Anda di halaman 1dari 54

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PISANG AMBON DAN BUAH

KURMA TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM DI


PUSKESMAS LELES KABUPATEN GARUT
TAHUN 2023

Oleh :
AI NURHAYATI
NPM. 07220200042

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


FAKULTAS VOKASI
PROGAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi
EFEKTIVITAS PEMBERIAN PISANG AMBON DAN BUAH
KURMA TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM DI
PUSKESMAS LELES KABUPATEN GARUT
TAHUN 2023

Oleh :
AI NURHAYATI
NPM. 07220200042

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam


Sidang Hasil Program Studi Kebidaan Program Sarjana Terapan
Fakultas Vokasi
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

Jakarta, Juni 2023


Menyetujui
Pembimbing Skripsi

(Gaidha Khusnul Pangestu, S.Tr.Keb., M.Keb)


NIDN.

i
HALAMAN PENGESAHAN

Menerangkan Skripsi dengan judul:


EFEKTIVITAS PEMBERIAN PISANG AMBON DAN BUAH
KURMA TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM DI
PUSKESMAS LELES KABUPATEN GARUT
TAHUN 2023

Oleh :
AI NURHAYATI
NPM. 07220200042

Telah diuji dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan
yang diperlukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)

Jakarta, Juni 2023


Mengesahkan,
Pembimbing, Penguji,

(Gaidha Khusnul Pangestu, S.Tr.Keb., M.Keb) (…………………………………)


NIDN. NIDN.

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan

(Retno Sugesti, S.ST, M. Kes)


NIDN.

ii
ABSTRAK

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
SKRIPSI, Januari 2023

AI NURHAYATI
07220200042

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PISANG AMBON DAN BUAH KURMA


TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS LELES
KABUPATEN GARUT TAHUN 2023
VIII BAB + .. Halaman + … Tabel +… Gambar + .. Lampiran

ABSTRAK

Pendahuluan…
Tujuan…
Metode…
Hasil…
Kesimpulan…

Kata Kunci : (Maksimal 6 kata, sesuai abjad)


Kepustakaan : 30 buku (10 tahun terakhir)

iii
ABSTRACT

PROGRAM STUDY OF MIDWIFERY PROGRAM APPLIED


UNDERGRADUATED
VOCATIONAL FACULTY
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
THESIS, January 2023

AI NURHAYATI
07220200042

JUDUL…. TAHUN
VIII Chapter + .. Pages + .. Tables + .. Appendices

ABSTRACT

Pendahuluan…
Tujuan…
Metode…
Hasil…
Kesimpulan…

Keywords :…
References :…

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Efektivitas Pemberian Pisang Ambon dan Buah Kurma terhadap Emesis
Gravidarum di Puskesmas Leles Kabupaten Garut Tahun 2023”. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia
Maju.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Jacub Chatib, sebagai Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr.Dr.dr. H. M. Hafizurrachman, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM, selaku Rektor Universitas Indonesia Maju
(UIMA)
4. Susaldi, S.ST, M. Biomed, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju (UIMA)
5. Dr. Rindu, SKM, M.Kes, selaku Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya dan
Keuangan Universitas Indonesia Maju (UIMA)
6. Hidayani AM. Keb, SKM, MKM, selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju (UIMA)
7. Hedy Herdiana, MKM, selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju (UIMA)
8. Retno Sugesti, S.ST, M. Kes, selaku Koordinator Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan
9. Gaidha Khusnul Pangestu, S.Tr.Keb., M.Keb sebagai dosen pembimbing
yang senantiasa mendampingi penulis, serta berkenan untuk memberikan
pengarahan serta dukungan dalam membimbing penyusunan skripsi ini.
10. ……, selaku Dosen Penguji

v
11. Bapak/ibu Dosen Beserta Staf Pegawai Di Program Studi Kebidanan Program
Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju (UIMA)
12. Teristimewa untuk kedua orang tua, suami dan keluarga….
13. Rekan-rekan dan sahabat …
Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak dan semoga bermanfaat pada penelitian
selanjutnya.

Jakarta, Juni 2023

Penulis

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada wanita yang

dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal yaitu 280

hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir.

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam

12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke- 13 hingga ke-27)

Permasalahan pada trimester pertama yaitu perasaan mual muntah akibat kadar

estrogen meningkat (Prawirohardjo, 2016).

Mual dan muntah atau dikenal dengan emesis gravidarum merupakan salah

satu tanda awal kehamilan bagi orang awam dikarenakan siklus menstruasi yang

panjang sehingga sebagian ibu hamil baru menyadari bahwa dirinya hamil setelah

mengalami mual muntah. Emesis gravidarum menyebabkan rasa tidak nyaman

karena adanya perasaan pusing, perut kembung dan badan terasa lemas disertai

keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada

ibu hamil trimester 1. Emesis gravidarum jika tidak segera diatasi dapat menjadi

hal yang patologis (Rachmawati, 2018).

Menurut WHO pada tahun 2019 emesis gravidarum terjadi diseluruh dunia

dengan angka kejadian mencapai 12.5 % dari seluruh kehamilan. Angka kejadian

emesis gravidarum yang terjadi di dunia sangat beragam yaitu 10.8% di China,

2.2% di Pakistan, 1-3% di Indonesia, 1.9% di Turki, 0.9% di Norwegia, 0.8% di

Canada, 0.5% di California, 0,5%-2% di Amerika . Survey Demografi Kesehatan

1
2

Indonesia (SDKI) tahun 2018 ibu hamil sebesar 228/100.000 perempuan, yang

mengalami emesis Gravidarum sebesar 26%. Sedangkan pada tahun 2019 jumlah

ibu hamil sebesar 359/100.000 perempuan, dan yang mengalami emesis

gravidarum dalam kehamilan diperkirakan sebesar 32% (Kemenkes, 2019).

Menurut data di Jawa Barat pada tahun 2021 kejadian mual muntah sebesar 13%

dari ibu hamil mengalami mual muntah (Dinkes Jabar, 2021), sedangkan menurut

data di Kabupaten Garut tahun 2021, jumlah kasus mual muntah pada kehamilan

sekitar 14,2% dari 29.771 ibu hamil (Dinkes Garut, 2021).

Selama hamil ibu mengalami perubahan fisik, sosial dan emosional di

lingkungan keluarga. Setiap kehamilan juga dapat berkembang menjadi masalah

atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan

pemantauan selama kehamilannya (Maternity, D2018). Mual dan muntah pada

kehamilan merupakan reaksi tubuh ibu terhadap perubahan yang terjadi akibat

kehamilan. Kehamilan mempengaruhi sistem tubuh, baik secara hormonal, fisik

maupun psikologi. Mual dan muntah merupakan salah satu tanda penting awal

kehamilan. Hal tersebut sudah diketahui minimal sejak masa Hippocrates. Mual

dan muntah biasa nya timbul sejak usia gestasi 5 minggu, yang dihitung

berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan mencapai puncak pada usia

gestasi 8 hingga 12 minggu serta berakhir pada usia gestasi hingga 16 hingga 18

minggu. Mual dan muntah terjadi karena pengaruh HCG, tonus otot-otot traktus

digestivus menurun sehingga kemampuan bergerak seluruh traktus digestivus juga

berkurang. Komplikasi mual dan muntah terjadi pada primigravida sekitar 60-

80% dan terjadi pada multigravida sekitar 40- 60% (M. Rohmah, 2018).
3

Mual muntah pada kehamilan dapat menimbulkan berbagai dampak pada

ibu hamil salah satunya adalah penurunan nafsu makan yang mengakibatkan

perubahan keseimbangan elektrolit yakni kalium, kalsium dan natrium sehingga

menyebakkan perubahan metabolisme pada tubuh. Dampak lain dari mual muntah

juga dapat mengakibatkan kehilangan berat badan sekitar 5% karena candangan

karbohidrat, protein dan lemak terpakai untuk energi (Desmariyenti, 2022).

Apabila mual muntah berkelanjutan menjadi hiperemesis gravidarum maka akan

mengakibatkan gangguan pada kehamilan misalnya ibu akan mengalami syok,

dehidrasi, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dan dapat terjadi robekan pada

lambung dan selaput jaringan esophagus akibat terlalu sering muntah. Sedangkan

risiko pada janin akan mengalami prematur, tumbuh kembang janin terhambat,

bayi lahir dengan berat badan rendah, dan apgar score bayi kurang dari tujuh

(Utama, 2021).

Salah satu cara farmakologis yang bisa digunakan dalam mengurangi emesis

gravidarum ialah dengan mengonsumsi piridoksin (vitamin B6). Suplementasi

multivitamin secara khusus dapat menurunkan intensitas mual dan muntah pada

ibu hamil. Vitamin B6 merupakan koenzim yang berperan dalam metabolisme

lipid, karbohidrat dan asam amino, Vitamin B6 merupakan ko-enzim berbagai

jalur metabolisme protein dimana peningkatan kebutuhan protein pada trimester I

diikuti peningkatan asupan vitamin B6. Selain terapi yang bersifat farmakologis

keluhan hyperemesis gravidarum dapat diatasi dengan menggunakan pendekatan

non farmakologis diantara adalah dengan mengkonsumsi pisang ambon (Musa

paradisiaca) yang banyak kandungan flavonoid serta vitamin B6 yang mampu

mengatasi mual muntah pada kehamilan. Cara mengkonsumsi pisang ambon ini
4

adalah hanya dengan keadaan matang dan tanpa diolah terlebih dahulu (Dewi,

2020).

Pisang ambon (Musa paradisiaca) banyak mengandung asam folat atau

vitamin B6 yang larut dalam air yang diperlukan untuk membuat asam nukleat

dan haemoglobin dalam sel darah merah. Pisang yang diperkaya vitamin B6 dapat

menetralkan asam lambung dan meningkatkan pencernaan. Selain itu pisang juga

mengandung 467 mg kalium dan ibu hamil perlu 2.000 mg kalium setiap harinya

(Dewi, 2020).

Penelitian dilakukan oleh Putri (2022) tentang Efektivitas Pemberian Pisang

Ambon (Musa paradisiaca) dengan Vitamin B6 dalam Menurunkan Intensitas

Mual Muntah pada Ibu Hamil TM I di Klinik Lina. Pemberian vitamin B6 secara

tunggal maupun pemberian vitamin B6 ditambah dengan pisang ambon dapat

berperan secara efektif dalam mengatasi hiperemesis gravidarum. Akan tetapi

pemberian vitamin B6 ditambah dengan pisang ambon dapat lebih efektif

dibandingkan pemberian vitamin B6 secara tunggal dalam mengatasi hiperemesis

gravidarum (Putri, 2022).

Bahan lain yang digunakan dalam penanganan mual muntah adalah Kurma.

Kurma (Phoenix dactylifera) memiliki berbagai macam kandungan nutrisi dan

dapat berfungsi sebagai obat. Buah kurma yang memiliki kandungan karbohidrat,

triptofan, omega-3, vitamin C, vitamin B6, Ca2+, Zn, dan Mg dapat digunakan

sebagai suplemen nutrisi (Nugroho et al., 2017). Buah kurma memiliki kandungan

gizi yang cukup tinggi terutama sebagai sumber gula dan mengandung senyawa

yang berperan sebagai antioksidan. Pada ibu hamil yang mengalami mual muntah

akan mengalami dehidrasi karena banyak kehilangan cairan dan peningkatan asam
5

lambung yang diakibatkan pengosongan lambung yang sering. Sari kurma dapat

digunakan sebagai suplemen nutrisi akan menekan jumlah asam lambung

sehingga akan mengurangi keluhan mual muntah (Nugroho, 2017)

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Efektivitas Pemberian Pisang Ambon dan Buah Kurma

terhadap Emesis Gravidarum di Puskesmas Leles Kabupaten Garut Tahun 2023”

1.2 Urgensi Penelitian

Berdasarkan data dari Puskesmas Leles pada bulan Desember 2023 terdapat

sebanyak 46 ibu hamil trimeter I, sebanyak 34 ibu hamil pada trimester II dan 38

ibu hamil pada trimester III. Dari 46 ibu hamil trimester I terdapat 36 orang

diantaranya mengalami mual muntah yang menyebabkan sering berkunjung ke

tenaga kesehatan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17

Desember 2023 di Puskesmas Leles terhadap 8 orang ibu hamil yang melakukan

kunjungan ke Puskesmas Leles sebanyak 5 orang ibu mengalami mual muntah

dan sebanyak 3 orang ibu tidak mengalami mual muntah. Dari 5 orang ibu hamil

yang mengalami mual muntah 4 orang diantaranya tidak mengetahui tentang

manfaat pisang ambon untuk mengatasi mual muntah.

Mengingat dampak yang ditimbulkan apabila tidak ditangani dengan baik

adalah penurunan nafsu makan yang mengakibatkan perubahan keseimbangan

elektrolit yakni kalium, kalsium dan natrium sehingga menyebakkan perubahan

metabolisme pada tubuh. Dampak lain dari mual muntah juga dapat

mengakibatkan kehilangan berat badan sekitar 5% karena candangan karbohidrat,

protein dan lemak terpakai untuk energi. Pentingnya penanganan mual muntah
6

pada ibu hamil, maka peneliti mencoba cara alternatif untuk mengatasi mula

muntah dengan memberikan pisang ambon dan buah kurma sehingga rumusan

masalah dari penelitian ini adalah bagaimana efektivitas pemberian pisang ambon

dan buah kurma terhadap emesis gravidarum di Puskesmas Leles Kabupaten

Garut Tahun 2023?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini guna mengetahui efektivitas pemberian pisang

ambon dan buah kurma terhadap emesis gravidarum di Puskesmas Leles

Kabupaten Garut Tahun 2023.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui gambaran mual muntah sebelum dan sesudah diberikan pisang

ambon pada ibu hamil di Puskesmas Leles Kabupaten Garut Tahun 2023.

2) Mengetahui gambaran mual muntah sebelum dan sesudah diberikan buah

kurma pada ibu hamil di Puskesmas Leles Kabupaten Garut Tahun 2023.

3) Mengetahui efektivitas pemberian pisang ambon dan buah kurma terhadap

emesis gravidarum di Puskesmas Leles Kabupaten Garut Tahun 2023.

4) Mengetahui perbandingan efektivitas pemberian pisang ambon dan buah

kurma terhadap emesis gravidarum di Puskesmas Leles Kabupaten Garut

Tahun 2023.
7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Mampu memberikan kontribusi ilmiah yang dapat dijadikan landasan dalam

pengembangan pembelajaran serta dapat digunakan sebagai bahan acuan

untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Bagi Praktis

Mampu membantu tenaga kesehatan khusunya bidan dalam melakukan

asuhan pada ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum dengan

menggunakan terapi non farmakologi serta menjadi masukan yang berguna

dalam meningkatkan pelayanan kebidanan pada kehamilan.

1.4.3 Manfaat Metodologis

Mampu memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang dipelajari selama

mengikuti program perkuliahan di UIMA Prodi Studi Kebidanan Program

Sarjana Terapan dan sarana pengembangan wawasan serta pengalaman

dalam menganalisis permasalahan khususnya dalam ruang lingkup

kesehatan ibu dan anak.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 State Of The Art

2.1.1 Kehamilan

2.1.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita

yang memiliki organ reproduksi sehat, jika mengalami menstruasi dan melakukan

hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sangat

besar kemungkinannya terjadi hamil (Mandriwati et al, 2016).

Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahir nya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu

berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga

ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 (Sarwono

2013).

2.1.1.2 Perubahan Fisiologi Ibu Hamil

1) Sistem Reproduksi

(1) Uterus

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm

dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan bagi

adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saati ini rahim

8
9

membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-

serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi

desidua (Sulistyawati, 2015).

Tabel 2. 1 Taksiran Perubahan Fundus Uteri

Usia kehamilan Tinggi fundus uteri


12 minggu 3 jari di atas simfisis
16 minggu Pertengahan pusat dengan simfisis
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu Pertengahan pusat dengan prosesus xipoideus
36 minggu 3 jari dibawah prosesus xypoideus
40 minggu Pertengahan pusat dengan prosesus xipoideus
Sumber: Sulistyawati, (2015).

(2) Ovarium

Pada saat masa kehamilan ovulasi berhenti namun masih terdapat

korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan

mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron (Sulistyawati,

2015).

(3) Vagina

Estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epitelium.

Lapisan otot mengalami hipertrofi dan kapasitas vagina mengalami

tekanan. Hal ini selalu merubah jaringan jaringan disekitar vagina

menjadi lebih elastis, dan perubahan tersebut dapat membuat vagina

terbuka pada kala II proses persalinan, agar dapat memudahkan bayi

lahir (Ratna, 2016).

2) Metabolisme

Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut:


10

(1) Kalsium yang dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk

pembentukan tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram.

(2) Fosfor yang dibutuhkan rata-rata 2 gr/hari.

(3) Air, wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

(4) Karbohidrat meningkat sampai 2.300 kal/hari

(5) Protein g/kg/bb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin.

(6) Ferum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan

hemoglobin tambahan (Adriani dan Wirjatma, 2016)

3) Payudara

Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak

perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang

dapat diamati oleh ibu adalah sebagai berikut: (Sulistyawati, 2015)

(1) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat.

(2) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli.

(3) Bayangan vena lebih membiru.

(4) Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu.

(5) Terdapat pengeluaran kolostrum atau ASI ketika diperah.

4) Sistem Pernafasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang

rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru

berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat

dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan

untuk dirinya (Sulistyawati, 2015).

5) Kulit
11

Terdapat bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening

dan pipi atau cloasma gravidarum. Peningkatan pigmentasi juga terjadi

disekeliling puting susu, sedangkan diperut bawah bagian tengah biasanya

tampak garis gelap, yaitu spider angioma atau pembuluh darah kecil

berbentuk seperti laba-laba bisa muncul pada kulit seringkali di bagian atas

pinggang. Striae gravidarum yaitu robeknya serabut elastis dibagian bawah

kulit akibat pembesaran rahim yang mengalami peregangan, apabila terjadi

peregangan yang hebat, kulit perut bertambah pigmentasinya dan disebut

sebagai linea nigra (Sulistyawati, 2015).

2.1.1.3 Tanda-Tanda Kehamilan

Menurut Sutanto & Fitriana (2019) tanda dan Gejala Kehamilan

diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu

1) Tanda dan gejala kehamilan pasti

(1) Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam perutnya.

(2) Bayi dapat dirasakan di dalam Rahim.

(3) Denyut jantung bayi dapat terdengar.

(4) Tes kehamilan medis menunjukkan bahwa ibu hamil. (Sutanto &

Fitriana, 2019).

2) Tanda dan gejala kehamilan tidak pasti

(1) Ibu tidak menstruasi

(2) Mual atau ingin muntah

(3) Payudara menjadi peka

(4) Ada bercak darah dan keram perut

(5) Ibu merasa letih dan mengantuk sepanjang hari


12

(6) Sakit kepala

(7) Ibu sering berkemih

(8) Sambelit

(9) Sering meludah

(10) Temperature basal tubuh naik

(11) Ngidam

(12) Perut ibu membesar

3) Tanda dan gejala kehamilan palsu

Pseudocyesis (kehamilan palsu) merupakan keyakinan dimana seorang

wanita merasakan dirinya sedang hamil namun sebenarnya ia tidak hamil.

Wanita yang mengalami pseudocyesis akan merasakan sebagian besar atau

bahkan semua tanda- tanda dan gejala kehamilan. Meskipun penyebab

pastinya masih belum diketahui, dokter menduga bahwa faktor

psikologislah yang mungkin menjadi penyebab tubuh untuk “berpikir bahwa

ia hamil” (Sutanto & Fitriana, 2019).

Tanda-tanda kehamilan palsu :

(1) Gangguan menstruasi

(2) Perut bertumbuh

(3) Payudara membesar dan mengencang, perubahan pada putting dan

mungkin produksi ASI

(4) Merasakan pergerakan janin

(5) Mual dan muntah

(6) Kenaikan berat badan. (Sutanto & Fitriana, 2019)

2.1.1.4 Perubahan Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil Trimester Pertama


13

Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam

tubuh akan meningkat. Ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi

hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering

kali membenci kehamilannya. Pada trimester pertama, seorang ibu akan selalu

mencari tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap

perubahan yang terjadi ditubuh akan selalu diperhatikan secara seksama. Karena

perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin

diberitahukan atau dirahasiakannya (Walyani, 2015).

2.1.2 Mual Muntah pada Kehamilan

2.1.2.1 Pengertian

Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum

atau morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai

muntah (frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85%

wanita mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Dari hasil penelitian

Lecasse (2009) dari 367 wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester

pertama, dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah

ringan, 45,3% mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami mual

muntah berat. Pada trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah

dengan rincian 63,3% mengalami mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual

muntah sedang dan 0,8% mengalami mual muntah berat (Irianti et al, 2014).

Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut kembung dan badan

terasalemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang

dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kesehatan RI, 2013)..

2.1.2.2 Perbedaan Tingkatan Mual Muntah


14

Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah

morning sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum. Menurut

Manuaba (2012) perubahan dan berbagai keluhan yang meyertainya sebagai

berikut:

1) Morning sickness

Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat turunnya

aliran darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf pusat

berkurang. Cara mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur,

duduk dengan tenang sambilberadaptasi pada posisi duduk sehingga pusing

berkurang, minum teh hangat agak manis, setelah pusing hilang baru

kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa (Prawirohardjo, 2012).

2) Emesis Gravidarum

Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak menyebabkan

gangguan semua aktivitas sehari-hari. Menurut Prawirohardjo (2012) cara

mengatasinya sama dengan morning sickness, obat yang diperlukan adalah

anti mual, mengganti cairan yang keluar dengan minuman elektrolit. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum yaitu :

(1) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang meliputi takut terhadap

kehamilan dan persalinan, rumah tangga retak, atau takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu dapat mengakibatkan konflik mental yang

memperberat mual muntah sebagai ekspresi terhadap keengganan

menjadi hamil. Masalah psikologis dapat menjadi predisposisi beberapa

wanita untuk mengalami mual muntah dalam kehamilan, atau

memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk


15

mengatasi gejala normal. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika

kehamilan ditemukan kembar, atau kehamilan yang terjadi dalam waktu

berdekatan, juga dapat menjadi faktor emosional yang membuat mual

muntah menjadi lebih berat.

(2) Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan juga turut menjadi faktor yang

memengaruhi perkembangan janin. Contoh sederhananya, polusi udara

dari kendaraan bermotor. Menurut studi dari Amerika Serikat dalam

jurnal Epidemiologi dan Kesehatan Komunitas, tingginya paparan polusi

dari asap kendaraan bermotor pada awal dan akhir kehamilan bisa

menyebabkan janin tidak tumbuh dengan baik, sehingga lahir dengan

berat yang rendah.

(3) Faktor Sosial dan Budaya Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan

seorang wanita hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan

kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan

kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

3) Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis Gravidarum Mual dan muntah berlebihan sehingga

menggangu aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya dengan terapi intensif,

dan terminasi kehamilan (Manuaba, 2012).

2.1.2.3 Penyebab Mual muntah

Menurut Tiran (2013) penyebab mual muntah secara pasti belum diketahui

ada beberapa pendapat tentang penyebab mual muntah yaitu :

1) Mual muntah merupakan keluhan umum pada kehamilan muda. Terjadinya

kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat


16

peningkatan hormone estrogen, progesterone, dan pengeluaran HCG plasenta.

Hormone-hormon inilah yang diduga menyebabkan mual muntah.

2) Bahwa alasan mual tidak diketahui, tetapi dikaitkn dengan peningkatan kadar

HCG, hipoglikemi, peningkatan kebutuhan metabolik serta efek progesterone

pada sistem pencernaan.

3) Mual dan muntah selama kehamilan disebabkan oleh perubahan pada sistem

endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya

fluktuasi kadar HCG (human chorionic gonadotrophin), khusunya pada

periode mual atau muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16

minggu pertama. Karena pada saat ini HCG mencapai kadar teringgi, sama

dengan LH (luteinizing hormone) dan di sekresikan oleh selsel

trofoblasblastosit. HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan

menyebabkan korpusluteum terus memproduksi estrogen dan progesterone,

suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionikplasenta. HCG

daopat di deteksi dalam darah wanita dari sekitar 3 minggu gestasi (yaitu satu

minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang dijadikan sebagai besar uji

kehamilan (Tiran, 2013).

2.1.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Mual Muntah

1) Hormonal

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh

perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama

disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human chorionic

gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau muntah gestasional

yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu,
17

HCG mencapai kadar tingginya. HCG sama dengan LH (luteinzing hormone)

dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit. HCG melewati kontrol

ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi

estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh

lapisan korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari

sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi), suatu fakta

yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes kehamilan (Tiran, 2013).

2) Faktor Psikososial

Diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil dari kecurigaan yang

dipicu oleh keadaan mual dan muntah, tanpa adanya etiologi lain. Mengetahui

akan menjadi orang tua menyebabkan koflik emosi, termasuk kegembiraan

dan penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan bayi serta khawatir

tentang pekerjaan, keuangan, atau hubungan dengan suami. Sering kali ada

perasaan ambivalen terhadap kehamilan dan bayi, dan pada beberapa wanita

hal ini mungkin membuat mereka sedih karena sebentar lagi mereka akan

kehilangan kebebasan mereka. Mungkin ada gangguan persepsi,

ketidakpercayaan mengenai ketakutan nyata akan meningkatnya tanggung

jawab (Tiran, 2013).

Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk

mengalami mual dan muantah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala

yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala

“normal”. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak

diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan

penderitaan batin, ambivalensi, dan konflik. Kecemasan berdasarkan


18

pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan akan datangnya

hypermual muntah atau preeklamsia. Wanita yang mengalami kesulitan

dalam membina hubungan, rentan terhadap masalah dengan distres emosional

menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika

kehamilan ditemukan kembar, atau kehamilan terjadi dalam waktu

berdekatan, juga dapat menjadi faktor emosional yang membuat mual dan

muntah menjadi lebih berat (Tiran, 2013).

3) Masalah Pekerjaan

Pada wanita hamil yang berada diantara keluarga atau dalam rutinitas

kerja (Chittuma, 2017). Kecemasan terhadap situasi keuangan saat ini dan

akan datang dapat menyebabkan kekhawatiran tambahan yang membuat

wanita merasa tidak sehat, terutama jika ia berniat untuk berhenti bekerja

secara total setelah melahirkan. Jadi dengan pekerjaan sebagai ibu rumah

tangga yang tidak dapat membantu perekonomian keluarga dapat maka ibu

hamil dapat menyebabkan kekhawatiran tambahan yang membuat wanita

merasa tidak sehat sehingga menimbulkan mual muntah pada kehamilannya.

Namun pada ibu yang bekerja perjalanan ketempat kerja yang mungkin

terburu-buru di pagi hari tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat

menyebabkan mual dan muntah. Tergantung pada sifat pekerjaan wanita,

aroma, zat kimia, atau lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan

menyebabkan mereka muntah.

4) Status Gravida

Pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi dengan

hormon estrogen dan koreonikgonadotropin sehingga lebih sering terjadi


19

mual muntah. Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah

mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonikgonadotropin

karena sudah mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan.

Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan, informasi dan

komunikasi yang buruk antara wanita dan pemberi asuhannya turut

mempengaruhi persepsi wanita tentang gejala mual dan muntah. Sedangkan

pada multigravida dan grandemultigravida sudah mempunyai pengalaman,

informasi dan pengetahuan tentang gejala emesis gravidarum sehingga

mampu mengatasi gejalanya (Tiran, 2013).

2.1.2.5 Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum

Muntah pada awalnya didahului oleh rasa mual, yang bercirikan muka

pucat, berkeringat, liur berlebih, tachycardia, pernapasan tidak teratur, pada saat

ini lambung mengendur dan di usu halus timbul aktifitas antiperistaltik yang

menyalurkan isi usus halus bagian tas lambung. Gejala-gejala tersebut kemudian

disusul oleh menutunya bagian pangkal tenggorokan, nafas ditahan, katup

esophagus dan lambung merilaks. Akhirnya timbul kontraksi ritmis dari

diafragma serta otot-otot pernafasan disusul oleh lambung memuntahkan isinya.

Mual dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun kapan saja

(Iriana, 2014).

Tanda biasa muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat produksi

hCG mencapai puncaknya, di duga bahwa hormon plasenta inilah yang memicu

mual dan muntah dengan bekerja pada chemoreseptor trigger zone pada pusat

muntah. Sebagian besar wanita hamil mengalami mual dan muuntah pada

berbagai tingkatan yang berbeda dan dapat terjadi setiap saat, terutama pada pagi
20

hari. Keadaan ini biasanya akan berakhir setelah minggu ke 12 (bulan ke 3) pada

kehamilan, meskipun pada beberapa kasus keadaan ini dapat berlangsung lebih

lama. Sebagian besar wanita mengalami mual dan muntah dalam derajat yang

ringan. Mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai

gangguan gastrointestinal, demikian juga dengan penyakit lain (Iriana, 2014).

2.1.2.6 Tanda Bahaya Emesis Gravidarum

Pada dasarnya keluhan atau gejala yang timbul adalah fisiologis. Akan

tetapi hal ini akan semakin menjadi parah jika tubuh tidak dapat beradaptasi. Oleh

karena itu, agar keluhan tersebut tidak berlanjut, perlu diketahui gejala patologis

yang timbul (Irianti, 2014). Tanda bahaya yang perlu diwaspadai antara lain

penurunan berat badan, kekurangan gizi atau perubahan status gizi, dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit, dan ketosis. Selain itu mual muntah berlebihan dan

terus menerus saat hamil hingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan

elektrolit tubuh serta kehilangan lebih dari 5% berat badan sebelum hamil dapat

didefinisikan sebagai hyperemesis gravidarum. Hal tersebut dapat berakibat buruk

pada janin seperti abortus, Intrauterine Fetal Death (IUFD), partus prematurus,

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Intrauterine Growth Restriction (IUGR)

(Irianti, 2014).

2.1.2.7 Patofisiologi Emesis Gravidarum

Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita

karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesterone dan tingginya kadar

hCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang dihasilkan oleh plasenta yang

berkembang. hCG merupakan penyebab kejadian emesis gravidarum dengan

bekerja pada Chemoreseptor Triger Zone pusat muntah melalui rangsangan


21

terhadap otot dari poros lambung, akibatnya tubuh ibu semakin lemah, pucat, dan

frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh berkurang dan

darah menjadi kental (hemokonsentrasi) sehingga melambatkan peredaran darah

yaitu oksigen dan jaringan sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang

dapat membahayakan kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya

dan dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Ayu, 2016).

Selain itu, mekanisme mual dan muntah merupakan rantai panjang yang

dikendalikan oleh keseimbangan antara dopamin, serotonin, histamin, dan

asetilkolin. Penurunan serotonin dalam darah akan meningkatkan terjadinya mual

dan muntah. Fungsi serotonin dan niasin ini adalah mencegah berlangsungnya

mual dan muntah secara berlebihan yang dapat menganggu keseimbangan

elektrolit, dehidrasi, dengan manifestasi klinisnya sebagai emesis gravidarum dan

dapat berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum.


22

Gambar 2.1 Patofisiologi Emesis Gravidarum


Sumber : Ayu (2016), Sukarni (2019).

2.1.2.8 Pengukuran Emesis Gravidarum

Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data.

Penelitian ini menggunakan 2 instrumen, yaitu kuesioner data demografi dan

Pregnancy Unique Quantification of Emesis and Nausea (PUQE)-24

scoringsystem. Kuesioner data demografi berisi 5 pertanyaan, yaitu usia,

pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, dan status gravida responden. Instrumen

Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and Nausea (PUQE) scoring system

adalah instrumen penelitian yang dikembangkan oleh Koren et al. (2002) dan

telah divalidasi oleh Koren et al. (2005) kemudian digunakan dalam beberapa

penelitian (Lacasse et al., 2008)

PUQE24 adalah sistem penilaian untuk mengukur tingkat keparahan mual

muntah kehamilan dalam 24 jam. Skor PUQE untuk setiap pasien dihitung dengan

menggunakan tiga kriteria untuk menilai keparahan mual muntah selama

kehamilan (jumlah jam merasakan mual, jumlah episode muntah, dan jumlah

episode muntah kering dalam 24 jam terakhir).

Skor PUQE dihitung dengan menambahkan nilai-nilai dari masing-masing

kriteria, dan dapat berkisar dari minimal 1 sampai maksimal 15, dengan

menambahkan nilai-nilai dari masing-masing kriteria yaitu: 1. 3 : Tidak Muntah 2.

4-7 : Ringan 3. 8-11 : Sedang 4. 12-15 : Berat

2.1.3 Pisang Ambon


23

2.1.3.1 Definisi Pisang Ambon

Pisang ambon (Musa Paradisiaca L) adalah tumbuhan berbatang lunak.

Biasanya tumbuhan ini berbatang cukup tinggi. Tingginya dapat mencapai 2-8

meter dengan daun yang panjangnya mencapai 3,5 meter. Tiap psudostem dapat

menghasilkan satu batang buah warna hijau yang saat masak menjadi kuning atau

merah. 1 Buah pisang rata-rata beratnya masing-masing 125 gr yang terdiri dari

75% Air dan 25% bahan padat . buah dilapisi kulit ataupun daging pusat dapat

dikonsumsi mentah atau dimasak. Buah pisang kaya dengan Vitamin B6, vitamin

C, dan kalium. (Agoes, 2015).

Pisang ambon merupakan buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat

karena mengandung senyawa yang disebut asam lemak rantai pendek, yang

memelihara lapisan sel jaringan dari usus kecil dan mengingatkan kemampuan

tubuh untuk menyerap nutrisi. Menurut penelitian yang telah dilakukan, buah

pisang ambon matang sangat efektif dalam mengurangi keparahan klinis dari

penyakit dan banyak mengandung vitamin, mineral, dan karbohidrat yang baik

untuk dikonsumsi untuk tubuh (Elly dkk, 1985 dalam intern, 2013).

2.1.3.2 Manfaat Pisang Ambon

Pisang ambon merupakan salah satu terapi non farmakologi untuk

mengatasi mual muntah, pisang ini mengandung asam folat atau vitamin B6 yang

larut dalam air yang diperlukan untuk membuat asam nukleat dan hemoglobin

dalam sel darah merah. Pisang yang diperkaya vitamin B6 dapat menetralkan

asam lambung dan meningkatkan pencernaan. Selain itu, pisang juga mengandung

467 mg kalium, dan ibu hamil perlu 2000 mg kalium setiap harinya (Suryanti dan

Supriyadi, 2018).
24

2.1.3.3 Kandungan pisang

Kandungan unsur Gizi dan Kalori buah pisang ambon dalam 100 gr bahan

Tabel 2.1 Kandungan Pisang

Kandugan Energi dan Zat Gizi Kandungan buah pisang ambon


Kalori (kal) 110 kal
Air (g) 72 g
Protein (g) 1,2 g
Lemak (g) 0,2 g
Karbohidrat (g) 25,8 g
Kalsium (mg) 8 mg
Fosfor (mg) 28 mg
Zat besi (mg) 0,5 mg
Vitamin B1 (mg) 0,031 mg
Vitamin B2 (mg) 0,073 mg
Vitamin C (mg) 8,7 mg
Vitamin B6 (mg) 0,367
Asam folat 20 ug

2.1.3.4 Cara Konsumsi

Cara mengkonsumsi pisang ambon ini adalah hanya dengan

mengkonsumsinya dalam kedaan sudah matang dan tanpa diolah terlebih dahulu,

pada pagi dan siang hari. pisang ambon dikonsumsi dengan dosis 250 gram, dosis

ini di dapat berdasarkan kebutuhan B6 untuk ibu hamil dalam kandungan B6 yang

ada dalam pisang ambon. (Suyanti dan Supriyadi, 2018)

2.1.3.5 Pengaruh Pisang Ambon Terhadap Mual Muntah Pada Kehamilan


25

Pisang merupakan panganan yang mudah ditemukan dan bisa dikonsumsi

untuk setiap umur, pisang merupakan makanan terbaik karena mengandung

vitamin yang diperlukan oleh ibu hamil. Untuk wanita hamil yang mengalami

mual muntah, makan pisang diantara waktu makan sangat membantu dalam

menghadapi rasa mual diperut. Kandungan vitamin B6 di dalam buah pisang

mampu meringankan gejala mual pada ibu hamil (Wardhany, 2014)

Buah yang banyak memiliki kandungan B6, adalah buah pisang ambon

(Musa Paradisiaca L) buah pisang khususnya pisang ambon adalah dengan gizi

tertinggi (Suyanti & Supriyadi, 2018). Sebagai sumber vitamin, pisang ambon

mampu menyediakan sekitar 28% pyridoxine dari anjuran harian yang

direkomendasiakan. Pyridoxin yang lebih dikenal dengan vitamin B6. Selain

berfungsi sebagai koenzim untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin

berperan dalam sintesis dan metabolise protein, khususnya serotonin, vitamin B6

juga berperan dalam metabolisme energi yang berasal dari karbohidrat. Peran

vitamin B6 jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak untuk aktifitas setiap

hari. Vitamin B6 adalah vitamin yang larut dalam air, sehingga bermanfaat

meningkatkan pengembangan sel sistem saraf pusat pada janin dan mengurangi

mual muntah pada ibu hamil (Wardhany, 2014).

2.1.4 Kurma

Buah kurma merupakan produk dari pohon palem kurma yang masuk dalam

keluarga Arecaceae. Pohon kurma merupakan salah satu tanaman tertua yang

masih terpelihara didunia, hasil panen dari pohon kurma ini sebagian besar

menjadi sumber penghasilan di wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah,

meskipun pohon kurma juga tumbuh dibebarapa wilayah didunia. Produksi kurma
26

didunia mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat dari 40 tahun lalu yang

mencapai 7,68 juta ton pada tahun 2010. Kurma memiliki berbagai macam nutrisi

penting yang bermanfaat sebagai obat untuk beberapa penyakit (Munziah, 2021).

2.1.4.1 Taksonomi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Family : Palmae

Genus : Phoenix

Spesies : Phoenix Dacttylifera (Siddiq et al., 2013)

2.1.4.2 Komposisi Kurma

1) Karbohidrat

Komponen penyusun buah kurma sebagian besar merupakan gula

pereduksi glukosa dan fruktosa yang mencapai sekitar 20-70% (bobot kering)

diikuti gula non pereduksi sukrosa yang berkisar 0 - 40%. Gula pereduksi

artinyagugus gula yang berfungsi sebagai reduktor, pendonasi elektron dalam

reaksi kimiawi redoks (reduksi-oksidasi). Gula pereduksi umumnya terdiri

dari gugus monosakarida, atau gugus-gugus gula dengan panjang rantai

sebanyak enam karbon dengan konformasi yang berbeda-beda. Sukrosa

sendiri merupakan gugus disakarida yang terbentuk dua buah monosakarida,

glukosa dan fruktosa, juga dikenal sebagai table sugar yang umum

dikonsumsi. Komposisi gula pada buah kurma sangat tergantung dari jenis

kultivar dan tingkat kematangannya. Di dalam tubuh, pencernaan kita

bergantung kepada dua konsep utama: proses pencernaan asam di lambung


27

dan proses pencernaan basa di usus dua belas jari. Serat terlarut artinya adalah

komponen karbohidrat yang dapat larut dalam salah satu proses pencernaan,

asam atau basa. Buah kurma diketahui mengandung komponen serat terlarut

(dietary fiber) yang berkisar antara 9-13% bergantung kepada kultivar dan

asal tumbuhnya (Munziah, 2021).

Kandungan serat kasar (crude fiber) di dalam buah kurma berkisar 2.5-

4.3% pada tingkat kematangan rutab dan tamr. Secara umum, semakin

matang buah kurma, kadar glukosa dan fruktosa akan semakin meningkat dan

kadar serat kasar cenderung menurun. Kadar sukrosa dan serat terlarut

cenderung stabil pada semua tingkat kematangan, kecuali pada tahapan khalal

(kadar 47 sukrosa akan meningkat) disebabkan karena pembentukan daging

buah terjadi dengan pesat (Munziah, 2021).

2) Kalori dan GI (Glycemix Index)

Jumlah asupan kalori rata-rata untuk satu buah kurma (8.3g) adalah 23

kalori atau 1,3– 1,8 kali lebih banyak dibandingkan gula tebu dengan bobot

yang sama. Studi indeks glisemik (glycemix index) dari buah kurma

memberikan pengetahuan baru yang cukup signifikan dibandingkan apa yang

terangkum di dalam tulisan terdahulu saya. Dalam versi pembaharuan

disebutkan bahwa nilai GI dari buah kurma tamr dan rutab berada pada

kisaran 30-60jika dikonsumsi ebanyak 60g (sekitar 7 butir ukuran besar).

Nilai ini sama dengan nilai GI sukrosa (50g) yang umum dijumpai pada gula

tebu. Akan tetapi bila dibandingkan dengan dekstrosa, nilai GI dari buah

kurma hanya sekitar 30-60% dari dekstrosa (50g). Daya serap tubuh terhadap

dekstrosa lebih cepat dibandingkan daya serap tubuh terhadap kurma.


28

Respons terhadap asupan gula dari buah kurma, diukur dari peningkatan

kadar gula darah, akan berada pada titik maksimum berkisar antara 20 hingga

40 menit sejak dikonsumsi. Profil asupan glukosa murni cenderung sama

dengan buah kurma hingga menit ke-20, namun akan terus meningkat dan

menyentuh angka maksimum setelah 40 menit pasca konsumsi dikarenakan

indeks GInya lebih tinggi. Titik puncak kadar gula darah untuk konsumsi

buah kurma sebanyak 50g adalah 150mg/dL sementara untuk glukosa murni

dapat mencapai 165mg/dL dengan jumlah konsumsi sama (Munziah, 2021).

3) Mineral

Mineral yang terkandung dalam kurma adalah kalsium, fosfor, kalium,

belerang, khlor, magnesium, besi, mangan, tembaga, koblat, seng, khrom,

yodium dan flor. Kandunga besi yang terkandung dalam kurma per 100 gram

buah kering dari varietas tertentu mampu memenuhi kebutuhan zat besi

manuasia per hari dalam semua situasi. Kurma merupakan suplemen zat besi

yang sangat praktis untuk kasus anemia pada masa anak-anak, pada saat

hamil dan pada kasus haemorrhages yang timbul akibat mentruasi, parturition

atau . Mengkonsumsi kurma jauh lebih baik daripada mengkonsusmsi

suplement zat besi dalam bentuk tablet yang bisa menimbulkan efek saming

seperti mual, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan. Disamping itu zat

besi dalam kurma jauh lebih mudah diserap oleh tubuh dikarenakan adanya

glukosa, fruktosa, dan vitamin C dalam kurma yang masing-masing telah

diketahui dapat membantu absorbsi zat besi didalam tubuh (Munziah, 2021).

4) Vitamin
29

Golongan vitamin yang terdapat dalam kurma adala thiamin atau vitamin

B1, ribiflavin atau vitamin B2, biotin, asam folat atau folacin, asam ascorbat

atau vitamin C, pro-vitamin A(bta coratene), nicotinamide, retinol equivalent,

asam pantotenat dan vitamin B6. Dalam 100 gram kurma kering terkandung

vitamin A 90 IU, tiamin 93 mg, riboflavin 114 mg, niasin 2 mg dan kalium

667 mg. kurma juga mengandung zat gizi lainnya diantaranya adala protein

20% dan lemak 3% (Munziah, 2021).

2.1.4.3 Kandungan

Tabel 2.4 Kandungan Gizi 100 g


No Nama Jumlah
1 Air 20,53 g
2 Energi 282 kcal
3 Energi 1178 kJ
4 Protein 2,45g
5 Lemak total 0,39 g
6 Karbohidrat 75,03 g
7 Serat 8g
8 Gula 8,92 g
9 Sukrosa 23,84 g
10 Glukosa 19,87 g
11 Fruktosa 19,56 g
12 Maltosa 0.12 g
13 Kalsium 39 mg
14 Zat besi 1.02 mg
15 Magnesium 43 mg
16 Fosfor 62 mg
17 Potassium 656 mg
18 Sodium 2 mg
19 Zinc 0,29 mg
20 Selenium 3μg
21 Vitamin C 0,4 mg
22 Tiamin 0.052 mg
23 Riboflavin 0,066 mg
24 Niacin 1,274 mg
25 Asam Panthotenat 0.589 mg
26 Vitamin B-6 0,165 mg
27 Folat total 19μg
28 Kolin 6,3μg
29 Vitamin A (IU) 10 IU
30 Beta Karoten 6μg
30

31 Lutein 75 μg
32 Vitamin E(Alpha-tocopherol) 0,05 mg
33 Vitamin K (phylloquinone) 2,7μg
34 Asam Lemak 0,032 g
35 Triptopan 0,012 g
Sumber : Megawati, 2020

2.1.5 Manfaat Konsumsi Kurma

Kurma memiliki banyak manfaat apabila dikonsumsi secara rutin, hal ini

dikarenakan dalam buah kurma terdapat banyak mineral dan nutrusi lain yang

dibutukhan tubuh diantaranya adalah :

1) Mampu menetralisir racun

2) Mematikan sel-sel kanker

3) Menguatkan saraf-saraf pendengaran

4) Menguatkan saraf

5) Melembutkan saluran darah,

6) Menjaga usus dari iritasi dan gangguan lainnya

7) Menguatkan gigi dan tulang

8) Menjaga vitalitas

9) Memudahkan proses kelahiran

10) Mengatasi anemia

11) Mengatasi mual muntah

12) Penghilang rasa sakit

13) Menurunkan demam (Munziah, 2021)

Kurma (phoenix dactylifera) memiliki berbagai macam kandungan nutrisi

dan dapat berfungsi sebagai obat. Buah kurma yang memiliki kandungan

karbohidrat, triptofan, omega-3, vitamin C, vitamin B6, Ca2+, Zn, dan Mg dapat
31

digunakan sebagai suplemen nutrisi (Nugroho et al., 2017). Buah kurma memiliki

kandungan gizi yang cukup tinggi terutama sebagai sumber gula dan mengandung

senyawa yang berperan sebagai antioksidan. Pada ibu hamil yang mengalami

mual muntah akan mengalami dehidrasi karena banyak kehilangan cairan dan

peningkatan asam lambung yang diakibatkan pengosongan lambung yang sering.

Sari kurma dapat digunakan sebagai suplemen nutrisi akan menekan jumlah asam

lambung sehingga akan mengurangi keluhan mual muntah.

2.2 Roadmap Penelitian


Tabel 2.4 Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti/Tahun Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Jurnal Penelitian
1 Desmariyenti Efektivitas Jenis penelitian yang Hasil penelitian ini
2023 Pisang Ambon dilakukan adalah menunjukkan ada
(Musa Kuantatif dengan perbedaan ratarata
Paradisiaca.L) desain penelitian ini frekuensi mual muntah
Terhadap adalah Quasi sebelum dan sesudah
Frekuensi eksperiment dengan intervensi pisang
Emesis rancangan Pre test ambon. Hasil bivariat
Gravidarum and Post test. Jumlah menunjukan P value
Pada Ibu Hamil populasi dalam 0,000 dan nilai α 0,05
Trimester I penelitian ini ada 34 artinya ada efektivitas
ibu hamil, teknik pisang ambon terhadap
pengambilan sampel frekuensi emesis
menggunakan gravidaru pada ibu
purposive sampling hamil trimester I.
dengan sampel Diharapkan bagi
sebanyak 15 ibu masyarakat dapat
hamil. Analisis data memanfaatkan pisang
yang digunakan ambon sebagai
adalah univariat dan pengobatan alternatif
bivariat dengan sebelum menggunakan
menggunakan Paired obat antiemetik, dan
Sample t Test dapat mengolah varian
lain dari tanaman pisang
yang dapat digunakan
untuk menurunkan
frekuensi emesis
gravidarum.
2 Ratna Dewi Efektivitas Penelitian Hasil penelitian
2020 pemberian menggunakan desain menunjukkan bahwa
pisang kepok Quasi-Eksperimen secara signifikan
32

(Musa dengan terdapat pengaruh


paradisiaca menggunakan pemberian pisang kepok
formatipyca) rancangan pretest- dan vitamin B6 dalam
dan vitamin B posttest design. menurunkan intensitas
6 dalam Populasi dalam emisis gravidarum pada
menurunkan penelitian ini adalah ibu hamil (p= 0.000),
intensitas ibu hamil yang selain itu dilaporkan
emisis mengalami mual juga bahwa terdapat
gravidarum muntah. Teknik perbedaan antara
pada ibu pengambilan sampel pemberian pisang kepok
hamil yaitu menggunakan dengan pemberian
teknik Purposive Vitamin B6 terkait
Sampling. Analisa penurunan intensitas
data dilakukan emisis gravidarum pada
dengan ibu hamil (nilai p =
menggunakan uji 0.045).
Dependent T-test
dan Independent T-
test.
3 Retno Palupi Efektifitas Desain penelitian Hasil penelitian
Yonni Siwi Pemberian Buah menggunakan pre- menunjukkan sebelum
2019 Kurma Mabrum experimental design pemberian buah kurma
terhadap dengan one group mabrum sebagian besar
Morning pre-post test design. yakni 7 responden
Sickness pada Populasinya semua (53,8%) dengan
Ibu Hamil ibu hamil Trimester morning sickness
Trimester I di I yang mengalami sedang. Setelah
PMB Ny. H. morning sickness di pemberian buah kurma
Pakisaji PMB Ny H Pakisaji mabrum hampir
Kabupaten Kabupaten Malang seluruhnya yakni 10
Malang sejumlah 14 ibu. responden (76,9%)
Teknik sampling dengan morning
menggunakan Sickness yang ringan.
accidental sampling Hasil analisa data
sehingga sampelnya menunjukkan p value
sebagian ibu hamil 0.000 sehingga <α
Trimester I yang (0,05) yang berarti
mengalami morning Pemberian buah kurma
sickness sejumlah 13 mabrum efektif terhadap
ibu. Analisa data morning sickness pada
menggunakan uji ibu hamil Trimester I di
paired simple t-test. PMB Ny H Pakisaji
Kabupaten Malang. Ibu
hamil yang mengalami
morning sickness dapat
mengkonsumsi kurma
mabrum agar gejala
morning sickness dapat
berkurang.
33

2.3 Kerangka Teori

Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat digambarkan kerangka teori

penelitian ini sebagai berikut:

Terjadi Mual Muntah


(Emesis Gravidarum)

Farmakologi Non Farmakologi

Pisang Ambon Kurma

kandungan asam
Kandungan folat, vitamin dan
flavonoid serta kalsium yang
vitamin B6 dapat memblok
serotinin

Mual muntah Menimbulkan rasa


berkurang nyaman di perut
34

Gambar 2.3. Kerangka Teori


Sumber: Ayu (2019), Desmariyenti (2023), Retno (2019)

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu hubungan atau kaitan antara konsep-

konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang

dimaksud.

Variabel Independen Variabel Dependen

Pisang Ambon

Emesis Gravidarum

Buah Kurma

Gambar 2.4. Kerangka Konsep Penelitian

2.5 Definisi Operasional

Tabel 2.5 Definisi Operasional

Definisi Skala
Variabel Alat Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Dependen
Emesis Merupakan gejala Instrumen ceklist Skor PUQE 0- Rasio
Gravidarum umum mulai dari (PUQE)-24 24
rasa tidak enak di
sertai tidak selera
makan sampai
muntah yang
berkepanjangan.
Independen
Pemberian Pemberian pisang SOP SOP 1. Diberikan Nominal
pisang ambon dengan dosis 2. Tidak
ambon 100 gram (±2-3 biji) diberikan
Pisang ambon untuk
2 kali sehari
dimakan selama 7
35

hari
Pemberian Pemberian buah SOP SOP 1. Diberikan Nominal
buah kurma kurma sebanyak 5 2. Tidak
butir kurma matang diberikan
untuk 2 kali sehari
dimakan selama 7
hari

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Notoatmodjo, 2014). Berdasarkan kerangka konsep di atas maka hipotesis

penelitian ini yaitu:

H1 : Ada perbedaan efektivitas pemberian pisang ambon dan buah kurma

terhadap emesis gravidarum di Puskesmas Leles Kabupaten Garut Tahun

2023.

H0 : Tidak ada perbedaan efektivitas pemberian pisang ambon dan buah kurma

terhadap emesis gravidarum di Puskesmas Leles Kabupaten Garut Tahun

2023.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Sujarweni (2014), desain penelitian pada hakikatnya merupakan

suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan

berperan sebagai pedoman atau penentuan peneliti pada seluruh proses penelitian.

Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain Two

Group Pretest Posttest yakni rancangan eksperimen yang dilakukan pada dua

kelompok berbeda yang mendapatkan perlakuan yang berbeda. Model ini lebih

sempurna jika dibandingkan dengan model pertama, karena sudah menggunakan

tes awal (pretest) kemudian setelah diberikan perlakukan dilakukan pengukuran

(posttest) lagi untuk mengetahui akibat dari perlakukan itu, sehingga besarnya

efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti. Kelompok pertama responden

akan mendapatkan terapi pisang ambon dan kelompok kedua akan mendapatkan

terapi buah kurma. Hasil yang diperoleh adalah untuk mengidentifikasi perbedaan

efektivitas pemberian pisang ambon dan buah kurma terhadap emesis gravidarum.

Secara rinci rancangan two group pretest posttest design sebagai berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre-Tes Perlakuan Post-Tes


Kelompok 1 O1 X1 O2
Kelompok 2 O3 X2 O4

36
37

Keterangan :

O1 : Skor PUQE pada kelompok 1 sebelum diberikan pisang ambon (pre-test)

O2 : Skor PUQE pada kelompok 1 sesudah diberikan pisang ambon (post-test)

X1 : Pemberian pisang ambon

O3 : Skor PUQE pada kelompok 2 sebelum diberikan buah kurma (pre-test)

O4 : Skor PUQE pada kelompok 2 sesudah diberikan buah kurma (post-test)

X2 : Pemberian buah kurma

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

hamil trimester I mengalami mual dan muntah yang datang ke Puskesmas Leles di

Kecamatan Leles Kabupaten Garut untuk melakukan pemeriksaan kehamilan pada

bulan April 2023 sebanyak 120 ibu hamil.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu

(Sugiyono, 2017). Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental

Sampling. Menurut Sugiyono (2017), sampling insidental adalah teknik penentuan


38

sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Kriteria inklusi adalah

kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat

diambil sebagai sampel, sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota

populasi yang tidak dapat diambil sebagai sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018).

Pengambilan sampel sebagaimana yang dikemukakan Arikunto (2014)

untuk sekedar ancer-ancer maka subyek kurang dari 100, lebih baik di ambil

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika

jumlah subyeknya besar dapat diambil 10-15% atau 10-25% atau lebih.

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini sampel yang diambil

sebanyak 25% dari populasi dengan perhitungan sebagai berikut:

120 x 25
sampel= =30
100

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang dibagi dalam dua

kelompok yaitu sebanyak 15 orang akan diberikan buah pisang dan 15 orang

lainnya akan diberikan buah kurma. Pengambilan sampel juga sesuai dengan

kriteria inklusi yaitu:

a) Responden yang berkunjung ke Puskesmas Leles pada bulan April 2023

b) Bersedia untuk dilakukan intervensi dan mengikuti prosedur penelitian.

c) Ibu hamil trimester pertama (0-12 minggu) yang mengalami mual muntah (+)

d) Tidak memiliki penyakit komplikasi

Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah

a) Ibu hamil yang mengalami hiperemesis


39

b) Ibu hamil yang menggunakan terapi farmakologi dan antiemetic lainnya

selama mengalami mual muntah.

c) Ibu tidak bersedia menjadi responden

d) Ibu yang sedang mengkonsumsi obat anti muntah

e) Ibu yang memiliki penyakit komplikasi

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Leles

Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada

bulan Juni 2023.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek,

organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan

variabel dependen (variabel terikat). Variabel bebas pada penelitian ini adalah

pemberian pisang ambon dan buah kurma sedangkan variabel terikat dalam

penelitian ini adalah emesis gravidarum.

3.5 Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi alat ukur/instrumen sebagai salah satu cara

untuk memperoleh informasi yaitu dengan lembar observasi untuk pemberian

rebusan jahe dan gula aren dan lembar kuesioner Pregnancy Unique
40

Quantification of Emesis and Nausea (PUQE-24) yaitu sistem penilaian untuk

mengukur tingkat keparahan mual muntah kehamilan dalam 24 jam (Koren et al.

2015). Pengukuran skor PUQE-24 dilakukan 2 kali, yaitu sebelum memberikan

intervensi dan 7 hari kemudian setelah diberikan intervensi.

3.6 Prosedur Pengumpulan Data

Tahapan penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data yang

dilakukan sesuai dengan prosedur adalah sebagai berikut :

1) Persiapan materi dan konsep yang mendukung jalannya penelitian

2) Studi pendahuluan untuk memperoleh data yang mendukung penelitian

3) Melakukan konsultasi dengan pembimbing

4) Mendapatkan izin untuk melakukan penelitian dari Institusi UIMA

5) Mendapatkan izin dari Kepala Puskesmas Leles sebagai tempat dilakukannya

penelitian.

6) Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak Puskesmas Leles, peneliti

melakukan pengambilan data awal penelitian di puskesmas.

7) Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian serta meminta

persetujuan dari responden untuk berpartisipasi dalam penelitian.

8) Setiap responden diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan atau

menolak menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden menyatakan

bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka responden diminta untuk

menandatangani lembar inform consent yang telah disiapkan peneliti.

9) Selanjutnya peneliti melakukan pretest sebagai observasi awal untuk

mengetahui keadaan mual muntah menggunakan instumen PUQE kepada


41

responden dan mencatat hasilnya.

10) Peneliti membagi 2 kelompok responden yaitu kelompok 1 yang akan

diberikan pisang ambon dan kelompok 2 yang akan diberikan buah kurma

sekaligus membuat janji dengan responden untuk melakukan intervensi

selama 7 hari.

11) Pada pelaksanaan pemberian intervensi kepada responden, peneliti akan

berkoordinasi dengan bidan desa dan kader kesehatan setempat. Bidan desa

akan memberikan informasi jumlah sasaran ibu hamil yang mengalami mual

muntah di desa binaannya dan menginformasikan pula pada kader yang

terdekat dengan lokasi ibu tersebut. Untuk memastikan apakah responden

mengkonsumsi pisang ambon dan buah kurma sesuai anjuran atau tidak,

maka peneliti memberikan pengawasan secara langsung dengan memberikan

kepada responden dan sebagiannya lagi dibantu oleh kader serta bekerjasama

juga dengan pihak keluarga responden untuk sama-sama mengawasi dalam

mengkonsumsinya secara teratur.

12) Setelah intervensi selesai dilakukan selama 7 hari, peneliti melakukan

observasi kembali dengan menggunakan instrumen PUQE untuk mengetahui

keadaan mual muntah dan hasilnya dicatat.

13) Setelah semua proses dilakukan, selanjutnya melakukan pengolahan data.

3.7 Prosedur Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan sebuah proses manipulasi data untuk menjadi

sebuah informasi. Kumpulan data yang awalnya tidak memiliki informasi yang

dapat disimpulkan jika dilakukan proses pengolahan data maka akan


42

menghasilkan informasi. Pada statistic, informasi yang didapatkan digunakan

untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis. Setelah

data yang diperlukan dalam penelitian sudah terkumpul, maka dilakukan tahap

input data melalui tahap berikut:

a. Editing

Pada tahap ini dimaksudkan untuk melakukan pemeriksaan terhadapa data

yang dikumpulkan/kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner.

b. Coding

Data yang sudah di edit selanjutnya diberi kode untuk mempermudah dalam

pelaksanaan pengolahan data berikutnya. Dengan cara mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing

Merupakan proses pemindahan data dalam media computer agar diperoleh

masukan yang siap diolah menggunakan SPSS.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data / responden selesai dimasukkan,

perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya. Kemudian

dilakukan pembetulan / koreksi.


43

3.8 Analisis Data

Analisis pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat.

3.8.1 Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan anilisis tiap variabel yang dinyatakan dengan

menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau

grafik. Analisis univariat dilakukan bertujuan untuk menjelaskan atau

mendiskripsikan karakteristik setiap variabel baik variabel bebas maupun variabel

terikat yang disajikan dalam nilai minimal, maksimal, mean, standar deviasi dari

distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2018).

3.8.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis data yang dilakukan untuk mencari korelasi

atau pengaruh antara 2 variabel atau lebih yang diteliti. Pada penelitian ini

sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data

untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang ada. Pengujian normalitas

dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan membandingkan

nilai skewness dan kurtosis (Notoatmodjo, 2018).

3.8.2.1 Uji Normalitas

Penelitian ini analisis data dilakukan dengan cara menghitung gain atau

selisih antara skor pretest dan posttest. Skor gain ini kemudian dianalisis

normalitasnya. Uji normalitas sangat penting untuk diketahui hal ini berkaitan

dengan ketepatan pemilihan uji statistic. Penelitian ini pengujian dilakukan dan

dibantu oleh program pengolah SPSS versi 25.0 untuk menguji normalitas melalui

uji normalitas Shapiro-Wilk. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas

Shapiro-Wilk adalah sebagai berikut :


44

1) Jika nilai signifikan (sig.) lebih besar dari 0,05 maka data penelitian

berdistribusi normal.

2) Jika nilai signifikan (sig.) lebih kecil dari 0,05 maka data penelitian tidak

berdistribusi normal.

3.8.2.2 Uji Hipotesis

Menguji hipotesis pada setiap aspek dengan menggunakan statistik

parametrik. Analisa yang digunakan untuk menguji perbedaan nilai pre test dan

post test adalah paired T-test, yaitu untuk menguji hipotesis dua sampel yang

berpasangan. Pada teknisnya, peneliti menggunakan program computer untuk

perhitungan normalitas, yaitu menggunakan program SPSS versi 25.0. Hal ini

dilakukan agar memudah peneliti dilakukan agar memudahkan peneliti untuk

mengolah data hasil penelitian.

3.9 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada Institusi UIMA. Setelah disetujui, kemudian peneliti melanjutkan

permohonan izin penelitian kepada Kepala Puskesmas Leles Kabupaten Garut dan

pihak-pihak terkait untuk mendapatkan persetujuan pengambilan data.

Prinsip manfaat (Beneficence), peneliti melaksanakan penelitian sesuai

dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal

mungkin bagi subyek penelitian dan dapat dijeneralisasikan di tingkat populasi

(beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek

(nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera


45

atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk

mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian.

Prinsip menghormati hak responden, pada dasarnya penelitian akan

memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang

bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya

diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar

individu tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi

mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan

alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek.

Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai

pengganti identitas responden.


DAFTAR PUSTAKA

Desmariyenti, Desmariyenti. (2022). "Efektivitas Pisang Ambon (Musa


paradisiaca. L) terhadap Frekuensi Emesis Gravidarum Pada Ibu
Hamil Trimester I." Jurnal Kebidanan 2.2: 45-48.
Dewi, Ratna, and Rahmi Rahmi. (2020). "Efektivitas pemberian pisang kepok
(Musa paradisiaca formatipyca) dan vitamin B 6 dalam menurunkan
intensitas emisis gravidarum pada ibu hamil." Jurnal SAGO Gizi dan
Kesehatan 1.2: 180-184.
Dinkes Garut, (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Garut tahun 2021, Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut, Garut.
Dinkes Jabar, (2021). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2020, Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Bandung.
Kementerian Kesehatan RI, (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.
Kemenkes RI, Jakarta.
M. Rohmah, S. Natalia, and Anggriani, (2018). “Pengaruh Konsumsi Pisang
Ambon (Musa Paradisiaca.L) Terhadap Penurunan Intensitas Mual
Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I,” J. STIKES Surya MItra Husada
Kediri, vol. 1, no. 2, pp. 1–8,
Maternity, D., Yantina, Y., & Putri, R. D. (2018). Buku Asuhan Kebidanan
Patologis. Binarupa Aksara.
Nugroho, S. M., Masruroh, & Maydianasari, L. (2017). Sari Kurma (Phoenix
dactylifera) Sebagai Suplemen Nutrisi Untuk Menambah Kadar
Haemoglobin Pada Tikus Putih Betina (Rattus Norvegicus). Jurnal
Medika Respati, 12(2), 62–67.
Prawirohardjo, Sarwono.  (2016). Ilmu Kebidanan. Edisi 4 Cetakan 5. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Putri, Maidina. (2022). "Efektivitas Pemberian Pisang Ambon (Musa paradisiacal)
dengan Vitamin B6 Dalam Menurunkan Intensitas Mual Muntah Pada
Ibu Hamil TM 1 di Klinik Lina Hinai Kiri Kec. Secanggang." Jurnal
Ilmiah Kebidanan Imelda 8.2: 61-65.
Rachmawati, A. D., & Milanda, T. (2018). Review Artikel: Terapi Mual
Dan. Muntah Selama Masa Kehamilan. Farmaka Suplemen, Vol 16
No 3.
Utama, Y. K., Rachmawati, R., Hartini, L., Yaniarti, S., & Baska, D. Y. (2021).
Hubungan Paritas dengan Kejadian emesis gravidarum pada Ibu
Hamil Trimester I di Puskesmas Anggut Atas Kota Bengkulu Tahun
2020 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Bengkulu). 

46

Anda mungkin juga menyukai