Cara Memegang
Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau
mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang
tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu
jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari
telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan
jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan
lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan
penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau
mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk
memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu
dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing
serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang
dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan
pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong
tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari
telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.
1. Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan
lembing.
2. Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat
lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram.
3. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
4. Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
5. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung
lemparan
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa
lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.
1. Peralatan lembing
Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan
(3) tali pegangan.
Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata
lembing yang runcing.
Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak
melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus
sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat
untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m
dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4
m.
Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan
jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau
terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang
ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m.
Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
Olah raga lempar lembing merupakan cabang olahraga atletik, dimana atlet dari melemparkan
lembing atau tombak pada lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan. Lembing yang
digunakan dalam olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya terdapat mata
lembing yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu mata lembing yang
berbentuk runcing, badan lembing, dan tali pegangan pada lembing. Pada olahraga lempar
lembing, panjang dan berat lembing yang digunakan berbeda, untuk putra panjangnya 2,6
sampai 2,7 meter dengan berat 800 gram. Sedangkan untuk putri panjang lembing adalah 2,2
sampai 2,3 meter dan beratnya 600 gram. Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa
teknik yang harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara
membawa lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
Cara Finlandia: antara kedua jari tengah dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang
balutan lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya.
Cara Amerika: antara kedua jari telunjuk dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang
balutan lembing.
Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan
telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak serong ke arah bawah.
Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan
telinga, tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan serong ke atas.
Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan dengan mata
lembing diarahkan ke depan serong atas.
1. Cara Memegang
Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau
mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang
tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu
jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari
telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan
jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan
lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan
penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau
mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk
memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu
dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing
serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang
dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan
pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong
tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari
telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa
lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.
Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas
bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara
membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian
lembing lainnya.
Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis
atau jalur paralel.
Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau
anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku
terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu
semua.
Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan
mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga
punggungnya membelakangi sektor lemparan.
Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang
dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari
belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.
1. Peralatan lembing
Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan
(3) tali pegangan.
Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata
lembing yang runcing.
Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak
melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus
sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat
untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m
dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4
m.
Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan
jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau
terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang
ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m.
Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
Olah raga lempar lembing merupakan cabang olahraga atletik, dimana atlet dari melemparkan
lembing atau tombak pada lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan. Lembing yang
digunakan dalam olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya terdapat mata
lembing yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu mata lembing yang
berbentuk runcing, badan lembing, dan tali pegangan pada lembing. Pada olahraga lempar
lembing, panjang dan berat lembing yang digunakan berbeda, untuk putra panjangnya 2,6
sampai 2,7 meter dengan berat 800 gram. Sedangkan untuk putri panjang lembing adalah 2,2
sampai 2,3 meter dan beratnya 600 gram. Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa
teknik yang harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara
membawa lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
Cara Finlandia: antara kedua jari tengah dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang
balutan lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya.
Cara Amerika: antara kedua jari telunjuk dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang
balutan lembing.
Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan
telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak serong ke arah bawah.
Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan
telinga, tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan serong ke atas.
Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan dengan mata
lembing diarahkan ke depan serong atas.
Peraturan perlombaan lempar lembing meliputi peraturan alat yaitu bahan dan ukuran lembing,
Lapangan lempar lembing, dan peraturan-peraturan cara melakukan lempar lembing . Berikut
rincian keterangan dari peraturan-peraturan yang ada dalam cabang lempar lembing:
Ada 3 bagian lembing, yaitu badan lembing terbuat dari kayu atau metal, mata lembing terbuat dari
metal, dan tali dan pegangan lembing yang melilit di titik tengah lembing yang menjadi pusat
gravitasi lembing.
b. Ukuran lembing
d. Lintasan awalan
e. Lengkungan lemparan
Lengkungan lemparan harus dibuat dari kayu atau metal dengan di cat putih dengan lebar 7 cm,
posisi datar dengan tanah, dan berbentuk busur atau lengkungan dari lingkaran yang berjari-jari 8
meter. Garis 1,5 meter dibuat dari titik temu garis lintasan awalan dengan lengkungan lemparan,
menyiku keluar.
f. Sudut Lemparan
Dibentuk dengan dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkungan lemparan dengan sudut 29
derajat dan memotong kedua ujung lengkungan lemparan. Tebal garis sector 5 cm.
sebagai berikut.
b. Perlengkapan pemain
Setiap tim harus menggunakan seragam softball dan topi yang bernomor, serta alat lain untuk
penjaga.
1. Pemain penjaga memakai glove (semacam sarung tangan) yang terbuat dari kulit agak
tebal, berukuran 38 × 38 cm dan beratnya 283 gram. Untuk penjaga belakang atau
Catcher, selain memakai glove juga mengenakan pelindung muka atau kepala yang
disebut masker/face mark dan pelindung badan yang disebut body protector.
2. Bola terbuat dari kulit yang di dalamnya terdiri atas campuran gabus dan karet.
Lingkaran bola 30 cm dan berat bola 190 gram.
3. Alat pemukul atau stick yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan
oleh PB PERBASASI yang panjangnya tidak lebih dari 40 cm.
b. Permainan
1. Untuk menentukan siapa yang menjadi regu penjaga (home team/HT) dan siapa regu
pemukul (visiting team/VT) harus dilakukan undian (toss) dengan uang logam.
2. Permainan dilakukan sebanyak tujuh inning. Untuk pertandingan antarsekolah dapat
dibatasi dengan waktu 1½ jam, tetapi dengan catatan sesudah mencapai 5 inning
penuh (perjanjian setempat).
3. Apabila suatu regu tidak datang di lapangan pada waktu bertanding, regu tersebut
dinyatakan kalah, dan regu yang menang dapat nilai 7- 0.
4. Nilai tidak dihitung jika terjadinya bersamaan dengan terjadinya out yang ke-3 di first
base atau di katuk di tempat lain (sebelum mencapai base).
c. Pitching
1. Pitcher harus berdiri di pitcher's plate atau kedua kaki cukup menyentuh plate dengan
tumit ujung kaki.
2. Pitcher harus menghadap ke batter.
3. Pitcher harus memegang bola jika akan melakukan pitching dan harus di depan badan.
4. Pada waktu melakukan pitching, pitcher hanya boleh melangkah satu langkah ke
depan/ke arah batter dan gerakan harus simultan.
5. Putaran lengan hanya satu kali (ke belakang).
6. Pitcher hanya boleh menahan bola selama 30 detik.
7. Antarkotak bola dengan glove paling cepat 2 glove.
8. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut di atas oleh pitcher, dinyatakan
ilegal pitch (tidak sah),
9. Jika terjadi ilegal pitch, bola dinyatakan mati, pelari dari base maju satu base,
pemukul (batter) memperoleh tambahan bola.
d. Batting
1. Pemukul harus berdiri di dalam batter's box, sebab jika salah satu kaki keluar dari
batter's box pada waktu pemukul bola dan kena, baik fair ball maupun foul ball, maka
dinyatakan mati (out).
2. Pemukul harus sesuai urutan pemukul atau harus sesuai dengan daftar pemain yang
ada di panitia.
3. Apabila terjadi out ke-3 (mati ke-3) pada waktu seorang batter belum menyelesaikan
gilirannya maka dia akan menjadi pemukul pertama pada inning berikutnya.
e. Strike
Strike dinyatakan kepada batter, apabila:
1. Pemukul berhasil atau tidak berhasil memukul bola dari pitcher yang masuk strike
zone maupun yang tidak termasuk strike zone; apabila hal itu terjadi pada strike III
dan ditangkap catcher, batter, dinyatakan out. Atau jika kurang dari 2 out, bola
dilepaskan oleh catcher dan first base ada pelari, batter dinyatakan out.
2. Foul tape yang ditangkap catcher.
3. Foul ball yang terjadi sebelum pukulan ke-3 dan tidak tertangkap oleh fielder
(penjaga).
4. Bola dari pitcher yang dipukul oleh batter tetapi tidak kena.
f. Sliding
Sliding, yaitu berhenti pada suatu base sambil mengerem dengan cara menjatuhkan badan ke
muka atau ke belakang agar sukar di-tick.
g. Mematikan lawan (men-tick)
Pelaksanaannya:
1. Tick sebelum pelari sampai di base (bola tidak boleh dilepas oleh penjaga).
2. Jika seorang berlari menuju suatu base maka cukup membakar atau menginjak base
yang akan dituju pelari.
3. Regu pemukul dinyatakan tiga kali mati, maka diadakan pertukaran posisi jaga
1. Setiap pelari dengan pukulan yang baik dan dapat kembali melampaui home base
mendapatkan nilai 1 (satu), pemain tetap ada di base (tidak keluar).
2. Bola dipukul melambung, langsung dinyatakan mati serta pelari lain harus kembali ke
base yang semula ditempati agar tidak dibakar basenya, pelari yang kembali dapat di-
tick.
3. Home run, terjadi apabila bola yang dipukul tidak dapat ditangkap, dengan nilai 2.
Terjadi masalah di lapangan, jika ada pemain yang melakukan gerakan yang salah
pada saat melambungkan bola atau ada pemain mengganggu.
Apabila terjadi angka seri sampai inning 7 maka pertandingan dilanjutkan dengan
inning, dan jika masih seri serta kondisi tidak memungkinkan maka pertandingan
diulang.
Tim yang menolak bermain pada waktu yang sudah ditentukan atau play ball maka
dinyatakan kalah 7–0.
Time out 1 kali setiap inning selama 1 menit.
3. Faktor Keselamatan
Untuk faktor keselamatan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam permainan softball,
yaitu:
Setiap tim berpakaian softball dan cap. Di depan pakaian dituliskan nama daerah atau
klub, sedangkan di belakang nomor punggung.
Pemain penjaga memakai sarung tangan (glove) yang dibuat dari kulit agak tebal
dengan ukuran ± 283,33 gram. Untuk pemain belakang atau catcher dilengkapi juga
pelindung muka (face masker), pelindung kepala (head masker), dan pelindung badan
(body protector).
Pemukul (stick) sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh PB Perbasasi, yaitu
kayu dengan panjang ± 40 cm.
Bola dibuat dari kulit berwarna putih dengan ukuran berat ± 190 gram dengan keliling
bola 30 cm.
Lapangan permainan softball berbentuk segi empat dengan ukuran panjang sisi-sisinya 16,67 meter.
Jarak dari pelempar (pitcher plate) ke homebase adalah 13,07 meter. Ukuran tempat pitcher
plate adalah 60x15 cm. Perlengkapan untuk penjaga adalah sarung tangan yang terbuat dari kulit
tebal seberat 283,33 gram. Untuk penjaga belakang, selain sarung tangan juga pelindung muka dan
kepala serta pelindung badan atau body protector. Bola terbuat dari kulit berwarna putih dengan
berat 190 gram, keliling bola sekitar 30 cm. Pemukul terbuat dari kayu sepanjang 40 cm. Dalam
permainan softball, masing-masing regu terdiri dari 9 pemain. Lapangan dilengkapi dengan empat
base atau home plate.
A. Pemain
4) Pemain juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu infielder dan oufielder.
B. Permainan
1) Untuk menentukan siapa yang menjadi partai penjaga (home team) dan siapa yang menjadi
partai
pemukul (visiting team), harus dilakukan undian atau toss dengan uang logam.
2) Permainan dilakukan dalam tujuh inning. Untuk pertandingan antarsekolah, dapat dibatasi
dengan
waktu 1.5 jam tetapi dengan catatan sesudah mencapai inning penuh (perjanjian setempat).
3) Apabila salah satu regu tidak datang di lapanan pada waktu pertandingan, regu tersebut
4) Nilai tidak dihitung bila terjadi bersamaan dengan terjadinya out di firstbase atau dikatuk di
5) infield fly rule (pukulannya melambung tinggi dan jatuh di sekitar lapangan segiempat, saat ada
pelari di first, atau first dan second atau first second dan thirdbase sebelum 2 outs).
Setiap pemain atau batter yang berhasil kembali ke home dengan selamat dan melalui jalan yang
benar, baik atas pukulannya sendiri maupun pukulan orang lain akan mendapatkan nilai satu.
Cara memegang bola bermacam0macam sesuai dari ukuran tangan (jari-jari) pemain. Jika jari
pemain tersebut besar dan panjang, dia dapat menggunakan pegangan dengan dua jari. Sebaliknya,
bila tangannya kecil dan jarinya pendek dia dapat menggunakan pegangan tida jari atau empat jari.
Taktik penyerangan (offensive strategy) dalam permainan softball merupakan siasat yang digunakan
oleh regu yang mendapat giliran memukul, baik secara individu maupun kelompok untuk menyerang
lawan dan berusaha untuk memperoleh nilai supaya dapat memenangkan pertandingan. Taktik
penyerangan yang sering dilakukan oleh pemain adalah sebagai berikut:
Sacrifice Bunt adalah usaha battter melakukan pukulan ke arah first base, pitcher, atau third base
untuk membantu pelari menuju bas di depannya. Jika ada pelari pada base pertama, agar pelari
dapat mencapai base 2 maka batter mengarahkan pukulan ke arah base 1. Dengan demikian,
memaksa penjaga base 1 mengejar bola bunt tersebut, harapannya adalah penjaga base 1
terpancing mematikan pelari yang terdekat (batter) sehingga pelari pada base 1 dapat selamat
mencapai base 2. Apabila ada pelari pada base 1 dan 2 maka bunt diarahkan pada base 3, sehingga
third basement terpaksa memungut bola dengan harapan tidak terjadi force out ataupun double
play. Dengan demikian, pelari pada base 1 dan base 2 dapat selamat mencapai base berikutnya.
Hit and run adalah siasat yang dilakukan oleh batter untuk membantu agar base runner dapat maju
beberapa base di depannya dengan selamat. Taktik ini dilakukan apabila ada pelari di base 1 atau
ada pelari di base 1 dan 2. Taktik hit and run dapat dipergunakan jika tim telah unggul satu angka
sebelum terjadi dua out.
Teknik ini sangat tepat dilakukan pada saat pertandingan berlangsung ketat. Sacrifice fly harus
dilakukan oleh seorang batter yang baik karena harus memukul bola melambung ke arah outfielder.
Setelah bola dipukul jauh dan melambung ke arah outfielder, pelari pada base bersiap meninggalkan
base. Jika kemungkinan bola tidak tertangkap fielder, pelari dapat langsung menuju base di
depannya atau home. Tetapi, jika diperkirakan bola dapat ditangkap oleh fielder maka pelari siap
berada di base, bersamaan dengan bola menyentuh glove penjaga, langsung lari secepatna
mencapai base di depannya. Dengan demikian, batter out tetapi dapat memasukkan pelari.
Pada dasarnya strategi pertahanan adalah siasat atau usaha dari regu penjaga lapangan untuk
bertahan dan mematahkan atau menangkis serangan lawan, dengan jalan mematikan pelari,
ataupun batter, agar tidak dapat maju ke base di depannya dan tidak memperoleh nilai. Berikut ini
adalah beberapa strategi pertahanan dalam permainan softball.
Menguasai Pelari
Strategi ini dilakukan dengan cara masing-masing pemain menjaga pelari agar tidak dapat
melanjutkan ke abse di depannya.
Yang dimaksudkan dengan mematikan dengan pasti adalah seorang pemain harus jeli untuk memilih
pemain lawan yang lebih mudah atau paling mudah dimatikan.
Yang dimaksudkan dengan mematikan lebih dari satu adalah seorang pemain mencoba mematikan
lebih dari seorang pemain lawan.
Force out terjadi jika penjaga lapangan menyentuh base dengan membawa bola sebelum pelari
dapat mencapai base yang dituju.
Menjaga Pukulan Menahan (Bunt)
Yang dimaksudkan adalah bagaimana agar penjaga lapangan dapat menangkap bunt tanpa
meninggalkan base terlalu lama.
Yang dimaksudkan adalah bagaimana agar penjaga dapat menentukan arah bola lambung dan siapa
yang harus menangkapnya.
Apabila pemain lawan melakukan strategi steal, yang harus dilakukan adalah bergerak ke arah base
dan menyebutkan "steal".
Ketika bola berada di daerah outfield, cara paling baik untuk melemparkan kembali bola ke arah
infield adalah melakukan relay dengan beberapa pemain.
Yang dimaksud adalah jika ada pelari yang akan membuat nilai, sebelum diterim catcher bola
dipotong oleh pemain lain di depan home plate.
Double Play adalah membuat 2 pemain mati dalam satu rangkaian permainan.
Permainan softball mempunyai beberapa peraturan, antara lain peraturan tentang perlengkapan,
peraturan alat, dan peraturan permainan. Beberapa peraturan permainan softball adalah:
a. Lapangan Softball
b. Perlengkapan permainan
1. Setiap pemain harus memakai kostum dengan ketentuan di depan baju ditulis nama daerah
dan di belkang nomor punggung.
2. Glove Glove semacam sarung tangan yang terbuat dari kulit agak tebal dengan ukuran 284
gram. Digunakan untuk pemain penjaga. Sedangkan bagi penjaga home base (catcher) selain
memakai glove juga mengunakan alat pelindung
3. Bola. Bahan bola softball terbuat dari kulit atau yang sejenisnya berukuran berat 190 gram
4. Kayu pemukul. Pemukul (stick) terbuat dari kayu atau bahan yang sejenis berbentuk bulat
panjang dengan bagian tempat pegangan lebih kecil. Ukuran stick softball adalah:
c. Jumlah pemain
Jumlah pemainsoftball setiap regunya ada 9 orang yang dipimpin oleh seorang kapten regu dengan
susunan pemain:
1 orang pitcher’s
2 orang catcher’s
3,4,5 base man
6 shortstop, short fielder
7,8,9 left fielder, middle fielder, dan right fielder.
d. Wasit (Umpire)
dalam permainan softball terdapat 4 orang wasit, base umpire . 1 0rang wasit kepala, base umpire
sebanyak 3 orang dengan posisi sebagai berikut:
e. Cara bermain
1. Pada regu yang mendapt giliran untuk memukul, setiap permainan mendapat kesempatan 3
kali memukul dengan ketentuan 3 kali memukul. Dengan ketentuan bila pukulan pertama
dank e dua strike maka pemain yang bersangkutan harus lari
2. Urutan pemukul ditentukan oleh nomor urut yang telah ditentukan sebelum bermain
3. Pemukul yang pertama tidak boleh dilalui pemukul yang kedua, pemukul kedua tidak boleh
dilalui pemukul ketiga, dan seterusnya
4. Setiap base hanya boleh di isi oleh satu orang pemain
5. Pada waktu bola dalam permainan, bebas mengadakan gerakan kecuali bila pitcher sudah
siap untuk melemparkan bola kepada pemukul.
6. Pada waktu akan di tick, pelari tidk boleh menghindari berlari ke luar atau ke dalam lebih
dari batas.
F. Strike
g. Lari Bebas
Cara mematikan dapat dilakukan dengan cara di tick sebelu pelari mengenai base. Pada waktu men-
tick bola tidak boleh dilepaskan atau terlepas dari tangan. Kecuali dalam keadaan lari cukup dengan
membakar base, yaitu sambil memegang bola, menginjak base yang dituju pelari. Bertukar tempat
dilakukan setelah tiga kali mati.
i. pembantu
Dari masing-masing regu mempunyai dua orang pembantu yang berpakaian serangam dengan
regunya. Kedua pembantu itu kerjanya member petunjuk kepada pemukul dan pelari base.
Tempatnya di tempat pembantu yaitu satu orang di sebelah kiri dan satu orang lagi di sebelah kanan.
1. Setiap pelari dengan pukulan baik dan dapat kembali dengan selamat mendapat nilai satu.
2. Setiap pelari yang menuju base harus ada pada base atau menginjak base, tidak boleh lewat
begitu saja. Jika dilewati maka boleh di-tick . hanya pada base pertama boleh lewat. Tetapi
tidak berpura-pura, maksudnya untuk bisa lewat di base yang kedua.
3. Jika ada bola yang ditangkap dari hasil pukulan, maka si pemukul dinyatakan mati. Para
pelari masing-masing kembali ke basenya dengan cepat agar basenya tidak dibakar oleh
penjaga
4. Pelari yang kembali dapat dimatikan
5. Pelari yang sudah dimatikan tidak dapat melanjutkan perjalanannya
6. Home run.
Jika memukul dan dapat kembali ke home base dapat selamat, maka ia mendpat nilai 6 dan setiap
base lawannya mendapat nilai satu