Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Cabang
Olahraga Lempar” dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik
suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta
bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah
ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
berhubungan dengan judul makalah ini.

Pinangsori, Agustus 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Olahraga adalah gerakan-gerakan yang dapat menyehatkan tubuh.Dengan
olahraga tubuh akan merasa segar dan bugar. Oleh karena itu, olahraga sangat
penting dalam kehidupan ini.
Olahraga dapat berupa gerakan-gerakan tertentu dan juga berupa
permainan.Olahraga yang berupa gerakan-gerakan tertentu diantaranya senam,
yoga dan juga jogging. Sedangkan cabang olahraga lempar diantaranya lempar
lembing, lempar cakram, dan tolak peluru.
Dalam dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang Cabang
Olahraga Lempar Diantaranya: Lempar Lembing, Lempar Cakram, dan Tolak
Peluru dalam memenuhi tugas dari mata pelajaran olahraga.

B.     Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan sejarah dari lempar lembing, lempar cakram, dan tolak
peluru?
2. Bagaimana bentuk dan ukuran lapangan dari lempar lembing, lempar
cakram, dan tolak peluru?
3. Bagaimana teknik dan peraturan dari lempar lembing, lempar cakram, dan
tolak peluru?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Lempar Lembing


1.      Pengertian Lempar Lembing
Melempar merupakan proses gerak seseorang melakukan gerakan terhadap
suatu benda agar suatu benda tersebut dapat dipindahkan sejauh mungkin.
Menurut Yudha M. Saputra (2001: 67) pengertian lempar lembing adalah
“Merupakan salah satu kemampuan dalam melemparkan benda berbentuk
lembing, sejauh mungkin”. Sedangkan menurut Soenarjo Basoeki (2003:89)
lempar lembing adalah “Salah satu nomor perlombaan dalam kelompok lempar di
dalam cabang olahraga atletik”. Dari pengertian yang telah diberikan para ahli
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian lempar lembing adalah salah
satu nomor dalam perlombaan atletik yang melemparkanbenda berbentuk
lembing, sejauh mungkin.
Sedangkan lembing merupakan suatu benda yang terdiri dari mata
lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing. Mata lembing terbuat dari
metal, badan lembing terbuat dari kayu atau metal atau bambu. Badan lembing
yang terbuat dari metal dipergunakan dalm perlombaan resmi nasional ataupun
internasional, dalam pendidikan biasa menggunakan bambu. Tali lembing terletak
melilit pada titk pusat lembing.

2.      Sejarah Olah Raga Atletik Lempar Lembing


Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu
nenek moyang manusia. Lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki
pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika
umat manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa
nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap
dengan membangun perkampungan atau perkotaan. Perubahan gaya hidup pun
terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi
digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang
dipertandingkan.
Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya
pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah
yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini
telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk
olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari,
lompat, dan lempar cakram. Olahraga lain yang bernuansa militer pun juga sama
populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal ini menunjukkan
bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olah raga
mereka. Jamak diketahui bahwa peradaban Yunani klasik adalah tempat lahirnya
olahraga atletik saat ini. Bahkan, pertandingan Olimpiade pada zaman modern
meniru Olimpiade yang pertama kali digagas oleh bangsa yang terkenal dengan
para filsufnya itu. Termasuk masa dilangsungkannya, yaitu setiap empat tahun
sekali.
3.      Ukuran Lapangan Lempar Lembing
Untuk lebih jelasnya megenai lapangan lempar lembing berikut ulasannya:
a. Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan
minimal 30 m dan maksimal 36,5m.
b. Lengkung lemparan dibuat dari kayu atau logam dan dicat putih selebar 7 cm.
Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari lingkaran yang
berjari-jari 8 meter. Garis 1,5 meter terletak melilit titik pusat gravitasi
lembing.
c. Sudut lemparan dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkung-
lemparan dengan sudut 29-30 derajat memotong kedua ujung lengkung
lemparan, dengan tebal garis sektor 5 cm.
Untuk lebih detail berikut gambar lapangan lempar lembing dan
keterangannya:

1. Lebar Awalan : 4 Meter


2. Panjang awalan : 40 meter
3. BC merupakan busur, Jari-jari AB=AC : 8 m
4. Lebar garis lurus sisi kanan dan kiri adalah : 1,5 m
5. Lebar Garis Lempar adalah : 7 m
6. Sudut lemparan : 30 Derajat

4.      Teknik-Teknik Dalam Melakukan Lempar Lembing


Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa teknik yang harus
diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara membawa
lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
1)      Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang
perlu diperhatikan. Ada tiga macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
a. Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan
ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari
tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang
(dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada tepi belakang dari
pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang
membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut
memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara
Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk
mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
b. Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan
ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian
jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang
lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan
dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari
lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan
menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari
telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing
pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
c. Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah
dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.

2)      Cara Membawa Lembing


Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya
dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para
atlet lempar lembing.
a. Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di
samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau
ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang
menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
b. Membawa lembing Di bawah, membawa lembing di bawah adalah dengan
lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan
ekornya menuju serong ke bawah hampir dekat dengan tanah.
c. Membawa lembing di depan dada
d.   Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong
ke atas melewati pundak sebelah kanan.
Sedangkan dalam membawa lembing, ada tiga cara yang bisa digunakan,
yaitu:
1. Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar
dengan telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak serong ke
arah bawah.
a. Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga
sejajar dengan telinga, tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan
serong ke atas.
b. Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan
dengan mata lembing diarahkan ke depan serong atas.
3)      Cara Melempar Lembing
Melempar lembing terbagi menjadi beberapa tahap yaitu awalan,
lemparan, dan akhiran.
a)      Awalan
Awalan berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan
ditekuk, sikut menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap atas. Posisi
lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan tanah. Bagian terakhir
awalan terdiri atas langkah silang (cross step). Pada bagian akhir dapat dilakukan
langkah dengan beberapa cara berikut.
a. Dengan jingkat (hop step)
b.   Dengan langkah silang di depan (cross step)
c.     Dengan langkah silang di belakang (rear cross step)
d. Proses peralihan (cross step) dilakukan saat kaki diturunkan. Kedua bahu
diputar perlahan ke arah kanan (bukan kidal), lengan kanan mulai bergerak
dan diluruskan ke arah belakang dengan tubuh bagian atas condong ke
belakang. Pandangan selalu melihat lurus ke depan
b)     Lemparan 
Pada gerak melemparkan lembing, tarik bahu kanan dan lengan
melakukan gerakan melempar melalui poros bahu dengan kuat ke depan-atas.
Badan bergerak melewati kaki depan, lalu melepaskan lembing.
c)      Akhiran 
Gerak akhir lemparan dilakukan dengan melangkahkan kaki ke depan
untuk menyeimbangkan gerak agar tidak terjatuh dan tidak melebihi garis batas
lemparan.
4)      Bentuk Latihan Lempar Lembing 
Berikut ini adalah bentuk-bentuk latihan yang dapat digunakan  untuk
melatih lempar lembing. Mintalah pengawasan dari guru Anda saat berlatih.
a)      Melempar dari berdiri menghadap ke depan
1. Pelempar berdiri menghadap ke depan dengan kaki terpisah selebar bahu.
2. Lembing ditarik dan dipegang di atas kepala, menunjuk ke tanah dengan
sudut runcing.
3. Lembing dilemparkan untuk menancap di tanah 3–4 meter ke depan.
b)      Melempar berdiri menghadap ke samping
1. Pelempar berdiri dengan kaki 60–90 cm terpisah dengan kaki menunjuk lurus
ke depan.
2.   Berat badan ada di belakang, pada kaki kanan.
3. Kepala menghadap ke depan, sedangkan pinggang dan bahu menghadap ke
samping.
4. Lembing ditarik di mana mata lembing dekat dengan mata pelempar sebelah
kanan.
5. Telapak tangan kanan menghadap ke atas dan di atas garis bahu.
6.     Memulai gerakan dengan mengangkat sedikit kaki dari tanah, dan berat
badan ada pada kaki kanan yang dibengkokkan sedikit.
7. Dorong kaki kanan dengan kuat, berporos pada telapak kaki dan meletakkan
kaki kiri di tanah dengan tumit lebih dulu.
8. Pinggang akan memutar ke depan membentuk punggung melengkung,
dengan bahu, lengan, dan tangan mengikuti.
9. Selama melakukan seluruh gerakan melempar, siku harus dipertahankan
selalu dekat dengan lembing.
5)      Aturan Melempar
Setiap atlet berhak melempar sebanyak 3 kali. Lemparan dilakukan dengan
menggunakan satu tangan. Atlet akan didiskualifikasi karena hal-hal berikut.

 Lembing tidak dipegang pada pembalutnya.


 Setelah dipanggil 2 menit belum melempar.
 Menyentuh besi batas lemparan sebelah atas.
 Setelah melempar keluar lewat garis sektor lempar.
 Lembing jatuh di luar garis sektor lempar.
 Ujung lembing tidak membekas pada tanah.
6)      Beberapa Hal Yang di Sarankan
 Memegang lembing sepanjang jalur lengan
 Melebarkan langkah terakhir dan membengkokkan secara perlahan-lahan
tungkai kanan
   Berlari lurus selama melakukan awalan
 Bawalah berat badan melewati tungkai belakang
 Dapatkan sebuah pilihan antara tubuh bagian atas dan bagian bawah
(bahu kiri dalam posisi tertutup)
 Luruskan lengan lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi
menghadap keatas
   Langkahkan tungkai kiri jauh ke depan dan cakarkan
 Busungkan badan dalam posisi lempar dan bawalah sikut keatas sewaktu
melakukan lemparan.
7)      Beberapa Hal Yang Harus di Hindari
 Memegang lembing dengan kepalan tangan penuh (menggenggam)
 Meloncat ke atas pada langkah terakhir
 Melakukan dua kali atau lebih langkah silang
   Membawa ke dua bahu menghadap kedepan
 Pinggul di tekuk sehingga badan membungkuk ke depan
 Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan
    Penempatan kaki depan di tanah terlalu jauh ke kiri
 Melempar berputar melalui samping kanan badan

B.     Lempar Cakram


1. Pengertian Lempar Cakram
Olahraga lempar cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar yang
utama dalam atletik. Namun dalam perlombaan atletik indoor, nomor lempar
cakram tidak diperlombakan. Olahraga ini telah ada sejak olimpiade kuno. Dalam
perlombaan lempar cakram, atlet berlomba melemparkan objek berbentuk cakram
sejauh mungkin dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Dalam perlombaan
atletik resmi, diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali. Kemudian dari
sejumlah atlet babak awal, akan dipilih delapan atlet terbaik, yang akan diberi
kesempatan tiga kali lagi. Lempar cakram diperlombakan bagi laki-laki maupun
perempuan.
Lempar cakram juga merupakan salah satu perlombaan atletik yang dapat
menimbulkan bahaya dalam perlombaan atletik tingkat professional, para atlet
mampu melemparkan cakram dengan sangat jauh, tentu saja hal ini dapat
menimbulkan akibat yang fatal jika cakram mengenai seseorang. Untuk itu,
diperlukan semacam pagar khusus di sekeliling lapangan lempar cakram. Pagar
berupa jaring tersebut dipasang dengan tinggi 4 m. dari segi bentuk dan ukuran,
sebenarnya lapangan lempar cakram sama persis dengan lapangan lempar martil.
2.      Sejarah Lempar Cakram
Berdasarkan cacatan sejarah bahwa lempar cakram adalah salah satu
nomor atletik, hal ini dapat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang
berjudul “Odyssy” pada zaman purba.
Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak gerakan dasar
dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa
primitif pada zaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia,
gerak-gerakan itu dikenal. 
Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat
tergantung dari efisiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan
berjalan, kurang cepat lari, kurang tangkas melompat atau melempar akan mati
karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin menjadi
korban bencana alam.
Jadi sejak zaman prasejarah, manusia telah menyadari akan manfaat
ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar.
Sehingga ada sementara orang yang menganggap atletik adalah cabang olahraga
yang tertua.
Bangsa Belanda menyebutnya “Atletik is a moerder der sporten” yang
artinya atletik adalah induk dari semua cabang olahraga. Meskipun gerakan dasar
atletik ini telah dikenal sejak adanya manusia, tetapi perlombaan atletik termasuk
lempar cakram yang pernah dilakukan dalam cacatan sejarah baru terjadi pada
zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari
buku pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros.
Dalam buku ini juga Homeros menceritakan pertualangan Odysseus.
Bahwa pada suatu ketika Odysseus terdampar disebuah kepulauan yang kemudian
ternyata bernama Phaeacia, rajanya bernama Alcinaus. Setelah Odysseus dibawa
menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang meriah. Dalam acara itu
diadakan serangkaian perlombaan. Pemuda-pemuda Phaeacia yang
mempertujukan kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan
lempar cakram.
Setelah rangkaian ini selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus
menberikan demotrasi lempar cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan
halus, tetapi baginda mendesaknya dengan alasan agar pumuda Phaeacia dapat
menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna, maka permintaan
raja terpaksa dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari
logam itu, Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk
gelanggang mengambil cakram yang terberat dan dengan gaya termanis melempar
cakram itu, cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak yang dicapai atlet-atlet dari
Phaeacia.
Dari kutipan buku ini yakin bahwa bangsa Yunani purba telah mengenal
atletik, disini terlihat adanya nomor lari, lompat, dan lempar cakram yang
merupakan nomor atletik yang kita kenal sampai sekarang ini.
3.      Sarana dan Prasarana yang Digunakan Dalam Lepar Cakram
a)      Alat
Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari metal.
Bingkai berbentuk lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah cakram ada beban
yang dapat dilepaspindahkan.
b)      Ukuran Cakram
1. Berat cakram untuk senior putra adalah 2 kg dengan diameter  219 mm – 221
mm dan tebal 44 mm hingga 46 mm.
2. Berat cakram untuk senior putri adalah 1 kg dengan diameter 180 mm - 182
mm dan tebal 37 mm hingga 39 mm.
3. Berar cakram untuk junior pura adalah 1,25 kg dengan diameter 180 mm - 182
mm dan tebal 37 mm - 39 mm. 
4. Berar cakram untuk junior putri adalah 0,75 kg dengan diameter 145 mm -
170 mm dan tebal 25 mm hingga 35 mm.
c)      Lapangan Lempar Cakram
1. Diameter lingkaran untuk melempar adalah 2,50 meter. 
2. Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari
semen, aspal, dan lain-lain. Ligkaran lemparan dikelilingi dengan sangkar
(pagar kawat) untuk menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton.
3. Bentuk huruf seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter.
Sector lemparan dibatasi garis yang membentuk sudut 40⁰ di pusat lingkaran. 

4.      Teknik-Teknik yang Digunakan Dalam Lempar Cakram


1)       Cara Memegang Cakram
Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak
tangan kiri (bagi pelempar kanan) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan
diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran
cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
2)       Gaya Dalam Lempar Cakram
a)       Gaya samping
Sikap permulaan berdiri miring atau menyamping kearah sasaran, sesaat
akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran
pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan
kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di
belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan
melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun
ke belakang.
b)       Gaya belakang
Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar
lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai
berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula
badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri
untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke
kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan
kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.
3)       Cara Melakukan Awalan Lemparan
Dengan cara melakukan awalan lempar pertama-tama dimulai dengan
posisi pelempar yang berdiri di belakang lingkaran dengan posisi punggung
menghadap ke arah sektor lemparan. Pelempar harus membuat beberapa kali
ayunan cakram dengan lengan lempar untuk membuat pertimbangan dan
mengatur keseimbangan. Badan dan lengan yang berlawanan dengan lengan
lempar bergerak mengikuti gerakan lengan lempar.
Untuk tahap selanjutnya posisi badan masih berputar dan sedikit condong
ke belakang. Sampai saat ini kedua tungkai masih ditekuk dengan baik, tetapi
ketika kaki kiri membuat kontak dengan lantai tungkai kiri hampir diluruskan
penuh. Sementara lutut kaki dan pinggul meneruskan gerakan berputar ke arah
lemparan dengan tepat, tariklah bagian atas badan mengikuti perputaran ini. Pada
keadaan seperti ini lengan kiri mulai dibuka ke samping dan lengan kanan mulai
mengayun berputar dengan gerakan cepat di dalam sebuah busur yang lebar dan
bergerak sedikit ke arah atas.
3.      Peraturan Dalam Lempar Cakram

1. Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan


lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh
meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi
berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.
2. Pelempar boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas
lemparan tetapi tidak boleh menyentuh bagian atasnya.
3. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya
cakram yang terdekat ketepi dalam balok.
4. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar
sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk
mengikuti babak berikutnya (final).
5. Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6
kali langsung final.
6. Lingkaran lemparan tersebut terbuat dari besi, baja atau bahan lain yang
sesuai.
7. Bagian atasnya dipasang rata dengan tanah diluarnya, bagian dalam
terbuat dari semen, aspal atau bahan lain yang kokoh tetapi tidak licin
permukaannya bagian dalam harus datar lebih rendah 14 mm sampai 26
mm dari sisi atas tepi lingkaran. Ukuran garis tengah sebelah dalam
lingkaran lempar adalah 2,5 m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan
harus dicat putih.
8. Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi
sepanjang 75 cm pada kedua sisi lingkaran.
4.      Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Lempar Cakram

1. Dapatkan putaran dengan posisi kaki yang baik.


2. Bergerak jauh ke depan tetapi masih tetap berada di dalam lingkaran lempar.
3. Dapatkan pilinan antara tubuh bagian bawah dan bagian atas.
4. Keseimbangan yang baik selama bergerak di dalam lingkaran.
5. Mendaratlah di dalam unjung telapak kaki kanan dan putarlah dengan aktif di
atas kaki ini.

C.    Tolak Peluru


1. Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar.
Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini
merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan
terbuat dari besi.
Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di
Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan
menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama yang menggambarkan tolak
peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika serdadu
menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut canon
balls atau peluru meriam.
Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan
merupakan bagian dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru
merupakan event olimpiade modern asli yang diadakan di Athena, Yunani tahun
1896.

2. Sejarah Tolak Peluru


Tolak peluru diadakan sebagai nomor terpisah untuk putera dan puteri dan
juga sebagai bagian dari dasa lomba dan sapta lomba. Selama bertahun – tahun
nomor ini telah di dominasi oleh atlet yang bertubuh besar dan kuat. Kemajuan
terbesar dalam olahraga tolak peluru terjadi pada tahun 1950, ketika Parry O,Brien
memulai tolakannya menghadap bagian belakang ring, metode ini dikenal sebagai
metode O,Brien atau lebih di kenal dengan teknik meluncur.
Teknik yang mendapat popularitas adalah teknik berputar yang
menggunakan lemparan cakram melintasi ring tolak peluru bukan bergerak ke
arah belakang yang telah dilakukan oleh O,Brien dan kedua teknik ini sama
mencapai keberhasilan.
Banyak orang awam mengenal apa itu? Peluru!, kalau sudah menyangkut
dengan Peluru pasti dihubung-hubungkan dengan Senjata Api. Karena peluru
merupakan sebuah benda atau bisa disebut isinya dari senjata Api. Tapi, peluru ini
beda dengan apa yang dipikirkan. Dan tidak ada hubunganya sama sekali dengan
senjata api. peluru ini kalau dihubungkan dengan olahraga banyak manfaatnya
yaitu bisa mendatangkan prestasi membanggakan bagi yang berminat
mendalaminya. Yaitu cabang olahraga tolak peluru yang masuk dalam daftar
perlombaan Nasional maupun Internasional.

3.      Alat Yang Di Gunakan Dalam Tolak Peluru:


1. Rol Meter
2. Bendera Kecil
3. Kapur / Tali Rafia
4. Peluru
 Untuk senior putra = 7.257 kg
 Untuk senior putri = 4 kg
 Untuk junior putra = 5 kg
 Untuk junior putri = 3 kg
5)      Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
6)      Ortodox : gaya menyamping

4.      Ukuran Lapangan Tolak Peluru

Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 m.


Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok
dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya.
Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat
tetapi tidak licin.
Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6 mm lebih
rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas
lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini
dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m.
Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih.
Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah
busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran
tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di
dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

5.      Teknik Dasar Tolak Peluru


Dalam tolak peluru terdapat beberapa teknik dasar, diantaranya:
1)      Teknik Memegang Peluru
         Jari-jari renggang
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk
menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya. Untuk
menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
         Jari-jari agak rapat
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Jari
kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah
bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih
banyak dipakai oleh atlit.
         Jari-jari agak renggang
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat
menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih
renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu
jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari
jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
2)      Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu
dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak
dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
3)      Teknik Menolak Peluru
Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti
dibawah ini:
a)      Menolak peluru dengan kedua tangan
 Pegang peluru dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki dalam
keadaan sejajar, lalu dorong/tolakkan peluru kedepan-atas sejauh mungkin.
 Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut
dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian
ayun dan lemparkan peluru kedepan.
 Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut
dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini
dilakukan dengan membelakangi arah lemparan. Kemudian ayunkan dan
lempar peluru kearah belakang atau sektor lemparan.
 Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang.
Tolakan masih dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan
tolak atau tangan terkuat. Kaki masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan
untuk melakukan tolakan yang sebenarnya.
 Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan
dilakukan dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
b)      Menolak peluru dengan satu tangan
 Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan
/rentangkan lengan kiri kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan
peluru dengan sudut parabola beberapa meter kedepan sambil melangkahkan
kaki kiri kedepan. Jangan lupa kai kanan dihentakkan untuk membantu
melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru dilepaskan (Carr,1991)
 Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan,
badan diputar ke kanan untuk mengambil ancang-ancang (Carr,1991)

6.      Peraturan Permainan Tolak Peluru

1)      Sarana dan Prasarana


 Sektor lemparan/lapangan dibatasi oleh 2 garis yang menuju ke pusat
lingkaran, lewat tepi balok lemparan yang panjangnya 1,22 m; tinggi 10 cm;
dan tebalnya 11,4 cm.
 Berat peluru: pria 7,26 kg dan wanita 4 kg.
    Sepatu yang dipergunakan mempunyai alas yang keras dan tanpa paku.

2)      Peraturan Tolak Peluru


Tolakan peluru yang dilakukan oleh peserta dianggap gagal, jika:
 Menyentuh balok batas sebelah atas dan menyentuh tanah di luar lingkaran;
 Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah;
 Peluru jatuh di luar sektor lingkaran;
 Berjalan keluar lingkaran di daerah lemparan;
 Peluru diletakkan di muka dada atau belakang kepala;
 Dipanggil sudah 2 menit belum melempar;
 Peserta gagal melempar setelah 3 kali lemparan.
Beberapa hal yang disarankan :
 Bawalah tungkai kiri merendah
 Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai,dengan tungkai kiri
memimpin di belakang
 Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
 Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan
 Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
 Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
 Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
 Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri

Beberapa hal yang harus dihindari :


 Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan
 Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
 Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
 Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
 Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
 Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
 Terlalu awal membuka badan
 Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau kedepan
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari beberapa uraian penjelasan yang telah dikemukakan maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa dengan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
ini khususnya dalam olahraga lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru
maka peserta didik mendapatkan mempraktikan tehnik -tehnik dasar dalam
melakukan lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru, mengetahui sejarah
lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru, mengetahui sarana dan
prasarana yang digunakan dalam olahraga lempar lembing, lempar cakram, dan
tolak peluru, mengetahui pengetian olahraga lempar lembing, lempar cakram, dan
tolak peluru, bentuk dan ukuran lapangan yang digunakan dalam lempar lembing,
lempar cakram, dan tolak peluru.

B.     Saran
Saran yang dapat penusil berikan kepada pembaca semua adalah
bahwasanya untuk dapat melakukukan gerakan yang baik dan benar dalam
olahraga lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru, kita harus mengenal
teknik-teknik dasar dalam melakukan lempar lembing, lempar cakram, dan tolak
peluru dan tidak lupa melakukan latihan untuk mempermantap gerakan kita  
MAKALAH TENTANG PJOK

Oleh Kelompok 5

Nama Kelompok : Rifka Asusunaja

Emilda Sukma

Faizal Lutfia

Cut Wafdah Hidayati

M.Abil

Lidfia Amini

Kelas VIII 6

Na Guru : Salmi Miranda Sari, S.Pd

MTsN 2 LUNGBATA KOTA


BANDA ACEH
2020

Anda mungkin juga menyukai