Anda di halaman 1dari 4

MINI RISET : TEKNIK ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA

SALURAN TELINGA LUAR MANUSIA (KULTUR SWAB TELINGA)


Adamalay Wardiwira, Ayu Prasetyaningrum, Nadya Shafira Devianti, Nafiatul Ilmi
Mahasiswa Program Studi S.Tr Teknologi Laboratorium Medik
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Woltermonginsidi No. 115, Pedurungan Tengah, Kec. Pedurungan, Kota Semarang,
Jawa Tengah 50192. Telp. 024 – 74602274

ABSTRAK
Tujuan dari mini riset praktikum isolasi swab telinga kali ini adalah untuk mengetahui teknik
isolasi bakteri dengan sample dari tubuh manusia, yang kelompok kami ambil adalah pada
bagian swab telinga dan menemukan flora normal yang ada didalam telinga tersebut. Flora liang
telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai Streptococcus pneumonia,
batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan kadang-
kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.
Kata kunci : Swab telinga, Bakteri, Mikroorganisme
ABSTRACT
The purpose of this mini research of ear isolation swab is to find out bacteria isolation techniques
with samples from the human body, the group we took was in the ear swab and found the normal
flora in the ear. The outer ear canal flora is usually the skin flora. Streptococcus pneumonia can
be found, gram-negative rods include Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus and
sometimes Mycobacterias aprofit. The middle and inner ear are usually sterile.
Keywords: ear swabs, bacteria, microorganism

PENDAHULUAN
Di tubuh manusia terdapat hubungan yang seimbang dengan host-nya
mikroorganisme yang menguntungkan dan (inangnya). Mikroba tidak hanya terdapat
merugikan. Meskipun seseorang mandi lima dalam lingkungan saja, tetapi juga di dalam
kali sehari dan rajin merawat kulit di salon tubuh manusia dan umumnya tidak
kecantikan, dijamin tak ada kulit yang seratus merugikan, mikroba inilah yang disebut flora
persen bebas dari mikroorganisme atau yang normal.
lebih dikenal dengan sebutan kuman. Tidak
hanya di kulit, mikroba terdapat diseluruh METODE PENELITIAN
bagian tubuh manusia baik di luar tubuh, Pada penelitian ini sampel yang
maupun dalam tubuh. seperti mulut, telinga, digunakan berupa swap telinga dari pasien
hidung maupun usus (Musjaya, 2012) bernama Adamalay Wardiwira, usia 19.
Media pertumbuhan bakteri yang digunakan
Flora normal atau mikrobiota adalah meliputi media blood plat agar (BAP),
kumpulan mikroorganisme yang umum manitol salt agar (MSA), Mac Conkey (MC),
ditemukan secara alamiah pada orang sehat nutrient agar (NA), dan antibiotik
dan hidup rukun berdampingan dalam novobiocin. Alat dan bahan yang digunakan
berupa ose bulat, objeck glass, rak, cawan Penanaman pada media NA dan MSA.
petri, bunsen berisi spirtus, korek api, Bakteri pada media BAP dipindahkan dan
inkubator, NaCl 085%, lidi kapas steril, ditanam pada media NA dan MSA dengan
autoclave, hidrogen peroksida (H202) 3%, cara digores zig-zag kemudian diinkubasi
aquades, crystal violet, lugol, alkohol 96%, selama 1x24 jam untuk kemudian diamati.
dan safranin.
Uji Koagulase. Uji ini dilakukan dengan
Prosedur Penelitian meliputi mencampurkan plasma darah dengan koloni
pengambilan sampel dari pasien dengan dari media BAP untuk kemudian diamati
menggunakan lidi kapas steril yang terbentuknya granula/presipitat.
dicelupkan kedalam Na-Cl 0,85% kemudian Uji Novobiocin. Koloni yang tumbuh
diswab memutar 360° satu kali pada saluran dari media NA (Nutrien Agar) kemudian
telinga luar secara aseptis. dibuat suspensi dengan kekeruhan 0,5 McF
Pengamatan Mikroskopis (Pewarnaan menggunakan NaFis, kemudian dengan
Gram). suspensi sampel yang telah dibuat kapas lidi steril digores pada media NA plate
kemudian dibuat goresan pada objeck glass, secara menyeluruh dan diletakan antibiotik
difiksasi, dan dilakukan pewarnaan gram. Novobiocin tepat di bagian tengah media.
Diamati dengan mikroskopis perbesaran Setelah itu diinkubasi 1x24 jam untuk
100x. kemudian dilihat dan diukur diameter yang
terbentuk.
Penanaman dan Pembiakan pada
Media BAP. Suspensi sampel kemudian HASIL
digores pada media BAP (Blood Agar Plate) Makroskopis Hasil
dan MC (MacConkey) yang kemudian Warna Putih keabuan
dilakukan inkubasi dengan keadaan terbalik Ukuran Kecil
pada suhu 370C selama 1x24 jam. Koloni Elevasi Cembung
bakteri yang tumbuh kemudian diamati Tepian Rata
secara makroskopis dilanjutkan dengan Bentuk Bulat
karakteristik mikroskopik melalui pewarnaan Tabel 1. Hasil pemeriksaan makroskopis bakteri
gram dari setiap koloni yang tumbuh baik
pada media BAP maupun MC. Mikroskopis Hasil
Penanaman bakteri pada media Bentuk Coccus
biokimiawi. Karena pada media McConkey Susunan Bergerombol
tidak tumbuh, maka tidak melakukan Warna Ungu
penanaman biokimiawi pada media cimon Gram Positif
citrat, SIM, TSIA, urea, gula gula yaitu Tabel 2. Pemeriksaan mikroskopis bakteri
glukosa, laktosa, dan maltosa.
Uji Hasil
Uji katalase dari media BAP. Uji BAP +
katalase dilakukan dengan penetesan H2O2 MC -
3% (Hydrogen Peroxide) pada object glass Biokimia -
yang sudah dibersihkan kemudian dicampur NA +
dengan koloni bakteri dari media BAP yang MSA +
sudah homogen dan diamati terbentuknya Uji Sensitivitas Sensitif
gelembung. Uji Katalase +
Uji Koagulase +
Tabel 3. Pemeriksaan uji pada media juga mengadakan fungsi differensial karena
mengandung karbohidrat mannitol, dimana
PEMBAHASAN beberapa Staphylococcus dapat melakukan
Pada hari pertama, dilakukan uji fermentasi, “phenol red” (pH indikator)
mikroskopis dari suspensi yang berasal dari digunakan untuk mendeteksi adanya asam
swab telinga bagian luar hasilnya ditemukan hasil fermentasi manitol. Staphylococcus ini
bakteri gram positif (+) yakni coccus memperlihatkan suatu zona berwarna kuning
berwarna ungu dan bergerombol. Kemudian di sekeliling pertumbuhannya,
ditanam pada media MacConkey dan Blood Staphylococcus yang tidak melakukan
Agar Plate dan diinkubasi selama 1 x 24 jam. fermentasi tidak akan menghasilkan
Pada hari kedua, setelah bakteri perubahan warna (Kusnadi, 2003). Hasilnya
diinkubasi ditemukan bakteri pada media adalah adanya pertumbuhan bakteri dengan
BAP ke-1 dengan ciri yang berwarna putih diikuti dengan perubahan warna pada media
keabuan, berukuran kecil, elevasi cembung, menjadi kuning. Hal ini dikarenakan bakteri
tepian rata, bentuk bulat. Sedangkan pada mampu untuk memfermentasikan manitol
media MacConkey tidak ditemukan adanya menjadi asam secara keseluruhan. Bakteri
bakteri atau bakteri tidak tumbuh, sehingga Staphylococcus aureus menghasilkan warna
tidak dilakukan uji biokimia. Yang artinya media menjadi kuning yang kemudian
bahwa di dalam spesimen tersebut tidak merubah warna indikator phenol red dari
ditemukan gram negatif. Kemudian merah menjadi kuning secara keseluruhan.
dilakukan pewarnaan gram kembali, Sedangkan bakteri Stahphylococcus
hasilnya pada media BAP ditemukan bakteri epidermidis menghasilkan koloni merah
dengan bentuk coccus ungu dan dengan tidak ada perubahan warna karena
bergerombol. Dilakukan pula uji katalase tidak dapat memfermentasikan manitol.
dengan guna mengetahui apakah Media MSA pada bakteri
Stahphylococcusepidermidis dapat tumbuh
bakteri ini termasuk golongan namun tidak dapat mengubah warna menjadi
Staphylococcus atau Streptococcus. Hasilnya kuning. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri
positif, terbentuk gelembung oksigen karena dalam specimen swab saluran telinga bagian
adanya pemecahan oleh enzim katalase luar termasuk gram positif, yaitu
Staphylococcus aureus. Selain dilakukannya
yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri. Hal
pengamatan pada media MSA, dilakukan
ini menandakan bakteri ini termasuk
juga uji novocobian/uji sensitivitas.
kedalam golongan Staphylococcus.
Pada hari ke-4, dilakukan pengamatan
Selanjutnya dilakukan penanaman pada
pada uji novobiosin setelah diinkubasi 1 ×
media Nutrien Agar dan Manitol Salt Agar
24 jam. Uji sensitivitas bakteri digunakan
untuk identifikasi lebih lanjut mengenai
untuk mengetahui tingkat kerentanan
spesies dari Staphylococcusyaitu aureus atau
bakteri terhadap antibiotic novobiocin.
saphropitycus ataupun epidermidis yang ada
Hasil pengamatan terhadap pengujian
pada sampel. Diinkubasi 1x24 jam.
antibiotic novobiocin oleh bakteri
Pada hari ke-3, dilakukan pengamatan Staphylococcus aureus, diperoleh zona
pada media MSA (media differensial) setelah hambat 20 mm dengan kerentanan sensitive.
diinkubasi 1 x 24 jam. MSA mengandung Hal ini sesuai dengan literatur yang didapat
konsentrasi garam tinggi (7,5% NaCl), yang bahwa hasil resisten didapat zona hambat 0-
dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan 16 mm dan hasil sensitive didapat zona
bakteri, kecuali Staphylococcus. Media ini hambat >16 mm. Berdasarkan hasil tersebut
antibiotic Novobiocin baik untuk
pengobatan pada penyakit yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa bakteri yang terdapat pada
specimen swab saluran telinga bagian luar
adalah gram positif yakni, Staphylococcus
aureus dan tidak ditemukan adanya gram
negatif pada sampel swab saluran telinga ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dewi amalia krishna. 2013. Jurnal Isolasi,
Identifikasi dan Uji Sensitivitas
Stapphylococcus aureus terhadap
Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing
Peranakan Ettawa (PE) Penderita Masistis
Di Wilayah Girimulyo, Kulon Progo,
Yogyakarta. FKH, UGM.

2. Coretan Pertama. 2014. Praktikum Uji


Sensitivitas. Diakses dari
http://160496sriut.blogspot.com/2014/10/
praktikum-uji-sensitivitas.html?m=1 pada
10 Desember 2019.

3. Catatan Kuliah Heri. 2010. Flora Normal.


Diakses dari http://catatankuliah-
heri.blogspot.com/2010/03/flora-
normal.html?m=1 pada 9 Desember 2019.

4. Mochammad Agus Krisno Budiyanto,


Dr.M.Kes. 2011. Patogenisitas
Mikroorganisme. Diakses dari
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/201
1/01/10/patogenisitas-mikroorganisme/
pada 9 Desember 2019.

Anda mungkin juga menyukai