Laporan studi kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada stase
persalinan
Dosen Pembimbing
Dian Siti Awali,S.ST.,M.Kes.,Bdn
Disusun Oleh:
SYIFA FITRIANI DEWI
522023075
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat membuat dan
menyelesaikan Laporan Studi Kasus Stase III Asuhan Kebidanan Persalinan.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktik stase III dalam
Program Pendidikan Profesi Bidan. Laporan studi kasus ini dapat diselesaikan tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan masukan-masukan
kepada penulis. Ucapan terimakasih penulis sampaikan pada:
1. Annisa Ridlayanti,S.Keb.,Bd.,M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana
Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan.
2. Imas Mardinarsyah,S.ST.,M.Tr.,Bdn selaku Koordinator Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Fisiologis.
3. Nurhayati,S.ST.,M.Kes.,Bdn selaku Koordinator Mata Kuliah Stase I Asuhan
Kebidanan Remaja, Pranikah, dan Prakonsepsi.
4. Yuniarti,S.Keb.,Bdn selaku dosen pembimbing pembimbing lahan (CI).
5. Dian Siti Awali, S.ST.,M.Kes.,Bdn selaku dosen pembimbing institusi
6. Praktik Mandiri Bidan Nuraini Haryanto, S.Keb.,Bdn sebagai lahan praktik.
Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini belum sempurna. Oleh karena
itu, masukan, saran, dan kritik yang membangun dari seluruh pihak sangat
dibutuhkan untuk menyempurnakan laporan studi kasus ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................5
A. Kajian Teori
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN............................55
A. Subjektif
B. Objektif
C. Assesment
D. Planning
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................69
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
C. Assesment
D. Planning
BAB V PENUTUP...................................................................................................76
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iv
LAMPIRAN...............................................................................................................v
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara nasional Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia telah menurun dari
305 kematian per 100.000 Kelahiran Hidup (Survei Penduduk Antar Sensus, 2015)
Hasil tersebut menunjukkan sebuah penurunan yang signifikan, bahkan jauh lebih
rendah dari terget di tahun 2022 yaitu 205 kematian per 100.000 Kelahiran Hidup.
baik lagi untuk mencapai target di Tahun 2024 yaitu 183 Kematian per 100.000
Kelahiran Hidup dan > 70 kematian per 100.000 Kelahiran Hidup di Tahun 2030.
teratas kematian ibu adalah Eklamsi (37,1%), Perdarahan (27,3%), Infeksi (10,4%)
Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)
menggambarkan besarnya risiko kematian ibu pada fase kehamilan, persalinan dan
masa nifas di antara 100.000 kelahiran hidup dalam satu wilayah pada kurun
waktu tertentu. Jumlah kematian Ibu tahun 2021 di Kota Bogor sebanyak 17 kasus
atau 96,68 per 100.000 KH, meningkat dibanding tahun 2020 sebanyak 14 orang
1
atau 74,70 per 100.000 KH. Penyebab Kematian ibu di Kota Bogor disebabkan
darah 1 kasus 5,88% dan penyebab lainnya sebesar 88%. (Dinkes Kota Bogor
2021)
Komplikasi persalinan adalah kondisi dimana ibu dan janinnya terancam yang
disebabkan oleh gangguan langsung saat persalinan serta menjadi salah satu
komplikasi yang terjadi pada saat persalinan di antaranya yaitu Ketuban Pecah
distosia bahu. Hal ini yang dapat menyebabkan tinggi Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada saat persalinan. (Indah, Firdayanti, and
Nadyah 2019)
Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini masih jauh dari target tujuan
70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Meskipun telah banyak upaya
yang dilakukan oleh pemerintah, AKI belum turun secara signifikan. (Susiana
2019) Maka dari itu, diperlukan peran bidan sebagai tenaga kesehatan yang
melakukan asuhan kebidanan serta dapat mendeteksi dini adanya komplikasi pada
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui upaya
2
terintegrasi dan lengkap, namun meminimalkan intervensi agar prinsip keamanan
dan kualitas pelayanan dapat lebih optimal. Persalinan yang aman memang sangat
dibutuhkan karena persalinan merupakan proses yang normal serta suatu kejadian
yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang mengancam nyawa juga akan
selalu ada, sehingga bidan harus mengobservasi dengan ketat ibu dan bayinya
aman dan bersih, serta memperhatikan lingkungan sekitar. Dalam hal ini,
tersebut dapat menekan angka kematian ibu 40-45 per 100.000 kelahiran hidup.
laporan studi kasus mengenai asuhan kebidanan persalinan sebagi Laporan Studi
Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny.U Usia 20 Tahun
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan persalinan laporan studi kasus ini adalah untuk
2. Tujuan Khusus
bersalin.
3
b. Mampu menegakkan diagnosa dan masalah potensial ibu bersalin.
C. Manfaat
Ibu dan keluarga mendapatkan pengetahuan dan asuhan persalinan yang tepat.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Definisi
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahor spontan dengan
baik pada ibu maupun janin. (Maulani, Nurul, M. Tr. Keb Erli Zainal 2020)
turun kedalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir,
normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
dan berakhir dengan lahinya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika
2. Jenis Persalinan
Persalinan pada umumnya merupakan proses yang fisiologis yang terjadi pada
5
dilanjutkan dengan pengeluaran hasil konsepsi, dan diakhiri dengan 2 jam post
a. Persalinan Pervaginam
presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
sesar dikenal dengan istilah sectio caesarea (sc) yaitu pengeluaran janin
melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus. Tindakan ini
a. Abortus
b. Partus Immaturus
6
c. Partus Prematurus
4. Tanda-tanda Persalinan
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
3) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin
besar.
7
b. Penipisan dan pembukaan serviks
disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena
lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap cara persalinan, yang dapat dibagi
menjadi beberapa faktor. Faktor maternal biologi adalah usia ibu, paritas, jarak
kehamilan, tinggi badan (< 145 cm), kelainan jalan lahir (passage). Faktor
maternal lain meliputi status gizi/IMT, anemia, tekanan darah, riwayat obtetrik
buruk, penyakit penyerta, komplikasi persalinan. Hal ini berperan pada kekuatan
saat persalinan (power) Faktor bayi (passager) antara lain berat badan janin, letak
janin dan kelainan janin. Sedangkan faktor lingkungan dapat berupa pendidikan,
sosial ekonomi, tempat tinggal, rujukan dan sebagainya (Annisa, 2011). Berikut
a. Usia
Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu untuk hamil dan melahirkan
adalah 20-35 tahun karena pada usia ini secara fisik dan psikologi ibu sudah
cukup matang dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Pada usia <20
perubahan karena proses menuanya organ kandungan dan jalan lahir kaku atau
tidak lentur lagi. Selain itu peningkatan pada umur tersebut akan
b. Paritas
wanita. Paritas merupakan factor penting dalam menentukan kondisi ibu dan
janin selama kehamilan maupun selama persalinan. Pada ibu primipara atau
kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan
lahir (passage) dan kondisi janin (passanger). Informasi yang kurang tentang
c. Jarak Kehamilan
Seorang wanita yang hamil dan melahirkan kembali dengan jarak yang
terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini disebabkan karena bentuk
anemia yang dapat menyebabkan BBLR, kelahiran preterm, dan lahir mati
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal dengan asuhan
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
C. Sebab-Mulainya Persalinan
antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan
10
terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai
2. Teori Oxitosin
tanda-tanda persalinan.
3. Keregangan Otot-otot.
Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi
pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot
dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi
4. Pengaruh Janin
karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak
5. Teori Prostaglandin
11
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur
otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap
sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya
kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer
1. Lightening
Pada masa ini ibu hamil merasa bahwa keadaannya menjadi lebih baik.
Sudah merasa tidak terlalu sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan
sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada bagian bawah.
karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul. Penyebab dari proses ini
12
Masuknya kepala janin ke dalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil
d. Sering berkemih.
2. Pollikasuria
fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai
kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut
Pollakisuria.
3. False labor
Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his
b. Tidak teratur
c. Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila
13
untuk menimbulkan kontraksi ini sering atau his permulaan. Biasanya pasien
mengeluh adanya rasa sakit dipinggang dan terasa sangat mengganggu terutama
4. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix
yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih
5. Energy Sport
fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan
dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas
6. Gastrointestinal Upsets
mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.
14
Karakter dari his persalinan. yaitu:
a. Pinggang terasa sakit menjalar kedepan (nyeri sampai ke ari-ari atau perut)
b. Sifat his teratur, interval makin pendek dan kekuatan biasanya terjadi pada
kekuatannya bertambah.
menimbulkan:
servikalis terlepas
3. Pengeluaran Cairan
dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya
caesarea.
F. Tahapan Persalinan
1. Kala I
a. Pengertian
15
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten
dan fase aktif. Serviks berdilatasi kurang dari 4 cm pada kala I fase laten dan
4-9 cm pada kala I fase aktif. Kecepatan pembukaan satu cm atau lebih per
jam.
1) Jika sudah terjadi pembukaan serviks dan kontraksi teratur minimal 2 kali
cm (pembukaan lengkap)
b. Fisiologi Kala I
16
1) Uterus
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan
2) Serviks
a. Pengertian
17
meneran akn mendorong bayi hingga lahir. Diagnosis persalinan kala II
pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan
2) Perineum menonjol
7) Pemantauan
1) Mengamati tanda dan gejala kala II, pasien merasa ada dorongan kuat
meningkat pada rektum dan vagina, perineum tampak menonjol dan vulva
18
2) Memastikan perlengkapan, bahan, obat-obatan esensial untuk menolong
siapkan tempat datar dank eras, 2 kain, 1 handuk bersih kering, lampu
sorot 60 watt, jarak 60 cm. Menggelar kain diatas perut ibu, siapkan
4) Melepas semua perhiasan yang dipakai, mencuci tangan dengan sabun &
6) Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan (one hand),
dengan seksama dari arah depan kebelakang, buang kapas atau kassa
19
9) Dekontaminasi sarung tangan. Mencelupkan tangan kanan yang
10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai untuk
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin
keinginannya.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman.
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
14) Anjurkan ibu berjalan, jongkok atau mengambil posisi nyaman, jika
15) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
20
18) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, tangan lainnya di kepala
20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi, mengambil tindakan
yang sesuai jika ada lilitan. Meneruskan segera proses kelahiran bayi.
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan restitusi dan putaran
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
gerakan kepala kearah bawah dan kearah luar hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan kearah luar
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki dengan ibu jari dan
jari-jari lain.
25) Lakukan penilaian BBL selintas: Apakah bayi menangis kuat dan atau
21
Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap segera
26) Mengeringkan tubuh bayi diatas perut ibu mulai dari muka, kepala dan
Mengganti dengan handuk bersih kering dan pastikan posisi bayi mantap
27) Periksa perut ibu. Melakukan palpasi abdomen untuk cek janin kedua.
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
30) Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat
31) Dengan satu tangan. angkat tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
bengkok.
32) Tempatkan bayi skin to skin dengan posisi tengkurap di dada ibu.
Posisikan bahu bayi lurus dan kepala bayi diantara payudara ibu dengan
22
posisi lebih rendanh dari putting. Selimuti bayi dengan kain yang kering.
34) Meletakkan satu tangan diatas kain di tepi simfisis. Memegang tali pusat
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan pada uterus kearah atas
uteri. Jika plasenta tidak lahir 30-40 detik, hentikan PTT dan menunggu
minta ibu meneran sambal penolong menarik tali pusat sejajar lantai dan
kemudian kea rah atas, mengikuti kurva jalan lahir. Tetap lakukan
dorongan dorsokrainal.
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase pada
fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara lembut dan sirkuler
teraba keras).
23
39) Periksa kedua sisi plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
42) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan dengan air
pervaginam.
kontraksi.
46) Memeriksakan tekanan darah, nadi ibu dan keadaan kandung kemih
47) Periksa kembali kondisi bayi, pastikan bernafas baik (40-60x/menit) dan
48) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
dekontaminasi.
24
50) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian
51) Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. dan
beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin makan atau minum.
56) Berikan salf mata profilaksis dan vitamin K1 1mg intramuscular di paha
pengukuran)
58) Celupkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung
59) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan mengeringkan dengan
tissue.
25
c. Fisiologis Kala II
1) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik, datangnya tiap
2-3 menit.
2) Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya cairan
4) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar
5) Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang lagi
waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar. Kejadian ini
tidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan
7) Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun besar, dahi
dan mulut pada commissura posterior. Saat ini untuk primipara, perineum
biasanya akan robek pada pinggir depannya karena tidak dapat menahan
kepala melintang, vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan
9) Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan disusul
seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi jalan lahir.
26
10) Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak keluar
d. Mekanisme Persalinan
dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul. Mekanisme ini sangat
diperlukan mengingat diameter janin yang lebih besar harus berada pada satu
garis lurus dengan diameter paling besar dari panggul. Adapun gerakan-
a. Pinggang terasa sakit menjalar kedepan (nyeri sampai ke ari-ari atau perut)
b. Sifat his teratur, interval makin pendek dan kekuatan biasanya terjadi pada
kekuatannya bertambah.
menimbulkan:
27
b. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis terlepas
3. Pengeluaran Cairan
dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya
caesarea.
1) Engagement
panggul dengan sutura sagitalis melintang/ oblik didalam jalan lahir dan
setelah kepala masuk kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada
kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dalam rongga panggul
28
terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan
masuknya kepala akan menjadi sulit karena menempati ukuran yang terkecil
dari PAP. Apabila sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir
29
Gambar 2.4 Asinklitismus posterior
belakang. Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi asynclitismus
posterior ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP akan terfiksasi yang
2) Fleksi
30
Gambar 2.4 Fleksi
Gambar 2.5 Fleksi
ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari
bertambahnya fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui
maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul,
cervix, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini ialah
terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari
31
Gambar 2.6 Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam ialah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sympisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar kedepan kebawah
symphisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena
dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah
panggul.
4) Ekstensi
32
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena
sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan atas,
Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya kebawah dan
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena
ischidium sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang
33
6) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah symphisis dan
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi
searah dengan jarum jam. Putaran paksi luar terjadi kearah tuber ischiadicum
sebelah kanan.
A. Pengertian
34
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Kala III disebut juga dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta.
2) Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di dalam
uterus, kontraksi akan terus berlangsung dan ukuran rongga uterus akan
menjadi tebal atau mengkerut dan memisahkan diri dari dinding uterus.
35
Sebelum uterus berkontraksi, wanita tersebut bisa kehilangan darah 350-
360 cc/menit dari tempat melekatnya plasenta tersebut. Uterus tidak bisa
sebab itu, kelahiran yang cepat dari plasenta segera setelah ia melepaskan
dari dinding uterus merupakan tujuan dari manajemen kebidanan dari kala
a. Semburan darah
a. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua. Jika ada
b. Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak rawat
bayi segera.
4. Kala IV (Observasi)
A. Pengertian
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Kala
setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering.
36
Pada masa ini perlu observasi intensif karena perdarahan yang terjadi
3) Kontraksi uterus.
500cc.
B. Fisiologi Kala IV
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah
1) Kontraksi rahim
fundus uteri akan teraba keras. Jika tidak terjadi kontraksi dalam waktu
2) Perdarahan
3) Kandung kemih
37
Kandung kemih harus kosong, kalau penuh ibu diminta untuk BAK dan
sepenuhnya.
Evaluasi laserasi dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina. Nilai
a. Derajat I
perdarahan.
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
Pada derajat III dan IV segera lakukan rujukan karena laserasi ini
38
a. Keadaan Umun Ibu
Periksa Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan dan setiap
30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi itu tidak
menit pada jam pertama setelah persalinan dan setiap 30 menit pada
1. Perubahan Fisiologis
a. Perubahan Uterus
Pada uterus terjadi perubahan saat masa persalinan, perubahan yang terjadi
sebagai berikut:
a) Kontraksi uterus yang dimulai dari fundus uteri dan menyebar ke depan
39
(1) SAR dibentuk oleh corpus uteri yang bersifat aktif dan berkontraksi
(2) SBR dibentuk oleh istmus uteri bersifat aktif relokasi dan dilatasi.
persalinan.
turun menjadi lurus, bagian atas bayi tertekan fundus, dan bagian tertekan
letak uterus pada waktu kontraksi ini penting karena menyebabkan sumbu
rahim menjadi searah dengan sumbu jalan lahir. Dengan adanya kontraksi
40
d. Perubahan Serviks
kanalis servikalis dari 1-2 cm menjadi satu lubang saja dengan pinggir
yang tipis.
pembukaan lengkap, bibir portio tidak teraba lagi. SBR, serviks dan
kepala janin mulai masuk Pintu Atas Panggul dan menyebabkan kandung
kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering BAK. Pada kala I,
tertekan.
penuh karena intensitas kontraksi uterus dan tekanan bagian presentasi janin
41
atau efek anestesia lokal. Bagaimanapun juga kandung kemih yang penuh
dapat menahan penurunan kepala janin dan dapat memicu trauma mukosa
dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada
dasar panggul yang ditimbulkan oleh bagian depan bayi menjadi saluran
Dari luar peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang
menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka. Regangan yang
vagina dan dasar panggul, tetapi kalau jaringan tersebut robek akan
dibandingkan dengan kadar sebelum persalinan dan sekitar 80% sampai 100
terjadi karena pelepasan katekolamin akibat nyeri dan karena kontraksi otot
abdomen dan uterus. Seiring dengan kontraksi uterus sekitar 300 sampai 500
42
ml darah dipindahkan ke volume darah sentral. Nyeri dapat meningkatkan
Tekanan vena istemik meningkat saat darah kembali dari vena uterus
tekanan diastolik rata- rata meningkat sebesar 5-19 mmhg selama kontraksi,
mencakup peningkatan denyut nadi secara perlahan tapi pasti sampai sekitar
100 kali per menit pada persalinan kala II. Frekuensi denyut nadi dapat
ditingkatkan lebih jauh oleh dehidrasi, perdarahan, ansietas, nyeri dan obat-
43
posisi memiliki efek yang besar pada curah jantung. Membalikkan posisi
30%.
Rasa sakit/nyeri, takut dan cemas juga dapat meningkatkan tekanan darah.
anaerob meningkat secara perlahan yang terjadi akibat aktivitas otot rangka
suhu badan ibu, nadi, pernafasan, cardiac out put dan hilangnya cairan. Pada
akan lebih tinggi dan suhu tubuh meningkat. Suhu tubuh akan sedikit
44
meningkat (0,5-10 C) selama proses persalinan dan akan segera turun setelah
metabolisme tubuh. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh lebih dari 10C.
oksigen akibat pertambahan laju metabolik. Rata rata PaCO2 menurun dari
pada tangan dan kaki, kebas dan pusing. Jika pernafasan dangkal dan
alkalosis.
45
Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial
selama fase transisi pada kala I persalinan. Selain itu pengeluaran getah
dalam tempo yang biasa. Mual atau muntah terjadi sampai ibu mencapai
fasilitas layanan lain mengijinkan minum air putih, jus dan ice pop. Banyak
biasa terjadi. Penurunan asupan cairan oral akibat mual dan muntah,
46
Haemoglobin akan meningkat selama persalinan sebesar 1,2 gr % dan
akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan pada hari pertama
progresif pada awal kala I (5.000) hingga mencapai ukuran jumlah maksimal
darah akan turun selama persalinan dan semakin menurun pada persalinan
lama, hal ini disebabkan karena aktifitas uterus dan muskulus skeletal.
l. Nyeri
nyeri yang terjadi pada kala I terutama disebabkan oleh dilatasi serviks dan
distensi segmen uterus bawah. Pada awal kala I, fase laten kontraksi pendek
dan lemah, 5 sampai 10 menit atau lebih dan berangsung selama 20 sampai
makin memendek, setiap 3 sampai 5 menit menjadi lebih kuat dan lebih
lama.
Pada Kala II, nyeri yang terjadi disebabkan oleh distensi dan
47
nyeri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mekanisme nyeri dan metode
memilih untuk tetap di tempat tidur, ambulasi mungkin tidak terasa nyaman
puncak, dan wanita memasuki fase transisi. Pada fase transisi biasanya
pendek, tetapi sering kali merupakan waktu yang paling sulit dan sangat
nyeri bagi wanita karena frekuensi (setiap 2 sampai 3 menit) dan lama
show akibat ruptur pembuluh darah kapiler di serviks dan segmen uterus
bawah.
2. Perubahan Psikologis
Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus, umumnya ibu
dalam keadaan santai, tenang dan tidak terlalu pucat. Kondisi psikologis
sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang akan
48
jaman ini kepercayaan pada ketakutan-ketakutan gaib selama proses
yang dapat mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak nyaman badan,
dan tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan bernafas dan macam-
Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan serta tidak
a. Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat dan tanpa
c. Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat persalinan d. Muka
49
4) Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan
a. Takut mati
b. Trauma kelahiran
c. Perasaan bersalah
d. Ketakutan riil
Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga akan
kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut. Adapun perubahan
1) Panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap
2) Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap
4) Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar bersalin
50
5) Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah Fokus pada dirinya sendiri.
1) Ibu senang, gembira dan bangga akan dirinya, ia juga merasa lelah.
Kala IV dimulai setelah plasenta lahir dan 2 jam sesudahnya. Ibu sudah
tenang karena bayi dan plasenta sudah lahir. Pada kala IV ini Ada hal yang
tanda vital, kontraksi uterus, dan pendarahan tidak boleh lebih dari 500 cc
karena hal ini dianggap abnormal. Serta dilakukan pemantauan kala IV dan
Passage atau jalan lahir terdiri dari jalan lahir lunak dan jalan lahir keras.
1) Tulang panggul :
a. Os coxae, Terdiri atas dua buah tulang, yaitu kanan dan kiri. os coxae
51
c. Os cocygis, berbentuk segitiga dengan ruas 3-5 buah dan bersatu.
linia inominata, ramus superior os pubis, dan tepi atas symfisis pubis.
(Hodge I)
(Hodge I).
52
Gambar 2.13 Bidang hodge
2. Passanger (janin)
persalinan yang biasa disebut dengan faktor penumpang yaitu janin dan
plasenta. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari janin yaitu ukuran kepala, sikap,
b. Letak janin dipengaruhi oleh struktur janin yang pertama memasuki panggul
c. Presentasi adalah bagian bawah janin yang masuk di bagian bawah rahim.
d. Posisi janin digunakan untuk menetapkan bagian janin yang berada dibagian
bawah. Posisi janin dapat berada pada sebelah kanan, kiri, depan, atau
53
3. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga yang dapat mendorong janin keluar.
Kekuatan tersebut yaitu his, kontraksi otot otot perut, kontraksi diafragma, dan
a. His pendahuluan : datangnya tidak teratur, tidak nyeri, tidak kuat, dan
2) Pengkajian his
teratur.
50” kuat dan teratur (dibaca : 3 kali dalam 10 menit lamanya his 40-50
detik)
54
B. Tenaga mengejan
abdominal.
2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan saat buang air besar tapi lebih
kuat.
3) Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang
4) Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap
6) Tenaga mengejan ini juga melahirkan placenta setelah placenta lepas dari
4. Psikologi
yang dialami oleh sebagian besar ibu hamil. Faktor psikologi merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran dari porses persalinan. Rasa
takut dan cemas yang dialami ibu akan berpengaruh pada lamannya persalinan,
his kurang baik, dan pembukaan yang kurang lancar perasaan takut dan cemas
merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan
55
menjadi lama. Perasaan nyaman dan tenang ibu pada masa persalinan sehingga
5. Penolong
56
BAB III
A. Data Subjektif
1. Identitas Klien
Istri Suami:
2. Keluhan Utama
Ibu datang ke klinik pukul 06.00 WIB dengan keluhan mulas semakin sering
terasa sejak pukul 00.00 WIB, mulas tidak hilang saat istirahat. Ibu mengatakan
sudah ada pengeluaran lendir darah dan belum ada pengeluaran air-air.
57
3. Riwayat Kehamilan, Nifas, dan Persalinan Yang Lalu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama, dan tidak pernah
keuguran sebelumnya.
keguguran. Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 12 Februari 2023, dengam IMT
21,3 kg/m2(TB=153 cm, BB sebelum hamil = 50 kg, BB saat ini = 63 kg), LILA
dirasakan aktif. Periksa kehamilan ke bidan saat trimester I sebanyak 1x, saat
trimester II sebanyak 2x, dan saat trimester III sebanyak 4x. Ibu melakukan
USG satu kali pada saat trimester III. Pemeriksaan lab yang pernah ibu lakukan
pada bulan September 2023 yaitu pemeriksaan Hb dengan hasil 13 gr% dan
melakukan hal yang dianjurkan oleh bidan, dan masih mengonsumsi vitamin
HIV/AIDS, ginjal, astma, dan penyakit menular lainnya. Ibu tidak memiliki
turunan kembar.
a. Biologi : Makan terakhir satu potong roti pada pukul 19.00 WIB,
58
Buang air besar (BAB) terakhir 1 hari yang lalu dengan
konsistensi normal
dukungan emosional.
59
dan mampu menghadapi rasa khawatir terhadap
B. Data Objektif
b. Nadi : 80x/menit
c. Pernafasan : 20x/menit
d. Suhu : 36,5C
60
4. Abdomen Bersih, tidak ada luka bekas operasi, tinggi
positif.
C. Analisa
Ny. U usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu, inpartu kala I fase laten.
Keadaan ibu baik. Janin tunggal hidup intra uterine, presentasi kepala, keadaan
janin baik.
D. Penatalaksanaan
61
- Ibu memilih tidur miring ke kiri.
62
Data Perkembangan
A. Subjektif
Ibu mengatakan perutnya semakin sakit karena mulas, ibu meminta punggungnya
dipijat. Ibu merasa lendir yang keluar dari vaginanya semakin banyak.
B. Objektif
2. Kesadaran : Composmentis.
3. Tanda-tanda vital:
b. Nadi : 90x/menit
c. Pernapasan : 22x/menit
d. Suhu : 36,5º C
4. Abdomen: Denyut jantung janin (DJJ): 140x/menit teratur, his 4x/10 menit
5. Genitalia: Tampak pengeluaran lendir darah semakin banyak. Portio tipis lunak,
Molage 0.
C. Analisa
D. Penatalaksanaan
2. Membantu ibu mencari posisi yang nyaman baginya dan mobilisasi ringan.
63
- Ibu memilih berbaring ke kiri.
- Suami mendampingi.
Terlampir di partograf
64
Catatan Perkembangan
A. Subjektif
Ibu mengeluh kesakitan karena perutnya semakin mulas dan mengeluh lemas, ibu
merasa lendir yang keluar semakin banyak. Ibu mengatakan ingin mengedan dan
terasa ingin BAB. Ibu merasa keluar rembesan air-air pada pukul 13.40.
B. Objektif
2. Kesadaran : Composmentis.
3. Tanda-tanda vital:
b. Nadi : 83x/menit
c. Pernapasan : 22x/menit
d. Suhu : 36,6º C
4. Abdomen : denyut jantung janin (DJJ): 150x/menit teratur, his 4x/10 menit
cm. Selaput ketuban (-), tidak ada prolaps tali pusat ataupun presentasi ganda.
C. Analisa
Inpartu Kala II
65
D. Penatalaksanaan
- Ibu mengerti
2. Memberi support emosional pada ibu, menganjurkan ibu agar tidak gelisah dan
- Ibu memahami.
6. Memimpin persalinan
Pukul 14.15 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat, tonus otot aktif, kulit
kemerahan, jenis kelamin laki-laki, jenis kelamin: laki-laki, Berat janin: 3500 gr,
66
Catatan Perkembangan
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan merasa lega dan senang karena bayinya sudah lahir, ibu merasa
B. Data Objektif
2. Kesadaran : Composmentis
3. Abdomen: Tidak ditemukan janin kedua, TFU satu jari di atas pusat, teraba
C. Analisa
D. Penatalaksanaan
- Ibu bersedia.
2. Menyuntikkan oksitosin 10 iu, di sepertiga luar paha atas ibu pada pukul 14.16
WIB.
67
6. Melahirkan plasenta. Plasenta lahir spontan pada pukul 14.30 WIB.
- Fundus berkontraksi.
68
Catatan perkembangan
A. Data subjektif
Ibu merasa lega karena ari-arinya sudah lahir. Ibu mengatakan merasa mulas pada
perutnya.
B. Data objektif
2. Kesadaran : Composmentis
3. Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat. Kandung kemih kosong, kontraksi baik,
C. Analisa
D. Penatalaksanaan
perineum.
kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit
69
5. Menilai keberhasilan IMD
9. Melengkapi partograf.
tablet.
70
BAB IV
PEMBAHASAN
Penulis akan membahas asuhan kebidanan persalinan yang diberikan kepada Ny.
A. Data Subjektif
Berdasarkan jrunal penelitian, usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat
antara 20-35 tahun. Resiko persalinan akan meningkat pada usia dibawah 20 tahun
dan di atas 35 tahun. (Sukma and Sari 2020) HPHT 12 Februari 2023, HPL 17
November 2023 (usia kehamilan 40 minggu). Hal ini sesuai dengan teori , bahwa
persalinan dan kelahiran normal proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). (Yulizawati Dkk 2019) Ini merupakan
Pemeriksaan lab yang pernah ibu lakukan yaitu pemeriksaan Hb dengan hasil
yaitu jika Hb ibu <12 gr. Kriteria anemia pada ibu hamil ditetapkan 3 kategori
yaitu normal >11gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, dan berat <8 gr/dl. Sedangkan untuk
wanita yang tidak hamil kadar Hb normal yaitu 12 gr. (Sikoway, Mewo, and Assa
2020)
71
Pada tanggal 17 November 2023 ibu datang pukul 06.00 WIB dengan keluhan
mulas-mulas terasa sampai pinggang sejak pukul 00.00 WIB, terdapat pengeluaran
lendir daran namun belum ada pengeluaran air-air. Rasa mulas yang dirasakan oleh
untuk menimbulkan kontraksi atau his. Keluhan yang dirasakan ibu yaitu rasa
persalinan. Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang
lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas dan terjadi perdarahan karena
Pada kala II, ibu mengeluh kesakitan karena mulas dan ibu merasa lendir yang
keluar semakin banyak serta ibu mengatakan rasa ingin mengedan dan terasa ingin
BAB. Ibu merasa keluar rembesan air pada pukul 13.40 WIB yang merupakan
faktor yang mempengaruhi proses persalinan yaitu his yang semakin sering dan
semakin kuat. (Yulizawati Dkk 2019) Kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan
lebih cepat yaitu setiap 2 menit sekali dengan durasi >40 detik, intensitas semakin
lama semakin kuat. Karena biasanya pada tahap ini kepala janin sudah masuk
dalam ruang panggul, maka pada his dirasakan adanya tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflex menimbulkan rasa ingin meneran. Pasien
merasakan adanya tekanan pada rectum dan merasa seperti ingin BAB. Pukul
14.15 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan,
72
jenis kelamin laki-laki, jenis kelamin: laki-laki, Berat janin: 3500 gr, panjang bayi:
49 cm.
Pada kala III ibu mengatakan senang dan lega karena bayinya sudah lahir, Ibu
merasa lelah dan merasa mules pada perutnya. Kala III persalinan dimulai setelah
lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
Berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kala III disebut juga dengan kala uri atau
kala pengeluaran plasenta Rasa mulas di perut ibu merupakan hal normal, karena
sedang terjadi involusi uterus. Involusi uterus adalah proses perubahan uterus
kembali ke kondisi semula atau sebelum hamil. Involusi uterus terjadi dari mulai
plasenta lahir dimana hormon yang berperan disini adalah oksitosin yang dapat
Pada kala IV ibu merasa lega karena ari-arinya sudah lahir. Ibu mengatakan
merasa masih mulas pada perutnya. Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir dua jam setelah itu. Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang
ada diantara anyaman-anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
B. Data Objektif
Hasil pemeriksaan didapat conjungtiva merah muda, bibir tidak pucat dan
kuku tidak pucat. Menurut teori, gejala anemia dapat berupa kepala pusing,
73
Pada pemeriksaan Kala I fase aktif dapat dijumpai keadaan umum baik,
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi (N): 90x/menit, pernafasan (P): 22x/menit,
suhu (s): 36OC. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan TFU ibu 32 cm sehingga
TBBJ mencapai 3300 gram. Pada bagian fundus teraba bokong, punggung kiri,
DJJ 140x/menit teratur, bagian terendah kepala divergen 1/5. His 4x10 menit
vulva vagina tidak ada kelainan, belum terdapat pengeluaran air-air, tampak lendir
darah, tidak berbau. portio lunak, pembukaan 7 cm, selaput ketuban (+),
penurunan kepala di hodge III-IV. Sesuai dengan teori, pada pemeriksaan dalam
Pada kala II pemeriksaan umum dalam batas normal, denyut jantung janin
(DJJ) 150x/menit teratur, his 4x/10 menit lamanya 50 detik. Kandung kemih
kosong. Pada pemeriksaan genitalia ketuban pecah spontan, jernih tidak berbau,
tampak lendir darah semakin banyak, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, tidak
ada prolaps tali pusat ataupun presentasi ganda. Kepala berada di hodge IV, UUK
depan, Molase 0. Menurut teori pada kala II, kontraksi uterus menjadi lebih kuat
dan lebih cepat yaitu setiap 2 menit sekali dengan durasi >40 detik, intensitas
semakin lama semakin kuat. Karena biasanya pada tahap ini kepala janin sudah
masuk dalam ruang panggul, maka pada his dirasakan adanya tekanan pada otot-
otot dasar panggul yang secara reflex menimbulkan rasa ingin meneran.
74
Pada kala III abdomen didapatkan tidak ada janin kedua, TFU satu jari di atas
pusat, teraba keras dan bundar (globuler), tidak ditemukan adanya janin kedua.
Genitalia tampak keluar semburan darah tiba-tiba, tali pusat menjulur di depan
vulva. Kandung kemih kosong. Hal tersebut sesuai dengan teori tanda-tanda
pelepasan plasenta yaitu perubahan ukuran dan bentuk uterus, uterus menjadi
bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah terlepas dari Segmen
Bawah Rahim, tali pusat memanjang, semburan darah tiba tiba. Setelah bayi lahir,
uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit
genetalia tampak pengeluaran darah sekitar 50 cc. Terdapat laserasi derajat 2 yaitu
dari mukosa vagina, kulit perineum sampai otot perineum. Menurut teori kontraksi
uterus yang normal adalah pada perabaan fundus uteri akan teraba keras. Kandung
kemih harus kosong, kandung kemih yang penuh mendorong uterus keatas dan
bila jumlahnya tidak melebihi 400- 500cc. Uterus akan berangsur-angsur menjadi
kecil (involusi), saat plasenta lahir TFU menjadi 2 jari dibawah pusat. (Maulani,
C. Analisa
dari hari pertama haid terakhir, data objektif dan pemeriksaan fisik serta proses
75
persalinan yang berjalan secara normal, menunjukan bahwa ibu menjalani proses
persalinan yang fisiologis. Sehingga analisa yang dibuat adalah Ny. U usia 20
tahun G1P0A0 dengan kala I,II,III,IV fisiologis. (Maulani, Nurul, M. Tr. Keb Erli
Zainal 2020)
D. Penatalaksanaan
Pada kala I membantu ibu mencari posisi yang nyaman baginya dan
mobilisasi ringan. Menganjurkan ibu makan dan minum diantara his. Meminta
keluarga untuk selalu mendampingi dan memberikan dukungan pada ibu. Menurut
teori, mobilisasi membantu ibu untuk tetap merasa terkendali dan mengurangi rasa
aman, semangat dan dukungan emosional saat persalinan. (Yulizawati Dkk 2019)
Setelah memasuki kala II memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu akan dipimpin persalinan.
Menurut teori ibu bersalin selalu ingin mengetahui hal apa saja yang sedang terjadi
spontan pada pukul 14.15 WIB. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa rata-rata lama persalinan kala I fase laten pada primigravida
terjadi dalam waktu 3 jam dengan pembukaan 1 cm per satu jam dan pada kala II
primigravida terjadi dalam waktu 21 menit. (Maulani, Nurul, M. Tr. Keb Erli
Zainal 2020)
76
Pada kala III melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat. plasenta lepas
dalam 16 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan. Hal ini sudah sesuai teori
bahwa kala III berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Terdapat laserasi pada
kulit perineum dan otot perineum. Pada derajat II ini perlu dilakukan penjahitan,
karena terjadi perdarahan. (Maulani, Nurul, M. Tr. Keb Erli Zainal 2020)
kemih kosong, perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit
pada 1 jam kedua. Setelah persalinan diberikan tablet Fe kepada ibu. (Maulani,
Nurul, M. Tr. Keb Erli Zainal 2020)Setelah itu klien diberitahu untuk melakukan
kunjungan ulang. Sebelum pulang, klien dibimbing terlebih dahulu mengenai do’a
الَّلُهَّم َعاِفِني ِفي َبَص ِر ي، الَّلُهَّم َعاِفِني ِفي َسْمِع ي،الَّلُهَّم َعاِفِني ِفي َبَد ِني
اَل ِاَلَہ ِااَّل َاْنَت، َالّٰل ُھَّم ِاِّنی َاُع ْو ُذ ِبَک ِم َن َع َذ اِب اْلَقْبِر، َالّٰل ُھَّم ِاِّنْی َاُع ْو ُذ ِبَک ِم َن اْلُک ْفِر َو اْلَفْقِر
Setelah seluruh asuhan diberikan, kemudian alat dan bahan dibereskan dan seluruh
alhamdulillahirabbil’alamiin.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
analisa baik secara langsung maupun pemantauan lanjutan secara daring untuk
mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta penatalaksaan yang telah
1. Data Subjektif
Berdasarkan hasil anamnesa yang didapatkan secara lengkap pada Ny.U baik
data subjektif saat persalinan, semua data yang diperoleh tersebut telah
persalinan.
2. Data Objektif
patologis.
3. Analisa
berdasarkan data subjektif serta data objektif yang akurat dan lengkap sesuai
4. Penatalaksanaan
78
Asuhan kebidanan persalinan pada Ny. U sudah diberikan sesuai dengan
Ny.U.
B. Saran
1. PMB Bd.N
2. Profesi Bidan
Diharapkan klien dan keluarga dapat selalu melakukan kontak dengan petugas
diri bila merasakan ada keluhan atau bila merasa ada tanda bahaya masa nifas
79
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Ika Putri, and Dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif
Dinkes Kota Bogor, Dinas Kesehatan Kota. 2021. “Profil Kesehatan Kota Bogor
Tahun 2021.”
Indah, Indah, Firdayanti Firdayanti, and Nadyah Nadyah. 2019. “Manajemen Asuhan
Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli 2018.” Jurnal Midwifery 1 (1): 1–14.
https://doi.org/10.24252/jmw.v1i1.7531.
Kurniarum, Ari. 2016a. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
KEMENKES RI.
Maulani, Nurul, M. Tr. Keb Erli Zainal, M. Keb. 2020. “MODUL AJAR ASUHAN
Risnawati, Kadek Ni. 2021. “Gambaran Jenis Persalinan Pada Ibu Bersalin Dengan
Sikoway, Selfesina, Yanti Mewo, and Youla Assa. 2020. “Gambaran Kadar
iv
Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III Di Rumah Sakit Robert Wolter
https://doi.org/10.35790/msj.1.2.2020.28004.
Sukma, Dwi Rani, and Ratna Dewi Puspita Sari. 2020. “Pengaruh Faktor Usia Ibu
Susiana, Sali. 2019. “Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab Dan Upaya
Penanganannya.”
Pada Persalinan, 1.
v
LAMPIRAN
vi
vii
viii