelayanan. Jaringan Perpipaan diselenggarakan untuk menjamin
kepastian kuantitas dan kualitas air bersih yang dihasilkan serta
kontinuitas pengaliran air bersih, berikut ini unit jaringan perpipaan :
1) Unit air baku
Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air
baku. Air baku yang dimaksud disini adalah air yang berasal dari
sumber air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang
memeuhi baku mutu tertentu.
Unit air baku terdiri atas :
a) Bagunan penampung air
b) Bagunan penyadapan atau pengambilan
c) Alat pengukuran dan peralatan pemantauan
d) Sistem pemompaan
e) Bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya
18

2) Unit Produksi
Unit Produksi merupakan infrastruktur yang dapat digunakana untuk
proses pengolahan air baku menjadi air minum melalui proses fisika,
kimia dan/atau biologi. Unit produksi dilengkapi dengan sarana
pengolahan lumpur hasil sisa pengolahan air baku menjadi air
minum.
Unit produksi terdiri atas :
a) Bangunan pengolahan dan perlengkapannya
b) Perangkat operasional
c) Alat pengukuran dan peralatan pemantauan
d) Bangunan penampung air
3) Unit Distribusi
Unit distribusi merupakan sarana pengaliran air dari bangunan
penampungan sampai unit pelayanan. Unit distribusi dilakukan
menggunakan sistem pemompaan dan/atau secara gravitasi.
Unit distribusi terdiri atas :
a) Jaringan distribusi dan perlengkapannya
b) Bangunan penampungan
c) Alat pengukuran dan peralatan pemantauan
4) Unit Pelayanan
Unit pelayanan merupakan titik pengambilan air, unit pelayanan
dipasang alat pengukuran berapa meter air/
Unit pelayanan terdiri atas :
a) Sambungan langsung
b) Hidran umum
c) Hidran kebakaran
19

Bukan jaringan perpipaan terdapat 4 sarana antara lain sumur


dangkal, sumur pompa atau sumur bor, bak penampungan air hujan,
terminal air dan bangunan penangkap mata air.
1) Sumur dangkal
Sumur dangkal merupakan sarana untuk menyadap dan menampung
air tanah yang digunakan sebagai sumber Air. Pembangunan sumur
dangkal wajib memperhatikan ketentuan teknis tentang kedalaman
muka air dan jarak aman dari sumber pencemaran.

2) Sumur pompa atau sumur bor


Sumur pompa atau sumur bor merupakan sarana berupa
sumur yang bertujuan untuk mendapatkan Air yang dibuat dengan
mengebor tanah pada kedalaman tertentu. Pengambilan air dengan
menggunakan sumur pompa dilakukan dengan menghisap atau
menekan air ke permukaan dengan menggunakan pompa.
Pembangunan sumur pompa wajib memperhatikan ketentuan
teknis tentang kedalaman muka air dan jarak aman dari sumber
pencemaran.
3) Bak penampungan air hujan
Bak penampungan air hujan bertujuan untuk air hujan sebagai
Air Bak. Bak penampungan air hujan harus dilengkapi dengan
saringan dan penutup sebagai pengaman dari kotoran. Bak
penampungan air hujan dapat digunakan secara individual atau
komunal.
4) Terminal air
Terminal air merupakan sarana pelayanan Air Minum yang
digunakan secara komunal berupa bak penampung air yang
ditempatkan di atas permukaan tanah atau pondasi dan pengisian
air dilakukan dengan sistem curah dari mobil tangki air atau kapal
tangki air. Terminal air ditempatkan di daerah rawan Air , daerah
kumuh, masyarakat berpenghasilan rendah, dan/atau daerah
20

terpencil. Penempatan terminal air harus berada di tempat yang


mudah diakses oleh masyarakat.
5) Bangunan Penangkap mata air
Bangunan penangkap mata air merupakan sarana yang
dibangun untuk mengumpulkan air pada sumber mata air dan
melindungi sumber mata air terhadap pencemaran. Bangunan
penangkap mata air dapat dilengkapi dengan bak penampung dan
harus dilengkapi fasilitas keran umum bagi masyarakat di sekitar
mata air.
d. Rancangan Sumber Air dan Penyaluran air.
Setelah menentukan daerah yang dialiri serta keperluan akan air
sudah ditentukan, maka selanjutnya harus diadakan perancangan cara
pemberian air untuk daerah itu. Cara pemberian air itu harus diselidiki
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Jenis dan lokasi sumber air
2) Cara penyaluran air dan letak fasilitas penyaluran air
3) Sambungan sumber air dengan fasilitas penyaluran air dan besarnya
air yang dialirkan.

e. Sumber Air dan Pengambilan.


Menurut Suyono (1976:226) lokasi sumber air dan pengambilan
air adalah faktor –faktor penting yang sangat mempengaruhi skala dari
fasilitas penyaluran air dan besarnya air yang tersedia itu. Penentuan
lokasi ini adalah sangat penting, sehingga pemilihan sumber air harus
ditelaah dengan memperhatikan kondisi-kondisi dasar sebagai berikut :
1) Debit minimum air yang tersedia adalah besar
2) Jumlah air yang tersedia adalah besar
3) Kualitas dan suhu air baik
4) Pengambilannya mudah
5) Lokasinya terletak didekat daerah yang akan diirigasi
21

f. Penyaluran dan distribusi air.


Sesudah lokasi fasilitas sumber air dan pengambilanya sudah
ditentukan, maka selanjutnya harus diadakan penentuan mengenai cara
penyaluran air itu ke daerahyang diirigasi beserta distribusi air ke petak
- petak yang ditanami.
Penyaluran dapat diadakan hanya dengan saluranatau bersamaan
dengan pompa. Jika daerah yang akan diairi itu teltetak lebih tiggi dari
sumber air,maka harus digunakan pompa untuk menyalurkan air,
kadang-kadang meskipun air itu terletak lebih tinggi, penggunaan
pompa adalah lebih ekonomis. biasanya untuk debit yang besar, saluran
terbuka adalah ekonomis.
Penggunaan saluran terbuka, terowongan, siphon, talang dan
sebagainya adalah tergantung pada topografi. Dari pertimbangan
ekonomis, pipa itu terutama hanya dapat digunakan untuk pertanian
yang membutuhkan debit air yang kecil. Pipa mempunyai banyak corak
yan menguntungkan jika dibandingkan dengan saluran air (Suyono,
1976:226 ).

3. Ketersediaan Air
Ketersediaan air adalah jumlah air (debit) yang diperkirakan terus
menerus ada di suatu lokasi (bendung atau bangunan air lainnya) di sungai
dengan jumlah tertentu dalam jangka waktu (periode) tertentu (Direktorat
Irigasi,1980).
Menurut Bambang Triatmodjo (2008:340) Air yang tersedia
tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperi air baku
meliputi air domestik (air minum dan rumah tangga) dan non domestik
(perdagangan, perkantoran) dan industri, pemeliharaan sungai, peternakan,
perikanan, irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).Pada PLTA,
air hanya dilewatkan unyuk memutar turbin dan setelah itu dikembalikan
lagi ke sungai untuk dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Dengan
22

kata lain PLTA tidak mengkonsumsi air, sedangkan keperluan lain air
dikonsumsi sehingga mengurangi air yang tersedia.

4. Kebutuhan Air
Menurut Bambang Triatmodjo (2010:331), kebutuhan air meliputi
kebutuhan untuk domestik (air rumahtangga) dan non domestik (pelayanan
kantor, perniagaan, pariwisata, hidran umum, pelabuhan dan sebagainya),
industri,pemeliharaan sungai, perikanan, peternakan, dan irigasi.
Kebutuhan air domestik dan nondomestik dihitng berdasarkan jumlah
penduduk dan konsumsi pemakaian air per kapita per hari. Jumlah
penduduk dibedakan antara penduduk kota dan penduduk desa, karena
konsumsi pemakaian air untuk keduanya berbeda.
Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk
keperluan rumah tangga, industri, penggelontoran kota dan lain-lain.
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan
berdasarkan pemakaian air (PERPAMSI, 1994).
Kebutuhan air di kategorikan menjadi kebutuhan air domestik dan
non domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang
digunakan untuk keperluan rumah tangga, yaitu untuk keperluan air
minum, memasak, mandi, mencuci serta keperluan lainnya. Kebutuhan air
non domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk kegiatan
komersil seperti industri, perkantoran maupun kegiatan sosial seperti
sekolah, rumah sakit, tempat ibadah dan niaga. Berikut ini adalah
pemakaian air rata-rata baik domestik ataupun non domestik setiap hari :
23

Tabel 2.5Pemakaian Air Rata-Rata Setiap Hari


No Jenis Pemakaian Jangka Perbandi Keterangan
Gedung air rata-rata Waktu ngan luas
sehari( Liter pemakaian Lantai
air rata-rata efektif /
sehari (jam) Total
(%)
1 Rumah 160-250 8-10 50-53 Setiap
biasa Penghuni
2 Sekolah 40 5 58-60 Guru 100 L
Dasar
3 Rumah 100-200 8 Penghuni
toko 160L
Sumber : SNI 03-6481-2000
Untuk merumuskan penggunaan air oleh masing-masing komponen
(kelompok per Sambungan Rumah/SR) dalam perencanaan dan
perhitungan digunakan asumsi-asumsi atau pendekatan-pendekatan
berdasarkan kategori kota seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.6Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Per Orang Per Hari
Menurut Kategori Kota
Kebutuhan Air
Jumlah
Bersih
No Kategori Kota Penduduk
(Liter/Orang/
(Jiwa)
Hari)

Semi Urban (Ibukota 3.000-


1 60-90
kecamatan/Desa) 20.000

20.000-
2 Kota Kecil 90-110
100.000
100.000-
3 Kota Sedang 100-125
500.000
500.000-
4 Kota Besar 120-150
1.000.000

>1.000.00
5 Metropolitan 150-200
0
Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI) 6728.1:2015.
24

Rata-rata pemakaian harian air bersih per orang indonesia adalah


sebesar 144 liter. Pemakaian terbesar adalah untuk mandi, yakni sebesar
65 liter atau sekitar 45% dari total pemakaian air bersih (Survei Direktorat
Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Pada Tahun 2006)

Tabel 2.7 Standar Nasional Indonesia Kebutuhan air

Jenis Pemakaian Standar Satuan


Sambungan Rumah 300 Liter/orang/hari
Kota dengan penduduk>1juta jiwa 250 Liter/orang/hari
Kota dengan Penduduk =1 juta JIWA 200 Liter/orang/hari
Desa 130 Liter/orang/hari
Sumber : Standar Nasional Indonesia (2002)

Kebutuhan air domestik untuk kota dibagi beberapa kategori,


yaitu:a) Kota kategori I (Metropolitan), b) Kota kategori II (Kota Besar),
c) Kota kategori III (Kota Sedang), d) Kota kategori IV ( Kota Kecil), e)
Kota kategori V (Desa).
Daerah penelitian termasuk dalam kategori semi urban (ibukota
kecamatan/desa) dengan jumlah penduduk 2072 penggunaan air domestik
rata-rata dalam satu desa berdasarkan survey lapangan adalah 180
liter/hari berbeda dengan kategori berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) 6728.1:2015 yang disebutkan kategori semi urban(ibukota
kecamatan/desa), setiap orang membutuhkan air sebanyak 60-90 liter/hari.
25

Tabel 2.8 Kategori Kota berdasarkan jumlah penduduk.


Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk

1.000.000 20.000
500.000
>1.000.0
s/d s/d s/d <20.000
00
No Uraian 1.000.000
500.000 100.000

Kota
Metro- Kota
Kota Besar Kota Sedang Desa
Kecil
politan

Konsumsi
Unit
Sambu

ngan
1 Rumah >150 150-120 90-120 80-120 60-80
(SR) (liter/

orang/

hari)

Konsumsi
Unit
Hidran
2 (HU) (liter/ 20-40 20-40 20-40 20-40 20-40
orang

/hari)

Konsumsi
unit non
domestik

a.Niaga
Kecil
3 600-900 600-900 600
(liter/unit/

hari)

b.Niaga 1000-
1000-5000 1500
Besar 5000
(liter/unit/h
26

ari)

c.Industri
Besar
0.2-0.8 0.2-0.8 0.2-0.8
(liter/

detik/ha)

d.Pariwisat
a
0.1-0.3 0.1-0.3 0.1-0.3
(liter/detik/
ha)

Kehila
4 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
ngan Air%

Faktor
Hari Maksi 1.15-1.25 1.15-1.25 1.15-1.25 1.15-1.25 1.15-1.25
5
*harian *harian *harian *harian *harian
mum

1.75-2.0 1.75-2.0
1.75-2.0 1.75-2.0 1.75-2.0
Faktor jam
6 *hari *hari
Puncak *hari maks *hari maks *hari maks
maks maks

Jumlah
7 Jiwa per 5 5 5 5 5
SR (jiwa)

Jumlah
8 Jiwa per 100 100 100 100-200 200
HU (Jiwa)

Sisa tekan
di
9 10 10 10 10 10
penyedia
distribusi

Jam
10 operasi 24 24 24 24 24
(Jam )

Volume
Reservoir(
11 % Max 15-25 15-25 15-25 15-25 15-25
Day
Demand)
27

50:50 s/d 50:50 s/d


12 SR:HU 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20

Cakupan
Pelaya
13 90 90 90 90 70
nan (%)

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1996

Tabel 2.9 Konsumsi Air Bersih Di Perkotaan Indonesia Berdasarkan


Keperluan Rumah Tangga

No Keperluan Rumah Tangga Konsumsi Satuan

1 Mandi, Cuci, Kakus 1,2 Liter/orang/hari

2 Minum 2 Liter/orang/hari

3 Cuci Pakaian 10,7 Liter/orang/hari

4 Kebersihan Rumah 31,4 Liter/orang/hari

5 Taman 11,8 Liter/orang/hari

6 Cuci Kendaraan 21,1 Liter/orang/hari

7 Wudhu 6,2 Liter/orang/hari

8 Lain-lain 21,7 Liter/orang/hari

Sumber: DPU Dirjen Cipta Karya,1996


28

Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas


Pekerjaan Umum :
Tabel 2.10Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori I, II, III, IV
Tingkat
Fasilitas
No Pemakaian Satuan
(Non Rumah Tangga)
Air
1 Sekolah 10 Liter/murid/hari
2 Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
3 Puskesmas 2000 Liter/unit/hari
4 Majid 3000 Liter/unit/hari
5 Kantor 10 Liter/pegawai/hari
6 Pasar 12000 Liter/hektar/hari
7 Hotel 150 Liter/bed/hari
8 Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari
9 Kompleks Militer 60 Liter/orang/hari
10 Kawasan Industri 0.2 – 0.8 Liter/detik/hektar
11 Kawasan Pariwisata 0.1 – 0.0.3 Liter/detik/hektar
Sumber : SK-SNI Air Bersih, 1990

Tabel 2.11Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori V (Desa)


No Sektor Nilai Satuan
1 Sekolah 5 Liter/murid/hari
2 Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
3 Puskesmas 1200 Liter/unit/hari
4 Masjid 3000 Liter/unit/hari
5 Mushola 2000 Liter/unit/hari
6 Pasar 12000 Liter/hektar/hari
7 Komersial/ Industrial 10 Liter/hari
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996.

Pemakaian air bertitik tolak dari jumlah air yang terpakai.


Pemakaian air dapat terbatas oleh karena terbatasnya air yang tersedia
belum tentu sesuai dengan kebutuhan. Pemakaian air perkapita dapat
bervariasi dari satu komunitas ke komunitas lainnya disebabkan berbagai
faktor antara lain : tergantung dari tingkat hidup, pendidikan, dan tingkat
ekonomi masyarakat.
29

Faktor yang mempengaruhi pemakaian air antara lain:

a. Iklim
Kebutuhan air untuk mandi, menyiram tanaman, pengaturan udara, dan
sebagainya akan lebih besar pada iklim yang hangat dan kering
daripada di iklim yang lembab. Pada iklim yang sangat dingin, air
mungkin diboroskan di kran-kran untuk mencegah bekunya pipa-pipa.
b. Ciri-ciri Penduduk
Pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi dari pelanggan.
Pemakaian per kapita di daerah miskin jauh lebih rendah daripada di
daerah kaya. Di daerah tanpa pembuangan limbah, konsumsi dapat
sangat rendah hanya sebesar 10 gcpd (40 liter/kapita/hari).
c. Masalah Lingkungan Hidup
Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap berlebihnya pemakaian
sumber daya telah menyebabkan berkembangnya alat-alat yang dapat
dipergunakan untuk mengurangi jumlah pemakaian air di daerah
pemukiman.
d. Faktor Sosial Ekonomi
Yaitu populasi, besarnya kota, iklim, tingkat hidup, pendidikan, dan
tingkat ekonomi. Penggunaan air per kapita pada kelompok masyarakat
yang mempunyai jaringan limbah cenderung untuk lebih tinggi di kota
besar daripada kota kecil.
e. Faktor Teknis
Yaitu keadaan sistem, tekanan, harga, dan pemakaian meter air.
Pengaruh dari faktor teknis, pada umumnya seperti kurang bekerjanya
meter air dengan baik pada sambungan rumah.
Penggunaan air di berbagai tempat akan berbeda tergantung
pada kondisi geografis dan iklim negara serta kondisi sosial budaya,
contohnya dibeberapa negara berikut ini :
30

Tabel 2.12 Penggunaan air rumah tangga di Beberapa Negara


No Negara Pemakaian Satuan

1 Amerika Serikat 150-1050 Liter/orang/hari

2 Australia 180-290 Liter/orang/hari

3 Eropa 50-320 Liter/orang/hari

4 Tropis 80-185 Liter/orang/hari

Sumber : Chatib Dkk Dalam Identifikasi Masalah Pengelolaan


Sumberdaya Air Di Pulau Jawa, Direktorat
Pengairan Dan Irigasi(2006:34)

Tabel 2.13 Penggunaan Air Domestik untuk negara-negara di Asia


Tenggara
No Penggunaan Pemakaian Satuan

1 Minum 3 Liter/orang/hari

2 Memasak 5 Liter/orang/hari

3 Sanitasi 38 Liter/orang/hari

4 Mandi 140 Liter/orang/hari

5 Mencuci piring 30 Liter/orang/hari

6 Mencuci pakaian 50 Liter/orang/hari

Total (tanpa kehilangan air 266 Liter/orang/hari


(water loss))

Sumber : Small Community Water, IRC,2002 dalam Yetty (2012 :18)

Menurut World Healt Organization (WHO) kebutuhan manusia


akan air tidak dapat diprediksi dengan cepat, contohnya untuk kebutuhan
sanitasi atau untuk berwudhu kadang menjadi kebutuhan yang lebih
penting dari kebutuhan air yang lain. Perbedaan jumlah penduduk juga
akan berpengaruh secara spesifik. Demikian pula dengan perbedaan jenis
kelamin, kaum wanita akan lebih memusatkan kebutuhan air untuk
kebutuhan memasak mencuci serta kebutuhan rumah tangga yang lain.
31

Selain itu keadaan iklim juga akan mempengarhi penggunaan air. Musim
panasakan lebih banyak membutuhkan air daripada musim hujan.
Kebutuhan air domestik meliputi kebutuhan air untuk minum, memeasak,
mandi, mencuci pakaian, membersihkan rumah, menanam (keperluan
rumah tangga), sanitasi dan berkebun.
5. Neraca air
Neraca air (water balance) merupakan masukan dan keluaran air
disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat digunakan untuk
mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan
(defisit).
Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan defisit dapat
mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta dapat pulauntuk
mendayagunakan air sebaik-baiknya. Manfaat secara umum yang dapat
diperoleh dari analisis neraca air antara lain:
a. Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan
pembagi air serta saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis
neraca air didapat banyak bulan-bulan yang defisit air.
b. Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian
banjir. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-
bulan yang surplus air.
c. Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan
pertaniann seperti sawah, perkebunan, dan perikanan.
B. Kerangka Berpikir
Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup dapat dikatakan
makhluk hidup tidak mampu bertahan hidup tanpa air. Dalam sebuah
penelitian, bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa air 2-3 hari. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya air bagi kehidupan kita.
Desa Tlogoharjo Kecamatan Giritontro Kabupaten Wonogiri memenuhi
kebutuhan air domestik masyarakatnya menggunakan 3 sumber utama yaitu
telaga, tangki dan mata air. Sumber air tersebut digunakan untuk mencukupi
keperluan rumah tangga penduduk seperti; mandi, memasak, minum, ibadah,
32

mencuci baju, mengepel rumah, toilet, memberihkan km dan wc,mencuci


piring dan mencuci motor. Pada musim penghujan sumber utamanya adalah
telaga dan mata air, namun jika musim kemarau adalah membeli air dengan
tangki. Suplai air pada talaga dan mata air sesuai dengan irama musim, ketika
musim kemarau airnya habis dan tidak dapat untuk mencukupi kebutuhan air
domestik sedangkan sebaliknya apabila musim penghujan airnya melimpah.
Berdasarkan data 10 tahun terakhir jumlah bulan musim kemarau lebih banyak
dibandingkan musim penghujan yaitu 59 bulan kering dam 55 bulan basah,
oleh karena itu muncul sebuah masalah yaitu bertambahnya beban kebutuhan
yang harus dikeluarkan untuk membeli air dalam tangki yang berisi 6000liter.
6000liter dapat digunakan 1 hingga 2 minggu setiap keluarga tergantung pada
penggunaannya dengan harga Rp 120.000,00- 150.000,00 yangtidak semua
orang mampu untuk membeli. Selain faktor penggunaan air, jumlah anggota
keluarga berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan air domestik di sebuah
rumah. Seperti halnya, pada hari tertentu jumlah anggota keluarga dirumah
atau keluarga non migran 3 orang, pada saat Hari Raya Idhul Fitri ataupun hari
besar lainnya penduduk Migran kembali kerumah untuk bertemu sanak saudara
tentunya hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kebutuhan air domestik.
Berdasarkan hasil survey lapangan diketahui sebanyak seperempat jumlah
penduduk merupakan penduduk migran yang akan kembali pada saat tertentu
dan menambah kebutuhan air domestik atau kebutuhan air rumah tangga.
Untuk mengurangi dan memecahkan masalah yang dianggap berat
tersebut, masyarakat bersama pemerintah desa bersama-sama memikirkan cara
untuk keluar dari masalah suplai air untukk pemenuhan kebutuhan air domestik
yang terbatas, sehingga ditemukan pemecahan masalah yaitu dengan adanya
sumur dalam. Diharapkan Suplai air sumur dalam dapat mencukupi kebutuhan
air masyarakat desa yang dapat dilihat dari jumlah penduduk dan besarnya
konsumsi rumah tangga. Hasil dari Jumlah kebutuhan air dan ketersediaan air
nantinya akan diketahui bagaimana pemenuhan kebutuhan air menggunakan
sumur dalam yang akan disajikan menggunakan neraca kebutuhan dan
ketersediaan air
33

Desa Tlogoharjo

Air Untuk Kebutuhan Domestik

Sumber air Kebutuhan Air Domestik

Mandi, Memasak, Minum,


Telaga Tangki Mata Air
ibadah, Mencuci Baju dan Piring,
Toilet, Mengepel, Mencuci
Motor

Permasalahan

Jumlah Penduduk

masyarakat Pemerintah
Desa Penduduk Tercatat

Pemenuhan Kebutuhan air Penduduk Penduduk


Non MIgran MIgran

Sumur Dalam

Besarnya Konsumsi Rumah


Tangga

Ketersediaan Air Kebutuhan air

Neraca Kebutuhan

Gambar 2.1 :Skema Alur Penelitian


Keterangan :
: Alur Penelitian
: Proses
: Hasil
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1) Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Tlogoharjo, Kecamatan Giritontro
Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tlogoharjo,
Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri karena desa tersebut
menggunakan sumur dalam sebagai upaya dari pemecahan permasalahan
ketersediaan air di desa yang mengandalkan telaga, mataair, ataupun
tangki. Kebutuhan air meningkat sedangkan telaga dan mata air kuantitas
airnya berhubungan dengan pergantian musim, sehingga diperlukan
penelitian untuk mengetahui neraca air sehingga dapat diketahui apakah
dengan adanya sumur dalam sudah mencukupi kebutuhan air Desa
Tlogoharjo.

Gambar 3.1 Tempat Penelitian

34
35

2) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu 8 bulan, mulai dari
Desember 2017 hingga Juni 2018. Kegiatan penelitian dimulai dari
persiapan penelitian, penyusunan proposal, penyusunan instrumen dan
perijinan, pengumpulan data, analisis data, penulisan hasil penelitian, dan
pelaporan hasil penelitian.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu

Tahun Tahun 2018

2017

Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni

1 Persiapan
Penelitian

2 Penyusunan
Proposal Penelitian

3 Penyusunan
Instrumen dan
Perijinan

4 Pengumpulan data

5 Analisis Data

6 Penulisan Laporan
Penelitian dan
Pelaporan

B. Metode dan Pendekatan Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian deskripstif kalitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis
penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta,
36

keadaan, fenomena,variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan


dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan
menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap
serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan
atau lebih, hubungan antar variabel, perbedaan antar fakta,pengaruh terhadap
suatu kondisi dan lain-lain.
Masalah yang diteliti dan diselidiki oleh penelitian deskriptif kualitatif
mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif serta dapat juga menjadi
sebuah studi korelasional satu unsur bersama unsur lainnya. Biasanya kegiatan
penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, menginterpretasi
data dan diakhiri dengan sebuah kesimpulanyang mengacu pada penganalisisan
data tersebut (Bungin, 2011 : 68)
Dalam penelitian ini, dilakukan pengumpulan data mengenai jumlah
keterediaan air sumur dalam dan kebutuhan air domestik di Desa Tlogoharjo
Kecamatan Giritontro, kedua data tersebut kemudian dilakukan analisis pada
setiap bulan untuk ketersediaan air sumur dalam . Analisis kebutuhan air
domestik penduduk dilakukan pada setiap dusun serta analisis kebutuhan air
domestik pada setiap cakupan layanan, yang kemudian dilakukan perbandingan
pada setiap masing-masing keperluan rumah tangga pada setiap dusun ataupun
perbandingan kebutuhan air domestik pada setiap keperluan rumah tangga di
Desa Tlogoharjo yang merupakan penjumlah kebutuhan air domestik pada
masing-masing kegiatan setiap dusun, akan diketahui faktor-faktor yang
menyebabkan tinggi rendahnya kebutuhan air domestik pada setiap keperluan
rumah tangga .
Analisis ketersediaan air sumur dalam dan kebutuhan air domestik
nantinya akan memperlihatkan neraca kebutuhan air di Desa Tlogoharjo dalam
kondisi surplus atau kondisi defisit. Kondisi surplus pada ketersediaan air
sumur dalam, dapat digunakan untuk menghitung berapakah jumlah penduduk
yang dapat dicukupi kebutuhan air domestiknya menggunakan sumur dalam
yang tersedia. Penarikan kesimpulan selanjutnya dilakukan dari masing-masing
hasil analisis, seperti contohnya apabila dari hasil analisis diketahui bahwa
37

Ketersediaan air sumur dalam pada tiga cakupan layanan mengalami surplus,
maka dapat dilakukan distribusi air dari sumur dalam secara merata.

C. Data dan Sumber Data


Berdasarkan sumber perolehan data (Tika 1997:67 ) menggolongkan
data menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
atau obyek yang diteliti, atau hubungannya dengan yang diteliti. Data
primer meliputi data penggunaan air domestik satu keluarga. Berikut ini
penjabaran masing-masing data primeryang dibutuhkan :
a. Untuk mengetahui jumlah anggota keluarga yang melakukan migrasi
akan tetapi kembali pada bulan tertentu.
b. Untuk mengetahui penggunaan air domestik di Desa Tlogoharjo baik
yang sudah menggunakan sumur dalam ataupun belum, data diperoleh
dari hasil wawancara peneliti terhadap rumah tangga yang mewakili
sampel jumlah penduduk yang telah ditentukan mengenai penggunaan air
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, ataupun yang
dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Data Sekunder dapat
diperoleh dari instansi pemerintah.Data sekunder pada penelitian ini antara
lain :
a. Data penduduk Desa Tlogoharjo yaitu jumlah penduduk tercatat
(penduduk migran dan non migran) tahun 2017.
b. Data penduduk di Desa Tlogoharjo baik yang sudah memanfaatkan
sumur dalam atau belum.
c. Data jumlah debit sumur dalam tahun 2017.
d. Data curah hujan Kecamatan Giritontro Tahun 2017 diperoleh dari Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Wonogiri.
e. Data jumlah sekolah Desa Tlogoharjo Tahun 2017.
38

f. Penggunaan lahan diperoleh dari intrepetasi citra ikonos Google Earth


Tahun 2017 dan Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Giriwoyo 1407-644
skala 1:25.000 tahun 2001

D. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu atau obyek yan banyaknya
terbatas atau tidak terbatas. Berikut ini rincian populasi dalam penelitian
yang akan dilaksanakan :
a. Populasikebutuhan air adalah seluruh penduduk Desa Tlogoharjo.
b. Populasiketersediaan air sumur dalam adalah debit air tiga sumur dalam
Desa Tlogoharjo.
2. Sampel
Sampel dalah sebagian dari obyek atau individu yang mewakili suatu
populasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan
proportional random sampling yaitu pengambilan sampel secara proporsi
yang dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap wilayah yang
ditentukan seimbang dengan banyaknya subyek pada masing-masing
wilayah (Arikunto, 2010: ) yang digunakan untuk menentukan kebutuhan
air domestik, sedangkan pengambilan Sampel JenuhTeknik sampel jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
dalam penelitian ( , ) . Berikut ini penjabaran sampel yang akan diambil:
a. Untuk tingkat kebutuhan air Desa Tlogoharjo, Pegambilan sampel
dilakukan dengan caraproportional random sampling dengan
melakukan wawancara dengan penduduk yang dapat mewakili tiga
kelompok masyarakat, yaitu:
1) Penduduk yang tidak menggunakan sumur dalam tetapi
menggunakan sumber air lain yaitu Dusun Kelor, Dusun Kranggan,
Dusun Sambirejo dan Dusun Tlogo.
39

2) Penduduk yang menggunakan sumur dalam namun tidak


menggunakan sumber air lain yaitu Dusun Ginade Kulon, Dusun
Ginade Wetan, Dusun Klepu, Dusun Pager Gunung, Dusun Plareng.
3) Penduduk yang menggunakan sumur dalam dan sumber air lain yaitu
Dusun Jajar dan Dusun Purembe.

Dari tiga kelompok masyarakat tersebut akan diambil 10% dari


jumlah masing-masing 3 kelompok masyarakat yang dapat mewakili untuk
dijadikan sampel dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Desa Tlogoharjo
No Dusun Jumlah Jumlah
KK Penduduk
(Jiwa)

1 Jajar 109 285

2 Purembe 65 182

3 Klepu 47 133

4 Plareng 66 181

5 Pager Gunung 24 69

6 Tlogo 80 203

7 Sambirejo 113 322

8 Kelor 42 113

9 Kranggan 22 57

10 Ginade Kulon 101 274

11 Ginade Wetan 86 253

Jumlah 755 2072

Sumber: Kantor Desa Tlogoharjo Tahun 2017


Tabel 3.3 Jumlah Sampel yang diambil
40

Jumlah Sampel yang


Kelompok penduduk Dusun
Penduduk diambil

Kranggan 57 6

Penduduk yang Kelor 113 11


tidakmenggunakan sumur
dalam tapi menggunakan Tlogo 322 32

Sumber air lain: Sambirejo 203 20

Jumlah 695 68

Ginade Wetan 253 25

Penduduk yang Ginade Kulon 274 27


menggunakan sumur
Klepu 133 13
dalam namun tidak
menggunakan Plareng 181 18

Sumber air yang lain Pager Gunung 69 7

Jumlah 910 90

Penduduk yang Jajar 285 29


menggunakan sumur Purembe 182 18
dalam dan sumber air lain Jumlah 467 47

Sumber : Hasil Perhitungan


b. Untuk mengetahui ketersediaan air sumur dalam dilakukan
pengambilan sampel dengan teknik sampel jenuh. Teknik sampel jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan dalam penelitian. Populasi ketersediaan air adalah debit air
sumur dalam yang dihitung secara keseluruhan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data. ada beberapa teknik atau metode
pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Dapat digunakan
41

salah satu atau gabungan dari metode yag tergantung masalah yang dihadapi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :
1. Observasi Lapangan
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan
melakukukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
atau fenomena yang ada pada obyek penelitian. Observasi dilakukan secara
langsung ditempat terjadinya sebuah peristiwa, sehingga peneliti berada
bersama dengan obyek yang diteliti. Observasi lapangan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah melihat secara langsung letak atau lokasi ketiga
sumur dalam yang terdapat di Desa Tlogoharjo dan sumber air yang lain
yang digunakan masyarakat Desa Tlogoharjo yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air domestiknya.
2. Wawancara
Wawancara atau intervew adalah suatu bentuk komunikasi verbal.
Jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Interview
merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang
dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Pada
penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dari
masyarakat sehubungan dengan pemanfaatan air sumur dalam untuk
kehidupan sehari-hari informasi yang akan digali dalam wawancara, yaitu :
a. Jumlah penggunaan air domestik
b. Jenis sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
domestik
c. Jumlah penduduk migran dan non migran pada tahun 2017
d. Kelompok penduduk yang sudah menggunakan sumur dalam, penduduk
yang menggunakan sumber air selain sumur dalam dan penduduk yang
menggunakan keduanya.
e. Waktu penduduk migran kembali ke Desa Tlogoharjo
f. Debit sumur dalam selama 1 tahun
3. Dokumentasi
42

Dokumentasi adalah pengumpulan data berupa catatan tertulis dari


substansi-substansi atau lemabaga terkait atau arsip perorangan yang
penunjang penelitian. Data yang dikumpulkan dengan metode ini yaitu:
a. Data jumlah penduduk Desa Tlogoharjo tahun 2017
b. Data debit sumur dalam selama 1 tahun tahun 2017
c. Data curah hujan Kecamatan Giritontro Tahun 2017.
d. Data jumlah sekolah Desa Tlogoharjo Tahun 2017.

F. Teknik Uji Validitas Data


Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian,
karena sebelum data dianalisis dilakukan pemeriksaan ataupun pengujian.
Validitas membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan
memang sesuai dengan yang sebenarnya atau kejadiannya. Pada akhirnya data
yang dihasilkan adalah data yang benar adanya dan tanpa rekayasa.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,2014 : 330). Triangulasi
dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian
terdapat trianggulasi sumber, trianggulasi teknik pengumpulan data dan waktu.
Dalam penelitian ini digunakan uji validitas data dengan triangulasi teknik.
Triangulasiteknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono:125:124).Patton
(Moleong,2014:331) menjelaskan terdapat dua strategi dalam triangulasi teknik
antara lain: pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama. Dalam triangulasi teknik
wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi banyak memberikan
informasi mengenai jumlah penduduk (baik migran ataupun nonmigran), jenis
sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau
43

domestik, penggunaan air rumah tangga atau domestik dan ketersediaan air
sumur dalam.

Wawancara Observasi
Lapangan

Dokumen

Gambar 3.2 Triangulasi Teknik

Teknik uji validitas data digunakan triangulasi teknik, uji validitas data
triangulasi teknik dalam penelitian ini yaitu melakukan pemeriksaan atau
pengujian data sebelum data di olah atau dianalisis. Triangulasi teknik
digunakan pada hasil data ketersediaan air sumur dalam atau debit air sumur
dalam, untuk mengetahui ketersediaan air sumur dalam dilakukan melihat
dokumen terkait debit air sumur dalam, dokumen yang di gunakan adalah
dokumen ketika sumur dalam dibuat yang menunjukan hasil dari berbagai
macam survey, seperti survey geologi dan hydrogeologi serta hasil yang
menunjukkan kedalaman sumur dalam serta pompa sumur dalam yang
digunakan sehingga dapat menunjukkan debit sumur dalam setiap detik.
Selanjutnya, dilakukan wawancara dengan tokoh masyarakat yang mengerti
berapa debit air sumur dalam setiap detik. Dokumentasi dan Wawancara
sebenarnya sudah menunjukkan debir air sumur dalam sehingga dapat
diketahui ketersediaan air setiap sumur dalam, perlu uji validitas selanjutnya
yaitu dengan observasi lapangan, observasi lapangan ini dilakukan untuk
memastikan bahwa dokumentasi dan wawancara hasilnya adalah benar.
Kebutuhan air domestik dilakukan uji validitas data juga digunakan
triangulasi teknik. Pertama, adalah dilakukan wawancara, wawancara ini
digunakan untuk mengetahui kebutuhan air domestik setiap penduduk. Pada
44

sesi wawancara penduduk akan memaparkan banyaknya kebutuhan air yang


digunakan, kemudian pada saat observasi lapangan, penduduk menyampaikan
media penyimpanan air yang digunakan sehingga memudahkan dalam
perhitungan kebutuhan air domestik. Selanjutnya, adalah dokumentasi,
dokumentasi sebenarnya sudah dilakukan sebelum wawancara dan observasi
lapangan, yaitu pengumpulan kriteria atau kategori kebutuhan air domestik tiap
orang, namun pada penelitian ini ditemukan hasil yang berbeda dari
wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Hasil Dokumentasi Standar
Nasional Indonesia (SNI) 6728.1:2015 menunjukkan bahwa berdasarkan
kategori kota, Desa Tlogoharjotermasuk dalam kategori semi urban dengan
kebutuhan air domestik setiap penduduk adalah 60-90 liter/orang/hari, hasil
wawancara dan obsevasi menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan air domestik
setiap penduduk adalah 180 liter/orang/hari.

G. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah mendefinisikan analisis data sebagai proses
pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong,2014:280). Mengemukakan
analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, memilah-memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain (Moleong,2014:248).
1. Tingkat kebutuhan air penduduk.
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebutuhan air
domestik rumah tangga di Desa Tlogoharjo adalah dengan menghitung rata-
rata kebutuhan air domestik berdasarkan hasil wawancara mengenai keperluan
rumah tangga yaitu: mandi, masak, minum, ibadah, mencuci baju,
membersihkan rumah, mencuci piring dan mencuci motor. Setiap sampel KK
menunjukan kebutuhan air domestik dalam satu hari meliputi keperluan rumah
45

tangga tersebut yang nantinya akan dibagi sesuai dengan jumlah anggota yang
dimiliki sehingga diketahui kebutuhan air domestik setiap penduduk dalam
satu hari. Kebutuhan air domestik setiap dusun diketahui dengan cara
akumulasi dari sampel KK (Kepala Keluarga) yang digunakan kemudian
dibagi dengan sampel jumlah penduduk yang kemudian dikalikan dengan
jumlah penduduk yang sebenarnya, dari hasil tersebut dapat diketahui
kebutuhan air domestik setiap dusun tiap hari.

Kebutuhan air domestik tiap Dusun =


Jumlah kebutuhan air domestik/KK
X Jumlah penduduk/dusun
Jumlah anggota keluarga/KK

Kebutuhan air domestik setiap bulan diketahui dengan mengkalikan


kebutuhan air domestik dusun tiap hari dikalikan dengan jumlah hari dalam
satu bulan. Analisis tingkat kebutuhan air domestik Desa Tlogoharjo yaitu
dengan dilakukan komparasi yaitu perbandingan kebutuhan air domestik pada
setiap dusun serta komparasi atau perbandingan pada 3 kelompok masyarakat
atas dasar perbedaan pemakaian air, 3 kelompok masyarakat tersebut
antaralain:
a. Penduduk yang tidak menggunakan sumur dalam tapi menggunakan
sumber air lain.
b. Penduduk yang menggunakan sumur dalam namun tidak menggunakan
sumber air lain.
c. Penduduk yang menggunakan sumur dalam dan sumber air lain.
Hasil analisis data dideskripsikan dalam bentuk tabel, grafik, peta
dan diskripsi.

2. Ketersediaan air Sumur dalam.


Analisis data yang digunakan untuk mengetahui ketersediaan air
domestik rumah tangga di Desa Tlogoharjo adalah menghitung debit air
yang keluar setiap detik pada sumur dalam berdasarkan hasil dokumentasi.
46

Analisis yang digunakan dalam ketersediaan air adalah analisis


ketersediaan air pada setiap bulan dan tahun, karena ketersediaan air sumur
dalam diketahui dalam liter/detik maka untuk mengetahui jumlah
ketersediaan air dalam bulan dan tahun adalah debit liter/detik dikalikan
dengan jumlah tiap menit, jam dalam satu hari. Kemudian dikalikan dengan
jumlah hari dalam bulan dan tahun pada ketiga sumur dalam yang akan
disajikan dalam grafik debit sumur dalam setiap bulanpada setiap sumur
dalam. Hasil ketersediaan ketiga sumur dalam akan dikomparasikan atau
dilakukan perbandingan pada setiap bulan bulan dengan menjumlahkan
debit air tiga sumur dalam dan perbandingan pada ketiga sumur dalam
dalam satu tahun .

Ketersediaan Air Sumur Dalam =


Liter/detik x 60 x 60 x 24 x jumlah hari/Bulan

Hasil analisis data dideskripsikan dalam bentuk tabel dan grafik.


Beberapa indikator untuk menganalisis ketersediaan air sumurdalam yaitu:
Tabel 3.4 Ketersediaan Air Sumur Dalam

No Bulan Debit/Detik Debit/Menit Debit/Jam Debit/Hari Debit/Bulan


1 Januari 1,5 90 5400 129600 4017600
2 Februari 1,5 90 5400 129600 3628800
3 Maret 1,5 90 5400 129600 4017600
4 April 1,5 90 5400 129600 3888000
5 Mei 1,5 90 5400 129600 4017600
6 Juni 1,5 90 5400 129600 3888000
7 Juli 1,5 90 5400 129600 4017600
8 Agustus 1,5 90 5400 129600 4017600
9 September 1,5 90 5400 129600 3888000
10 Oktober 1,5 90 5400 129600 4017600
11 November 1,5 90 5400 129600 3888000
12 Desember 1,5 90 5400 129600 4017600
Jumlah 47304000
Sumber: Hasil Perhitungan
47

3. Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air.


Analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebutuhan
air dan ketersediaan air domestik pada setiap bulan. Berdasarkan
kebutuhan air dan ketersediaan air tersebut maka diketahui apakah terjadi
surplus atau defisit pada air sumur dalam. Kebutuhan air domestik yang
dimaksud disini adalah kebutuhan air domestik setiap dusun yang
menggunakan sumur dalam setiap bulan yang dibandingkan dengan
kebutuhan air setiap sumur dalam. Neraca kebutuhan dan ketersediaan air
merupakan neraca air pada penelitian ini merupakan neraca pada setiap
cakupan layanan, seperti contohnya neraca cakupan layanan 1
membandingkan ketersediaan air sumur dalam cakupan layanan 1 tiap bulan
dengan kebutuhan air domestik penduduk daerah cakupan layanan 1 yaitu
Dusun Jajar dan Dusun Purembe. Neraca kebutuhan dan ketersediaan air
cakupan layanan 2 membandingkan ketersediaan air sumur dalam cakupan
layanan 2 tiap bulan dengan kebutuhan air domestik penduduk daerah
cakupan layanan 2 yaitu Dusun Klepu, Dusun Plareng dan Dusun Pager
Gunung. Neraca kebutuhan dan ketersediaan air cakupan layanan 3
membandingkan ketersediaan air sumur dalam cakupan layanan 3 tiap bulan
dengan kebutuhan air domestik penduduk daerah cakupan layanan 3 yaitu
Dusun Ginade Wetan dan Ginade Kulon.
Hasil neraca kebutuhan dan ketersediaan air terdapat tiga neraca
masing-masing meliputi tiga daerah cakupan layanan yang hasilnya dapat
surplus atau defisit. Apabila dari ke tigadearah cakupan layanan memiliki
kondisi surplus, maka dapat dihitung berapa surplus air yang dapat
digunakan oleh penduduk. Sehingga surplus air tersebut dapat digunakan
untuk mencukupi kebutuhanair domestik di dusun yang belum termasuk
dalam cakupan layanan sumur dalam. Jika nantinya terdapat defisit maka
dapat diketahui sumber air lain yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air.
48

Hasil analisis data dideskripsikan dalam bentuk tabel,grafik dan


paragraf. Akan dihasilkan juga Peta Neraca Air dimana berisi apakah air
dalam kondisi defisit atau surplus pada dusun yang menggunakan sumur
dalam.

H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahap penelitian, tahap penyusunan
proposal, tahap penyiapan instrumen, tahap pengambilan data, tahap analisis
data, dan tahap pelaporan. Berikut ini penjabaran masing-masing tahap :
1. Tahap Persiapan.
Tahap persiapan adalah tahap awal penelitian berupa kegiatan
pencarian referensi yang relevan untuk dijadikan sumber pustaka. Studi
pustaka meliputi literatur yang berkaitan dengan penelitian, jurnal, ilmu
pengetahuan lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Kemudian observasi awal dilakukan di lapangan bertujuan untuk meninjau
daerah penelitian. Pengajuan judul penelitian yang disertai alasan-alasan
dimaksudkan agar penelitian sesuai dengan kaidah bidang ilmu geografi.

2. Tahap Penyusunan Proposal.


Pada tahapan ini penyusunan proposal penelitian dibuat sesuai
dengan petunjuk penulisan karya ilmiah dan dilakukan setelah ada
penetapan pembimbingan oleh dosen pembimbing. Penyusunan proposal
dibimbing oleh dua dosen pembimbing.

3. Tahap Perijinan dan Penyiapan Instrumen.


Pada tahap ini terdiri dari dua kegiatan yaitu perijinan dan penyiapan
instrumen. Tahap perijinan adalah pengajuan permohonan ijin penelitian di
daerah penelitian yang telah ditentukan. Kegiatan perijinan meliputi
perijinan penyusunan skripsi, perijinan mengadakan penelitian mulai dari
pihak kampus hingga instansi terkait pada daerah yang menjadi lokasi
penelitian. Kegiatan penyusunan instrumen digunakan dalam penelitian
dalam rangka mencatat segala peralatan dan perlengkapan yang akan
49

digunakan selama penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam


penelitian ini antara lain : Peta Rupa Bumi untuk mengetahui lokasi
penelitian, Data penduduk, Instrumen wawancara untuk kebutuhan air
domestik, instrumen ketersediaan air dan lain-lain. Dokumentasi gambar-
gambar daerah penelitian untuk menampilkan lokasi pengambilan sampel.

4. Tahap Pengambilan Data.


Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa pengumpulan data
dengan observasi dan studi dokumen di lapangan. Kegiatan observasi
dilakukan pada lokasi pengambilan sampel berdasarkan teknik pengambilan
sampel yang digunakan. Data yang diperoleh adalah data kebutuhan air
domestik dari 3 kelompok masyarakat serta ketersediaan air sumur dalam
dalam setiap bulan.
5. Tahap analisis data.
Tahap analisis data merupakan tahapan penyederhanaan data
menjadi mudah diinterpretasikan/ dibaca. Analisis dilakukan untuk
mengetahui tingkat kebutuhan air domestik adalah melakukan komparasi
terhadap 3 kelompok masyarakat berdasarkan atas pemakaian air serta
komparasi kebutuhan air domestik pada setiap dusun dan analisis
ketersediaan air bulan dan tahun pada setiap sumur dalam. Analisis
ketersediaan air sumur dalam dan kebutuhan air domestik nantinya akan
menghasilkan neraca kebutuhan dan ketersediaan air pada setiap cakupan
layanan sumur dalam.

6. Tahap pelaporan.
Setelah seluruh tahap di atas dilaksanakan, tahap terakhir adalah
pelaporan hasil penelitian. Dalam tahap ini hasil penelitian yang diperoleh
dalam bentuk tulisan, grafik, tabel, peta kemudian disajikan dalam satu
kesatuan hasil skripsi.
DAFTAR PUSTAKA

Arawitha Wanggay,P.2013. Analisa Perhitungan Kebutuhan Air Bersih dan Air


Kotor. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Surakarta.
Arikunto,Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Asdak,Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Giritontro dalam angka 2016. Wonogiri:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri
Indarto. 2010. Hidrologi Dasar Teori Dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Irawan, D.E.& Juada, D. 2015. Hidrologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Moleong, J Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Nur Hasanah, L. 2015. Implementasi Program Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Msayarakat (PAMSIMAS) di Kabupaten Wonogiri.
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Mare Surakarta,
Surakarta.
Soemirat S, Juli. 2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta:Gadjah Mada
University
Sosrodarsono, Suyono. 1976. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta : PT Pradya
Paramita.
Sri Sunarsih, E. 2012. Air Bersih Untuk Masyarakat Miskin. Jurnal Rural and
Development, 3 (2), 113-123
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Sukmawati, K..2014. Analisis Kualitas Air pada sistem penyediaan air bersih
sederhana (SIPAS) unuk Kebutuhan Air domestik di kecamatan
Bobotsari Kabupaten Purbalingga Tahun 2014. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.

48
49

Sumardi,M. & Dieter Evers,H.1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta :


Rajawali.
Tika, Moh. Pambudi.1997. Metode Penelitian Geografi . Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
Triadmodjo,Bambang.2009.Hidrologi Terapan.Yogyakarta:Penerbit Beta
Wihertanti, Yetty. 2012. Analisis Penggunaan Air UntukKebutuhan Domestik di
Kecamatan Pacitan Tahun 2012. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.
Wijanarko, A. 2011. Analisis Kebutuhan Air dan Ketersediaan Air Bersih Unir
Kedawung PDAM Sragen. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/ MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang
Syarat- Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan
Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua,
Dan Pemandian Umum
Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 Tentang Pengusahaan Sumber
Daya Air
Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No 12 Tahun 2016 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun
2016-2021
Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Recana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2031
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
Keputusan Menteri KLH No.Kep.03/Menklh/11/1991/Feb 1991 Tentang Baku
Mutu Limbah Cair
Standar Nasional Indonesia Tahun 2002 Tentang Standar Kebutuhan Air
Standar Nasional Indonesia Tahun 1990 Tentang Tingkat Pemakaian Air Non
Rumah Tangga
50

Standar Nasional Indonesia 03-6481-2000 Tentang Pemakaian Air Rata-Rata


Setiap Hari
Standar Nasional Indonesia (SNI) 6728.1:2015, Penyusunan Neraca Spasial
Sumber daya alam – Bagian 1:Sumber Daya air Spasial.
Website :
 http://www.bappenas.go.id diakses tanggal 2 Desember 2017
 http://academic.evergreen.edu diakses tanggal 5 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai