Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PRAKTEK KLINIK

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


PADA BAYI NY. Y
DI UPTD PUSKESMAS AINIBA

DI SUSUN OLEH
NAMA : SULIANI DANO

NIM : 161231032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
Reflektif Learning Berjudul:
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. Y
DI UPTD PUSKESMAS AINIBA

Disusun oleh :
SULIANI DANO

161231032

Telah dipresentasikan dengan pembimbing Program Studi Kebidanan Program


Profesi Bidan
Pada :
Hari :

Penguji /Pembimbing Akademik

Ida Sofiyanti S.SiT., M. Keb


NIDN: 0602018501

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan reflektif
learning dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal di UPTD
Puskesmas Ainiba”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan reflektif learning ini, karena keterbatasan kemampuan dan waktu
yang penulis miliki, akhir kata penulis berharap semoga laporan reflektif learning ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Ungaran, November 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan..................................................................................................................2
Manfaat................................................................................................................3
BAB II
TINJAUAN TEORI.................................................................................................5
Bayi Baru Lahir.............................................................................................5
Defenisi..........................................................................................................5
Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir...............................................................................5
Penilaian Pada Bayi Baru Lahir.....................................................................6
APGAR SCOR…............................................................................................7
Klasifikasi Neonatus......................................................................................9
Penilaian Maturias Bayi Dengan Ballard scor…...........................................9
Adaptasi Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir….......................................14
Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir…....................................................19
Kunjungan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.....................................................27
Masalah Pada Bayi Baru Lahir......................................................................35
BAB III ASUHAN KEBIDANAN...........................................................................37
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................47
BAB V PENUTUP....................................................................................................62
Kesimpulan..........................................................................................................62
Saran.....................................................................................................................63

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bayi baru lahir termasuk kategori normal jika lahir pada usia kehamilan
aterm, dengan presentasi belakang kepala yaitu ubun-ubun kecil, melewati vagina
tanpa dibantu oleh alat apapun, berat badan lahir berkisar 2500 sampai dengan 4000
gram, memiliki nilai APGAR lebih dari 7 dan tidak mengalami kelainan kongenital.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), kesejahteraan suatu
bangsa dapat ditentukan dari angka kematian (mortalitas). Semakin tinggi angka
mortalitas pada suatu bangsa, maka semakin rendah tingkat kesejahteraan bangsa
tersebut. Selain menentukan tingkat kesejahteraan, angka mortalitas juga
mempresentasikan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat pada bangsa tersebut.
Secara global, sekitar 130 juta kelahiran terjadi setiap tahun. Di antaranya
303.000 kematian ibu, 2,6 juta bayi lahir mati dan 2,7 juta bayi meninggal dalam
masa neonatal. Tahun 2015, World Health Organization (WHO) mencatat 5,9 juta
(43 per 1.000 kelahiran hidup) anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun
dan sebanyak 2,7 juta bayi diantaranya meninggal selama 28 hari pertama
kehidupan. Sekitar 6 juta kematian anak di bawah usia lima tahun, kematian
neonatal menjadi penyebab utama yaitu sebesar 45% atau 19 kematian per 1.000
kelahiran hidup. Jika dibandingkan dari tahun 1990, kematian neonatal pada tahun
2015 mengalami penurunan dari 5,1 juta menjadi 2,7 juta.Setiap tahun diperkirakan
4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan 2 per 3 nya
meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada minggu pertama
kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan
komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara
berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini
dan pengobatan yang tepat (Marmi, 2015)
Standar Asuhan pada bayi baru lahir menurut (Firmansyah Fery, 2020) yaitu
membersihka jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan, dan perawatan tali
pusat.Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan. Menilai segera
bayi baru lahir seperti nilai APGAR. Membersihkan badan bayi dan memberikan

1
2

identitas. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan
screening untuk menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir
yang tidak memungkinkan untuk hidup. Mengatur posisi bayi pada waktu menyusui.
Memberikan imunisasi pada bayi. Melakukan tindakan pertolongan
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, seperti bernafas/asfiksia, hypotermi,
hypoglikemia. Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas
kegawatdaruratan apabila dimungkin. Dan mendokumentasikan temuan-temuan dan
intervensi yang dilakukan.
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan AKN atau Angka Kematian Neonatal (0-28 hari) di Indonesia sebesar
15 per 1.000 kelahiran hidup. Meskipun demikian, diharapkan AKN terus
mengalami penurunan hingga menjadi 10 per 1.000 per kelahiran hidup.

Berdasarkan pencatatan persalinan yang terjadi di UPTD Puskesmas


Ainiba pada tahun 2023 dari bulan Januari - Oktober 2023 jumlah bayi baru lahir,
terdapat 46 kasus bayi lahir hidup
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah adalah “ Bagaimana
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan kepada Bayi Baru Lahir Normal di
UPTD Puskesmas Ainiba.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada Bayi Baru Lahir Normal di UPTD
Puskesmas Ainiba tahun 2023.
b. Menginterpretasikan data dan masalah pada Bayi Baru Lahir Normal di
UPTD Puskesmas Ainiba tahun 2023.
c. Merumuskan diagnosa potensial yang terjadi pada Bayi Baru Lahir Normal
di UPTD Puskesmas Ainiba tahun 2023.
3

d. Mengidentifikasi tindakan antisipasi terhadap diagnosa potensial pada Bayi


Baru Lahir Normal di UPTD Puskesmas Ainiba tahun 2023.
e. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Bayi
Baru Lahir Normal di UPTD Puskesmas Ainiba tahun 2023.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pusat Layanan Kesehatan
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan
2. Bagi Klien dan Keluarga
Ibu dan keluarga mendapatkan pengetahuan dan asuhan yang tepat sehingga ibu
dapat melakukan perawatan diri dirumah maupun perawatan bayi baru lahir.
3. Bagi Profesi Bidan
Memberikan masukan kepada bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
secara komprehensif dan penerapan pendokumentasian dalam melakukan asuhan
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Bayi Baru Lahir Normal


1. Defenisi
Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 - 4000 gram, dengan
nilai apgar> 7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus adalah bayi yang baru
mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra
uterin ke kehidupan ekstrauterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan
fungsi dan peoses vital neonates yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat
aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dan cepat berlangsung
adalah pada system pernafasan, sirkulasi, ke`mampuan menghasilkan glukosa.
(Siti Nurhasiyah Jamil,2017)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat 2500-4000 gram
(Armini, dkk. 2017)
Bayi baru lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan
oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Beberapa mikroorganisme
harus di waspadai karena dapat ditularkan lewat percikan darah dan caran tubuh
misalnya HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C
2. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
a. Berat badan 2500-4000 gram,
b. panjang badan lahir 48-52 cm
c. Lingar dada 30-38 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira180 denyut/menit kemudian
menurun sampai 120-140 denyut/menit
5

f. Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit, kemudian


menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa
h. Rambut lanugo tidak terlihat lagi, rambut kepala biasa telah sempurna
i. Kuku telah agak panjang dan lunak
j. Genetalia: labia mayora telah mennutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada anak laki-laki)
k. Reflex hisap dan menelan sudah terbantuk dengan baik
l. Reflex moro sudah baik, bayi ketika terkejut akan memperlihatkan
gerakan tangan seperti memeluk
m. Eliminasi baik, urin dan meconium akan keluar dalam 48 jam
pertama, meconium berwarna hitan kecoklatan (Dewi, 2011, Ari et
al.2023)

3. Penilaian Pada Bayi Baru Lahir


Untuk semua BBL, dilakukan penilaian awal dengan menjawab empat
pertanyaan :
Sebelum lahir :
a) Apakah kehamilan cukup bulan?
b) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur meconium?
Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi diatas kain bersih dan
kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu, segera lakukan penilaian
berikut :
a) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
b) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Bila semua jawaban di atas “ya” berarti bayi baik dan tidak memerlukan
tindakan resusitasi. Pada bayi ini segera dilakukan Asuhan Bayi Normal. Bila
salah satu atau lebih jawaban “tidak” berarti bayi memerlukan tindakan
resusitasi segera di mulai dengan langkah awal resusitasi
6

4. APGAR SCORE
Penilaian pada bayi baru lahir segera setelah proses persalinan,
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh penolong persalinan dengan
menggunakan APGAR SCORE.
5 Kriteria pada APGAR SCORE terdiri dari
1) Appearance : Warna Kulit
2) Pulse : Denyut Jantung
3) Grimance : Refleks
4) Activity : Tonus Otot
5) Respiration : Pernapasan
Saat mendapatkan Apgar score, bayi baru lahir akan mengikuti tes
pertama satu menit setelah dilahirkan. Lalu diulangi dan dievaluasi lima
menit dan diulang pada 10, 15, 20 menit hingga kondisi bayi stabil .
Berikut merupakan tabel kondisi bayi baru lahir yang dapat
diketahui Melalui tes APGAR
Tanda 0 1 2
Warna Kulit Biru, Pucat Badan merah Seluruh tubuh
( jambu, merah jambu
Appereance) ekstermitas
biru
Denyut Tidak Ada < 100 >100
Jantung
( Pulse )
Refleks Tidak Ada Meringis Menangis kuat
( Grimance) Respon
Tonus Otot Flaksid Ekstermitas sedikit Gerak aktif
( Activity ) fleksi
Pernapasan Tidak Ada Pelan, tidak teratur Baik dan
( menangis
Respiration)
a. Mengeringkan tubuh bayi, bungkus dengan kain kering dan hangat
b. Potong tali pusat dengan tehnik septik dan aseptic
7

c. Melakukan IMD, bayi diletakkan didada ibu selama 30 menit – 1 jam bayi
diberikan topi dan di tutupi selimut. IMD atau Inisiasi Menyusu Dini
mempunyai banyak manfaat untuk ibu maupun bayi . Kontak kulit ke kulit
dari ibu dan bayi secara langsung dapat membantu meregulasi suhu
tubuh bayi baru lahir dan memungkinkan bayi terpapar bakteri baik
dari kulit ibu, sehingga akan dapat memberikan perlindungan dari
penyakit menular dan membantu membangun sistem imunitas bayi
d. Melakukan Pemeriksaan Fisik Bayi
1) Observasi tanda – tanda vital
2) Observasi reflex
e. Memasangkan Identitas Bayi
f. Pengukuran Antropometri
Pengukuran terdiri dari :
1) Berat badan, berat badan normal : 2500 – 4000gr
2) Panjang badan, panjang badan normal : 48 – 52 cm
3) Lingkar kepala, lingkar kepala normal : 34 – 39 cm
4) Lingkar dada, lingkar dada normal : 30 – 40 cm
g. Pemberian Salep Mata
Pemberian salep mata untuk mencegah penyakit mata pada bayi akibat
penyakit menular sexual. Pemberian salep mata diberikan 1 jam setelah
lahir. Salep mata yang berikan adalah eritromicin 0,5% dan tetrasiklin 1 %.
h. Penyuntikan Vitamin K
Vitamin k diberikan 0,1- 1 mg secara intra muskuler di paha kiri, tujuan
penyuntikan vitamin k untuk mencegah perdarahan karena defesiensi
vitamin k pada bayi baru lahir.
i. Pemberian imunisasi HB0
Imunisasi HB0 dilakukan 1 jam setelah pemberian suntikan vitamin K.
Imunisasi dilakukan di paha kanan.
5. Klasifikasi neonatus
Klasifikasi neonatus, diantaranya:
a. Neonatus menurut masa gestasinya
8

1) Kurang bulan (preterm infant) : <294 hari (36 minggu)


2) Cukup bulan ( term infant) : 259- 294 hari (37- 42 minggu)
3) Lebih bulan (postterm infant) : >294 hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir
1) Berat lahir rendah : <2500 gram
2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
3) Berat lahir lebih : >4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan)
1) Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
2) Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

6. Penilaian Maturitas Bayi Dengan Ballard Score


New Ballard Score dapat menentukan usia kehamilan setelah bayi lahir
mulai dari usia 20 minggu. Tes yang dilakukan ketika bayi dalam keadaan
istirahat dan tenang dalam 12 jam setelah lahir ini, memberi hasil akurat ±1
minggu pada bayi denganusia kehamilan 38 minggu
9

1. Teknik menilai usia kehamilan


a. Penilaian usia kehamilan tidak boleh dilakukan tergesa-gesa tapi harus
dilakukan secara teratur dan dilakukan saat bayi stabil dan dalam
keadaan tenang dan normal. Maturitas fisik paling tepat dilakukan
segera setelah lahir. Jika bayi mengalami proses yang sulit selama
persalinan dan kelahiran atau terkena efek obat persalinan, maturitas
neurologisnya mungkin tidak bisa dinilai secara tepat pada saat ini dan
dengan demikian harus diulang setelah 24 jam.
b. Jika penilaian neurologis tidak dilakukan, perkiraan usia kehamilan bisa
berdasarkan skor ganda penilaian harus dilakukan dengan akurat dan
petugas pemeriksa berikutnya harus mempunyai kesempatan untuk
mengkaji proesdur dengan staf yang lebih berpengalaman
10

2. Melakukan penilaian usia kehamilan


Perkiraan usia kehamilan menurut skor maturitas, kaji riwayat persalinan dan
catat informasi pada bagan perkiraan usia kehamilan menurut skor maturitas.
3. Nama
4. Usia saat diperiksa
5. Waktu pemeriksaan
6. Usia kehamilan menurut tanggal dan USG
7. Menilai maturitas fisik bayi dan beri tanda “x” pada kotak dalam formulir
yang paling menjelaskan tentang bayi. Jika pemeriksaan kedua dilakukan,
tuliskan “0” pada kotak yang benar
8. Menilai maturitas neuromuskular bayi dan tuliskan “x” pada kotak dalam
formulir yang menjelaskan tentang bayi. Jika pemeriksaan kedua dilakukan,
tuliskan “0” pada kotak yang benar
9. Postur paling baik jika dinilai saat bay terlentang dan tenang. Amati refklesi
tangan dan kaki, bandingkan dengan angka yang ada pada lembar kerja dan
tuliskan “x” pada angka yang paling sesuai.
10. Square window dilakukan dengan melakukan fleksi pergelangan tangan bayi
dan amati sudut antara ibu jari dan bagian lengan bawah. Lakukan fleksi
sebanyak mungkin dengan hati-hati, bandingkan sudut ibu jari dengan
angka yang ada pada lembar kerja dan pilih angka yang paling sesuai.
11. Arm recoil di evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi dan
lakukan fleksi lengan bagian bawah sejauh mungkin selama 5 detik,
lanjutkan dengan merentangkan kedua lengan lalu lepaskan. Amati reaksi
bayi saat lengan dilepaskan. Bayi yang tangannya tetap terlentang atau
gerakannya acak mendapatkan skor 0= fleksi parsial 140-180 derajat
mendapatkan skor 1= fleksi 110-140 derajat mendapatkan skor 10 2= fleksi
90-100 derajat mendapatkan skor 3 dan kembali ke fleksi penuh dengan
cepat mendapatkan skor 4.
12. Untuk menentukan sudut popliteal, letakkan bayi terlentang, kepala,
punggung dan panggulnya menempel pada permukaan. Pegang paha bayi
11

pada posisi fleksi dengan ibu jari dan telunjuk kiri anda. Dengan telunjuk
tangan kanan, lurus kaki di belakang mata kaki dengan sedikit.
13. Tekanan lembut bandingkan sudut dibelakang lutut atau sudut popliteal,
dengan angka pada lembar kerja.
14. Untuk mengevaluasi scarf sign letakkan bayi terlentang. Pegang tangan bayi
dan tempelkan lengannya melewati leher ke bahu yang berlawanan sejauh
mungkin. Untuk melakukan manuver ini, siku mungkin perlu diangkat
melewati badan, tapi kedua bahu tetap harus menempel di permukaan meja
periksa dan kepala harus tetap lurus. Amati posisi sikut pada dada bayi dan
bandingkan dengan angka pada lembar kerja, lalu catat scor manuver ini.
15. Heel-to-ear-maneuver ( manuver tumit telinga ) dilakukan pada posisi
terlentang, pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat
mungkin dengan kepala tanpa memaksa dan pertahankan panggul pada
permukaan meja periksa. Amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat
ekstensi lutut lalu bandingkan dengan angka pada lembar kerja.
16. Setelah menyelesaikan penilaian fisik dan neuromuskular jumlahkan nilai
yang di dapat pada setiap kotak yang diberi tanda dan tuliskan totalnya pada
lembar kerja. Jika pemeriksaan hanya terdiri dari penilaian fisik, kalikan
angka total dengan 2
17. Menggunakan Grafik Penilaian Maturitas, bandingkan niai total yang di
dapatkan dari penilaian pada kolom skor dengan perkiraan usia kehamilan
pada kolom minggu.
18. Gunakan informasi ini untuk mendokumentasi perkiraan yang tepat untuk
bayi sesuai klarifikasi berikut : kurang bulan < 37 11 minggu, Cukup bulan
37-42 minggu dan lebih bulan >42 minggu
19. Pastikan untuk mencatat tanggal dan waktu pemeriksaan.
20. Pastikan untuk mencatat usia menurut tanggal dan USG.
Setelah usia kehamilan dan berat badan bayi ditentukan, hasilnya
diproyeksikan pada grafik dari Battaglia dan Lubchenco, yang
mengindikasikan apakah Bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (<10%), Sesuai
Masa Kehamilan (10% - 90%), dan Besar untuk Usia Kehamilan (>90%)
12

7. Adaptasi perubahan fisiologis bayi baru lahir


a. Perubahan Sistem Pernafasan
1) Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari paring yang
bercabang-cabang membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini
13

berlanjut setelah kelahiran sampai usia 8 tahun, sampai jumlah


bronchiolus dan alveolus dan akan sepenuhnya berkembang, walaupun
janin memperlihatkan bukti gerakan nafas sepanjang trimester kedua dan
ketiga. Ketidakmatangan paru-paru akan mengurangi peluang
kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu,
yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak mencukupinya
jumlah surfaktan.
2) Awal adanya nafas
Dua faktor yang berperan pada rangsangan pertama nafas bayi:
a) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-
paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam
paru-paru secara mekanis. Interaksi antara sistem pernafasan,
kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernafasan
yang teratur dan berkesinambungan, Jadi sistemsistem harus
berfungsi secara nor mal.
3) Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus
paru-paru untuk pertama kali. Produksi surfaktan dimulai pada 20
minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru
matang sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan ini berfungsi
mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan pernafasan. Tanpa
surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernafasan,
yang menyebabkan sulit bernafas Membantu menstabilkan dinding
alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir
4) Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru – parunya.
Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar 1/3 cairan ini
14

akan diperas keluar paru – paru. Dengan beberapa kali tarikan nafas
pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir.
Dengan sisa cairan di dalam paru- paru dikeluarkan dari paru-paru dan
diserap oleh pembuluh limfe dan darah
5) Fungsi pernafasan dalam kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler.
Oksigenasi sangat penting dalam mempertahankan kecukupan
pertukaran dara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan
mengalami uvasokonstriksi. Pengerutan pembuluh darah ini berarti tidak
ada pembuluh darah yang terbuka, guna menerima oksigen yang berada
dalam alveoli, sehingga penyebab penurunan oksigenasi jaringan akan
memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan
memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan
paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan
membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan
sirkulasi janin menjadi sirkulasi
b. Perubahan Sistem Peredaran
Darah Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru
untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna
mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik pada
bayi baru lahir terjadi dua perubahan besar:
1) Penutupan Foramen ovale pada atrium jantung
2) Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta Perubahan
siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh
tubuh. Oksigenasi menyebabkan sistim yang mengubah tekanan dalam
sistem pembuluh darah, adalah :
a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat
dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun
karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium tersebut. Kedua
kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
15

b) Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru


dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan
pertama ini menimbulkan relaksasi dan sedikit terbukanya sistem
pembuluh darah paru-paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium
kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan
tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan
menutup.
c. Perubahan Sistem Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan. Suhu dingin
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan bayi.
Pada lingkungan dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya
d. Mekanisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak diperlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Dengan tindakan penjepitan tali pusat pada saat lahir, seorang bayi harus
mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi
baru lahir, glukosa darah akan turun cepat dalam waktu 1-2 jam.
e. Perubahan Sistem Gastro Intestinal
Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.
Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada
saat lahir. Kemampuan menelan dan mencerna selain susu masih terbatas.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung
sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Waktu
pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam, itulah sebabmya bayi memerlukan
ASI sesering mungkin. Pada saat makanan masuk ke lambung terjadilah
gerakan peristaltik cepat. Ini berarti bahwa pemberian makanan sering
diikuti dengan refleks pengosongan lambung. Bayi yang diberi ASI dapat
16

bertinja 8- 10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari. Bayi yang diberi
minum PASI bertinja 4-6 kali sehari, tetapi terdapat kecenderungan
mengalami konstipasi.
f. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas bayi belum matang menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Oleh karena itu, pencegahan terhadap
mikroba dan deteksi dini infeksi menjadi sangat penting. Kekebalan alami
dari struktur kekebalan tubuh yang mencegah infeksi. Jika bayi disusui ASI
terutama kolostrum memberi bayi kekebalan pasif dalam bentuk
laktobaksilus bifidus, laktoferin, lisozim dan sekresi IgA.
g. Perubahan Sistem Ginjal
Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan
meningkat, mungkin air kemih akan tampak keruh termasuk berwarna merah
muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak banyak. Sistem
imunitas bayi belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi.
h. Perubahan Sistem Reproduksi
Anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas, tetapi
anak perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam indung telurnya.
Kedua jenis kelamin mungkin memperlihatkan pembesaran payudara,
kadang-kadang disertai sekresi cairan pada puting pada hari 4-5, karena
adanya gejala berhentinya sirkulasi hormon ibu. Anak perempuan mungkin
mengalami menstruasi untuk alasan yang sama, tetapi kedua kejadian ini
hanya berlangsung sebentar.
i. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh
melalui proses hipertropi. Tumpang tindih atau molase dapat terjadi pada
waktu lahir karena tulang pembungkus tengkorak belum seluruhnya
mengalami osifikasi. Molase ini dapat menghilang beberapa hari setelah
melahirkan. Ubun-ubun besar akan tetap terbuka hingga usia 18 bulan.
j. Perubahan Sistem Neurologi
17

Sistem Neurologi belum matang pada saat lahir. Refleks dapat


menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem
muskuloskeletal.
k. Perubahan Sistem Integumen
Pada bayi baru lahir cukup bulan kulit berwarna merah dengan
sedikit verniks kaseosa. Sedangkan pada bayi prematur kulit tembus pandang
dan banyak verniks. Pada saat lahir verniks tidak semua dihilangkan, karena
diabsorpsi kulit bayi dan hilang dalam 24 jam. Bayi baru lahir tidak
memerlukan pemakaian bedak atau krim, karena zat-zat kimia padat
mempengaruhi Ph kulit bayi.
8. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru lahir
Penatalaksanaan awal bayi baru lahir, meliputi:
a. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi, antara
lain:
1) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan
bayi, Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
2) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril.
3) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
b. Melakukan penilaian
Penilaian bayi baru lahir, antara lain:
1) Apakah bayi cukup bulan/tidak
2) Apakah air ketuban bercampur mekonium/tidak
3) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
4) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas. Jika bayi tidak bernapas
atau bernapas megap–megap atau lemah maka segera lakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir.
18

c. Pencegahan Kehilangan Panas


Mekanisme kehilangan panas, antara
lain:
1) Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
2) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin, seperti: meja, tempat tidur, timbangan
yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas
tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda–benda tersebut.
3) Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin, co/ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas
angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
4) Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda–
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu 14 tubuh bayi,
karena benda–benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
Mencegah kehilangan panas melalui upaya berikut:
1) Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan
rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan
selimut atau kain yang baru (hangat, bersih, dan kering)
3) Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relative luas dan
bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak
tertutup.
19

4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya


Pada tahun 1992 WHO/UNICEF mengeluarkan protokol
tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai salah satu dari
evidence for the ten steps successful breastfeeding yang harus
diketahui oleh setiap tenaga kesehatan. Segera setelah dilahirkan,
bayi diletakkan didada ibu atau perut tas ibu selama paling sedikit
satu jam untuk memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan
menemukan puting ibunya.
a) Keuntungan IMD
Keuntungan dari IMD, antara lain:
(1) Mendekatkan hubungan batin ibu-bayi, karena IMD terjadi
komunikasi batin secara sangat pribadi dan intensif.
(2) Bayi akan mengenal ibunya lebih dini sehingga akan
memperlancar proses laktasi.
(3) Suhu tubuh bayi stabil karena hipotermi telah dikoreksi panas
tubuh ibunya.
(4) Refleks oksitosin ibu akan berfungsi maksimal.
(5) Mempercepat produksi ASI, karena sudah mendapat
rangsangan isapan dari bayi lebih awal.
b) Prosedur dan gambaran proses IMD
Prosedur dan gambaran proses IMD, antara lain:
(1) Tempatkan bayi diatas perut ibunya dalam 2 jam pertama
tanpa pembatas kain diantara keduanya (skin to skin contact),
lalu selimuti ibu dan bayi dengan selimut hangat. Posisikan
bayi dalam keadaan tengkurap.
(2) Setelah bayi stabil dan mulai beradaptasi dengan lingkungan
luar uterus, ia akan mulai mencari puting susu ibunya.
(3) Hembusan angin dan napas tubuh ibu akan memancarkan
bau payudara ibu, secara insting bayi akan mencari sumber
bau tersebut.
20

(4) Dalam beberapa menit bayi akan merangkak ke atas dan


mencari serta memegang puting susu ibunya, selanjutnya dia
akan mulai mengisap.
(5) Selama periode ini tangan bayi akan memasase payudara
ibunya dan selama ini pula refleks pelepasan hormon
oksitosin ibu akan terjadi
(6) Ingat, selama prosedur ini bidan tidak boleh meninggalkan
ibu dan bayi sendirian. Tahap ini sangat penting karena bayi
dalam kondisi siaga penuh. Bidan harus menunda untuk
memandikan bayi, melakukan pemeriksaan fisik, maupun
prosedur lain.
c) Lima tahapan perilaku sebelum bayi menyusu
Lima tahapan perilaku sebelum menyusu,
yaitu:
(1) Dalam 30 menit pertama : Stadium istirahat/ diam dalam
keadaan siaga (rest/qualte alert stage). Bayi diam tidak
bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya.
Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian
peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan diluar
kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang) ini
merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman.
Hal ini meningkatkan kepercayaan diri ibu terhadap
kemampuan menyusui dan mendidik bayinya. Kepercayaan
diri ayah pun menjadi keberhasilan menyusui dan mendidik
anak bersama- sama.
(2) Antara 30-40 menit mengeluarkan suara, gerakan mulut
seperti mau minum, mencium, menjilat tangan. Bayi
mencium dan merasakan cairan air ketuban yang ada
ditangannya. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk
menentukan payudara dan putting susu ibu.
(3) Mengeluarakan air liur. Saat menyadari bahwa ada makanan
disekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya.
21

(4) Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola (kalang


payudara) sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu.
Ia menjilat-jilat ibu, menghentak-hentakan kepala ke dada
ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri, serta menyentuh dan
meremas daerah putting susu dan sekitarnya dengan
tangannya mungil.
(5) Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut
lebar dan melekat dengan baik.
(6) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu
selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering.
Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada
saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat
pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya
enam jam setelah lahir.
d) Membebaskan Jalan Nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan
jalan nafas dengan cara sebagai berikut:
1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat
2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga
leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala
diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
22

5) Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap


lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus
sudah ditempat
6) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
7) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar
Score)
8) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau
mulut harus diperhatikan.
e) Merawat Tali Pusat
Cara perawatan tali pusat, yaitu:
1)Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil,
ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali
pusat.
2) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan
sekresi tubuh lainnya.
3) Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi.
4) Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk
atau kain bersih dan kering.
5) Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan
menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem
plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan
simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat
tertentu.
6) Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang
sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua
dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang
berlawanan.
7) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam
larutan klonin 0,5%. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih
23

dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan


baik.
f) Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur suhu badannya
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh
bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang
hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus
dicatat. Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur
tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan
jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang
mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk
jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau
tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipotermi, meskipun
berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau
berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermi.
g) Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi diantaranya:
1) Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi
vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu
di beri vitamin K dengan dosis 0,5–1 mg IM.
2) Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama
persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 atau
tetrasiklin 1 %.
9. Kunjungan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Kunjungan neonatus (KN) adalah pelayanan kesehatan kepada
neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
1. Kunjungan Neonatal 1 (KN 1)
24

KN 1 dilakukan pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir


2. Kunjungan Neonatal 2 (KN 2)
KN 2 dilakukan pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 7.
3. Kunjungan Neonatal 3 (KN 3)
KN 3 dilakukan pada hari ke 8 – 28 hari.
Pelayanan kesehatan neonatus dilaksanakan melalui:
1. Pelayanan kesehatan neonatal esensial
Pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 (enam) jam
sampai 28 (dua puluh delapan) hari asuhan yang diberikan yaitu:
a. Menjaga bayi tetap hangat
b. Perawatan tali pusat
c. Pemeriksaan bayi baru lahir
d. Perawatan dengan metode kanguru kepada bayi berat lahir rendah
e. Pemeriksaan status vitamin K1 profilaksis dan imunisasi
f. Penanganan bayi baru lahir sakit dam kelainan bawaan
g. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat
waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2. Skrining Bayi Baru Lahir; dan
3. Pemberian komunikasi, informasi, edukasi kepada ibu dan keluarga
Pemberian komunikasi, informasi edukasi (KIE) kepada ibu dan
keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI Eksklusif, tanda bahaya
pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang,
PHBS, dan tumbuh kembang.
a. Pemberian ASI
Memberikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi atau
kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam),
bergantian antara payudara kiri dan kanan. Seorang bayi yang
menyusu sesuai dengan permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-
15 kali dalam 24 jam. Biasanya payudara akan kosong dalam
beberapa menit. Frekuensi menyusui dapat diatur dengan membuat
jadwal rutin, sehingga bayi akan menyusu sekitar 5-10 kali dalam
25

sehari. Setiap bayi mempuyai takaran untuk menyusu sesuai dengan


kebutuhan berat badan dan umur bayi.
1) Kebutuhan Asi pada bayi baru lahir:
a) Bayi usia 1-2 hari membutuhkan 5-7 ml ASI sekali minum
dan diberikan dengan jarak sekitar 2 jam kebutuhan ASI
memang baru sedikit, karena ukuran lambung bayi pada usia
ini hanya sebesar biji kemiri.
b) Bayi usia 3 hari membutuhkan 22-27 ml ASI sekali minum
yang diberikan 8-12 kali sehari atau hampir satu gelas takar
air untuk satu hari. Pada usia ini lambung berkembang
menjadi sebesar buah chery yang berukuran besar.
c) Bayi usia 4-6 hari membutuhkan ASI 45-60 ml dalam satu
kali minum dan dapat menghabiskaan 400-600 ml atau ½
gelas hingga 2 setengah takar air untuk satu hari pada usia ini
kebutuhan ASI meningkat karena adanya growthspurp yang
pertama pada bayi.
2) Teknik Menyusui Yang Benar
a) Posisi dalam menyusui
Para ibu harus mengerti perlunya posisi yang nyaman dan
mempertahankannya ketika menyusui untuk menghindari
perlekatan pada payudara yang tidak baik yang akan berakibat
pada pengeluaran ASI yang tidak efektif dan menimbulkan
trauma.
Beberapa hal yang perlu diajarkan pada ibu untuk membantu
mereka dalam mencapai posisi yang baik agar dicapai
perlekatan pada payudara dan mempertahankannya secara
efektif adalah sebagai berikut:
(1) Ibu harus mengambil posisi yang dapat dipertahankannya.
Bila ibu tidak nyaman, penyusuan akan berlangsung
singkat dan bayi tidak akan mendapat manfaat susu yang
kaya lemak di akhir penyusuan. Posisi yang tidak nyaman
26

ini juga akan mendorong terbentuknya fil dan sebagai


akibatnya akan mengurangi suplai susu.
(2) Kepala dan leher harus berada pada satu garis lurus.
Posisi ini memungkinkan bayi untuk membuka mulutnya
dengan lebar, dengan lidah pada dasar mulut untuk
menyauk/mengangkat payudara ke atas. Usahakan agar
kepala dan leher jangan terpilin karena hal ini juga akan
melindungi jalan napas dan akan membantu refleks
mengisap-menelan-bernapas.
(3) Biarkan bayi menggerakkan kepalanya secara bebas
Menghindari memegang bagian belakang kepala bayi
sangat penting agar penyusuan dapat berlangsung dengan
sukses, sebaliknya leher dan bahu bayi harus disokong
agar bayi dapat menggerakkan kepalanya dengan bebas
untuk mencari posisi yang tepat dengan dipandu oleh
dagunya, membiarkan hidungnya bebas, dan mulut
menganga lebar. Dengan memberikan keleluasaan pada
bayi untuk menjulurkan lehernya, maka dia diberi
kesempatan untuk menghampiri payudara ke dalam
mulutnya dan membiarkan hidung bebas.
(4) Dekatkan bayi
Bawalah bayi ke arah payudara dan bukan sebaliknya
karena dapat merusak bentuk payudara.
(5) Hidung harus menghadap ke arah puting
Hal demikian akan mendorong bayi untuk mengangkat
kepalanya ke arah belakang dan akan memandu pencarian
payudara dengan dagunya. Dengan posisi demikian, lidah
juga akan tetap berada di dasar mulut sehingga puting
susu berada pada pertemuan antara langit-langit keras dan
lunak.
(6) Dekati bayi ke payudara dengan dagu terlebih dahulu
27

Dagu akan melekukkan payudara ke dalam dan bayi akan


menyauk payudara masuk ke dalam mulutnya, untuk
perlekatan yang benar.
b) Perlekatan pada payudara
Reflek rooting dan sucking akan distimulasi oleh sentuhan
halus payudara. Pelekatan yang tidak baik dapat menjadi awal
timbulnya berbagai masalah dalam menyusui. Bidan harus
mengajari ibu tentang tanda-tanda pelekatan yang efektif
untuk menjamin proses menyusui yang efektif, yang meliputi:
a) Mulut terbuka lebar, lidah di dasar mulut, menyauk
payudara mengisi mulut dengan penuh.
b) Dagu melekukkan payudara ke dalam.
c) Bibir bawah menjulur keluar dan bibir atas berada dalam
posisi netral.
d) Pipi penuh.
e) Terdengar suara menelan.
f) Terlihat susu pada sudut-sudut mulut.
g) Areola lebih banyak terlihat di atas bibir atas
dibandingkan dengan bibir bawah.
3) Tanda Kecukupan Asi
1) Mengkaji urine dan feses
Pengeluaran urine dan feses merupakan indikator-indikator
penting untuk mengetahu apakah seorang bayi cukup
menyusu dan dengan mudah dapat dikenali atau diketahui
oleh orang tua, bila mereka mendapatkan informasi dan
pengetahuan yang cukup tentang hal ini. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa agar ibu dapat mengevaluasi
penyusuannya sendiri, maka mereka harus dapat menilai
seberapa basah dan kotor popok bayi. Tanda yang paling
efektif yang menunjukkan kurang baiknya proses menyusui
adalah bila terdapat tiga atau kurang dari tiga popok yang
28

kotor karena tinja pada hari keempat. Pada hari ketiga, bayi
diharapkan menghasilkan paling sedikit tiga popok basah
dalam 24 jam dan pada hari kelima sampai enam atau lebih
popok yang basah.
2) Menimbang berat badan
Semua bayi diperkirakan akan turun berat badannya selama
beberapa hari pertama kehidupannya, yang diperkirakan 23

disebabkan oleh hilangnya cairan yang bersifat normal. Pada


saat lahir, bayi memiliki cairan interstisial ekstra dalam
jaringan yang harus dikurangi jumlahnya. Kira-kira 80% bayi
akan pulih berat badannya dalam usia dua minggu dan kurang
dari 5 persen kehilangan lebih dari 10% berat badan lahir.
Penurunan berat badan yang dianggap normal adalah sampai
7 persen dari berat waktu dilahirkan, setelah itu penambahan
berat badan minimum harus 20 gram per hari, dan pada hari
ke-14 berat badan bayi sudah harus kembali seperti saat lahir.
Kehilangan berat badan antara 7 dan 12 persen dari berat
badan lahir mengindikasikan bahwa bayi tidak mendapat
cukup susu. Bila susutnya berat badan di atas 12 persen, maka
bayi harus dirujuk ke dokter.
b. Kebutuhan Istirahat
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur,
bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam
sehari. Pada umumnya bayi terbangun malam hari sampai usia 3
bulan. Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan
bertambahnya usia bayi. Pola tidur bayi masih belum teratur karena
jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan-lahan kan bergeser
sehingga lebih banyak waktu tidur dimalam hari dibandingkan
dengan siang hari.
29

c. Menjaga Kebersihan Kulit


Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur.
Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
Memandikan bayi baru lahir merupakan tantangan tersendiri bagi ibu
baru. Lap wajah, terutama area mata dan sekujur tubuh dengan
lembut. Keringkan bayi dengan cara membungkusnya dengan
handuk kering. Bersihkan tali pusat dengan menggunakan kain kasa
seteril untuk menghindarkannya dari infeksi. Jika tali pusat bayi
sudah puput, bersihkan liang pusat dengan cotton bud yang telah
diberi minyak telon atau minyak kayu putih. Usapkan minyak telon
atau minyak kayu putih didada dan perut bayi sambil dipijat lembut.
Kulit bayi baru lahir terlihat sangat kering karena dalam transisi dari
linggkungan rahim kelinggkungan berudara. Oleh karena itu gunakan
baby oil untuk melembabkan lengan dan kaki bayi. Pakaikan baju
ukuran bayi baru lahir yang berbahan katun agar mudah menyerap
keringat.
d. Menjaga Keamanan Bayi
Jangan sekali-kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu.
Hindari pemberian apapun kemulut bayi baru lahir selain ASI,
karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat
buatan ditempat tidur bayi.
e. Mendeteksi Tanda-Tanda Bahaya Pada
Bayi Tanda-tanda bahaya pada bayi,
diantaranya:
1) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit
2) Kehangatan (terlalu panas >38ºc atau terlalu dingin <36ºc)
3) Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat,
dan memar
4) Pemberian makan, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah
5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk
30

6) Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, hijau tua, ada lendir
atau darah pada tinja
7) Aktivitas menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah
tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, tidak
bisa tenang, menangis terus menerus.
f. Imunisasi
Imunisasi merupakan cara atau transfer antibody secara
pasif.Imunisasi berfungsi untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak bayi terpajan
pada antigen yang serupa tidak terjadi sakit.
Tujuan imunisasi adalah mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi).
g. Jadwal Imunisasi
1) 0-7 hari : HB0
2) 1 Bulan : BCG, Polio 1
3) 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2
4) 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3
5) 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV
6) 9 Bulan : Campak
7) 18 Bulan : DPT-HB-Hib
8) 24 Bulan : Campak
h. Jenis vaksin
1) Hepatitis mencegah penularan penyakit hepatitis B dan kerusakan
hati
2) BCG mencegah penularan penyakit (Tuberkolusis) yang berat
3) POLIO, IPV mencegah penularan penyakit Polio yang dapat
menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai dan atau lengan.
4) DPT HB HIB mencegah penularan penyakit difteri yang
menyebabkan penyumbatan jalan nafas, batuk rejan (batuk 100
31

hari), tetanus, hepatitis B yang menyebabkan kerusakan hati,


infeksi HIB menyebabkan meningitis (radang selaputotak)
5) Campak mencegah penularan penyakit campak yang dapat
mengakibatkan komplikasi radang paru, radang otak dan kebutaan
10. Masalah Pada Bayi Baru Lahir
a. Asfiksia
Merupakan keadaan gagal napas secara spontan dan teratur yang dialami
bayi segera setelah lahir sehingga bayi tidak mendapatkan oksigen.
b. Ikterus
Keadaan dimana bayi mengalami hiperbilirubin yang mennyerupai penyakit
hati.
c. Berat Badan Bayi Lahir Rendah
Keadaan bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500gr.
d. Pemberian makanan, hisapan lemah, mengantuk dan muntah
e. Tali pusat memerah, bengkak, keluar cairan/nanah, bau busuk dan berdarah.
f. Infeksi di tandai dengan : suhu tinggi, merah, bengkak( nanah, bau busuk,
pernapasan sulit)
g. Tinja/kemih dalam waktu 24 jam, tinja lembek dan sering, hijau tua, ada
lendir darah pada tinja
h. Menggigil, kejang halus, lemas dan mengantuk.
32

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


PADA BAYI NY. Y
DI UPTD PUSKESMAS AINIBA

No Register/Rekam Medik : 04043020


Tanggal Pengkajian : 11 November
2023 Jam : 16.15 WITA
Tempat Pengkajian : UPTD Puskesmas Ainiba Nama
Mahasiswa : Kristina Luruk Bria
NIM 161231052

A. Data Subyektif
A. Identitas
1. Identitas Pasien
a. Nama orang tua : Ny. Y
b. Umur : 0 hari
c. Tanggal Lahir : 11 November 2023, jam 15.15wita
d. Jenis Kelamin : Perempuan
2. Identitas Penanggung jawab
a. Nama ayah : Tn.S / Ny.Y
b. Umur Ayah : 34 thn/ 29 thn
c. Agama : Katholik
d. Suku/Bangsa : Bunak/ Indonesia
e. Pendidikan : SD/SD
f. Pekerjaan : Ojek / IRT
g. Alamat : Haliren/ Haliren
h. Alasan Datang / Kunjungan : -
33

i. Riwayat Kesehatan
3. Riwayat kesehatan maternal
a. Penyakit jantung : tidak ada
b. Diabetes Melitus : tidak ada
c. Penyakit ginjal : tidak ada
d. Penyakit Hati : tidak ada
e. Hipertensi : tidak ada
f. Penyakit Kelamin : tidak ada
g. RH : tidak ada
h. Riwayat Abortus : tidak ada
4. Riwayat kesehatan prenatal
a. Hari pertama Haid terakhir : 18 Februari 2023
b. Ante Natal care :Periksa secara teratur
c. Imunisasi TT : Lengkap
d. BB ibu : 50 kg
e. Keluhan TM.III : Tidak ada
f. Perdarahan : Tidak ada
g. Pre eklampsi : tidak ada
h. Gestasional diabetes : tidak ada
i. Kelainan ketuban : tidak ada
j. Infeksi : tidak ada

5. Riwayat Kesehatan intranatal


a. Tanggal lahir : 11 -11 - 2023
b. Tempat : Puskesmas
c. Penolong : Bidan
d. Jenis persalinan : Normal
e. Lama persalinan : 4 jam
f. Ketuban pecah : 13.30 wita
g. Penyulit : Tidak ada
h. Penggunaan obat selama persalinan: Oxitosin
34

6. Riwayat Post Natal


a. Usaha napas : bayi bernapas tanpa bantuan
b. Penilaian awal : 1 menit pertama
c. APGAR score : 8-9-10
No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit
1 Denyut jantung 2 2 2
2 Usaha nafas 2 2 2
3 Tonus otot 2 2 2
4 Reflek 1 2 2
5 Warna kulit 1 1 2
Total 8 9 10

d. Kebutuhan resusitasi : tidak di lakukan


e. Trauma lahir : tidak ada
I. Objektif
a. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran :composmentis
3. Tanda-tanda vital : Suhu 36,70C, pernapasan 44x/mnt
Nadi.140x/mnt
4. Antropometri :
a. Berat Badan : 2970 gram
b. Panjang Badan : 48 cm
c. Lingkar Kepala : 34 cm
d. Lingkar Dada : 33 cm
b. Pemeriksaan fisik atau status pasien
1. Kepala :
a. Ubun-ubun : Ubun-ubun kecil teraba cekung,
ubun-ubun besar teraba datar
b. Sutura, molase : Normal, tidak ada molase
c. Caput sucedaneum atau cephal hematom: tidak ada caput
35

2. Muka : Bulat
3. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda,
sclera putih, tidak ada kelainan
4. Hidung : Bersih, tidak ada kelainan
5. Telinga : Simetris, tidak ada serumen,
tidak ada kelainan
6. Mulut : Simetris, normal
a. Bibir/palatum : Normal, tidak ada kelainan
b. Pemeriksaan bibir sumbing : Tidak ada kelainan
7. Leher : Kelenjar tiroid tidak membesar
8. Dada :
a. Bentuk : Simetris,normal, tidak ada kelainan
b. Putting susu : Menonjol, dan kecoklatan
c. Bunyi nafas : Teratur, normal
d. Bunyi jantung : Teratur, normal
9. Bahu, lengan dan tangan : Normal
10. Abdomen : Normal
a. Bentuk : normal
b. Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis:tidak ada penonjolan
c. Perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah tali pusat: tidak ada
d. Benjolan : tidak ada
11. Genetalia/alat kelamin : Vagina berlubang, labia
mayora Menutupi labia minora
12. Ekstramitas atas : Tangan kanan dan kiri simetris,
13. Tonus otot aktif, jumlah jari tangan kanan dan kiri lengkap
14. Ekstramitas bawah : Kaki kiri dan kanan simetris, tonus otot aktif,
jari kaki kiri dan kanan lengkap
15. Punggung / spina bifida : tidak ada benjolan
16. Kulit
a. Verniks : ada menipis
b. Warna : kemerahan
36

c. Pembengkakan: tidak ada pembengkan


d. Tanda-tanda lahir: tidak ada
17. Refleks fisiologis :
a. Refleks moro : Bayi merespon tiba-tiba/kaget bila
mendengar suara di dekatnya
b. Reflek rooting : Bayi akan mengikuti jari yang
akan diletakkan didekat mulutnya
c. Reflek sucking : Bayi secara otomatis mengisap
Barang yang di tempatkan di mulutnya
d. Reflek grasping : Bayi otomatis menggenggam barang yang di
letakan ditelapak tangannya
e. Reflek tonic nek : Bayi akan menoleh /menggerakan
Kepalanya ketika mendengar suara
18. Pemeriksaan penunjang
a. Darah (HB, golda, dll): tidak dilakukan
b. R/O foto Dll : tidak di lakukan

II. III. Analisa


Diagnosa: Bayi Baru Lahir Normal Pada By. Ny.Y. umur 0 hari

III. IV. Planning/perencanaan/pelaksanaan


Tanggal : 11 November 2023
Jam : 16 . 15 wita
1. Memberitahukan kepada ibunya bahwa bayinya dalam keadaan Sehat dan
normal. Evauasi: ibu dan keluarga mengatakan merasa senang mendengar
Hasil pemeriksaan bayinya
2. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara mengganti
pakaian yang basah dengan pakaian yang bersih dan kering, membedong bayi
dengan selimut dan memakaikan topi
Evaluasi: Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat telah
dilaksanakan dan telah dikonselingkan kepada ibu dan keluarga.
37

3. Memberikan injeksi vitamin K 1 0,5 mg di paha bagian


kiri Evaluasi: Pemberian vitamin K1 telah diaksanakan.
4. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi dengan cara menjaga agar tetap
kering. Apabila tali pusat kotor cucilah dengan menggunakan air bersih dan
sabun kemudian di keringkan.
Evaluasi: Perawatan tali pusat telah dilaksanakan dan telah di konselingkan
kepada ibu dan keluarga.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang adekuat pada bayi dengan
pemberian Asi Eksklusif secara teratur setiap 2 jam sekali atau on demand (
sesuai kebutuhan bayi minimal 8 kali sehari)
Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan Bidan dan akan melakukannya
sesuai dengan hal-hal yang telah dianjurkan.
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir: cara mengisap
lemah, bayi kuning, muntah terus menerus, perut kembung, suasah bernapas.
Bila ditemukan tanda bahaya tersebut segera di bawa ke fasilitas kesehatan
terdekat.
Evaluasi: ibu mengerti dengan penjelasan Bidan dan akan melakukannya sesuai
dengan hal-hal yang sudah dianjurkan.
7. Memberitahukan pada ibu untuk membawa bayinya ke Posyandu atau
Puskesmas untuk mendapat imunisasi dasar lengkap.
Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan Bidan dan akan melaksanakan sesuai
dengan hal-hal yang sudah dianjurkan.
Catatan Perkembangan
Tanggal : 11 November 2023
Jam : 17.15 wita
Tempat : Ruang nifas
A. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayi sudah menyusu kuat sebanyak 2x lama 10-15
menit. Sudah BAB 1x pada 2 jam pertama dan sudah diberikan salf mata
dan vitamin K1, bayi belum mendapatkan imunisasi HB0.
38

B. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,70C
Nadi : 146 x/menit
Pernapasan : 48 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Mata : tidak ada tanda infeksi
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, pernapasan
teratur.
Abdomen : tidak ada benjolan, tidak ada perdarahan tali
pusat
C. Analisa
Diagnosa: Bayi Baru Lahir Normal Pada By.Ny.Y umur 0 hari
D. Planning/Perenanaan/Pelaksanaan
1. Menyampaikan kepada keluarga tujuan diberikan vaksin HB0, untuk
mencegah pnyakit Hepatitis B.
Evaluasi: ibu mengerti dan menijinkannya
2. Menyiapkan vaksin, mengecek kadarluasa
3. Menyuntikan Vaksin HB 0 dengan dosis 0,5 ml pada paha kanan sebelah
luar atas secara IM pada pukul 17.30 WITA
4. Memberitahu ibu jadwal imunisasi yang ke 2 saat usia 1 bulan untuk
imunisasi BCG, Polio 1
5. Mengingatkan ibu jika ada tanda-tanda bahaya pada bayinya seperti:
Demam, kejang,tidak mau menyusu, bayi merintih kulit dan badan bayi
kuning, dan mata bernanah segera membawa bayinya kefasilitas
kesehatan terdekat.
Evaluasi: ibu mengerti dan akan melakukan hal-hal yang sudah
diingatkan.
6. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
39

7. Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melaksanakan hal-hal yang telah


diingatkan.
8. Mengingatkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya 2 jam
sekali, jika bayinya tidur dibangunkan untuk disusui. Ibu mengerti dan
akan menerapkannya.
9. Memotivasi ibu untuk memberikan Asi saja kepada bayinya sampai usia
6 bulan. Ibu mengerti dan akan menerapkannya.
Catatan Perkembangan
Tanggal : 12 November 2023
Jam : 08.15 WITA
Tempat : ruang nifas
E. Data Subyektif
Bayi dan ibu berada dalam satu ruangan sejak setelah bayi lahir, bayi sudah
menyusu 11x, sudah BAK 5x dan BAB 3x, bayi sudah tidur dan
dibangunkan 2 jam sekali untuk di susui.
F. Data obyektif
Keadaan Umum : Baik
Tonus Otot : Aktif
Berat Badan : 2970 gram
Tali Pusat : Sudah layu
Warna kulit : Kemerahan
Menyusu : 11-12x/hari
BAK : 6x/hari
BAB : 3x/hari
Konsistensi : Lebih padat hijau coklat

G. Analisa
Diagnosa: Bayi Baru Lahir Normal Pada Bayi Ny.Y umur 1 hari
40

H. Planning/Perencanaan/pelaksanaan
1. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI saja hingga usia bayi 6 bulan
(ASI Ekslusif). Ibu mengerti dan akan menerapkannya.
2. Mengingatkan ibu untuk menjemurkan bayinya di pagi hari selama 10-15
menit. Ibu mengerti dan bersedia untuk menerapkannya.
3. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya dengan
memakaikan topi bayi dan tidak menempatkan di ruangan yang dingin.
Ibu mengerti
4. Memberikan konseling kepada ibu tentang Laktasi. Ibu mengerti
5. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir
seperti : Kejang, Demam, Tidak mau menyusu, Bayi merintih, Mata
bernanah, Kulit dan mata pada bayi kuning untuk segera datang. Ibu
mengerti
6. Menjadwalkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal 18 November 2023
di puskesmas / bidan terdekat. Ibu mengerti.
41

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam BAB ini penulis akan membahas kesesuaian dan kesenjangan yang
ditemukan antara teori dan praktek dilapangan, serta kendala-kendala yang terjadi
dilapangan selama melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi
Ny. Y umur 0 hari di UPTD Puskesmas Ainiba
A. Data Subjektif.
Dari hasil data subjektif Ny. Y usia 29 tahun GIII PI1A0, HPHT 18
Februari 2023, TP 25 November 2023, Usia Kehamilan 38 minggu, ini
merupakan anak ketiga, belum pernah keguguran. Ibu melahirkan normal pada
hari Sabtu, 11 November 2023 pukul 15.15 WITA. Ibu dan keluaga tidak
memiliki riwayat penyakit menurun, menahun maupun menular seperti jantung,
hipertensi, asma, malaria, DM, ginjal hepatitis. Ibu tinggal di perkampungan yang
bersih dan nyaman. Sumber air yang digunakan sehari-hari dari sumur.Ibu
mempunyai fasilitas pembuangan sampah. Ibu tidak memiliki hewan peliharaan.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 sampai 42
Minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram. Pengertian dari Aterm adalah
umur kehamilan 37- 42 minggu.
Berdasarkan usia kehamilan Ny.Y saat persalinan yaitu 38 minggu dengan
HPHT 18 Februari 2023 TP 25 November 2023. Maka sesuai dengan teori dimana
usia kehamilan 37- 42 minggu termasuk aterm atau cukup bulan. Dapat di
simpulkan bayi Ny.Y bayi cukup bulan.
Pada pukul 16.15 WITA dilakukan pengkajian pada bayi Ny.Y usia 1 jam.
Dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD) pada bayi selama 60 menit, bayi telah
berhasil menyusu pada menit ke 7 dan bayi sudah dapat menyusu dengan baik.
Memulai menyusu dini akan mengurangi 22% kematian bayi berusia 28
hari ke bawah, meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan
lamanya bayi disusui, merangsang produksi ASI, memperkuat refleks menghisap
bayi refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama
setelah lahir.
42

Berdasarkan uraian teori melakukan inisiasi menyusu bayi pada 1 jam


pertama dan berhasil pada menit ke 7 dan bayi sudah dapat menyusu, hal ini
sesuai dengan teori refleks menghisap bayi paling kuat dalam beberapa jam
pertama setelah lahir.
Bayi Ny.Y usia 0 hari sudah menyusu kuat sebanyak 2x lamanya 10-15
menit. Sudah BAK sebanyak 1x pada 2 jam pertama. Sudah tidur selama kurang
lebih 1 jam dan sudah diberikan salf mata dan vitamin K1.
Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut
saraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon ini
yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin sering bayi menghisap
puting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Pada hari-hari
pertama kelahiran bayi, apabila penghisapan puting susu cukup adekuat maka
akan dihasilkan secara bertahap 10-100ml ASI.
Bayi Ny.Y dapat menyusu kuat sebanyak 2x lamanya 10-15 menit,
berdasarkan uraian teori hal ini sejalan, dimana pada hari-hari pertama kelahiran
bayi telah berhasil menghisap putting susu ibu dengan adekuat maka akan
dihasilkan 10-100ml ASI secara bertahap.
Pada tanggal 12 November 2023 pukul 08.00 WITA, dilakukan
pengkajian bayi usia 1 hari, Ibu mengatakan bayi sudah menyusu sebanyak 11×
lamanya 10-15 menit, sudah BAK 5× berwarna kuning dan BAB 3× berwarna
hijau kecoklatan konsistensi lunak.
Frekuensi BAK untuk bayi baru lahir bertambah 1 kali setiap hari, yaitu
hari pertama 1 kali, hari kedua 2 kali dan seterusnya sampai volume produksi ASI
mulai bertambah terjadi pada 72 - 96 jam pasca kelahiran. Pada hari pertama,
BAB bayi akan berwarna hitam atau hijau gelap dan pekat.hal ini normal karena
bayi sedang mengeluarkan mekonium pertama dan diharapkan keluar dalam 24
jam.
Bayi usia 1 hari sudah BAK sebanyak 5× berwarna kuning dan sudah
BAB sebanyak 3× berwarna hijau kecoklatan dengan konsistensi lunak. Hal ini
sejalan dengan uraian teori Frekuensi BAK untuk bayi baru lahir bertambah 1 kali
setiap hari nya BAB bayi akan berwarna hitam atau hijau gelap dan pekat.
43

Pada tanggal 18 November 2023 pada pukul 09.00 WITA, pada kunjungan
ulang usia bayi 7 hari, Ibu mengatakan bayinya tidur ± 14 jam dalam sehari, tali
pusat sudah puput sejak hari ke 6 setelah lahir yaitu tepat pada tanggal 17
November 2023 tali pusat puput.
Pola tidur normal bayi baru lahir adalah 14-18 jam/hari. Bayi yang usianya
baru mencapai 2 bulan. umumnya membutuhkan tidur 14 sampai 18 jam setiap
hari. Teknik terbuka untuk pengobatan memiliki efektifitas sebesar 60%
sedangkan dengan teknik di tutup efektifitas sebesar 30% untuk lebih cepat
puput.perbedaan ini dimungkinkan karena kondisi yang cenderung lembab.
Bayi Ny.Y tidur ± 14 jam dalam sehari hal ini masih dalam batas normal,
berdasarkan uraian teori tidak terdapat kesenjangan dimana kebutuhan tidur usia
bayi < 2 bulan yaitu 14-18 jam/hari. Tali pusat puput pada hari ke 6 yaitu tanggal
17 November 2023. Ibu menerapkan perawatan tali pusat kering terbuka dan tidak
lembab pada bayinya sehingga memiliki ke efektifitasan yang lebih besar
dibanding perawatan tali pusat dengan teknik ditutup.
B. Data Objektif
Pada tanggal 11 November 2023 berdasarkan penilaian pada awal bayi
baru lahir didapatkan bayi Ny.Y lahir spontan pukul 15.15 WITA dengan keadaan
umum baik, bayi menangis kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan.
Penilaian segera setelah proses persalinan, lakukan penilaian awal pada
bayi baru lahir yang berupa kondisi pernafasan bayi, gerakan aktif bayi, dan
warna kulit bayi. Pada saat lahir, kulit bayi yang baru lahir dapat menunjukkan
berbagai warna, tekstur dan tanda, yang banyak diantaranya akan hilang dengan
sendirinya. Kulit bayi yang sangat halus terlihat merah kehitaman karena tipis,
dan lapisa lemak subkutan belum melapisi kapiler. Kemerahan ini tetap terlihat
pada kulit sekalipun ketika bayi menangis, kulit akan terlihat lebih kemerahan.
Perhatikan warna kulit saat bayi lahir, kulit bayi mungkin tampak berwarna
kemerahan. Namun tangan dan kaki bayi mungkin kebiruan (acrosianosis) karena
aliran darah dan oksigen belum sempurna. Ketika sistem sirkulasi bayi terbuka,
warna kebiruan ini akan hilang.
44

Hal ini sesuai dengan uraian teori dimana pada saat bayi baru lahir
dilakukan penilaian awal yaitu dengan menilai tangisan bayi, pernafasan, gerakan
bayi dan 38 warna kulit pada bayi, berdasarkan hasil yang ditemukan bayi dalam
keadaan baik yaitu keadaan umum baik, bayi menangis kuat, tonus otot aktif, kulit
kemerahan. Pada pukul 16.15 WITA dilakukan pengkajian bayi 1 jam.
Didapatkan tanda - tanda vital dalam keadaan normal, yaitu Nadi : 144x/m,
Pernapasan : 46x/m, S : 36,7˚C dan pada pemeriksaan antropometri di dapatkan
BB 2970 gram, PB 48 cm, Lingkar kepala 34 cm, Lingkar dada 33 cm, Lingkar
perut 33 cm, Nadi 144x/m, Pernapasan 46x/m, Suhu 36,7˚C.
Pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal berkisar 32 - 37
cm, lingkar dada 34 - 36 cm, panjang badan 45 - 53 cm, berat badan bayi 2500 -
4000 gram. Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5 -37,5˚C. Denyut
nadi bayi yang normal berkisar 120 -140 kali permenit. Pernafasannya bervariasi
dari 40 sampai 60 kali permenit. Pada rumus Johnson Tausack menggunakan
suatu metode untuk menaksirkan berat badan janin dengan pengukuran tinggi
fundus uteri (TFU), yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis
sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus, memakai pita
pengukur dalam centimeter dikurangi 11, 12, atau 13 hasilnya dikalikan 155,
didapatkan berat badan bayi dalam gram. Pengurangan 11, 12, atau 13 tergantung
dari posisi kepala bayi. Jika kepala sudah melewati tonjolan tulang
(spinaischiadika) maka dikurangi 12, jika belum melewati tonjolan tulang
(spinaischiadika) dikurangi 11. Rumus Johnson adalah TBJ = (TFU-N) x 155. N =
13 bila kepala belum masuk PAP, 12 bila kepala masih berada di atas spina
ischiadika, 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika.
Berdasarkan uraian teori dimana menggunakan rumus Johnson Tausack
untuk menghitung TBJ = TFU (30cm - 11) x 155. Maka hasil yang didapatkan
yaitu TBJ 2.945 gram. Berat badan lahir pada bayi temukan 2500 gram, hal ini
sejalan dengan teori dimana TBJ yang diperkirakan dengan berat badan lahir tidak
jauh berbeda. Panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, laju jantung, laju nafas
dan suhu yang ditemukan dalam batas baik tidak ditemukan kesenjangan. Dari
hasil pemeriksaan fisik secara sistematis pada kepala bayi Ny.Y ditemukan bentuk
45

proposional, rambut tebal, tidak ada moulage, tidak ada benjolan, cekungan atau
kelainan lainnya.
Pemeriksaan fisik secara sistematis pada bayi baru lahir Kepala teraba
sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang
disebut moulding atau moulase. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang
besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu
kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan
peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat
dehidrasi. Perhatikan adanya kelainan congenital seperti anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya.
Berdasarkan pemeriksaan yang ditemukan pada bayi Ny.Y didapatkan
yaitu kepala bentuk proposional, rambut tebal, tidak ada moulage, tidak ada
benjolan, cekungan atau kelainan lainnya. Hal ini sesuai dengan uraian teori tidak
ditemukan kelainan pada kepala bayi.
Pada pemeriksaan telinga bayi ditemukan hasil yaitu telinga Simetris,
terletak sejajar dengan sudut mata, daun telinga elastis, terdapat lubang telinga,
tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
Pada telinga Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi
cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna
dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun
telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami
sindrom tertentu (Pierre-robin).
Hal ini sesuai dengan teori dimana telinga Simetris, terletak sejajar dengan
sudut mata, daun telinga elastis, terdapat lubang telinga, tidak ada pengeluaran
cairan abnormal, tidak terdapat kelainan pada telinga bayi. Hal ini dapat
disimpulkan tidak ditemukan kelainan pada telinga bayi.
Pada mata ditemukan hasil Simetris, sclera putih, tidak terdapat tanda
infeksi, reflex berkedip dan refleks cahaya positif, tidak ada kelainan. Pada
Hidung 40 terdapat septum ditengah, terdapat dua lubang hidung, bersih, tidak ada
kelainan, tidak ada pernapasan cuping hidung. Bibir tidak ada kelainan, berwarna
46

kemerahan, tidak ada palatoskiziz maupun labioskizis, lidah bersih, mukosa


lembab, gusi kemerahan, refleks mencari positif, refleks menghisap positif, dan
refleks menelan positif.
Pada mata periksa mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian
sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak congenital akan mudah terlihat yaitu
pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Hidung atau mulut Bibir bayi
baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan simetris bibir dipastikan
tidak adanya sumbing dan langit-langit harus tertutup. Refleks hisap bayi harus
bagus, dan berespon terhadap rangsangan. Bayi harus bernafas dengan hidung,
jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi jalan nafas
karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring.
Hal ini sesuai dengan teori dimana pada mata ditemukan mata Simetris,
sclera putih, tidak terdapat tanda infeksi, refleks berkedip dan refleks cahaya
positif, tidak ada kelainan pada mata bayi. Tidak terdapat kelainan pada hidung,
hidung terdapat septum ditengah, terdapat dua lubang hidung, bersih, tidak ada
kelainan, tidak ada pernapasan cuping hidung dan pada mulut bayi, refleks
mencari, menghisap dan menelan pun baik.
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi dengan hasil yaitu tidak
teraba benjolan, tidak bengkak pada leher bayi, pergerakan baik, dan tidak ada
pembesaran pada kelenjar tiroid dan vena jugularis. Pada pemeriksaan dada
ditemukan yaitu bentuk dada normal dan simetris, putting susu kecoklatan dan
menonjol, bunyi nafas dan jantung teratur, tidak ada retraksi dada.
Pada leher pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma leher
yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis lakukan perabaan
untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan. Periksa adanya pembesaran
kelenjar tiroid dan vena jugularis. Pada dada Kontur dan simetrisitas dada
normalnya 41 adalah bulat dan simetris. Payudara baik pada laki-laki maupun
perempuan terlihat membesar.karena pengaruh hormone wanita dari darah ibu.
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak simetris
47

kemungkinan bayi mengalami pneumotorik, paresis diafragma atau hernia


diafragmatika. pernafasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak
secara bersamaan.
Tidak ada kesenjangan antara teori dengan pemeriksaan leher bayi di
dapatkan dengan hasil yaitu tidak teraba benjolan dan tidak bengkak pada leher
bayi hal ini sesuai dengan teori. Dari pemeriksaan dada yang di dapatkan tidak
terdapat kelainan pada dada bayi ditemukan dengan hasil simetris, putting susu
menonjol hal ini sesuai dengan teori karena penonjolan putting susu pengaruh dari
hormone ibu.
Pada pemeriksaan abdomen bayi ditemukan tidak teraba benjolan, tidak
ada penonjolan umbicalis, tidak ada perdarahan maupun tanda-tanda infeksi pada
tali pusat. Didapatkan hasil pemeriksaan pada genetalia bayi Ny.Y yaitu Labia
mayora menutupi labia minora dan terdapat lubang uretra.
Perut Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menagis, perdarahan
tali pusat. Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat beernafas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit kemungkinan
karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut kembung kemungkinan
adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus omfaloentriskus persisten.
Labia mayora normalnya menutupi labia minora dan klitoris. Klitoris normalnya
menonjol. Menstruasi palsu kadang ditemukan, diduga pengaruh hormon ibu
disebut juga psedomenstruasi, normalnya terdapat umbai hymen. Dari hasil
pemeriksaan bayi tidak ditemukan kelainan maupun masalah pada abdomen hal
ini sejalan dengan uraian teori seperti tidak adanya pembengkakan maupun tidak
ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat bayi. Pada pemeriksaan 42 genetalia bayi
berjenis kelamin perempuan yaitu labia mayora yang sudah menutupi labia
minora, dan tidak terdapat kelainan.
Pada pemeriksaan punggung bayi Ny.Y tidak ditemukan adanya benjolan
atau cekungan dan tidak terdapat bercak mongol, pada anus terdapat lubang anus
ditandai dengan bayi sudah dapat BAB. Pada pemeriksaan ekstremitas tangan
kanan dan kiri simetris, tonus otot aktif, jumlah jari tangan kanan dan kiri
48

lengkap. Kaki kanan dan kiri simteris, tonus otot aktif, jumlah jari kaki kanan dan
kiri lengkap.
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti pembengkakan atau cekungan, lesung atau bercak kecil
berambut yang dapat menunjukan adanya abnormalitas medulla spinalis atau
kolumna vertebrata. Bahu, lengan dan tangan Gerakan normal, kedua lengan harus
bebas gerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau
fraktur. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya plidaktili atau sidaktili. Telapak
tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21. Periksa adanya paronisia pada kuku
yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.
Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukannya kelainan pada punggung
maupun anus bayi hal ini sejalan dengan teori tidak ada tanda-tanda abnormalis
seperti pembengkakan atau cekungan pada punggung bayi. Pada bahu tidak
terdapat kelainan jumlah jari lengkap, pergerakan aktif hal ini sejalan dengan
uraian teori tidak adanya kerusakan neurogalis atau fraktur pada bahu bayi dan
julah jari tangan dan kaki lengkap.
Pada tanggal 11 November 2023 berdasarkan pemeriksaan fisik usia bayi
1 hari, yaitu ditemukan berat badan bayi 2970 gram ini menunjukan adanya
penurunan berat badan pada bayi, berat badan bayi pada saat lahir yaitu 2970
gram.
Selama 24-48 jam pertama setelah kelahiran, berat badan bayi mengalami
penurunan sekitar 5 sampai 7%. Berat badan sebaiknya tiap hari dipantau
penurunan berat badan lebih dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan
kekurangan cairan.
Hal ini sejalan dengan uraian teori dimana berat badan bayi usia 1 hari
mengalami penurunan. Dengan rentan penurunan sekitar 5 sampai 7%,. Pada bayi
Ny.Y terjadi penurunan berat badan yaitu mencapai 4, 65% hal ini masih dalam
batas normal.
49

Pada pukul 17.30 WITA bayi Ny.Y usia 3 jam dilakukan pemeriksaan
tanda - tanda vital pada bayi. Didapatkan hasil yaitu pada N : 146x/m, pernapasan
: 45x/m dan Suhu : 36,8˚C.
Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5˚- 37,5˚C. Denyut
nadi bayi yang normal berkisar 120 - 140 kali permenit. Pernafasannya bervariasi
dari 40 sampai 60 kali permenit. Jika dilihat dari teori hal ini sejalan karena hasil
Nadi pada bayi 146x/m dengan normal berkisar 120-140x/menit, pernafasan bayi
45x/m dengan rentan normal berkisar 40-60x/menit, dan suhu bayi 36,8˚C dengan
batasan normal berkisar 36,5-37,5˚C.
Pada Kunjungan ulang tanggal 20 November 2023 bayi Ny.Y usia 9 hari
yaitu terjadi kenaikan berat badan bayi menjadi 3000 gram. Sedangkan berat
badan saat lahir yaitu 2970 gram.
Kenaikan berat badan 2 - 4 minggu setidak - tidaknya 160 gram per
minggu (setidak -tidaknya 15 gram/hari). (9) Bayi cukup ASI yaitu terjadi
peningkatan berat badan yang cukup sebesar ≥115 - 200 gram per minggu setelah
usia 4 hari.
Berdasarkan berat badan bayi Ny.Y pada saat usia 9 hari menunjukan
mengalami adanya kenaikan dari berat badan saat lahir yaitu 2970 gram menjadi
3000 gram. Hal ini menunjukan kenaikan berat badan sekitar 420 gram atau
16,2% menandakan dimana bayi cukup ASI.
C. Analisa
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif dapat ditegakkan
analisa yaitu Bayi Ny. Y Neonatus Cukup Bulan. Kemudian berdasarkan data
perkembangan didapatkan laju Jantung : 144x/m, laju nafas : 46x/m, s : 36,7˚C,
berat badan 2790 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala : 33 cm, lingkar
dada : 33 cm, lingkar perut : 30 cm, maka Bayi Ny.E Neonatus Cukup Bulan
Sesuai Masa Kehamilan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 sampai 42
Minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram. Tanda-tanda bayi baru lahir
normal Lahir aterm antara 37- 42 minggu, Berat badan 2500 - 4000 gram, Panjang
badan 48 - 52 cm, Lingkar dada 30 - 38 cm, Lingkar kepala 33 - 35 cm, Frekuensi
50

jantung 120-160×/menit, Pernapasan ± 40 - 60×/menit, Kulit kemerahmerahan


dan licin karena jaringan subkutan cukup, Nilai APGAR > 7, Gerakan aktif, Bayi
lahir langsung menangis kuat.
Analisa ditegakan berdasarkan data objektif dan subjektif bahwa bayi
neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan yang di perkuat dengan usia
kehamilan ibu saat persalinan yaitu 38 minggu dan berat badan bayi saat lahir
yaitu 2970 gram, gerakan aktif, menangis kuat, warna kulit kemerahan.
D. Penatalaksanaan
Telah dilakukan upaya menjaga kehangatan pada bayi baru lahir dengan
mengeringkan tubuh bayi kecuali kedua telapak tangan. Menggunakan kain bersih
dan kering, serta memakaikan topi pada kepala bayi. Dilakukan upaya dalam
membebaskan jalan nafas dengan usaha isap lendir menggunakan alat penghisap
lendir yaitu suction dilakukan pada mulut bayi.
Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada bayi baru lahir belum
berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya
pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia.
Membebaskan Jalan Nafas dengan cara sebagai berikut yaitu, penolong segera 46
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai Alat penghisap lendir mulut (De
Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril. Bila cairan amnion yang
mengandung meconium terintalasi oleh bayi. Mekonium membantu pertumbuhan
pathogen yang mematikan dalam jalan respirasi, karena meconium merupakan
medium yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Bila segera tidak bersihkan / dihisap
dengan baik, maka saat bayi aktif bernafas setelah lahir, meconium akan tersedot
masuk ke jaringan paru, dan bayipun mengalami sesak nafas.
Maka dapat di simpulkan upaya dalam pencegahan kehilangan panas pada
bayi baru lahir sudah dilakukan sesuai dengan teori. Hal ini dilakukan untuk
mencegah bayi mengalami hipotermia dimana mekanisme pengaturan suhu tubuh
bayi belum berfungsi sempurna. Dilakukannya isap lendir pada bayi hal ini pun
sejalan dengan uraian teori untuk mencegah cairan ketuban yang bercampur
meconium masuk ke dalam paru dan mencegah bayi mengalami sesak nafas.
51

Pada pukul 15,15 WITA memotong tali pusat dengan menggunakan klem
tali pusat, menjepit tali pusat sekitar 1-2 cm dari umbilikas bayi. Dari sisi luar
klem penjepit, mendorong isi talipusat kearah ibu dan melakukan penjepitan
kedua 2 cm dari klem pertama, dan dilakukan pemotongan diantara kedua klem.
Memotong dan mengikat tali pusat klem dan potong tali pusat setelah 2
menit setelah bayi lahir, tali pusat dijepit dengan klem dtt pada sekitar 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan,tekan tali pusat dengan dua
jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada
saat dilakukan pemotongan tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem kedua) tali
pusat pada bagian yang isinya sudah dikosongkan, berjarak 2 cm dari tempat
jepitan pertama.
Pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir sudah dilakukan sesuai dengan
teori. Dimana pemotongan tali pusat dilakukan 2 menit setelah bayi lahir dengan
menggunakan klem dan menjepit tali pusat dengan klem sekitar 1-2 cm dari
umbilikas bayi.
Pada pukul 15.25 WITA telah melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dimana bayi diletakkan pada dada ibu kulit bersentuhan dengan kulit dan inisiasi
47 menyusu dini telah berhasil pada menit ke 7. Dilakukan inisiai menyusi dini
selama 60 menit.
Prinsip menyusu / pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan
secara ekslusif. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat letakkan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu.
Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan
sampai bayi dapat menyusu sendiri
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sudah dilakukan sesuai dengan uraian teori
dimana telah dilakukan segera setelah bayi lahir. Dilakukan selama 60 menit bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu dan
bayi telah berhasil menyusu sendiri.
Pada pukul 16.15 WITA telah dilakukan pemberikan salf mata
oxytetracycline 1% diberikan pada kedua mata bayi upaya untuk pencegahan
52

infeksi pada mata bayi. Dilakukan pemberian vit K 1mg pada ⅓ paha kiri bayi
secara IM dilakukan untuk mencegah perdarahan pada otak bayi.
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak
kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi tersebut
menggunakan antibiotika tetrasiklin 1%. salep antibiotika harus tepat diberikan
pada waktu 1 jam setelah kelahiran.Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif
jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran. Vitamin K1 injeksi 1mg
intramuscular setelah 1 jam kontak kulit ke kulit untuk mencegah perdarahan bayi
baru lahir akibat defisiensi vitamin k yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru
lahir.
Pemberian salep mata sudah dilakukan sesuai dengan teori dilakukan
setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu, diberikan pada
kedua mata bayi salf mata oxytetracycline 1%. Pemberian vitamin K 1mg pada ⅓
paha kiri secara IM telah dilakukan sesuai dengan teori diberikan setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu dilakukan pada ⅓ paha kiri bayi
secara IM. Pukul 16.15 WITA setelah pemberian vit K pada paha bayi,
selanjutnya melakukan pemasangan gelang (tanda pengenal) pada tangan dan kaki
bayi. 48 Sesuai dengan nama ibu nya, dipasang hingga bayi akan pulang
dilakukan untuk identifikasi bayi.
Pemberian identitas Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi
perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus
diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai
waktu bayi dipulangkan.
Hal ini sesuai dengan uraian teori telah dilakukan pemberian gelang (tanda
pengenal) pada tangan dan kaki bayi harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan, hal ini perlu dilakukan karena untuk memudahkan dalam identifikasi
bayi.
Pada pukul 17.15 WITA bayi Ny.Y usia 2 jam. Telah dilakukan pemberian
suntik vaksin HB0, dengan dosis 0,5 ml dilakukan di paha luar atas sebelah kanan
bayi secara IM, menjelaskan kepada ibunya hal ini upaya untuk pencegahan
penyakit hepatitis B.
53

Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B


terhadap bayi, terutama jalur penularan Ibu bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama
diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2
jam.
Pemberian Imunisasi Hepatitis B sudah dilakukan sesuai dengan uraian
teori dilakukan dengan jarak 1 jam setelah pemberian vitamin K1. Pada paha luar
atas sebelah kanan bayi diberikan dengan dosis 0,5 ml disuntikan secara IM. Hal
ini bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi. Memberikan
motivasi kepada ibu bahwa untuk cukup hanya memberikan ASI saja hingga usia
bayi 6 bulan (ASI Ekslusif). Tanpa memberikan makanan serta minuman apapun
madu dan lain-lainnya.
ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman lain.
ASI eksklusif dianjurkan sampai enam bulan pertama kehidupan bayi.
Berdasarkan yang telah dilakukan hal ini sejalan dengan uraian teori.
Telah dilakukan upaya menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa 49
memberikan makanan maupun minuman yang lainnya hingga usia bayi 6 bulan
(ASI Ekslusif). Men Mengingatkan kepada ibu untuk menjemurkan bayinya di
pagi hari. Sebaiknya menjemur bayi dilakukan dibawah jam 10 pagi. Dilakukan
selama 10 hingga 15 menit. Menejemur bayi dilakukan hanya jika cuaca
mendukung.
Bayi yang baru lahir masih memiliki berbagai keterbatasan karena
organorgan tubuhnya yang belum berfungsi dengan sempurna, termasuk organ
hati. Hal ini menyebabkan bilirubin tidak dapat diolah dengan semestinya
sehingga kadar bilirubin dalam darah bayi meningkat, yang akan membuat kulit
bayi menguning. Untuk mengatasi hal ini untuk rutin menjemur bayi di bawah
terik matahari pagi. Ada berbagai manfaat yang bisa dirasakan, seperti :
Mencegah Bayi Kuning, manfaat menjemur bayi di pagi hari yang perlu diketahui
kasus bayi kuning terjadi ketika kandungan bilirubin pada bayi yang baru lahir
meningkat yang ditandai dengan rona kuning pada kulit bayi. Peningkatan kadar
bilirubin tersebut biasanya terjadi pada hari ke 3 hingga 5, dan akan turun di hari
ke 7 hingga 10. Dengan menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, bilirubin
54

dalam darah bayi dapat dipecah sehingga kadarnya dapat diturunkan hingga
normal. Manfaat menjemur bayi di pagi hari sinar matahari pagi juga sangat
berguna untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga lendir yang ada di dalam
saluran pernafasan dapat keluar. Hal ini terutama sangat membantu bagi bayi yang
rentan mengalami alergi. Bayi sebaiknya dijemur di bawah sinar matahari pagi
sebelum jam 10.00. Agar tidak terlalu panas, Anda bisa menjemurnya sebelum
pukul 08.00 selama 15 menit saja. Karena kulit bayi masih sangat sensitif,
pehatikan juga durasi penjemurannya agar tidak terlalu lama. Tidak harus berada
di luar ruangan, Tetap bisa menjemur bayi di dalam ruangan yang terpapar sinar
matahari pagi jika tidak memungkinkan untuk keluar rumah.
Sesuai dengan uraian teori dimana manfaat dari menjemur bayi di pagi
hari untuk mencegah bayi kuning. Dengan menjemur bayi di bawah sinar
matahari pagi, bilirubin dalam darah bayi dapat dipecah sehingga kadarnya dapat
diturunkan hingga normal.
Memberitahu kepada ibu jika ada tanda - tanda bahaya pada bayinya
seperti : kejang, demam, tidak mau menyusu, bayi merintih, mata bernanah, kulit
dan mata pada bayi kuning untuk segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat
tanpa menunggu jadwal kunjungan ulang.
Tanda-tanda bahaya pada bayi pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau
hisapan lemah, Kesulitan bernapas, yaitu pernapasan cepat >60/menit atau
menggunakan otot napas tambahan, letargi bayi terus-menerus tidur tanpa bangun
untuk makan, Warna abnormal kulit atau bibir biru (sianosis) atau bayi sangat
kuning, Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingiin (hipotermia), Tanda atau
perilaku abnormal atau tidak biasa, tidak bertinja selama 3 hari pertama setelah
lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkak, tinja hijau tua atau
berdarah atau lender, Mata bengkak atau mengeluarkan cairan.
Hal ini sejalan dengan uraian teori yang menjelaskan bahwa bayi baru
lahir perlu pengawasan. Maka dari itu perlu di ketahui tanda - tanda bahaya pada
bayi baru lahir seperti kejang, demam, tidak mau menyusu, bayi merintih, mata
bernanah, kulit dan mata pada bayi kuning. Agar segera cepat di ketahui dan di
tangani.
55

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada bab ini penyusun mengambil suatu kesimpulan dari laporan kasus
yang berjudul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi Ny. Y
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan di UPTD Puskesmas Ainiba
1. Data Subjektif pada Ny. Y usia 29 tahun GIII P1IA0, HPHT 18 Februari 2023,
TP 25 November 2023, Usia Kehamilan 38 minggu, ini merupakan anak
ketiga, belum pernah keguguran, TFU.30 cm. Ibu melahirkan normal pada hari
Sabtu, 11 November 2023 pukul 15.15 WITA dengan ketuban pecah 2 jam
yang lalu pukul 13.30 WITA, ketuban warna putih jernih tidak berbau. Ibu dan
keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menahun maupun menular
seperti jantung, hipertensi, asma, malaria, DM, ginjal, hepatitis. Bayi
diletakkan di dada ibu untuk dilakukan IMD, pergerakan aktif. Ibu tinggal di
perkampungan yang bersih dan nyaman. Sumber air yang digunakan sehari-
hari dari sumur/tangki. Ibu mempunyai fasilitas pembuangan sampah. Ibu
tidak memiliki hewan peliharaan.
2. Data Objektif didapatkan Keadaan umum baik, bayi menangis kuat, tonus otot
aktif, kulit kemerahan.
3. Analisa yang dapat ditegakkan adalah Bayi Ny.Y Neonatus Cukup Bulan
dengan keadaan baik.
4. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu dengan menjaga kehangatan bayi,
membersihkan jalan napas dengan menghisap lendir, memotong tali pusat
dengan menggunakan klem tali pusat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini,
memberikan salf mata oxytetracycline 1%, memberikan vit K 1 mg,
memberikan vaksin HB0, memandikan bayi. Pada kunjungan 7 hari tali pusat
sudah puput, keadaan umum baik, tonus otot aktif, berat badan 2970 gram,
warna kulit kemerahan, menyusu 11-12x/hari. Memberikan motivasi agar
memberikan ASI secara Ekslusif, tetap menjaga kehangatan bayi,
56

mengingatkan kembali tanda bahaya bayi baru lahir dan menjadwalkan kontrol
ulang pada tanggal 11 Desember 2023 di puskesmas / bidan terdekat.
B. Saran
1. Bagi Institusi Kesehatan
Diharapkan tetap terus mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan
pada asuhan kebidanan secara komprehensif terutama dalam asuhan bayi baru
lahir.
2. Bagi Ibu dan keluarga
Diharapkan ibu memberikan ASI secara eksklusif, segera menghubungi
tenaga kesehatan bila ditemukan tanda bahaya dan melakukan kunjungan
neonatal berikutnya sesuai anjuran.
3. Bagi profesi bidan
Diharapkan bidan tetap menerapkan asuhan kebidanan sesuai standar yang
telah ditetapkan dalam perawatan bayi baru lahir.
57

DAFTAR PUSTAKA

1. Dainty maternity, Arum Dwi Anjani, Nita Evriana bsari. Asuhan kebidanan
neonatus, bayi balita dan anak prasekolah. Yogyakarta 2018.
2. Jamil, siti nurhasiyah, Sukma, Febi Hamidah. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. 2017
3. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku
Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta JNPK-KR, Maternal &Neonatal Care,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016.
4. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 25 tahun 2014. Jakarta 2014
5. Wahyuni ED. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2018
6. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan. 2015
7. Yulizawati, Aldina Ayunda Insani, Lusiana El Sinta B, Feni Andriani. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Penerbit Indomedia Pustaka, Sidoarjo 2019
8. Sulis Diana, M.Kes., Erfiani Mail, M.Kes., dan Zulfa Rufaida, M.Sc. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan, Persalinan, dan Bayi Baru Lahir. 2019
9. Hj. Satriani G., S.St., M.Kes. Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan Dan Menyusui.
2021
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Jakarta
11. Santi Berlinawati. JournalSociolla. Manfaat Menjemur Bayi di Pagi Hari yang
Perlu Diketahui Setiap Ibu Muda. 2018
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kebutuhan Tidur Sesuai Usia. 2018

Anda mungkin juga menyukai