MODUL PENGINDERAAN
SEMESTER 6
DISUSUN OLEH :
Nama : Khairunnisa
NIM : I1011161077
Kelompok :B
METODOLOGI
1.1.1. Alat
1.2.1 Alat
1. Gelas objek
2. Bak pewarnaan
3. Pembakar spiritus atau bunsen
4. Penjepit gelas objek
5. Masker
6. Handscoon
7. Slide dryer
8. Pipet tetes
9. Botol semprot
10. Tisu
11. Mikroskop
1.2.2 Bahan
1. Spesimen
2. Aquades
3. Carbol Fuchsin 0,3%
4. Asam Alkohol 3%
5. Methylen Blue 0,3%
6. Minyak emersi
2.3. Kultur
2.3.1. Alat-Alat
2.3.2. Bahan
1. Spesimen/hasil swab hidung
HASIL
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan 2 kali pewarnaan gram yaitu pewarnaan gram
dengan langsung menggunakan spesimen yang diambil dan pewarnaan gram
setelah kultur. Hasil pewarnaan gram yang tidak dikultur pada kelompok A 1
untuk laki laki ditemukan Staphylococcus dan perempuan ditemukan
Staphylococcus, sedangkan pewarnaan gram sesudah kultur didapatkan laki-laki
ditemukan Staphylococcus dan perempuan ditemukan Staphylococcus. Hasil
pewarnaan gram yang tidak dikultur pada kelompok A2 untuk laki laki tidak
ditemukan bakteri karena kesalahan dalam melakukan pewarnaan gram dan
perempuan ditemukan ditemukan coccus dan basil, sedangkan pewarnaan gram
sesudah kultur didapatkan laki-laki ditemukan Staphylococcus dan perempuan
ditemukan Staphylococcus. Hasil pewarnaan gram yang tidak dikultur pada
kelompok B 1 untuk laki laki ditemukan Staphylococcus aureus dan perempuan
ditemukan Staphylococcus aureus, sedangkan pewarnaan gram sesudah kultur
didapatkan laki-laki ditemukan Staphylococcus aureus dan perempuan ditemukan
Staphylococcus aureus. Hasil pewarnaan gram yang tidak dikultur pada kelompok
B 2 untuk laki laki tidak ditemukan bakteri apapun dan perempuan tidak
ditemukan bakteri apapun, sedangkan pewarnaan gram sesudah kultur didapatkan
laki-laki ditemukan Staphylococcus aureus dan perempuan ditemukan
Staphylococcus aureus. Hasil pewarnaan gram yang tidak dikultur pada kelompok
C 1 untuk laki laki ditemukan epitel kemungkinan karena proses pencucian yang
terlalu lama sehingga ada bagian yang ikut tercuci dan perempuan ditemukan
sejenis yeast dan bakteri basil yg tidak diketahui jenis bakterinya, sedangkan
pewarnaan gram sesudah kultur didapatkan laki-laki ditemukan Staphylococcus
aureus dan perempuan ditemukan staphylococcus dan bakteri basil yg tidak
diketahui jenis bakterinya. Hasil pewarnaan gram yang tidak dikultur pada
kelompok C2 untuk laki laki ditemukan Staphylococcus dan ditemukan
Staphylococcus, sedangkan pewarnaan gram sesudah kultur didapatkan laki-laki
ditemukan Staphylococcus aureus dan perempuan ditemukan Staphylococcus
aureus. Pada praktikum ini morfologi dari hasil kelompok A1 tidak ada, karena
kelompok 1 tidak melampirkan foto media agar sehingga tidak dapat
mengidentifikasi morfologinya. Morfologi dari hasil kultur pada media agar
kelompok A2 untuk laki-laki koloninya sirkular pada seluruh media agar,
marginnya entire, elevasinya kemungkinan raised dan perempuan koloninya
sirkular pada seluruh media agar, marginnya entire, elevasinya kemungkinan
convex. Morfologi dari hasil kultur pada media agar kelompok B1, C1 dan C2
untuk laki-laki koloninya sirkular pada seluruh media agar, marginnya entire,
elevasinya kemungkinan convex dan perempuan koloninya sirkular pada seluruh
media agar, marginnya entire, elevasinya kemungkinan convex. Sedangkan
morfologi dari hasil kultur pada media agar kelompok B2 untuk laki-laki
koloninya tak beraturan dan sedikit pada media agar, marginnya entire,
elevasinya convex dan perempuan koloninya sirkular pada seluruh media agar,
marginnya entire, elevasinya convex.
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-
fuchsin (fuchsin basa yang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air)
meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Bakteri tahan asam (BTA)
merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang
panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan
lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat
dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose,
Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan
Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang
dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga
digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium
tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan.1
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan
kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok
bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna
pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol
asam).Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak
tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan
carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna.2
Teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen, yaitu dengan menggunakan zat warna
carbol fuchsin 0,3 %, asam alkohol 3 %, dan methylen blue 0,3%. Pada pemberian
warna pertama, yaitucarbol fuchsin, BTA bersifat mempertahankannya. Carbol
fuchsin merupakan fuksin basa yang dilarutkan dalam larutan fenol 5 %. Larutan
ini memberikan warna merah pada sediaan dahak. Fenol digunakan sebagai
pelarut untuk membantu pemasukan zat warna ke dalam sel bakteri sewaktu
proses pemanasan. Fungsi pemanasan untuk melebarkan pori-pori lemak BTA
sehingga carbol fuchsin dapat masuk sewaktu BTA dicuci dengan larutan
pemucat, yaitu asam alkohol, maka zat warna pertama tidak mudah dilunturkan.
Bakteri kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menutup pori-pori dan
menghentikan pemucatan. BTA akan terlihat berwarna merah, sedangkan bakteri
yang tidak tahan asam akan melarutkan carbol fuchsin dengan cepat sehingga sel
bakteri tidak berwarna. Setelah penambahan zat warna kedua yaitu methylen blue,
bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru. 2
Tujuan pemberian carbol fuchsin 0,3% adalah untuk mewarnai seluruh sel
bakteri. Tujuan pemberian alkohol asam 3% adalah meluruhkan warna dari carbol
fuchsin, tetapi pada golongan BTA tidak terpengaruh pemberian alkohol asam
0,3% karena memiliki lapisan lipid yang sangat tebal sehingga alkohol sukar
menembus dinding sel bakteri tersebut dan warna merah akibat pemberian carbol
fuchsin tidak hilang. Tujuan pemberian methylen blue adalah memberi warna
background. 4
Mewarnai bakteri yang tahan terhadap asam digunakan cara pewarnaan
Ziehl Neelson. Pewarnaan Ziehl Neelson terdapat beberapa perlakuan dan zat
kimia yang diberikan. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri tetapi tidak
mengubah struktur sel bakteri. Perlakuan pencucian dengan menggunakan
aquades mengalir bertujuan untuk menutup kembali lemaknya. 4
Metode pewarnaan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu Ziehl-
Neelsen. Metode ini digunakan karena cukup sederhana dan mempunyai
sensitivitas serta spesifitas yang cukup tinggi. Spesifitas dan sensitivitas yang
tinggi sebenarnya dimiliki oleh metode fluorokrom. Bakteri yang terwarnai
menunjukkan warna yang kontras dengan lingkungannya dan tidak membutuhkan
perbesaran sampai 1000x sehingga bisa mempercepat waktu. Akan tetapi, alat
yang digunakan tidak ada yaitu mikroskop fluorescens.5
Larutan kimia yang digunakan pada praktikum kali ini adalah alkohol asam
3% , carbol fuchsin 0,3%, serta methylen blue 0,3% yang masing-masing
mempunyai fungsi antara lain asam alkohol digunakan sebagai peluntur, carbol
fuchsin mempunyai fungsi membuka lapisan lilin agar menjadi lunak sehingga cat
dapat menembus masuk ke dalam sel bakteri M. tuberculosis. Methylen blue
berfungsi sebagai cat lawan dan pada pemberian methylen blue pada bakteri akan
tetap berwarna merah dengan latar belakang biru atau hijau.6
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inokulum digoreskan ke permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan
jarum pindah (lup inokulum). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel
yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan
dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan
baik teknik inilah yang paling praktis.8
Bakteri dapat ditumbuhkan dalam suatu medium agar dan akan membentuk
penampakan berupa koloni. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok masa sel
yang dapat dilihat dengan mata langsung. Semua sel dalam koloni itu sama dan
dianggap semua sel itu merupakan keturunan (progeny) satu mikroorganisme dan
karena itu mewakili sebagai biakan murni. Penampakan koloni bakteri dalam
media lempeng agar menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat
dilihat dari bentuk keseluruhan penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni.
Koloni bakteri dapat berbentuk bulat, tak beraturan dengan permukaan cembung,
cekung atau datar serta tepi koloni rata atau bergelombang dsb. Pada medium agar
miring penampakan koloni bakteri ada yang serupa benang (filamen), menyebar,
serupa akar dan sebagainya. 12
Flora normal adalah mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa
menimbulkan penyakit pada inang yang ditempati. Tempat paling umum dijumpai
flora normal adalah tempat yang terpapar dengan dunia luar yaitu kulit, mata,
mulut, saluran pernafasan atas, saluran pencernaan dan saluran urogenital. Kulit
normal biasanya ditempati bakteria sekitar 102–106 CFU/cm2.10
KESIMPULAN