Anda di halaman 1dari 45

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA

NY. R DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANDASAN ULIN


TAHUN 2021
Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan II

Dosen Pembimbing :

Vonny Khresna Dewi, S.Si.T., M.Kes

Disusun oleh :
FIRDA MAWADDAH
NIM: P07124118195

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Persetujuan untuk pengambilan kasus untuk laporan dokumentasi kompetensi


dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2021”

Nama : Ny. R
Umur : 29 tahun
Alamat : Jalan Makmur Landasan Ulin

Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan


laporan dokumentasi kompetensi pada PKK II, oleh :
Nama : Firda Mawaddah
NIM : P07124118195

Banjarbaru, Mei 2021

Mengetahui,
Pembimbing Mahasiswa

Vonny Khresna Dewi, S.Si.T., M.Kes Firda Mawaddah


NIP.197401051993022001 P07124118195

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang Maha Mendengar Lagi Maha Melihat
dan atas segala limpahan berkat, rahmat, taufik serata hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Asuhan KebidananPada Ibu Hamil. Dalam
proses menyelesaikan tugas ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan
bantuan berupa ilmu, saran, serta kritik yang menunjang, yang berarah positif
pada tugas penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka penulis harapkan saran dan kritik yang konstrukif dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi kami
mahasiswa.

Banjarbaru, Mei 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Batasan Masalah 3
C. Tujuan 3
D. Manfaat 3
BAB II KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN 5
Konsep Dasar Kehamilan 5
BAB III ASUHAN KEBIDANAN 25
Asuhan Kebidanan Kehamilan 25
BAB IV PENUTUP 39
A. Kesimpulan 39
B. Saran 39
DAFTAR PUSTAKA 40

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2019. Angka Kematian
Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya
kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan
atau insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain untuk menilai
program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan
masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan,
baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi penurunan
kematian ibu selama periode 1995-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000
kelahiran hidup.
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2013
(dalam Wulandatika, 2017, hal. 10) menyatakan bahwa jumlah kematian ibu
di Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun 2009 hingga 2012 selalu
mengalami peningkatan. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan, didapatkan bahwa jumlah kematian ibu di Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2009 yaitu sebanyak 94 orang, pada tahun 2010 sebanyak
111 orang, tahun 2011 sebanyak 120 orang dan pada tahun 2012 jumlah
kematian ibu sebanyak 123 orang.
Kehamilan merupakan hal fisiologis bagi semua wanita yang berada pada
usia reproduksi sehat, tetapi tidak semua kehamilan normal sepenuhnya tanpa
penyulit (Murti, dkk, 2017). Salah satu cara mengurangi kemungkinan
seorang perempuan hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan,
persalinan, atau masa nifas dengan melakukan asuhan antenatal dan
persalinan bersih dan aman. Serta untuk mengurangi kemungkinan
komplikasi persalinan yang berakhir dengan kematian atau kesakitan melalui

1
pelayanan obstetri dan neonatal esensial dasar secara komprehensif
(Prawirohardjo, 2014, hal. 56)
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawihardjo, 2014 hal. 278).
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of
care). Hal ini sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari
seorang yang profesional yang sama atau dari satu tim kecil tenaga
profesional sehingga perkembangan kondisi mereka setiap saat akan
terpantau dengan baik selain mereka juga menjadi lebih percaya dan terbuka
karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan. (Dewi dan Sunarsih, 2011
hal.12)
Tujuan utama asuhan kehamilan adalah untuk memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan
saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan
normal selama kehamilan (Dewi dan Sunarsih, 2011 hal.11) .
Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif agar kehamilan ibu berjalan normal, ibu
mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, mengatasi
ketidaknyamanan ibu selama kehamilan serta mengarahkan ibu agar bersalin
di fasilitas pelayanan kesehatan dengan normal dan melakukan perawatan
pada bayi dan ibu sesudah melahirkan dengan melakukan kunjungan rumah
untuk memberikan asuhan pada ibu dan bayinya selama 6 minggu
pascapersalinan serta memberikan asuhan keluarga berencana. Dengan
melalui asuhan tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan kesehatan ibu
dalam mempersiapkan fisik maupun mental menghadapi masa persalinan.

2
B. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka rumusan masalah dalam kasus
ini adalah “Bagaimana melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu
hamil?”

C. Tujuan
1. Mampu melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
komprehensif
2. Mampu melakukan assassment asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
komprehensif
3. Mampu menentukan kebutuhan sesuai asuhan kebidanan pada ibu hamil
secara komprehensif
4. Mampu melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan secara komprehensif.
5. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil
secara komprehensif

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, dari hasil pengkajian diharapkan untuk menjadi referensi
dan masukan bagi pengembangan ilmu kesehatan, khususnya ilmu
kebidanan untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan pada ibu
hamil.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai informasi dan referensi bagi institusi
pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan
datang
b. Bagi Penulis
Hasil dari pengkajian diharapkan dapat menerapkan ilmu dan
memberikan pengetahuan dan informasi yang sesuai dengan tingkat
pengetahuan pada masyarakat dan bagi pasien.

3
BAB II
KONSEP DASAR

A. Pengertian Kehamilan
Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (280 hari/40
minggu) atau 9 bulan 7 hari. Periode kehamilan terbagi dalam triwulan/trimes
ter, trimester I awal kehamilan sampai 14 minggu, trimester II kehamilan 14
minggu-28 minggu, dan trimester III 28 minggu-36/ 40 minggu (Nugroho, 20
14, hal. 4).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam Prawirohardjo
(2016 hal. 213), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dar
i spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila d
ihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berla
ngsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kal
ender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester k
esatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-
13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-4
0).
B. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Ibu Hamil Trimester III
Menurut Tyastuti, dkk (2016, hal.24) Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fi
siologis Ibu Hamil Trimester III yaitu :
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan isi
konsepsi intrauterin. Hormon Estrogen menyebabkan hiperplasi
jaringan, hormon progesteron berperan untuk elastisitas/ kelenturan
uterus.
Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi fundus:
1) Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
2) Kehamilan 8 minggu : telur bebek
3) Kehamilan 12 minggu : telur angsa

4
4) Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
5) Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
6) Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
7) Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
8) Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
9) Kehamilan 36 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Ismus uteri, bagian dari serviks, pada kehamilan akhir, di atas 32
minggu menjadi segmen bawah uterus. Serviks uteri mengalami
hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat
progesteron (tanda Goodell). Sekresi lendir serviks meningkat pada
kehamilan memberikan gejala keputihan. Ismus uteri mengalami
hipertropi kemudian memanjang dan melunak yang disebut tanda
Hegar. Berat uterus perempuan tidak hamil adalah 30 gram, pada
saat mulai hamil maka uterus mengalami peningkatan sampai pada
akhir kehamilan (40 minggu) mencapai 1000 gram (1 kg).
Sejak awal kehamilan, uterus sudah mengalami kontraksi
ireguler yang secara normal tidak menyebabkan nyeri. Selama tri
semester kedua, kontraksi dapat dideteksi dengan pemeriksaan
bimanual. Kontraksi ini dinamakan kontraksi Braxton hick.
Kontraksi ini muncul tanpa dapat diduga dan secara sporadic serta
biasanya tidak berirama. Intensitasnya bervariasi antara 5-25 mm
Hg. Sampai beberapa minggu menjelang akhir kehamilan, kontraksi
ini jarang terjadi, tetapi meningkat selama satu atau dua minggu
terakhir kehamilan. Pada saat ini, kontraksi dapat berlangsung setiap
10-20 menit. Pada akhir kehamilan, kontraksi-kontraksi ini dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman dan menjadi penyebab tanda
persalinan palsu (false labor).
b. Vagina / vulva.
Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasi menimbulkan
warna merah ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina
ibu hamil berubah menjadi lebih asam, keasaman (pH) berubah dari

5
4 menjadi 6.5 sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan
terhadap infeksi vagina terutama infeksi jamur.
c. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama
kehamilan ovarium tenang/ beristirahat.
Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak
terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
2. Payudara
Akibat pengaruh hormon estrogen maka dapat memacu
perkembangan duktus (saluran) air susu pada payudara. Sedangkan
hormon progesterone menambah sel-sel asinus pada payudara. Hormon
laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan
hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan
produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak,
kolostrum. Pada ibu hamil payudara membesar dan tegang, terjadi
hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama
daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor, puting susu
membesar dan menonjol. Hypertropi kelenjar sabasea (lemak) muncul
pada aeola mamae disebut tuberkel Montgomery yang kelihatan di
sekitar puting susu. Kelenjar sebasea ini berfungsi sebagai pelumas
puting susu, kelembutan puting susu terganggu apabila lemak pelindung
ini dicuci dengan sabun. Puting susu akan mengeluarkan kholostrum
yaitu cairan sebelum menjadi susu yang berwarna putih kekuningan pada
trimester ketiga
3. Sistem Kardiovaskuler
a. Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
b. Terjadi hemodilusi sehingga menyebabkan anemia relative,
hemoglobin turun sampai 10 %.
c. Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun.

6
d. Tekanan darah sistolik maupun diastolik pada ibu hamil trimester I
turun 5 sampai 10 mm Hg, hal ini kemungkinan disebabkan karena
terjadinya vasodilatasi perifer akibat
perubahan hormonal pada kehamilan.Tekanan darah akan kembali
normal pada trimester III kehamilan.
e. Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I,
menetap sampai akhir kehamilan
f. Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
g. Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan
4. Sistem Pernafasan
Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi
pada umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan oleh karena
uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus dan mendorong
ke atas menyebabkan tinggi diafragma bergeser 4 cm sehingga kurang
leluasa bergerak.
5. Sistem Perkemihan
Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter
membesar, tonus otototot saluran kemih menurun. Kencing lebih sering
(poliuria), laju filtrasi glumerulus meningkat sampai 69 %. Dinding
saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus yang terjadi pada
trimester I dan III, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis
sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin
menurun namun hal ini dianggap normal.
6. Sistem Muskuloskeletal
Bentuk tubuh ibu hamil berubah secara bertahap menyesuaikan
penambahan berat ibu hamil dan semakin besarnya janin, menyebabkan
postur dan cara berjalan ibu hamil berubah.
C. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Menurut Saiffudin, dkk (2002) dalam Sutanto, dkk (2019 hal 104) menyat
akan, adaptasi psikologis ibu hamil berkaitan dengan bayangan risiko kehamil

7
an dan proses persalinan, sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upa
ya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin akan dihad
apinya.
Pada usia kehamilan 39-40 minggu, seorang ibu mungkin mulai merasa ta
kut akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada waktu melahirkan dan
merasa khawatir akan keselamatannya. Rasa tidak nyaman timbul kembali pa
da trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh, berantakan, can
ggung dan jelek sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari pasangannya.
Di samping itu, ibu mulai sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehila
ngan perhatian khusus yang diterima selama hamil, terdapat perasaan mudah t
erluka (sensitif). Tri semester ketiga sering kali disebut periode penantian dan
waspada, sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayi
nya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingat
kan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya ak
an lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya
akan timbulnya tanda dan gejala menuju terjadinya persalinan. Ibu seringkali
merasa khawatir atau takut jika bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. S
ecara umum, ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghinda
ri orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seor
ang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang ak
an timbul pada waktu melahirkan.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan men
jadi orang tua. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipil
ih. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya (apakah lak
i-laki atau perempuan) dan akan mirip siapa. Pada trimester inilah ibu memerl
ukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
D. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester III
Menurut Tyastuti (2016, hal 47) kebutuhan fisik ibu hamil diantaranya
adalah:

8
1. Kebutuhan Oksigen
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan oksigen, di samping itu terjadi desakan diafragma
karena dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi terjadinya
desakan rahim dan kebutuhan oksigen,yang meningkat, ibu hamil akan
bernafas lebih dalam.
2. Kebutuhan Nutrisi
Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil,
banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada
sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB bertambah,
penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI
(Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung dengan cara BB
sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)2misalnya : seorang
perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm maka IMT
50/(1,5)2= 22.22 (termasuk normal).
3. Personal Hygiene
Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan
yang kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil karena
bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh maka ibu hamil cenderung
menghasilkan keringat yang berlebih, sehingga perlu menjaga
kebersihan badan secara ekstra disamping itu menjaga kebersihan
badan juga dapat untuk mendapatkan rasa nyaman bagi tubuh, seperti :
a. Mandi

b. Perawatan Vulva dan Vagina


c. Perawatan Gigi
d. Perawatan Kuku
e. Perawatan Rambut
4. Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang
longgar, nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian

9
perut atau pergelangan tangan karena akan mengganggu sirkulasi
darah.
5. Eliminasi
a. Buang air besar
b. Buang air kecil

6. Seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan
seksual. Hubungan seksual yang disarankan pada ibu hamil adalah :
a. Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut . Posisi
perempuan diatas dianjurkan karena perempuan dapat mengatur
kedalaman penetrasi penis dan juga dapat melindungi perut dan
payudara. Posisi miring dapat mengurangi energi dan tekanan perut
yang membesar terutama pada kehamilan trimester III.
b. Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan dengan hati –
hati karena dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga
kemungkinan dapat terjadi partus prematur, fetal bradicardia pada
janin sehingga dapat menyebabkan fetal distress tetapi tidak berarti
dilarang.
c. Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin
d. Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena apabila
meniupkan udara ke vagina dapat menyebabkan emboli udara yang
dapat menyebabkan kematian.
e. Pada pasangan beresiko, hubungan seksual dengan memakai
kondom supaya dilanjutkan untuk mencegah penularan penyakit
menular seksual.
Hubungan seksual disarankan tidak dilakukan pada ibu hamil bila:
a. Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri
atau panas.
b. Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
c. Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.
d. Terdapat perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar.

10
e. Serviks telah membuka
f. Plasenta letak rendah
g. Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm,
mengalami kematian dalam kandungan atau sekitar 2 minggu
menjelang persalinan.
7. Mobilisasi dan Body Mekanik
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Dianjurkan berjalan-jalan pagi hari
dalam udara yang bersih, masih segar, gerak badan ditempat : berdiri-
jongkok, terlentang kaki diangkat, terlentang perut diangkat, melatih
pernafasan. Latihan : normal tidak berlebihan, istirahat bila lelah.
8. Senam Hamil
Selama masa kehamilan olah raga dapat membantu tubuhnya siap
untuk menghadapi kelahiran. Wanita dapat berolah raga sambil
mengangkat air, bekerja di ladang, menggiling padi, mengejar anak-
anaknya dan naik turun bukit. Bagi wanita yang bekerja sambil duduk
atau bekerja di rumah biasanya membutuhkan olah raga lagi. Mereka
dapat berjalan kaki, melakukan kegiatan-kegiatan fisik atau melakukan
bentuk-bentuk olah raga lainnya.
9. Istirahat/Tidur
Istirahat dan bersantai sangat penting bagi wanita hamil. Jadwal ini
harus diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan janin dan juga membantu wanita tetap
kuat dan mencegah penyakit, juga dapat mencegah keguguran, tekanan
darah tinggi, bayi sakit dan masalah-masalah lain.
10. Travelling
Wanita hamil supaya berhati – hati dalam membuat rencana
perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan. Jika mungkin
perjalanan jauh dilakukan dengan naik pesawat udara.

11
11. Imunisasi
Menurut Tyastuti, dkk (2016 hal 59) Imunisasi adalah suatu cara
untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama hamil.
Imunisasi TT sebaiknya diberikan pada ibu hamil dengan umur
kehamilan antara tiga bulan sampai satu bulan sebelum melahirkan
dengan jarak minimal empat minggu.
Tabel 2.1 Pemberian vaksin TT
Interval Lama
Antige
(Waktu Perlindunga %Perlindungan
n
Minimal) n (tahun)
Pada kunjungan
pertama (sedini
TT 1 mungkin pada
- -
kehamilan)
4 minggu setelah
TT 2 TT 1 3 80
6 bulan setelah TT
TT 3 2 5 95
1 tahun setelah TT
TT 4 3 10 99
1 tahun setelah TT25-seumur
TT 5 99
4 hidup
Catatan: Ibu yang belum pernah imunisasi DPT/TT/Td atau tidak tahu
status imunisasinya. ibu hamil harus untuk melengkapi
imunisasinya sampai TT 5, tidak harus menunggu kehamilan
berikutnya
E. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester III
Menurut Astuti (2014 hal.73) menyatakan bahwa Ketidaknyamanan pada Keh
amilan Trimester III dan Cara Mengatasinya :
1. Sakit punggung atas dan bawah
Merupakan bentuk tulang punggung kedepan (lordosis) karena
pembesaran rahim. Kejang otot karena tekanan terhadap akar syaraf
ditulang belakang, penambahan ukuran payudara, kadar hormon yang
meningkat menyebabkan kartilago didalam sendi-sendi besar menjadi
lembek keletihan.
Cara mengatasi :

12
a. Agar kaki (paha) yang menahan beban dan tegangan (bukan
punggung), jangan membungkuk saat mengambil barang,tetapi
berjongkok.
b. Lebarkan kaki dan letakkan satu kaki sedikit di depan kaki yang lain
saat membungkuk agar terdapat dasar yang luas untuk keseimbangan
saat bangkit dari posisi jongkok.
2. Sering buang air kecil (BAK) terutama di malam hari (nokturia)
Merupakan tekanan uterus atau rahim pada kandung kemih. Kadar
natrium meningkat di dalam tubuh, air dan natrium tertahan di kaki
selama siang hari pada malam hari terdapat aliran darah balik vena
sehingga meningkatkan jumlah urine.
Cara mengatasinya :
a. Segera berkemih jika sudah terasa ingin kencing
b. Perbanyak minum air putih di siang hari
c. Jangan kurangi minum di malam hari, kecuali jika sudah
mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan
d. Kurangi minum kopi,teh,dan cola dengan kafein karena merangsang
keinginan untuk berkemih
e. Jangan mengkonsumsi obat tanpa berkonsultasi dengan dokter
3. Gatal-gatal diseluruh tubuh
Merupakan kemungkinan karena hipersensitif terhadap antigen (zat)
pada plasenta (ari-ari)
Cara mengatasi :
a. Gunakan kompres dingin atau mandi berendam
b. Gunakan cara mandi (menggunakan krem khusus pengganti sabun,
biasanya berisi ramuan alami)

4. Bengkak pada kaki


Merupakan peningkatan kadar natrium disebabkan oleh pengaruh
hormonal.

13
Cara mengatasinya : Hindari posisi berbaring telentang
5. Keputihan
Merupakan menebalnya selaput lendir (mukosa) vagina, peningkatan
produksi lendir dan kelenjar organ kewanitaan (endoservikal) karena
peningkatan hormon estrogen.
Cara mengatasinya :
a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
b. Cuci kemaluan setiap kali berkemih dan defekasi dengan air yang
bersih dari arah atas ke bawah
c. Keringkan kemaluan setiap selesai dicuci dengan tisu
d. Ganti celana dalam setiap merasa lembab atau basah
e. Kenakan celana dalam yang terbuat dari katun
6. Susah tidur (insomnia)
Merupakan perubahan pola tidur bangun tengah malam akibat
ketidaknyamanan pembesaran rahim, berkemih dimalam hari, sesak
napas, rasa panas diperut, kongesti hidung, sakit otot, kram, strees, dan
cemas.
Cara mengatasinya :
a. Sebelum tidur lakukan olahraga ringan, misalnya menggerakkan
tangan atau senam hamil
b. Mandi air hangat, minum-minuman hangat (susu/teh)
c. Menarik napas panjang dari hitung dan mengeluarkannya dari mulut
d. Ciptakan suasana kamar yang nyaman (bersih, rapi dengan cahaya
yang redup)
e. Berdoa sebelum tidur
f. Tidur dengan posisi miring ke kiri
g. Didampingi dan dibelai suami memberikan ketenangan bagi ibu

F. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III


Tanda bahaya kehamilan trimester menurut Febrianti (2019, hal.12)
1. Perdarahan pervaginam

14
Pada awal masa kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang
sedikit atau spotting di sekitar waktu pertama haid. Perdarahan ini
merupakan perdarahan implantasi dan normal. Perdarahan awal
kehamilan yang tidak normal adalah yang berwarna merah pekat,
perdarahan yang banyak atau perdarahan yang sangat menyakitkan.
Perdarahan ini dapat berarti aborsi, kehamilan mola, atau kehamilan
ektopik.
2. Sakit kepala berat
Sakit kepala bisa terjadi selama proses kehamilan, dan sering kali
membuat rasa yang tidak nyaman. Ibu hamil yang mengalami rasa nyeri
kepala di dahi disertai penglihatan kabur, nyeri ulu hati, mual dan muntah
kemungkinan merupakan tanda bahwa ibu hamil mengidap penyakit
ginjal dan tekanan darah tinggi.
3. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal
merupakan tanda tidak normal. Nyeri abdomen yang bermasalah adalah
yang menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti
appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit tulan pelviksiritasi
uterus, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
4. Mual muntah berlebihan
Mual muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan
trimester ke-1. Biasa terjadi di pagi hari, gejala ini terjadi selama 10
minggu setelah HPHT berlangsung. Ibu hamil yang mengalami muntah-
muntah lebih dari 7 kali selama sehari disertai kondisi yang lemah, tidak
makan, berat badan turun, nyeri ulu hati kemungkinan merupakan suatu
tanda ibu hamil menderita penyakit berat.

5. Penglihatan kabur
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah
selama proses kehamilan. Masalah visual yang mengindektifikasikan

15
keadaan jiwa yang mendadak biasanya berupa masalah pandangan kabur
atau berbayang secara mendadak. Perubahan penglihatan dapat disertai
dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre-
eklampsi.
6. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki. Bengkak bisa menunjukkan masalah serius jika muncul pada
muka dan yangan, tidak hilang setelah istirahat, dan disertai dengan
keluahan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal
jantung, atau pre-eklampsi.
7. Gerakan janin berkurang
Untuk melihat kesejahteraan janin, dapat diketahui dari keaktifan
gerakannya. Minimalnya, janin melakukan pergerakan sebanyak 10 kali
dalam 24 jam. Jika kurang dari itu, maka waspada adanya gangguan janin
dalam rahim.
8. Kejang
Pada umumnya, tanda bahaya kejang didahului oleh semakin
memburuknya keadaan dan terjadinya gejala sekit kepala, mual, nyeri ulu
hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklampsia.
9. Keluar ketuban sebelum waktunya
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum waktunya.
Tanda bahaya kehamilan ini biasanya muncul aterm di atas 37 minggu.
Penyebab umum dari ketuban pecah dini (KPD) adalah multi atau
grandemulti overdistensi (hidramnion, hamil ganda (, disproporsi sefalo
pelvis, kelainan letak (lintang, sungsang).

G. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan


a. Pengertian Asuhan Kehamilan

16
Menurut Marmi (2011, hal. 9) Asuhan antenatal adalah asuhan yang
diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi konsepsi hingga awal
persalinan. Bidan akan menggunakan pendekatan yang berpusat pada ibu
dalam memberikan asuhan kepada ibu dan keluarganya dengan berbagai
informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan yang
ia terima.
b. Tujuan Asuhan Kehamilan
Menurut Marmi (2011, hal. 13) Tujuan asuhan antenatal adalah untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya
dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi
komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
kelahiran, dan memberikan pendidikan.
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
sosial ibu dan bayi.
c. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
d. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan
bayi dengan pendidikan, nutrisi,kebersihan diri, dan proses kelahiran
bayi.
e. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medik, bedah, atau
obstetri selama kehamilan.
f. Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan menghadapi
komplikasi.
g. Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses, menjalankan
nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.
c. Standar Pelayanan Antenatal
Menurut Trisnawati (2016, hal 17) standar pelayan antenatal antara lain:
a. Standar 3 : Identifikasi ibu hamil

17
Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memo
tivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untu
k memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
b. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksa
an meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan jug
a harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kuran
g gizi, hipertensi, PMS, infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisa
si, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang
diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pa
da setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindaka
n selanjutnya.
c. Standar 5 : palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan m
elakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila um
ur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin da
n masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari ke
lainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
d. Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan
dan / atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai denga
n ketentuan yang berlaku.
e. Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah
pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia
lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

f. Standar 8 : persiapan persalinan

18
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami
serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa
persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal
ini.
d. Pelayanan/ Asuhan Standar Asuhan Kebidanan
Menurut Pantiawati (2015, hal.10) pelayanan ANC minimal 5T,
meningkat menjadi 7T, dan sekarang menjadi 12T, sedangkan untuk daer
ah gondok dan endemik malaria menjadi 14T, yaitu:
a. Ukur tinggi badan/ berat badan.
b. Ukur tekanan darah.
c. Ukur tinggi fundus uteri.
d. Pemberian imunisasi TT.
e. Pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan.
f. Test terhadap penyakit menular seksual/ VDRL.
g. Temu wicara/konseling.
h. Tes/pemeriksaan Hb.
i. Tes/pemeriksaan urin protein.
j. Tes reduksi urin.
k. Perawatan payudara (tekan pijat payudara).
l. Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil).
m. Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemic gondok).
n. Terapi obat malaria.
e. Standar Kunjungan Antenatal
Sesuai standar asuhan maka ibu hamil begitu diketahui hamil
disarankan sedini mungkin segera melakukan kunjungan ANC. Esensi
dari asuhan antenataladalah pendidikan dan promosi kesehatan serta
upaya deteksi, sehingga begitu ada kelainan segera diketemukan dan
dilakukan upaya penatalaksanaan. Berdasarkan standar WHO, ibu hamil

19
disarankan untuk melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali
selama kehamilan; dengan komposisi waktu kunjungan satu kali pada
trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III.
Menurut standar pelayanan kebidanan, jadwal kunjungan ANC, adalah
sebagai berikut; satu kali setiap bulan pada trimester I, satu kali setiap 2
minggu pada trimester II, dan satu kali setiap minggu pada tri semester 3.
(Tyastuti 2016, hal 16)
f. Pelayanan Antenatal Di Era Adaptasi Baru
a. Pelaksanaan program berdasarkan zona wilayah.
Tabel 2.2 Program Pelayanan bagi Ibu Hamil

Program Zona Hijau (Tidak Zona Kuning (Risiko


Terdampak/Tidak Ada Rendah), Jingga (Risiko
Kasus Sedang), Merah (Risiko
Tinggi)

Kelas Ibu Hamil Dapat dilaksanakan Ditunda pelaksanaannya di


dengan metode tatap masa pandemi COVID-19
muka (maksimal 10 atau dilaksanakan melalui
peserta), dan harus media komunikasi secara
mengikuti protokol daring (Video Call,
kesehatan secara ketat. Youtube, Zoom)
P4K Pengisian stiker P4K Pengisian stiker P4K
dilakukan oleh tenaga dilakukan oleh ibu hamil
kesehatan pada saat atau keluarga dipandu
pelayanan antenatal bidan/perawat/dokter
melalui media komunikasi.
AMP Otopsi verbal dilakukan Otopsi verbal dilakukan
dengan mendatangi dengan mendatangi
keluarga. Pengkajian keluarga atau melalui
dapat dilakukan dengan telepon. Pengkajian dapat
metode tatap muka dilakukan melalui media
(mengikuti protokol komunikasi secara daring
kesehatan) atau melalui (video conference).
media komunikasi secara
daring (video conference)
b. Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal
minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan
3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan
1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.
1) ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko dilakukan oleh
Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Jika ibu datang
pertama kali ke bidan, bidan tetap melakukan pelayanan

20
antenatal seperti biasa, kemudian ibu dirujuk ke dokter untuk
dilakukan skrining. Sebelum ibu melakukan kunjungan antenatal
secara tatap muka, dilakukan janji temu/ teleregistrasi dengan
skrining anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/ secara
daring untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19.
a) Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk
dilakukan swab atau jika sulit untuk mengakses RS Rujukan
maka dilakukan Rapid Test. Pemeriksaan skrining faktor
risiko kehamilan dilakukan di RS Rujukan.
b) Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan skrining
oleh Dokter di FKTP.
2) ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2, ANC ke-4
di Trimester 3, dan ANC ke-6 di Trimester 3 : Dilakukan tindak
lanjut sesuai hasil skrining. Tatap muka didahului dengan janji
temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui media
komunikasi (telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko
dan gejala COVID-19.
a) Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk
dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS Rujukan maka
dilakukan Rapid Test.
b) Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan pelayanan
antenatal di FKTP.
3) ANC ke-5 di Trimester 3 Skrining faktor risiko persalinan
dilakukan oleh Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan.
Skrining dilakukan untuk menetapkan :
a) faktor risiko persalinan,
b) menentukan tempat persalinan, dan
c) menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau
tidak.
Tatap muka didahului dengan janji temu/teleregistrasi
dengan skrining anamnesa melalui media komunikasi

21
(telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko dan gejala
COVID-19. Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS
untuk dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS Rujukan
maka dilakukan Rapid Test.
c. Rujukan terencana diperuntukkan bagi:
1) Ibu dengan faktor risiko persalinan. Ibu dirujuk ke RS untuk
tatalaksana risiko atau komplikasi persalinan. Skrining COVID-
19 dilakukan di RS.
2) Ibu dengan faktor risiko COVID-19. Skrining faktor risiko
persalinan dilakukan di RS Rujukan.
Jika tidak ada faktor risiko yang membutuhkan rujukan
terencana, pelayanan antenatal selanjutnya dapat dilakukan di
FKTP.
d. Janji temu/teleregistrasi adalah pendaftaran ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk melakukan pemeriksaan antenatal, nifas, dan
kunjungan bayi baru lahir melalui media komunikasi
(telepon/SMS/WA) atau secara daring. Saat melakukan janji
temu/teleregistrasi, petugas harus menanyakan tanda, gejala, dan
faktor risiko COVID-19 serta menekankan pemakaian masker bagi
pasien saat datang ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
e. Skrining faktor risiko (penyakit menular, penyakit tidak menular,
psikologis kejiwaan, dll) termasuk pemeriksaan USG oleh Dokter
pada Trimester 1 dilakukan sesuai Pedoman ANC Terpadu dan Buku
KIA.
1) Jika tidak ditemukan faktor risiko, maka pemeriksaan kehamilan
ke 2, 3, 4, dan 6 dapat dilakukan di FKTP oleh Bidan atau Dokter.
Demikian pula untuk ibu hamil dengan faktor risiko yang bisa
ditangani oleh Dokter di FKTP.
2) Jika ditemukan ada faktor risiko yang tidak dapat ditangani oleh
Dokter di FKTP, maka dilakukan rujukan sesuai dengan hasil
skrining untuk dilakukan tatalaksana secara komprehensif

22
(kemungkinan juga dibutuhkan penanganan spesialistik selain
oleh Dokter Sp.OG)
f. Pada ibu hamil dengan kontak erat, suspek, probable, atau
terkonfirmasi COVID-19, pemeriksaan USG ditunda sampai ada
rekomendasi dari episode isolasinya berakhir. Pemantauan
selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
g. Ibu hamil diminta mempelajari dan menerapkan buku KIA dalam
kehidupan sehari-hari.
1) Mengenali tanda bahaya pada kehamilan. Jika ada keluhan atau
tanda bahaya, ibu hamil harus segera memeriksakan diri ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2) Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan
janinnya. Jika terdapat risiko/tanda bahaya (tercantum dalam
buku KIA), seperti mual-muntah hebat, perdarahan banyak,
gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri kepala hebat,
tekanan darah tinggi, kontraksi berulang, dan kejang atau ibu
hamil dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre
eklampsia berat, pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil
dengan penyakit penyerta lainnya atau riwayat obstetri buruk,
maka ibu harus memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3) Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20 minggu.
Setelah usia kehamilan 28 minggu, hitunglah gerakan janin
secara mandiri (minimal 10 gerakan dalam 2 jam). Jika 2 jam
pertama gerakan janin belum mencapai 10 gerakan, dapat
diulang pemantauan 2 jam berikutnya sampai maksimal
dilakukan hal tersebut selama 6x (dalam 12 jam). Bila belum
mencapai 10 gerakan selama 12 jam, ibu harus segera datang ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk memastikan kesejahteraan
janin.

23
4) Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan
mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan
diri dan tetap melakukan aktivitas fisik berupa senam ibu hamil/
yoga/pilates/peregangan secara mandiri di rumah agar ibu tetap
bugar dan sehat.
5) Ibu hamil tetap minum Tablet Tambah Darah (TTD) sesuai
dosis yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
h. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil dengan
status suspek, probable, atau terkonfirmasi positif COVID-19
dilakukan dengan pertimbangan dokter yang merawat.
i. Pada ibu hamil suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19, saat
pelayanan antenatal mulai diberikan KIE mengenai pilihan IMD,
rawat gabung, dan menyusui agar pada saat persalinan sudah
memiliki pemahaman dan keputusan untuk perawatan bayinya.
j. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak
melakukan perjalanan ke luar negeri atau ke daerah dengan transmisi
lokal/ zona merah (risiko tinggi) dengan mengikuti anjuran
perjalanan (travel advisory) yang dikeluarkan pemerintah. Dokter
harus menanyakan riwayat perjalanan terutama dalam 14 hari
terakhir dari daerah dengan penyebaran COVID-19 yang luas
(Kemenkes RI, 2020)

BAB III
TINJAUAN KASUS

24
ASUHAN ASUHAN KEHAMILAN
PADA NY. R HAMIL 34 MINGGU
DI WILAYAH PUSKESMAS LANDASAN ULIN
TAHUN 2021

1. Pengkajian Kehamilan
Hari / Tanggal : Jumat, 8 Januari 2021
Jam : 20.15 WITA
No. RMK : R/105/ANC

2. Identitas
Tabel 4.1
Identitas Responden dan Suami

Istri Suami
Nama Ny. R Tn. F
Umur 28 tahun 27 tahun
Pendidikan Perguruan Tinggi SMA/Sederajat
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Alamat Jl. Makmur Perum Pesona Mandiri Asri Blok
B Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru

3. Prolog
Ibu hamil G2P1A0 hamil 34 minggu datang untuk memeriksakan
kehamilannya. HPHT : 12 Mei 2020, TP : 19 Februari 2021. BB sebelum
hamil 48 kg, TB : 150 cm, LiLA : 25 cm. Selama kehamilan ini ibu
memeriksakan kehamilannya sebanyak 7 kali. Riwayat ANC trimester I di
PMB yaitu 1 kali (usia kehamilan 11 minggu), trimester II di PMB sebanyak
3 kali (usia kehamilan 15 minggu, 21 minggu, dan 27 minggu), dan trimester

25
III di PMB sebanyak 2 kali (usia kehamilan 32 minggu, 34 minggu).
Imunisasi TT terakhir yaitu TT5. Hb : 12,5 gr%, protein urine (-), glukosa
urine(-). Golongan darah O. Ibu dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti penyakit jantung, hipertensi, asma, hepatitis dan diabetes
mellitus. Serta tidak ada alergi obat atau makanan.

4. Data Subjektif
Ibu mengatakan sakit pinggang sejak kemarin

5. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compus mentis, BB: 62 kg, TD : 120/80
mmHg, N : 87 x/menit, R : 21 x/menit, S : 36,6 oC, LiLA : 25 cm. Muka tidak
pucat, tidak tampak odema, konjungtiva tidak anemis, sklera putih (tidak
ikterik), mulut tidak pucat dan bersih, gigi tidak karies, dileher tidak teraba
benjolan, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid, payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal pada
payudara, puting kiri kanan menonjol dan bersih, areola mammae
hiperpigmentasi, abdomen tidak ada luka bekas operasi. Pemeriksaan
abdomen pada bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak , tidak melenting yaitu
bokong, TFU ½ pusat - prossesus xipoideus (25 cm), dibagian kiri perut ibu
teraba bagian memanjang, keras, seperti papan, yaitu punggung janin, serta
dibagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil, yaitu tangan dan kaki,
bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat, dan melenting yaitu presentasi
kepala, kepala sudah masuk PAP (divergen), TBJ 2170 gram, DJJ (+)
terdengar jelas di kanan/kiri bawah perut ibu dan teratur 152 x/menit. Tidak
ada odema pada ekstremitas atas dan bawah, refleks ginjal (-/-), refleks
patella (+/+), dan tidak ada varises. Pemeriksaan penunjang pada usia
kehamilan 35 minggu : Hb : 12,5 gr%, reduksi urine (-), albumin (-).

6. Analisa
G2P1A0 hamil 34 minggu, janin tunggal hidup fisiologis

26
7. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan umum
ibu dan janin baik, tanda-tanda vital normal, usia kehamilan ibu sekarang
34 minggu. Taksiran persalinan ibu pada tanggal 19 Februari 2021,
namun persalinan dapat lebih cepat atau pun lebih lambat 2 minggu dari
tanggal taksiran persalinan. Ibu mengerti.
b. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang ibu bahwa keluhan yang di
rasakan ibu merupakan hal dengan cepat yang wajar dikarenakan bentuk
tulang punggung ke depan (lordosis) yang disebabkan karena
pembesaran rahim dan kejang otot karena tekanan terhadap akar saraf di
tulang belakang serta kadar hormon yang meningkat menyebabkan
kartilago di dalam sendi-sendi besar menjadi lembek.
c. Menjelaskan kepada ibu untuk mengatasi keluhan yang dirasakan ibu
dengan :
1) Menganjurkan posisi tidur yang baik dengan menyamping dan
meletakkan bantal di sela kedua lutut kaki.
2) Menganjurkan ibu untuk tidak berdiri atau duduk terlalu lama.
3) Hindari mengangkat beban yang berat.
4) Tidak memakai sepatu/sendal hak tinggi.
5) Jangan membungkuk saat mengambil barang, tetapi dengan
berjongkok
d. Memberikan KIE kepada ibu :
1) Menganjurkan ibu untuk tetap makan-makanan dengan pola gizi
yang seimbang contohnya nasi, ikan, tempe, tahu, sayur (bayam,
kangkung, sawi, wortel, dan lain sebagainya), dan buah-buahan,
susu. Karena janin membutuhkan nutrisi dari ibu untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik. Ibu mengerti tentang informasi yang di
sampaikan. Karena janin membutuhkan nutrisi dari ibu untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik. Ibu mengerti tentang
informasi yang disampaikan.

27
2) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan teratur seperti
tidur siang hari selama 1-2 jam dan pada malam hari 7-8 jam. Ibu
mengerti dan bersedia melakukannya.
3) Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas pekerjaan yang
berlebihan dan berat, serta jangan terlalu lelah, jangan mengangkat
beban yang berat, hindari dudukdan berdiri terlalu lama. Pada saat
istirahat dianjurkan untuk miring ke kiri bukan telentang dan
dianjurkan untuk selalu rileks pada saat duduk dan tidur. Ibu
mengerti.
4) Menjelaskan ke pada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
trimester III perdarahan pervaginam, air ketuban pecah sebelum
waktunya, nyeri abdomen yang hebat, sakit kepala yang hebat,
gerakan janin berkurang, demam atau panas tinggi, bengkak di kaki,
tangan, atau wajah.
5) Memberitahukan ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan terdekat
jika mengalami tanda bahaya kehamilan seperti disebutkan. Ibu
mengerti dan mengetahui tanda bahaya tersebut, dan bersedia datang
ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami tanda bahaya
tersebut.
6) Mengingatkan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan :
a) Adanya rasa sakit yang kuat pada perut dan menajalar sampai ke
pinggang, dengan frekuensi yang teratur 2 kali dalam 10 menit
serta tidak berkurang meskipun ibu berjalan atau beraktivitas
bahkan rasa sakit bertambah.
b) Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir (daerah
kemaluan)
c) Keluar air dari vagina (daerah kemaluan)
d) Memberitahu ibu jika mengalami hal seperti di atas ibu segera
pergi ke fasilitas kesehatan terdekat atau klinik bidan.

28
Ibu memahami penjelasan tentang informasi yang di berikan dan
akan datang ke fasilitas kesehatan terdekat atau klinik bidan jika
terjadi hal tersebut.
e. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi obat yang diberikan oleh
bidan Fe 1 x 1 hari dan multivitamin. Sebaiknya diminum dengan air
jeruk dan air putih, karena vitamin C yang ada pada air jeruk dapat
membantu penyerapan zat besi, tetapi jika air jeruknya tidak ada ibu bisa
menggunakan pepaya.
f. Menganjurkan kepada ibu untuk menghindari minum tablet tambah darah
dengan air teh dan susu karena akan menghambat proses penyerapan zat
besi.
g. Menjelaskan tentang P4K, yaitu merencanakan penolong persalinan,
merencanakan tempat persalinan, merencanakan pendamping persalinan,
merencanakan alat transportasi dan merencanakan calon pendonor.
Ibu mengerti tentang informasi yang di sampaikan dan ibu sudah
memustuskan penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping
persalinan, alat transportasi dan calon pendonor.
h. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiennya dengan
mandi rutin, ganti baju dan celana dalam setiap kotor atau lembab. Ibu
bersedia menerapkannya.
i. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 minggu lagi,
atau jika ada keluhan. Yaitu pada tanggal 15 Januari 2021. Ibu mengerti.

Tabel 4.2
Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Kehamilan

No. Hari/Tanggal Catatan Perkembangan


1 Jumat, 16 Data Subjektif
Januari 2021. Ibu mengatakan sejak 3 hari yang lalu sudah
Pukul 20.30 mulai berkurang sakit pinggang
WITA Data Objektif

29
Keadaan umum baik, kesadaran compus
mentis, BB: 62 kg, TD : 110/80 mmHg, N : 90
x/menit, R : 21 x/menit, S : 36,7oC, LiLA : 25
cm. Muka tidak pucat, tidak tampak odema,
konjungtiva tidak anemis, sklera putih (tidak
ikterik), mulut tidak pucat dan bersih, gigi tidak
karies, dileher tidak teraba benjolan, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid, payudara
simetris, tidak ada benjolan abnormal pada
payudara, puting kiri kanan menonjol dan
bersih, areola mammae hiperpigmentasi,
abdomen tidak ada luka bekas operasi.
Pemeriksaan abdomen pada bagian atas perut
ibu teraba bulat, lunak , tidak melenting yaitu
bokong, TFU ½ pusat - prossesus xipoideus (27
cm), dibagian kiri perut ibu teraba bagian
memanjang, keras, seperti papan, yaitu
punggung janin, serta dibagian kanan perut ibu
teraba bagian-bagian kecil, yaitu tangan dan
kaki, bagian bawah perut ibu teraba keras,
bulat, dan melenting yaitu presentasi kepala,
kepala sudah masuk PAP (divergen), TBJ 2480
gram, DJJ (+) terdengar jelas di kiri bawah
perut ibu dan teratur 156 x/menit. Tidak ada
odema pada ekstremitas atas dan bawah,
refleks ginjal (-/-), refleks patella (+/+), dan
tidak ada varises

Analisa

30
G2P1A0 hamil 35 minggu, janin tunggal hidup
fisiologis
Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin
baik, tanda-tanda vital ibu normal, usia
kehamilan 35 minggu. Ibu memahami
hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa sakit
pinggang yang dialami juga disebabkan
oleh keletihan, dan mekanisme/sikap
tubuh yang kurang baik saat mengangkat
barang dan mengambil barang.
3. Cara yang bisa dilakukan ibu untuk
mengatasi sakit pinggang, yaitu :
a. Menganjurkan posisi tidur yang baik
dengan menyamping dan meletakkan
bantal di sela kedua lutut kaki.
b. Menganjurkan ibu untuk tidak berdiri
atau duduk terlalu lama
c. Hindari mengangkat yang berat
d. Tidak memakai sepatu/sendal hak
tinggi
4. Memberikan KIE berupa :
a. Meingatkan ibu untuk istirahat yang
cukup pada siang hari 1-2 jam dan
pada malam hari 7-8 jam, serta
mengurangi aktivitas yang berlebihan
seperti menghindari mengangkat berat
badan. Ibu mengerti.
b. Mengingatkan ibu untuk tetap makan-

31
makanan dengan pola gizi yang
seimbang, serta memperbanyak
konsumsi protein seperti ikan, tahu,
tempe, dan sayur-mayur, serta buah-
buahan. Ibu mengerti
c. Mengingatkan ibu untuk selalu
menjaga kebersihan diri dengan mandi
2 kali sehari, ganti baju dan celana
dalam setiap kotor atau lembab. Ibu
bersedia menerapkannya.
d. Mengingatkan ibu untuk
mempersiapkan persalinan seperti
transportasi, biaya, penolong
persalinan, dan pendonor darah jika
sewaktu-waktu diperlukan.
e. Menganjurkan ibu untuk selalu
meminum tablet tambah darah dan
kalsium secara rutin sesuai anjuran.
Ibu mengerti.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk
memeriksakan kehamilannya secara rutin
dan menyepakati kunjungan 1 minggu
kemudian atau jika ada keluhan. Ibu
mengerti dan akan memeriksakan
kehamilannya 1 minggu kemudian atau
jika ada keluhan.
2. Jumat, 22 Data Subjektif
Januari 2021 Ibu mengatakan sering kencing pada malam
Pukul 19.00 hari sehingga susah tidur
WITA
Data Objektif

32
Keadaan umum baik, kesadaran compus
mentis, BB: 63 kg, TD : 100/70 mmHg, N : 80
x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,5oC, LiLA : 25
cm. Muka tidak pucat, tidak tampak odema,
konjungtiva tidak anemis, sklera putih (tidak
ikterik), mulut tidak pucat dan bersih, gigi tidak
karies, dileher tidak teraba benjolan, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid, payudara
simetris, tidak ada benjolan abnormal pada
payudara, puting kiri kanan menonjol dan
bersih, areola mammae hiperpigmentasi,
abdomen tidak ada luka bekas operasi.
Pemeriksaan abdomen pada bagian atas perut
ibu teraba bulat, lunak , tidak melenting yaitu
bokong, TFU 3 jari di bawah prossesus
xipoideus (29 cm), dibagian kiri perut ibu
teraba bagian memanjang, keras, seperti papan,
yaitu punggung janin, serta dibagian kanan
perut ibu teraba bagian-bagian kecil, yaitu
tangan dan kaki, bagian bawah perut ibu teraba
keras, bulat, dan melenting yaitu presentasi
kepala, kepala sudah masuk PAP (divergen),
TBJ 2790 gram, DJJ (+) terdengar jelas di kiri
bawah perut ibu dan teratur 148 x/menit. Tidak
ada odema pada ekstremitas atas dan bawah,
refleks ginjal (-/-), refleks patella (+/+), dan
tidak ada varises

Analisa

33
G2P1A0 hamil 36 minggu, janin tunggal hidup
fisiologis

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin
baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal, usia kehamilan 36 minggu. Ibu
mengerti.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan
yang dirasakan ibu disebabkan karena
tekanan pada kandung kencing oleh
pembesaran rahim atau kepala bayi yang
turun ke rongga panggul. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
3. Menjelaskan kepada ibu untuk mengatasi
keluhan yang dirasakan ibu dengan minum
air putih yang cukup + 8-12 gelas/hari.
Dengan perbanyak minum air putih pada
siang hari dan kurangi minum dimalam
hari, hindari minum-minuman berkafein
seperti kopi atau teh yang dapat membuat
urin lebih banyak. Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya.
4. Memberikan KIE :
a. Mengingatkan ibu untuk tetap
memenuhi kebutuhan cairan yaitu
minimal 8 gelas per hari, dan
menganjurkan ibu untuk
memperbanyak minum pada siang
hari dan membatasi minum di malam

34
hari.
b. Mengingatkan kepada ibu untuk tidur
pada posisi miring, meletakkan bantal
dibawah kepala, perut, punggung, dan
diantara kedua kaki atau dengan posisi
tidur yang nyaman.
c. Mengingatkan ibu untuk istirahat
yang cukup yaitu tidur malam 7-8 jam
dan tidur siang 1-2 jam. Ibu mengerti
tentang informasi yang di sampaikan.
d. Menganjurkan ibu untuk tetap
melanjutkan konsumsi obat yang
diberikan oleh bidan.
e. Mengingatkan ibu tentang P4K, yaitu
merencanakan penolong persalinan,
merencanakan tempat persalinan,
merencanakan pendamping
persalinan, merencanakan alat
transportasi dan merencanakan calon
pendonor. Ibu mengerti.
f. Menganjurkan ibu untuk menyiapkan
perlengkapan ibu dan perlengkapan
bayi di dalam satu tas sehingga mudah
dan siap untuk dibawa.
g. Menganjurkan ibu untuk
memeriksakan kehamilannya 1
minggu lagi atau jika ada keluhan.
3. Kamis, 28 Data Subjektif
Januari 2021 Ibu mengatakan kadang-kadang perut terasa
Pukul 15.00 kencang.
WITA Data Objektif

35
Keadaan umum baik, kesadaran compus
mentis, BB: 63 kg, TD : 120/80 mmHg, N : 80
x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,6oC, LiLA : 25
cm. Muka tidak pucat, tidak tampak odema,
konjungtiva tidak anemis, sklera putih (tidak
ikterik), mulut tidak pucat dan bersih, gigi tidak
karies, dileher tidak teraba benjolan, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid, payudara
simetris, tidak ada benjolan abnormal pada
payudara, puting kiri kanan menonjol dan
bersih, areola mammae hiperpigmentasi,
abdomen tidak ada luka bekas operasi.
Pemeriksaan abdomen pada bagian atas perut
ibu teraba bulat, lunak , tidak melenting yaitu
bokong, TFU 3 jari di bawah prossesus
xipoideus (30 cm), dibagian kiri perut ibu
teraba bagian memanjang, keras, seperti papan,
yaitu punggung janin, serta dibagian kanan
perut ibu teraba bagian-bagian kecil, yaitu
tangan dan kaki, bagian bawah perut ibu teraba
keras, bulat, dan melenting yaitu presentasi
kepala, kepala sudah masuk PAP (divergen),
TBJ 2945 gram, DJJ (+) terdengar jelas di kiri
bawah perut ibu dan teratur 157 x/menit. Tidak
ada odema pada ekstremitas atas dan bawah,
refleks ginjal (-/-), refleks patella (+/+), dan
tidak ada varises

Analisa

36
G2P1A0 hamil 37 minggu, janin tunggal hidup
fisiologis

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin
baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal, usia kehamilan 37 minggu. Ibu
mengerti.
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai
keluhan yang dialami ibu. Bahwa perut
terasa kencang-kencang dikarenakan
adanya kontraksi palsu, dan biasanya akan
muncul saat ibu kelelahan.
3. Menjelaskan kepada ibu cara mengurangi
perut kembung yaitu dengan menghindari
makanan yang mengandung gas (kol,
nangka, ketan) dan makanan tinggi lemak,
mengunyah makanan secara sempurna,
mempertahankan kebiasaan buang air
besar yang normal, dan makan teratur
sedikit tapi sering.
4. Memberikan KIE :
a. Mengingatkan ibu untuk tetap
memenuhi kebutuhan cairan yaitu
minimal 8 gelas per hari, dan
menganjurkan ibu untuk
memperbanyak minum pada siang
hari dan membatasi minum di malam
hari.
b. Mengingatkan kepada ibu untuk tidur

37
pada posisi miring, meletakkan bantal
dibawah kepala, perut, punggung, dan
diantara kedua kaki atau dengan posisi
tidur yang nyaman.
c. Mengingatkan ibu untuk istirahat
yang cukup yaitu tidur malam 7-8 jam
dan tidur siang 1-2 jam. Ibu mengerti
tentang informasi yang di sampaikan.
d. Menganjurkan ibu untuk tetap
melanjutkan konsumsi obat yang
diberikan oleh bidan.
e. Mengingatkan ibu tentang P4K, yaitu
merencanakan penolong persalinan,
merencanakan tempat persalinan,
merencanakan pendamping
persalinan, merencanakan alat
transportasi dan merencanakan calon
pendonor. Ibu mengerti.
f. Menganjurkan ibu untuk menyiapkan
perlengkapan ibu dan perlengkapan
bayi di dalam satu tas sehingga mudah
dan siap untuk dibawa.
g. Menganjurkan ibu untuk
memeriksakan kehamilannya 1
minggu lagi atau jika ada keluhan.

38
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. R hamil 34
minggu, maka penulis mengambil kesimpulan yaitu :
1. Pengkajian pada hari Jumat, 8 Januari 2021 kesadaran compus mentis,
BB: 62 kg, TD : 120/80 mmHg, N : 87 x/menit, R : 21 x/menit, S :
36,6oC, LiLA : 25 cm, , TFU ½ pusat - prossesus xipoideus (25 cm),
dibagian kiri perut ibu teraba bagian memanjang, keras, seperti papan,
yaitu punggung janin, serta dibagian kanan perut ibu teraba bagian-
bagian kecil, yaitu tangan dan kaki, bagian bawah perut ibu teraba keras,
bulat, dan melenting yaitu presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP
(divergen), TBJ 2170 gram, DJJ (+) terdengar jelas di kanan/kiri bawah
perut ibu dan teratur 152 x/menit.
2. Analisa diagnosa data adalah G2P1A0 hamil 34 minggu, janin tunggal
hidup fisiologis
3. Penatalaksanaan yang dilakukan memberitahukan hasil pemeriksaan
kepada ibu bahwa keadaan umum ibu dan janin baik, menjelaskan
kepada ibu untuk mengatasi keluhan yang dirasakan ibu, memberikan
KIE kepada ibu, mengingatkan kepada ibu tentang tanda-tanda
persalinan.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan kehamilan ini dapat menjadi masukan
untuk pelaksanaan asuhan kebidanan dan referensi pustaka dalam
pendokumentasian asuhan kehamilan.
2. Bagi Penulis

39
Diharapkan dengan adanya asuhan kebidanan kehamilan ini, penulis
dapat lebih mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya serta lebih
teliti lagi dalam memberikan asuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Maya. (2014). Buku Pintar Kehamilan. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta

Dewi, P. K., Patimah, S., & Khairiyah, I. I. (2018). Pengaruh relaksasi otot
progresif terhadap penurunan nyeri punggung bagian bawah ibu hamil
trimester III. Jurnal Bidan, 4(2), 16-24. Tersedia dalam: <
http://www.jurnal.ibijabar.org>

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.


Kemenkes RI: Jakarta

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Penerbit Pelajar: Yogyakarta

MURTI, R. D. T., Meilani, N., Kurniati, A., & Keb, M. (2017). Asuhan
Kebidanan
Berkesinambungan pada Ny. F Usia 26 Tahun G2P1Ab0Ah1 dengan
Kehamilan Normal di Puskesmas Godean 1 Sleman (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta). Tersedia dalam: <
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint>

Nugroho, T., Nurrezki., Warnaliza. D. & Wilis. (2014). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan 1 (Kehamilan). Nuha Medika: Yogyakarta

Pantiawati, I & Saryono. (2015). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Nuha


Medika: Yogyakarta

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohodjo: Jakarta

Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohodjo: Jakarta

Rukiyah, A.Y., Yulianti, L., Maemunah. & Susilawati. L. (2013). Asuhan


Kebidanan I (Kehamilan). Trans Info Media: Jakarta

Sukarni, K & Margareth ZH. (2015). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Nuha
Medika: Yogyakarta

40
Sutanto, A. V. & Fitriana, Y. (2019). Asuhan Pada Kehamilan. Pustaka Baru:
Yogyakarta

Tyastuti, S. & Wahyuningsih, H. P. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan.


BPPSDMK: Jakarta Selatan. Tersedia dalam netLibrary
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/modul-bahan-ajar-tenaga-
kesehatan/

Wulandatika, D. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu


dalam melakukan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Gambut Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan tahun 2013. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan, 8(2), 8-18.

41

Anda mungkin juga menyukai