Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cabang olahraga atletik adalah cabang olahraga yang bisanya
dimainkan dan dilombakan pada Olympiade-Olympiade yang sering
kita saksikan bersama. Dimana gerakan-gerakan yang ada di
dalamnya seperti tolak peluru lari, loncat, lompat dan lempar.
Sebagian besar ada pada olahraga lainnya, sehingga tidak heran jika
pemerintah menetapkan cabang olahraga atletik sebagai pembahasan
di dalam mata pelajaran Sekolah, dari Sekolah Dasar sampai Sekolah
Menengah Atas, bahkan hingga perguruan tinggi.
Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan
dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis
tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih
identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia.Sebagaimana
olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum
laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi
suatu olahraga ketika umatmanusia memasuki masa bercocok tanam dan
beternak, meninggalkan masa nomaden yanglebih kental dengan aktivitas
berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan
atau perkotaan.Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah
aktivitas !isik seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu.
Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahragayang dipertandingkan. "nsur
untuk memperoleh makanan berburu berubah menjadi upaya pemenuhan
akan hiburan dan prestasi.Walaupun belum ditemukan catatan sejarah
yangotentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini
olahraga ini telah berkembang sejak zaman yunani. Saat itu, lempar
lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis
atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram

SMKN 02 BARAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
1
B. Tujuan
Setelah melihat rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan
makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian lempar lembing
2. Mengetahui teknik bermain lempar lembing

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lempar Lembing


Lempar lembing terdiri dari dua kata yaitu lempar dan lembing.
Lempar yang berarti usaha untuk membuang jauh-jauh, dan lembing
adalah tongkat yang berujung runcing yang dibuang jauh-jauh. Lempar
lembing adalah salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga
atletik yang menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak
dengan cara melempar sejauh-jauhnya (PASI, 1988:43). Selanjutnya
Jerver (1996:142) Menjelaskan bahwa “Lempar lembing adalah suatu
gerakan antara sentuhan tangan dengan menggunakan benda yang
berbentuk panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin”. Untuk
memperoleh jauhnya lemparan diperlukan kekuatan dan kecepatan gerak
serta sudut pada saat lembing meninggalkan tangan.
Pengertian lempar lembing tidaklah lengkap kalau tidak diketahui sejarah
atau riwayat perkembangan lempar lembing sebagai salah satu cabang
atletik. Munasifah (2008:4-5) Menjelaskan Bahwa “lempar lembing
berawal dari kegiatan manusia zaman dahulu dalam berburu binatang yang
sering menggunakan lembing dalam berburu mangsanya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan memakan binatang hasil buruannya”. Lempar
lembing pada zaman modern sudah menjadi olahraga yang diperlombakan,
SMKN 02 BARAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
2
namun memahami sejarah tidak hanya sekedar untuk pengertian atau
pengetahuan tentang kejadian pada masa lampau, melainkan untuk
menentukan langkah- langkah pada masa yang akan datang.

B. Teknik-teknik Lempar Lembing


Teknik-teknik yang terdapat dalam lempar lembing adalah sebagai
berikut:
1. Cara Memegang Lembing
Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah
satu kunci penentu hasil lemparan. Kalau dilihat pada struktur
lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing sebagai tempat
pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapat titik berat
lembing yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing.
Cara memegang lembing ada tiga macam yaitu: pegangan cara
Amerika (American Style), cara Firlandia (Firlandia Style), cara Jepit
Tang (Tank Style).
a. Firlandia Style
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan jung
atau mata lembing serong hampir menuju arah badan. Jari tengah
memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang
(dilingkarkan), dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi
belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjun
harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing.
Adapun jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di
atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari
tengah dan ibu jari  yang memegang peranan penting untuk
mendorong tali pegangan pada saat melempar.

SMKN 02 BARAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
3
Gambar 1.1 Cara Memegang Firlandia

b. America Style
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung
atau mata lembing serong hampir menuju ke arah badan. Jari
telunjuk memegang tepian dan pangkal dari ujung tali bagian
belakang lembing dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi
belakang dari pegangan dan pada badan lembingg serta dalam
keadaan lurus. Adapun tiga jari lainnya berimpit dan renggang
dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali
lembing. Jadi, dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan
ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada
saat melempar.

Gambar 1.2 cara memegang america

SMKN 02 BARAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
4
c. Tank Style
Pegangan cara Jepit Tang (Tank Style) adalah pegangan
dimana jari telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat di
belakang tempat pegangan. Pegangan ini terdapat kelebihan dan
kekurangan seperti yang dikemukakan Jonath dkk (1988:81)
bahwa “Pegangan tank mencegah terjadinya luka pada siku, karena
pelencengan (pegangan kesehatan) tetapi lilitan tipis seperti yang
diharuskan sering menyebabkan masalah pada waktu melempar”.
Dari tiga cara pegangan di atas sebenarnya tergantung pada
pelempar itu sendiri untuk memilih mana yang lebih cocok. Hal ini
sesuai pendapat Guthrie (1993:177) bahwa “Ketiga cara memegang
lembing tidak ada satupun dari cara tersebut yang lebih baik dari pada
yang lain, seseorang atlet harus memilih salah satu jenis pegangan
yang cocok dan paling pas untuknya setelah melalui latihan untuk tiap-
tiap jenis pegangan”. Selanjutnya Muhajir (2007:145) mengatakan
bahwa “Pelempar dapat memilih cara mana yang cocok baginya, cara
manapun yang dipilih oleh pelempar harus dapat memberikan
pegangan yang enak, dapat mengendalikan jalan serta arah lemparan
dengan tepat, dan dapat menyalurkan tenaga dengan tepat pula”.

SMKN 02 BARAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
5
2. Cara Membawa Lembing
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya
dengan cara membawa lembing, sesuai yang dikemukakan Hasan
(2003:260) bahwa “Cara apapun bisa dilakukan untuk membawa
lembing, asalkan tidak mengganggu kecepatan berlari”. Jadi dalam
membawa lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah
lembing berada di atas pundak maupun bahu dengan posisi mata
lembing serong ke atas, maupun serong ke bawah dan posisi mendatar
dalam posisi tersebut otot-otot sekitar bahu dan tangan terasa rileks.
Ada juga yang membawa lembing dengan posisi lembing di samping
badan, tangan lurus ke belakang sehingga tidak mendapat kesulitan
untuk mengambil sikap-sikap selanjutnya. Namun sedikit hambatan
untuk mendapat kecepatan awalan yang optimal.

3. Cara Awalan Lari Lempar lembing


Awalan adalah gerakan permulaan dalam melempar lembing.
Awalan dilakukan dengan cara langkah dan lari menuju ke batas
tolakan. Awalan lari merupakan bagian yang pertama guna
membangun kecepatan gerak yang diperlukan dalam lemparan.
Awalan lari, pelempar berlari sambil membawa lembing di atas
kepala dengan lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak
menghadap ke atas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis paralel
dengan tanah. Bagian terakhir awalan terdiri dari langkah silang atau
sering di sebut dengan “cross steps”. Pada bagian awalan-akhir ini kita
mengenal beberapa cara, di antaranya:
a. Dengan jingkat (hop-steps),
b. Dengan langkah silang di depan (cross-steps),
c. Langkah silang di belakang (rear cross-steps).
Sedangakan mengenai panjang awalan seperti dikemukakan
Ballesteros (1993:117) bahwa “Panjang lintasan awalan harus tidak
SMKN 02 BARAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
6
lebih dari 36.50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi tanda
dengan dua garis paralel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm”.
Peralihan (cross steps), saat kaki kiri diturunkan, kedua bahu
diputar berlahan-lahan ke arah kanan, lengan kanan mulai bergerak
atau diluruskan ke arah belakang, dan disini secara berlahan-lahan titik
pusat gravitasi turun yang sebelumnya meningkat selama melakuakan
awalan lari. Perputaran bahu dan pelurusan lengan yang membawa
lembing ke arah belakang diteruskan tanpa terputus dan bergerak terus
hingga melewati atas kaki kiri, dan ini menghasilkan kecondongan
tubuh bagian atas ke belakang. Perputaran kedua bahu ke kanan
membuat pilinan di antara tubuh bagian atas dan bagian bawah serta
meninggalkan lembing dengan baik di belakang badan. Pandangan
kedua mata selalu lurus kedepan. Ketika tungkai kanan mendarat
dalam posisi setengah ditekuk diakhir langkah silang (cross steps),
angkatlah tumit kanan saat lutut bergerak maju, dan bukalah kedua
tungkai dengan cara melangkahkan kaki kiri selebar mungkin ke depan
dan diinjakkan sedikit ke arah kiri. Kedua bahu tetap menghadap ke
samping dan pastikan lembing masih dipegang dengan baik di
belakang dengan tangan yang membawa lembing tetap berada setinggi
bahu. Pergelangan tangan dijaga agar tetap ditekuk dan telapak tangan
menghadap atas agar ekor lembing tidak kenak tanah. Selama
pergerakan ini lengan kiri dilipat menyilang dada.
Fase akhir, Ketika kaki kiri di turunkan di posisi akhir lemparan,
pemutaran kedua pinggul ke depan dimulai, ditandai oleh sebuah
putaran ke dalam kaki kanan dan lutut dilanjutkan dengan pelurusan
tungkai. Segera bahu kiri dibuka, siku kanan diputar ke arah luar atas
dan lembing diluruskan di atas lengan dan bahu. Kaki kiri ditekan ke
tanah disusul kemudian dengan memutar kaki kanan ke dalam dan
meluruskannya sambil lutut kanan turut diluruskan sehingga
menghasilkan sebuah posisi membusur dari badan dan meregang kuat

SMKN 02 BARAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
7
bagian otot depan.
4. Cara Melempar Lembing
Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing
dibawa kebelakang dengan tangan lurus diputar kedalam, badan
direbahkan kebelakang dengan lutut kaki kanan, kemudian bersamaan
dengan membengkokkan siku. Lembing dibawa secepat- cepatnya
keatas kepala, pinggul didorong ke depan dan lembing dilemparkan
sekuat- kuatnya dari atas kepala kedepan sehingga tangan lurus dan
dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan
badan kedepan, kemudian lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-
jari tangan mendorong pangkal lilitan tali lembing.
5. Cara Melepaskan Lembing
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu
lemparan yang baik, bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak
berurutan. Mula-mula bahu melempar secara aktif di bawa kedepan
dan lengan pelampar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas.
Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri, lembing lepas dari
tangan pada sudut lemparan kira-kira 45 derajat dengan suatu gerakan
seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur
di tanah, pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dari
pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit keluar garis vertikal,
sedangkan kepala dan tubuh condong ke kiri pada saat tahap pelepasan
lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan lembing.
Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan badan untuk
mempertahankan posisi tubuh ketika melempar agar tidak terbawa ke
depan yang dapat mengakibatkan diskwalifikasi. Tubuh
mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan memusatkannya
pada satu kaki tumpuan, keseimbangan dipengaruhi oleh letak segmen-
segmen anggota tubuh. Ketika hendak melempar lembing maka
moment gaya juga harus kita perbesar sebab semakin besar moment
SMKN 02 BARAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
8
gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar, sehingga
dapat menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar power kita
dalam melempar maka akan semakin besar pula kecepatan benda
tersebut.

6. Sikap Badan Setelah Melempar Lembing


Setelah kaki kanan di tolakkan keatas dan kedepan mendarat kaki
diangkat kebelakang lemas lalu badan agak miring dan condong
kedepan kaki kiri ke belakang lemas kemudian tangan kanan dengan
siku agak dibengkokkan berada di bawah dekat keperut dan tangan kiri
lemas kebelakang sehingga pandangan kearah jalannya lembing
sampai jatuh.

SMKN 02 BARAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Di dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-
bagian tubuh bagian atas dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan
bidang.Hasil dari kombinasi yang lengkap dari bagian-bagian tubuh
tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar lembing yang baik.

B. SARAN
Olahraga lempar lembing harus diperkenalkan kepada anak didik
untuk menghasilkan bibit-bibit atlet berpotensi. Saat ini, pengenalan akan
olahraga lempar lembing kepada peserta didik di sekolah masih minim
dikarenakan fasilitas yang kurang memadai. Oleh karena itu, pemerintah
dan pihak sekolah perlu menambah fasilitas lapangan yang memadai agar
peserta didik dapat mengenal sekaligus berlatih olahraga lempar lembing.
Diharapkan akan muncul kader-kader baru dalam olahraga lempar lembing
yang dapat mengangkat nama baik bangsa Indonesia dan membuat
olahraga lempar lembing terus berkembang.

SMKN 02 BARAS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
10

Anda mungkin juga menyukai