Anda di halaman 1dari 29

TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA

Konsep Septik Tank Komunal dalam Mengatasi Permasalahan


Sanitasi bagi Masyarakat Kampung Sengka Batu, Kecamatan Tallo,
Kota Makassar

OLEH :

SUTAMI SUPARMIN (D121 15 316)

NURUL AZIZAH SYAFRUDDIN (D121 15 004)

DESIANI (D121 15 012)

NUR ANNISA IRIANTO (D121 15 302)

KHUSNUL KURANIAH (D121 15 504)

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan usia dan waktu sehingga
kami dapat mengerjakan makalah sederhana ini.

Tak lupa pula, saya kirimkan shalawat kepada junjungan Nabi Muhammad
saw tanpanya,manusia akan terus tenggelam dalam kemaksiatan dan kebodohan.

Dalam makalah ini, saya membahas mengenai Air Baku berupa system
pengolahannya dan perencanaannya. Makalah ini merupakan tugas idari Mata Kuliah
Tenologi Lingkungan Tepat Guna

Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Gowa, Desember 2017

Penulis,

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................ 3
Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6
1.3 Tujuan ................................................................................................... 6
1.4 Manfaat ................................................................................................. 7

Bab 2 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 8


2.1 Pengertian Teknologi Lingkungan Tepat Guna.................................. 8
2.2 Berbagai Aspek Pemanfaatan Teknologi Tepat guna.......................... 9
2.3 Konsep Sustainability Fasilitas Publik .............................................. 11
2.4 Sanitasi Dasar Kesehatan Masyarakat ............................................... 11
2.5 Limbah Eskreta Manusia dan Septik Tank ........................................ 14

Bab 3 Metodologi Penulisan .............................................................................. 15

3.1 Metode Pengambilan Data................................................................. 16

3.2 Waktu dan Tempat............................................................................. 16

3.3 Gambaran Umum Masyarakat ........................................................... 17

3.4 Diagram Alur Penulisan .................................................................... 18

Bab 4 Pembahasan ............................................................................................. 19

3
4.1 Kebutuhan TLTG Masyarakat Sengka Batu ...................................... 19

4.2 Desain TLTG ......................................................................................20

4.3 Cara Penggunaan TLTG dan Perawatan ............................................21

Bab 5 Penutup .....................................................................................................22

5.1 Kesimpulan ..........................................................................................22

5.2 Saran ....................................................................................................22

Daftar Pustaka .................................................................................................. 23

Lampiran

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat.

Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting

dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai

peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit khususnya yang

berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkptkan standar atau kualitas

hidup masyarakat. Sampai saat ini penyediaan air bersih untuk masyarakat di

Indonesia masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang cukup kompleks

dan sampai saat ini masih belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah

yang masih dihadapi sampai saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air

bersih untuk masyarakat baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan.

Situasi masyarakat miskin perkotaan perlu mendapatkan perhatian segera.

Keterbatasan persediaan air bersih juga menjadi masalah utama di beberapa

wilayah Sulawesi Selatan salah satunya di Kampung Sengka Batu yang terletak di

daerah Tallo Sulawesi Selatan. Sebelum masyarakat menggunakan air dari

PDAM dan PAMSIMAS, sumber air baku masyarakat berasal dari air sungai

yang ada di sekitar wilayah tersebut. Masyarakat biasa menggunakan air sungai

untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci, mandi , dan sebagainya. Namun

saat ini, air sungai tersebut tidak dapat lagi di gunakan untuk keperluan sehari-
5
sehari karena kondisi sungai sudah tercemar dan tidak jarang sungai tersebut

mengeluarkan bau yang tidak sedap. Hal itu disebabkan oleh pembuangan air

limbah dari pemukiman masyarakat yang tidak diolah terlebih dahulu.

Masyarakat tidak menyadari bahwa air limbah yang dibuang secara langsung ke

sungai menyebabkan terjadinya pencemaran.

Aktivitas rumah tangga masyarakat sekitar sungai tersebut juga menjadi salah

satu pemacu tercemarnya sungai tersebut seperti tidak menggunakan septic tank

dan masih banyak pula masyarakat yang langsung membuang kotoran di sungai

(cemplung). Hal tersebut di sebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat

sekitar mengenai pencemaran air.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja kebutuhan dasar sanitasi dan fasilitas penunjang kesehatan yang

perlu disediakan kepada masyarakat Kampung Nelayan Sengka Batu?

2. Bagaimana penerapan Teknologi Tepat Guna untuk menangani permasalahan

lingkungan Kampung Nelayan Sengka Batu?

1.3. Tujuan

1 Untuk menentukan jenis Teknologi Tepat Guna dalam bidang sanitasi dan

penunjang kesehatan yang cocok kepada masyarakat Kampung Nelayan

Sengka Batu

2 Mengetahui konsep Teknologi Tepat Guna yang digunakan untuk menangani

permasalahan lingkungan Kampung Nelayan Sengka Batu.

6
1.4.Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Manfaat Kepada Masayarakat

Manfaat kepada masyarakat yaitu akan dihasilkannya sebuah ide atau konsep

tentang Teknologi Tepat Guna yang sesuai dengan permasalahan mereka serta

dapat masyarakat terapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat

meningkatkan nilai tambah dalam mendukung kehidupan masyarakat

Kampung Nelayan Sengka Batu.

2. Manfaat Kepada Pemerintah

Adapun manfaat yang akan diberikan kepada pemerintah dari makalah ini

adalah pemerintah dapat bekerja sama kepada mahasiswa dalam sebuah

program yang akan dijalankan dalam masalah sanitasi, kesehatan dan

lingkungan hidup. Bukan hanya itu, pemerintah dapat memperoleh gambaran

kehidupan tentang masyarakat Kampung Nelayan Sengka Batu, kota

Makassar.

3. Manfaat Kepada Mahasiswa

Manfaat yang akan didapatkan oleh mahasiswa adalah dapat mengetahui

tentang Teknologi Tepat Guna apa yang sesuai dengan masyarakat di

Kampung Nelayan Sengka Batu, kota Makassar serta dapat mengembangkan

ide dari Teknologi Tepat Guna tersebut.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Teknologi Lingkungan Tepat Guna (TLTG)

William dan Sawyar (2005) dalam Gede Eka Dharma Antara, Teknologi

dalam arti komprehensif yaitu teknologi informasi merupakan terminologi

umum yang menggambarkan berbagai teknologi yang membantu produksi,

manipulasi proses, penyimpanan, komunikasi, dan atau diseminasi

informasi.

Istilah teknologi di sini mengandung pengertian alat-alat yang

memungkinkan terlaksananya efisiensi dan efektivitas sebagai hasil

penerapan ilmu pengetahuan ke dalam seni industri menurut ragam

kemampuannya, hasil pengetahuan tentang penerapan ilmu pengetahuan,

atau hasil perubahan sistematis lingkungan fisik untuk tujuan keperluan

manusia. Penafsiran teknologi tersebut berlatar belakang dan mencakup tiga

bagian, yakni teknologi modern, teknologi madya dan teknologi tradisional

(Subiyono, 1989).

Sedangkan pengertian dari tepat guna adalah cocok dan dapat diterapkan

karena telah berorientasi pada kebutuhan dan telah memenuhi persyaratan

teknis, sosial dan ekonomis serta berdaya guna.

Jadi pengertian Teknologi Lingkungan Tepat Guna (TLTG) adalah

sebuah teknologi hasil ciptaan manusia yang dapat mempermudah manusia


8
serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup manusia sehingga dapat

meningkatkan taraf hidup serta kesehatan masyarakat.

Berbagai teknologi tepat guna yang sering diterapkan kepada

masyarakat pra-sejahtera yang bersifat sederhana dan mudah diterapkan

seperti filter air baku atau desain tempat MCK pada bidang sanitasi, desain

tempat pembakaran dan penampungan sampah yang baik dan seterusnya.

2.2 Berbagai Aspek Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna

Berbagai aspek yang perlu diperhatikan untuk membangun serta

menerapkan sebuah teknologi khususnya teknologi tepat guna kepada

masyarakat. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:

2.2.1 Aspek Teknis

Aspek Teknis yaitu memperhatikan dan menjaga tata

kelestarian lngkungan hidup, penggunaan secara maksimal bahan baku

lokal, menjamin mutu (kualitas) dan jumlah (kuantitas) produksi,

secara teknis efektif dan efisien, mudah perawatan dan operasi, serta

relatif aman dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan.

2.2.2 Aspek Ekonomi

Ekonomis, yaitu efektif menggunakan modal, keuntungan

kembali kepada produsen, jenis usaha kooperatif yang mendorong

timbul industri lokal. Terjangkau oleh ekonomi masyarakat serta tidak

memberatkan pembiayaan teknologi tepat guna kepada masyarakat.

9
2.2.3 Aspek Kelembagaan

Aspek kelembagaan menyangkut sebuah susunan organisasi

kepengurusan yang bertugas menjaga serta mengawasi penggunaan

TLTG yang akan diterapkan oleh masyarakat umum. Aspek

kelembagaan menjamin sebuah struktur kerja dan tanggung jawab

kepada berbagai teknologi yang akan diterapkan dan menjamin

keberlangsungan teknologi itu.

2.3 Konsep Sustainability Fasilitas Publik

Konsep keberlanjutan fasilitas public merupakan sebuah hal yang perlu

diperhatikan dari pembangunan fasilitas umumyang ada di masyarakat.

Berbagai aspek pendukung seperti kemampuan masyarakat dalam ikut

menjaga sebuah fasilitas umum yang diberikan, rasa memiliki yang kuat serta

kesadaran yang tinggi akan membuat fasilitas yang dibangun dalam

lingkungan masyarakat akan berjalan dengan baik serta berkelanjutan.

Beberapa penelitian yang dilakukan pada sub kelompok ini menggunakan

metode perbandingan aspek fisik dan perilaku atau kebiasaan masyarakat pada

dua lingkungan yang berbeda. Satu kawasan permukiman yang dipilih sebagai

sampel dirancang dengan konsep new urbanism dan yang lainnya merupakan

konsep sub urban konvensional (Nasar, 2003; Lund, 2002; Kim & Kaplan,

2004). Untuk mengetahui perbedaan sense of community, digunakan metode

10
kuesioner dengan masyarakat new urbanist dan sub urban konvensional

sebagai responden. Sedangkan point pertanyaaan yang diberikan seputar

intensitas interaksi dan hubungan dengan tetangga, bagaimana aktivitas dalam

komunitas, bagaimana menilai atau pengenalan terhadap lingkungan,

kepuasan terhadap lingkungan tempat tinggal, serta pertanyaan mengenai

karakteristik responden.

Salah satu point atau konsep dalam perancangan new urbanism, sesuai

dengan yang tertulis pada Charter of New Urbanism dalam Fulton, (1996)

adalah penyediaan hunian dengan tipe dan harga yang beragam yang

mengakomodir penghuni dari etnik, dan social ekonomi yang berbeda. Hal

tersebut dimaksudkan agar dalam suatu kawasan permukiman new urbanist

dapat terjalin interaksi social antara kelompok social dan ekonomi yang

berbeda, sehingga mengurangi kesenjangan social (Furuseth, 1997; Audirac &

Shermeyn, 1992; Day, 2003).

2.4 Sanitasi Dasar dan Kesehatan Masyarakat

Dalam Ensiklopedia Wikipedia, Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam

pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan

langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan

harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.

11
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen

kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat

menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa

bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan

buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan

pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan

solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi

sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi

(contohnya membasuh tangan dengan sabun).

Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk

menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.

Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata

rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan

Terdapat hubungan yang erat antara sanitasi dan kesehatan. Sarana dan

prasarana sanitasi yang tidak cukup dapat berpengaruh pada penyebaran

penyakit seperti diare dan kolera melalui beberapa jalur penularan yang

dikenal dengan 5F. Jalur penularan tersebut adalah dari Feces (kotoran

manusia) masuk ke pencernaan manusia melalui 1) Fluids (air atau cairan), 2)

Fields (tanah), 3) Flies (lalat), 4) Fingers (tangan), dan 5) Foods (makanan).

Badan kesehatan dunia menyatakan bahwa sanitasi dan mencuci tangan

dengan sabun dapat mengurangi angka kesakitan diare sebanyak 37,5% dan

12
35%. Beberapa studi juga menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna

antara sanitasi dan kasus diare pada anak. Menariknya, bahkan intervensi

sanitasi dapat menurunkan kejadian diare pada balita sebesar 12,9%

dibandingkan dengan intervensi air bersih yang hanya mencapai 7,3%. Namun

dampak dari intervensi sanitasi tidak akan dabat terlihat langsung dalam

jangka waktu singkat. Kurangnya sarana dan prasarana sanitasi juga

berdampak pada masalah kesehatan lainnya seperti infeksi trakhoma dan

kecacingan.

Disamping dampak langsung pada kesehatan, kurangnya akses terhadap

sarana sanitasi dapat secara tidak langsung berdampak pada kesehatan ibu dan

anak dan kasus kekurangan gizi pada anak. Dampak tidak langsung lainnya

adalah kesulitan bagi kaum perempuan terkait dengan upaya mendapatkan

privasi dan layanan higiene menstruasi (haid bulanan), yang juga berdampak

pada tingkat kehadiran siswa perempuan di sekolah.

Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau

kegiatan permukiman(real estate), rumah makan (restauran), perkantoran,

perniagaan, apartemen dan asrama.(Kepmen LH no 112/2003).

Air Limbah domestik adalah air yang telah dipergunakan yang berasal

dari rumah tangga ataupemukiman termasuk didalamnya air buangan yang

berasal dari WC, kamar mandi, tempat cuci,dan tempat memasak

13
Air limbah domestik dapat bersumber dari pemukiman (rumah tangga),

daerah komersial,perkantoran, fasilitas rekreasi, apartemen, asrama dan rumah

makan.

Air limbah memiliki karakteristik fisik (bau, warna, padatan, suhu,

kekeruhan), karakteristik kimia (organik, anorganik dan gas) dan karakteristik

biologis (mikroorganisme). Karakteristikair limbah beserta dampak masing-

masing terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

2.5 Limbah Eskreta Manusia dan Septik Tank

Air limbah, terutama yang mengandung ekskreta manusia dapat

mengandung patogen yang berbahaya dan oleh karena itu harus dikelola dan

diolah dengan baik. Pengelolaan dan pembuangan air limbah yang tidak

memadai dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, dan mortalitas

(Dalengkade, 2012).

Proses yang umum dipakai untuk pengolahan air limbah dari keluarga

rumah tangga adalah septic tank yang merupakan kombinasi antara proses

anaerobik dan peresapan. Proses septic tank adalah proses yang sederhana

serta murah dan sesuai untuk daerah kurang padat, apabila dipakai di daerah

padat perkotaan akan mengakibatkan pencemaran air bawah tanah. Septic tank

biasanya hanya mengolah air limbah dari WC saja.

Sesuai dengan amanat UU 32/2004, bahwa sektor sanitasi menjadi urusan

wajib Pemerintah Kabupaten/ Kota. Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk

14
meningkatkan kapasitas Pemerintah Kabupaten/ Kota untuk mampu

merancang kebijakan dan strategi di bidang sanitasi. Perencanaan tersebut

dapat mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Kabupaten/ Kota, dokumen Rencana Pembangunan Investasi Jangka

Menengah (RPIJM) Bidang Pekerjaan Umum, Provinsi dan Nasional. Selain

itu juga mengacu kepada target-target Millenium Development Goals (MDGs)

maupun peraturan dan perundangan yang berlaku di tingkat nasional maupun

provinsi (Pokja AMPL, 2012).

15
BAB III

METODOLOGI PENULISAN

3.1 Metode Pengambilan Data

Metode Pengambilan data dilakukan dengan survei lokasi secara langsung

oleh mahasiswa Teknik Lingkungan angkatan 2015. Metode yang digunakan

adalah dengan wawancara langsung kepada beberapa tokoh masyarakat serta

pejabat pemerintah daerah tersebut untuk mencari permasalahan lingkungan yang

perlu diberikan solusi.

3.2 Waktu dan Tempat

Waktu penyusunan makalah ini adalah sekitar empat bulan mulai dari

berlangsungnya awal perkuliahan mata kuliah Teknologi Lingkungan Tepat

Guna (TLTG) sampai dengan akhir perkuliahan. Adapun lokasi survei dilakukan

terletak di kampung nelayan Sengka Batu, Kecamatan Tallo, kota Makassar

(dekat jalan tol Ir. Sutami). Berikut gambar lokasi survei:

16
Sumber: Google Map

Gambar 3.1 Lokasi Survei

3.3 Gambaran Umum Masyarakat

Kampung Sengka Batu memiliki jumlah penduduk sebanyak 247 kepala

keluarga. Pada umumnya mata pencaharian masayarakat Sengka Batu adalah

nelayan dengan tingkat pendapatan termasuk golongan menengah ke bawah.

Adapun tingkat pendidikan masyarakat Sengka Batu pada umumnya adalah

lulusan SMP dan SMA.

Oleh karena tingkat rerata pendidikan yang masih rendah, maka pengetahuan

masyarakat terhadap sanitasi dan kebersihan lingkungan masih sangat kurang

ditambah lagi situasi pemukiman yang berada di pinggiran sungai Tallo

mengakibatkan masyarakat dengan gampangnmya membuang sampah ke lokasi

17
sungai bahkan berbagai limbah rumah tangga. Hal ini yang menyebabkan sungai

menjadi tercemar.

Masyarakat di kampung Sengka Batu perlu dibuatkan tempat kakus umum

atau WC umum. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat tidak memiliki

tempat kakus atau hanya memiliki tempat kakus dengan konsep Cemplung

dimana tinja hasil buangan langsung mengalir ke sungai tampa diolah terlebih

dahulu. Hal ini sangat mengkhawatirkan dikarenakan sungai akan tercemar

bakteri E. coli dari tinja dan tentunya akan menyebabkan pencemaran air tanah

masyarakat yang akan berujung pada penyakit disentri dan diarhea serta berbagai

penyakit pencernaan lainnya.

18
3.4 Diagram Alur Penulisan

Adapun proses pembuatan makalah ini digambarkan pada diagram dibawah

ini :

START

Persiapan, studi literatur


dan penentuan lokasi
survei

Survei lokasi

Ditemukan
masalah ?

Mendesain TLTG

Penyusunan Makalah
Tidak

19
Selesai Ya
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kebutuhan TLTG Masyarakat Kampung Sengka Batu

Ditinjau dari hasil survei kepada masyarakat kampung Sengka Batu kecamatan

Tallo, kota Makassar. Maka jenis teknologi lingkungan tepat guna yang cocok untuk

menunjang sanitasi masyarakat sekitar adalah jenis WC Komunal (WC Umum)

dengan pengolahan tinja sistem komunal. Sehingga masyarakat di sekitar sungai

Tallo tidak lagi membuang tinja langsung ke sungai dan tidak mencemari sungai.

4.2 Desain TLTG

Desain Teknologi Lingkungan Tepat Guna yang akan diterapkan merupakan

sebuah sebuah WC umum yang memiliki tempat pengolahan limbah jenis septik tank

communal. Jenis ini telah banyak digunakan di kawasan perkotaan dan lebih efektif

dalam mengolah limbah tinja sehingga aman untuk lingkungan sekitar (kualitas tanah

dan air sekitar septik tank) dikarenakan tipe septik tank ini adalah kedap air dan

memiliki tahapan pengelolahan.

Gambar dibawah ini merupakan sebuah gambaran mengenai konsep WC umum

yang akan diterapkan di kampong Sengka Batu.

20
Gambar 4.1 Gambaran WC Umum yang akan diterapkan

Jenis septik tank komunal merupakan sebuah tangki pengolahan limbah hasil

buangan atau IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang dihasilkan dari WC

(Water Closed). Instalasi ini memiliki berbagai macam jenis dan yang paling sering

digunakan untuk pengolahan limbah dari WC umum adalah jenis Septik Tank

Komunal. Dibawah ini merupakan gambar dari sedain septik tank komunal yang akan

diterapkan pada kampong Sengka Batu:

Gambar 4.2 Desain Septik Tank yang akan diterapkan

21
4.3 Cara Penggunaan TLTG dan Perawatan

Setelah instalasi terpasang dengan baik, maka penggunaan oleh masyarakat harus

dengan konsep sustainability (keberlanjutan). Hal ini bertujuan mengajarkan

masyarakat penggunaan secara teknik, perawatan (maintenance) dan perbaikan jika

terjadi kerusakan. Sedangkan setelah berjalan dengan baik dan dapat digunakan

masyarakat. Maka limbah yang tertampung dalam septik tank setiap minggu harus

diangkut (dikuras) oleh mobil lumpur tinja untuk dibuang kedalam IPLT (Instalasi

Pengolahan Lumpur Tinja) yang terdapat di kecamatan Manggala, kota Makassar.

Hal ini dilakukan agar limbah yang terdapat pada tangki tidak tertumpuk dan

mengalami pengolahan secara baik di IPLT.

Proses pengangkutan limbah tinja mulai dari lokasi septik tank komunal sampai

dengan pembuangan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Sumber: Ditjen Cipta Karya PU

Gambar 4.3 Proses pengangkutan Tinja ke IPLT


22
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari makalah ini adalah dengan adanya desain

Teknologi Lingkungan Tepat Guna yang diberikan kepada masyarakat di kampung

Sengka Batu, kecamatan tallo kota Makassar diharapkan menjadi sebuah

pertimbangan dan dapat direalisasikan oleh pemerintah kota Makassar. Sehingga

dengan direalisasikannya desain Teknologi Lingkungan Tepat Guna WC umum,

diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang membuang kotorannya (limbah domestic)

ke badan air sungai Tello. Dengan demikian, pencemaran air terutama oleh bakteri E.

coli dapat ditekan sehingga menjadikan daya dukung lingkungan sekitar sungai

menjadi jauh lebih baik.

5.2 Saran

adapun saran penulis terhadap makalah ini yaitu:

1. Perlunya pembuatan desain secara detail mengenai bangunan WC Umum

yang akan diterapkan

2. Sebaiknya dilakukan pelatihan serta pendampingan sanitasi dasar kepada

masyarakat kampong Sengka Batu

23
DAFTAR PUSTAKA

Nasar, Jack. L, 2003, Does Neotraditional Development Build Community, Journal


of Planning Education and Research, 2003

Lund, Hollie, 2002, Pedestrian Environment and Sense of Community, Journal of


Planning and Research, Vol.21, 2002, pp.301-312

Furuseth, Owen.J, 1997, Neotraditional planning: A new strategy for building


neighborhood, Land Use Policy, Vol.14 No.3, 1997, pp.201-213

Fulton, William, (1996), New Urbanism: Hope or Hype for American Communities,
Lincoln Institute of Land Policy, Cambridge: 1996

Kim, Joongsub and Rachel Kaplan, 2004, Physical and Psychological Factors in
sense of Community: New Urbanist Kentlands and Nearby Orchad Village,
Environment and Behavior, Vol 36 No.3, May 2004, pp.313-340

24
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Lokasi Kampung Sengka Batu

25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai