Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN
3. Lempar Lembing
Dalam istilah "lempar", berarti usaha untuk membuang jauh, dan "lembing"
berarti tongkat runcing. Mata lembing terbuat dari metal, dan badannya bisa terbuat
dari bambu atau kayu. Lembing kayu atau metal dapat digunakan dalam perlombaan
resmi dan internasional. Lembing bambu dapat digunakan untuk pelajaran atau
pendidikan. Sementara tali lembing melilit pada titik pusat lembing.

Lempar lembing adalah jenis olahraga di mana seseorang melemparkan benda


dengan gerakan lurus atau berputar ke arah benda tersebut. Tujuan lempar lembing
adalah untuk mencapai jarak terjauh yang mungkin. Selanjutnya, menurut Jarver
(1996), “Lempar lembing adalah gerakan di mana tangan menyentuh benda panjang,
dengan tujuan melempar lembing sejauh mungkin dengan sudut, kekuatan, dan
kecepatan yang diperlukan untuk melempar jauh”.

Sebagai bagian dari kegiatan melempar, unsur-unsur gerakan dan tujuan dari
proses gerakan merupakan komponen integral dari kegiatan melempar. Gerakan ini
dikenal sebagai teknik melemparkan lembing, yang selanjutnya dibahas dalam teknik
lempar lembing. Pelajaran lempar lembing berkonsentrasi pada menguasai teknik
dasar gaya, seperti gaya yang biasa digunakan (gaya fork dan gaya V Grip) gaya
Amerika (American Grip), dan gaya Finlandia (Finnish Grip).

Teknik Lempar Lembing

Teknik adalah cara melakukan sesuatu dengan cara yang efektif dan logis untuk
mencapai hasil yang semaksimal mungkin dalam suatu acara atau perlombaan. Dalam
olahraga, teknik selalu berkembang sesuai dengan tujuan dan peraturan, dan
persyaratan semakin meningkat seiring waktu. Teknik olahraga tidak hanya dapat
meningkatkan hasil belajar tetapi juga dapat mengurangi cedera.
Sebelum masuk ke teknik tertentu, penting untuk mengetahui dasar dari
prinsip jenis nomor lempar. Arma Abdoelah (1981), menyatakan hal ini sebagai
berikut:

 Benda dilemparkan memiliki sudut lepas sekitar 40 hingga 45 derajat.


 Titik di mana benda dilepaskan dari badan sejauh-jauhnya.
 Tidak ada kecepatan awalan saat berhenti.
 Kaki harus menahan diri saat melempar.
 Kekuatan lemparan berasal dari belakang objek.
 Benda yang dilemparkan ke udara harus memiliki tingkat ketahanan
yang rendah.
 Dalam melempar lembing, gerakan harus eksplisit dan dinamis.

Ada berbagai teknik lempar lembing, di antaranya termasuk:

1. Gaya yang biasa digunakan (gaya fork dan gaya V Grip), juga disebut tang,
sangat mudah dilakukan dan ideal untuk atlet lempar lembing pemula. Teknik
fork meletakkan lembing di antara jari tengah dan telunjuk dalam bentuk
huruf "V". Ini berarti bahwa lembing tidak berada di seluruh telapak tangan.
Selain itu, ketika memegang lembing, jari manis dan kelingking saling
berdekatan dengan masing-masing ujung mengarah ke atas.

2. Gaya Amerika (American Grip), juga dikenal sebagai American Grip, adalah
teknik yang sering digunakan oleh atlet lempar lembing. Untuk memegang
lembing dengan teknik genggaman Amerika, jari tengah, manis, dan
kelingking diletakkan dekat satu sama lain sambil ibu jari paralel. Untuk gaya
ini, jari telunjuk diletakkan dekat tiga jari lainnya dan ditekuk sedikit. Namun,
cara memegang lembing ini lebih berbahaya daripada gaya fork, gaya V Grip,
atau gaya Finlandia (Finnish Grip).

3. Gaya Finlandia (Finnish Grip), Untuk memegang lembing dengan cara


Finlandia, pastikan lembing tidak menyentuh telapak tangan Anda
sepenuhnya. Untuk melakukan ini, jari tengah dan ibu jari Anda harus
melingkar pada lembing, jari manis dan kelingking Anda harus berada di
dekat satu sama lain, dan jari telunjuk Anda harus sejajar dengan posisi
lembing. Anda juga harus memperlebar jarak antara jari manis dan jari tengah.
Dibandingkan dengan teknik memegang lembing lainnya, gaya Finnish atau
finlandia lebih sulit.

Ada tiga cara berbeda untuk membawa lembing dalam olahraga lempar
lembing. Cara lain untuk membawa lembing adalah sebagai berikut:

1. Untuk membawa lembing di bawah, tangan yang membawa lembing lurus ke


belakang serong ke bawah. Kemudian, pegang lembing di samping badan
segaris dan tempelkan pada lengan, dan ujungnya berada di dekat dada.
2. Cara membawa lembing di atas bahu, posisi harus lebih diarahkan ke sasaran
lemparan, ujung lembing harus sedikit ke bawah, dan siku harus mengarah ke
depan ke sasaran lemparan.

3. Cara membawa lembing di atas kepala, teknik ini hampir mirip dengan
membawa lembing di atas bahu, tetapi tangan yang membawa lembing
diangkat lebih tinggi, posisinya di atas kepala.
Setelah mengetahui teknik lempar lembing dan cara memegang lembing,
langkah berikutnya adalah awalan dan akhir lempar lembing yaitu berlari
untuk melemparkan lembing. Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Gaya awalan, juga dikenal sebagai ancang-ancang, adalah gaya lempar


lembing tambahan yang sangat penting selain ketiga teknik di atas. Ini
digunakan untuk memaksimalkan kontak terhadap kecepatan gerak dan
menemukan posisi lempar yang tepat sebelum lemparan. Ancang-ancang
adalah lari cepat. Lengan lemparanya hanya bergerak sedikit saat berlari.
Irama lari dengan lengan bebas mencakup tiga hingga tujuh langkah dan jarak
7 hingga 11 meter tanpa terputus. Pelempar biasanya melakukan lemparan
dengan "Irama lima langkah", yang berarti lemparan dilakukan dari kiri ke
kanan dan kembali ke kiri.

2. Gaya hop step dan gaya silang (cross). Awalan lempar lembing yang
dilakukan dengan berjingkat juga disebut gaya hop step. Gaya silang (cross),
di sisi lain, adalah gaya melempar lembing yang dilakukan dengan memutar
badan dari kanan ke kiri sehingga tampak seperti kakinya menyilang.

Sarana yang digunakan dalam pelaksanaan lempar lembing putra dan


putri sebagai berikut:

Bentuk, ukuran, berat minimal, dan pusat gravitasi lembing sesuai dengan
standar internasional diatur oleh aturan IAAF (International Association of Athletics
Federations).
1. Tongkat Lempar Lembing Putra

Panjang lembing putra harus 2,6 hingga 2,7 meter dengan berat 800 gram,
diameter lembing adalah 2,5 hingga 3 cm, dan panjang lilitan untuk putra adalah 14
hingga 16 cm, pusat gravitasi lembing putra adalah 0,9 hingga 1,06 meter.

2. Tongkat Lempar Lembing Putri

Panjang lembing putri harus 2,2 hingga 2,3 meter dengan berat 600 gram,
Diameter lembing adalah 2,5 hingga 3 cm, diameter lembing adalah 2,5 hingga 3 cm,
dan panjang lilitan untuk putri adalah 14 hingga 16 cm, pusat gravitasi lembing putri
adalah 0,8 hingga 0,912 meter.
Bagian belakang (atau ekor) lembing lebih ringan daripada ujungnya agar
tongkatnya dapat mendarat dan menancap dengan baik. Bahan lilitan lembing harus
tidak licin dan mampu menyerap keringat, lilitan tali harus dililit rapat tanpa
renggangan supaya atlet merasa nyaman saat melempar lembing dan tidak panas.

Ukuran lapangan lempar lembing terdiri dari tiga dimensi: jalur awalan,
sudut lemparan, dan sektor lemparan.

1. Panjang lintasan awal lapangan lempar lembing adalah 30 meter atau 36,5
meter, dengan lebar 4 meter dan tebal 5 cm.
2. Setelah berlari di jalur lintasan awalan, atlet melempar lembing di sudut
lemparan dengan jarak 8 meter antara titik ancang-ancang dalam sudut
lemparan dan bibir busur, dengan garis poros tengah membentuk sudut 30
derajat. Atlet tidak boleh melewati bibir busur ketika melempar lembing,
tetapi mereka boleh menyentuhnya setelah melempar lembing (garis 7 cm).
3. Sektor lemparan adalah lapangan berbentuk kerucut dengan panjang minimal
100 meter di mana atlet mendaratkan lembing yang mereka lemparkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiki Tongkasi, B. L. (2021). PENGARUH GAYA LATIHAN TERHADAP HASIL
BELAJAR LEMPAR LEMBING GAYA AMERIKA SMA DUMOGA. Jurnal
Pendidikan Kesehatan dan Rekreaksi UNIMA, 2(2), 1-6.

Supriatna, E. (2023). Strategi Modifikasi alat dalam Pembelajaran Lempar lembing.


Jurnal Pendidikan dan Konseling, 5(2), 1-7.

Anda mungkin juga menyukai