Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEDOMAN SANITASI SEKOLAH

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi


syarat-syarat mata kuliah

Di Susun
Oleh kelompok:
Faizul Nuzula
Zula’kli
Said Muhammad Zamzami
Ikramullah

Dosen Pengampu mata kuliah:


Nur Masyitah, S.Pd, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN PENJAS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JABAL GHAFUR
SIGLI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,taufik dan
hidayahNyalah penulis masih diberikan kesehatan maupun kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, walaupun banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi,
Alhamdulillah penulis selalu tegar menghadapinya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah yang dibimbi ng oleh ibuk Nur
Masyitah, S.Pd, M.Pd selaku Dosen mata kuliah.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
pembuatan makalah ini. Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
baik dari segi materi kajian, pendekatan maupun cara penulisannya, untuk itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan dari pembaca, agar kedepannya penulis dapat membuat makalah sebaik
mungkin.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, teman-teman mahasiswa lainnya
dan juga tentunya bermanfaat bagi penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Pengertian-Pengertian.............................................................................................................3
B. Sarana dan Prasarana Sanitasi Sekolah...................................................................................3
C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.............................................................................................7
D. Dampak dari kegiatan sekolah................................................................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit,
pencemaran lingkungan, entah gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan
sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan guna mewujudkan lingkungan tempat-tempat
umum yang bersih guna melindungi Kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan
penyakit dan ganggan kesehatan lainnya (Budiman, 2007)

Sanitasi tempat-tempat umum, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup


mendesak Karena tempat umum khususnya sekolah dasar merupakan tempat bertemunya
semuanya macam masyarakat dengan semua penyakit yang dipunyai oleh masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, maka tempat umum merupakan tempat menyebarkannya segala penyakit.
Dengan demikian maka sanitasi tempat-tempat umum. khususnya sekolah dasar harus memenuhi
syarat-syarat kesehatan dalam ar melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan
masyarakat (Mukono,) 2006)

Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi. lingkungan
antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secam komersial, tempat yang
memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensites jumlah
waktu dan kunjungannya tinggi (Chandra 2007)

Lingkungan lainnya antara lain tempat pengungsian, daerah transmigrasi, lembaga


permasyarakatan, sekolah dan sejenisnya merupakan tempat-tempat umum Lembaga pendidikan
dan latihan mengumpulkan dan populasi yaitu yang mengikuti stand yang melaksanakan
pendidikan dan latihan. Populasi yang mengikuti pendidikan dan latihan suatu lembaga
pendidikan sangat bervariasi, ada yang usia 6-12 tahun (sekolah dasar), akil balig di sekolah
menengah, dan usia dewasa di perguruan tinggi, dan pusat-pusat pelatihan pegawai. Bahaya
terhadap kesehatan dapat terjadi karena disana terkumpul banyak orang, sehingga penularan
penyakit di sekolah mudah terjadi (Slamet, 2009)

1
Sanitasi lingkungan sekolah lebih menekankan pada upaya pengawasan pengendalian
pada faktor lingkungan fisik manusia misalnya keberadaan sekolah. Menyediakan udara bersih
yang memenuhi syarat kesehatan, tempat pembuangan kotoran dan limbah atau air buangan dan
kendisi halaman..

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Pedoman Sanītasi Sekolah?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu Untuk mengetahui bagaimana pedoman Sanītasi
Sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian-Pengertian
1. Sanitasi
Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitik beratkan kepada pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
(Dr.Azrul Azwar, MPH)

2. Sekolah
Sekolah adalah tempat didikan bagi anak anak. Tujuan dari sekolah adalah mengajar anak
untuk menjadi anak yang mampu memajukan hangsa. Sekolah adalah mengajar siswa/murid di
sebuah lembaga yang dirancang untuk pengawasan guru. (Dinas Pendidikan Provinsi Kaltin)
3. Sanitasi sekolah
Sanitasi lingkungan adalah pencegahan penyakit dengan jalan pengawasan tidak hanya
terhadap lingkungan fisik manusia saja tetapi juga pengawasan terhadap lingkungan biologi,
sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Sanitasi lingkungan sangat
berperan juga terhadap sanitasi makanan yang melipun kegiatan usaha yang ditujukan kepada
semua tindakan semua tingkatan, sejak makanan dibeli, disimpan, diolah dan disajikan untuk
melindungi agar konsumen tidak dirugikan kesehatannya. (Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim).

B. Sarana dan Prasarana Sanitasi Sekolah


1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air bersih untuk
Keperluan Higienitas Sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan
seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan
pakaian. Di sekolah, tersedianya air bersih membantu meningkatkan kebersihan dan kesehatan
dari warga sekolah.
Standar Air Bersih
 Sekolah memiliki jumlah ketersediaan air yang cukup di setiap unit jamban dan sarana
cuci tangan. Idealnya, ketersediaan air adalah 10 liter/orang/hari.

3
 Tersedia tempat air dalam jamban untuk menampung air bersih dan mudah dibersihkan
supaya tidak menjadi tempat berkembangbiaknya jentik nyamuk atau vektor/hewan
pembawa penyakit lainnya. atau dapat menggunakan pancuran/kran khususnya untuk
penampungan air hujan.
 Secara kualitas dan fisik, air tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa serta tidak
mengandung racun dan logam berat. Jika air tidak memenuhi syarat tersebut, gunakan
alat ilutrasi/penyaringan untuk menyaring air. d. Air mudah dijangkau dan didapatkan
oleh semua warga sekolah pada saat kegiatan sekolah berlangsung.
 Jarak sumber air dari Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) atau tangki septik
minimal 10 meter

2. Jamban Sekolah
Jamban layak adalah jamban yang memenuhi standar kesehatan, berjenis kloset
duduk/jongkok dengan saluran berbentuk leher angsa. Fasilitas jamban yang layak merupakan
hal yang wajib untuk mendukung perilaku hidup bersih dan sehat bagi seluruh warga sekolah.
Fasilitas jamban yang layak adalah jamban yang terpisah menurut jenis kelamin, dapat diakses
setiap waktu oleh peserta didik dan warga sekolah lainnya serta mudah. dibersihkan. Penyediaan
jamban mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 dengan rasio jamban peserta didik
laki-laki minimal 1:60 sementara rasio jamban dan peserta didik perempuan adalah 1:50. Setiap
penambahan ruang kelas baru idealnya disertai penambahan jamban. Jika sekolah memiliki
sumber daya untuk menyediakan jamban dapat mengacu pada Permenkes No.1429 Tahun 2006
dengan rasio 1:40 untuk peserta didik laki-laki dan 1:25 untuk peserta didik perempuan.

3. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)


Sarana cuci tangan merupakan kebersihan diri dan melatih kebiasaan cuci tangan pakai
sabun dan air yang mengalir. Keberadaan sarana CTPS akan mempermudah pembiasaan CTPS
di kalangan peserta didik demi mencegah kejadian diare, infeksi pernafasan, penyakit mata, dan
infeksi kulit. Sarana yang perlu disiapkan sekolah adalah air bersih yang mengalir, sabun dan
penampung atau saluran air limbah yang aman. Sarana CTPS yang disediakan idealnya
berbanding dengan jumlah ruangan yang ada sesuai jumlah kelas. Khususnya di dekat kantin dan
jamban, perlu disediakan sarana CTPS.

4
Standar CTPS
1. Satu unit fasilitas CTPS di setiap depan kelas
2. Satu unit fasilitas CTPS untuk ruang guru
3. Fasilitas CTPS berjarak 10 langkah dari jamban d. Satu unit fasilitas CPTS di dekat
kantin.
4. Sekolah dapat menyediakan fasilitas CTPS berkelompok dengan rasio 1 fasilitas untuk 2
ruang kelas (1 fasilitas minimal 10 titik air)
5. Air bekas CTPS ditampung di resapan air

4. Pengolahan Limbah Cair


Aktivitas sanitasi warga sekolah akan menghasilkan buangan limbah cair yang pada
umumnya mengandung bahan atau zat yang membahayakan kesehatan manusia serta
mengganggu lingkungan hidup. Untuk mengurangi risiko kesehatan pada peserta didik sebaiknya
sekolah membangun pengolahan limbah cair yang berfungsi mengurangi kandungan bahan
pencemar di dalam cairan limbah.

Limbah cair terdiri dari black water dan grey water. Black water adalah air buangan dari
jamban yang mencakup air tinja dan urine. Sedangkan grey water adalah air buangan yang
dihasilkan dari limpasan air hujan, sisa CTPS, dan air cuci dari kantin

Black water dan grey water harus diolah melalui sarana pengolahan limbah cair. Sarana
pengolahan air limbah perlu memenuhi sarana kesehatan agar tidak menimbulkan bau,
mengganggu estetika, dan menjadi tempat bersarangnya vektor penyakit seperti nyamuk dan
tikus. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan kebersihan rutin pada saluran limbah maupun
drainase.

Standar Pengolahan Limbah Cair


 Tangki septik adalah suatu kolam atau bak bersekat-sekat sehingga terbagi-bagi dalam
beberapa ruang. Biasanya tangki septik berada di bawah tanah di sekitar jamban. Tangki
septik harus memenuhi ketentuan SNI 03-2398-20027.
 Dilakukan penyedotan rutin pada tangki septik dengan menggunakan jasa sedot tinja.

5
 Apabila tidak bisa mengakses jasa sedot tinja, sekolah dapat bekerjasama dengan Dinas
Cipta Karya dan Dinas Lingkungan Hidup untuk mencari alternatif teknologi tangki septik
atau IPAL.
 Jika memungkinkan, sekolah membangun IPAL untuk mengolah black dan grey water.
 Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) harus memastikan sarana prasarana. termasuk air
limbah.

5. Pengolahan Sampah
Menurut Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah
didefinisikan sebagai sisa kegiatan manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Karena
sifat, onsentrasi dan volumenya, diperlukan pengelolaan khusus. Penanganan sampah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti
lalat, tikus, kecoak. Selain itu dapat juga menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan
gangguan kenyamanan dan estetika.

Kegiatan warga sekolah baik dari kelas. kantin, halaman sekolah serta kamar mandi atau
toilet tentu akan menghasilkan sampah. Sampah yang dihasilkan oleh warga sekolah terdiri dari
sampah padat organik dan sampah padat anorganik.

a. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup seperti
tumbuhan dan hewan dan berbagai macam olahan yang kemudian dibuang yang dapat
mengalami pelapukan dan dapat terurai Contohnya, sampah dedaunan/ranting pohon,
sisa makanan. Dll
b. Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari berbagai macam proses yang
tidak dapat terurai secara alami oleh bakteri, dan membutuhkan waktu yang lama
dalam penguraiannya. Contoh sampah plastik, kaca, kaleng bekas, Dll.

Standar Pengolahan Sampah

a. Tersedia tempat sampah terpilah-dan tertutup di setiap ruangan dan tempat umum lainnya
halaman sekolah, kantin.
b. Tempat sampah tertutup di jamban khusus perempuan untuk membuang pembalut bekas
pakai.

6
c. Sampah harus dipilah sebelum diangkut sampah dipilah kedalam sampah organik atau
anorganik. Sampat organik dapat dijadikan komposter sementara sampah anorganik
dialah secara komprehensit
d. Di setiap ruang kelas harus terdapat tempat sampah
e. Di sekolah tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS)
f. Sekolah perlu bekerjasama dengan dinas atau mitra terkait untuk pengangkutan dan
pengelolaan sampah.

C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelempok dan masyarakat
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahun, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan
pemberdayaan masyarakat sebagai satu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan
memecahkan masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoadmodjo,
2007),

Indikator tatanan terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan di 5 tatanan,
yaitu tatanan rumah tangga, utanan sekolah, tatanan tempat umum dan tatanan tempat kerja.
Tatanan PHBS di sekolah adalah

1. PHBS di Sekolah

Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai


penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 -12 tahun), yang ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekelompok perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat Penerapan PHBS ini dapat
dilakukan melalu pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

7
2. Manfaat PHBS di Sekolah
a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
b. Meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar
peserta didik.
c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik
minat orang tua masyarakat.
d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
e. Menjadi contoh sekolah sehat bagi daerah lain

3. Syarat - syarat PHBS di sekolah


a. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun,
b. Jajan di kantin sekolah yang sehat.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah.
e. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
f. Tidak merokok di sekolah
g. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin
h. Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
i. Menggosok gigi 2 kali sehari
j. Memotong kuku seminggu sekali
k. Membersihkan kelas sebelum belajar

4. Langkah-langkah PHBS di sekolah


a. Analisis Situasi
b. Pembentukan kelompok kerja
c. Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolah
d. Penyediaan Infrastruktur
e. Sosialisasi Penerapan PHBS di sekolah
f. Penerapan PHBS di Sekolah
g. Pemantauan dan evaluasi

8
D. Dampak dari kegiatan sekolah
1. Dampak dari kamar mandi/WC
Akibat tidak menjaga kebersihan wc sekolah adalah wc menjadi kotor, bau, tidak nyaman
untuk digunakan, serta mengundang datangnya sumber-sumber penyakit, toilet rentan oleh
kuman dan sumber penyakit. Apalagi jika dibiarkan kotor dengan permukaan yang tidak bersih
dan mengeluarkan bau tidak sedap,sudah pasti kuman bersarang Sebuah penelitian menyebutkan,
jumlah bakteri akan lebih banyak ditemukan di area yang basah dan sering digunakan, seperti wc
sekolah. Fakta Hal lain yang tidak kalah mengerikannya adalah hakteri yang memiliki
kemampuan berkembang berkembang biak dengan cepat. Setiap 20 menit, bakteri berkembang
biak sehingga dalam Jumlahnya bisa sampai delgan juta sel.

2. Dampak dan pencahayaan pada ruangan


Pada umumnya sasana gelap di ruang perpustakaan korang memberikan suasana nyaman.
Suasana gelap dapat memberikan dampak sebagai berikut:
a. Rasa takut
b. Rasa tidak jelas
c. Rasa menyeramkan

Tapi tidak semua suasana gelap dapat menimbulkan rasa ketakutan, tergantung faktor
pengalaman dan kebiasaan. Terbatasnya cahaya menerangi sebuah ruang memberi persepsi
menyeramkan pada ruang tersebut. Suasana gelap dan dapat menghasilkan suatu nilai dan kesan
menarik atau tidak menarik pada sebuah ruang perpustakaan. Sedangkan dilihat dari segi arah
sumber cahaya, dapat pula

Diberikan menjadi 3 bagian:

1) Arah cahaya tegak lurus ke bawah


2) Arah cahaya tegak lurus ke atas
3) Arah cahaya membentuk sudut

Cahaya yang dipantulkan oleh lampu dari arah atas kepala akan lebih baik untuk kegiatan
membaca. Karena sinar dari lampu tidak menimbulkan bayangan manusia yang jatuh ke
permukaan meja ketika orang sedang membaca

9
3. Dampak dari sampah
Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; dianggap sampah sebagai sesuatu. Yang
kotor dan harus dibuang. Bila dibuang sembarangan akan menjadi sumber polusi lingkungan dan
sumber penyakit bagi manusia.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitik beratkan kepada pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Sekolah adalah tempat didikan bagi anak anak. Tujuan dari sekolah adalah
mengajar anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan hangsa. Sekolah adalah mengajar
siswa/murid di sebuah lembaga yang dirancang untuk pengawasan guru. Sarana dan prasarana
sanitasi sekolah melipiti: Air Bersih, Jamban Sekolah, Cuci Tangan Pakai sabun, Pengolahan
Limbah Cair dan Pengolahan Sampah.

B. Saran
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan untuk kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1429/MENKES/SK/XII/2006 Tentang


Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Socmirat slamet jali, 1994
kesehatan lingkungan Gajah mada university press Yogyakarta

http://disdikkatimprov.go.id

http://Kesehatan kaltimppas.go.id/

https://syaefudin93.blogspot.com/2015/08/makalah-turunnya-al-quran-dengan-tujuh.html?m=1

https://www.scribd.com/document/361900613/Makalah-Konsep-Makanan-Dan-Gizi

10

Anda mungkin juga menyukai