DI SUSUN OLEH
NAMA : SULIANI DANO
NIM : 161231032
Disusun oleh :
SULIANI DANO
161231032
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan reflektif
learning dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal di UPTD
Puskesmas Ainiba”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan reflektif learning ini, karena keterbatasan kemampuan dan waktu
yang penulis miliki, akhir kata penulis berharap semoga laporan reflektif learning ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan..................................................................................................................2
Manfaat................................................................................................................3
BAB II
TINJAUAN TEORI.................................................................................................5
Bayi Baru Lahir.............................................................................................5
Defenisi..........................................................................................................5
Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir...............................................................................5
Penilaian Pada Bayi Baru Lahir.....................................................................6
APGAR SCOR…............................................................................................7
Klasifikasi Neonatus......................................................................................9
Penilaian Maturias Bayi Dengan Ballard scor…...........................................9
Adaptasi Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir….......................................14
Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir…....................................................19
Kunjungan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.....................................................27
Masalah Pada Bayi Baru Lahir......................................................................35
BAB III ASUHAN KEBIDANAN...........................................................................37
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................47
BAB V PENUTUP....................................................................................................62
Kesimpulan..........................................................................................................62
Saran.....................................................................................................................63
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir termasuk kategori normal jika lahir pada usia kehamilan
aterm, dengan presentasi belakang kepala yaitu ubun-ubun kecil, melewati vagina
tanpa dibantu oleh alat apapun, berat badan lahir berkisar 2500 sampai dengan 4000
gram, memiliki nilai APGAR lebih dari 7 dan tidak mengalami kelainan kongenital.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), kesejahteraan suatu
bangsa dapat ditentukan dari angka kematian (mortalitas). Semakin tinggi angka
mortalitas pada suatu bangsa, maka semakin rendah tingkat kesejahteraan bangsa
tersebut. Selain menentukan tingkat kesejahteraan, angka mortalitas juga
mempresentasikan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat pada bangsa tersebut.
Secara global, sekitar 130 juta kelahiran terjadi setiap tahun. Di antaranya
303.000 kematian ibu, 2,6 juta bayi lahir mati dan 2,7 juta bayi meninggal dalam
masa neonatal. Tahun 2015, World Health Organization (WHO) mencatat 5,9 juta
(43 per 1.000 kelahiran hidup) anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun
dan sebanyak 2,7 juta bayi diantaranya meninggal selama 28 hari pertama
kehidupan. Sekitar 6 juta kematian anak di bawah usia lima tahun, kematian
neonatal menjadi penyebab utama yaitu sebesar 45% atau 19 kematian per 1.000
kelahiran hidup. Jika dibandingkan dari tahun 1990, kematian neonatal pada tahun
2015 mengalami penurunan dari 5,1 juta menjadi 2,7 juta.Setiap tahun diperkirakan
4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan 2 per 3 nya
meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada minggu pertama
kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan
komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara
berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini
dan pengobatan yang tepat (Marmi, 2015)
Standar Asuhan pada bayi baru lahir menurut (Firmansyah Fery, 2020) yaitu
membersihka jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan, dan perawatan tali
pusat.Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan. Menilai segera
bayi baru lahir seperti nilai APGAR. Membersihkan badan bayi dan memberikan
1
2
identitas. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan
screening untuk menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir
yang tidak memungkinkan untuk hidup. Mengatur posisi bayi pada waktu menyusui.
Memberikan imunisasi pada bayi. Melakukan tindakan pertolongan
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, seperti bernafas/asfiksia, hypotermi,
hypoglikemia. Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas
kegawatdaruratan apabila dimungkin. Dan mendokumentasikan temuan-temuan dan
intervensi yang dilakukan.
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan AKN atau Angka Kematian Neonatal (0-28 hari) di Indonesia sebesar
15 per 1.000 kelahiran hidup. Meskipun demikian, diharapkan AKN terus
mengalami penurunan hingga menjadi 10 per 1.000 per kelahiran hidup.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pusat Layanan Kesehatan
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan
2. Bagi Klien dan Keluarga
Ibu dan keluarga mendapatkan pengetahuan dan asuhan yang tepat sehingga ibu
dapat melakukan perawatan diri dirumah maupun perawatan bayi baru lahir.
3. Bagi Profesi Bidan
Memberikan masukan kepada bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
secara komprehensif dan penerapan pendokumentasian dalam melakukan asuhan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
4. APGAR SCORE
Penilaian pada bayi baru lahir segera setelah proses persalinan,
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh penolong persalinan dengan
menggunakan APGAR SCORE.
5 Kriteria pada APGAR SCORE terdiri dari
1) Appearance : Warna Kulit
2) Pulse : Denyut Jantung
3) Grimance : Refleks
4) Activity : Tonus Otot
5) Respiration : Pernapasan
Saat mendapatkan Apgar score, bayi baru lahir akan mengikuti tes
pertama satu menit setelah dilahirkan. Lalu diulangi dan dievaluasi lima
menit dan diulang pada 10, 15, 20 menit hingga kondisi bayi stabil .
Berikut merupakan tabel kondisi bayi baru lahir yang dapat
diketahui Melalui tes APGAR
Tanda 0 1 2
Warna Kulit Biru, Pucat Badan merah Seluruh tubuh
( jambu, merah jambu
Appereance) ekstermitas
biru
Denyut Tidak Ada < 100 >100
Jantung
( Pulse )
Refleks Tidak Ada Meringis Menangis kuat
( Grimance) Respon
Tonus Otot Flaksid Ekstermitas sedikit Gerak aktif
( Activity ) fleksi
Pernapasan Tidak Ada Pelan, tidak teratur Baik dan
( menangis
Respiration)
a. Mengeringkan tubuh bayi, bungkus dengan kain kering dan hangat
b. Potong tali pusat dengan tehnik septik dan aseptic
7
c. Melakukan IMD, bayi diletakkan didada ibu selama 30 menit – 1 jam bayi
diberikan topi dan di tutupi selimut. IMD atau Inisiasi Menyusu Dini
mempunyai banyak manfaat untuk ibu maupun bayi . Kontak kulit ke kulit
dari ibu dan bayi secara langsung dapat membantu meregulasi suhu
tubuh bayi baru lahir dan memungkinkan bayi terpapar bakteri baik
dari kulit ibu, sehingga akan dapat memberikan perlindungan dari
penyakit menular dan membantu membangun sistem imunitas bayi
d. Melakukan Pemeriksaan Fisik Bayi
1) Observasi tanda – tanda vital
2) Observasi reflex
e. Memasangkan Identitas Bayi
f. Pengukuran Antropometri
Pengukuran terdiri dari :
1) Berat badan, berat badan normal : 2500 – 4000gr
2) Panjang badan, panjang badan normal : 48 – 52 cm
3) Lingkar kepala, lingkar kepala normal : 34 – 39 cm
4) Lingkar dada, lingkar dada normal : 30 – 40 cm
g. Pemberian Salep Mata
Pemberian salep mata untuk mencegah penyakit mata pada bayi akibat
penyakit menular sexual. Pemberian salep mata diberikan 1 jam setelah
lahir. Salep mata yang berikan adalah eritromicin 0,5% dan tetrasiklin 1 %.
h. Penyuntikan Vitamin K
Vitamin k diberikan 0,1- 1 mg secara intra muskuler di paha kiri, tujuan
penyuntikan vitamin k untuk mencegah perdarahan karena defesiensi
vitamin k pada bayi baru lahir.
i. Pemberian imunisasi HB0
Imunisasi HB0 dilakukan 1 jam setelah pemberian suntikan vitamin K.
Imunisasi dilakukan di paha kanan.
5. Klasifikasi neonatus
Klasifikasi neonatus, diantaranya:
a. Neonatus menurut masa gestasinya
8
pada posisi fleksi dengan ibu jari dan telunjuk kiri anda. Dengan telunjuk
tangan kanan, lurus kaki di belakang mata kaki dengan sedikit.
13. Tekanan lembut bandingkan sudut dibelakang lutut atau sudut popliteal,
dengan angka pada lembar kerja.
14. Untuk mengevaluasi scarf sign letakkan bayi terlentang. Pegang tangan bayi
dan tempelkan lengannya melewati leher ke bahu yang berlawanan sejauh
mungkin. Untuk melakukan manuver ini, siku mungkin perlu diangkat
melewati badan, tapi kedua bahu tetap harus menempel di permukaan meja
periksa dan kepala harus tetap lurus. Amati posisi sikut pada dada bayi dan
bandingkan dengan angka pada lembar kerja, lalu catat scor manuver ini.
15. Heel-to-ear-maneuver ( manuver tumit telinga ) dilakukan pada posisi
terlentang, pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat
mungkin dengan kepala tanpa memaksa dan pertahankan panggul pada
permukaan meja periksa. Amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat
ekstensi lutut lalu bandingkan dengan angka pada lembar kerja.
16. Setelah menyelesaikan penilaian fisik dan neuromuskular jumlahkan nilai
yang di dapat pada setiap kotak yang diberi tanda dan tuliskan totalnya pada
lembar kerja. Jika pemeriksaan hanya terdiri dari penilaian fisik, kalikan
angka total dengan 2
17. Menggunakan Grafik Penilaian Maturitas, bandingkan niai total yang di
dapatkan dari penilaian pada kolom skor dengan perkiraan usia kehamilan
pada kolom minggu.
18. Gunakan informasi ini untuk mendokumentasi perkiraan yang tepat untuk
bayi sesuai klarifikasi berikut : kurang bulan < 37 11 minggu, Cukup bulan
37-42 minggu dan lebih bulan >42 minggu
19. Pastikan untuk mencatat tanggal dan waktu pemeriksaan.
20. Pastikan untuk mencatat usia menurut tanggal dan USG.
Setelah usia kehamilan dan berat badan bayi ditentukan, hasilnya
diproyeksikan pada grafik dari Battaglia dan Lubchenco, yang
mengindikasikan apakah Bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (<10%), Sesuai
Masa Kehamilan (10% - 90%), dan Besar untuk Usia Kehamilan (>90%)
12
akan diperas keluar paru – paru. Dengan beberapa kali tarikan nafas
pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir.
Dengan sisa cairan di dalam paru- paru dikeluarkan dari paru-paru dan
diserap oleh pembuluh limfe dan darah
5) Fungsi pernafasan dalam kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler.
Oksigenasi sangat penting dalam mempertahankan kecukupan
pertukaran dara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan
mengalami uvasokonstriksi. Pengerutan pembuluh darah ini berarti tidak
ada pembuluh darah yang terbuka, guna menerima oksigen yang berada
dalam alveoli, sehingga penyebab penurunan oksigenasi jaringan akan
memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan
memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan
paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan
membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan
sirkulasi janin menjadi sirkulasi
b. Perubahan Sistem Peredaran
Darah Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru
untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna
mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik pada
bayi baru lahir terjadi dua perubahan besar:
1) Penutupan Foramen ovale pada atrium jantung
2) Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta Perubahan
siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh
tubuh. Oksigenasi menyebabkan sistim yang mengubah tekanan dalam
sistem pembuluh darah, adalah :
a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat
dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun
karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium tersebut. Kedua
kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
15
bertinja 8- 10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari. Bayi yang diberi
minum PASI bertinja 4-6 kali sehari, tetapi terdapat kecenderungan
mengalami konstipasi.
f. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas bayi belum matang menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Oleh karena itu, pencegahan terhadap
mikroba dan deteksi dini infeksi menjadi sangat penting. Kekebalan alami
dari struktur kekebalan tubuh yang mencegah infeksi. Jika bayi disusui ASI
terutama kolostrum memberi bayi kekebalan pasif dalam bentuk
laktobaksilus bifidus, laktoferin, lisozim dan sekresi IgA.
g. Perubahan Sistem Ginjal
Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan
meningkat, mungkin air kemih akan tampak keruh termasuk berwarna merah
muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak banyak. Sistem
imunitas bayi belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi.
h. Perubahan Sistem Reproduksi
Anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas, tetapi
anak perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam indung telurnya.
Kedua jenis kelamin mungkin memperlihatkan pembesaran payudara,
kadang-kadang disertai sekresi cairan pada puting pada hari 4-5, karena
adanya gejala berhentinya sirkulasi hormon ibu. Anak perempuan mungkin
mengalami menstruasi untuk alasan yang sama, tetapi kedua kejadian ini
hanya berlangsung sebentar.
i. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh
melalui proses hipertropi. Tumpang tindih atau molase dapat terjadi pada
waktu lahir karena tulang pembungkus tengkorak belum seluruhnya
mengalami osifikasi. Molase ini dapat menghilang beberapa hari setelah
melahirkan. Ubun-ubun besar akan tetap terbuka hingga usia 18 bulan.
j. Perubahan Sistem Neurologi
17
kotor karena tinja pada hari keempat. Pada hari ketiga, bayi
diharapkan menghasilkan paling sedikit tiga popok basah
dalam 24 jam dan pada hari kelima sampai enam atau lebih
popok yang basah.
2) Menimbang berat badan
Semua bayi diperkirakan akan turun berat badannya selama
beberapa hari pertama kehidupannya, yang diperkirakan 23
6) Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, hijau tua, ada lendir
atau darah pada tinja
7) Aktivitas menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah
tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, tidak
bisa tenang, menangis terus menerus.
f. Imunisasi
Imunisasi merupakan cara atau transfer antibody secara
pasif.Imunisasi berfungsi untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak bayi terpajan
pada antigen yang serupa tidak terjadi sakit.
Tujuan imunisasi adalah mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi).
g. Jadwal Imunisasi
1) 0-7 hari : HB0
2) 1 Bulan : BCG, Polio 1
3) 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2
4) 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3
5) 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV
6) 9 Bulan : Campak
7) 18 Bulan : DPT-HB-Hib
8) 24 Bulan : Campak
h. Jenis vaksin
1) Hepatitis mencegah penularan penyakit hepatitis B dan kerusakan
hati
2) BCG mencegah penularan penyakit (Tuberkolusis) yang berat
3) POLIO, IPV mencegah penularan penyakit Polio yang dapat
menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai dan atau lengan.
4) DPT HB HIB mencegah penularan penyakit difteri yang
menyebabkan penyumbatan jalan nafas, batuk rejan (batuk 100
31
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Subyektif
A. Identitas
1. Identitas Pasien
a. Nama orang tua : Ny. Y
b. Umur : 0 hari
c. Tanggal Lahir : 11 November 2023, jam 15.15wita
d. Jenis Kelamin : Perempuan
2. Identitas Penanggung jawab
a. Nama ayah : Tn.S / Ny.Y
b. Umur Ayah : 34 thn/ 29 thn
c. Agama : Katholik
d. Suku/Bangsa : Bunak/ Indonesia
e. Pendidikan : SD/SD
f. Pekerjaan : Ojek / IRT
g. Alamat : Haliren/ Haliren
h. Alasan Datang / Kunjungan : -
33
i. Riwayat Kesehatan
3. Riwayat kesehatan maternal
a. Penyakit jantung : tidak ada
b. Diabetes Melitus : tidak ada
c. Penyakit ginjal : tidak ada
d. Penyakit Hati : tidak ada
e. Hipertensi : tidak ada
f. Penyakit Kelamin : tidak ada
g. RH : tidak ada
h. Riwayat Abortus : tidak ada
4. Riwayat kesehatan prenatal
a. Hari pertama Haid terakhir : 18 Februari 2023
b. Ante Natal care :Periksa secara teratur
c. Imunisasi TT : Lengkap
d. BB ibu : 50 kg
e. Keluhan TM.III : Tidak ada
f. Perdarahan : Tidak ada
g. Pre eklampsi : tidak ada
h. Gestasional diabetes : tidak ada
i. Kelainan ketuban : tidak ada
j. Infeksi : tidak ada
2. Muka : Bulat
3. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda,
sclera putih, tidak ada kelainan
4. Hidung : Bersih, tidak ada kelainan
5. Telinga : Simetris, tidak ada serumen,
tidak ada kelainan
6. Mulut : Simetris, normal
a. Bibir/palatum : Normal, tidak ada kelainan
b. Pemeriksaan bibir sumbing : Tidak ada kelainan
7. Leher : Kelenjar tiroid tidak membesar
8. Dada :
a. Bentuk : Simetris,normal, tidak ada kelainan
b. Putting susu : Menonjol, dan kecoklatan
c. Bunyi nafas : Teratur, normal
d. Bunyi jantung : Teratur, normal
9. Bahu, lengan dan tangan : Normal
10. Abdomen : Normal
a. Bentuk : normal
b. Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis:tidak ada penonjolan
c. Perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah tali pusat: tidak ada
d. Benjolan : tidak ada
11. Genetalia/alat kelamin : Vagina berlubang, labia
mayora Menutupi labia minora
12. Ekstramitas atas : Tangan kanan dan kiri simetris,
13. Tonus otot aktif, jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap
14. Ekstramitas bawah : Kaki kiri dan kanan simetris, tonus otot aktif,
jari kaki kiri dan kanan lengkap
15. Punggung / spina bifida : tidak ada benjolan
16. Kulit
a. Verniks : ada menipis
b. Warna : kemerahan
36
B. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,70C
Nadi : 146 x/menit
Pernapasan : 48 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Mata : tidak ada tanda infeksi
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, pernapasan
teratur.
Abdomen : tidak ada benjolan, tidak ada perdarahan tali
pusat
C. Analisa
Diagnosa: Bayi Baru Lahir Normal Pada By.Ny.Y umur 0 hari
D. Planning/Perenanaan/Pelaksanaan
1. Menyampaikan kepada keluarga tujuan diberikan vaksin HB0, untuk
mencegah pnyakit Hepatitis B.
Evaluasi: ibu mengerti dan menijinkannya
2. Menyiapkan vaksin, mengecek kadarluasa
3. Menyuntikan Vaksin HB 0 dengan dosis 0,5 ml pada paha kanan sebelah
luar atas secara IM pada pukul 17.30 WITA
4. Memberitahu ibu jadwal imunisasi yang ke 2 saat usia 1 bulan untuk
imunisasi BCG, Polio 1
5. Mengingatkan ibu jika ada tanda-tanda bahaya pada bayinya seperti:
Demam, kejang,tidak mau menyusu, bayi merintih kulit dan badan bayi
kuning, dan mata bernanah segera membawa bayinya kefasilitas
kesehatan terdekat.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan melakukan hal-hal yang sudah
diingatkan.
6. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
39
G. Analisa
Diagnosa: Bayi Baru Lahir Normal Pada Bayi Ny.Y umur 1 hari
40
H. Planning/Perencanaan/pelaksanaan
1. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI saja hingga usia bayi 6 bulan
(ASI Ekslusif). Ibu mengerti dan akan menerapkannya.
2. Mengingatkan ibu untuk menjemurkan bayinya di pagi hari selama 10-15
menit. Ibu mengerti dan bersedia untuk menerapkannya.
3. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya dengan
memakaikan topi bayi dan tidak menempatkan di ruangan yang dingin.
Ibu mengerti
4. Memberikan konseling kepada ibu tentang Laktasi. Ibu mengerti
5. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir
seperti : Kejang, Demam, Tidak mau menyusu, Bayi merintih, Mata
bernanah, Kulit dan mata pada bayi kuning untuk segera datang. Ibu
mengerti
6. Menjadwalkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal 18 November 2023
di puskesmas / bidan terdekat. Ibu mengerti.
41
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam BAB ini penulis akan membahas kesesuaian dan kesenjangan yang
ditemukan antara teori dan praktek dilapangan, serta kendala-kendala yang terjadi
dilapangan selama melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi
Ny. Y umur 0 hari di UPTD Puskesmas Ainiba
A. Data Subjektif.
Dari hasil data subjektif Ny. Y usia 29 tahun GIII PI1A0, HPHT 18
Februari 2023, TP 25 November 2023, Usia Kehamilan 38 minggu, ini
merupakan anak ketiga, belum pernah keguguran. Ibu melahirkan normal pada
hari Sabtu, 11 November 2023 pukul 15.15 WITA. Ibu dan keluaga tidak
memiliki riwayat penyakit menurun, menahun maupun menular seperti jantung,
hipertensi, asma, malaria, DM, ginjal hepatitis. Ibu tinggal di perkampungan yang
bersih dan nyaman. Sumber air yang digunakan sehari-hari dari sumur.Ibu
mempunyai fasilitas pembuangan sampah. Ibu tidak memiliki hewan peliharaan.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 sampai 42
Minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram. Pengertian dari Aterm adalah
umur kehamilan 37- 42 minggu.
Berdasarkan usia kehamilan Ny.Y saat persalinan yaitu 38 minggu dengan
HPHT 18 Februari 2023 TP 25 November 2023. Maka sesuai dengan teori dimana
usia kehamilan 37- 42 minggu termasuk aterm atau cukup bulan. Dapat di
simpulkan bayi Ny.Y bayi cukup bulan.
Pada pukul 16.15 WITA dilakukan pengkajian pada bayi Ny.Y usia 1 jam.
Dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD) pada bayi selama 60 menit, bayi telah
berhasil menyusu pada menit ke 7 dan bayi sudah dapat menyusu dengan baik.
Memulai menyusu dini akan mengurangi 22% kematian bayi berusia 28
hari ke bawah, meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan
lamanya bayi disusui, merangsang produksi ASI, memperkuat refleks menghisap
bayi refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama
setelah lahir.
42
Pada tanggal 18 November 2023 pada pukul 09.00 WITA, pada kunjungan
ulang usia bayi 7 hari, Ibu mengatakan bayinya tidur ± 14 jam dalam sehari, tali
pusat sudah puput sejak hari ke 6 setelah lahir yaitu tepat pada tanggal 17
November 2023 tali pusat puput.
Pola tidur normal bayi baru lahir adalah 14-18 jam/hari. Bayi yang usianya
baru mencapai 2 bulan. umumnya membutuhkan tidur 14 sampai 18 jam setiap
hari. Teknik terbuka untuk pengobatan memiliki efektifitas sebesar 60%
sedangkan dengan teknik di tutup efektifitas sebesar 30% untuk lebih cepat
puput.perbedaan ini dimungkinkan karena kondisi yang cenderung lembab.
Bayi Ny.Y tidur ± 14 jam dalam sehari hal ini masih dalam batas normal,
berdasarkan uraian teori tidak terdapat kesenjangan dimana kebutuhan tidur usia
bayi < 2 bulan yaitu 14-18 jam/hari. Tali pusat puput pada hari ke 6 yaitu tanggal
17 November 2023. Ibu menerapkan perawatan tali pusat kering terbuka dan tidak
lembab pada bayinya sehingga memiliki ke efektifitasan yang lebih besar
dibanding perawatan tali pusat dengan teknik ditutup.
B. Data Objektif
Pada tanggal 11 November 2023 berdasarkan penilaian pada awal bayi
baru lahir didapatkan bayi Ny.Y lahir spontan pukul 15.15 WITA dengan keadaan
umum baik, bayi menangis kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan.
Penilaian segera setelah proses persalinan, lakukan penilaian awal pada
bayi baru lahir yang berupa kondisi pernafasan bayi, gerakan aktif bayi, dan
warna kulit bayi. Pada saat lahir, kulit bayi yang baru lahir dapat menunjukkan
berbagai warna, tekstur dan tanda, yang banyak diantaranya akan hilang dengan
sendirinya. Kulit bayi yang sangat halus terlihat merah kehitaman karena tipis,
dan lapisa lemak subkutan belum melapisi kapiler. Kemerahan ini tetap terlihat
pada kulit sekalipun ketika bayi menangis, kulit akan terlihat lebih kemerahan.
Perhatikan warna kulit saat bayi lahir, kulit bayi mungkin tampak berwarna
kemerahan. Namun tangan dan kaki bayi mungkin kebiruan (acrosianosis) karena
aliran darah dan oksigen belum sempurna. Ketika sistem sirkulasi bayi terbuka,
warna kebiruan ini akan hilang.
44
Hal ini sesuai dengan uraian teori dimana pada saat bayi baru lahir
dilakukan penilaian awal yaitu dengan menilai tangisan bayi, pernafasan, gerakan
bayi dan 38 warna kulit pada bayi, berdasarkan hasil yang ditemukan bayi dalam
keadaan baik yaitu keadaan umum baik, bayi menangis kuat, tonus otot aktif, kulit
kemerahan. Pada pukul 16.15 WITA dilakukan pengkajian bayi 1 jam.
Didapatkan tanda - tanda vital dalam keadaan normal, yaitu Nadi : 144x/m,
Pernapasan : 46x/m, S : 36,7˚C dan pada pemeriksaan antropometri di dapatkan
BB 2970 gram, PB 48 cm, Lingkar kepala 34 cm, Lingkar dada 33 cm, Lingkar
perut 33 cm, Nadi 144x/m, Pernapasan 46x/m, Suhu 36,7˚C.
Pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal berkisar 32 - 37
cm, lingkar dada 34 - 36 cm, panjang badan 45 - 53 cm, berat badan bayi 2500 -
4000 gram. Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5 -37,5˚C. Denyut
nadi bayi yang normal berkisar 120 -140 kali permenit. Pernafasannya bervariasi
dari 40 sampai 60 kali permenit. Pada rumus Johnson Tausack menggunakan
suatu metode untuk menaksirkan berat badan janin dengan pengukuran tinggi
fundus uteri (TFU), yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis
sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita
pengukur dalam centimeter dikurangi 11, 12, atau 13 hasilnya dikalikan 155,
didapatkan berat badan bayi dalam gram. Pengurangan 11, 12, atau 13 tergantung
dari posisi kepala bayi. Jika kepala sudah melewati tonjolan tulang
(spinaischiadika) maka dikurangi 12, jika belum melewati tonjolan tulang
(spinaischiadika) dikurangi 11. Rumus Johnson adalah TBJ = (TFU-N) x 155. N =
13 bila kepala belum masuk PAP, 12 bila kepala masih berada di atas spina
ischiadika, 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika.
Berdasarkan uraian teori dimana menggunakan rumus Johnson Tausack
untuk menghitung TBJ = TFU (30cm - 11) x 155. Maka hasil yang didapatkan
yaitu TBJ 2.945 gram. Berat badan lahir pada bayi temukan 2500 gram, hal ini
sejalan dengan teori dimana TBJ yang diperkirakan dengan berat badan lahir tidak
jauh berbeda. Panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, laju jantung, laju nafas
dan suhu yang ditemukan dalam batas baik tidak ditemukan kesenjangan. Dari
hasil pemeriksaan fisik secara sistematis pada kepala bayi Ny.Y ditemukan bentuk
45
proposional, rambut tebal, tidak ada moulage, tidak ada benjolan, cekungan atau
kelainan lainnya.
Pemeriksaan fisik secara sistematis pada bayi baru lahir Kepala teraba
sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang
disebut moulding atau moulase. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang
besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu
kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan
peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat
dehidrasi. Perhatikan adanya kelainan congenital seperti anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya.
Berdasarkan pemeriksaan yang ditemukan pada bayi Ny.Y didapatkan
yaitu kepala bentuk proposional, rambut tebal, tidak ada moulage, tidak ada
benjolan, cekungan atau kelainan lainnya. Hal ini sesuai dengan uraian teori tidak
ditemukan kelainan pada kepala bayi.
Pada pemeriksaan telinga bayi ditemukan hasil yaitu telinga Simetris,
terletak sejajar dengan sudut mata, daun telinga elastis, terdapat lubang telinga,
tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
Pada telinga Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi
cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna
dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun
telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami
sindrom tertentu (Pierre-robin).
Hal ini sesuai dengan teori dimana telinga Simetris, terletak sejajar dengan
sudut mata, daun telinga elastis, terdapat lubang telinga, tidak ada pengeluaran
cairan abnormal, tidak terdapat kelainan pada telinga bayi. Hal ini dapat
disimpulkan tidak ditemukan kelainan pada telinga bayi.
Pada mata ditemukan hasil Simetris, sclera putih, tidak terdapat tanda
infeksi, reflex berkedip dan refleks cahaya positif, tidak ada kelainan. Pada
Hidung 40 terdapat septum ditengah, terdapat dua lubang hidung, bersih, tidak ada
kelainan, tidak ada pernapasan cuping hidung. Bibir tidak ada kelainan, berwarna
46
lengkap. Kaki kanan dan kiri simteris, tonus otot aktif, jumlah jari kaki kanan dan
kiri lengkap.
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti pembengkakan atau cekungan, lesung atau bercak kecil
berambut yang dapat menunjukan adanya abnormalitas medulla spinalis atau
kolumna vertebrata. Bahu, lengan dan tangan Gerakan normal, kedua lengan harus
bebas gerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau
fraktur. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya plidaktili atau sidaktili. Telapak
tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21. Periksa adanya paronisia pada kuku
yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.
Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukannya kelainan pada punggung
maupun anus bayi hal ini sejalan dengan teori tidak ada tanda-tanda abnormalis
seperti pembengkakan atau cekungan pada punggung bayi. Pada bahu tidak
terdapat kelainan jumlah jari lengkap, pergerakan aktif hal ini sejalan dengan
uraian teori tidak adanya kerusakan neurogalis atau fraktur pada bahu bayi dan
julah jari tangan dan kaki lengkap.
Pada tanggal 11 November 2023 berdasarkan pemeriksaan fisik usia bayi
1 hari, yaitu ditemukan berat badan bayi 2970 gram ini menunjukan adanya
penurunan berat badan pada bayi, berat badan bayi pada saat lahir yaitu 2970
gram.
Selama 24-48 jam pertama setelah kelahiran, berat badan bayi mengalami
penurunan sekitar 5 sampai 7%. Berat badan sebaiknya tiap hari dipantau
penurunan berat badan lebih dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan
kekurangan cairan.
Hal ini sejalan dengan uraian teori dimana berat badan bayi usia 1 hari
mengalami penurunan. Dengan rentan penurunan sekitar 5 sampai 7%,. Pada bayi
Ny.Y terjadi penurunan berat badan yaitu mencapai 4, 65% hal ini masih dalam
batas normal.
49
Pada pukul 17.30 WITA bayi Ny.Y usia 3 jam dilakukan pemeriksaan
tanda - tanda vital pada bayi. Didapatkan hasil yaitu pada N : 146x/m, pernapasan
: 45x/m dan Suhu : 36,8˚C.
Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5˚- 37,5˚C. Denyut
nadi bayi yang normal berkisar 120 - 140 kali permenit. Pernafasannya bervariasi
dari 40 sampai 60 kali permenit. Jika dilihat dari teori hal ini sejalan karena hasil
Nadi pada bayi 146x/m dengan normal berkisar 120-140x/menit, pernafasan bayi
45x/m dengan rentan normal berkisar 40-60x/menit, dan suhu bayi 36,8˚C dengan
batasan normal berkisar 36,5-37,5˚C.
Pada Kunjungan ulang tanggal 20 November 2023 bayi Ny.Y usia 9 hari
yaitu terjadi kenaikan berat badan bayi menjadi 3000 gram. Sedangkan berat
badan saat lahir yaitu 2970 gram.
Kenaikan berat badan 2 - 4 minggu setidak - tidaknya 160 gram per
minggu (setidak -tidaknya 15 gram/hari). (9) Bayi cukup ASI yaitu terjadi
peningkatan berat badan yang cukup sebesar ≥115 - 200 gram per minggu setelah
usia 4 hari.
Berdasarkan berat badan bayi Ny.Y pada saat usia 9 hari menunjukan
mengalami adanya kenaikan dari berat badan saat lahir yaitu 2970 gram menjadi
3000 gram. Hal ini menunjukan kenaikan berat badan sekitar 420 gram atau
16,2% menandakan dimana bayi cukup ASI.
C. Analisa
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif dapat ditegakkan
analisa yaitu Bayi Ny. Y Neonatus Cukup Bulan. Kemudian berdasarkan data
perkembangan didapatkan laju Jantung : 144x/m, laju nafas : 46x/m, s : 36,7˚C,
berat badan 2790 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala : 33 cm, lingkar
dada : 33 cm, lingkar perut : 30 cm, maka Bayi Ny.E Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Masa Kehamilan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 sampai 42
Minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram. Tanda-tanda bayi baru lahir
normal Lahir aterm antara 37- 42 minggu, Berat badan 2500 - 4000 gram, Panjang
badan 48 - 52 cm, Lingkar dada 30 - 38 cm, Lingkar kepala 33 - 35 cm, Frekuensi
50
Pada pukul 15,15 WITA memotong tali pusat dengan menggunakan klem
tali pusat, menjepit tali pusat sekitar 1-2 cm dari umbilikas bayi. Dari sisi luar
klem penjepit, mendorong isi talipusat kearah ibu dan melakukan penjepitan
kedua 2 cm dari klem pertama, dan dilakukan pemotongan diantara kedua klem.
Memotong dan mengikat tali pusat klem dan potong tali pusat setelah 2
menit setelah bayi lahir, tali pusat dijepit dengan klem dtt pada sekitar 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan,tekan tali pusat dengan dua
jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada
saat dilakukan pemotongan tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem kedua) tali
pusat pada bagian yang isinya sudah dikosongkan, berjarak 2 cm dari tempat
jepitan pertama.
Pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir sudah dilakukan sesuai dengan
teori. Dimana pemotongan tali pusat dilakukan 2 menit setelah bayi lahir dengan
menggunakan klem dan menjepit tali pusat dengan klem sekitar 1-2 cm dari
umbilikas bayi.
Pada pukul 15.25 WITA telah melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dimana bayi diletakkan pada dada ibu kulit bersentuhan dengan kulit dan inisiasi
47 menyusu dini telah berhasil pada menit ke 7. Dilakukan inisiai menyusi dini
selama 60 menit.
Prinsip menyusu / pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan
secara ekslusif. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat letakkan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu.
Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan
sampai bayi dapat menyusu sendiri
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sudah dilakukan sesuai dengan uraian teori
dimana telah dilakukan segera setelah bayi lahir. Dilakukan selama 60 menit bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu dan
bayi telah berhasil menyusu sendiri.
Pada pukul 16.15 WITA telah dilakukan pemberikan salf mata
oxytetracycline 1% diberikan pada kedua mata bayi upaya untuk pencegahan
52
infeksi pada mata bayi. Dilakukan pemberian vit K 1mg pada ⅓ paha kiri bayi
secara IM dilakukan untuk mencegah perdarahan pada otak bayi.
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak
kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi tersebut
menggunakan antibiotika tetrasiklin 1%. salep antibiotika harus tepat diberikan
pada waktu 1 jam setelah kelahiran.Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif
jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran. Vitamin K1 injeksi 1mg
intramuscular setelah 1 jam kontak kulit ke kulit untuk mencegah perdarahan bayi
baru lahir akibat defisiensi vitamin k yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru
lahir.
Pemberian salep mata sudah dilakukan sesuai dengan teori dilakukan
setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu, diberikan pada
kedua mata bayi salf mata oxytetracycline 1%. Pemberian vitamin K 1mg pada ⅓
paha kiri secara IM telah dilakukan sesuai dengan teori diberikan setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu dilakukan pada ⅓ paha kiri bayi
secara IM. Pukul 16.15 WITA setelah pemberian vit K pada paha bayi,
selanjutnya melakukan pemasangan gelang (tanda pengenal) pada tangan dan kaki
bayi. 48 Sesuai dengan nama ibu nya, dipasang hingga bayi akan pulang
dilakukan untuk identifikasi bayi.
Pemberian identitas Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi
perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus
diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai
waktu bayi dipulangkan.
Hal ini sesuai dengan uraian teori telah dilakukan pemberian gelang (tanda
pengenal) pada tangan dan kaki bayi harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan, hal ini perlu dilakukan karena untuk memudahkan dalam identifikasi
bayi.
Pada pukul 17.15 WITA bayi Ny.Y usia 2 jam. Telah dilakukan pemberian
suntik vaksin HB0, dengan dosis 0,5 ml dilakukan di paha luar atas sebelah kanan
bayi secara IM, menjelaskan kepada ibunya hal ini upaya untuk pencegahan
penyakit hepatitis B.
53
dalam darah bayi dapat dipecah sehingga kadarnya dapat diturunkan hingga
normal. Manfaat menjemur bayi di pagi hari sinar matahari pagi juga sangat
berguna untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga lendir yang ada di dalam
saluran pernafasan dapat keluar. Hal ini terutama sangat membantu bagi bayi yang
rentan mengalami alergi. Bayi sebaiknya dijemur di bawah sinar matahari pagi
sebelum jam 10.00. Agar tidak terlalu panas, Anda bisa menjemurnya sebelum
pukul 08.00 selama 15 menit saja. Karena kulit bayi masih sangat sensitif,
pehatikan juga durasi penjemurannya agar tidak terlalu lama. Tidak harus berada
di luar ruangan, Tetap bisa menjemur bayi di dalam ruangan yang terpapar sinar
matahari pagi jika tidak memungkinkan untuk keluar rumah.
Sesuai dengan uraian teori dimana manfaat dari menjemur bayi di pagi
hari untuk mencegah bayi kuning. Dengan menjemur bayi di bawah sinar
matahari pagi, bilirubin dalam darah bayi dapat dipecah sehingga kadarnya dapat
diturunkan hingga normal.
Memberitahu kepada ibu jika ada tanda - tanda bahaya pada bayinya
seperti : kejang, demam, tidak mau menyusu, bayi merintih, mata bernanah, kulit
dan mata pada bayi kuning untuk segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat
tanpa menunggu jadwal kunjungan ulang.
Tanda-tanda bahaya pada bayi pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau
hisapan lemah, Kesulitan bernapas, yaitu pernapasan cepat >60/menit atau
menggunakan otot napas tambahan, letargi bayi terus-menerus tidur tanpa bangun
untuk makan, Warna abnormal kulit atau bibir biru (sianosis) atau bayi sangat
kuning, Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingiin (hipotermia), Tanda atau
perilaku abnormal atau tidak biasa, tidak bertinja selama 3 hari pertama setelah
lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkak, tinja hijau tua atau
berdarah atau lender, Mata bengkak atau mengeluarkan cairan.
Hal ini sejalan dengan uraian teori yang menjelaskan bahwa bayi baru
lahir perlu pengawasan. Maka dari itu perlu di ketahui tanda - tanda bahaya pada
bayi baru lahir seperti kejang, demam, tidak mau menyusu, bayi merintih, mata
bernanah, kulit dan mata pada bayi kuning. Agar segera cepat di ketahui dan di
tangani.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini penyusun mengambil suatu kesimpulan dari laporan kasus
yang berjudul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi Ny. Y
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan di UPTD Puskesmas Ainiba
1. Data Subjektif pada Ny. Y usia 29 tahun GIII P1IA0, HPHT 18 Februari 2023,
TP 25 November 2023, Usia Kehamilan 38 minggu, ini merupakan anak
ketiga, belum pernah keguguran, TFU.30 cm. Ibu melahirkan normal pada hari
Sabtu, 11 November 2023 pukul 15.15 WITA dengan ketuban pecah 2 jam
yang lalu pukul 13.30 WITA, ketuban warna putih jernih tidak berbau. Ibu dan
keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menahun maupun menular
seperti jantung, hipertensi, asma, malaria, DM, ginjal, hepatitis. Bayi
diletakkan di dada ibu untuk dilakukan IMD, pergerakan aktif. Ibu tinggal di
perkampungan yang bersih dan nyaman. Sumber air yang digunakan sehari-
hari dari sumur/tangki. Ibu mempunyai fasilitas pembuangan sampah. Ibu
tidak memiliki hewan peliharaan.
2. Data Objektif didapatkan Keadaan umum baik, bayi menangis kuat, tonus otot
aktif, kulit kemerahan.
3. Analisa yang dapat ditegakkan adalah Bayi Ny.Y Neonatus Cukup Bulan
dengan keadaan baik.
4. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu dengan menjaga kehangatan bayi,
membersihkan jalan napas dengan menghisap lendir, memotong tali pusat
dengan menggunakan klem tali pusat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini,
memberikan salf mata oxytetracycline 1%, memberikan vit K 1 mg,
memberikan vaksin HB0, memandikan bayi. Pada kunjungan 7 hari tali pusat
sudah puput, keadaan umum baik, tonus otot aktif, berat badan 2970 gram,
warna kulit kemerahan, menyusu 11-12x/hari. Memberikan motivasi agar
memberikan ASI secara Ekslusif, tetap menjaga kehangatan bayi,
56
mengingatkan kembali tanda bahaya bayi baru lahir dan menjadwalkan kontrol
ulang pada tanggal 11 Desember 2023 di puskesmas / bidan terdekat.
B. Saran
1. Bagi Institusi Kesehatan
Diharapkan tetap terus mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan
pada asuhan kebidanan secara komprehensif terutama dalam asuhan bayi baru
lahir.
2. Bagi Ibu dan keluarga
Diharapkan ibu memberikan ASI secara eksklusif, segera menghubungi
tenaga kesehatan bila ditemukan tanda bahaya dan melakukan kunjungan
neonatal berikutnya sesuai anjuran.
3. Bagi profesi bidan
Diharapkan bidan tetap menerapkan asuhan kebidanan sesuai standar yang
telah ditetapkan dalam perawatan bayi baru lahir.
57
DAFTAR PUSTAKA
1. Dainty maternity, Arum Dwi Anjani, Nita Evriana bsari. Asuhan kebidanan
neonatus, bayi balita dan anak prasekolah. Yogyakarta 2018.
2. Jamil, siti nurhasiyah, Sukma, Febi Hamidah. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. 2017
3. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku
Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta JNPK-KR, Maternal &Neonatal Care,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016.
4. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 25 tahun 2014. Jakarta 2014
5. Wahyuni ED. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2018
6. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan. 2015
7. Yulizawati, Aldina Ayunda Insani, Lusiana El Sinta B, Feni Andriani. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Penerbit Indomedia Pustaka, Sidoarjo 2019
8. Sulis Diana, M.Kes., Erfiani Mail, M.Kes., dan Zulfa Rufaida, M.Sc. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan, Persalinan, dan Bayi Baru Lahir. 2019
9. Hj. Satriani G., S.St., M.Kes. Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan Dan Menyusui.
2021
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Jakarta
11. Santi Berlinawati. JournalSociolla. Manfaat Menjemur Bayi di Pagi Hari yang
Perlu Diketahui Setiap Ibu Muda. 2018
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kebutuhan Tidur Sesuai Usia. 2018