LEMPAR LEMBING
Oleh : Kelompok 4
Ardha Wildana
Ismadi Purnama P.
M. Fakhri Husni
Rio Aditya P.
Siska Amelia
Shofiyah Putri Z.
Tasya Nurul F.
SMA N 1 SIAK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan
Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas PJOK tentang Lempar
Lembing. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang
lembar lembing secara meluas. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Juriati,S.Pd
selaku guru PJOK kami yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan Makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lempar lembing merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang membutuhkan
kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Media yang digunakan dalam lempar lembing
ialah lembing, yakni sejenis tombak yang ringan dan kecil. Pada awal mulanya, lempar
lembing identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia, dimana lempar lembing
diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang
menjadi suatu olahraga ketika manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak yang
ditandai dengan mulai munculnya perkampungan atau perkotaan.
Seiring berubahnya zaman, perubahan gaya hidup pun juga terjadi. Aktivitas fisik
seperti melempar lembing sudah tidak lagi digunakan untuk berburu dan dialihkan menjadi
suatu olahraga yang dipertandingkan untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan prestasi.
Sebagian ahli meyakini lempar lembing telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik,
yang pada kala itu termasuk dalam olahraga yang populer.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa permasalahan berdasarkan latar belakang di atas yang akan dibahas
adalah sebagai berikut :
1. Sejarah lempar lembing
2. Pengertian lempar lembing
3. Peraturan dalam permainan lempar lembing
4. Teknik-teknik dalam permainan lempar lembing
5. Media dalam permainan lempar lembing
6. Informasi lain seputar lempar lembing.
4
C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah lempar lembing
2. Mengetahui pengertian lempar lembing
3. Mengetahui peraturan dalam permainan lempar lembing
4. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam permainan lempar lembing
5. Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan lempar lembing
6. Mengetahui informasi lain seputar lempar lembing.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
diambil dari Gunung Olympus, tempat hidupnya para dewa mereka, sehingga olimpiade
memiliki nilai sakral. Karena hal tersebut, perayaan berlangsung damai sehingga para atlet
yang bertanding dapat berkompetisi dalam suasana saling menghargai.
Selain dalam peradaban Yunani klasik, lempar lembing juga tercatat dilakukan di beberapa
peradaban klasik lainnya, seperti peradaban Cina dan Mesir klasik, namun tidak sepopuler
seperti di Yunani. Olahraga yang populer dalam peradaban Cina klasik adalah senam atau
akrobat; sedangkan dalam peradaban Mesir klasik adalah renang dan memancing karena
sungai Nil adalah pusat peradaban bangsa Mesir, sehingga menjadikan kedua olahraga
tersebut lebih sering dilakukan oleh mereka, termasuk untuk dipertandingkan.
Berdasarkan hal-hal sebelumnya, cukup tepat jika banyak ahli lebih memilih peradaban
Yunani klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing, mengingat ciri geografis
daerahnya dan tradisi masyarakat pada peradaban tersebut, misalnya aktivitas berburu
leluhur manusia pada zaman purba.
Secara harfiah, lempar lembing berasal dari dua kata, yakni lempar dan lembing. Lempar
berarti usaha membuang sejauh mungkin dan lembing artinya tongkat berujung runcing,
maka jika digabungkan lempar lembing berarti membuang tongkat berujung runcing sejauh
mungkin. Lempar lembing adalah olahraga atletik berjenis lintasan dan lapangan. Pada
olahraga ini, atlet lempar lembing harus berlari pada lintasan untuk ancang-ancang, lalu
atlet melemparkan lembing pada wilayah atau lapangan yang ukurannya sudah ditentukan.
Ketentuan lintasan lempar lembing diatur oleh Federasi Atletik Amatir Internasional
(IAAF). Olahraga lempar lembing membutuhkan kecepatan, sedangkan olahlaga lempar
7
lainnya lebih mengutamakan kekuatan. Oleh karena itu, lempar lembing memiliki
hubungan yang cukup erat dengan olahraga sprint. Lempar lembing dapat dilakukan oleh
laki-laki maupun perempuan. Lempar lembing juga merupakan salah satu bentuk olahraga
dari banyak bentuk kompetisi yang dipertandingkan di berbagai peradaban kuno yang
melibatkan aktivitas melempar. Lempar lembing juga termasuk salah satu bagian yang
membentuk olimpiade kuno, termasuk olimpiade modern pada tahun 1896. Lempar
lembing juga termasuk dalam bagian dari acara dua tahunan Atletik Dunia kejuaraan atletik
dimana berbagai daerah bertemu untuk berkompetisi dan juga bagian dari National
Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan lapangan.
8
lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah di depan
garis lempar dan garis-garis itu semua.
Sesudah membuat gerakan awalan lempar hingga lembingnya dilepaskan dan
mengudara, pelempar tidak diperbolehkan memutar tubuhnya penuh sehingga
punggungnya membelakangi sektor lemparan.
Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang
dilemparkan jatuh ke tanah.
Penilaian dalam lempar lembing dilakukan dengan menggunakan bendera putih
untuk menandakan bahwa lemparan yang dilakukan benar, serta bendera merah
untuk menandakan bahwa lemparan yang dilakukan salah. Suatu lemparan
diukur dari tanda yang terdekat dengan kepala lembing sampai ke bagian dalam
ujung lingkaran, lalu mengukur antara tanda tersebut. Cara memegang lembing
dan pendaratan atau jatuhnya lembing juga turut mempengaruhi penilaian.
9
Cara Finlandia
Pertama, lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing
serong hampir menuju ke arah badan. Kemudian, jari tengah memegang tepian atau
pangkal ujung dari tali bagian belakang, dilingkarkan, serta dibantu dengan ibu jari
yang diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari
telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing, sedangkan
jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan
lemas. Dengan cara Finlandia, jari tengah dan ibu jarilah yang memegang peranan
penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar, namun cara ini sudah
jarang dipakai karena dianggap tidak menguntungkan.
Cara Amerika
Pertama, lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing
serong hampir menuju ke arah badan. Kemudian, jari telunjuk memegang tepian
atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari
diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing, serta dalam
keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainnya, berimpit dan renggang dengan jari
telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Dengan cara Amerika,
jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing
pada saat melempar.
10
Cara Menjepit
Caranya dengan menjepitkan lembing di antara dua jari tengah dan jari telunjuk,
sedangkan jari jari lainnya memegang biasa.
Selain cara memegang lembing, teknik dalam membawa lembing juga perlu untuk
Anda kuasai bila ingin menjadi atlet yang baik. Dalam setiap olahraga, mengambil awalan
yang tepat akan meningkatkan kemungkinan luar biasa dalam mencapai hasil maksimal.
Cara mengambil awalan di atletik lempar lembing berhubungan erat dengan cara
membawanya.
11
d. Membawa lembing tidak harus selalu di atas pundak, karena membawanya dengan posisi
lembing di sisi tubuh juga sah-sah saja untuk dilakukan. Namun pada teknik membawa
lembing ini, Anda perlu meluruskan tangan ke belakang supaya menjadi jauh lebih
gampang dalam mengambil sejumlah sikap lanjutan. Hanya saja, pada cara membawa
lembing seperti ini akan ada sedikit hambatan untuk berlari dengan kecepatan optimal.
Teknik lainnya yang sangat perlu diperhatikan adalah awalannya. Awalan ini
merupakan gerakan mula-mula dalam proses melempar lembing dan perlu atlet
lakukan dengan melangkah serta berlari ke batas tolakan. Atlet perlu melatih ini di
awal karena awalan lari adalah bagian pertama yang tujuannya sebagai pembangun
kecepatan gerak tubuh untuk kepentingan hasil lemparan.
a) Pada awalan lari lempar lembing, pelempar lembing bakal perlu berlari
seraya membawa lembing tepat di atas kepala sambil menekuk bagian
lengan. Hadapkan siku ke depan dan telapak mengarah ke atas.
b) Sementara untuk posisi lembing, pastikan posisinya sejajar dan letaknya di
atas garis paralel dengan tanah.
c) Cross steps adalah istilah untuk bagian terakhir dari teknik awalan lari
lempar lembing dan istilah lain untuk itu adalah langkah silang. Pada
langkah ini akan meliputi adanya hop-steps atau dengan jingkat, cross-steps
atau dengan langkah silang di bagian depan, serta rear cross-steps atau
langkah silang di belakang.
d) Untuk aturan panjang awalan lari, menurut Ballesteros, wajib untuk tak
lebih dari 36.50 m bagi panjang lintasan awalan dan juga tak boleh pula
kurang dari 30 m. Perlu ada pemberian tanda menggunakan 2 garis paralel
(4 meter) secara terpisah dengan 5 cm untuk lebar garisnya.
12
e) Dalam teknik peralihan atau cross steps, atlet perlu memutar kedua bahu
secara perlahan ke arah kanan ketika menurunkan kaki kiri. Sementara itu,
lengan kanan harus mulai digerakkan atau diluruskan ke belakang. Dari situ,
titik pusat gravitasi bisa turun perlahan dari yang tadinya meningkat ketika
melakukan awalan lari.
f) Teruskan perputaran bahu sekaligus juga pelurusan lengan pembawa
lembing ke belakang dan lanjutkan tanpa terputus. Bergeraklah terus sampai
atas sampai melampaui kaki kiri atas. Dengan gerakan ini biasanya akan
membuat tubuh bagian atas condong ke belakang.
g) Kedua bahu yang mengalami perputaran ke kanan akan membuat pilinan
antara tubuh bagian bawah dan atas dan ini sekaligus juga membuat lembing
tertinggal dengan baik di belakang tubuh atlet.
h) Sementara itu, fokuskan pandangan tetap selalu ke arah depan.
i) Tumit kanan perlu diangkat ketika terjadi pendaratan oleh tungkai kanan
dalam posisi setengah ditekuk pada akhir cross steps sewaktu
menggerakkan lutut maju. Dalam waktu yang sama, kedua tungkai perlu
dibuka dengan melangkahkan kaki kiri selebar-lebarnya ke depan dan
injakkan pula sedikit ke kiri.
j) Tetaplah jaga kedua bahu untuk menghadap ke samping dan lembing perlu
untuk tetap dalam posisi dipegang di belakang. Tangan yang membawa
lembing pun harus tetap setinggi pundak.
k) Jaga pergelangan tangan supaya tetap dalam kondisi ditekuk dan hadapkan
telapak tangan ke atas supaya bagian ekor lembing tak menyentuh
permukaan tanah. Saat melakuakn pergerakan ini, lipat lengan kiri
menyilang di dada.
l) Difase akhirnya, saat menurunkan kaki kiri pada posisi akhir lemparan,
mulailah untuk pemutaran kedua pinggul ke depan. Gerakan ini bisa diawali
dengan sebuah putaran ke dalam oleh lutut dan kaki kanan dan lanjutkan
dengan meluruskan tungkai.
m) Selanjutnya, bahu kiri bisa dibuka, dan putarlah siku kanan ke arah luar atas
sementara lembing diluruskan di atas bahu dan lengan.
13
n) Tekanlah kaki kiri ke tanah dan langsung lanjutkan dengan memutar kaki
kanan ke dalam lalu diluruskan seraya meluruskan juga lutut kanan.
Tujuannya adalah supaya sebuah posisi membusur dapat tercipta dari tubuh
atlet dan otot depan bisa meregang kuat.
Setelah teknik memegang, membawa dan bahkan awalan lari, maka seseorang yang
ingin bermain lempar lembing dan menjadi atlet profesional memerlukan teknik untuk
melempar lembing secara tepat juga.
a) Ketika hendak melemparkan lembing dari atas kepala, pastikan bawa lembing ke
belakang dnegan tangan lurus yang diputar ke arah dalam, sementara itu rebahkan
badan ke belakang dengan lutut kaki kanan di saat yang sama dengan
pembengkokan siku.
b) Bawa lembing secepat kilat ke atas kepala sambil mendorong pinggul ke depan,
barulah kemudian lembing dilemparkan sekuat tenaga ke depan dari atas kepala.
Dalam posisi ini, tangan lurus dan dibantu dengan kaki kanan ditolakkan sekuatnya
dan badan dilonjakkan ke depan.
c) Lepaskan lembing di saat lurus dan pangkal lilitan tali lembing dapat didorong
dengan jari-jari tangan.
14
5. Cara Melepaskan Lembing
Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa ke belakang dengan
tangan lurus diputar ke dalam, badan direbahkan ke belakang dengan lutut kaki kanan, lalu
membengkokkan siku. Lembing dibawa secepat-cepatnya k eatas kepala, pinggul didorong
ke depan dan lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas kepala ke depan sehingga
tangan lurus dan dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan
badan ke depan, kemudian lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari tangan
mendorong pangkal lilitan tali lembing.
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik,
dimana bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula, bahu melempar
secara aktif dibawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku mendorong ke
atas. Pelepasan lembing terjadi di atas kaki kiri dan pada sudut lemparan kira-kira 45º
dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan
meluncur di tanah pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dari pinggang
ke tangan pelempar yang hanya sedikit keluar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh
condong ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk selama pelepasan
lembing
Saat melepas lembing, diperlukan keseimbangan badan agar tubuh tidak terbawa ke depan
yang dapat mengakibatkan diskualifikasi. Tubuh berpusat pada satu kaki tumpuan. Setelah
kaki kanan ditolakkan ke atas dan ke depan, kaki diangkat ke belakang dengan lemas, lalu
badan agak miring dan condong ke depan kaki kiri dan ke belakang dengan lemas.
Kemudian, tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada di bawah dekat ke perut
dan tangan kiri lemas ke belakang sehingga pandangan ke arah lembing sampai jatuh.
15
6. Posisi Tubuh Pasca Pelemparan
Sesudah menolakkan kaki kanan ke atas dan juga ke depan mendarat, angkat kaki ke
belakang dan agak miringkan bagian tubuh sambil agak condong ke depan. Kaki kiri
tetap mengarah ke belakang secara rileks sementara tekukkan siku tangan kanan yang
berada di bawah supaya lebih dekat ke perut.
Untuk posisi tangan kiri, pastikan untuk tetap rileks dan lemas ke belakang. Pandangan
harus tetap fokus ke depan mengikuti arah jalannya lembing sekaligus di tempat
jatuhnya. Ketika posisi salah baik dalam melempar dan melepas, maka hasil lempar
lembing pun kemungkinan akan kurang memuaskan.
16
Ukuran Lapangan Lempar lembing telah ditentukan secara internasional menurut standar
IAAF (Federasi Atletik Amatir Internasional) atau PASI (Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia). Ketentuan lapangan lembing adalah sebagai berikut.
1) Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan minimal 30
m dan maksimal 36,5 m.
2) Lengkung lemparan dengan lebar 7 cm dan panjang 75 cm dibuat dari kayu atau logam dan
dicat berwarna putih. Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari
lingkaran yang berjari-jari 8 meter. Lengkungan ini diperpanjang ke arah kanan dan kiri
dengan dibuat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m dan dicat putih.
3) Sudut lemparan dengan sudut 29º hingga 30º dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik
pusat lengkung-lemparan memotong kedua ujung lengkung lemparan, dengan tebal garis
sektor 5 cm.
17
2. Meloncat ke atas pada langkah terakhir
3. Melakukan dua kali atau lebih langkah silang
4. Membawa kedua bahu menghadap ke depan
5. Pinggul ditekuk sehingga badan membungkuk ke depan
6. Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan
7. Penempatan kaki depan di tanah terlalu jauh ke kiri
8. Melempar berputar melalui samping kanan badan
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa lempar lembing merupakan olahraga
melempar tongkat berujung runcing sejauh mungkin yang melibatkan tubuh bagian atas
dan bawah, mulai dari otot, sendi, hingga sumbu dan bidang. Koordinasi dari bagian-
bagian tubuh tersebut menghasilkan gerakan lempar lembing yang baik. Dalam olahraga
lempar lembing, juga diperlukan penguasaan beragam teknik-teknik guna tercapainya
hasil yang maksimal dan sesuai harapan (lemparan yang baik), serta terdapat beberapa
peraturan yang harus dipatuhi dan hal-hal yang patut diperhatikan atau dihindari agar tidak
terdiskualifikasi.
B. Saran
Olahraga lempar lembing harus diperkenalkan kepada anak didik untuk menghasilkan
bibit-bibit atlet berpotensi. Saat ini, pengenalan akan olahraga lempar lembing kepada
peserta didik di sekolah masih minim dikarenakan fasilitas yang kurang memadai. Oleh
karena itu, pemerintah dan pihak sekolah perlu menambah fasilitas lapangan yang
memadai agar peserta didik dapat mengenal sekaligus berlatih olahraga lempar lembing.
Diharapkan akan muncul kader-kader baru dalam olahraga lempar lembing yang dapat
mengangkat nama baik bangsa Indonesia dan membuat olahraga lempar lembing terus
berkembang.
19
DAFTAR PUSTAKA
20