BAB 1 PENDAHULUAN
2.3.4 AIDS............................................................................................................... 10
3.2 Prognosis..................................................................................................................................................13
3.6 Pengobatan..............................................................................................................................................16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... iv
BAB I
Imunologi – Defisiensi Imun Page 2 of 19
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Imunitas
Imunitas atau kekebalan merupakan sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengindentifikasi dan
Gangguan fungsi sistem imun yang umum yang biasanya ditemukan dalam keadaan difesiensi
imun diantara adalah :
Penyakit imun dapat ditimbulkan oleh karena tidak adanya fungsi spesifik
defisiensi imun atau aktivitas yang berlebihan.
b. Defisiensi Kualitatif
Defisiensi kualitatif dapat mengenai fungsi fagosit seperti kemotaksis,
menelan/ memakan dan membunuh mikroba intraseluler. Seperti : Chronic
Granulomatous Disease (CGD); Defisiensi Glucose – 6 – phosphate
Imunologi – Defisiensi Imun Page 8 of 19
dehydrogenase (G6PD); Defisiensi Mieloperoksidase (DMP); Sindrom
Chediak – Higashi (SCH); Sindrom Job; Sindrom Leukosit Malas (Lazy
Leucocyte); Defisiensi Adhesi Leukosit.
2.3.2 Defisiensi Imun Spesifik
Gangguan dalam system imun spesifik dapat terjadi kongenital, fisiologik
dan didapat.
2.3.2.1 Defisiensi Imun Kongenital atau Primer
Defisiensi imun spesifik kongenital atau primer sangat jarang terjadi.
a. Defisiensi Imun Primer Sel B
Defisiensi sel B dapat berupa gangguan perkembangan sel B serta ditandai
dengan infeksi sekuren oleh bakteri. Seperti : X – linked
hypogamaglobulinemia; Hipogamablobulinemia sementara; Common
variable Hypogamaglobulinemia; Defisiensi Imunoglobulin yang Selektif
(Disgamablobulinemia).
b. Defisiensi Imun Primer Sel T
Penderita defisiensi sel T kongenital sangat rentan terhadap infeksi virus,
jamur dan protozoa. Seperti : Aplasi Timun Kongenital (Sindrom
DigGeorge); Kandidiasis Mukokutan Kronik.
c. Defisiensi Kombinasi Sel B dan Sel T yang Berat
Defisisensi kombinasi sel B dan sel T yang berat (Severe Combined
Immonodeficiency Disease); Sindrom Nezelop; Sindrom Wiskott-Aldrich;
Ataksia Telangiektasi.
2.3.2.2 Defisiensi Imun Spesifik Fisiologik
a. Kehamilan
Defisiensi dapat terjadi pada wanita hamil karena terjadinya peningkatan
aktivitas sel Ts atau efek supresi faktor humoral yang dibentuk trofoblas
yang mungkin diperlukan untuk kelangsungan hidup fetus yang
merupakan allografi dengan antigen paternal. Wanita hamil memproduksi
Ig yang meningkat atas pengaruh estrogen.
b. Usia Tahun Pertama
Sistem imun pada anak usia 1-5 tahun pertama masih belum matang.
Meskipun jumlah sel T pada neonatus tinggi, namun kemampuan sel T
masih belum sempurna sehingga tidak memberikan respon adekuat
terhadap antigen.
c. Usia Lanjut
Golongan usis lanjut lebih sering mendapat infeksi dibanding usia muda
karena terjadi atrofi timus dengan fungsi yang menurun. Pada usia lanjut,
imunitas humoral menurun sehingga terjadi perubahan dalam kualitas
respon antibody mengenai :
Imunologi – Defisiensi Imun Page 9 of 19
Spesifisitas antibody dari autoantigen asing;
Isotipe antibody dari IgG dan IgM;
Afinitas antibody dari tinggi menjadi rendah.
Hal tersebut terjadi karena adanya penurunan kemampaun sel T untuk
menginduksi kematangan sel B.
2.3.3 Defisiensi Imun Didapat atau Sekunder
Faktor – faktor yang dapat menimbulkan defisiensi imun sekunder,
diantaranya adalah :
Faktor Komponen yang Terkena
Proses penuaan Infeksi meningkat, penurunanrespon terhadap vaksinasi,
penurunan respon terhadap sel T dan B serta perubahan
dalam kualitas respon imun.
Malnutrisi Malnutrisi protein – kalori dan kekurangan elemen gizi
tertentu (Besi, seng/ Zn); sebab tersering defisiensi imun
sekunder.
Mikroba Contohnya : Malaria, virus, campak, terutama HIV;
imunosupresif mekanismenya melibatkan penurunan fungsi sel T dan
APC.
Obat imunosupresif Steroid
Obat sitotoksik/ Obat yang banyak digunakan terhadap tumor, juga
Iradiasi membunuh sel penting dari system imun termasuk sel
induk, progenitor neutrofil dan limfosit yang cepat
membelah dalam organ limfoid.
Tumor Efek direk dari tumor terhadap sistem imun melalui
penglepasan molekul imunoregulator imunosupresif
(TNF – β).
Trauma Infeksi meningkat, diduga berhubungan dengan
penglepasan molekul imunosupresif seperti
glukokortikoid.
Penyakit lain Diabetes sering berhubungan dengan infeksi.
seperti Diabetes
Lain-lain Depresi, penyakit Alzheimer, penyakit celiac,
sarkoidosis, penyakit limpoproliferatif,
makroglobulinemia Waldenstrom, anemia aplastik,
neoplasia.
2.3.4 AIDS
Beberapa jenis virus dapat mengganggu respon imun dengan menekan
fungsi sistem imun atau dengan meninfeksi sel sistem imun.
Imunologi – Defisiensi Imun Page 10 of 19
Contoh – contoh virus yang meninfeksi sel sistem imun, diantaranya
adalah :
Sel Virus Akibat
Sel B Virus Epstein - Barr Transformasi dan aktivasi sel B
poliklonal.
Campak Replikasi sel T yang diaktifkan
Sel T Virus – 1 sel leukemi Limfoma sel T atau leukemi
manusia
HIV AIDS
Makrofag Dengue
Lassa Virus demam berdarah
Marburg – Ebola
Perjalanan penyakit pada HIV, diantaranya melalui berbagai tahapan
sebagai berikut :
1) Transmisi virus;
2) Infeksi HIV primer (sindrom retroviral akut) 2 – 6 minggu;
3) Serokonversi;
4) Infeksi kronik asimptomatik (5 – 10 tahun);
5) Infeksi kronik simptomatik;
6) AIDS (CD4+ <200/mm3), infeksi oportunistik;
7) Infeksi HIV lanjut (CD4+ <50mm3).
Ciri – ciri klinis dari infeksi HIV dapat dilihat dari beberapa fase sebagai
berikut :
PEMBAHASAN
Severe combined immunodeficiency sel B, sel T, dan sel batang (stem cell)
3.2 Prognosis
Prognosis penyakit defisiensi imun untuk jangka pendek dipengaruhi oleh
seberapa berat komplikasi infeksi. Sedangkan untuk jangka panjang sangat tergantung
dari jenis dan penyebab defek sistem imun. Akan tetapi, pada umumnya dapat
dikatakan bahwa perjalanan penyakit defisiensi imun primer buruk dan berakhir fatal,
seperti pada beberapa penyakit defisiensi imun sekunder (AIDS) diperkirakan 1/3 dari
penderita defisiensi imun meninggal pada usia muda karena komplikasi infeksi.
Jari tabuh;
Penyakit autoimun;
Keganasan limfoid
3.6 Pengobatan
Sesuai dengan keragaman penyebab, mekanisme dasar, dan kelainan klinisnya
maka pengobatan penyakit defisiensi imun sangat bervariasi. Pada dasarnya
pengobatan tersebut bersifat suportif, substitusi, imunomodulasi, atau kausal.
Pengobatan suportif meliputi perbaikan keadaan umum dengan memenuhi
kebutuhan gizi dan kalori, menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa,
kebutuhan oksigen, serta melakukan usaha pencegahan infeksi. Substitusi dilakukan
terhadap defisiensi komponen imun, misalnya dengan memberikan eritrosit, leukosit,
plasma beku, enzim, serum hipergamaglobulin, gamaglobulin, imunoglobulin
spesifik. Kebutuhan tersebut diberikan untuk kurun waktu tertentu atau selamanya,
sesuai dengan kondisi klinis.
Pengobatan imunomodulasi masih diperdebatkan manfaatnya, beberapa
memang bermanfaat dan ada yang hasilnya kontroversial. Obat yang diberikan antara
lain adalah faktor tertentu (interferon), antibodi monoklonal, produk mikroba (BCG),
produk biologik (timosin), komponen darah atau produk darah, serta bahan sintetik
seperti inosipleks dan levamisol.
Terapi kausal adalah upaya mengatasi dan mengobati penyebab defisiensi
imun, terutama pada defisiensi imun sekunder (pengobatan infeksi, suplemen gizi,
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Defisiensi imun merupakan keadaan saat fungsi sistem imun menurun atau
tidak berfungsi dengan baik yang muncul ketika satu atau lebih komponen sistem
imun tidak aktif dan kemampuan sistem imun untuk merespon patogen berkurang
baik pada anak-anak maupun dewasa karena respon imun dapat berkurang pada usia
50 tahun. Respon imun yang kurang baik akan terjadi juga pada pengguna Alkohol
dan narkoba. Namun kekurangan nutrisi adalah akibat paling umum yang
menyebabkan defisiensi imun terjadi di negara berkembang.
Secara garis besar defisiensi imun dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
Defisiensi Imun Kongenital Atau Defisiensi Imun Primer
2) http://temankuyangsempurna.wordpress.com/2012/06/04/57/
3) http://mimetakamine.blogspot.com/2012/12/1-mekanisme-imunodefisiensi.html
4) http://dwiandrianti.blogspot.com/p/hal2-defisiensi-imun-dan-peradangan_22.html
5) http://murwatifadlilah.blogspot.com/2013/04/makalah-penyakit-defisiensi-imun.html