Anda di halaman 1dari 11

BAB I

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................2

BAB II

A. Pengertian Lempar Lembing ...............................................................................................3

B. Macam-maca Teknik Lempar Lembing...............................................................................3

C. Cara Melempar Lembing......................................................................................................4

D. Cara Membawa Lembing.....................................................................................................5

E. Cara Melempar Lembing .....................................................................................................7

BAB III

Kesimpulan ..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lempar lembing merupakan suatu aktivitas olahraga yang menuntut kecekatan dan
kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan
dan kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek
moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari
kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu
olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan
masa nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap
dengan membangun perkampungan atau perkotaan.
Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti
melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu
olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah
menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan
sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah
berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga
populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar
cakram.

2
BAB II
ISI
A. Pengertian Lempar Lembing

Lempar Lembing terdiri dari dua kata, yaitu lempar dan lembing. “Lempar yang berati
usaha untuk membuang jauh-jauh, dan lembing adalah tongkat yang berujung runcing yang
dibuang jauh-jauh” (Munasifah, 2008: 4). Lembing terdiri dari: a) badan lembing, b) mata
lembing, c) tali pegangan. “Lempar lembing adalah salah satu nomor yang terdapat dalam
cabang olahraga atletik yang menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan
cara melempar jauh-jauh” (PASI 1988: 43). Selanjutnya Jerver(1996: 142) menjelaskan
bahwa, “lempar lembing adalah suatu gerakan antara sentuhan tangan dengan mengayunkan
benda yang berbentuk panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin“. Untuk
memperoleh jauhnya lemparan diperlukan kekuatan dan keccepatan gerak serta sudut pada
saat lembing meninggalkan tangan.

Olahraga Lempar Lembing merupakan cabang olahraga atletik, dimana atlet dari
melemparkan lembing atau tombak pada lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan.
Lembing yang digunakan dalam olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya
terdapat mata lembing yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu mata
lembing yang berbentuk runcing, badan lembing, dan tali pegangan pada lembing.

Pada olahraga lempar lembing, panjang dan berat lembing yang digunakan berbeda,
untuk putra panjangnya 2,6 sampai 2,7 meter dengan berat 800 gram. Sedangkan untuk putri
panjang lembing adalah 2,2 sampai 2,3 meter dan beratnya 600 gram.

B. Macam-macam Tehnik Lempar Lembing

Tehnik dalam suatu cabang olahraga adalah merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi tercapainya prestasi yang tinggi. Untuk dapat memperoleh prestasi lemparan
sejauh-jauhnya diperlukan penguasaan tehnik-tehnik dasar yang benar. Menurut Dwi
Sarjiyanto, Sujarwadi (2010 : 119) dijelaskan bahwa: Faktor-faktor tehnik yang harus
dikuasai adalah cara memegang lembing, cara membawa lembingdan cara melempar
lembing.

Menurut Dikdik Zafar Sidik (2010: 98): bahwa lempar lembing terbagibeberapa fase:

1. Fase awalan: Dalam fase awalan pelempar dan lembing dipercepat,

3
2. Fase irama 5 langkah: Dalam fase irama 5 langkah terjadi percepatan sebagai persiapan
pelempar menuju fase pelepasan lembing,
3. Fase pelepasan: pada fase pelepasan dihasilkan kecepatan tambahan ditransfer ke
lembing sebelum dilepaskan

d. Tahap pemulihan: dalam tahap pemulihan, pelempar menahan dan menghindari kesalahan.

Faktor tehnik yang terdapat dalam lempar lembing, menurut Jess Jarver(2008 : 104)
bahwa, “Tahap dalam melempar lembing terbagi dalam empattahap yaitu tahap memegang
lembing, tahap lari, tahap melemparkan lembing dan tahap kembali keposisi biasa (setelah
lembing lepas dari tangan)”

C. Cara Memegang Lembing

Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu
hasil lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada
lembing sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapattitik berat
lembing yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing.

Cara memegang lembing menurut Soegito (1996: 65) sebagai berikut:

1) Cara Amerika

Ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu dibelakang balutan lembing (tempat pegangan).

2) Cara Finlandia

Ibu jari dan jari tengah saling bertemu di belakang pada tempat pegangan, sedangkan telunjuk
lurus kebelakang dibawah lembing.

3) Cara Menjepit (Tang)

Telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat dibelakang pegangan

Adapun cara memegang lembing menurut Muhajir (2007: 144) sebagai berikut:

1) Pegangan cara Amerika

4
Gambar : Cara memegang lembing (Muhajir, 2007: 144)

Ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu dibelakang balutan atau lilitan lembing. Cara
Amerika ini disebut juga pegangan telunjuk ibu jari, karena ibu jari dan telunjuk dibelakang
lilitan sedangkan jari tengah, jari manis dan kelingking terletak tepat padalilitan. Jadi dengan
pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali
pegangan lembing pada saat melempar.

2) Pegangan cara Firlandi

Gambar : Cara memegang lembing (Muhajir, 2007: 144)

Ibu jari dan jari tengah bertemu dibelakang balutan atau lilitan lembing sedangkan
telunjuk agak lurus dengan batang lembing. Cara ini disebut juga pegangan jari tengah ibu
jari,ibu jari dan jari tengah bertemu dibelakang balutan atau lilitan lembing sedangkan jari
telunjuk agak lurus dengan batang lembing.Jadi dengan pegangan cara Firlandia, jari tengah
dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali peganganpada saat
melempar lembing.

3) Pegangan cara jepit tang

5
Gambar : Cara memegang lembing (Muhajir, 2007: 144)

Pegangan dimana jari telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat dibelakang
tempat pegangan. lembing diantara telunjuk dan jari tengah terletak dibelakang lilitan.Jadi
hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari-jari
lainnya memegang biasa.

D. Cara Membawa Lembing

Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara
membawa lembing, menurut Hasan (2003: 260) bahwa “Cara apapun bisa dilakukan untuk
membawa lembing, asalkan tidak mengganggu kecepatan berlari“. Jadi dalam membawa
lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah lembing diatas pundak maupun
bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas, maupunserong ke bawah dan posisi
mendatar dalam posisi tersebut otot-otot sekitar bahu dan tangan terasa rileks. Menurut
Suherman (2003: 260) “Cara membawa lembing dengan posisi lembing di samping badan,
tangan lurus ke belakang sehingga tidak mendapat kesulitan untuk mengambil sikap-sikap
selanjutnya, namun sedikit hambatan untuk mendapat kecepatan awalan yang optimal“.

Menurut Suherman (2003: 260) caramembawa lembing ada tiga macam:

a) Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap lurus ke depan.

b) Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing
menghadap ke arah depan serong ke atas.

c) Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong ke arah
bawah.

6
Gambar : Cara Membawa Lembing (Suherman 2003: 260

Cara membawa lembing ini merupakan tahapan yang harus diperhatikan karena atlet
akan berlari melakukan awalan sambil membawa lembing. Tahap ini cukup penting untuk
diperhatikan dengan benar agar menjelang tehnik melempar dapat menempatkan posisi
lempar yang benar.

Gaya Melempar dalam melempar lembing, terdapat dua gaya yang digunakan, antara lain:

• Gaya silang atau dikenal dengan istilah cross step

• Gaya berjingkat atau hop step

E. Cara Melempar Lembing

Cara melempar lembing yang benar menurut Syaifudin (1992: 116) adalah sebagai
berikut: Badan menyamping ke arah lemparan, kaki kiri depan lurus (lemas) kaki dibelakang
dengan lutut dibengkokkan ke depan serong kesamping kanan. Berat badan berada pada
kaki kanan, badan agak dicondongkan ke samping kanan. Kemudian pada waktu lembing
akan dilemparkan secepatnya pinggul, pinggang, dan perut didorong kedepan serong atas.
Bersamaan dengan itu badan diputar ke depan ke arah lemparan dengan dada terbungkuk
dagu di angkat, hingga seluruh badan benar-benar menghadap ke arah lemparan. Pada saat
yang bersamaan badan menghadap ke arah lemparan secepat mungkin.Panjang awalan harus
tidak lebih dari 36,50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua garis
pararel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm.

Untuk melempar lembing ada gerakan permulaan yang disebut dengan awalan.
Awalan dalam lempar lempar lembing ada dua macam yaitu awalan silang (cross-step) dan
awalan jingkat (hop-step). Lempar lembing dengan mempergunakan awalan silang (cross-
step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya silang, sedang lempar lembing yang

7
mempergunakan awalan jingkat (hop-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya
jingkat.

Seseorang dapat menguasai gerakan-gerakan melempar lembing yang baik dan benar
sehingga lemparanyang optimaljauh, maka harus ditekuni melalui kegiatan belajar atau
latihan secara terarah, terprogram dan berkesinambungan.

Setelah mendapatkan sikap lempar dilanjutkan dengangerakan lempar sebagai berikut:

1) Tangan kanan yang lurus segera ditekukdengan disertai memutar badan ke kiri
sehingga sikap badan menghadap ke depan. Meskipun demikian posisi tangan tetap
diangkat tinggi dan arah lembing menuju serong atas depan, serta lewat diatas bidang
bahu. Pandangan tertuju kearah sasaran (serong atas).

2) Gerakan berikutnya adalah meluruskan kaki belakang (kanan) dan diteruskan


meluruskan kaki kiri. Pada saat itu sikap tangan kanansudah mulai lurus dan saat itu
pula lembing segera dilepas dari genggaman disertai gerak lecutan pergelangan
tangan.

3) Setelah lembing lepas dari tangan, kaki kanan dilangkahkan ke depan menggantikan
posisi kakikiri yang diayun ke belakang (untuk menjaga keseimbangan dan sebagai
gerak lanjutan).

Sikap Berdiri Ketika Melempar Lembing

Sebelum lembing dilemparkan, posisi siku harus diletakkan sedekat mungkin dengan
lembing. Kemudian lembing dipegang lurus tepat di belakang kepala. Usahakan tangan lebih
tinggi dari bahu dan lembing diposisikan sejajar dengan lengan. Jarak kedua kaki sekitar
enam puluh centimeter dan ujung kaku menghadap ke arah lemparan.

Sementara itu punggung berada agak ke belakang. Gerakan melempar didahului


dengan memutar ke depan dari panggul kanan, kemudian dilanjutkan dengan bahu mengikuti
ke arah depan. Setelah itu, diikuti gerakan melempar dengan menjaga posisi siku agar tetap
dekat dengan lembing.

8
Gambar : Sikap badan melempar dan setelah melempar lembing (Hasan, 1993: 8)

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Di dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh


bagian atas dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang
lengkap dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar lembing yang
baik. Lempar lembing ada 3 teknik memegang (america, firlandia, tang), panjang tombak
putra 2.6 sampai 2.7 berat 800 gram dan putri 2.3 sampai 2.4 berat 600 gram.

Lempar lembing adalah olahraga yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam
melempar. Media olaharaga ini adalah lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan
kecil. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah otentik mengenai olahraga lempar lembing,
tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat
itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik
lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.

Beberapa pakar menyebutkan, lempar lembing diidentikkan dengan aktivitas berburu


nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari
kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut.

Dengan dasar ini kemudian disimpulkan, bahwa olahraga lempar lembing berasal dari
peradaban Yunani klasik, berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba.

10
DAFTAR PUSTAKA

Martini, Ainie. 2010. Mengenal Lempar Lembing. Bogor: Yudhistira.

Jarver, Jess. 2005. Belajar dan berlatih atletik. Bandung: CV. Pioner Jaya.

Kosasih, Engkos. 1985. Olahraga Teknik dan Progrom Latihan. Jakarta : Akademika
Presindo.

Suharno, HP. 1991. Olahraga Atletik. Semarang: Diponegoro.

Ballesteros. (1993). Pedoman latihan dasar atletik. (Terjemahan). Jakarta: PB.

Amari. (1996). Olahraga pilihan atletik. Depdikbud. Proyek Pembinaan Tenaga

Soegito. (1993). Pendidikan atletik. Jakarta: Depdikbud Universitas Terbuka.

Fred Mc Mane. (1986). Dasar-dasar atletik. Bandung: CV Angkasa.

Yusuf Adisasminto. (1992). Olahraga pilihan atletik. Depdikbud. Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.

https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/K4611091_bab2.pdf

https://docplayer.info/52424758-Bab-ii-kajian-pustaka-a-kajian-teori-1-lempar-lembing-a-
pengertian-lempar-lembing-lempar-lembing-terdiri-dari-dua-kata-yaitu-lempar-dan-
lembing.html

https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/K4611091_bab2.pdf

https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/K4611091_bab2.pdf

perpustakaan; uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommitto

11

Anda mungkin juga menyukai