Anda di halaman 1dari 15

LEMPAR LEMBING

Sejarah Olahraga Lempar Lembing

Beberapa pakar menyebutkan, lempar lembing diidentikkan dengan aktivitas berburu nenek
moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari
kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut.
Aktivitas lempar lembing baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika manusia memasuki
masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih kental dengan
aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau
perkotaan.
Olahraga lempar lembing juga tercatat dilakukan di beberapa peradaban klasik lainnya.
Seperti peradaban Cina dan Mesir (Egypt) Klasik. Namun, tidak sepopuler seperti di Yunani,
karena olahraga yang paling diminati di Mesir adalah renang dan memancing.
Dengan dasar ini kemudian disimpulkan, bahwa olahraga lempar lembing berasal dari
peradaban Yunani klasik, berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba.
Lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk
kompetisidiperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan melemparkan dari
peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk bagian dari Olimpiade kuno,
dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade modern pada tahun 1896. Lembing akhirnya
diatur oleh lintasan dan lapangan payung tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional
(IAAF).

1. Cara Memegang

Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau
mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang
tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu
jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari
telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan
jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan
lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan
penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau
mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk
memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu
dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing
serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang
dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan
pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong
tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).

Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari
telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.

Peraturan lomba lempar lembing

1. Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan
lembing.

2. Panjang lembing putra : 2,6 m 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m 2,3 m. berat
lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram.

3. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan

4. Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah

5. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung
lemparan

Cara membawa lembing


Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa
lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.

1. Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di samping


kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju
depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya
jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.

2. Membawa lembing Di bawah

3. Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata
lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat
dengan tanah.

4. Membawa lembing di depan dada


5. Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas
melewati pundak sebelah kanan.

B. PERSYARATAN SUATU LEMPARAN YANG SYAH

Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas
bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara
membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.

Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian
lembing lainnya.

Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis
atau jalur paralel.

Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau
anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku
terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu
semua.

Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan


mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga
punggungnya membelakangi sektor lemparan.

Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang
dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari
belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.

1. Peralatan lembing

Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan
(3) tali pegangan.

Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata
lembing yang runcing.

Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak
melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus
sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.

Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 2,7 m dan putri adalah 2,2 2,3 m. Berat
untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
2. Jalur Lari Awalan

Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m
dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4
m.

Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.

3. Garis Lengkung Lemparan


Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan
jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau
terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang
ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m.
Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.

Peraturan Umum Lempar Lembing

1. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan

2. Lemparan sah bila mata lembing menancap atau menggores tanah di sector lemparan

3. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar kaki menyentuh lengkungan lemparan,
atau garis 1,5 meter atau menyentuh tanah di depan lengkungan lemparan

4. Sekali mulai melempar, pelempar tidak boleh memutar sepenuhnya badannya,


sehingga punggung menghadap kea rah lengkungan lemparan.

5. Lemparan harus melewati di atas bahu

6. Jumlah lemparan yang diperbolehkan adalah sama seperti tolak peluru dan lempar
cakram.

LEMPAR CAKRAM
Sejarah Lempar Cakram
Berdasarkan cacatan sejarah bahwa lempar cakram adalah salah satu nomor atletik,
hal ini dapat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang berjudul Odyssy pada zaman
purba.
Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari atletik
adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman
prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu dikenal.
Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari
efisiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari,
kurang tangkas melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa
binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam.
Jadi sejak zaman prasejarah, manusia telah menyadari akan manfaat ketahanan
berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada sementara
orang yang menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua.

Pengertian Lempar Cakram


Olahraga lempar cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar yang utama
dalam atletik. Namun dalam perlombaan atletik indoor, nomor lempar cakram tidak
diperlombakan. Olahraga ini telah ada sejak olimpiade kuno. Dalam perlombaan lempar
cakram, atlet berlomba melemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin dengan
mengikuti peraturan yang berlaku. Dalam perlombaan atletik resmi, diberi kesempatan
melempar sebanyak tiga kali. Kemudian dari sejumlah atlet babak awal, akan dipilih delapan
atlet terbaik, yang akan diberi kesempatan tiga kali lagi. Lempar cakram diperlombakan bagi
laki-laki maupun perempuan.
Untuk dapat mendapatkan hasil lemparan yang jauh dengan teknik yang benar, maka
diperlukan latihan dasar dalam olahraga lempar cakram.

Adapun teknik dasar yang perlu dipelajari oleh seorang atlit, serta mahasiswa pada
umumnya adalah sebagai berikut :
1. Cara awalan yang baik dan benar. 2. Cara melemparkan cakram.
3. Cara mengukur hasil lemparan lempar cakram.
4. Peraturan keselamatan dalam melakukan lempar cakram.

2.3 Tehnik-Tehnik yang Digunakan Dalam Lempar Cakram


a. Cara Memegang Cakram
Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi
pelempar kanan) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat
jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi
cakram) sedangkan ibu jari bebas.
Gambar 2.3.1 (Teknik Memegang Cakram)
b. Gaya Dalam Lempar Cakram
1) Gaya samping
Sikap permulaan berdiri miring atau menyamping kearah sasaran, sesaat akan
memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri
(telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada
posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran,
setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak
kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.
2) Gaya belakang
Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan
kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung
telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah
lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan
mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap
lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri
diayun ke belakang.

c. Cara Melakukan Awalan Lemparan


Dengan cara melakukan awalan lempar pertama-tama dimulai dengan posisi pelempar
yang berdiri di belakang lingkaran dengan posisi punggung menghadap ke arah sektor
lemparan. Pelempar harus membuat beberapa kali ayunan cakram dengan lengan lempar
untuk membuat pertimbangan dan mengatur keseimbangan. Badan dan lengan yang
berlawanan dengan lengan lempar bergerak mengikuti gerakan lengan lempar.
Untuk tahap selanjutnya posisi badan masih berputar dan sedikit condong ke
belakang. Sampai saat ini kedua tungkai masih ditekuk dengan baik, tetapi ketika kaki kiri
membuat kontak dengan lantai tungkai kiri hampir diluruskan penuh. Sementara lutut kaki
dan pinggul meneruskan gerakan berputar ke arah lemparan dengan tepat, tariklah bagian atas
badan mengikuti perputaran ini. Pada keadaan seperti ini lengan kiri mulai dibuka ke samping
dan lengan kanan mulai mengayun berputar dengan gerakan cepat di dalam sebuah busur
yang lebar dan bergerak sedikit ke arah atas.
2.4 Sarana dan Prasarana yang Digunakan Dalam Lepar Cakram
a. Alat
Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari metal. Bingkai
berbentuk lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah cakram ada beban yang dapat
dilepaspindahkan.

b. Ukuran Cakram

1) Berat cakram untuk senior putra adalah 2 kg dengan diameter 219 mm 221 mm dan
tebal 44 mm hingga 46 mm.

2) Berat cakram untuk senior putri adalah 1 kg dengan diameter 180 mm - 182 mm dan
tebal 37 mm hingga 39 mm.
3) Berar cakram untuk junior pura adalah 1,25 kg dengan diameter 180 mm - 182 mm dan
tebal 37 mm - 39 mm.
4) Berar cakram untuk junior putri adalah 0,75 kg dengan diameter 145 mm - 170 mm dan
tebal 25 mm hingga 35 mm.

a. Lapangan Lempar Cakram

1. Diameter lingkaran untuk melempar adalah 2,50 meter.

2. Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen,
aspal, dan lain-lain. Ligkaran lemparan dikelilingi dengan sangkar (pagar kawat)
untuk menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton.

3. Bentuk huruf seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sector
lemparan dibatasi garis yang membentuk sudut 40 di pusat lingkaran.

2.3 Peraturan Dalam Lempar Cakram

1. Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran
lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh meninggalkan
lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah
lingkaran bagian dalam.

3. Pelempar boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan tetapi tidak
boleh menyentuh bagian atasnya.
4. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang
terdekat ketepi dalam balok.
5. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali,
kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final).
6. Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali
langsung final.
7. Lingkaran lemparan tersebut terbuat dari besi, baja atau bahan lain yang sesuai.
8. Bagian atasnya dipasang rata dengan tanah diluarnya, bagian dalam terbuat dari semen,
aspal atau bahan lain yang kokoh tetapi tidak licin permukaannya bagian dalam harus datar
lebih rendah 14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran. Ukuran garis tengah sebelah
dalam lingkaran lempar adalah 2,5 m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat
putih.
9. Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75 cm
pada kedua sisi lingkaran.

LOMPAT TINGGI

Sejarah LompatTinggi

Meskipun event lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada ollmpiade kuno,
kompetisi lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal
abad ke-19 tepatnya di Skotlandia dengan ketinggian 1,68 meter. Pada masa itu peserta
menggunakan metode pendekatan langsung atau teknik gunting.Lompat tinggi tidak
dilakukan secara sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai agar peserta
terhindar dari kecelakaan.Pada abad ke -19 peserta lompat tinggi mendarat dan jatuh diatas
tanah yang berumput dengan gaya gunting, yaitu dengan cara membelakangi . Gaya ini
ternyata banyak mengakibatkan cedera bagi para peserta.Sementara kini, lompat tinggi
dilakukan dengan mendarat di atas matras sehingga kecelakaan dapat di minimalisir. Atlet
lompat tinggi sekarang banyak menggunakan teknik fosbury flop.
Tujuan dari lompat tinggi agar dapat mencapai lompatan yang setinggi tingginya. Pada
lompat tinggi sama halnya dengan lompat jauh, yaitu memerlukan :

Awalan biasanya ancang ancang itu di pergunakan 3 langkah, 5 langkah dan 7


langkah dan sebagainya, serta langkah yang terakhir panjang dan berat badan
dibelakang.

Sikap badan saat berada di atas mistar

Sikap badan saat waktu jatuh dan mendarat.


Macam macam gaya pada lompat tinggi

1 gaya Gunting (Scissors)

Gaya gunting ini boleh dikatakan gaya Swenney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu)
masih digunakan gaya jongkok.Terjadi pada tahun 1880 permulaan abad ke 20. maka antara
tahun 1896 swenny mengubahnya dari gaya jongkok itu menjadi gaya gunting. Karena gaya
jongkok kurang ekonomis.

Cara melakukan:

Si pelompat mengambil awalan dari tengah


Bila si pelompat pada saat akan melompat, memakai tumpuan kaki kiri (bila ayunan kaki
kanan), maka ia mendart (jatuh) dengan kaki lagi.
Di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke
tempat awalan tadi.

2. gaya guling sisi (Western Roll)

Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila
kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, bdari tengah tapi dari samping

3. Gaya Guling (Straddle)


Cara melakukan :
Pelompat mengambil awalan dari samping atara 3, 5, 7, 9, langkah: Tergantung ketinggian
yang pentung dalam mengambi awalan langkahnya ganjil.
Pada saat akan melompat langkah yang terkhir panjang.
Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/kanan kedepan. Setelah kaki
ayun itu melewati mistar cepat badan balikkan, hingga sikap badan diatas mistar
telungkup.pantat usahaka lebih tinggi dari keoala, jadi kepala tunduk.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan
bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan
berakhir pada bahu dan berkhir dengan cepat.

4.Gaya Fosbury Flop


Cara melakukannya :
Awalan,haus dilakukan dengan cepat dan menikung/agak melingkar,dengan langkah untuk
awalan tersebut kira kira 7-9 langkah.

Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat tinggi yang lainny. Yakni
harus kuat dengan bantuan ayunan kedua tangan untuk membantu mengangkat
seluruh badan. Bila kaki tolakan menggunakan kaki kana, maka tolaka harus
dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu menolak kaki bersamaan dengan kedua
tangan keatas disamping kepala, maka badan melompat keaas dan membuwat putaran
180 derajat dan dilakukan bersama sama.

Sikap badan diatas mistar, Hendaknya sikap badan diatas mistar terlentang dengan
kedua kaki tergantung lemas, dan dagu agak ditarik ke dekat dada dan punggung
berada diatas mistar merupakan busur yang melenting.

Cara mendarat, mendarat pada karet busa dengan ukuran(ukuran 5 x 5 meter dengan
tinggi 60 cm lebih) dan di atasnya ditutup dengan matras sekitar 10 20 cm, dan yang
mendarat pertama kali adalah punggumg dan bagian belakang kepala.

Hal hal yang perlu diperhatikan :

1. Lari awalan yang terlalu cepat


2. Meluruskan kaki penolak terlalu jauh kedepan.
3. Gerak kombinasi kaki yang tidak sempurna.
4. Badan condong mendekati mistar.
5. Posisi tangan pada mistar terlalu tinggi.
6. Melewati mistar dalam posisi duduk.
7. Membuat lengkung badan terlalu awal.
8. Gerak terlambat dari gaerk angkat kaki akhir.
Hal hal yang harus di utamakan :
1. Lari awalan dengan kecepatan yang terkontrol.
2. Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak.
3. Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar.
4. Usahakan angkat vertikan pada saat take off/pada saat kaki bertolak meninggalkan
tanah.
5. Doronnglah bahu dan lengan keatas pada saat take off.
6. Lengkungkan punggung di atas mistar.
7. Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalm dari lutut kaki ayun
(bebas).
8. Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkung

Peraturan Perlombaan Lompat Tinggi


1) Mistar Lompat
Mistar dapat dibuat dari metal atau kayu, berbentuk bulat atau segitiga dengan diameter
minimum 25 mm dan maksimum 30 mm, dengan permukaan yang datar/rata pada kedua
ujung yang berguna untuk meletakkan pada papan penopang. Panjang mistar minimal 3.64 m
dan maksimal 4.00 m, berat maksimal 2.2 kg.
2) Lintasan Awalan dan Tempat Tolakan Kaki
Panjang awalan tidak terbtas, dengan panjang minimal 5 m.
3) Tiang Lompat
Untuk lompat tinggi semua tiang dapat dipakai asalkan kokoh, cukup tinggi, mudah
memasang/menaikkan mistar dengan 5 cm atau 10 cm.
4) Tempat Mendarat
Tempat mendarat minimal 4 x 5 m, dapat ditutup dengan matras lompat atau karet busa
pengalas lompatan.
5) Peraturan Lain
Sebelum perombaandimulai, juri akan mengummkan tinggi mistar pertama dan kenaikan
mistar. seorang pelompat boleh memulai melompat pada ketinggian mistar yang diinginkan di
atas tinggi mistar minimal/pertama. Tiga kegagalan lompatan berturut-turut, si pelompat tidak
berhak meneruskan perlombaan lagi. Tolakan kaki pada lompat tinggi harus dilakukan oleh
satu kaki.
6) Peserta
Peserta dapat berlomba tanpa atau memakai spikes dengan sol yang tidak boleh tebal lebih
dari 13 mm. Giliran pelompat diberikan 1,5 menit setiap lompatan . Bila tejadi lompatan yang
sama (tie), peserta dengan lompatan terkecil pada ketinggian dimana tie terjadi, dia
pemenangya. Bila tie ini masih sama, peserta dengan jumlah yang gagal terkecil dari
perlombaan, dia yang menang. Bila masih sama peserta yang jumlah lompatannya terkecil
dari seluruh perlombaan dia menang. Bila masih sama dan ini berkenan dengan penentuan 1
juara, harus bertanding lagi (jump off). Setiap peserta yang terlibat tie untuk menentukan
diberi hak melompat satu kali lagi pada ketinggian yang ia gagal. Dan bila tidak ada
keputusan, mistar akan diturunkan setiap 1 cm setiap lompatan, sampai tie ini dapat
dipecahkan.

LOMPAT JAUH
A. Pengertian Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling
populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.
Lompat jauh adalah suatu gerakan melompat ke depan atas dalam upaya membawa titik berat
badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan
dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat yang menggunakan tumpuan pada satu kaki
untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tujuan lompat jauh adalah untuk mencapai
jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah titik pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan
diukur dari papan tolakan sampai ke batas terdekat dari letak titik pendaratan yang dihasilkan
oleh bagian tubuh.

B. BENTUK LATIHAN

1. Lompat Jauh Gaya Jongkok (Gaya Orthodok)


Awalan
Berfungsi untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melompat.
Dilakukan dengan lari secepat-cepatnya dari jarak 40-45 m pada sebuah lintasan.
Tidak diperkenankan untuk merubah kecepatan dan langkah saat akan menolak pada papan
tumpuan.
Tolakan
Merupakan upaya pelompat melakukan tolakan pada papan tumpuan menggunakan kaki
yang terkuat dengan mengubah kecepatan horizontal ke kecepatan vertikal.
Saat kaki melakukan tolakan, posisi badan lebih ditegakkan, dan kaki belakang serta kedua
lengan diayunkan ke depan atas.
Urutan tolakan kaki pada papan tumpuan, dimulai dari tumit, telapak kaki diteruskan pada
ujung telapak kaki.
Di udara
Kedua lutut tertekuk
Kedua lengan di samping kepala
Saat akan mendarat kaki dan lengan diluruskan ke depan bersamaan berat badan di bawa ke
depan
Mendarat
Mendarat pada bak lompat diawali dengan kedua tumit kaki dan kedua kaki agak rapat.
Lutut tertekuk dan mengeper dalam posisi jongkok bersamaan berat badan di bawa ke
depan. Ke dua lengan di depan menyentuh tempat pendaratan serta pandangan ke depan.

2. Lompat Jauh Gaya Menggantung (Gaya Schnepper)


Dalam penggunaan teknik lompat jauh yang sebenarnya, perbedaannya terletak pada
teknik saat di udara, baik lompat jauh gaya jongkok maupun gaya menggantung.
Awalan
Lari secepat-cepatnya.
Tidak mengubah kecepatan dan langkah saat akan bertumpu pada papan tumpuan.
Tolakan
Saat kaki tumpu menolak pada papan tumpuan, posisi badan lebih ditegakkan.
Urutan tumpuan kaki menolak pada papan tumpuan, mulai dari tumit, telapak kaki
diteruskan pada ujung telapak kaki.
Gerak mengayun kaki belakang ke depan atas bersamaan dengan kedua lengan
Sikap di Udara
Badan melenting ke belakang
Kedua lengan lurus ke atas di samping telinga.
Kedua kaki hampir rapat di belakang badan.
Mendarat
Dari sikap di udara, kedua lengan luruskan ke depan.
Kedua lutut dan badan dibawa ke depan
Saat kedua kaki akan menyentuh tempat pendaratan, luruskan ke depan dan mendarat
dengan kedua tumit terlebih dahulu.
Saat kedua kaki mendarat kedua lutut mengepet dan berat badan dibawa kedepan.

3. Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in the Air)


Ancang-ancang
Tergantung tingkat prestasi, lari ancang-ancang beragam antara 10 lengkah (untuk pemula)
sampai 20 langkah (untuk atlet)
Tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sampai sebelum bertolak
Pinggang turun sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang
Tolakan
Ayunkan paha kaki bebas cepat ke posisi horizontal dan pertahankan
Luruskan sendi mata kaki, lutut dan pinggang pada waktu bertolak.
Bertolak ke depan atas
Melayang/Berjalan di Udara
Sesudah bertolak, tariklah kaki bebas ke bawah dan belakang
Pada saat yang sama, tariklah kaki yang bertolak ke depan dan ke atas.
Mendarat
Tariklah lengan dan tbuh ke depan-bawah. Tariklah kaki mendekati badan.
Luruskan kaki dan tekuk lagi sedikit sesaat sebelum menyentuh pasir.
Bila kaki telah mendarat di pasir, duduklah atas kedua kaki.

C. Teknik Lompat Jauh


Lompat jauh mempunyai empat fase gerakan, yaitu awalan, tolakan, melayang dan
mendarat serta terdapat tiga macam gaya yang membedakan antara gaya yang satu dengan
gaya yang lainnya pada saat melayang diudara. Uraian mengenai keempat fase gerakan dalam
lompat jauh adalah sebagai berikut:
Teknik atau kelangsungan dari gerakan lompat jauh dapat dibagi sebagai berikut:
1. Awalan atau ancang-ancang
Tujuan ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya
agar dorongan massa ke depan lebih besar. Latihan kecepatan awalan dapat dilakukan dengan
latihan-latihan sprint 10 - 20 meter yang di lakukan berulang-ulang. Panjang langkah, jumlah
langkah, dan kecepatan berlari dalam mengambil awalan harus selalu sama. Menjelang tiga
sampai empat langkah sebelum balok tumpu, seorang pelompat harus dapat berkonsentrasi
untuk dapat melakukan tumpuan dengan kuat. Dengan catatan tanpa mengurangi kecepatan.
Jarak ancang-ancang tergantung kematangan dan kemampuan berekselerasi atas
kecepatannya, dan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan ancang-ancang diperlukan
program latihan yang baik, dan juga ketepatan menumpu. Sebagai pelatihan pemberian jarak
ancang-ancang yang pendek dengan dimulai dari 5 langkah, 7 langkah, 9 langkah dan
seterusnya sambil memperhatikan kaki saat menumpu.
Panjang awalan untuk melaksanakan awalan lompat jauh tidak kurang dari 45 meter.
Cara melakukan awalan atau ancang-ancang lompat jauh sebagai berikut:
1) Lari ancang-ancang tergantung pada kemampuan masing-masing.
2) Tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum bertumpu atau
bertolak pada balok tumpu.
3) Pinggang diturunkan sedikitpada satu langkah akhir ancang-ancang.

2. Tumpuan atau tolakan


Merupakan suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang
sempurrna. Badan sewaktu menumpu jangan terlalu condong seperti halnya melakukan lari/
ancang-ancang. Tumpuan harus kuat, cepat dan aktif keseimbangan badan dijaga agar tidak
oleng/ goyang. Berat badan sedikit di depan titik tumpu, gerakan kaki menelapak dari tumit
ke ujung kaki, dengan tempo yang cepat. Gerakan ayunan lengan sangat membantu
menambah ketinggian dan juga menjaga keseimbangan badan.
Tumpuan atau tolakan kaki harus kuat agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa
kehilangan kecepatan maju. Kaki ayun digerakkan secara aktif agar membantu menaikkan
badan dan menjaga keseimbangan berat badan sedikit di depan titik tumpuan.
Cara melakukan tumpuan atau tolakan sebagai berikut:
1) Ayunkan paha dan kaki keposisi horizontal dan dipertahankan.
2) Luruskan sendi mata kaki,lutut, dan pinggang pada waktumelakukan tolakan.
3) Bertolaklah ke depan dan ke atas.
4) Sudut tolakan45 derajat.

3. Melayang diudara
Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan
keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara.
Untuk melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. Yang Pertama, Melayang dengan sikap
jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan
disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan.
Yang Kedua, Melayang dengan sikap bergantung cara melakukanya yaitu waktu menumpu
kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan
sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke depan yang kemudian ke-dua lengan
direntangkan ke atas. Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap terpelihara hingga
mendarat.

4. Mendarat
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat
adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan
sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu
sendiri. Untuk menghindarkan pendaratan pada pantat, kepala ditundukkan dan lengan
diayunkan ke depan sewaktu kaki menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampui titik
pendaratan kaki di pasir. Kaki tidak kaku dan tegang, melainkan lemas dan lentur. Maka
sendi lutut harus siap menekuk pada saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan waktu (timing)
yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai