Anda di halaman 1dari 31

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S REMAJA USIA 17


TAHUN DENGAN KEHAMILAN DINI DI PMB “I”
TAHUN 2023

NAMA : Shintya Mayrika Alvionita Sebayang


NPM : 07220400036

PROGAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA  TERAPAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONSIA MAJU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S REMAJA USIA 17


TAHUN DENGAN KEHAMILAN USIA DINI DI PMB “I”
TAHUN 2023

Oleh :
NAMA : Shintya Mayrika Alvionita Sebayang
NPM : 07220400036

Tanggal, 15 Februari 2023

Mengetahui
Dosen Pembimbing

(Ernita Prima Noviyani,S.S.T.,Bdn.,M.Kes)


NIDN. ………  

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar kasus yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Remaja Usia 17 Tahun Dengan Kehamilan
Usia Dini Di PMB “I” Tahun 2023” Penulis menyadari bahwa keberhasilan
penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan pihak yang
diberikan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Drs. H. Jacub Chatib, Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta
2. Prof. DR. dr. H. M. Hafizurrachman, MPH, sebagai Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM., MKM,  selaku Rektor Universitas Indonesia
Maju.
4. Susaldi, S. ST., M. Biomed, selaku Rektor I Bidang Akademik Univeritas 
Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM., M. Kes, selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik
Univeritas   Indonesia Maju (STIKIM)
6. Hidayani, Am. Keb., SKM., MKM. Selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
8. Retno Sugesti, S. ST., M. Kes, Selaku Koordinator Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Terapan, Univeristas Indonesia Maju.
9. Ernita Prima Noviyani,S.S.T.,Bdn.,M.Kes, Selaku dosen pembimbing
Praktik Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Remaja, Pranikah, dan
Prakonsepsi yang telah sabar dan banyak meluangkan waktu untuk
memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan selama penulis
menyusun laporan seminar kasus ini.
10. ……………………… Selaku dosen penguji dalam Seminar Kasus Praktik
Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Remaja, Pranikah, dan
Prakonsepsi.
11. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju.

3
12. Seluruh teman-teman kelompok 2 dalam Praktek Asuhan Kebidanan
Kesehatan Reproduksi Remaja, Pranikah dan Prakonsepsi, yang senantiasa
memberikan motivasi dan semangat sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
13. Suami, anak dan orang tua tercinta, terimakasih atas doa dan suport yang
selalu diberikan kepada penulis
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini.
                 
    Jakarta, 8 Februari 2023

Penulis

4
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAB I  PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 3
1.2.1. Tujuan Umum 3
1.2.2. Tujuan Khusus 3
1.3. Manfaat 3
1.3.1. Bagi Pasien 3
1.3.2. Bagi Pelayanan Kesehatan 4
1.3.3. Bagi Masyarakat 4
1.3.4. Bagi Institusi Pendidikan 4
BAB II TINJAUAN TEORI 5
1. Hamil Usia Dini 6
1.1 Definisi 7
1.2 Dampak yang Memengaruhi Hamil Usia Dini 8
1. Kesiapan Menerima Kehamilan 8
2. Kesiapan sebagai Seorang Ibu 9
3. Cemas Melahirkan Tidak Normal 9
4. Takut Mengalami Komplikasi Kehamilan 10
5. Perubahan Fisiologis 10
6. Emosi Masih Labil 11
7. Khawatir Bayi Lahir Prematur 11
8. Khawatir Berhubu ngan Seksual 11
9. Peran Dukungan Keluarga 12
10. Sosial Ekonomi 12
1.3 Masalah yang Terjadi pada Kehamilan Usia Dini 13
1. Masalah Kesehatan Reproduksi 14
2. Masalah Psikologis 15
3. Masalah Sosial Ekonomi 16

5
2. Remaja 17
2.1 Defenisi 18
2.2 Ciri-ciri Perubahan Remaja 19
A. Perkembangan Non Fisik 19

B. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja 20


BAB III TINJAUAN KASUS 21
BAB IV PEMBAHASAN 23
BAB V PENUTUP 25
A. Kesimpulan 26
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 30
DOKUMENTASI 31

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak menuju
masa dewasa. Pada masa ini, terjadi perkembangan semua aspek atau
fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara
umur 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria. Berbagai
masalah akan dialami dalam masa remaja, salah satunya adalah masalah
kehamilan di usia remaja yang sering terjadi saat ini. Pada umumnya
mereka belum mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
remaja (Gemala, 2009).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada tahun 2011
memperkirakan 16 juta perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap
tahunnya, dan 90% diantaranya terjadi pada remaja perempuan yang sudah
menikah. Sedangkan menurut Prospek Kependudukan Dunia PBB tahun
2010 diperkirakan setiap tahunnya 1,7 juta perempuan usia di bawah 20
tahun melahirkan di Indonesia. Sebanyak 37% dari seluruh kehamilan di
Indonesia tersebut terjadi pada kelompok remaja.
Hal ini erat sekali kaitannya dengan aborsi yang tidak aman. Di
negara-negara berkembang, komplikasi dari kehamilan dan aborsi tidak
aman adalah faktor utama kematian remaja perempuan 15-19 tahun.
Tingginya angka kehamilan pada remaja di Indonesia saat ini dapat
dibuktikan dari data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) tahun 2010, dari 63,37 juta jumlah remaja di Indonesia, angka
kejadian kehamilan diluar nikah sebanyak 3,2% karena pemerkosaan,
sebanyak 12,9% karena samasama suka, sebanyak 45% kehamilan tidak
terduga dan akibat seks bebas mencapai 22,6%.
Kehamilan pada usia remaja dapat meningkatkan resiko terjadinya
preeklamsia, anemia, bayi prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR),
kematian bayi dan kanker pada alat kandungan perempuan, karena pada

7
usia 12-17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif, serta
meningkatnya resiko disproporsi kepala panggul (karena tulang panggul
belum tumbuh sempurna) dan penyakit menular seksual.
Selain itu, kehamilan usia remaja dapat menyebabkan perceraian
karena kurang matangnya kedewasaan mereka dalam membina suatu
rumah tangga (Imron, 2006).
Kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan masih banyak
remaja-remaja wanita yang belum begitu memahami resiko dari akibat
kehamilan diusia remaja, banyak remaja yang masih menyepelekan
tentang kesehatan reproduksi dan cara untuk mencegah penyakit yang
mungkin akan muncul dari kurangnya kesadaran diri untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan reproduksi mereka.
Data Statistik Kesejahteraan Rakyat DIY 2011 menunjukkan
25,71% perempuan di DIY menikah pada usia di bawah 20 tahun (2,84%
diantaranya di bawah usia 16 tahun). Sedangkan data terakhir yang
bersumber dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah
Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2013 tercatat sebanyak 325 kasus remaja
mengalami kehamilan tidak diinginkan atau hamil diluar nikah, 15%
diantaranya telah menjalani aborsi dan sisanya menjalani pernikahan dini.
Beberapa usaha telah dilakukan pemerintah melalui Kementrian
Kesehatan RI sebagai hulu guna menekan angka kehamilan di usia remaja,
antara lain: meningkatkan status gizi perempuan dan remaja;
meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dimulai dari
lingkup keluarga; meningkatkan konseling pranikah untuk calon
pengantin; meningkatkan peran aktif suami, keluarga, tokoh agama, tokoh
adat, kader dan masyarakat dalam menjaga mutu kesehatan keluarga
(terutama calon ibu) sebelum dan saat hamil, termasuk Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K serta pemenuhan
kebutuhan pelayanan Keluarga Berencana (KB).
Pemerintah juga telah menetapkan Undang-undang Perkawinan
pasal 7 ayat 1 No.1 tahun 1974 yang menyatakan usia minimum untuk
menikah bagi laki-laki 19 tahun dan perempuan 16 tahun. Namun tahun ini

8
DPR dan DPD telah mengusulkan perubahan atas Undang-undang No. 1
Tahun 1974 ini dan usulan ini telah masuk dalam Program Legislasi
Nasional 2015-2019. Hal ini dikarenakan usia pernikahan untuk
perempuan tidaklah sesuai dengan batas usia perkawinan yang tercantum
pada Undang-Undang tentang Perlindungan Anak UU No. 23 Tahun 2002,
yaitu 18 tahun. Usulan ini mendapat dukungan dari banyak pihak karena
pernikahan dibawah usia 18 dianggap masih rentan terhadap kesehatan
reproduksi dan tingkat kemiskinan serta angka kematian ibu melahirkan
sangat tinggi.
Tahun ini BKKBN sebagai badan yang juga bertugas memberikan
penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap remaja, telah
mengkampanyekan batas usia menikah dan hamil menjadi 21 tahun guna
menekan angka pernikahan dan kehamilan dini (BKKBN, 2010).
Berdasarkan data yang telah didapat, angka kejadian kehamilan
pada remaja usia di bawah 20 tahun di Puskesmas Panjatan II selama
tahun 2014 sebanyak 20 ibu dari 429 kehamilan, Berdasarkan survey awal
yang saya lakukan pada tanggal 8 Februari 2023 di PMB ‘I’ karena
kurangnya pengetahuan tentang kehamilan usia dini. Dari masalah tersebut
penulis tertarik untuk meneliti studi kasus Asuhan kebidanan pada Nn. S
usia 17 tahun Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun
2023

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Melakukan Asuhan kebidanan pada Ny. S usia 17 tahun Remaja dengan

Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. S usia 17 tahun Remaja

dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023

9
b. Melakukan Pengkajian data Objektif pada Ny. S usia 17 tahun Remaja

dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023

c. Melakukan pengkajian analisa data pada Ny. S usia 17 tahun Remaja

dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023

d. Melakukan pengkajian penatalaksanaan dan evaluasi pada Ny. S usia 17

tahun Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023

1.3 Manfaat 

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada:

1.3.1 Bagi Pasien

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan usia dini.

1.3.2 Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan

program bagi pelayanan kesehatan khususnya pada remaja, hal ini dapat

menjadi dasar penyusunan panduan dalam program menentukan perilaku

remaja.

1.3.3 Bagi Masyarakat 

Hasil penelitian kasus ini merupakan fakta – fakta yang ditemukan pada

masyarakat sebagai informasi untuk meningkatkan pengatahuan bagi

remaja dalam merencanakan dan mempersiapkan kesehatannya.

1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

penelitian lain dengan materi sejenis.

10
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.3 Hamil Usia Dini


2.4 Definisi
Kehamilan dengan definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
atau 9 bulan menurut internasional. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke 28 hingga ke-40) (Sarwono, 2010:213).
Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang
terjadi pada remaja putri berusia <20 Tahun . Kehamilan tersebut dapat di
sebabkan oleh karena hubungan seksual ( hubungan intim) dengan pacar ,
dengan suami, pemerkosaan, maupun factor-faktor lain yang menyebabkan
sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan tersebut (Masland,
2004).
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30
tahun, jika terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia tersebut maka akan
dikatakan beresiko akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4 x lebih
tinggi dari reproduksi sehat (Manuaba, 2010).
Menurut Susanti (2008), kehamilan pada remaja dapat
menimbulkan masalah karena pertumbuhan tubuhnya belum sempurna,

11
kurang siap dalam sosial ekonomi, kesulitan dalam persalinan, atau belum
siap melaksanakan peran sebagai ibu. Alasan kehamilan pada remaja
adalah:
1) Kecelakaan (hamil di luar nikah)
2) Untuk mendapatkan tunjangan kesejahteraan.
3) Ingin anak
4) Ingin berperan
5) Faktor hubungan
6) Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja
2.5 Dampak yang Memengaruhi Hamil Usia Dini
Banyak dampak yang dapat mempengaruhi remaja hamil usia muda, yang
selanjutnya melahirkan di usia muda antara lain :
1. Kesiapan Menerima Kehamilan
Langkah pertama untuk beradaptasi dengan peran sebagai ibu adalah
menerima kehamilan. Tingkat penerimaan ini digambarkan dalam
kesiapan wanita untuk hamil dan dalam respon emosinya. Banyak
wanita merasa kaget mendapatkan dirinya hamil. Penerimaan terhadap
kondisi hamil sejalan dengan penerimaan tumbuhnya janin secara
nyata. Kehamilan yang tidak diterima, berbeda dengan menolak anak.
Seorang wanita dapat saja tidak suka hamil, tetapi mencintai anak
yang akan dilahirkan (Susanti, 2008).
2. Kesiapan sebagai Seorang Ibu
Periode kehamilan adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik
dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Kehamilan
adalah suatu krisis yang mematangkan dan dapat menimbulkan stres
tetapi konsekuensinya adalah wanita tersebut harus siap memasuki
suatu fase baru untuk bertanggungjawab dan memberi perawatan.
Konsep dirinya berubah, siap menjadi orang tua dan menyiapkan
peran barunya. Secara bertahap ia berubah dari memperhatikan
dirinya sendiri, punya kebebasan menjadi suatu komitmen untuk
bertanggungjawab kepada makhluk lain (Salmah, 2006).

12
Kehamilan merupakan tantangan, titik balik dari kehidupa n keluarga,
dan biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu kehamilan yang
diharapkan atau tidak terutama pada kehamilan usia dini. Untuk
keluarga pemula, kehamilan adalah periode transisi dari masa anak-
anak menjadi orang tua dengan karakteristik yang menetap dan
mempunyai tanggungjawab yang menuntut kesiapan menjadi seorang
ibu. Wanita akan menjadi ibu dan suaminya akan menjadi ayah
(Susanti, 2008).
3. Cemas Melahirkan Tidak Normal
Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan
kehamilan. Cemas merupakan emosi positif sebagai perlindungan
menghadapi stressor, yang dapat menjadi masalah apabila berlebihan.
Tingginya kecemasan pada ibu hamil usia dini berhubungan dengan
kejadian abnormal yang dialaminya, sehingga ibu cemas akan
melahirkan tidak normal (Susanti, 2008).
4. Takut Mengalami Komplikasi Kehamilan
Efek psikologis pada kehamilan remaja putri adalah ibu takut
mengalami terjadinya komplikasi kehamilan seperti perdarahan,
infeksi pada masa kehamilan, kurang darah, dan lain-lain (Susanti,
2008).
5. Perubahan Fisiologis
Respons emosi dan psikologis ibu hamil selama hamil termasuk
menolak, menerima, perubahan perasaan, dan perubahan citra tubuh
seperti ibu merasa tidak cantik lagi, ibu merasa suami tidak sayang
lagi pada dirinya, takut suaminya selingkuh (Salmah dkk, 2006).
6. Emosi Masih Labil
Kondisi hamil mengganggu citra tubuh dan juga ia perlu mengkaji
kembali perubahan peran dan hubu ngan sosialnya. Stres ibu hamil
dipengaruhi oleh emosinya yang masih labil, lingkungan sosial, latar
belakang budaya, dan penerimaan atau penolakan terhadap
kehamilannya (Salmah dkk., 2006).
7. Khawatir Bayi Lahir Prematur

13
Stres pada ibu hamil tidak saja berakibat pada ibu tetapi juga berakibat
pada janin yang dikandungnya. Karena posisi janin yang berada di
dalam rahim dalam merespons apa yang sedang dialami oleh ibu.
Berdasarkan penelitian, ibu hamil yang mengalami stres akan
meningkatkan resiko melahirkan bayi pr ematur, melahirkan bayi
yang lebih kecil. Bahkan bahaya stres pada ibu hamil dapat
mengakibatkan janin keguguran (Susanti, 2008).
8. Khawatir Berhubu ngan Seksual
Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang kehamilan menyebabkan
mereka takut untuk melakukan hubungan seksual terutama pada
trimester III. Ketakutan tersebut karena mereka beranggapan dengan
melakukan hubungan seksual akan mencederai bayi (Salmah, 2006).
9. Peran Dukungan Keluarga
Keluarga dengan ibu hamil, perlu memelihara keterbukaan dan
keseimbangan, menjaga tugas perkembangan, serta mencari bantuan
dan dukungan agar tidak terjadi konflik. Selama hamil, pasangan
merencanakan bersama kelahiran anak pertama mereka, dan
mengumpulkan informasi tentang cara menjadi orang tua.
Ketersediaan dukungan sosial untuk kesejahteraan psikososial ibu
hamil merupakan faktor penting. Anggota keluarga yang lain,
terutama ayah dan ibu, kakek/nenek dan saudara yang lain juga harus
menyesuaikan diri dengan remaja yang hamil. Untuk beberapa
pasangan, kehamilan dapat berkembang menjadi krisis yang
merupakan gangguan atau konflik yang dapat mengganggu
keseimbangan antara anggota keluarga (Susanti, 2008).
10. Sosial Ekonomi
Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja
khususnya wanita untuk melakukan hubungan seksual pranikah.
Karena kemiskinan ini, remaja putri terpaksa bekerja. Namun sering
kali mereka tereksploitasi, bekerja lebih dari 12 jam sehari, bekerja di
perumahan tanpa dibayar hanya diberi makan dan pakaian, bahkan
beberapa mengalami kekerasan seksual (Aryani, 2009).

14
2.6 Masalah yang Terjadi pada Kehamilan Usia Dini
1. Masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja yang akan menikah kelak akan menjadi orang tua sebaiknya
mempunyai kesehatan reproduksi yang sehat sehingga dapat menurunkan
generasi penerus yang sehat. Untuk itu memerlukan perhatian karena
belum siapnya alat reproduksi untuk menerima kehamilan yang akhirnya
akan menimbulkan berbagai bentuk komplikasi. Selain itu kematian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi
pada usia 20-29 tahun.
2. Masalah Psikologis
Umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum
matang, sehingga masih lebih dalam menghadapi masalah yang timbul
dalam perkawinan. Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian, karena
kawin cerai biasanya terjadi pada pasangan yang umurnya pada waktu
kawin relatif masih muda. Tetapi untuk remaja yang hamil di luar nikah
menghadapi masalah psikologi seperti rasa takut, kecewa, menyesal,
rendah diri dan lain-lain, terlebih lagi masyarakat belum dapat menerima
anak yang orang tuanya belum jelas.
3. Masalah Sosial Ekonomi
Makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk
kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada
umumnya dengan bertambahnya umur akan makin kuatlah dorongan
mencari nafkah seba gai penopang. Ketergantungan sosial ekonomi pada
keluarga menimbulkan stres (tekanan batin). Menurut Manuaba (2010),
penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan kurun
reproduksi sehat yaitu umur 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan
tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress
psikologis, sosial, ekonomi), sehingga memudahkan terjadinya :
a) Keguguran

15
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan
kehamilan remaja yang tidak dikehendaki. Kegugur an sengaja yang
dilakukan oleh tenaga non profesional dapat menimbulkan akibat
samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat
reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
b) Persalinan prematur, BBLR dan kelainan bawaan
Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dapat
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir
rendah, dan cacat bawaan.
c) Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stres
memudahkan terjadi infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas.
d) Anemia kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
e) Keracunan
Kehamilan Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil
dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan,
dalam bentuk preeklampsia atau eklampsia. Preeklampsia dan
eklampsia memerlukan perhatian yang serius karena dapat
menyebabkankematian.
f) Kematian ibu yang tinggi
Remaja putri yang stres akibat kehamilannya sering mengambil jalan
pintas untuk melakuka n gugur kandu ng oleh tenaga dukun. Angka
kematian karena gugur kandung yang dilakukan dukun cukup tinggi,
tetapi angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu terutama karena
perdarahan dan infeksi.
3. Remaja

3.1 Defenisi

16
Menurut (Nur Jannah, Rahayu Sri, 2018) Masa remaja atau pubertas berada pada

usia antara 10 dan 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak

menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah

datangnya haid pertama yang dinamakan manarke. Secara tradisi, manarke dianggap

sebagai tanda kedewasaan, dan gandis yang mengalaminya dianggap sudah tiba

waktunya untuk melakukan tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada

usia ini, tubuh Wanita mengalami perubahan dramatis, kerena mulai memproduksi

hormone seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan system

reproduksi. Hal yang dibutuhkan pada remaja perempuan adalah :

b. Gizi seimbang.

c. Informasi tentang kespro.

d. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual.

e. Pencegahan terhadap ketergantungan napza (narkotika, psikotripika, dan zat

adiktif).

f. Perkawinan usia wajar.

g. Pendidikan dan peningkatan keterampilan.

h. Peningkatan penghargaan diri.

i. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.

j. Masalah yang ditemui, seperti seks komersial, pelecehan seksual,

penyalahgunaan obat.

3.2 Ciri-ciri Perubahan Remaja

Menurut (saroha, 2009) ciri-ciri perubahan reproduksi adalah sebagai berikut :

A. Perkembangan Non Fisik

17
a) Masa remaja awal (10-12 tahun) dengan ciri khas antara lain: ingin bebas,

lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan lebih banyak

memperhatikan keadaan tubuhnya.

b) Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan ciri khas antara lain: mencari

identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkayal tentang aktifitas

seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.

c) Masa remaja akhir (16-19 tahun), dengan ciri khas antara lain: mampu

berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai

citraa jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, mengungkapkan

kebebasan diri.

B. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja

Perubahan fisik dalam masa remaja sangat merupakan hal yang sangat penting

dalam kesehatan reproduksi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik

yang sangat cepat untuk mencapai kematangan, termasuk organ-organ

reproduksi sehingga mampu melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang

terjadi yaitu:

0. Munculnya tanda-tanda seks primer. 

Terjadinya haid yang pertama pada remaja  perempuan, dan mimpi basah

pada remaja laki-laki

a. Munculnya tanda-tanda seks sekunder yaitu :

1) Pada remaja laki-laki tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar

bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah

besar, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuh kumis di atas bibir,

cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.

18
2) Pada remaja perempuan, pinggul melebar, pertumbuhan Rahim dan

vagina, tumbuh rambut di sekitar kemaluan dan ketiak, payudara

membesar.

b. Perubahan Kejiwaan

Pada masa remaja perubahan kejiwaan yang terjadi yaitu :

1. Perubahan emosi: sensitif (mudah menangis, cemas, tertawa dan

frustasi), mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif

sehingga mudah berkelahi.

2. Perkembangan inlegensia mampu berfikir abstrak dan senang

memberi kritik, ingin mengetahui hal-hal baru sehingga muncul

perilaku ingin mencoba sangat penting bagi kesehatan reproduksi.

c. Ciri-ciri perubahan ini sangat penting diketahui agar penanganan masalah

dapat dilakukan dengan baik. Dari kesehatan reproduksi, perilaku ingin

mencoba hal-hal baru di dorong oleh rangsangan seksual yang jika tidak

dibimbing dengan baik dapat membawa remaja, khususnya remaja

perempuan terjerumus dalam hubungan seks pranikah dengan segala

akibatnya.

19
BAB III

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI

TINJAUAN KASUS

No. Registrasi : 001


Tanggal Pengkajian : 8 Februari 2023
Waktu Pengkajian : 18:30 wib
Tempat Pengkajian : PMB “I”
Pengkaji : Shintya Mayrika Alvionita Sebayang
A. Data Subjektif

Identitas

Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A


Umur : 17 Tahun Umur : 17 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Pahlawan, Citeureup

1. Alasan datang
Pasien datang ke PMB Bidan I Bersama suaminya dengan alasan ingin melakukan
kontrol kehamilan dan ibu merasa cemas akan kesiapan kehamilannya

2. Keluhan utama
mual, muntah

0. Riwayat obstetric
a. Riwayat menstruasi
Menarche usia 13 tahun
Lama menstruasi perbulan 5-7 hari
Konsistensi  Cair, Warna merah segar, ganti pembalut 2-3x/hari atau sesuai
kebutuhan.
Siklus 28 hari.
HPHT: 27 Oktober 2022

20
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Belum pernah hamil.

4. Riwayat ginekologi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit ginekologi seperti kista,
mioma, endometritis, dll.

0. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu maupun
sekarang. dan pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dirinya dan keluarga nya tidak sedang dan tidak pernah
menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti Hipertensi, DM,
Jantung, Hepatitis, TBC, dll. 

0. Riwayat pernikahan
Menikah tahun 2022. Ini merupakan pernikahan pertama dan suami pertama.
7. Riwayat psikososial
Pasien mengatakan Bahagia menjalani kehidupan rumah tangganya. Pasien merasa
bahagia serta ikhlas menjalani peran sebagai istri. 

0. Riwayat KB
Belum pernah KB.

0. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola istirahat
Tidur siang : 1 Jam
Tidur malam : 8 jam. Mulai pkl 21.00 – 05.00 WIB.
b. Pola aktivitas
Pasien tidak bekerja dan kegiatan sehari-hari hanya dirumah saja
mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga
c. Pola eliminasi
BAB 1x/hari
BAK 5-7x/hari tergantung frekuensi minum.
d. Pola nutrisi
Pasien makan masakan rumahan sehari-hari dengan menu sayur-sayuran,
tahu, tempe, telor, ikan, ayam atau sesekali makan daging. Makan buah
seperti pisang dan jeruk.
e. Pola personal hygiene
Mandi 2x/hari

21
Ganti pakaian dalam 2x/hari atau sesuai kebutuhan
f. Pola hubungan seksual
Berhubungan intim dengan suami 3x dalam seminggu.

B. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :Baik
Kesadaran :Composmentis
b. Pemeriksaan Umum
a. Tekanan Darah : 100/70 mmHg
b. Denyut nadi : 80 kali/menit
c. Frekuensi nafas : 24 kali/menit
d. Suhu tubuh : 36,4C
c. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 52 kg
b. Tinggi badan : 156 cm
c. LILA : 25 cm
d. IMT : 21,3 kg/m2

d. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada kelainan
b. Mata : simetris, sklera tidak ikhterik, konjungtiva
tidak anemis
c. Mulut : tidak ada kelainan, bibir simetris, gigi bersih,
gusi merah muda
d. Leher   : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak
ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar
getah bening
e. Dada : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada retraksi
dinding dada
f. Abdomen : tidak ada kelainan, tidak ada nyeri tekan
DJJ : 145x/menit (di lakukan pemeriksaan leopold
tapi belum teraba bagian janin)

22
g. Ekstremitas Atas : simetris, tidak ada kelainan
h. Ekstremitas Bawah :  simetris, tidak ada kelainan
i. Anogenitalia : dilakukan pemeriksaan
j. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan

C. Analisis Data
Ny. S, remaja 17 tahun dengan kehamilan usia dini

D. Penatalaksanaan
1. Menyambut klien dengan hangat. Klien merasa senang
2. Menggunakan APD level 1 (masker) dalam upaya pencegahan Infeksi.
Klien mengerti.
3. Menyarankan klien untuk tetap memakai masker di area umum termasuk
Puskesmas maupun Posyandu. Klien mengerti dan tetap memakai
maskernya.
Evaluasi : sudah di lakukan
4. Membangun hubungan baik dengan klien  dan melakukan inform consenst
sebelum melakukan pemeriksaan/ tindakan. Klien bersedia dan sudah
menandatangani informed consent.
Evaluasi : sudah di lakukan
5. Memberikan informasi tentang pernikahan dini, memberikan informasi
tentang persiapan persalinan, memberikan informasi dampak kehamilan
pada usia muda, menginformasikan pasien kesiapan sebagai orang tua.
Evaluasi : sudah di lakukan
6. Menjelaskan kepada pasien tentang rasa mual,muntah, itu akibat dari masa
kehamilan masih dini, klien mengerti dan faham apa yang di jelaskan.
Evaluasi : sudah di lakukan

7. Menjelaskan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi


hiperemesis dan menyembuhkan anemia yaitu dengan perbanyak makanan
yang mengandung vit b, atau antimual. Evaluasi : sudah di lakukan
8. Memberitahu klien untuk bertemu dengan SPOG untuk dilakukan
USG ,klien mengerti apa yang dijelaskan. Evaluasi : sudah di lakukan

23
9. Memberitahu klien untuk kunjungan ulang 1 bulan  kemudian sebagai
evaluasi hasil terapi atau jika ada keluhan. Klien bersedia datang pada
tanggal yang sudah dijadwalkan oleh petugas yaitu tanggal 8 Maret 2023.
Evaluasi : sudah di lakukan

10. Memberikan arahan kepada keluarga untuk bisa mensupport serta


membangun keharmonisan dalam keluarga agar kondisi pasien tidak
mengalami stress sehingga kehamilan pasien berjalan lancar sampai
persalinan. Evaluasi : sudah di lakukan

11. Melakukan pendokumentasian kebidanan dalam SOAP dan tercatat dalam


register pelayanan. Pelayanan yang sudah diberikan sudah terdokumentasi
dalam SOAP dan register pelayanan. Evaluasi : sudah di lakukan

Bogor, 8 Februari 2023


Pengkaji

Shintya Mayrika Alvionita

24
BAB IV 

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan “Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Remaja Usia


17 Tahun Dengan Kehamilan Dini Di PMB “I” Tahun 2023”, pada tanggal 8
februari 2023, penulis membahas permasalahan yang akan timbul pada kasus
kehamilan dini dengan membandingkan kesenjangan antara teori dan kasus
yang ada. Dalam menjelaskan kesenjangan tersebut penulis menggunakan
langkah-langkah dalam manajemen kebidanan yaitu pengkajian, interpretasi
data, diagnosa potensial, antisipasial, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi,
Adapun pembahasan dalam bentuk narasinya adalah sebagai berikut :

A. Pengumpulan Data Dasar


1. Data Subjektif

Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang


terjadi pada remaja putri berusia <20 Tahun . Kehamilan tersebut dapat di
sebabkan oleh karena hubungan seksual ( hubungan intim) dengan pacar ,
dengan suami, pemerkosaan, maupun factor-faktor lain yang menyebabkan
sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan tersebut (Masland,
2004). Ny. S umur 17 tahun dengan dengan kehamilan dini mengatakan dengan
keluhan mual , muntah, dan kesiapan sebagai orang tua dalam menghadapi
kehamilannya. pada kasus dan yang ada pada teori tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan kasus.

2. Data objektif
Keluhan mual, muntah, adalah keluhan normal bagi ibu hamil muda.
Pada pemeriksaan abdomen DJJ 145x/menit, di lakukan palpasi namun belum
teraba janin. Pada Ny. S dilakukan pemeriksaan abdomen DJJ 145x/menit, di
lakukan palpasi namun belum teraba janin. maka tidak ada kesenjangan antara
kasus dan teori yang ada.

B.Analisa Data
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan baik subjektif maupun
objektif maka dilakukan interpretasi berupa diagnosa kebidanan pada Ny. S

25
Remaja usia 17 tahun dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023.
Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi
pada remaja putri berusia <20 Tahun . Kehamilan tersebut dapat di
sebabkan oleh karena hubungan seksual ( hubungan intim) dengan pacar ,
dengan suami, pemerkosaan, maupun factor-faktor lain yang
menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan tersebut

C. Penatalaksanaan dan Evaluasi

Tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah

disusun. Tindakan yang dilakukan berdasarkan prosedur yang telah diikuti atau

dilakukan. di dalam tahap ini, bidan melakukan observasi sesuai dengan kriteria

evaluasi yang telah direncanakan (Dwana, 2008).

Pada pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan KIE tentang mual,

muntah, dan kesiapan sebagai calon orang tua. Memberikan informasi tentang

pernikahan dini, memberikan informasi tentang persiapan persalinan,

memberikan informasi dampak kehamilan pada usia muda,

menginformasikan pasien kesiapan sebagai orang tua.

Menjelaskan kepada pasien tentang rasa mual,muntah, itu akibat

dari masa kehamilan masih dini, klien mengerti dan faham apa yang di

jelaskan. Menjelaskan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

hiperemesis dan menyembuhkan anemia yaitu dengan perbanyak makanan

yang mengandung vit b, atau antimual.

Memberitahu klien untuk bertemu dengan SPOG untuk dilakukan

USG ,klien mengerti apa yang dijelaskan. Memberitahu klien untuk

kunjungan ulang 1 bulan  kemudian sebagai evaluasi hasil terapi atau jika

26
ada keluhan. Klien bersedia datang pada tanggal yang sudah dijadwalkan

oleh petugas yaitu tanggal 8 Maret 2023.

Memberikan arahan kepada keluarga untuk bisa mensupport serta

membangun keharmonisan dalam keluarga agar kondisi pasien tidak

mengalami stress sehingga kehamilan pasien berjalan lancar sampai

persalinan.

Melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan didalam

rencana tindakan. Tujuan evaluasi untuk mengetahui kemajuan hasil dari

Tindakan yang dilakukan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kegiatan asuhan

lebih lanjut bila diperlukan, atau sebagai bahan peninjauan terhadap langkah-

langkah didalam proses manajemen sebelumnya (Dwana, 2008). Pada prinsipnya

terdapat evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien untuk menjawab

pernyataan seberapa jauh tercapainya rencana yang dilakukan. evaluasi yang

didapatkan adalah Nn.y. S sudah mengetahui keadaannya, Ny. S mengetahui

tentang kehamilan usia dini, Ny. S mengetahui cara mengatasi mual, muntah, dan

kesiapan sebagai calon orang tua. Ny. S sudah diberikan dukungan moril dan

merasa lebih tenang, Ny. S sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi. Setelah

dilakukan evaluasi pada Ny. S tidak ditemukan kesenjangan antar teori dan kasus

yang ada.

27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

0. Kesimpulan
a. Telah dilakukan pengkajian data subjektif  pada Ny. S usia 17 tahun
Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023
b. Telah dilakukan pengkajian data obyektif pada Ny. S usia 17 tahun
Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023
c. Telah dilakukan identifikasi analisis data pada Ny. S usia 17 tahun
Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023
d. Telah dilaksanakan asuhan kebidanan dan evaluasi pada Ny. S usia 17
tahun Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023
A. Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka penulis akan menyampaikan saran yang


mungkin bermanfaat yaitu:

1. Bagi Penulis
Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman pada kasus dalam memberikan asuhan kebidanan kehamilan
pada usia dini.

2. Bagi Profesi
Diharapkan bidan lebih mampu melakukan tindakan segera dan
merencanakan asuhan kebidanan kehamilan pada usia dini.

3. Bagi Institusi
Pendidikan Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses
pembelajaran baik teori maupun praktik. Agar mahasiswa dapat
meningkatkan pegetahuan dan wawasan tentang teori-teori pada kehamilan.

28
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien Keluarga diharapkan teliti dan tanggap berpartisipasi terhadap
kesehatan ibu hamil agar terdeteksi dini bila terjadi kegawatan serta mengerti
tentang bahaya yang timbul selama hamil dan persalinan, serta mampu
memberikan pertolongan pertama serta cepat mengambil keputusan untuk
mencari pertolongan pada tempat pelayanan kesehatan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R.Y, dan Yulianti, L. 2010 Asuhan Kebidanan 4 patologi. Jakarta: Cv trans info
media

Aspiani, R.Y.2017. asuhan keperawatan maternitas aplikasi NANDA, NIC dan NOC.
Jakarta: CV Trans Info Media

Depkes RI.2007. Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis ( KEK) Dan Anemia Untuk
Melahirkan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Penelitian Gizi Dan Makanan
Jilid 21. Jakarta: Departemen Gizi Dan Kesmas FKMUI, 2007

Antika. CS. 2005. Artikel Media The Indonesian Journal of Public Health Tentang
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wanita Pedesaan untuk Hamil di Usia
Muda. Vol. 2 - No. 2 / November-2005. Diterbitkan Oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga Surabaya.

Aryani. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.

Asrinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba
Medika.

Aspiani, R.Y, dan Yulianti, L. 2010 Asuhan Kebidanan 4 patologi. Jakarta: Cv trans info
media

Manuaba, Ida ayu candranita. 2008. Gawat darurat obstetri gynekologi dan obstetri
gynekologi sosial untuk profesi bidan. Jakarta : EGC

Tinceulisinaga, 2007. Kehamilan tidak diinginkan jurnal kesehatan dan kebidanan

Prawiro harjo, S. 2009. Buku asuhan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

30
DOKUMENTASI

31

Anda mungkin juga menyukai