Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PENGENALAN TEKNIK KIMIA

Studi Kasus: Pengolahan Air Bersih Pada IPA PDAM Tirtanadi


Medan Sunggal

Disusun Oleh :
Intan Permata Sari Purba/190405031
Farah Nur Hafizah Dheshah/190405041

Dosen Pengajar: Prof. Dr. Ir. Renita Manurung, MT

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya serta limpahan nikmat berupa kesehatan dan nikmat keimanan
kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin.
Tidak lupa pula ucapan terima kasih, penyusun ucapkan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Renita Manurung,
MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengenalan Teknik Kimia.
Makalah berjudul “Pengolahan Air Bersih Pada IPA PDAM Tirtanadi Medan Sunggal” yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengenalan Teknik Kimia.
Penyusun menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata
bahasanya, maka dari itu penyusun harap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun, demi sempurnanya makalah ini ke depannya. Kiranya isi makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dalam memperkaya ilmu pendidikan. Terima kasih.

Medan, 11 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Profil Perusahaan PDAM Tirtanadi Medan Sunggal…...........................................7
3.2 Proses yang terdapat pada PDAM Tirtanadi Medan Sunggal………......................8
3.3 Bagan Neraca Massa Proses Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Medan Sunggal..15
3.4 Identifikasi Alat Pengukur Laju Alir PDAM Tirtandi Medan Sunggal………….17
3.5 Utilitas pada PDAM Tirtanadi Medan Sunggal……………………………....….20

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................21


4.2 Saran ......................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Air bersih di daerah perkotaan menjadi sangat penting karena terdapat
akitivitas kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Untuk memenuhi
kebutuhan air bersih tersebut maka penduduk daerah perkotaan tidak dapat
mengandalkan air dari sumber air langsung seperti air permukaan dan air hujan karena
kedua sumber air tersebut sebagian besar telah tercemar baik secara langsung maupun
tidak langsung dari aktivitas manusia. Saat ini, Air tanah dan Air PAM merupakan
alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Dalam pengolahan air bersih dengan skala yang besar seperti Instalasi
Pengolahan Air bersih (IPA) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan,
diperlukan sumber air baku yang dapat menjamin suplai air baku setiap hari. Sumber
air baku dapat berasal dari air laut, air sungai dan juga air tanah.
Di Indonesia, dari berbagai sumber air baku yang tersedia, air permukaan yang
paling umum digunakan untuk mensuplai air baku adalah air sungai. Namun, air
sungai saat ini banyak tercemar oleh berbagai aktivitas manusia sehingga diperlukan
proses pengolahan air bersih yang tepat sehingga dapat mengolah air baku menjadi air
bersih yang memenuhi standar kualitas.
Pertumbuhan penduduk dan berbagai aktivitas manusia tentu memberikan
dampak terhadap peningkatan kebutuhan kuantitas air bersih tersebut. Sehingga
Instalasi Pengolahan Air (IPA) merupakan solusi tepat bagi penduduk kota saat ini
agar tetap memperoleh air bersih yang dapat di konsumsi sehari-hari.
Penggunaan sumber air baku pada instalasi (IPA) Sunggal berasal dari sungai
Belawan bagian tengah yang dimana dipengaruhi oleh lingkungan, iklim dan cuaca,
yang dari waktu ke waktu kualitas air tersebut dapat berubah akibat adanya
pencemaran selama alirannya.
Pada saat ini IPA Sunggal aktif beroperasi dengan sistem distribusi melalui
pompa baik secara langsung dari instalasi (IPA) Sunggal ataupun reservoir.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas sebagai
bertikut:
1. Bagaimana profil Perusahaan PDAM Tirtanadi Medan Sunggal?
2. Bagaimana proses yang terdapat pada PDAM Tirtanadi Medan Sunggal?
3. Bagaimana Bagan Neraca Massa Proses Pengplahan Air pada PDAM Tritanadi
Sunggal?
4. Bagaimana identifikasi Alat Pengukur Laju Alir di dalam PDAM Tirtandi Medan
Sunggal?
5. Utilitas apa saja yang ada pada PDAM Tirtanadi Medan Sunggal?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Mengetahui profil Perusahaan PDAM Tirtanadi Medan Sunggal
2. Mengetahui proses yang terdapat pada PDAM Tirtanadi Medan Sunggal
3. Mengetahui Bagaimana Bagan Neraca Massa Proses Pengplahan Air pada PDAM
Tritanadi Sunggal
4. Mengidentifikasi Alat Pengukur Laju Alir di dalam PDAM Tirtandi Medan
Sunggal
5. Mengetahui Utilitas pada PDAM Tirtanadi Medan Sunggal

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air
Air merupakan unsur penting dalam kehidupan, keberadaan air menutupi 70%
permukaan bumi. Berdasarkan data yang di peroleh dari penelitian United Nations
Environment Programme (UNEP) menyebutkan volume air pada bumi sebesar 1,4
Triliun. Dengan komposisi air asin sebesar 97,5% kemudian
sisanya 2,5% terdistribusi untuk air sungai, air tanah, rawa, danau, gletser hingga salju.
Air mengaliri bumi melalui siklus hidrologi (hidrology cyrcle). Sesuai dengan
namanya, siklus artinya proses yang berulang, tidak mempunyai awalan maupun akhir.
Dengan adanya siklus hidrologi maka kebutuhan air secara terus menerus dapat
terpenuhi. Namun apabila pendistribusian yang dilakukan tidak teratur dengan
kebutuhan air yang terus meningkat juga dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan
air. Siklus Hidrologi terdiri dari beberapa tahapan yaitu Evaporasi, Transpirasi,
kondensasi, Presipitasi, Run Off, Perkolasi, Air Tanah dan Air permukaan.
1. Evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cairan menjadi uap (penguapan)
yang terjadi pada permukaan bumi dan laut.
2. Transpirasi adalah proses penguapan air ke atmosfir oleh tumbuh-tumbuhan dan
tanaman hidup.
3. Kondensasi adalah proses pembekuan atau pelembaban uap air di awan yang
mendingin kemudian menjadi butir-butir air.
4. Presipitasi adalah proses jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi sebagai
hujan, embun, es, ataupun salju.
5. Run off adalah proses mengalirnya air di permukaan tanah.
6. Perkolasi adalah proses perembesan air ke dalam lapisan tanah yang berjalan sangat
perlahan secara alamiah disebut juga infiltrasi.
7. Air tanah adalah air yang terkumpul dan mengalir dalam lapisan tanah jenuh air
yang terjadi secara ilmiah.
8. Air permukaan adalah air yang mengalir dan terkumpul di atas permukaan tanah
sebagai sungai atau danau.

3
2.2. Manfaat Air Bagi Kehidupan

a. Pembangkit listrik
Salah satu manfaat air bagi kehidupan manusia yaitu dapat digunakan untuk
pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) menjadi salah satu sumber
utama pembangkit listrik. Di zaman ini manusia telah dibiasakan untuk
menggunakan semua peralatan rumah tangga dengan listrik. Sangat sulit apabila
menghadapi persoalan jika tidak mendapatkan pasokan listrik yang cukup pada saat
ini dan kembali ke zaman dimana hanya dapat menggunakan lilin, petromax
ataupun diesel dari tenaga matahari.
b. Transportasi
Saat ini transportasi dapat dimanfaatkan pada darat laut dan udara. Indonesia
yang sebagian besar pulau dipisahkan oleh perairan yang bermanfaat sebagai sarana
transportasi masal bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan.
c. Air sebagai tempat wisata
Saat ini banyak perairan yang dijadikan sebagai objek tempat wisata oleh
masyarakat, hal ini dikarenakan keindahan alam yang memukau mata dan mampu
membius para pendatang untuk bisa menghabiskan waktu dengan alam dengan
berbagai kegiatan seperti diving dan melihat pemandangan bawah laut yang
menakjubkan dengan berbagai jenis ikan dan karang.
d. Membantu mengatur iklim
Hidrosfer sangat mempengaruhi terjadinya pergeseran musim yang terjadi di
bumi. Lembaga yang dapat melihat pergeseran cuaca adalah BMKG dimana mampu
memprediksi berbagai kemungkinan yang terjadi dari gejala hidrosfer.
e. Keberlangsungan kehidupan bumi
Segala yang terdapat pada bumi ini membutuhkan air yaitu seluruh makhluk
hidup. Air adalah faktor utama untuk mendukung keberlangsungan kehidupan di
bumi.
f. Kebutuhan dasar manusia
Sumber daya air menjadi kebutuhan pokok manusia. Oleh karena itu kita
semua perlu menjaga keseimbangan hidrosfer di bumi karena hidrosfer memiliki
peran yang penting bagi berlangsungnya kehidupan di bumi.

4
2.3. Standar Kualitas Fisik Air Bersih

Berdasarkan syarat fisik air bersih, terdapat 5 (lima) unsur yang di tinjau pada kualitas
air bersih. Dalam hal ini, kelima unsur ini sangat besar pengaruhnya terhadap
kesehatan. Adapun unsur-unsur tersebut yaitu sebagai berikut ini:

A. Suhu
Temperature air mempengaruhi penerimaan konsumen atas air tersebut dan
mempengaruhi reaksi kimia dalam pengelolaan terutama apabila temperatur sangat
tinggi. Pada saluran pipa, jenis daripada sumber air akan mempengaruhi secara
langsung pertumbuhan mikroorganisme dan virus. Pengaruh temperature dalam
kelarutan tergantung pada efek panas secara keseluruhan pada larutan. Tidak semua
standar air bersih mencantumkan suhu untuk parameter persyaratan standar.
Sehingga temperature pada air memiliki fungsi sebagai berikut ini:
a. Menjaga derajat toksisitas dan kelarutan bahan pelarut pada air.
b. Menjaga temperatur air.
B. Warna
Pengelolaan air bersih ditujukan untuk mengolah air yang berwarna tidak
layak (terindikasi kotor) menjadi warna sesuai standar. Intensitas warna dalam air di
ukur dengan satuan unit warna standar, yang dihasilkan oleh 1 mg/liter platina.
Intensitas warna yang ditetapkan oleh standar internasional dari WHO maupun
standar nasional dari Indonesia besarnya 5 – 15.
C. Bau dan Rasa
Bau dan rasa disebabkan adanya material organik yang membusuk. Bau dan
rasa terjadi secara bersamaan disebabkan oleh adanya material organik yang
membusuk dan senyawa kimia seperti phenol yang berasal dari berbagai sumber.
D. Kekeruhan (Turbidity)
Air dapat dikatakan keruh apabila kondisinya mengandung banyak partikel
bahaya yang tersuspensi sehingga memberikan warna seperti lumpur dan kotor.
Kekeruhan bukan merupakan sifat dari air yang membahayakan secara langsung,
namun kurang memuaskan untuk penggunaan rumah tangga, industri, tempat
ibadah, dan lainnya. Standar yang ditetapkan untuk kekeruhan ini ≤ 5 ppm.

5
2.4. Standar Kebutuhan Air Bersih

Kategori Kota Jumlah Penyediaan Air Kehilangan Air


Penduduk (Liter/orang/Hari) (%)
SR HU
Metropolitan > 1.000.000,00 190 30 20
Besar 500.000-1.000.000 170 30 20
Sedang 100.000-500.000 150 30 20
Kecil 20.000-100.000 130 30 20
IKK < 20.000 100 30 20

Tabel 2.5. Standar Kebutuhan Air Bersih


Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum

2.5. Kebutuhan Air Bersih


Kebutuhan air non domestik untuk wilayah kota menurut kriteria
perencanaan berdasarkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) adalah sebagai berikut
ini:

Sektor Nilai Satuan


Sekolah 10 Liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
Puskesmas 2000 Liter/unit/hari
Masjid 3000 Liter/unit/hari
Kantor 10 Liter/pegawai/hari
Pasar 12000 Liter/hektar/hari
Hotel 150 Liter/bed/hari
Rumah Makan 100 Liter/orang/hari
Komplek Militer 60 Liter/orang/hari
Kawasan Industri 0.2 - 0.8 Liter/detik/hektar
Kawasan Pariwisata 0.1 - 0.3 Liter/detik/hektar

Tabel 2.6. Sektor Perencanaan Pada Dinas Pekerjaan Umum


Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan PDAM Tirtanadi Medan Sunggal

IPA PDAM Tirtanadi di bangun pemerintahan kolonial Belanda pada tanggal 8


September 1905 yang diberikan nama NV Waterleiding Maatschappij Ajer Bersih.
Pembangunan ini dilakukan oleh Hendrik Cornelius Van Den Honert selaku Direktur Deli
Maatschappij, Pieter Kolff selaku Direktur Deli Steenkolen Maatschappij dan Charles Marie
Hernkenrath selaku Direktur Deli Spoorweg Maatschappij. Kantor Pusat dari perusahaan air
bersih ini berada di Amsterdam Belanda.

Pada saat itu air yang di ambil dari sumber utama mata air rumah sumbul di
Sibolangit dengan kapasitas 3.000 meter kubik/hari. Air tersebut ditransmisikan menuju
reservoir menara yang memiliki kapasitas 1.200 meter kubik yang terletak pada kantor Pusat
PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Reservoir ini memiliki ketinggian 42 meter dari
permukaan tanah. Reservoir ini di buat dari besi dengan diameter 14 meter. Setelah
kemerdekaan Indonesia, perusahaan ini diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara melalui pemerintah Indonesia.

Berdasarkan peraturan daerah Sumatera Utara No.11 tahun 1979, status perusahaan di
ubah menjadi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Sejak tahun 1991 PDAM Tirtanadi
di tunjuk sebagai operator sistem pengelolaan air limbah kota Medan.

Sebagai pengembangan cakupan pelayanan air bersih bagi masyarakat Sumatera


Utara, PDAM Tirtanadi melaksanakan kerjasama operasi dengan 9 PDAM di beberapa
kabupaten di Sumatera Utara yaitu kabupaten Simalungun, kabupaten Deli Serdang,
kabupaten Toba Samosir, kabupaten Tapanuli Selatan, kabupaten Tapanuli Tengah,
kabupaten Mandailing Natal, kabupaten Nias, kabupaten Nias Selatan dan kabupaten
Samosir. Pada Februari 2009, PDAM Tirtanadi cabang Nias dikembalikan kepada pemerintah
kabupaten Nias, dengan pertimbangan bahwa pihak pemkab Nias dan PDAM Tirta Umbu
telah memiliki kemampuan di dalam pengelolaan PDAM di Gunung Sitoli.

7
Pada tanggal 10 September 2009 telah ditandatangani Peraturan Daerah Provinsi
Sumatera Utara No.10 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi yang menyatakan
bahwa tujuan pokok PDAM Tirtanadi adalah mengelola dan menyelenggarakan pelayanan air
minum yang memenuhi persyaratan kesehatan dan mengembangkan perekonomian daerah,
meningkatkan pendapatan daerah, serta meningkatkan kualitas lingkungan dengan cara
memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air bersih melalui sistem perpipaan
dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

3.2 Proses yang terdapat pada PDAM Tirtanadi Medan Sunggal

Pada umumnya, instalasi pengolahan air bersih merupakan suatu sistem yang di
desain untuk menghasilkan air yang layak untuk di konsumsi masyarakat bagaimanapun
kondisi cuaca dan lingkungan. Selain itu instalasi yang di desain harus sederhana, efektif,
tahan lama, dan murah dalam pembiayaan.

Beberapa fasilitas yang dimiliki dalam proses pengolahan air bersih pada instalasi
pengolahan air bersih diantaranya adalah intake, menara air, clarifier, pulsator, filter, dan
reservoir. Semua peralatan tersebut dioperasikan melalui sistem komputer. Selain berbagai
macam peralatan, instalasi juga menggunakan bahan kimia seperti kaporit dan tawas dalam
proses pengolahan air bersih. Air produksi kemudian di uji kualitasnya di laboratorium
sehingga air yang di produksi memenuhi standar kesehatan air bersih.

Gambar Komponen Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA)


Sumber : SNI 6773-2008

8
Komponen pada unit pengolahan berdasarkan SNI 6773-2008 sebagai berikut ini:

No. Komponen Jenis


1. Komponen Utama
Unit pengambilan air baku Air permukaan, Air tanah
Pengukuran aliran Ambang tajam, turbin, pitot,
Pembubuh larutan kimia Pompa dosing, gravitasi
Mixer Mekanis, hidrolis, compressor
Koagulasi Hidrolis, mekanis
Flokulasi Hidrolis, mekanis
Sedimentasi Gravitasi, floating
Filtrasi Saringan pasir cepat
Desinfeksi Pompa dosing
2. Komponen Penunjang
Penampung Reservoar
Distribusi Gravitasi, pemompaan

Tabel Komponen Unit Pengolahan Air Bersih Sumber : SNI 6773-2008

Air sungai digunakan sebagai air baku karena kuantitas dan kontinuitas air sungai
yang relatif stabil setiap tahunnya. Air yang berasal dari sungai merupakan hulu (upstream
side) sebab bebas kontaminasi. Selain itu, air sungai umumnya walaupun telah tercemar
dengan berbagai unsur namun pencemaran tersebut pada sebagian besar sungai masih dapat
di olah untuk memenuhi kriteria air minum yang dipersyaratkan. Adapun proses pengolahan
air sungai umumnya adalah sebagaimana ditunjukkan pada bagan sebagai berikut ini:

Gambar Bagan Proses Pengolahan Air Sungai

9
A. Intake

Gambar Intake

Kondisi intake sangat berpengaruh dalam suplai air yang akan di olah. Untuk
menjamin suplai air cukup, intake diletakkan di lokasi yang mudah di capai dan
direncanakan untuk mensuplai jumlah kuantitas air pada kualitas optimal yang
memungkinkan. Pemilihan site untuk intake pada sungai didasarkan pada :

a. Perolehan kualitas air baku terbaik yang dapat di suplai ke pengolahan air.
b. Prediksi kemungkinan perubahan arah dan kecepatan aliran sungai.
c. Meminimalkan efek dari banjir, kotoran mengapung dan gelombang aliran.
d. Tersedia akses mudah untuk perbaikan dan perawatan.
e. Fleksibel terhadap kenaikan dan penurunan muka air.
f. Didapatkan kondisi geologi terbaik.

B. Prasedimentasi

10
Gambar Bak Pengendapan

Air dari unit intake dialirkan menuju bak prasedimentasi untuk membuang pasir,
lempung, jenis partikel non koloid lainnya secara gravitasi. Hal ini menghindari
kerusakan peralatan mekanis seperti pompa dan mixer lalu menghindari akumulasi
sedimen air baku untuk pengolahan awal. Selanjutnya air dialirkan menuju penampungan
air baku.

Agar proses prasedimentasi berlangsung efektif maka harus dipastikan agar kecepatan
endap partikel (wo) harus lebih besar dibandingkan kecepatan aliran horizontal air (vo).

Proses sedimentasi berjalan efektif apabila waktu detensi aliran horizontal (t1) lebih
besar dari waktu partikel mencapai dasar bak (t2). Berdasarkan teori Frank R. Spellman
(2008) dalam bukunya The Science Of Water Concepts And Applications menjelaskan
bahwa kecepatan endap partikel dapat dipengaruhi oleh bilangan reynolds (Re).

C. Koagulasi

Koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan koloid dan padatan terlarut.


Koagulan yang umum untuk digunakan di Indonesia adalah alumunium sulfat. Hasil
koagulasi yang baik sangat tergantung dari kondisi hidrolik yang baik yaitu
pengadukan secara intensif (60 – 180 rpm) dan konstan serta penerapan dosis
koagulan yang tepat. Saat ini instalasi (IPA) difokuskan pada pembangunan clarifier
modern dimana proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi berlangsung pada satu
bangunan. Menurut Frank L. Spellman, koagulan yang umum digunakan yaitu
aluminum sulfate, sodium aluminate, ferric sulfate, ferrous sulfate, ferric chloride, dan
polimer.

11
D. Flokulasi

Flokulasi adalah tahapan pengadukan lambat (5 – 30 rpm) yang mengikuti


dispersi koagulan melalui pengadukan lambat. Tujuannya untuk mengakselerasi
pembentukan flok. Pembentukan flok ini akan berlangsung dengan baik apabila saat
penambahan koagulan dalam air disertai pengadukan cepat yang dilanjutkan
pengadukan lambat. Diharapkan flok yang terbentuk mengikat partikel koloid dan
dapat menuju filtrasi. Menurut Frank L. Spellman mempersyaratkan waktu detensi 15
– 45 menit untuk proses flokulasi yang efektif. Waktu detensi untuk proses flokulasi
dan sedimentasi pada clarifier IPA merupakan hasil pengurangan volume clarifier
dengan volume unit pengadukan cepat kemudian di bagi dengan debit aliran.

E. Sedimentasi

Sedimentasi di rancang untuk membuang partikel tersuspensi yang telah


berbentuk flok yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi, menggunakan
penurunan secara gravitasi oleh partikel itu sendiri. Menurut Frank Spellman
diperlukan waktu 2 – 6 jam untuk proses sedimentasi yang efektif. Sedangkan
American Water Works Association memberikan waktu detensi yang lebih cepat yaitu
30 menit untuk flokulasi dan sedimentasi. Aplikasi utama daripada sedimentasi adalah
sebagai berikut ini:

1. Pengendapan awal dari air permukaan sebelum pengolahan oleh unit


saringan pasir cepat.
2. Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi
sebelum memasuki unit saringan pasir cepat.
3. Pengendapan air yang telah melalui proses koagulasi dan flokulasi pada
instalasi yang menggunakan sistem pelunakan air oleh kapur soda.
4. Pengendapan air pada instalasi pemisah besi dan mangan.

F. Filtrasi

12
Gambar Unit Filtrasi

Filtrasi merupakan proses dalam pengolahan air bersih. Tahapan ini penting untuk
mencapai kualitas air dalam kondisi yang baik. Meski kurang lebih 90% kekeruhan dan
warna dipisahkan dalam koagulasi dan sedimentasi, namun sejumlah flok masih terbawa
keluar dan memerlukan pemisahan lebih lanjut. Proses filtrasi dilakukan dengan
melewatkan air hasil pengolahan dari clarifier melalui media filter dengan ukuran dan
kedalaman tertentu.

Rapid Sand Filter adalah tipe yang umum untuk digunakan pada filtrasi di Indonesia,
dengan menggunakan pasir (Ø 0,4 – Ø 0,9 mm), antrasit (Ø 0,85 – 1,55 mm) dan kerikil
(Ø 4,76 – 38,1 mm) diharapkan dapat menangkap flok yang terbawa keluar. Untuk hasil
efektif, aliran saat filtrasi di jaga agar laminar dengan bilangan Reynolds, Re < 1000.

G. Desinfektan dan Pengaturan pH

Desinfeksi air bersih dilakukan untuk menonaktifkan bakteri pathogen untuk


memenuhi baku air minum. Karena ukuran mikroorganisme sangat kecil maka tidak
mungkin menjamin koagulasi dan filtrasi dapat memisahkan secara sempurna. Tujuan
proses ini yaitu membunuh mikroorganisme pathogen.

Zat desinfektan yang umum digunakan di Indonesia adalah khlorin dan kaporit
sebagai cadangan. Di negara maju telah dikembangkan penggunaan ozon dan sinar
ultraviolet untuk mensterilkan air minum. Penggunaan zat desinfektan dapat membuat pH
air tidak stabil bahkan cenderung menurun.

13
Maka perlu ditambahkan zat kapur atau soda ash agar pH air tetap pada kisaran 6,5 – 8,5
sesuai standar kesehatan berdasarkan kemenkes 907/Menkes/SK/VII 2017. Kriteria
Desain (Qasim, Motley, & Zhu, 2000):

Waktu detensi : 10 – 120 menit


Dosis khlor : 0,2 – 4 mg/L
Sisa khlor : 0,5 – 1 mg/L

H. Reservoir

Gambar Bangunan Reservoir

Reservoir berasal dari bahasa perancis (reservoa) yang berarti tempat penampungan
persediaan air. Istilah ini tentunya sangat akrab, baik itu ground reservoir (di tanah)
ataupun elevated reservoir (menara). Kegunaan reservoir untuk menampung air saat
pemakaian di bawah rata-rata dari debit yang dialirkan IPA dan saat jam puncak air yang
telah tertampung tadi dialirkan ke pelanggan. Tujuan pembuatan reservoir adalah
menampung air baku dari hasil pemompaan. Selain itu reservoir juga berfungsi sebagai
tempat pengolahan air baku sehingga aman untuk di konsumsi yaitu di beri desinfektan,
kemudian air siap untuk didistribusikan. Perencanaan reservoir harus mencukupi
kebutuhan air yang dibutuhkan baik di musim hujan maupun kemarau. Volume reservoir
dihitung dengan dua cara yaitu:

14
a. Volume reservoir di hitung sebesar 20% dari kebutuhan air harian maksimum.
b. Volume reservoir di hitung sebesar 20% dari kolam tandon harian (KTH).

Flow Chart Proses Pengolahan Air Bersih PDAM Tirtanadi Medan Sunggal

3.3 Bagan Neraca Massa Proses Pengolahan Air PDAM Tirtandi Medan Sunggal

a. Bendungan

b. Intake

15
c. Saluran (Channel)

d. Koagulator dan Flokulator

e. Bak Sedimentasi

f. Desinfeksi

16
g. Unit Filtrasi

h. Reservoir

i. Finish Water Pump (FWP)

3.4 Alat Pengukur Laju Alir di dalam PDAM Tirtandi Medan Sunggal

17
Berdasarkan daripada spesifikasi unit paket instalasi (IPA) air bersih yang di susun
oleh Dirjen Cipta Karya, terdapat peralatan ukur aliran yang digunakan untuk mengukur debit
air baku diantaranya sebagai berikut ini:

a. Water meter

Water Meter adalah alat ukur untuk menentukan banyaknya aliran air yang mengalir
pada suatu pipa yang dilengkapi dengan alat penunjuk untuk menyatakan volume air
yang masuk dengan berbagai kelas metrologi dengan tekanan maksimal 10 bar dan suhu
paling tinggi 40ºC.

Adapun manfaat dari Water Meter ialah sebagai berikut:

 Mengetahui penggunaan air, sehingga bisa melakukan pembatasan jika


penggunaan air sudah berlebihan
 Mengetahui jumlah penggunaan air setiap waktunya

Gambar Water Meter

b. V-notch

Alat ukur V-notch adalah alat ukur berbentuk segi tiga yang didesain dengan bentuk
takik yang berbentuk seperti huruf V. Alat ukur ini menghasilkan pengukuran yang
akurat untuk pengaliran debit kecil dibandingkan dengan alat ukur yang lain.

18
Gambar V-notch

c. Flowmeter

Flow meter merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui besaran dalam segala
aspek yang terdapat pada suatu aliran material yang berupa udara, cairan, maupun
bubuk. Aspek yang diukur melalui flow meter adalah flow rate  atau kecepatan aliran
dan volume atau total massa dari material yang mengalir pada kurun waktu tertentu.

Gambar Flowmeter

d. Floating meter

19
Gambar Floating Meter

3.5 Utilitas pada PDAM Tirtanadi Medan Sunggal

Pada proses pengolahan air baku digunakan material kimia sebagai pendukung
penjernihan diantaranya adalah sebagai berikut ini:

Material Kimia Fungsi


Liquid Chlorine Mengoksidasi logam Fe, Mn sekaligus sebagai bahan
desinfektan (pembunuh bakteri), dibubuhkan dengan mesin
AC nominal daya 15 KW x 2 secara bergantian kepada RWT.
(prechlorination) dan reservoir (post chlorination) dengan
total kebutuhan 3 – 4 gr/ air.
PAC (Poly Mengikat partikel-partikel halus yang melayang agar
Alumunium Chloride) membentuk flok. Bahan ini diinjeksikan pada pipa air
masuk ke clearator dengan motor AC nominal 1.1 KW
dengan dosis 30 – 35 gr/ air.
Soda Ash Menetralisasi pH air olahan berkisar 6.8 – 7.3 dibubuhkan
dengan elektro motor sebelum masuk ke reservoir,
penggunaan soda ash tergantung pada kondisi air baku.

20
Tabel Fungsi Material Kimia Pada Proses Pengolahan Air Baku
Sumber : IPA Tirtanadi cabang Medan Sunggal

21
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

IPA PDAM Tirtanadi di bangun pemerintahan kolonial Belanda pada tanggal 8


September 1905 yang diberikan nama NV Waterleiding Maatschappij Ajer Bersih.
Pembangunan ini dilakukan oleh Hendrik Cornelius Van Den Honert selaku Direktur Deli
Maatschappij, Pieter Kolff selaku Direktur Deli Steenkolen Maatschappij dan Charles Marie
Hernkenrath selaku Direktur Deli Spoorweg Maatschappij. Kantor Pusat dari perusahaan air
bersih ini berada di Amsterdam Belanda.

Beberapa fasilitas yang dimiliki dalam proses pengolahan air bersih pada instalasi
pengolahan air bersih diantaranya adalah intake, menara air, clarifier, pulsator, filter, dan
reservoir. Semua peralatan tersebut dioperasikan melalui sistem komputer. Selain berbagai
macam peralatan, instalasi juga menggunakan bahan kimia seperti kaporit dan tawas dalam
proses pengolahan air bersih. Air produksi kemudian di uji kualitasnya di laboratorium
sehingga air yang di produksi memenuhi standar kesehatan air bersih.

Gambar Bagan Proses Pengolahan Air Sungai

Bagan Neraca Massa Proses Pengolahan Air PDAM Tirtandi Medan Sunggal adalah sebagai
berikut:

a. Bendungan

22
b. Intake

c. Saluran (Channel)

d. Koagulator dan Flokulator

23
e. Bak Sedimentasi

f. Desinfeksi

g. Unit Filtrasi

24
h. Reservoir

i. Finish Water Pump (FWP)

Alat Pengukur Laju Alir di dalam PDAM Tirtandi Medan Sunggal adalah:

 Watermeter
 V-notch
 Flowmeter
 Floatingmeter

Pada proses pengolahan air baku digunakan material kimia sebagai pendukung
penjernihan diantaranya adalah sebagai berikut ini:

Material Kimia Fungsi


Liquid Chlorine Mengoksidasi logam Fe, Mn sekaligus sebagai bahan
desinfektan (pembunuh bakteri), dibubuhkan dengan mesin
AC nominal daya 15 KW x 2 secara bergantian kepada RWT.
(prechlorination) dan reservoir (post chlorination) dengan
total kebutuhan 3 – 4 gr/ air.
PAC (Poly Mengikat partikel-partikel halus yang melayang agar
Alumunium Chloride) membentuk flok. Bahan ini diinjeksikan pada pipa air
masuk ke clearator dengan motor AC nominal 1.1 KW
dengan dosis 30 – 35 gr/ air.
Soda Ash Menetralisasi pH air olahan berkisar 6.8 – 7.3 dibubuhkan
dengan elektro motor sebelum masuk ke reservoir,

25
penggunaan soda ash tergantung pada kondisi air baku.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diajukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk kedepannya perlu dilakukan upaya pemerintah dalam memberikan
pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya air bersih serta bagaimana cara
pengolahan air bersih tersebut.
2. Masyarakat perlu turut serta dalam pengolahan air bersih guna meningkatkan derajat
kesehatan pada masyarakat tersebut.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam upaya pengolahan air bersih.

26
Daftar Pustaka

American Water Works Association. (1990). Water Treatment Plant Design Fourth Edition.
New York : McGraw-Hills.

L.Street, Victor. (1996). Mekanika Fluida. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Qasim, S.R, Motley, E.M & Zhu, G. (2000). Water Works Engineering : Planning, Design,
and operation. London : Prentice-Hall.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta : Kanisus.

Dirjen Cipta Karya. (2004). Modul Proyeksi Kebutuhan Air Dan Identifikasi Pola Fluktuasi
Pemakaian Air. Jakarta : Dinas Pekerjaan Umum.

Dirjen Cipta Karya. (2004). Modul Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air. Jakarta :
Kementerian Pekerjaan Umum.

Twort,C.Alan. Don D. Ratnayaka And Malcolm J.Brandt. (2006). Water Supply Fifth
Edition. United Kingdom: Butterworth-Heinemann.

Spellman, Frank R. (2008). The Science of Water, Concepts and Applications.


USA: Taylor & Francis Group, LLC.

BSN.(2008). Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air SNI 6774:2008.
Jakarta.

BSN.(2011). Tata Cara Perencanaan Teknik Jaringan Distribusi Dan Unit Pelayanan Sistem
Penyediaan Air Minum SNI 7509:2011. Jakarta.

PDAM Tirtanadi Medan Sunggal. (2020). Laporan Bulanan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Sunggal.

Permenkes RI No.32/MenKes/Per/IX/2017 tentang “Persyaratan Kualitas Air Minum”


Jakarta : Departemen kesehatan RI.

Pengolahanairbaku.blogspot.com/2011/06/proses-pengolahan-air-baku-menjadi- air.html.

27

Anda mungkin juga menyukai