Anda di halaman 1dari 12

LEMPAR LEMBING

MAKALAH

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi


syarat-syarat mata kuliah

Oleh kelompok:
Ketua : Arif Imanda
Anggota : M.Azil Nurullah

Dosen Pengampu mata kuliah:


Sulaiman, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN PENJASKES


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JABAL GHAFUR
SIGLI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat,taufik dan hidayahNyalah penulis masih diberikan kesehatan
maupun kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun
banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi, Alhamdulillah penulis selalu
tegar menghadapinya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-dasar
penjas yang dibimbing oleh Bapak Sulaiman M.Pd, selaku Dosen mata kuliah
Dasar-dasar penjas.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung pembuatan makalah ini. Penulis sangat menyadari masih banyak
kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi kajian, pendekatan maupun cara
penulisannya, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca,
agar kedepannya penulis dapat membuat makalah sebaik mungkin.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, teman-teman
mahasiswa lainnya dan juga tentunya bermanfaat bagi penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................................................ 2
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 3
2.1. Sejarah Lempar Lembing ................................................................................................................... 3
2.2. Pengertian Lempar Lembing .............................................................................................................. 4
2.3. Peraturan Lem ar Lembing ................................................................................................................ 4
2.4. Teknik Lempar Lembing ................................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................................... 8
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................................ 8
3.2. Saran .................................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lempar lembing merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang
membutuhkan kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Media yang digunakan
dalam lempar lembing ialah lembing, yakni sejenis tombak yang ringan dan kecil.
Pada awal mulanya, lempar lembing identik dengan aktivitas berburu nenek
moyang manusia, dimana lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki
pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika
manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak yang ditandai dengan mulai
munculnya perkampungan atau perkotaan.
Seiring berubahnya zaman, perubahan gaya hidup pun juga terjadi.
Aktivitas fisik seperti melempar lembing sudah tidak lagi digunakan untuk berburu
dan dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan untuk memenuhi
kebutuhan hiburan dan prestasi. Sebagian ahli meyakini lempar lembing telah
berkembang sejak zaman Yunani Klasik, yang pada kala itu termasuk dalam
olahraga yang populer.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun beberapa permasalahan berdasarkan latar belakang di atas yang
akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Sejarah lempar lembing
2. Pengertian lempar lembing
3. Peraturan dalam permainan lempar lembing
4. Teknik-teknik dalam permainan lempar lembing
5. Media dalam permainan lempar lembing
6. Informasi lain seputar lempar lembing

1
2

1.3. Tujuan
Adapun beberapa tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yang hendak
dicapai adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah lempar lembing
2. Mengetahui pengertian lempar lembing
3. Mengetahui peraturan dalam permainan lempar lembing
4. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam permainan lempar
lembing
5. Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan lempar
lembing
6. Mengetahui informasi lain seputar lempar lembing
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Lempar Lembing


Lempar Lembing bermula dari aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana
olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan para kaum laki-laki pada zaman
tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika manusia memasuki masa
bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang kental dengan aktivitas
berburu. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau perkotaan.
Seiring berkembangnnya zaman, perubahan gaya hidup pun juga terjadi. Salah satunya
adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing yang sudah tidak digunakan lagi sebagai
aktivitas berburu. Lempar lembing berubah menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan dari
yang sebelumnya untuk memperoleh makanan (dengan cara berburu) menjadi pemenuhan akan
hiburan dan prestasi.
Hingga sekarang belum dapat ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar
lembing, namun sebagian ahli meyakini lempar lembing telah berkembang sejak zaman Yunani
klasik, yang pada kala itu termasuk salah satu olahraga yang tergolong populer, tak kalah dengan
olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram. Olahraga lainnya yang
bernuansa militer pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani juga turut berpengaruh pada
perkembangan olahraga bangsa Yunani.
Peradaban Yunani klasik merupakan tempat lahirnya olahraga atletik saat ini, dimana
pertandingan olimpiade pada zaman modern meniru olimpiade yang pertama kali digagas oleh
bangsa Yunani, termasuk masa dilangsungkannya, yakni tiap empat tahun sekali. Olimpiade
pada masa Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa Yunani yang tak hanya berisikan
pertandingan olahraga, tetapi juga menjadi tempat diselenggarakannya berbagai acara seni dan
budaya. Acara tersebut merupakan ekspresi masyarakat Yunani untuk bersyukur dan
menyembah para dewa kepercayaannya. Nama olimpiade sendiri diambil dari Gunung Olympus,
tempat hidupnya para dewa mereka, sehingga olimpiade memiliki nilai sakral. Karena hal
tersebut, perayaan berlangsung damai sehingga para atlet yang bertanding dapat berkompetisi
dalam suasana saling menghargai.

3
4

Berdasarkan hal-hal sebelumnya, cukup tepat jika banyak ahli lebih memilih peradaban
Yunani klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing, mengingat ciri geografis
daerahnya dan tradisi masyarakat pada peradaban tersebut, misalnya aktivitas berburu leluhur
manusia pada zaman purba.

2.2. Pengertian Lempar Lembing


Secara harfiah, lempar lembing berasal dari dua kata, yakni lempar dan lembing. Lempar
berarti usaha membuang sejauh mungkin dan lembing artinya tongkat berujung runcing, maka
jika digabungkan lempar lembing berarti membuang tongkat berujung runcing sejauh mungkin.
Lempar lembing adalah olahraga atletik berjenis lintasan dan lapangan. Pada olahraga ini, atlet
lempar lembing harus berlari pada lintasan untuk ancang-ancang, lalu atlet melemparkan
lembing pada wilayah atau lapangan yang ukurannya sudah ditentukan. Ketentuan lintasan
lempar lembing diatur oleh Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF).
Olahraga lempar lembing membutuhkan kecepatan, sedangkan olahlaga lempar lainnya
lebih mengutamakan kekuatan. Oleh karena itu, lempar lembing memiliki hubungan yang cukup
erat dengan olahraga sprint. Lempar lembing dapat dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan.
Lempar lembing juga merupakan salah satu bentuk olahraga dari banyak bentuk kompetisi yang
dipertandingkan di berbagai peradaban kuno yang melibatkan aktivitas melempar.

2.3. Peraturan Lem ar Lembing


2.3.1 Ketentuan Umum
Ketentuan umum mengenai olahraga lembing adalah sebagai berikut.
1. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan yang sudah ditentukan.
2. Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores tanah.
3. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar, lembing menyentuh tanah di depan lengkung
lemparan.

2.3.2 Persyaratan Lemparan yang Sah


Lemparan yang terhitung sah dalam olahraga lempar lembing ialah lemparan yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1. Lembing harus dipegang pada bagian pegangannya, dan harus dilempar lewat atas bahu
atau bagian teratas dari lengan si pelempar, serta harus tidak dilempar secara membandul.
5

2. Lemparan dianggap tidak sah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum
bagian lembing lainnya.
3. Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau
jalur paralel.
4. Lemparan dianggap tidak sah apabila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau
anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku
terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah di depan garis lempar dan garis-garis itu
semua.
5. Sesudah membuat gerakan awalan lempar hingga lembingnya dilepaskan dan mengudara,
pelempar tidak diperbolehkan memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya
membelakangi sektor lemparan.
6. Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan
jatuh ke tanah.
7. Penilaian dalam lempar lembing dilakukan dengan menggunakan bendera putih untuk
menandakan bahwa lemparan yang dilakukan benar, serta bendera merah untuk
menandakan bahwa lemparan yang dilakukan salah. Suatu lemparan diukur dari tanda yang
terdekat dengan kepala lembing sampai ke bagian dalam ujung lingkaran, lalu mengukur
antara tanda tersebut. Cara memegang lembing dan pendaratan atau jatuhnya lembing juga
turut mempengaruhi penilaian.

2.4. Teknik Lempar Lembing


Tujuan utama dari lempar lembing ialah melempar lembing sejauh mungkin dimana
teknik yang digunakan dipertimbangkan berbagai faktor fisik (aerodinamis), termasuk efek
angin, sudut dimana objek dilepaskan, ketinggian dimana objek dilepaskan, dan kecepatan objek
pada saat dilepas. Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa teknik yang harus
diperhatikan, diantaranya mengenai cara memegang lembing, cara membawa lembing, gaya
melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
2.4.1 Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing, terdapat ketentuan khusus yang perlu diperhatikan. Cara
memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu hasil lemparan.
Jika ditinjau dari struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing sebagai tempat
pegangan yang dianjurkan, karena terdapat titik berat lembing yang diprediksikan paling efektif
6

untuk memegang lembing. Cara memegang lembing dapat dibagi mejadi tiga macam sebagai
berikut.
1. Cara Finlandia
Pertama, lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong
hampir menuju ke arah badan. Kemudian, jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari
tali bagian belakang, dilingkarkan, serta dibantu dengan ibu jari yang diletakkan pada tepi
belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang
membantu menahan badan lembing, sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan
pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia, jari tengah dan ibu jarilah
yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar, namun
cara ini sudah jarang dipakai karena dianggap tidak menguntungkan.

3. Cara Menjepit
Caranya dengan menjepitkan lembing di antara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari
jari lainnya memegang biasa.

2.4.2 Cara Membawa Lembing


Sebenarnya, cara apapun dapat dilakukan untuk membawa lembing, asalkan tidak
mengganggu kecepatan berlari. Cara yang sering dilakukan adalah lembing berada di atas
pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas atau bawah agar otot-otot
sekitar bahu dan tangan terasa rileks. Cara lainnya adalah membawa lembing dengan posisi
lembing di samping badan, tangan lurus ke belakang sehingga tidak mendapat kesulitan untuk
mengambil sikap-sikap selanjutnya, namun akan sedikit mendapat hambatan untuk mendapatkan
kecepatan awalan yang optimal. Ada juga yang membawa lembing di bawah dengan lengan
kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas, dan ekornya menuju serong ke
bawah hampir mendekati tanah.
2.4.4 Cara Melempar dan Melepaskan Lembing
Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa ke belakang dengan
tangan lurus diputar ke dalam, badan direbahkan ke belakang dengan lutut kaki kanan, lalu
membengkokkan siku. Lembing dibawa secepat-cepatnya k eatas kepala, pinggul didorong ke
depan dan lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas kepala ke depan sehingga tangan lurus
7

dan dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan badan ke depan,
kemudian lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari tangan mendorong pangkal lilitan tali
lembing.
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik,
dimana bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula, bahu melempar secara
aktif dibawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas.
Pelepasan lembing terjadi di atas kaki kiri dan pada sudut lemparan kira-kira 45º dengan suatu
gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah pada
waktu lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya
sedikit keluar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh condong ke kiri pada saat tahap
pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk selama pelepasan lembing
Saat melepas lembing, diperlukan keseimbangan badan agar tubuh tidak terbawa ke depan
yang dapat mengakibatkan diskualifikasi. Tubuh berpusat pada satu kaki tumpuan. Setelah kaki
kanan ditolakkan ke atas dan ke depan, kaki diangkat ke belakang dengan lemas, lalu badan agak
miring dan condong ke depan kaki kiri dan ke belakang dengan lemas. Kemudian, tangan kanan
dengan siku agak dibengkokkan berada di bawah dekat ke perut dan tangan kiri lemas ke
belakang sehingga pandangan ke arah lembing sampai jatuh.

2.5.2 Lapangan Lempar Lembing


Ukuran Lapangan Lempar lembing telah ditentukan secara internasional menurut standar
IAAF (Federasi Atletik Amatir Internasional) atau PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Ketentuan lapangan lembing adalah sebagai berikut.
1. Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan minimal 30
m dan maksimal 36,5 m.
2. Lengkung lemparan dengan lebar 7 cm dan panjang 75 cm dibuat dari kayu atau logam
dan dicat berwarna putih. Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari
lingkaran yang berjari-jari 8 meter. Lengkungan ini diperpanjang ke arah kanan dan kiri
dengan dibuat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m dan dicat putih.
3. Sudut lemparan dengan sudut 29º hingga 30º dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik
pusat lengkung-lemparan memotong kedua ujung lengkung lemparan, dengan tebal garis
sektor 5 cm.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa lempar lembing merupakan olahraga
melempar tongkat berujung runcing sejauh mungkin yang melibatkan tubuh bagian atas dan
bawah, mulai dari otot, sendi, hingga sumbu dan bidang. Koordinasi dari bagian-bagian tubuh
tersebut menghasilkan gerakan lempar lembing yang baik. Dalam olahraga lempar lembing, juga
diperlukan penguasaan beragam teknik-teknik guna tercapainya hasil yang maksimal dan sesuai
harapan (lemparan yang baik), serta terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi dan hal-hal
yang patut diperhatikan atau dihindari agar tidak terdiskualifikasi.

3.2. Saran
Olahraga lempar lembing harus diperkenalkan kepada anak didik untuk menghasilkan
bibit-bibit atlet berpotensi. Saat ini, pengenalan akan olahraga lempar lembing kepada peserta
didik di sekolah masih minim dikarenakan fasilitas yang kurang memadai. Oleh karena itu,
pemerintah dan pihak sekolah perlu menambah fasilitas lapangan yang memadai agar peserta
didik dapat mengenal sekaligus berlatih olahraga lempar lembing. Diharapkan akan muncul
kader-kader baru dalam olahraga lempar lembing yang dapat mengangkat nama baik bangsa
Indonesia dan membuat olahraga lempar lembing terus berkembang.

8
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2011). Tolak Peluru, Lempar cakram ,dan Lempar Lembing.
Dari http://yukitamari.blogspot.co.id/2011/12/tolak-pelurulempar-cakramdan-
lempar.html, 28 Juli
2017
Musran (2013). Pengertian dan Teknik Lempar Lembing. Dari
http://musranaceh.blogspot.co.id/2013/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html, 27 Juli
2017
Nur, Siti (2016). Ukuran Lapangan Lempar Lembing Standar Internasional.
Dari https://aturanpermainan.blogspot.co.id/2016/04/ukuran-lapangan-lempar-
lembing-standar-
internasional.html, 28 Juli 2017
Padoe, Bayu (2013). Pengertian dan Teknik Lempar Lembing.
Dari http://coretankuliahku.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-dan-teknik-
lempar-lembing.html,
28 Juli 2017
Raika, Tika (2012). Contoh Makalah Olahraga : Lempar Lembing Olah Raga
Atletik.
Dari http://inforingankita.blogspot.co.id/2012/03/makalah-lempar-lembing-
olah-raga.html, 27
Juli 2017
Wibowo, Hermanto (2016). Contoh Makalah Lempar Lembing. Dari http://blog-
contoh-
makalah.blogspot.co.id/2016/11/contoh-makalah-lempar-lembing.html, 27 Juli
2017

Anda mungkin juga menyukai