Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DEFISIENSI IMUN

Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Imunologi Farmasi

Dosen Pengampu :

Apt. Khurin In Wahyuni, M.Farm.

Martina Kurnia Rohmah, S.Si., M.Biomed.

Kadeq Novita Prajawanti, S.Tr., M.Imun.

Disusun oleh :

Retha Amalia Rahma Dewi 20020200068

Yuyun Rahmawati 20020200076

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA

SIDOARJO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Defisiensi Imun” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini diajukan sebagai salah satu penugasan Mata Kuliah
Imunologi Farmasi prodi S1 Farmasi STIKES RS ANWAR MEDIKA tahun akademik
2021/2022. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1. Ibu Apt. Khurin In Wahyuni, M.Farm., selaku PJ Mata kuliah Imunologi


Farmasi, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun
makalah ini.

2. Ibu Martina Kurnia Rohmah, S.Si., M.Biomed., selaku dosen pengampu mata
kuliah Imunologi Farmasi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyusun makalah ini.

3. Ibu Kadeq Novita Prajawanti., S.Tr., M.Imun. selaku dosen pengampu mata
kuliah Imunologi Farmasi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyusun makalah ini.

Kami selaku penulis mohon maaf apabila masih ada kekurangan dan kesalahan
dalam penyusunan makalah ini. Apabila ada kritik dan saran dari pembaca, kami terima
dengan tangan terbuka untuk makalah yang lebih baik lagi. Kami selaku penulis
berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pemenuhan nilai
tugas, petunjuk pembelajaran, serta dapat menambah informasi, pengetahuan,
pengalaman, dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan bagi kita semua.

Sidoarjo, 10 Desember 2021

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB II .......................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 3
2.1 Definisi .......................................................................................................................... 3
2.1.1 Defisiensi Imun ........................................................................................................ 3
2.1.2 Imunitas ................................................................................................................... 3
2.2 Jenis – jenis Defisiensi Imun ...................................................................................... 4
2.3 Mekanisme Patofisiologi Defisiensi Imun ................................................................. 6
2.4 Terapi Pengobatan Defisiensi Imun .......................................................................... 7
2.5 Pencegahan Penyakit Defisiensi Imun....................................................................... 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem imun adalah sistem daya tahan tubuh terhadap serangan substansi
asing yang terpapar ke tubuh kita. Membahas sistem imun semakin dewasa
seseorang maka penyakit yang menyerang sistem imunitas manusia akan
semakin banyak bermunculan. Penyakit sistem imun merupakan penyakit yang
seringkali menjangkit manusia, mulai dari bayi, balita, anak-anak, hingga
dewasa serta lansia. Sekumpulan penyakit yang memiliki satu atau lebih
ketidaknormalan sistem imun, dimana menyebabkan meningkatnya kerentanan
terhadap infeksi disebut dengan penyakit defisiensi imun.
Secara umum penyakit defisiensi imun dapat dibagi menjadi kongenital
(bawaan) dan didapat. Defisiensi imun kongenital atau primer merupakan
defek genetik yang meningkatkan kerentanan terhadapinfeksi yang sering
bermanifestasi pada bayi, dan anak, tetapi kadang secara klinis baru ditemukan
pada usia lanjut. Sedangkan defisiensi imun didapat atau sekunder timbul
akibat malntrisi, kanker yang menyebar, pengibatan dengan imunosupresan,
infeksi sel system imun yang nampak jelas pada infeksi virus HIV, yang
merupakan penyebab AIDS.
Pada tahun 1953 untuk pertama kali Bruton menemukan
hipogamaglobulinemia pada anak usia 8 tahun

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Defisiensi Imun ?
2. Apa saja jenis dari Defisiensi Imun ?
3. Bagaimana mekanisme patofisiologi Defisiensi Imun ?
4. Bagaimana terapi atau pengobatan penyakit Defisiensi Imun ?
5. Bagaimana pencegahan penyakit Defisiensi Imun ?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini ialah :
a. Untuk mengetahui terkait Defisiensi Imun

1
b. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari Defisiensi Imun
c. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya penyakit Defisiensi
Imun
d. Untuk mengetahui terapi kelainan Penyakit Defisiensi Imun
e. Untuk mengetahui apa saja pencegahan kelainan Defisiensi Imun

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

2.1.1 Defisiensi Imun

Defisiensi imun merupakan keadaan saat fungsi sistem imun menurun


atau tidak berfungsi dengan baik yang muncul ketika satu atau lebih komponen
sistem imun tidak aktif dan kemampuan sistem imun untuk merespon patogen
berkurang baik pada anak-anak maupun dewasa karena respon imun dapat
berkurang baik pada usia 50 tahun.

Defisiensi imun juga dapat diperoleh dari Chronic Granulomatus


Disease (Penyakit yang menyebabkan kemampuan fagosit unutk
menghancurkan fagosit berkurang), misalnya AIDS dan beberapa tipe kanker.
Secara garis besar defisiensi imun dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

- Defisiensi Imun Kongenital atau Defisiensi imun Primer


Defisiensi imun kongenital atau defisiensi imun primer disebabkan oleh
kelainan respon imun bawaan yang dapat berupa kelainan dari sistem
fagosit dan komplemen atau kelainan dalam deferensiasi fungsi limfosit.
- Defisiensi imun dapatan
Defisiensi imun dapatan disebabkanoleh berbagai faktor antara lain infeksi
virus yang dapat merusak limfosit, malnutrisi, penggunaan obat-obatan
sitotoksik sehingga
2.1.2 Imunitas

Imunitas atau biasa disebut dengan kekebalan tubuh adalah suatu sistem
mekanisme pada suatu mikroorganisme yang dapat melindungi tubuh terhadap
pengaruh biologis luar dengan mengenali atau mengidentifikasi serta
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem imun ini dapat mendeteksi
berbagai macam pengaruh biologis dari luar, sehingga akan melindungi tubuh
dari infeksi, bakteri, virus, hingga cacing parasit serta memusnahkan zat-zat

3
asing lain dari sel organisme yang sehat agar jaringan tetap dapat berfungsi
maksimal.

2.2 Jenis – jenis Defisiensi Imun


Defisiensi imun adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, ketika sistem kekebalan
tidak berfungsi secara kuat, maka infeksi lebih sering terjadi secara berulang dan lebih
berat daripada biasanya. Jika suatu infeksi berlangsung berulang dan berat, serta tidak
memiliki respon terhadap antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada
sistem kekebalan tubuh. Gangguan pada sistem kekebalan tubuh juga dapat
menyebabkan adanya penyebaran virus, kanker , dan atogen lain. Imunodefisiensi atau
defisiensi imun dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Defisiensi imun spesifik, meliputi defisiensi kongenital atau primer, defisiensi


imun spesifik fisiologik, dan defisiensi imun yang didapat atau sekunder.
b. Defisiensi imun non spesifik, meliputi defisiensi komplemen, interferon dan
lisozim, sel NK, dan sistem fagosit.

Imunodefisiensi adalah kondisi ketika sistem imun melemah atau tidak


berfungsi dengan baik dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur, atau parastit.
Imunodefisiensi dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu
imunodefisiensi primer (kongenital) dan imunodefisiensi sekunder.
Imunodefisiensi primer adalah sekumpulan penyakit kronis yang langka
dimana satu atau beberapa bagian dari sistem kekebalan tubuh tidak ada atau
tidak berfungsi dengan baik. Penyakit ini merupakan penyakit genetic, tidak
menular, dapat ditemukan pada anak-anak maupun orang dewasa dan gejala
yang ditunjukkan bervariasi.
Contoh Imunodefisiensi Primer :
Penyakit Kelainan / Kerusakan Dampak Klinis
yang Disebabkan
Defisiensi Imunitas Penurunan jumlah sel T, Rentan terhadap
Kombinasi (Serve sel B, sel NK dan/atau infeksi virus, fungi,
Combined antibodi dan bakteri karena
Immunodeficiency / kecacatan pada sistem
SCID) kekebalan seluler dan

4
humoral.
Agammaglubolinemia Kegagalan maturasi sel Penurunan atau sama
terkait kromosom-X B di sumsum tulang sekali tidak ada
belakang produksi sel B dan
antibodi.
Sindrom DiGeorge Ketidaksempurnaan Rentan terhadap
perkembangan organ infeksi virus dan fungi
timus dan kegagalan karena kegagalan
maturasi sel T. sistem imunitas
humoral.
Sindrom Wiskott-Aldrich Mutasi pada gen WAS Rentan terhadap
menyebabkan kerja eczema atopic dan
protein WASP kurang infeksi yang mudah
fungsional yang kambuh.
mengganggu fungsi
sitoskeleton aktin dalam
perkembangan sel darah
dan pembentukan
sinapsis imunologi.
Sindrom Hiper-IgM Cacat pada sel B Kadar IgM di dalam
sehingga tidak dapat tubuh menjadi
melakukan pergantian berlebihan dan
kelas antibody kekurangan IgA, IgG,
(immunoglobulin). dan IgE. Hal ini
menyebabkan sering
terjadinya infeksi
berulang.

Imunodefisiensi sekunder merupakan kerusakan sistem imun yang disebabkan


infeksi, kekurangan nutrisi, ataupun efek dari pengobatan. Gangguan
imunodefisiensi sekunder terjadi saat dewasa atau pada orang lanjut usia.
Macam-macam penyebab gangguan imunodefisiensi sekunder :

5
 Penyakit kronis atau kondisi medis khusus seperti hepatitis, diabetes,
malagizi, malnutrisi, infeksi HIV, kanker, leukemia, gagal ginjal akut, luka
bakar parah.
 Efek samping obat-obatan. Beberapa obat yang mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh seperti kemoterapi, penekan sistem imun dan radioterapi
dapat menjadi penyebab gangguan imunodefisiensi.
Pengangkatan organ tubuh. Salah satu organ yang berperan penting pada
sistem kekebalan tubuh adalah limpa, apabila limpa diangkat karena kondisi
tertentu maka dapat meningkatkan risiko imunodefisiensi.

2.3 Mekanisme Patofisiologi Defisiensi Imun


Imunodefisiensi dapat bersifat primer atau sekunder. Imunodefisiensi
primer adalah penyakit bawaan, hal ini berarti bahwa penyakit ini sudah
diderita pasien sejak lahir dan kemungkinan didapatkan dari orangtuanya.
Dalam imunodefisiensi primer, faktor genetic memiliki peran yang penting.
Pasien dengan jenis imunodefisiensi ini dilahirkan dengan kelainan pada
komponen tertentu di sistem imun mereka.

Sementara itu, imunodefisiensi sekunder adalah penyakit yang di


dapatkan. Ada berbagai faktor eksternal yang dapat menyebabkan kondisi ini,
termasuk usia lanjut dan kekurangan nutrisi. Penyakit yang dapat
menyebabkan imunodefisiensi adalah infeksi kronis, tuberculosis diseminata,
acquired immune deficiency syndrome (AIDS) dan kanker, terutama sel ganas
yang ada di sel darah dan sumsum tulang. Splenektomi, yang merupakan
operasi untuk mengangkat limpa karena alasan tertentu, juga dapat
menyebabkan sindrom imunodefisiensi. Selain faktor-faktor tersebut, ada obat-
obat tertentu yang dapat mengganggu sistem imun, sehingga menyebabkan
melemahnya sistem imun. Obat tersebut meliputi obat kemoterapi, obat untuk
cangkok, steroid, dan lain-lain. Imunodefisiensi sekunder lebih sering terjadi
dibandingkan imunodefisiensi primer.

Gejala utama dari sindrom imunodefisiensi adalah pasien semakin rentan


terhadap infeksi. Pasien dengan kegagalan imunitas humoral akan rentan
terhadap infeksi bakteri. Pasien dengan jenis imunodefisiensi ini akan

6
mengalami infeksi pernapasan yang berulang, termasuk pneumonia, infeksi
pada saluran pencernaan, dan meningitis. Infeksi kronis, seperti otitis media,
juga dapat terjadi. Pasien dengan agammaglobulinemia cenderung terkena
infeksi yang parah dan biasanya menyebabkan kondisi yang fatal.

Sementara itu, pasien dengan kegagalan imunitas yang dimediasi oleh sel
akan rentan terhadap infeksi akibat virus dan jamur. Pada pasien dengan
penyakit ini, infeksi virus yang belum aktif, misalnya Varicella zoster dan
Herpes simplex dapat menyebar. Infeksi jamur juga cenderung akan
memengaruhi seluruh fungsi tubuh. Kandidiasis atau infeksi ragi juga sering
terjadi, biasanya pada membran mukosa.

Respon imun merupakan respon yang terjadi dengan interaksi antara sel
B dan sel T; sehingga biasanya pasien akan mengalami gejala yang berbeda
pada saat yang bersamaan. Oleh karena itu, pasien yang terkena
imunodefisiensi humoral juga dapat mengalami infeksi virus yang berulang
dan kronis, sedangkan pasien yang terkena imunodefisiensi yang dimediasi sel
juga rentan terkena infeksi bakteri piogenik. Pasien dengan imunodefisiensi
kombinasi parah biasanya akan mengalami beberapa infeksi pada saat yang
bersamaan.

2.4 Terapi Pengobatan Defisiensi Imun


Perawatan gangguan imunodefisiensi bisa berbeda pada setiap orang,
tergantung pada kondisi tertentu. Contohnya, AIDS menyebabkan beberapa
infeksi berbeda. Dokter akan memberikan obat untuk setiap infeksi. Anda juga
dapat diberikan antiretroviral untuk mengatasi infeksi HIV jika
memungkinkan.

Perawatan untuk gangguan imunodefisiensi umumnya meliputi antibiotic


dan terapi immunoglobulin. Obat antiviral lain, amantadine, dan acyclovir,
atau obat yang disebut interferon digunakan untuk perawatan infeksi viral
akibat gangguan imunodefisiensi.

2.5 Pencegahan Penyakit Defisiensi Imun

7
Gangguan imunodefisiensi primer tidak dapat dicegah. Namun, jenis
imunodefisiensi sekunder masih bisa dihindari dengan beberapa cara. Salah
satunya adalah tidak melakukan seks bebas agar jauh dari infeksi virus
HIV/AIDS.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa defisiensi imun atau
immunodefisiensi adalah suatu gangguan imunitas, dimana sistem kekebalah
tubuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena satu atau lebih komponen
sistem imun yang tidak aktif.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan yang diharapkan, dikarenakan terbatasnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu, kami selaku penulis berharap saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk perbaikan dari segala bentuk kekurangan dalam makalah.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ade Murtika, M. A. (2018, Maret 19). Imunoserologi. Diambil kembali dari
pdfcoffee.com: https://pdfcoffee.com/makalah-imunoserologi-pdf-
free.html
Hairunnisa. (2021, 03 29). Efek Yang Dirasakan Akibat Pembekuan Darah.
Diambil kembali dari lifepack.id: https://lifepack.id/efek-yang-dirasakan-
akibat-pembekuan-darah/
poltekkesjogja. (t.thn.). Anemia. Diambil kembali dari eprints.poltekkesjogja.ac.id:
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1017/4/Chapter%202.pdf
Rahmawati, W. (2013, oktober). Defisiensi Imun. Diambil kembali dari
id.scribd.com: https://id.scribd.com/doc/306369164/Makalah-Defisiensi-
Imun-10330031-Witry-Rahmawati
unimus. (2019, 11). Bab II Tinjauan Pustaka. Diambil kembali dari
repository.unimus.ac.id:http://repository.unimus.ac.id/2073/3/9.%20BAB
%20II.pdf
Nurin, Fajarina (2021, 01 08). Gangguan Imunodefisiensi Diambil kembali dari
hellosehat.com https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/gangguan-
imunodefisiensi/

10
11

Anda mungkin juga menyukai