Anda di halaman 1dari 2

a.

Pegangan Cara Inggris (English Grip)


Raket dipegang dengan permukaan raket menghadap ke kiri dan ke kanan, hingga bagian tepi raket lurus dengan ujung huruf V yang dibentuk oleh pangkal ibu jari dan pangkal telunjuk.
Perhatikan kesalahan-kesalahan yang sering terjadi ketika memegang raket cara Inggris, yaitu: pegangan kurang kuat, posisi tangan tidak seperti menjabet tangan, pegangan tidak dilakukan oleh pangkal ibu jari dan
pangkal telunjuk, dan pergelangan tangan terlalu kaku.
b. Pegangan Backhand (Backhand Grip)
Raket dipegang dengan permukaan raket menghadap ke kiri dan ke kanan, tetapi raket diputar dengan putaran ke kanan, hingga ibu jari pemegang raket melekat atau menumpu pada bagian yang lebar daripada handle.
Perhatikan kesalahan-kesalahan yang sering terjadi ketika memegang raket cara backhand, yaitu: pegangan kurang kuat, posisi tangan telungkup, ibu jari tidak melekat di handle, dan pergelangan tangan terlalu kaku.
c. Pegangan “Gebuk/Geblek Kasur” atau Panci-Goreng (Frying Pan Grip)
Raket dipegang dengan permukaan raket menghadap ke kiri dan ke kanan, tetapi raket diputar dengan putaran ke kiri, hingga muka raket menghadap ke bawah/atas.
Perhatikan kesalahan-kesalahan yang sering terjadi ketika memegang raket cara “gebuk kasur”, yaitu: pegangan kurang kuat, posisi tangan tidak telungkup, ibu jari tidak melekat di handle, muka raket tidak menghadap ke bawah/atas,
dan pergelangan tangan terlalu kaku.
5. Analisis Keterampilan Gerak Pukulan Lob
Pukulan lob dalam bulutangkis sangat penting, oleh karena itu pemain harus bisa menguasai cara melakukan pukulan lob dengan baik dan berbagai variasi agar dapat mengatur serangan. Sikap dan cara yang benar dalam memukul adalah:
1) Posisi siap, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang.
2) Pandangan ke arah datangnya kok.
3) Raket di belakang kepala, siku dan bahu harus di atas.
4) Persentuhan terjadi di depan atas kepala.
5) Sasaran adalah garis belakang.
6) Gerak lanjut (follow through) sangat diperlukan agar siap untuk melakukan pukulan berikutnya.
6. Analisis Keterampilan Gerak choop dalam Bulutangkis
Pukulan choop dapat dilakukan melalui gerakan sebagai berikut:
1) Posisi siap, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang.
2) Pandangan ke arah datangnya shuttlecock.
3) Raket di belakang kepala, siku dan bahu harus di atas.
4) Persentuhan terjadi di depan atas kepala.
5) Sasaran adalah daerah paling depan dekat net pertahan lawan
7. Analisis Keterampilan Gerak Pukulan Smash
1) Posisi siap, kaki kiri di depan kaki kanan di belakang.
2) Pandangan ke arah datangnya kok.
3) Raket di belakang kepala, siku dan bahu harus di atas.
4) Persentuhan terjadi di depan atas kepala.
5) Sasaran adalah daerah kosong pertahanan lawan.
6) Pukulan harus dengan power yaitu kuat dan cepat
Analisis Keterampilan Gerak Lompat Tinggi
Melompat adalah gerakan-gerakan yang sering kita lakukan setiap hari. Baik itu lompat jauh maupun lompat tinggi untuk jarak yang sempit/rendah maupun melompat untuk jarak yang lebar/tinggi. Agar gerakan-gerakan
melompat yang kita lakukan dapat efektif, efisien dan bermanfat kita perlu menguasai/ mempelajarinya dengan baik dan benar.
a. Mengenal aktivitas olahraga atletik lompat tinggi
Tujuan lompat tinggi adalah melompat setinggi-tingginya dengan menggunakan cara yang benar. Alat dan perlengkapan yang berhubungan dengan nomor lompat tinggi adalah lintasan awalan, mistar, tiang
lompat, dan tempat mendarat/matras/kasur tebal/spon. Lintasan awalan lari panjangnya minimal 15 m, harus rata dan tidak licin. Mistar dapat dibuat dari kayu, metal atau fiber yang berbentuk bulat atau segitiga
dan berdiameter minimal
25 mm - 30 mm dengan permukaan datar atau rata. Kedua ujung berguna untuk meletakkan pada tiang penopang. Panjang mistar minimal 3,64 m dan maksimal 10 m. Beratnya minimal 2,2 kg. Kedua tiang yang
digunakan untuk penopang mistar harus kuat dan kukuh serta cukup tinggi dan dapat digunakan untuk mistar dengan jarak 5-10 cm. Tempat mendarat berukuran 4 x 5 m dan dapat ditutup dengan matras atau karet busa
sebagai alas pendaratan.
1. Gaya Gunting (Eastern cut of) Gaya gunting bisa dikatakan Gaya Sweney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih digunakan gaya jongkok. Tepatnya tahun 1880, selanjutnya tahun 1896 sweny mengubahnya dari gaya jongkok
menjadi gaya gunting. Diganti karena kurang ekonomis.
Cara melakukan: Si pelompat mengambil awalan dari tengah. Bila pelompat pada saat akan melompat, tumpuan pakai kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendarat (jatuh) dengan kaki lagi. Waktu di udara badan berputar ke kanan,
mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.
2. Gaya Guling sisi (Western Roll) Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, tidak dari tengah tapi dari samping.
3.Gaya Guling Perut (Straddle) Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil. Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan
kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk. Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah
kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.

a) Tahap Awalan (ancang-ancang)


Awalan yang digunakan dalam lompat tinggi adalah lari dengan langkah ganjil 7, 9, dan 15. Langkah-langkah itu harus aktif dan terkontrol
b) Tahap Persiapan
Pada langkah-langkah terakhir titik pusat badan (centre of grafity) direndahkan dengan pembengkokan kaki dalam-dalam langkah panjang dengan lincah dan pasti. Kaki yang dibengkokkan pada langkah sebelum terakhir
memungkinkan gerak maju kaki tolak
c) Tahap Tolakan kaki
Kaki tolak didorong kuat ke depan dengan mengajukan pinggang. Dari sinilah gerak mengangkat dimulai dengan titik berat badan melewati atas kaki penolak, sedangkan kaki ayun bergerak ke depan dan kaki tolak mulai mengayunkan
gerak ke atas dengan meluruskan lutut
e) Tahap Pendaratan
Pendaratan dimulai pada sisi kanan tubuh mengguling dengan bahu. Tujuannya adalah untuk menghindari cidera. Pendaratan dilakukan pada sisi tubuh dan mengguling terhadap bahu

1) Cara Pertama
Cakram dipegang dengan empat jari terbuka, ruas-ruas ujung jari menekuk menutupi pinggiran cakram, sedangkan ibu jari letaknya bebas pada cakram.
2) Cara Kedua
Cakram dipegang dengan empat jari, jari telunjuk dan tengah dirapatkan, ruas-ruas ujung jari menekuk pinggiran cakram, sedang ibu jari letaknya bebas pada cakram.
Tujuan : Memegang cakram kokoh-kuat untuk gerak percepatan dan menanamkan gerak rotasi yang benar pada saat cakram dilepaskan.
Sifat-sifat teknis :
(a) Cakram dipegang pada sendi akhir dari jari-jari. (1) (b) Jari–jari dibuka/sebar pada pinggiran cakram.
(c) Pergelangan-tangan rilex dan lurus. (2)
(d) Cakram bersandar pada dasar telapak tangan. (2) (e) Ibu jari menempel pada cakram. (3)
Kesalahan yang sering terjadi ketika memegang cakram adalah tidak memegang dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, dan tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan lakukanlah keterampilan yang sesuai dengan
tujuan gerak dari lempar cakram tersebut. Usahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.

Anda mungkin juga menyukai