Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH LEMPAR LEMBING

Nama : Kadek Dheni Aristya Wardana


Nomor : 14
Kelas : VIII E

SMP NEGERI 5 ABIANSEMAL


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena rahmat dan

karunianya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga dapat berguna

untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu

saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan makalah ini, kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak akan saya terima dengan tangan terbuka selalu demi kesempurnaan makalah ini. Akhir

kata saya ucapkan terimakasih.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lempar lembing merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang
membutuhkan kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Media yang digunakan
dalam lempar lembing ialah lembing, yakni sejenis tombak yang ringan dan
kecil. Pada awal mulanya, lempar lembing identik dengan aktivitas berburu
nenek moyang manusia, dimana lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum
laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu
olahraga ketika manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak yang
ditandai dengan mulai munculnya perkampungan atau perkotaan.
Seiring berubahnya zaman, perubahan gaya hidup pun juga terjadi.
Aktivitas fisik seperti melempar lembing sudah tidak lagi digunakan untuk
berburu dan dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan untuk
memenuhi kebutuhan hiburan dan prestasi. Sebagian ahli meyakini lempar
lembing telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik, yang pada kala itu
termasuk dalam olahraga yang populer.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun beberapa permasalahan berdasarkan latar belakang di atas yang
akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah lempar lembing?
2. Bagaimana Pengertian lempar lembing?
3. Apa saja Peraturan dalam permainan lempar lembing?
4. Bagaimana Teknik-teknik dalam permainan lempar lembing?

1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yang
hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah lempar lembing
2. Mengetahui pengertian lempar lembing
3. Mengetahui peraturan dalam permainan lempar lembing
4. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam permainan lempar lembing
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lempar Lembing


          Lempar Lembing bermula dari aktivitas berburu nenek moyang manusia.
Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan para
kaum laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu
olahraga ketika manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak,
meninggalkan masa nomaden yang kental dengan aktivitas berburu. Manusia mulai
menetap dengan membangun perkampungan atau perkotaan.
           Seiring berkembangnnya zaman, perubahan gaya hidup pun juga terjadi.
Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing yang sudah tidak
digunakan lagi sebagai aktivitas berburu. Lempar lembing berubah menjadi suatu
olahraga yang dipertandingkan dari yang sebelumnya untuk memperoleh makanan
(dengan cara berburu) menjadi pemenuhan akan hiburan dan prestasi.
          Hingga sekarang belum dapat ditemukan catatan sejarah yang otentik
mengenai lempar lembing, namun sebagian ahli meyakini lempar lembing telah
berkembang sejak zaman Yunani klasik, yang pada kala itu termasuk salah satu
olahraga yang tergolong populer, tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya,
seperti lari, lompat, dan lempar cakram. Olahraga lainnya yang bernuansa militer
pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani juga turut berpengaruh
pada perkembangan olahraga bangsa Yunani.
         Peradaban Yunani klasik merupakan tempat lahirnya olahraga atletik saat ini,
dimana pertandingan olimpiade pada zaman modern meniru olimpiade yang pertama
kali digagas oleh bangsa Yunani, termasuk masa dilangsungkannya, yakni tiap empat
tahun sekali. Olimpiade pada masa Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa
Yunani yang tak hanya berisikan pertandingan olahraga, tetapi juga menjadi tempat
diselenggarakannya berbagai acara seni dan budaya. Acara tersebut merupakan
ekspresi masyarakat Yunani untuk bersyukur dan menyembah para dewa
kepercayaannya. Nama olimpiade sendiri diambil dari Gunung Olympus, tempat
hidupnya para dewa mereka, sehingga olimpiade memiliki nilai sakral. Karena hal
tersebut, perayaan berlangsung damai sehingga para atlet yang bertanding dapat
berkompetisi dalam suasana saling menghargai.
        Selain dalam peradaban Yunani klasik, lempar lembing juga tercatat dilakukan
di beberapa peradaban klasik lainnya, seperti peradaban Cina dan Mesir klasik,
namun tidak sepopuler seperti di Yunani. Olahraga yang populer dalam peradaban
Cina klasik adalah senam atau akrobat; sedangkan dalam peradaban Mesir klasik
adalah renang dan memancing karena sungai Nil adalah pusat peradaban bangsa
Mesir, sehingga menjadikan kedua olahraga tersebut lebih sering dilakukan oleh
mereka, termasuk untuk dipertandingkan.
          Berdasarkan hal-hal sebelumnya, cukup tepat jika banyak ahli lebih memilih
peradaban Yunani klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing, mengingat
ciri geografis daerahnya dan tradisi masyarakat pada peradaban tersebut, misalnya
aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba.

2.2 Pengertian Lempar Lembing


           Secara harfiah, lempar lembing berasal dari dua kata, yakni lempar dan
lembing. Lempar berarti usaha membuang sejauh mungkin dan lembing artinya
tongkat berujung runcing, maka jika digabungkan lempar lembing berarti membuang
tongkat berujung runcing sejauh mungkin. Lempar lembing adalah olahraga atletik
berjenis lintasan dan lapangan. Pada olahraga ini, atlet lempar lembing harus berlari
pada lintasan untuk ancang-ancang, lalu atlet melemparkan lembing pada wilayah
atau lapangan yang ukurannya sudah ditentukan. Ketentuan lintasan lempar lembing
diatur oleh Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF).
           Olahraga lempar lembing membutuhkan kecepatan, sedangkan olahlaga
lempar lainnya lebih mengutamakan kekuatan. Oleh karena itu, lempar lembing
memiliki hubungan yang cukup erat dengan olahraga sprint. Lempar lembing dapat
dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Lempar lembing juga merupakan salah
satu bentuk olahraga dari banyak bentuk kompetisi yang dipertandingkan di berbagai
peradaban kuno yang melibatkan aktivitas melempar. Lempar lembing juga termasuk
salah satu bagian yang membentuk olimpiade kuno, termasuk olimpiade modern
pada tahun 1896. Lempar lembing juga termasuk dalam bagian dari acara dua
tahunan Atletik Dunia kejuaraan atletik dimana berbagai daerah bertemu untuk
berkompetisi dan juga bagian dari National Collegiate Athletic Association (NCAA)
tahunan kejuaraan trek dan lapangan.
2.3 Peraturan Lempar Lembing
2.3.1 Ketentuan Umum
         Ketentuan umum mengenai olahraga lembing adalah sebagai berikut.
1. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan yang sudah ditentukan.
2. Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores tanah.
3. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar, lembing menyentuh tanah di
depan lengkung lemparan.

2.3.2 Persyaratan Lemparan yang Sah


           Lemparan yang terhitung sah dalam olahraga lempar lembing ialah lemparan
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1. Lembing harus dipegang pada bagian pegangannya, dan harus dilempar lewat
atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar, serta harus tidak dilempar
secara membandul.
2. Lemparan dianggap tidak sah apabila mata lembing tidak menggores tanah
sebelum bagian lembing lainnya.
3. Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu
garis atau jalur paralel.
4. Lemparan dianggap tidak sah apabila si pelempar menyentuh dengan bagian
tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis
lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah di depan
garis lempar dan garis-garis itu semua.
5. Sesudah membuat gerakan awalan lempar hingga lembingnya dilepaskan dan
mengudara, pelempar tidak diperbolehkan memutar tubuhnya penuh sehingga
punggungnya membelakangi sektor lemparan.
6. Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang
dilemparkan jatuh ke tanah.
7. Penilaian dalam lempar lembing dilakukan dengan menggunakan bendera putih
untuk menandakan bahwa lemparan yang dilakukan benar, serta bendera merah
untuk menandakan bahwa lemparan yang dilakukan salah. Suatu lemparan
diukur dari tanda yang terdekat dengan kepala lembing sampai ke bagian dalam
ujung lingkaran, lalu mengukur antara tanda tersebut. Cara memegang lembing
dan pendaratan atau jatuhnya lembing juga turut mempengaruhi penilaian.

2.4 Teknik Lempar Lembing


           Tujuan utama dari lempar lembing ialah melempar lembing sejauh mungkin
dimana teknik yang digunakan dipertimbangkan berbagai faktor fisik (aerodinamis),
termasuk efek angin, sudut dimana objek dilepaskan, ketinggian dimana objek
dilepaskan, dan kecepatan objek pada saat dilepas. Dalam olahraga lempar lembing
terdapat beberapa teknik yang harus diperhatikan, diantaranya mengenai cara
memegang lembing, cara membawa lembing, gaya melempar, dan sikap ketika
melempar lembing.
2.4.1 Cara Memegang Lembing
           Untuk memegang lembing, terdapat ketentuan khusus yang perlu
diperhatikan. Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu
kunci penentu hasil lemparan. Jika ditinjau dari struktur lembing, maka akan terlihat
lilitan tali pada lembing sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena terdapat
titik berat lembing yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing. Cara
memegang lembing dapat dibagi mejadi tiga macam sebagai berikut.
1. Cara Finlandia
Pertama, lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata
lembing serong hampir menuju ke arah badan. Kemudian, jari tengah memegang
tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang, dilingkarkan, serta dibantu
dengan ibu jari yang diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada
badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan
badan lembing, sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan
pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia, jari tengah
dan ibu jarilah yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan
pada saat melempar, namun cara ini sudah jarang dipakai karena dianggap tidak
menguntungkan.
2. Cara Amerika
Pertama, lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata
lembing serong hampir menuju ke arah badan. Kemudian, jari telunjuk
memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu
dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan
lembing, serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainnya, berimpit dan
renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing.
Dengan cara Amerika, jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong
tali pegangan lembing pada saat melempar.
3. Cara Menjepit
Caranya dengan menjepitkan lembing di antara dua jari tengah dan jari telunjuk,
sedangkan jari jari lainnya memegang biasa.

2.4.2 Cara Membawa Lembing


Sebenarnya, cara apapun dapat dilakukan untuk membawa lembing, asalkan
tidak mengganggu kecepatan berlari. Cara yang sering dilakukan adalah lembing
berada di atas pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas atau
bawah agar otot-otot sekitar bahu dan tangan terasa rileks. Cara lainnya adalah
membawa lembing dengan posisi lembing di samping badan, tangan lurus ke
belakang sehingga tidak mendapat kesulitan untuk mengambil sikap-sikap
selanjutnya, namun akan sedikit mendapat hambatan untuk mendapatkan kecepatan
awalan yang optimal. Ada juga yang membawa lembing di bawah dengan lengan
kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas, dan ekornya menuju
serong ke bawah hampir mendekati tanah.

2.4.3 Cara Awalan Lempar Lembing


Awalan adalah gerakan permulaan dalam olahraga lempar lembing. Awalan
dilakukan dengan cara langkah dan lari menuju ke batas tolakan. Awalan lari
merupakan bagian yang pertama guna membangun kecepatan gerak yang diperlukan
dalam lemparan. Pada awalan lari, pelempar berlari sambil membawa lembing di
atas kepala dengan lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak
menghadap ke atas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan tanah.
Bagian terakhir awalan adalah langkah silang dengan beberapa cara, diantaranya
dengan jingkat, langkah silang di depan, atau langkah silang di belakang. Langkah
silang, saat kaki kiri diturunkan, dilakukan dengan kedua bahu diputar berlahan-
lahan ke arah kanan, lengan kanan mulai bergerak atau diluruskan ke arah belakang
agar titik pusat gravitasi turun. Perputaran bahu dan pelurusan lengan yang
membawa lembing ke arah belakang diteruskan tanpa terputus dan bergerak terus
hingga melewati atas kaki kiri agar menghasilkan kecondongan tubuh bagian atas ke
belakang. Perputaran kedua bahu ke kanan membuat pilinan di antara tubuh bagian
atas dan bawah serta meninggalkan lembing dengan baik di belakang badan.
Pandangan kedua mata selalu lurus kedepan.
Ketika tungkai kanan mendarat dalam posisi setengah ditekuk di akhir
langkah silang, tumit kanan diangkat saat lutut bergerak maju, dan kedua tungkai
dibuka dengan cara melangkahkan kaki kiri selebar mungkin ke depan dan
diinjakkan sedikit ke arah kiri. Kedua bahu tetap menghadap ke samping dan
lembing wajib dipegang dengan baik di belakang dengan tangan yang membawa
lembing tetap berada setinggi bahu. Pergelangan tangan dijaga agar tetap ditekuk dan
telapak tangan menghadap atas agar ekor lembing tidak menyentuh tanah. Selama
pergerakan ini lengan kiri dilipat menyilang dada.
Ketika kaki kiri diturunkan di posisi akhir lemparan, pemutaran kedua
pinggul ke depan dimulai yang ditandai dengan sebuah putaran ke dalam kaki kanan
dan lutut yang dilanjutkan dengan pelurusan tungkai. Lalu bahu kiri dibuka, siku
kanan diputar ke arah luar atas, dan lembing diluruskan di atas lengan dan bahu.
Kaki kiri ditekan ke tanah, kemudian memutar kaki kanan ke dalam dan
meluruskannya sambil lutut kanan turut diluruskan sehingga menghasilkan sebuah
posisi membusur dari badan dan meregang kuat bagian otot depan.

2.4.4 Cara Melempar dan Melepaskan Lembing


Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa ke
belakang dengan tangan lurus diputar ke dalam, badan direbahkan ke belakang
dengan lutut kaki kanan, lalu membengkokkan siku. Lembing dibawa secepat-
cepatnya k eatas kepala, pinggul didorong ke depan dan lembing dilemparkan
sekuat-kuatnya dari atas kepala ke depan sehingga tangan lurus dan dibantu dengan
menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan badan ke depan, kemudian
lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari tangan mendorong pangkal lilitan
tali lembing.
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang
baik, dimana bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula, bahu
melempar secara aktif dibawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku
mendorong ke atas. Pelepasan lembing terjadi di atas kaki kiri dan pada sudut
lemparan kira-kira 45º dengan  suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah
tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah pada waktu lembing lepas terjadi pada
suatu garis lurus dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit keluar garis
vertikal, sedangkan kepala dan tubuh condong ke kiri pada saat tahap pelepasan
lembing. Lengan kiri ditekuk selama pelepasan lembing
Saat melepas lembing, diperlukan keseimbangan badan agar tubuh tidak
terbawa ke depan yang dapat mengakibatkan diskualifikasi. Tubuh berpusat pada
satu kaki tumpuan. Setelah kaki kanan ditolakkan ke atas dan ke depan, kaki
diangkat ke belakang dengan lemas, lalu badan agak miring dan condong ke depan
kaki kiri dan ke belakang dengan lemas. Kemudian, tangan kanan dengan siku agak
dibengkokkan berada di bawah dekat ke perut dan tangan kiri lemas ke belakang
sehingga pandangan ke arah lembing sampai jatuh.
BAB III
PENUTUP
            3.1. Kesimpulan
          Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa lempar lembing
merupakan olahraga melempar tongkat berujung runcing sejauh mungkin
yang melibatkan tubuh bagian atas dan bawah, mulai dari otot, sendi, hingga
sumbu dan bidang. Koordinasi dari bagian-bagian tubuh tersebut
menghasilkan gerakan lempar lembing yang baik. Dalam olahraga lempar
lembing, juga diperlukan penguasaan beragam teknik-teknik guna
tercapainya hasil yang maksimal dan sesuai harapan (lemparan yang baik),
serta terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi dan hal-hal yang patut
diperhatikan atau dihindari agar tidak terdiskualifikasi.

            3.2. Saran
             Olahraga lempar lembing harus diperkenalkan kepada anak didik
untuk menghasilkan bibit-bibit atlet berpotensi. Saat ini, pengenalan akan
olahraga lempar lembing kepada peserta didik di sekolah masih minim
dikarenakan fasilitas yang kurang memadai. Oleh karena itu, pemerintah dan
pihak sekolah perlu menambah fasilitas lapangan yang memadai agar peserta
didik dapat mengenal sekaligus berlatih olahraga lempar lembing.
Diharapkan akan muncul kader-kader baru dalam olahraga lempar lembing
yang dapat mengangkat nama baik bangsa Indonesia dan membuat olahraga
lempar lembing terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2011). Tolak Peluru, Lempar cakram ,dan Lempar Lembing. 
     Dari http://yukitamari.blogspot.co.id/2011/12/tolak-pelurulempar-cakramdan-
lempar.html, 28 Juli
     2017
Musran (2013). Pengertian dan Teknik Lempar Lembing. Dari 
     http://musranaceh.blogspot.co.id/2013/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html, 27 Juli
     2017
Nur, Siti (2016). Ukuran Lapangan Lempar Lembing Standar Internasional. 
     Dari https://aturanpermainan.blogspot.co.id/2016/04/ukuran-lapangan-lempar-
lembing-standar- 
     internasional.html, 28 Juli 2017
Padoe, Bayu (2013). Pengertian dan Teknik Lempar Lembing.
     Dari http://coretankuliahku.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-dan-teknik-lempar-
lembing.html,
     28 Juli 2017
Raika, Tika (2012). Contoh Makalah Olahraga : Lempar Lembing Olah Raga
Atletik. 
     Dari http://inforingankita.blogspot.co.id/2012/03/makalah-lempar-lembing-olah-
raga.html, 27 
     Juli 2017
Wibowo, Hermanto (2016). Contoh Makalah Lempar Lembing. Dari http://blog-
contoh- 
     makalah.blogspot.co.id/2016/11/contoh-makalah-lempar-lembing.html, 27 Juli
2017

Anda mungkin juga menyukai