Anda di halaman 1dari 4

Nama : Feisal Farras Assyukur

Nim : 2106472

Prodi : PKO C

Tugas Atletik Pert.13

LEMPAR CAKRAM

Pengertian

Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik pada nomor lempar dimana sang
atlet harus melempar cakram sebanyak maksimal 3 kali dalam setiap pertandingan untuk
memperoleh jarak lempar terjauh pada lapangan khusus lempar cakram dengan aturan yang
berlaku.

Sejarah

Lempar cakram menjadi sebuah olah raga yang dipertandingkan diperkirakan mulai ada bahkan
sejak abad ke 5 sebelum masehi. Di Yunani, olah raga ini menjadi salah satu olah raga tertua yang
ditandai dengan adanya peninggalan patung kuno seorang lelaki yang memegang cakram dalam
posisi akan melempar, yakni patung Myron Discobolus. Lempar cakram merupakan olah raga yang
selalu ada dalam setiap ajang olah raga internasional seperti olimpiade. Tak hanya itu, lempar
cakram merupakan olah raga yang menjadi ikon. Sejak olimpiade modern yang diadakan pertamakali
pada tahun 1896, gambar atas figur atlet lempar cakram menjadi ikon untuk mempromosikan ajang
bergengsi tersebut yang bahkan dibuat untuk stempel pada tahun 1896. Gambar atlet lempar
cakram juga menjadi ikon dalam poster olimpiade tahun 1920 dan 1948.

Semenjak runtuhnya kejayaan eropa kuno, olah raga ini sempat menghilang dalam kehidupan
masyarakat dan hanya menjadi cerita dalam narasi sejarah. Olahraga ini kemudian ditemukan
kembali oleh seorang German, Christian Georg Kohlrausch bersama muridnya pada tahun 1870
melalui riset sejarah yang panjang. Dalam penelitian tersebut, Georg tak hanya meneliti tentang olah
raga lempar cakram, namun juga menggali teknik yang dipergunakan atlet lempar cakram di masa
lalu dan kemudian hasil riset tersebut dipublikasikan sejak tahun 1880. Waktu itu belum ada
olimpiade modern. Pada olimpiade modern pertama, lempar cakram hanya diikuti oleh kaum lelaki
saja. Hingga pada tahun 1928 akhirnya pertandingan olahraga lempar cakram bisa diikuti oleh
perempuan dan termasuk dalam ajang Olimpiade.

Peraturan dan Permainan

Ada beberapa peraturan Lempar Cakram diantaranya :

1. Untuk pertandingan berskala internasional, ukuran lapangan dan ukuran cakram


menggunakan ukuran standard yang ditetapkan IAAF sebagaimana telah dijabarkan pada
bagian sebelumnya.
2. Pertandingan menggunakan 5 wasit, 2 wasit berada di area atlet melempar dan bertugas
untuk mengawasi kaki atlet saat berputar sekaligus memberikan aba-aba kepada atlet,
sedangkan 3 wasit lainnya berada di lapangan pendaratan dan bertugas mengawasi titik
jatuh cakram dan mengukur jarak jatuh cakram dari titik lempar.
3. Atlet tidak diperbolehkan keluar lingkaran setelah berada pada posisi siap dan sebelum
menyelesaikan lemparan.
4. Atlet tidak boleh menginjak bagian luar lingkaran ketika melakukan lemparan.

Cara bermain atau melakukan Lempar Cakram

1. Cakram dipegang dengan tangan kanan (atau tangan kiri bagi atlet yang kidal).
Posisi cakram melekat pada telapak tangan dan ditahan dengan jari-jari tangan, yakni ruas
jari telunjuk-kelingking mencengkram pinggir cakram dan ibu jari diposisikan bebas. Posisi
jari telunjuk-kelingking terbuka lebar sehingga menjangkau lebih luas pinggiran permukaan
cakram. Selain itu, posisi tangan agak ditekuk ketika memegang cakram agar bagian cakram
yang tidak dicengkram jari bisa mendapatkan tumpuan sehingga tidak mudah jatuh ketika
diayun dan dilemparkan.
2. Posisi ini hanya sedikit berbeda dengan posisi pertama dan perbedaannya hanya terletak
pada kerapatan jari.
Cara melakukannya adalah, cakram dipegang dengan tangan kanan (atau tangan kiri bagi
atlet yang kidal). Posisi cakram melekat pada telapak tangan dan ditahan dengan jari-jari
tangan, yakni ruas jari telunjuk-kelingking mencengkram pinggir cakram dan ibu jari
diposisikan bebas. Posisi jari telunjuk-kelingking tidak terbuka lebar alias rapat sehingga
tidak menjangkau secara luas pinggiran permukaan cakram. Selain itu, posisi tangan agak
ditekuk ketika memegang cakram agar bagian cakram yang tidak dicengkram jari bisa
mendapatkan tumpuan sehingga tidak mudah jatuh ketika diayun dan dilemparkan.

Dua posisi tersebut merupakan dua cara yang mendasar dan paling sering digunakan
baik oleh atlet pemula ataupun atlet profesional. Selain dua cara tersebut sebenarnya masih
ada satu cara lagi yang jarang dipergunakan. Secara teknis caranya mirip dengan poin 1 dan
dua, hanya saja pada cara ini, posisi jari dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
adalah jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan, kelompok kedua jari manis dan jari
kelingking dirapatkan. Antara kelompok jari pertama dan kedua direnggangkan atau diberi
jarak. Cara ini sulit dilakukan terutama bagi atlet yang jari-jemarinya kaku.

Gaya Lempar Cakram

1. Gaya Samping
2. Gaya Belakang

Teknik Dasar Lempar Cakram

1. Awalan
2. Persiapan
3. Melempar

Lapangan Lempar Cakram

1. Area lempar seluruhnya berbentuk persegi dengan lingkaran yang berada tepat di tengah.
Lingkaran tersebut merupakan tempat atlet untuk melempar cakram.
2. Lingkaran tersebut sedikti lebih rendah, 5cm dari permukaan, terbuat dari logam setebal 5
mm yang dilapisi semen agar tidak licin. Diameter lingkaran adalah 2,5 meter.
3. Di sisi kanan, kiri dan belakang lingkaran, kira-kira sejauh minimal 75 cm dari lingkaran,
dipasang jaring tinggi yang berfungsi untuk menahan cakram apabila terjadi kesalahan teknis
seperti cakram terlepas sebelum dilontarkan ke arah lapangan pendaratan.
4. Titik tengah lingkaran merupakan poros yang diambil sudut mengarah kedepan sebesar
34,92 derajad dari garis tengah. Garis pinggir sudut sisi kiri dan kanan akan ditarik hingga
sejauh minimal 100 meter ke arah depan (lapangan pendaratan). Tepi garis sudut itu diberi
warna putih dengan lebar 5 cm sebagai tanda bagian luar dan dalam. Cakram yang dinilai
merupakan cakram yang jatuh di area dalam sudut.

LEMPAR LEMBING

Pengertian

Lempar lembing atau javelin throw merupakan cabang dari olahraga atletik yang memusatkan
pada kekuatan otot lengan untuk melemparkan lembing atau sejenis tombak dengan material ringan
dan ujung logam. Tujuan dari olahraga ini adalah untuk melemparkan lembing sejauh mungkin.

Sejarah

Lempar lembing diyakini sudah diperkenalkan selama ajang Olimpiade Kuno sebagai bagian dari
pentathlon pada 708 SM. Selanjutnya, olahraga melempar ini kembali muncul di Jerman dan Swedia
pada tahun 1870-an. Hingga pada akhirnya menjadi bagian dari cabang olahraga atletik Olimpiade
modern sejak 1908 untuk pria dan 1932 untuk wanita.

Peraturan dan Permainan

Teknik Memegang Lembing

1. Gaya Amerika (American grip). Teknik pegangan paling umum yang bisa Anda lakukan
dengan memegang lembing dengan bagian tali di antara ibu jari dan jari telunjuk. Telapak
tangan dan sisa jari lainnya menggenggam seperti biasa.
2. Gaya Finlandia (Finnish grip). Hampir mirip seperti gaya Amerika, namun Anda perlu
mengulur jari telunjuk agak ke belakang untuk kontrol. Sementara untuk mencengkram
bagian tali Anda lakukan dengan ibu jari dan jari tengah.
3. Gaya penjepit (V-grip). Biasa disebut sebagai gaya tang, karena Anda akan menjepit lembing
di antara jari telunjuk dan jari tengah. Sementara, ibu jari, jari manis, dan jari kelingking
memegang santai lembing.

Teknik Membawa Lembing

 Mulailah dengan memegang lembing di atas bahu, dengan posisi siku harus mengarah ke
depan. Kemudian arahkan ujung lembing ke arah area lemparan dengan kemiringan sekitar
40 derajat.
 Saat melakukan langkah pertama, posisikan pinggul Anda tegak lurus dengan area target.
Pemula umumnya akan mengambil 10 kali langkah lari sebelum melempar, sementara atlet
bisa melakukan 13 hingga 18 kali langkah.
 Selama berlari, pastikan Anda pertahankan posisi lembing seperti pada gerakan awal.
 Jika telah mencapai langkah terakhir, putar kaki yang berlawanan dengan tangan Anda yang
memegang lembing dan arahkan pinggul ke target Anda.
 Lakukan gerakan kaki menyilang, sambil menarik lembing ke belakang. Posisikan badan
condong ke belakang sambil meluruskan lengan dan bahu untuk bersiap melempar

Aturan Lempar Lembing

 Tidak diperbolehkan menggunakan taping untuk merekatkan dua atau lebih jari yang
membantu atlet dalam melempar, termasuk untuk penggunaan sarung tangan.
 Setiap atlet hanya memiliki waktu satu menit untuk melakukan lemparan. Jika mencapai 15
detik terakhir dan atlet belum melempar, wasit akan mengibarkan bendera kuning sebagai
peringatan. Jika melebihi batas waktu, poin atlet tidak akan dihitung.
 Selama melakukan ancang-ancang, atlet harus tetap berada dalam area landasan. Dilarang
untuk menyentuh sela-sela atau tanah yang berada di luar landasan.
 Atlet harus melempar lembing ke bagian atas lengan lempar dan tidak boleh melewati garis
batas lengkungan lemparan.
 Pelanggaran terjadi jika pelempar berputar sepenuhnya sehingga bagian punggung
mengarah ke area pendaratan lembing. Atlet tidak boleh memutar badan pada tahap
apapun sampai lemparan dan pendaratan selesai.
 Lembing harus mendarat dalam area pendaratan dan hanya perlu membuat tanda pada
permukaan tanah, tidak perlu hingga menempel atau melubangi rumput.
 Atlet umumnya akan melakukan tiga kali percobaan melempar lembing dalam sebuah
kompetisi. Pada beberapa kasus, atlet bisa melakukan hingga enam kali percobaan.
 Wasit akan menentukan pemenang dengan kriteria lemparan yang sah dan memperoleh
jarak terjauh.
 Jika terdapat seri, kedua atlet akan melakukan sekali percobaan lagi. Atlet yang mendapat
lemparan terbaik pada percobaan ini keluar sebagai pemenang.

Spesifikasi Alat

 Spesifikasi lembing. Lembing merupakan tombak dari kayu atau logam dengan ujung logam
yang tajam, serta sebuah pegangan tali padanya. Bobot lembing setidaknya 800 gram
dengan panjang 2,6-2,7 m untuk pria dan bobot minimal 600 gram dengan panjang 2,2-2,3
m untuk wanita.
 Landasan lempar lembing. Tempat untuk melakukan awalan minimal berjarak 30 m, tetapi
pada beberapa kondisi panjang bisa menjadi 36,5 m. Lebar landasan adalah 4 m, dengan
lengkungan lemparan yang berupa garis memiliki radius 8 m sebagai batas akhir sebelum
melemparkan lembing.
 Area pendaratan lembing. Sektor pendaratan ditandai dengan busur pada lapangan rumput
dengan sudut 28,96 derajat

Anda mungkin juga menyukai