DOSEN PEMBIMBING :
Evrina Solvia Soleh, M.Keb
Oleh :
Ernita
PO71242230281
Telah disahkan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis”
guna memenuhi tugas Stase Persalinan Program Studi Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Jambi tahun 2023.
Mahasiswa
(Ernita)
Mengetahui :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif Ibu Bersalin dan
bayi baru lahir Fisiologis Pada Ny. S G1P0A0 hamil 39-40 minggu.
Penulisan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas praktik klinik kebidanan
stase kehamilan yang merupakan salah satu mata kuliah atau kurikulum yang harus
dilalui dalam proses pendidikan profesi kebidanan. Dalam penyusunan laporan ini
penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Yuli Suryanti, M.Keb selaku Kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Jambi
Penulis
2
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
2
D. Manfaat Penulisan
3
3
A. Kala I Persalinan
42
B. Kala II Persalinan
50
C. Kala III Persalinan
51
D. Kala IV Persalinan
52
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Data Subjektif dan Objektif
54
B. Interpretasi Data Dasar
56
C. Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
59
D. Identifikasi kebutuhan Tindakan Segera
60
E. Perencanaan
61
F. Penatalaksanaan dengan pendekatan holistik berdasarkan Evidence Based
Midwivery (EBM)/Evidence Based practice (EBM)Teori EMB
67
G. Evaluasi
70
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
72
B. Saran
73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses alami yang berlangsung dengan sendirinya, persalinan
pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun
janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan, dan pelayanan dengan
fasilitas yang memadai (Manuaba. 2019).
Proses persalinan sering dipersepsikan menakutkan dan menimbulkan rasa
sakit yang luar biasa. Sebagian ibu juga merasa trauma dengan proses persalinan
pertamanya karena berbagai macam kesulitan dan rasa nyeri saat persalinan
sehingga mereka enggan untuk merencanakan mempunyai anak kembali (Faujiah
dkk, 2018).
Rasa nyeri merupakan hal yang normal terjadi dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari persalinan, sekitar 80%-95% wanita melahirkan
melaporkan rasa nyeri yang hebat selama persalinan akibat dilatasi serviks dan
penurunan presentasi bayi (Sari dkk, 2014). Nyeri persalinan merupakan penyebab
terjadinya partus lama, partus lama memberikan sumbangsih 5 % terhadap penyebab
kematian ibu di Indonesia. Pada Tahun 2012 Jumlah angka kematian ibu (AKI)di
Indonesia tergolong tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya yaitu
mencapai 359 per 100.000 kelahiran (Kemenkes RI, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jambi tahun 2016 adalah 59 per
100.000 kelahiran hidup dan menurun pada tahun 2018 sampai Trimester II tercatat
20 kasus kematian ibu. Hal ini tidak terlepas dari peran bidan dalam proses Pra dan
Pasca Persalinan (Kemenkes RI, 2019).
Dengan pendekatan yang dianjurkan menganggap bahwa semua kehamilan
beresiko sehingga setiap ibu hamil mempunyai akses ketenaga kesehatan, yang
salah satunya adalah bidan. Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya. Salah satunya adalah Bidan Paraktik Mandiri, yang memberikan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak,
seperti pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi.
1
2
Sehingga untuk itu pada kesempatan ini penulis menyusun laporan asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu bersalin yang di lakukan di PMB Fatmawati Kota
Jambi tahun 2022
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimana Gambaran Asuhan
Kebidanan Persalinan dan bayi baru lahir fisiologis pada Ny. S G1P1A0H1 usia
kehamilan 39-40 minggu di PMB Leni Hidayati Kota Jambi tahun 2022?"
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan persalinan fisiologis pada Ny. S
G1P1A0H1 usia kehamilan 39-40 minggu di PMB Leni hidayati secara holistik
dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis/Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan Asuhan
Kebidanan Persalinan Normal.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat Menambah pengetahuan dan ketrampilan serta mutu pelayanan dalam
memberikan Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis.
3. Bagi Institusi
Menambah literatur atau sumber bacaan tentang asuhan kebidanan persalinan
fisiologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
Gambar 2.1.
Proses Descent (Sinklitismus, Asinklitismus anterior, dan Asinklitismus
posterior)
c. Flexion
Fleksi (flexion): Segera setelah bagian terbawah janin yang turun
tertahan oleh serviks, dinding panggul, atau dasar panggul, dalam keadaan
normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan ke arah dada janin. Fleksi ini
disebabkan oleh:
1) Persendian leher, dapat berputar ke segala arah termasuk mengarah ke
dada.
2) Letak leher bukan di garis tengah, tetapi ke arah tulang belakang
sehingga kekuatan his dapat menimbulkan fleksi kepala.
3) Terjadi perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus sehingga dagu
lebih menempel pada tulang dada janin .
4) Kepala janin yang mencapai dasar panggul akan menerima tahanan
sehingga memaksa kepala janin mengubah kedudukannya menjadi fleksi
untuk mencari lingkaran kecil yang akan melalui jalan lahir
(Cunningham dkk, 2018).
Gambar. 2.2
Tingkat masuknya kepala pada pintu atas panggul
Gambar 2.3
Proses penurunan kepala janin
5) Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28
jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa
kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari
sebelum persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini
tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan rumah,
mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya
sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga
persalinan menjadi panjang dan sulit.
6) Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap
sistem pencernaan.
b. Tanda-tanda persalinan
1) Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
mempunyai sifat sebagai berikut :
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
b) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
c) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya
makin besar
d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
e) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi
dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.
2) Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
3) Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis
keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini
12
(JNPK-KR, 2016)
7) Pencatatan Kemajuan Persalianan dengan Partograf
a) Pengertian Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan (JNPKR-KR,
2016)
b) Tujuan Penulisan Partograf
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2016 tujuan penggunaan
partograf adalah:
(1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
(2) Mendeteksi apakah prosses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadinya partus lama.
(3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,
kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan
medikamentosa sayang diberikan, pemeriksaan laboraturium,
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang
diberikan dimana semua itu dicatat secara rinci pada status atau
rekam mediik ibu bersalin dan BBI
c) Penggunaan Partograf
Partograf harus digunakan menurut Departemen Kesehatan RI tahun
2016 yaitu:
(1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan
merupakan elemen penting dalam asuhan persalinan.
(2) Partograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik normal
maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong
persalinan dalam mementau, mengevaluasi, dan membuat
keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang
tidak disertai dengan penyulit.
(3) Selama persalinan dan kelahiran bayi di suatu tempat ( rumah,
puskesmas, klinik, bidan swasta, rumah sakit, dll).
20
(c) Penyusutan
Penyusutan adalah indikator penting tentang seberapa
jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian
keras panggul ibu. Semakin besar derjat penyusutan atau
tumpang tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan
resiko disproporsi kepala panggul (CPD). Jika ini terjadi
maka penting untuk memantau bayi. Lakukan tindakan
pertolongan awal dan rujuk ibu.
b. Kala II Persalinan
1) Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, biasanya
berlansung 2 jam pada Primipara dan dan 1 jam pada Multipara.
2) Persalinan Kala II yaitu membukanya serviks secara lengkap yang
menandakan awitan kala dua/persalinan kala dua, wanita yang
bersangkutan biasanya mulai mengejan, dan dengan turunnya bagian
presentasi, ia mengalami keinginan kuat untuk buang air besar. His dan
gaya ekspulsi yang menyertainya dpat berlangsung 1,5 menit dan
kembali setelah fase istirahat miometrium dalam waktu tidak lebih dari
satu menit (Leveno, dkk. 2009)
3) Tanda-tanda persalinan kala II menurut Departemen Kesehatan RI tahun
2016 adalah sebagai berikut:
a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau
vagina
c) Perineum menonjol
d) Vulva vagina dan sfingber ani membuka
e) Meningkatakan pengeluaran lendir bercampur darah
4) Asuhan sayang ibu selama persalinan Kala II menurut Departemen
Kesehatan RI tahun 2016 adalah sebagai berikut:
a) Memberikan dukungan emosional
b) Membantu pengaturan posisi ibu
c) Memberikan cairan dan nutrisi
d) Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur
22
e) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai; Segera rujuk jika bayi
belum atau tidak akan segera lahir stelah 120 menit meneran
(primigravida) atau 60 menit meneran (multigravida).
4) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
e. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
1) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
2) Letakkan kain bersihyang di lipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
3) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
4) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
f. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi Lahirnya Kepala Bayi
1) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva,
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering.
2) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
3) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
g. Lahirnya Bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
Lahirnya Badan dan Tungkai
1) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
2) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
kepunggung, bokong, tungkai dan kaki serta pegang masing-masing kaki
dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
h. Penanganan Bayi Baru Lahir
1) Lakukan penilaian selintas
a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan ?
b) Apakah bayi bergerak aktif ?
26
keras).
l. Menilai perdarahan.
1) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung
plastik dan tempat khusus.
2) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan
penjahitan.
m. Melakukan prosedur pasca persalinan.
1) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
2) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling sedikit
1 jam.
3) Setelah 1 jam, lakukan penimbangan dan pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotic profilaksis dan vitamin K 1 mg IM di paha kiri antero lateral.
4) Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi Hepatitis
B dipaha kanan antero lateral.
n. Evaluasi
1) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan pervaginam
2) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
3) Evaluasi dan estimulasi jumlah kehilangan darah.
4) Memeriksa nadi ibu dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
5) Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan baik
(40-60 x/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,50 C)
o. Kebersihan dan Keamanan
1) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5 %
untukdekontaminasi.
2) Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat yang sesuai.
3) Bersikan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihakan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
29
kering.
4) Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk meberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
5) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
6) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, balik bagian
dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.
7) Cuci kedua tangan dengan sabut dan air mengalir.
p. Dokumentasi
Lengkapi partograf (halaman delapan dan belakang), periksa tanda-
tanda vital dan asuhan kala IV (Widia, 2015: 152-161).
Antisipasi
MasalahPotensial/Diagnosa
Potensial
Menetapkan Kebutuhan
Segera untuk Konsultasi,
Kolaborasi
o Masalah U S G Total
1 A 5 3 3 1
2 B 4 4 4 2
3 C 3 5 5 3
b. Fishbone
Fishbone Diagrams (Diagran Tulang Ikan) merupakan konsep analisis
sebab akibat yang dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk
34
CAUSE EFFECT
PROBLEM
E. Mind Mup
42
BAB III
TINJAUAN KASUS
Bab ini akan diuraiakan Asuhan Kebidanan pada Ny. S dengan Persalinan
Normal di PMB Leni hidayati pada tanggal 10 Oktober 2023 mulai dari Pengkajian
data, Analisa dan Perumusan Diagnosa/Masalah, Perencanaan Tindakan, Implementasi,
dan Evaluasi Asuhan Kebidanan.
1. ini
42
43
b. Masalah
Ibu merasa kesakitan.
1) Data Subjektif (DS) :
a) Ibu mengatakan merasa nyeri bagian pinggang menjalar ke ari-ari
sejak tadi malam semakin sering terasa sejak tadi sore, sudah
mengeluarkan lendir darah sejak pukul 18.30 Wib.
2) Data Objektif:
a) Kontraksi Uterus : 4x dalam 10 menit lamanya >40 detik
b) Portio : Tipis, Lunak, Tidak Kaku
c) Pembukaan : 8 cm
d) Ketuban : Utuh
e) Presentasi : Kepala
f) Penurunan : HIII
g) Denominator : UUK Ka-dep
Analisis data dan Intepretasi Data:
a. Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan
(Wikjosastro, 2016). Fase aktif dimulai dari pembukaan 4 sampai 10 cm.
Salah satu karakteristik persalinan sebenarnya adalah nyeri kontraksi pada
bagian belakang, melingkar ke bagian bawah perut/abdomen, bertambah
lama, mengeluarkan lendir dan darah (Bloody Show).
b. Keadaan Ibu dan Janin Baik
1) Data Subjektif:
Janin bergerak aktif pada bagian sebelah kiri perut ibu.
Data Objektif:
Suhu Badan: 36,2 ◦C
Tekanan Drah : 120/75 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
46
c. Rencana Tindakan
1) Lakukan informed consent pada ibu dan keluarga/suami
Rasional: Sebelum melakukan pemeriksaan atau tindakan lakukan
informed consent pada ibu/keluarga dan meminta persetujuan atas tindakan
yang akan dilakukan dengan menandatangani form persetujuan yang
tersedia.
2) Jelaskan hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan
Rasional:
Ibu harus mengetahui keadaan diri dan janinnya sehingga ibu dapat lebih
kooperatif terhadap tindakan dan anjuran dari petugas kesehatan/bidan.
3) Jelaskan kepada ibu dan keluarga pentingnya persiapan calon pendonor
darah, jika sewaktu-waktu ibu mengalami komplikasi dan perlu untuk
dirujuk serta perlu transfusi darah.
Rasional:
Ibu harus mempersiapakan pendonor darah yang bergolongan darah sama
dengan ibu agar mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk
transfusi darah.
4) Berikan Asuhan Sayang Ibu Kala I
a) Berikan dukungan dan semangat serta menghadirkan suami untuk
mendampingi ibu dalam proses persalinan
Rasional:
Dukungan dan semangat dari petugas kesehatan/bidan dan
menghadirkan suami akan membatu menambah motivasi ibu dalam
menghadapi persalinan.
b) Ajarkan tekhnik relaksasi dan pengaturan napas terutama saat ada
kontraksi
Rasional:
Tekhnik Relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa
nyeri dengan memberikan jaringan suplai O2 yang cukup.
c) Memasase punggung ibu
Rasional:
Dengan memasase punggung ibu merangsang titik tertentu di
sepanjang meridian medulla spinalis yang ditransmisikan melalui
48
6. Implementasi
1. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga/suami
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan
3. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga pentingnya persiapan calon pendonor
darah, jika sewaktu-waktu ibu mengalami komplikasi dan perlu untuk
dirujuk serta perlu transfusi darah
4. Memberikan Asuhan Sayang Ibu Kala I
1) Memberikan Dukungan dan semangat pada ibu serta menghadirkan
suami untuk mendampingi ibu
2) Mengajarkan tekhnik relaksasi dan pengaturan napas terutama saat ada
kontraksi
3) Memasase punggung ibu
4) Memberikan Intake nutrisi dan cairan yang adekuat
5) Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih jika terasa ingin
BAK
6) Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
7) Melakukan Konsultasi dengan Dokter Spesialis Obgin via telephone
tentang kondisi ibu dan janin serta meminta saran atas tindakan yang
harus dilakukan jika terjadi hal yang gawat
8) Memantau kemajuan persalinan dengan partograf
9) Menyiapkan alat-alat, obat-obatan serta keperluan ibu dan bayi
7. Evaluasi
a. Kala I berlangsung normal
b. Ibu dapat beradaptasi dengan rasa nyeri
c. Ibu merasa bersemangat dan bergairah dalam menghadapi proses persalinan
dan menyambut kelahiran buah hati.
d. Ibu dalam keadaan baik (TD:120/80 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit,
S: 360C)
e. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur, frekuensi 135x/menit
f. Kontraksi uterus makin kuat 4x10 menit lamanya >40 detik
g. Ibu merasakan adanya dorongan yang kuat untuk meneran
h. Ibu merasa ada tekanan pada anus
i. Tampak perineum menonjol
50
A. Pengkajian
Pada tanggal 09 oktober 2023, pukul 23.30 wib Ny. S usia 25
tahun datang ke PMB dengan keluhan keluar lendir bercampur darah dan
nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang sejak 4 jam yang lalu.
Nyeri semakin kuat dan sering dan Ibu mengatakan sudah tidak kuat
dengan keluhan yang dirasakan. Sesuai dengan teori JNPK-KR (2016:37)
tanda dan gejala inpartu yaitu adanya kontraksi dan keluar cairan lendir
bercampur darah (show) melalui vagina.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis,
keadaan umum baik, tekanan darah 120/75 mmHg, nadi 80x/menit,
pernapasan 20x/menit, dan suhu 36,2°C. Hal ini sesuai dengan teori
Varney (2008:686) peningkatan tekanan darah sistolik rata-rata 15 (10 20)
mmHg dan diastolic rata-rata 5-10 mmHg. Suhu yang dianggap normal
ialah suhu yang tidak lebih dari 0,5-1°C. Sedikit peningkatan frekeunsi
pernapasan masih normal selama persalinan dan mencerminkan
peningkatan metabolisme yang terjadi.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan Leopold I TFU 33 cm,
teraba bokong. Leopold II bagian kanan perut ibu teraba punggung (keras,
rata dan memanjang), sebaliknya pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-
bagian terkecil janin (ektermitas). Leopold III teraba bagian bulat, keras
melenting (kepala). Kepala sudah masuk PAP. Leopold IV sebagian besar
sudah masuk PAP (divergen) teraba 2/5 bagian. Taksiran yaitu 3410
gram. Auskultasi DJJ 136 x/menit, teratur, kuat. Kontraksi 4 x 10’ 40. Hal
ini sejalan dengan teori JNPK-KR (2016:40) pemeriksaan abdomen
dilakukan untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan kontraksi
uterus, menentukan detak jantung janin, menentukan presentasi dan
penurunan bagian terbawah janin. Menurut Mutmainnah, Johan, & Liyod,
(2017:7) yaitu frekuensi dan lamanya kontraksi (3 kali atau lebih dalam
waktu 10 menit berlangsung selama 40 detik atau lebih dan DJJ normal
yaitu 120-160 x/menit (Varney, 2007:693).
54
55
vital, DJJ<100 atau > 180 x/I, terjadinya perdarahan pervaginaan selain
dari lendir dan darah, ketuban pecah yang bercampurdengan meconium
kental yang di sertai tanda gawat janin, kontraksi uterus kurang dari 2
kontraksi dalam 10 menit dan berlangsung kurang dari 20 detik serta tidak
di temukan perubahn serviks dalam 1-2 jam, pembukaan serviks
mengarah ke sebelah kanan garis waspada pada portograf (pranoto, dkk,
2014-77).
Pada kala II persalinan, kemungkinan masalah yang dapat terjadi
yaitu, terjadinya kala II lama yang disertai dengan partus macet/kasep,
dimana terjadinya distosia bahu, kontraksi tidak teratur dan kurang tanda-
tanda vital meningkat (Sukarnu & Wahyu,2013: 221).
Menurut kurniarum (2016:123) masalah potensial pada
persalinan kala III dan IV yaitu retensio plasenta, ineversio uteri dan
atonia uteri.
Pada kasus Ny. S tidak terdapat data yang menunjang terjadinya
masalah potensial pada kala 1 persalinan hingga kala IV Persalinan
dikarnakan semua hasil pemeriksaan terhadap Ny. S dalam batas normal
dan terpantau dalam lembar partograf serta dilakukan pemantauan selama
2 jam pasca persalinan, dimana pemantauan dilakukan tiap 15 menit pada
jam pertama, dan pemantauan dilanjutkan tiap 30 menit pada jam kedua
pasca persalinan. Dan berdasarkan kasus Ny. S penulis tidak menemukan
tanda-tanda infeksi atau kelainan komplikasi pada ibu maupun janin yang
mungkin akan terjadi pada kala 1-kala IV.
Masalah yang muncul seperti rasa cemas yang ibu alami juga
merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada ibu inpartu.
Sehingga dapat diartikan bahwa kasus pada Ny. S tidak ditemukan
diagnosa atau masalah potensial.
Pada studi kasus Ny. S tidak ada tindakan segera yang perlu
dilakukan karena dalam pemantauan persalinan semua data yang
dikumpulkan dalam batas normal sehingga tidak ada tindakan yang
menibutuhkan penangan segera pada kasus Ny. S
E. Perencanaan
Rencana asuhan disusun berdasarkan perioritas masalah dan
kebutuhan ibu. Sesuai dengan teori Varney (2007:27) bahwa
merencanakan asuhan yang menyeluruh, yang ditentukan oleh langkah
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosis atau masalah yang diidentifikasi atau di antisipasi.
Adapun sasaran/target dalam rencana asuhan pada kasus ini
berfokus untuk mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan dan
setelah bayi baru lahir yang dapat mengurangi kematian dan kesakitan
pada ibu dan bayi baru lahir (Prawirohardjo, 2014:334). rencana asuhan
persalinan yaitu:
Lakukan informed consent. Langkah ini penting karena informed
consent dirumuskan sebagai suatu kesepakatan atau persetujuan pasien
atas upaya medis yang akan dilakukan terhadap dirinya setelah
memperoleh informasi dari tenaga kesehatan mengenai upaya medis yang
dapat dialkukan untuk menolong dirinya disertai informasi mengenai
segala resiko yang mungkin terjadi (Syahputra et al, 2022:151).
Jelaskan hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan, ini
merupakan kewajiban tenaga kesehatan yang telah melakukan
pemeriksaan untuk menginformasikan seluruh hasil pemeriksaan, sesuai
dengan teori Saifuddin (2014:44) bahwa hak-hak perempuan pada waktu
mendapatkan perawatan maternitas yaitu berhak mendapatkan informasi
tentang keadaan kesehatan.
Berikan Asuhan sayang ibu selama persalian meliputi
memberikan dukungan dan semangat serta menghadirkan suami untuk
mendampingi ibu dalam proses persalinan, ajarkan tekhnik relaksasi dan
pengaturan napas dalam terutama saat ada kontraksi, memasase punggung
ibu, beri intake nutrisi dan cairan yang adekuat, Anjurkan pengosongan
62
kandung kemih jika ibu ingin BAK dan atur posisi ibu senyaman
mungkin
Hal ini sejalan dengan teori JNPK-KR (2016: 53) asuhan sayang
jbu selama persalinan meliputi memberikan dukungan emosional.
membantu ibu bernafas secara benar pada saat kontraksi,
memijitpunggung, kaki atau kepala ibu, membantu pengaturan posisi
yang nyaman selama persalinan, memberikan asupan cairan dan nutrisi
yang cukup selama persalinan untuk mecegah terjadinya dehidrasi yang
bisa memperlambat kontraksi uterus atau membuat kontraksi menjadi
tidak teratur dan kurang efektif serta anjurkan u untuk mengosongkan
kandung kemihnya secara rutin selama persalinan.
Siapkan alat-alat, obat-obatan serta keperluan ibu dan bayi.
Langkah ini sejalan dengan teori JNPK-KR (2016:50-51) tentang
dimanapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi, diperlukan hal-hal
pokok seperti ruangan yang hangat dan bersih, pastikan kelengkapan
jenis, jumlah bahan-bahan dan obat-obatan/ yang diperlukan dalam
keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.
Lakukan pendokumentasian dengan memantau kemajuan
persalinan ibu dengan partograf. Langkah ini sejalan dengan teori JNPK-
KR (2016:55) partograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan
kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Jika
'digunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong
persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, mencatat kondisi ibu dan
janin, mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran,
menggunkan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit dan
membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.
Rencana tindakan selanjutnya pada kala II yang akan diberikan
adalah dekatkan alat-alat, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi untuk
memudahkan penolong persalinan dalam melakukan tindakan karena
menurut JNPK-KR (2016:51) ketidakmampuan untuk menyediakan
semua perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat esensial pada saat
diperlukan akan meningkatkan resiko terjadinya penyulit pada ibu dan
bayi baru lahir sehingga keadaan ini membahayakan keselamatn jiwa
63
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar
secara bertahap melewati introitus dan perineum. Perhatikan perineum
pada saat kepala keluar dan dilahirkan. Usap muka bayi dengan kain atau
kasa bersih atau DTT untuk membersihkan lendir dan darah dari mulut
dan hidung bayi.
Lahirkan bahu bayi sesuai dengan teori INPK-KR (2016-87)
yaitu meletakkan tangan pada sisi kiri dan kanankepala bayi, meminta ibu
meneran sambil menekan kepala kearah bawah dan lateral tubuh bayi
hingga bahu depan melewati simpisis. Setelah bahu depan lahir, gerakkan
kepala kearah atas dan lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan
seluruh dada dapat dilahirkan.
Lahirkan tubuh bayi sesuai dengan teori JNPK-KR (2016:88)
yaitu saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) kearah
perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut,
gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan
posterior saat melewati perineum. Tangan bawah (posterior) menopang
samping lateral tubuh bayi saat lahir.
Secara simultan, tangan atas (anterior) untuk menelusuri dan
memegang bahu, siku dan lengan bagian anterior. Lanjutkan penelusuran
dan memegang tubuh bayi kebagian punggung, bokong dan kaki. Dari
arah belakang sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara kedua kaki bayi
yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari tangan lainnya.
letakkan bayi diatas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut
bawah ibu. Segera keringkan sambil melakukan rangsangan taktil pada
tubuh bayi.
Lakukan manajemen aktif kala III, langkah ini sesuai dengan
teori JNPK-KR (2016:124) tujuan manajemen aktif kala III yaitu untuk
menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat
mempersingkat waktu, mecegah perdarahan dan mengurangi kehilangan
darah. Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu
pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir,
melakukan penegangan tali pusta terkendali dan masase fundus uteri.
Sebelum pemberian suntikan oksitosin periksa uterus untuk memastikan
65
tidak ada janin ke dua, beritahu ibu bahwa ia akan disuntikam dan
lakukan penyuntikan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha
bagian luar (aspektus lateralis).
Lakukan peregangan tali pusat terkendali. Hal ini sesuai dengan
teori JNPK-KR (2016:125) yaitu pindahkan klem pada tali pusat sekitar
5-20 cm dari vulva, letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralas
kain) tepat diatas simpisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba
kontraksi uterus dan menekan uterus pada melakukan penegangan pada
tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat dengan
satu tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen) menekan uterus
kearah lumbal dan kepala ibu (dorso-kranial). Saat mulai kontraksi (uterus
menjadi bulat atau tali pusat menjulur) tegangkan tali pusat kerah bawah,
lakukan tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin menjulur dan
korpus uteri bergerak keatas yang menandakan plasenta telah lepas dan
dapat dilahirkan.
Setelah plasenta terpisah, anjurkan ibu untuk meneran agar
plasenta terdorong keluar melalui introitus vagina. Tetap tegangkan tali
pusat dengan arah sejajar lantai. Pada saat plasenta terlihat pada introitus
vagina, lahirkan plasenta denga mengangkat tali pusat keats dan
menopang plasenta dengan tangan lainnya. pegang plasenta dengan kedua
tangan dan secara lebut putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
menjadi satu Lakukan penarikan dengan lebut dan perlajan lahan untuk
melahirkan selaput ketuban (INPK-KR, 2016:126-127)
Lakukan masase fundus uteri sesuai dengan teori JNPK-KR
(2016:130) yaitu dengan gerakan lembut tapi mantap gerakkan tangan
dengan arah memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi dan
ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus sehingga mampu
untuk segera mengetahui jika uterus tidak berkontraksi dengan baik.
Periksa kelengkapan plasenta sesuai dengan teori JNPK-KR
(2016:130) yaitu periksa plasenta pada sisi maternal (yang melekat pada
dinding uterus) untuk memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh.
Pasangkan bagian-bagian plasenta yang robek untuk memastikan bagian
yang hilang. Periksa plasenta sisi fetal (yang menghadap kebayi) untum
66
G. Evaluasi
Adapun evaluasi yang dimaksudkan untuk memperoleh atau
memberi nilai terhadap intervensi yang dilakukan berdasarkan tujuan
kriteria yang diberikan kepada Ny. S di PMB Leni hidayati. Adapun
evaluasi berdasarkan hasil pengamatan pada kasus Ny. S yaitu:
a. Pada kala 1 berlangsung normal tanpa ada penyulit, keadaan ibu dan
janin baik, dan tidak ada komplikasi yang terjadu pada ibu dan bayi.
b. Setelah diberikan asuhan-asuhan yang meliputi anjuran untuk tetap
makan dan minum selama proses persalinan, untuk tidak menahan
BAB dan BAK, untuk menarik nafas panjamg ketika ada HIS, serta
posisi meneran saat bersalin Ny. S dapat mengerti dan mengikuti
anjuran yang disampaikan.
c. Pada kala II juga berlangsung normal tanpa ada penyulit, bayi lahir
spontan tanggal , menangis kuat, bernafas tanpa bantuan.
d. Pada III, tidak ada penyulit dan berlangsung normal, berlangsung ±
10 Menit, kotiledon dan selaput ketuban lahir lengkap. TFU setinggi
pusat, perdarahan ± 150 cc, kontrasaksi uterus baik (teraba keras dan
bundar), serta keadaan ibu dan bayi baik.
71
A. Kesimpulan
72
B. Saran
1. Bagi Penulis/ Mahasiswa
Penulis yang bertugas sebagai Bidan merupakan ujung tombak dalam
menurunkan AKI dan AKB sehingga perlu meningkatkan pengetahuan dan
keterempilan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dan
berkualitas kepada masyarakat.
2. Bagi Lahan Praktik
Dalam memberikan pelayanan kebidanan khususnya pertolongan persalinan
PMB Leni hidayati agar selalu meningkatkan mutu pelayanan terutama dalam
memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada persalinan.
3. Bagi Institusi
Dapat memberikan pembekalan sebelum mahasiswa diturunkan ke lahan praktik
sesuai dengan tujuan komptensi yang ingin dicapai sehingga mahasiswa dapat
lebih mudah menggali dan menerapkan ketampilan sesuai dengan teori yang telah
dipelajari.
73
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Y., Masrul, M., & Evareny, L. (2015). Pengaruh Masase pada Punggung
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui
Peningkatan Kadar Endorfin. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 70–77.
https://doi.org/10.25077/jka.v4i1.1939
Bobak, Lowdermik, dkk. 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta:
EGC
Badan Pusat Statistik, 2018. Profil Kesehatan Ibu dan Anak.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, 2016 Profil Kesehatan Provinsi Jambi. 2016
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Sunarsih Tri, 2012. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika
Emi Br Barus & Nurlela Petra Saragih (2020) EFEKTIFITAS RELAKSASI TEKNIK
NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PERSALINAN Institut Kesehatan
Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Frase M. D. Myles Buku Ajaran Bidan, 2019. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Ilmu, J., Teknologi, D., Surakarta, P. K., Indonesia, U., Kemenkes, P., & Iii, J. (2019).
Artikel history. Nursing Arts, 7(1), 1–15.
https://poltekkes-sorong.e-journal.id/nursingarts/article/view/86
Jannah, Nurul. (2017), Konsep Dokumentasi Kebidanan.Yogyakarta: Ar’ruz Media
JNPK-KR, 2013. Asuhan Persalinan Normal Dengan Inisisi menyusui Dini. Jakarta
Jhpiego 2013. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017, Profil Kesehatan Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018, Riset Kesehatan Dasar.
King, et all. 2019. Varney’s Midwifery Sixth Edition. United States of America Ascend
Learning Company
74
Prawirohardjo Sarwono. (2018), Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:Salemba
Medika
Saleha S. 2019. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”. Salemba Medika. Jakarta.
Sembiring, L. P. (2015). Konstipasi pada Kehamilan, (1), 12–15.
Varney, H., Kriebs, J. M., dan Gegor, C. L. 2007. Buku Saku Asuhan Kebidanan
Varney Edisi 2. Jakarta: EGC
75