Anda di halaman 1dari 4

ATLETIK

LEMPAR LEMBING

A. Sejarah Lempar Lembing


Lempar lembing berawal pada zaman kuno dan sangat erat hubungannya dengan
beraneka ragam teknik lempar. Di zaman dahulu lemparan dilakukan dengan berbagai cara:
berdiri, dengan ancang-ancang, dengan satu dan dua tangan, untuk mengenai suatu sasaran.
Lembing lama terbuat dari kayu dengan ujung dari besi. Bahan ini dirasakan terlalu berat,
untuk itu kemudian diganti dengan kayu ringan dari Swedia. Perkembangan selanjutnya adalah
ditemukan lembing modern terbuat dari logam dan serat kaca (fiberglass). Selama berpuluh-
puluh tahun pelempar lembing dari Finlandia menjuarai perlombaan lempar lembing. Dari tahun
1914 sampai tahun 1938 rekor dunia hampir hanya diperbaiki oleh atlet Finlandia.

B. Teknik Lempar Lembing


1. Latihan memegang lembing
Ada dua cara memegang lembing yang banyak digunakan oleh pelempar lembing, yaitu:
a. Cara Finlandia
1) Jari tengah melingkari pegangan lembing pada bagian tepi belakang dan bersentuhan
dengan ibu jari yang lurus memegang di tempat itu juga.
2) Jari telunjuk memegang lembing di belakang pegangan agak lurus dan segaris
dengan lengan.
3) Dua jari yang lain berimpit dan melingkari pegangan lembing agak renggang dengan
jari tengah. Dengan cara ini tarikan pada bagian tepi belakang pegangan lembing
dilakukan oleh jari tengah.

b. Cara Amerika
1) Jari telunjuk memegang bagian tepi belakang pegangan lembing.
2) Ibu jari dalam keadaan lurus diletakkan pada lembing di belakang tepi pegangan.
3) Tiga jari yang lain berimpit agak renggang dengan jari telunjuk memegang pada
pegangan lembing. Dengan cara ini yang memegang peranan dalam melempar adalah
jari telunjuk
Pelempar dapat memilih cara mana yang cocok baginya. Cara manapun yang dipilih oleh
pelempar harus dapat memberikan pegangan yang nyaman, dapat mengendalikan jalan
serta arah lemparan pada lembing dengan tepat, dan dapat menyalurkan tenaga pada
lemparan dengan tepat pula.

2. Latihan membawa lembing


Ada tiga cara membawa lembing sewaktu melakukan awalan. Pelempar dapat memilih
salah satu yang sesuai dengannya.
a. Dibawa di atas bahu dengan mata lembing mengarah serong ke atas. Cara ini umumnya
digunakan oleh yang menggunakan awalan dengan gaya jingkat atau gaya Amerika atau
American Hop
b. Dibawa di muka bahu dengan mata lembing mengarah serong ke bawah. Cara ini
banyak digunakan oleh pelempar yang menggunakan awalan langkah silang atau gaya
Finlandia
c. Dibawa dengan mata lembing di bawah. Lengan kanan yang memegang lembing lurus
ke bawah, mata lembing arahnya serong ke atas, ekor lembing dekat tanah. Cara
membawa lembing ini untuk memudahkan pelempar memperoleh posisi siap melakukan
lemparan setelah melakukan awalan

3. Latihan lempar lembing


a. Awalan
Awalan dapat dilakukan dengan berlari sebanyak 13 langkah, kemudian ditambah lagi
dengan 3 langkah untuk persiapan dan melaksanakan lemparan. Dari 13 langkah ini,
terbagi menjadi dua bagian, yaitu 7 langkah dilakukan dengan 1/3 kecepatan dan 6
langkah dengan 3/4 kecepatan, pembagian ini hanya sekedar untuk pedoman saja, tetapi
pada prakteknya boleh dikurangi arau ditambah jumlah langkahnya.
b. Saat langkah jingkat
Setelah mengambil awalan lari, kemudian pada langkah ke-5, saat kaki kanan sampai
pada tanda yang kedua, tangan kanan meluruskan lembing ke belakang bawah.
Kemudian pada saat kaki kiri melangkah, mulai dari kaki kanan melakukan Jingkat
dengan langkah lebar/panjang ambil menarik badan ke samping, Gerakan jingkat
dilakukan dari mulai langkah ke-5 sampai langkah ke-7, atau dilakukan kurang lebih 2
sampai 4 langkah

c. Sikap melempar
Pada sikap ini dimulai dari tangan kanan yang membawa lembing, kemudian lembing
dijulurkan langsung dari atas pundak di belakang badan. Kaki kiri dilangkahkan jauh ke
depan, badan diputar ke kanan bersamaan dengan gerakan lembing ke belakang.
Langkah ketiga dengan kaki kanan merupakan langkah untuk melempar lembing ke atas
serong ke depan, dengan sudut lemparan kurang lebih 40 derajat. Lembing dilepas di
atas, agak ke muka sedikit dari pundak kanan.

d. Lepasnya lembing
1) Begitu kaki kiri mendarat dengan ujung kaki menjurus ke arah lemparan, kaki kanan
diputar dan digerakkan ke atas muka. Panggul diputar ke kiri dan badan ditegakkan.
2) Lembing terangkat ke atas, siku dibengkokkan sedikit, dengan gerakan ini lemparan
sudah dimulai. Lengan kiri dibawa ke samping, boleh lurus atau bengkok dan kepala
sudah menghadap ke arah lemparan lembing.
3) Badan ke depan, bersama dengan penekukan siku kanan, siku ini mendahului tangan
yang memegang lembing. Dengan didahului oleh siku kanan lembing dapat
dilemparkan sekuat-kuatnya.
4) Lepaskan lembing kira-kira di atas dan agak ke depan sedikit dari pundak kanan.

e. Sikap akhir melempar lembing


Untuk dapat menjaga keseimbangan, setelah melepaskan lembing yaitu saat kaki kanan
dilangkahkan ke depan, menggunakan posisi kaki kiri yang diayun ke belakang, kaki
kanan ikut mengerem lajunya badan ke muka dengan jalan dipindahkan ke depan dekat
garis batas lemparan, dan kaki kiri ditarik lurus ke belakang atau agak ke samping kiri
4. Peraturan Perlombaan Lempar Lembing
a) Bahan/materi lembing
Ada tiga bagian lembing, yaitu mata lembing (terbuat dari metal), badan lembing
(terbuat dari kayu atau metal) dan tali pegangan lembing yang terletak melilit titik pusat
gravitasi lembing.
Ukuran lembing untuk putra dan putri:
1) Panjang lembing untuk putra : 2,6 - 2,7 meter
2) Panjang lembing untuk putri : 2,2 - 2,3 meter

b) Lintasan awalan
1) Lintasan awalan harus dibatasi garis 5 cm terpisah 4 meter
2) Panjang lintasan awalan minimal: 30 meter - maksimal 36,5 meter

c) Lengkung lemparan
Lengkung harus dibuat dari kayu atau metal, dicat putih lebar 7 cm, datar dengan tanah
sekeliling, dan merupakan busur (lengkungan) dari lingkaran yang berjari-jari 8 meter.
Garis 1,5 meter dibuar dari titik temu garis lintasan awalan dengan lengkung lemparan,
menyiku ke luar

d) Sudut lemparan
Dibentuk oleh dua garis dibuar dari titik pusar lengkung-lemparan dengan sudur 29
derajat memotong kedua ujung lengkung lemparan, tebal garis sektor 5 cm.

5. Peraturan-Peraturan Umum
1) Lembing harus dipegang pada tempat pegangan.
2) Lemparan yang sah, mata lembing harus menancap atau mengores tanah di sektor
lemparan.
3) Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh lengkung lemparan, atau garis
1,5 meter samping atau menyentuh tanah di depan lengkung lemparan.
4) Sekali pelempar mulai melempar, pelempar tidak boleh memutar badan sepenuhnya
sehingga punggung menghadap ke arah lengkung lemparan.
5) Lemparan harus dilaksanakan lewat di atas bahu.
6) Kesempatan lemparan yang diperoleh adalah sama seperti pada tolak peluru dan lempar
cakram, yaitu 3 kali kesempatan melempar

Anda mungkin juga menyukai